Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lempar Cakram dengan Modifikasi Alat Cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun kabupaten Cirebon Oleh rasima.

(1)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MODIFIKASI ALAT CAKRAM PADA SISWA

KELAS VI SD NEGERI 6 ARJAWINANGUN KECAMATAN ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

RASIMA NIM. 0905380

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM

DENGAN MODIFIKASI ALAT CAKRAM PADA SISWA KELAS VI SD

NEGERI 6 ARJAWINANGUN KECAMATAN ARJAWINANGUN

KABUPATEN CIREBON

Oleh Rasima

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada PGSD Penjaskes

© Rasima 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MODIFIKASI ALAT CAKRAM PADA SISWA

KELAS VI SD NEGERI 6 ARJAWINANGUN KECAMATAN ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VI SDN 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon)

Oleh

R A S I M A 0905380

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si NIP.19590603 198603 1005

Pembimbing II

DINAR DINANGSIT, M.Pd NIP.19820515 201012 2004

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Drs. RESPATY MULYANTO, M. Pd NIP. 19590520 198803 1 002


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pemecahan Masalah ... 6

1. Tahap Persiapan ... 6

2. Tahap Pelaksanaan ... 7

3. Tahap Evaluasi ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 11

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 11

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 11


(5)

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 13

2. Perkembangan Keterampilan Gerak ... 15

a. Pengertian Perkembangan ... 15

b. Teori Perkembangan Gerak Anak Sekkolah Dasar ... 15

3. Hakikat Pembelajaran ... 16

a. Belajar ... 16

4. Efektifitas Belajar ... 18

a. Indikator Efektivitas Belajar ... 19

b. Gambaran Umum Penelitian ... 20

5. Media Belajar ... 21

B. Hakikat Atletik ... 22

C. Tinjauan tentang Lempar Cakram ... 23

1. Teknik Lempar Cakram Gaya Menyamping ... 24

a. Teknik Memegang Cakram ... 24

b. Cara Melakukan Awalan ... 24

c. Ayunan Lengan saat melempar ... 26

d. Gerakan Akhir Setelah Melempar ... 27

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Lempar Cakram ... 27

D. Tinjauan tentang Modifikasi ... 30

E. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ... 32

1. Lokasi penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian ... 35

2. Desain Penelitian ... 36

D. Prosedur Penelitian ... 37


(6)

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 37

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 38

3. Tahap Observasi ... 39

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

1. Format Observasi ... 40

2. Pedoman Wawancara ... 43

3. Catatan Lapangan ... 44

4. Kamera Foto ... 44

5. Tes Hasil Belajar Lempar Cakram ... 45

F. Teknik Pengambilan Data Pengolahan dan Analisis Data ... 45

1. Teknik Pengambilan Data ... 45

2. Teknik Pengolahan Data ... 46

3. Analisis Data ... 47

G. Validasi Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Paparan Data Awal ... 51

a. Deskripsi ... 51

1. Paparan Data Perencanaan ... 52

2. Paparan Data Kinerja Guru ... 53

3. Paparan Data Awal Aktivitas siswa ... 55

4. Paparan Data Awal Hasil Belajar ... 58

b. Analisis Data ... 60

c. Refleksi Data Awal ... 61

2. Paparan Data Tindakan ... 62

a. Siklus 1 ... 62

1. Deskripsi ... 62


(7)

3. Refleksi ... 74

b. Siklus 2 ... 76

1. Deskripsi ... 76

2. Analisis ... 85

3. Refleksi ... 89

c. Siklus 3 ... 90

1. Deskripsi ... 90

2. Analisis ... 100

3. Refleksi ... 103

B. Pembahasan ... 104

1. Perencanaan Pembelajaran ... 104

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 105

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 107

4. Hasil Belajar Lempar Cakram ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 110

1. Perencanaan Pembelajaran ... 110

2. Kinerja Guru ... 110

3. Aktivitas Siswa ... 111

4. Hasil Belajar ... 112

B. Saran ... 113

1. Bagi Siswa ... 113

2. Bagi Guru ... 113

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar ... 113

4. Bagi Lenbaga UPI Kampus Sumedang ... 114

5. Bagi Peneliti Lain ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116

RIWAYAT HIDUP ... 181


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 : Data Awal Tes Lempar Cakram Kelas VI ………... 3-4

2.1 : Periodisasi Perkembangan menurut Aristoteles 15

2.2 : Indikator Hasil Belajar Siswa 19

2.3 : Indikator Keaktifan Siswa 20

2.4 : Indikator Aktivitas Guru 20

2.5 : Indikator Respon Siswa 20

3.1 : Keadaan Guru SDN 6 Arjawinangun 33

3.2 : Daftar Jumlah Siswa SDN 6 Arjawinangun 34

3.3 : Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 34

3.4 : Instrumen Perencanaan Pembelajaran ... 40

3.5 : Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 41

3.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 42

3.7 : Pedoman Wawancara Guru ... 43

3.8 : Pedoman Wawancara Siswa ... 43

3.9 : Catatan Lapangan ... 44

3.10 : Lembar Data Observasi Hasil Belar ... 45

3.11 : Kriteria Nilai dalam setiap aspek yang diamati ... 47

4.1 : Hasil Observasi Perencanaan Data Awal ... 52

4.2 : Hasil Observasi Kinerja Guru pada data awal ... 54

4.3 : Data Awal Aktivitas Siswa ... 56

4.4 : Tes Hasil Belajar Awal Lempar Cakram Kelas VI ... 63

4.5 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus 1 ... 63

4.6 : Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus 1 ... 65

4.7 : Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1... 67


(9)

4.9 : Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran

Data Awal dan Siklus 1 ... 71

4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 ... 72

4.11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 73

4.12 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus 1 ... 73

4.13 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus 2 ... 75

4.14 : Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus 2 ... 80

4.15 : Hasil Observasi Aktivitas Sisswa Siklus 2 ... 82

4.16 : Daftar Observasi Hasil Belajar SiswaSiklus 2 ... 83

4.17 : Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal ,Siklus 1 dan 2 ... 85

4.18 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I dan II ... 86

4.19 : Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, siklus I dan II ... 88

4.20 : Rekapitulasi Hasil Belajar Data Awal, Siklus I dan II ... 89

4.21 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus 3 ... 93

4.22 : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus 3 ... 95

4.23 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 97

4.24 : Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus 3 ... 99

4.25 : Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, II dan III ... 101

4.26 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II dan III ... 101

4.27 : Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, siklus I, II, III ... 102

4.28 : Rekapitulasi Hasil belajar Data Awal, Siklus I, II dan III ... 103


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 : Cara memegang Cakram ………...…... 24

2.2 : Sikap badan pada waktu akan melempar ……... 25

2.3 : Cara melemparkan Cakram ………...………. 26

2.4 : Melemparkan Cakram dari awal sampai akhir ... 27

3.1 : Denah Lokasi SDN 6 Arjawinangun ... 29

3.2 : Model Spiral Kemmis & Taggart ... 36


(11)

DAFTAR GRAFIK/DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 : Rekapitulasi Pencapaian Pembelajaran Data Awal Siklus I, II

dan III …………...………... 105

4.2 : Rekapitulasi Pencapaian Kinerja Guru Data awal, Siklus I, II

dan III ……... 106

4.3 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I,

II dan III …...………. 107

4.1 : Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Data Awal,

Siklus I, II dan III ... 108


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 : RPP Siklus 1 ... 117

2 : RPP Siklus 2 ... 125

3 : RPP Siklus 3 ... 133

4 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 141 5 : Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I……...… 142

6 : Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 143

7 : Daftar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 145

8 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus II ... 147 9 : Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 148

10 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 149

11 : Daftar Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 151

12 : Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus III ... 153 13 : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kinerja Guru Siklus III ... 154 14 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 155

15 : Data Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 157

16 : Catatan Lapangan Siklus 1 ………...……….. 159

17 : Wawancara Guru Siklus 1 ... 160

18 : Wawancara Siswa Siklus 1 ... 161

19 : Catatan Lapangan Siklus 2 ... 162

20 : Wawancara Guru Siklus 2 ... 163

21 : Wawancara Siswa Siklus 2... 164


(13)

23 : Wawancara Guru Siklus 3 ... 166

24 : Wawancara Siswa Siklus 3... 167

25 : Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 168

26 : Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 169

27 : Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 170

28 : Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 171

29 : Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 172

30 : Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 173

31 : Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 174

32 : Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 175

33 : Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 176

34 : Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 177

35 : Aktivitas Siswa Siklus 3 ... 178

36 : Permohonan Izin Penelitian ... 179

37 : Surat Keterangan Mahasiswa ... 180

38 : Riwayat Hidup Peneliti ... 181


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadiman dkk, 2008: 23) pengertian media pembelajaran adalah : "Alat bantu, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah".

Sedangkan Menurut Briggs (dalam Sadiman dkk, 2008: 23) ada 4 macam fungsi media pembelajaran yaitu :

1) Mengubah titik berat pendidikan formal, dari pendidikan yang

menenkankan pada pengajar mata pelajaran yang sebagian besar kurang berguna bagi kebutuhan kehidupan anak beralih kepada pembelajaran yang mementingkan kebutuhan kehidupan anak (pendidikan Akademis).

2) Membangkitkan motivasi-motivasi belajar pada murid karena:

a. Media pendidikan pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi

anak

b. Penggunaan media pendidikan memberikan kebebasan kepada anak

lebih besar dibandingkan dengan cara belajar yang tradisional

c. Media pendidikan itu lebih konkrit dan lebih mudah dipahami

d. Memungkinkan anak untuk untuk berbuat sesuatu

e. Mendorong anak untuk tahu lebih banyak.

3) Memberikan kejelasan (Clarification)

Dengan menggunakan berbagai media, maka mendapatkan pengalaman yang lengkap yaitu melalui lambang kata, wakil dari media yang sebenarnya.

4) Memberikan rangsangan (Stimulation)

Penggunaan media pembelajaran merangsang anak untuk lebih tahu. Keingintahuan merupakan pangkal dari ilmu pengetahuan, karena ingin tahu ini hendaknya dieksploitir dalam proses belajar mengajar dengan pemakaian media pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya,


(15)

2

sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.

Ini pula yang terjadi pada pembelajaran lempar cakram di SDN 6 Arjawinangun, kondisi nyata di sekolah, media cakram hanya tersedia 2 buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD berjumlah 49 orang, jadi komparasi antara jumlah cakram dan jumlah siswa adalah 1 : 24 atau 25 putra/putri. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran lempar cakram menjadi tidak efektif dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah. Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai detik ini belum bisa memenuhi sarana cakram tersebut sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 (1 cakram untuk 2 orang). Hal ini bisa dimengerti karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah.

Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah. Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat.

Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram tersebut nampaknya cakram kayu dan cakram selang air bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka cakram kayu dan cakram selang air sangat mudah dibuat dengan harga sangat murah.

Dalam lempar cakram, ada dua cara pada waktu melempar yaitu :

Sikap menyamping dan sikap membelakang. Hal yang paling membedakan antara kedua sikap tersebut adalah pada sikap awalnya. Pada sikap menyamping arah lemparan menyamping sedangkan sikap membelakangi arah lemparannya. Dari


(16)

3

kedua sikap tersebut, pada dasarnya memiliki prosedur lemparan yang sama, yaitu terdiri dari tahap persiapan, tahap peralihan, dan tahap lepas benda atau melempar cakram. Ketiga tahap tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan dan tidak berputus-putus, agar momentum yang dibangkitkan tidak tersendat.Tujuan belajar lempar cakram adalah melempar cakram sejauh-jauhnya dengan memanfaatkan tenaga dan kecepatan gerakan yang maksimal serta sudut tolakan yang efektif. Namun hal tersebut, tidak mungkin tercapai manakala tidak ditunjang oleh tekhnik lemparan yang benar serta didukung oleh kemampuan fisik yang prima.

Banyak sekali keuntungan apabila cabang atletik dalam hal ini cabang lempar cakram menggunakan media cakram kayu atau cakram selang air untuk meningkatkan gerak dasar yaitu presentasi siswa yang mampu melakukan lemparan yang benar akan lebih baik dan sempurna sampai akhirnya pembelajaran dalam materi peningkatan gerak dasar lempar cakram akan terpenuhi. Untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah tersebut.

Aspek pokok dalam pembelajaran dasar dalam cabang lempar cakram adalah siswa dapat menyadari kemampuan yang dimilikinya, memiliki keberanian dalam melakukan sebuah gerak yang mana dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari . Dengan berbagai gerakan yang mungkin dapat dilakukan dalam aktifitas sehari-hari. Memungkinkan siswa untuk dapat untuk dapat mengikuti proses belajar yang aktif sebagaimana dipaparkan data awal tes lempar cakram kelas VI dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Awal Tes Lempar Cakram Kelas VI

No. Nama

Aspek yang dinilai

Jml Skor Nilai

Ket

Awalan Gerakan

melempar Koordinasi Tuntas Tidak Tuntas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. NASUKHA √ √ √ 11 68,8 √

2. MUKILA √ √ √ 10 62,5 √

3. AIZZUDIN √ √ √ 11 68,8 √

4. AKHIRNA √ √ √ 9 56,3 √

5. ANWAR SADAT √ √ √ 12 75,0 √

6. DIYAN NUR SOLEKHA √ √ √ 11 68,8 √

7. IBNU AKIL √ √ √ 12 75,0 √

8. MUKMIN √ √ √ 9 56,3 √

9. MUH. FARID NYASIN √ √ √ 9 56,3 √


(17)

4

No. Nama

Aspek yang dinilai

Jml Skor Nilai

Ket

Awalan Gerakan

melempar Koordinasi Tuntas Tidak Tuntas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

11. NANANG √ √ √ 12 75,0 √

12. PUJANA √ √ √ 9 56,3 √

13. SAPTUNI √ √ √ 12 75,0 √

14. WAHYUNI √ √ √ 10 62,5 √

15. AKHMAD RIFAI √ √ √ 8 50,0 √

16. ALFIN MAULANA √ √ √ 9 56,3 √

17. AYU MAHLIANA SARI √ √ √ 7 43,8 √

18. AKHMAD NURKHOLIS √ √ √ 9 56,3 √

19. DONI FIRMANSYAH √ √ √ 6 37,5 √

20. FAJAR MAULANA √ √ √ 13 81,3 √

21. FUADI √ √ √ 13 81,3 √

22. FERDIYANA √ √ √ 12 75,0 √

23. FERDIYANI JUNAEDI √ √ √ 11 68,8 √

24. FITRI AISAH √ √ √ 12 75,0 √

25. ISMAIL KHASANI √ √ √ 9 56,3 √

26. KHODIFAH √ √ √ 9 56,3 √

27. MILA ROSALIA .A √ √ √ 12 75,0 √

28. MILATUL MAULA √ √ √ 12 75,0 √

29. MUNDIR √ √ √ 9 56,3 √

30. MUSTAKIM √ √ √ 12 75,0 √

31. NUR AROFAH √ √ √ 10 62,5 √

32. NUR FAIQOH √ √ √ 8 50,0 √

33. NUR KOMARIYAH √ √ √ 9 56,3 √

34. OPI ARIGIS √ √ √ 9 56,3 √

35. RAKHMAWATI √ √ √ 12 75,0 √

36. ROJAI √ √ √ 12 75,0 √

37. SARIYANTI √ √ √ 9 56,3 √

38. SALMAN HIDAYAT √ √ √ 12 75,0 √

39. SAMLANI √ √ √ 10 62,5 √

40. SAHRUL ROMDONI √ √ √ 7 43,8 √

41. SITI NURHAYATI 9 56,3

42. SONI HARSONO 7 43,8

43. UMMAYAH 9 56,3 √

44. SENAWAROH 6 37,5 √

45. MALA AL AKWAN 11 68,8 √

46. WAHYU MAULANA 8 50,0 √

47. SIFA NOOR JANNAH 12 75,0 √

48. SOFA NOOR JANNAH 12 75,0 √

49. MAKHMUD JAFAR S 10 62,5

Jumlah Aspek 6 21 5 16 0 45 4 0 1 8 40 0

Jumlah 22 27

Persentase 40% 60%

Dari tabel 1.1 di atas didapat data pada aspek awalan, siswa yang memperoleh skor satu yaitu jika posisi saat akan melakukan awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan sebanyak 6 siswa, siswa yang memperoleh skor 2 yaitu Jika Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan dan pengambilan awalan sebanyak 21 siswa, skor tiga yaitu jika posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke


(18)

5

depan dan pengambilan awalan lempar cakram yang dipertahankan dengan genggaman tangan pada cakram tetap kuat adalah sebanyak 5 siswa dan skor 4 yaitu jika posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan dan pengambilan awalan melempar cakram yang dipertahankan dengan genggaman tangan pada cakram serta pandangan lurus ke depan sebanyak 16 siswa.

Pada aspek gerakan melempar, siswa yang memperoleh skor 1 yaitu jika tangan yang memegang cakram berada di belakang pada saat melempar cakram, tidak satu siswapun, skor 2 yaitu jika tangan yang memegang cakram dan meletakannya di leher pada saat mengayunkan cakram, kaki kiri berada di belakang pada saat melempar sebanyak 45 siswa, skor 3 yaitu jika tangan yang memegang cakram berada di belakang pada saat melempar cakram, kaki kiri berada di belakang pada saat melempar cakram dan Tangan yang lainnya mengikuti irama langkah kaki sebanyak 4 siswa dan skor empat yaitu jika tangan yang memegang cakram berada di belakang pada saat melempar cakram, kaki kiri berada di belakang pada saat melempar cakram dan tangan yang lainnya mengikuti irama langkah kaki serta pandangan ke depan, tidak satu siswapun. Sedangkan pada aspek koordinasi, siswa yang memperoleh skor satu yaitu hanya kombinasi antara gerakan tubuh pada saat melempar cakram sebanyak 1 siswa, skor dua yaitu jika mampu melakukan kombinasi antara gerakan tubuh pada saat melempar cakram dengan kecepatan ayunan tangan sedang sebanyak 8 siswa, skor tiga yaitu jika mampu kombinasi antara gerakan tubuh pada saat melempar cakram dengan kecepatan lemparan sebanyak 24 siswa dan skor empat yaitu jika kombinasi antara gerakan tubuh pada saat melempar cakram dengan tepat belum ada satu siswapun. Berdasarkan tabel tersebut juga diperoleh data sebanyak 49 siswa kelas VI SDN 6 Arjawinangun yang sudah mencapai KKM hanya 22 siswa atau sekitar 40%, sedangkan 27 siswa belum dapat melakukan lempar cakram dengan baik atau 60% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu sebesar 68.


(19)

6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar

lempar cakram melalui modifikasi alat cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana kinerja guru untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar

cakram melalui modifikasi alat cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon ?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan gerak

dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon ?

d. Bagaimana hasil belajar gerak dasar Lempar Cakram melalui Modifikasi Alat

Cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon ?

C. Pemecahan Masalah

Mengacu pada pokok permasalahan, dalam mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas, perlu suatu media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa, sehingga dapat melakukan lempar cakram dengan baik. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi pemasalahan siswa yang kurang mampu menguasi gerak dasar dalam lempar cakram adalah dengan modifikasi alat cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada saat ini guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Sarana yang diperlukan, yaitu tanah lapang dengan panjang ± 60 m.


(20)

7

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I. anak-anak diberikan alat cakram yang sudah dimodifikasi dengan menggunakan media selang air yang dihubungkan menyerupai gelang-gelang dan ukuran diameternya sama dengan cakram yang sebenarnya. Cakram selang air dilemparkan ke lapangan diambil kembali dan diberikan kepada temannya yang telah menunggu pada tempat yang telah ditentukan. Setelah siswa kedua memperoleh cakram selang air yang diberikan maka siswa kedua segera melakukan gerakan melempar sekuat mungkin ke lapangan.

Pada Siklus II. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Dengan 10 orang anggota dalam satu kelompoknya. Masing-masing bertugs sebagai pelempar alat cakram 1, 2 dan 3 dan seterusnya. Pelempar 1 mengambil posisi awalan. Segera melemparkan alat cakram yang terbuat dari kayu yang menyerupai alat cakram sambil membawa kembali alat cakram ke pelempar 2 yang telah menunggu di garis tempat. Setelah pelempar 1 memberi alat cakhram, pelempar 2 mendapat giliran berikutnya untuk melakukan gerakan melempar cakram kayu dan seterusnya secara bergantian.

Pada Siklus III. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok. Dengan 7 orang anggota dalam satu kelompoknya. Masing-masing bertugs sebagai pelempar 1,2,3,4,5,6, dan 7 Pelempar 1 mengambil posisi awalan. Segera melemparkan cakram yang sebenarnya ke arah lapanngan dan segera mengambilnya kembali dan memberilan pada pelempar 2 yang telah menunggu di garis tempat. Secara bergantian melakukan lemparan alat cakram ke arah lapangan dengan sekuat tenaga.

3. Tahap Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dilakukan evaluasi pada akhir pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes perbuatan.

Untuk mencapai suatu keberhasilan dan meningkatkan gerak dasar lempar cakram pada siswa Kelas VI SDN 6 Arjawinangun, maka diperlukan target proses dan target hasil sebagai berikut:


(21)

8

Target proses yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 90% untuk perencanaan dan kinerja guru sedangkan untuk aktivitas siswa sebesar 80% yang meliputi aspek motivasi, disiplin dan sportivitas.

2. Target Hasil

Target hasil yang ingin dicapai dalam hasil belajar adalah 100%. Untuk mencapai target tersebut siswa harus mampu mendemonstrasikan gerak dasar lempar cakram dengan perolehan skor minimal 11 dari skor ideal 16. Dalam hal ini skor satu1 berarti nilai 68,8 sedangkan KKM sebesar 68, dengan demikian siswa tersebut dinyatakan tuntas.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan masalah yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui sejauh mana perencanaan pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram di kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan. Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam mengajar gerak dasar

lempar cakram melalui modifikasi alat cakram.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram.

4. Untuk mengetahui perencanaan hasil belajar lempar cakram yang dilakukan siswa dengan media gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram

E. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:


(22)

9

a. Dengan adanya model pembelajaran gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi Alat Cakram, Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran Lempar Cakram

b. Meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar

cakram melalui modifikasi Alat Cakram.

c. Memotivasi kreatifitas dan semangat belajar siswa.

2. bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreativitas

belajar pendidikan jasmani.

b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses

pembelajaran di lapangan.

c. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang penggunaan

media pembelajaran Lempar Cakram.

3. bagi Peneliti

a. Untuk dapat memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya

pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis.

4. Bagi lembaga Sekolah dasar

a. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi Sekolah Dasar dari mutu

pembelajaran.

b. Untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan khususnya materi gerak dasar lempar cakram.

5. Bagi lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema lempar cakram, khususnya guru Penjaskes dan Olahraga.

6. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan perbandingan untuk peneliti-peneliti lainnya dalam rangka memperkaya temuan-temuan dan hasil peneltian dalam bidang kajian yang serupa.


(23)

10

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah tersebut antara lain :

Pembelajaran adalah kegitan menyusun dan menyajikan belajar yang layak dan

bersifat eksternal bagi seluruh siswa (Gane, 1970 dalam supandi, 1992: 5).

Media secara harfiah berarti perantara dan dapat didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang di pergunakan untuk membantu menyalurkan informasi (National Education Association : 1991)

Lempar cakram adalah suatu gerak lengan dengan teknik melempar kedepan

disertai kekuatan untuk melepas cakram sekuat mungkin. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Aip Syarifudin (2000: 23).

Modifikasi alat cakram adalah mengubah alat secara sederhana dan mudah

dibuat dan dipergunakan oleh siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara lain dari cakram kayu dan cakram selang air bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka cakram kayu dan cakram selang air sangat mudah dibuat dengan harga sangat murah.


(24)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang beralamat di jalan Ki Manten Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar. 3.1

Denah Lokasi SDN 6 Arjawinangun

Gerbang Sekolah U

S

Lapangan Upacara

Keterangan Gambar :

Ruang Kelas I s.d VI Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru

Ruang Perpustakaan Ruang WC

Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :


(25)

33

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa khususnya gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram.

c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang guru.

Berikut ini digambarkan kondisi guru dan SDN 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang dijadikan lokasi penelitian tentang meningkatkan gerak dasar lempar cakram melalui modifikasi alat cakram yang terbuat dari kayu dan selang air.

Tabel 3.1

Keadaan Guru SDN 6 Arjawinangun

No Nama NIP Jabatan Gol Ket

1 DRAPUJAWATI, S.Pd 19641103 199003 2 006 Kepala Sekolah IV a 2 Hj. ELY RAKHMAWATI, S.Pd.SD 19580619 198201 2 002 Guru Kelas IV a 3 SUNARTI, S.Pd.SD 19620415 198305 2 009 Guru Kelas IV a 4 SITI NURHAYATI, S.Pd.I 19630123 198412 2 003 Guru PAI IV a 5 RASIMA 19690220 200801 1 003 Guru Penjas II b 6 ICHMARUTO 19690301 200801 1 011 Guru Kelas II b 7 HENI YULIARTI 19710730 200801 2 003 Guru Kelas II b 8 SUPRIYADI, S.Pd.SD - Guru Kelas - 9 IKA KARTIKA SUMINAR - Guru Mulok - 10 IIN FADILAH, S.Pd.SD - Guru Kelas - 11 MAKHRUS 19660820 199003 1 008 Penjaga II d

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga pendidik di SDN 6 Arjawinangun sudah sarjana S1, hanya 4 orang guru yang masih berpendidikan SPG/SGO atau SMA sederajat, namun saat ini sedang menempuh pendidikan S1.


(26)

34

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa SDN 6 Arjawinangun

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. I 14 22 36

2. II 20 17 37

3. III 19 11 30

4. IV 24 11 35

5. V 18 21 39

6. VI 30 19 49

Jumlah 125 101 226

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan Pebruari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Deskripsi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Pebruari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan proposal 2. Seminar Proposal 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III

8. Pengolahan data dan analisis data

9. Penyusunan dan revisi laporan penelitian

10 Pertanggungjawaban laporan

B. Subjek Penelitian


(27)

35

siswa terdiri dari 19 orang siswa perempuan dan 30 orang siswa laki-laki (data terlampir). Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua kebanyakan sebagai pedagang dan petani, dengan latar belakang pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP.

Peneliti memilih kelas VI sebagai objek dari penelitian, karena selain dengan permasalahan dalam pemahaman materi juga ingin mencoba meningkatkan prestasi olahraga khususnya lempar cakram dimana atlit dalam lomba tingkat sekolah dasar maupun kompetisi banyak berasal dari kelas VI.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Kemis (Wiriatmadja, 2005: 11) penelitian tindakan adalah:

Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, dan c) situasi uang memungkinkan terlaksananya kegiata praktek ini.

Sedangkan menurut Suherman (2012: 59) Penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan ”suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

dan meningkatkan praktk pembelajaran di kelas secara lebih profesional.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan kolaboratif. Kaitannya dengan pembelajaran lari estafet , metode PTK ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran


(28)

36

2. Desain Penelitian

Menurut Suherman (2012: 62) sekurang-kurangnya ada empat model

penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikenal, yaitu: “model yang dikembangkan

oleh Ebbut (1985), Kemiss dan Taggart (1988), Elliot (1991), dan Mckernan (1991). Dari keempat model tersebut, nampaknya model Kemmis dan Mc taggart

tidak terlalu sulit untuk dilakukan”.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka desain penelitian tindakan ini menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral refleksi yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral itu tertera pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer) dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.


(29)

37

Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.

Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran perubahan ketinggian sasaran Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan disampaikan.


(30)

38

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 6

Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon untuk mengadakan penelitian.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

media pembelajaran.

d. Menyusan rancangan tindakan

e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan belum berhasil.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal:

(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan dan senam

b. Kegiatan Inti:

(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air.


(31)

39

(3) Siswa melakukan lempar cakram dengan modifikasi alat cakram sesuai dengan petunjuk guru.

(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan siswa secara individu maupun klasikal.

(5) Melaksanakan tes lempar cakram.

c. Kegiatan Akhir:

(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil mendengarkan guru mengenai kesimpulan materi pembelajaran. (2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak

yang dilakukan siswa.

(3) Guru menyuruh siswa untuk berlatih di rumah sebagai tindak lanjut

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan Lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, Lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara siswa dan guru yang kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan. Lembar observasi tersebut dapat dilihat pada subbab instrumen penelitian.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait) guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.


(32)

40

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian sasaran Alat untuk mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi yang terdiri dari:

a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

Instrumen perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Instrumen Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)

NO Komponen Rencana Pembelajaran SKOR Jml

1 2 3 4

A MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Merumuskan tujuan pembelajaran 2 Kejelasan rumusan

3 Kejelasan cakupan rumusan

4 Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah

Rata-rata

B MENGEMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN MATERI, MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1 Menggambarkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

3 Memilih sumber belajar

4 Memilih metode pembelajaran

Jumlah

Rata-rata

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran 3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran 4 Kesesuaian metode materi dan tujuan pembelajaran 5 Kesesuaian metode materi dan peserta didik

Jumlah

Rata-rata

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1 Menentukan proses dan jenis penilaian

2 Membuat alat penilaian

3 Menentukan kriteria penilaian

Jumlah


(33)

41

NO Komponen Rencana Pembelajaran SKOR Jml

1 2 3 4 E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

1 Kebersihan dan kerapihan √

2 Penggunaan bahasa tulis √

Jumlah

Rata-rata

Persentase

Rata-rata Total = 1+2+3+4+5 5 Persentase Total

Catatan :

No Kriteria Nilai Persentase Interpretasi

1 SB 3,40-4,00 85-100 Sangat Baik 2 B 2,80-3.39 70-84.99 Baik 3 C 2,20-2,79 55-69.99 Cukup 4 K 1.60-2.19 40-54.99 Kurang 5 SK 1,00-1,59 25-39.99 Sangat Kurang

Tabel 3.4 menunjukkan Instrumen Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran mencakup merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan

mengorganisasi materi, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran,

merancang pengelolaan kelas, merencanakan prosedur,jenis dan alat penilaian, serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Lembar/Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 3.5

Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2)

NO Aspek yang Diamati SKOR Jml

1 2 3 4

A PRA PEMBELAJARAN

1 Kesiapan sarana, prasarana, alat dan media

2 Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah

Rata-rata

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2 Menyampaikan komponen tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah

Rata-rata

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran 2 Menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan anak 3 Melakukan komunikasi verbal, visual dan praktek 4 Mengkondusifkan dan menjaga ketertiban siswa 5 Memantapkan penguasaan keterampilan gerak

Jumlah


(34)

42

NO Aspek yang Diamati SKOR Jml

1 2 3 4 D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS

1 Merangkaikan gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa mengembangkan aktivitas gerak

3 Membimbing siswa melakukan gerak dan aktivitas 4 Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5 Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah

Rata-rata

E. MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

1 Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran 2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah

Rata-rata

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1 Keefektifan proses pembelajaran 2 Penampilan guru pada pembelajaran

Jumlah

Rata-rata

Rata-rata Total = 1+2+3+4+5+6 6

PERSENTASE TOTAL

Dari tabel 3.5 tentang Instrumen Kinerja Guru atau Pelaksanaan Pembelajaran mencakup persiapan ruangan dan fasilitas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan interaksi pembelajaran, kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan umum kinerja guru. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran 2.

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama

Aspek yang diamati

Jumlah

Skor Nilai

Kriteria

Motivasi Disiplin Sportivitas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. dst

Jumlah Skor Total Persentase


(35)

43

Tabel 3.6 tentang aktivitas siswa mencakup aspek motivasi, disiplin dan sportivitas. Deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajaran lempar cakram dengan modifikasi alat cakram. Lembar wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta siswa tertentu. Lebih jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Deksripsi/Jawaban

1 Bagaimana pendapat Bapak apabila pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram ? 2 Kesulitan apa yang ditemui jika melaksanakan

pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram ?

3 Kemudahan apa yang didapat jika melaksanakan pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram ?

4 Menurut pendapat Bapak, apakah penggunaan modifikasi alat cakram kayu dan selang air dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram?

5 Menurut pemdapat Bapak, hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram ?

Sedangkan yang menyangkut wawancara dengan siswa, format dan pertanyaannya sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1. 2. 3.

Bagaimana perasaanmu pada saat pembelajaran Pendidikan jasmani dan kesehatan tadi ?

Apa yang diajarkan pada pelajaran tadi ? Apakah kamu menemukan kesulitan pada saat pembelajaran tadi ?


(36)

44

4. 5.

Jika ada kesulitan, pada bagian mana ?

Bagaimana cara kamu untuk mengatasi kesulitan tadi ?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan pada saat mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Wiriatmadja (2005: 127) bahwa :

“pada waktu dilakukan pencatatan lapangan tentang kegiatan pembelajaran di

kelas, peneliti juga dapat langusng menganalisis apa yang diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan lain-lain.”. Lebih jelasnya mengenai catatan lapangan terdapat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Catatan Lapangan

No Kegiatan Temuan dilapangan

1. Kegiatan awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan akhir

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Wiriatmadja (2005: 121) bahwa tujuan penggunaan kamera foto adalah:

Agar anda mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting khusus apa yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan unruk membantu


(37)

45

mendeksripsikan apa yang anda catat di catatan lapangan apabila memungkinkan

Dalam kaitan dengan penelitian ini, kamera foto digunakan untuk mengabadikan kejadian di lapangan yang berhubungan dengan pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengen modifikasi alat cakram.

5. Tes Hasil Belajar Lempar Cakram

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 1993: 123). Tes

digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta pemahaman siswa setelah model pembelajaran lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dilaksanakan adalah tes perbuatan.

Tabel 3.10

Lembar Data Observasi Hasil Belajar

No. Nama

Aspek yang dinilai

Jml Skor Nilai

Ket Awalan melempar Gerakan Koordinasi

Tuntas Tidak Tuntas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. dst.

Jumlah Aspek

Jumlah Ketuntasan 269 Persentase Ketuntasan

Tabel 3.10 menunjukkan format penilaian tes hasil belajar lempar cakram dengan deskriptor dan kriteria penilaian yang dapat dilihat pada lampiran 3.

F. Teknik Pengambilan Data, Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengambilan Data

a. Sumber dan Jenis Data

1) Sumber data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI dan guru bidang studi Penjaskes


(38)

46

a) Data kuantitatif yang meliputi nilai rata-rata dan prosentase perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar.

b) Data kualitatif yang meliputi hasil wawancara siswa, hasil wawancara guru, foto kegiatan serta catatan lapangan. Selain itu, data hasil kuantifikasi sebagaimana yang tersebut dalam poin a), dapat pula dikualitatifkan dengan cara menginterpretasikan dalam kriteria kurang, cukup dan baik.

b. Cara Pengambilan Data

1) Data perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta

aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi 2) Data hasil belajar diperoleh melalui tes hasil belajar lempar cakram

kepada siswa

2. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru dan teknik pengolahan data aktivitas siswa. Pada teknik pengolahan data kinerja guru terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam perencanaan dan teknik pengolahan data proses kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun uraian mengenai teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

Skor ideal = 17 x 4 = 68

Skor Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor ideal Kriteria skor :

Skor 4 : apabila 4 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 1 : apabila 1 deskriptor terpenuhi (tampak)

2) Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran


(39)

47

Skor Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor ideal Kriteria skor :

Skor 4 : apabila 4 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 1 : apabila 1 deskriptor terpenuhi (tampak)

3) Teknik Pengolahan Data Aktivitas siswa

Skor Ideal = 3 x 3 = 9

Nilai persentase = Skor yang diperoleh X 100

Skor Ideal Kriteria skor :

Skor 3 : apabila 3 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 2 : apabila 2 deskriptor terpenuhi (tampak) Skor 1 : apabila 1 deskriptor terpenuhi (tampak)

Untuk teknik pengolahan data hasil maka dapat dilihat melalui data hasil belajar sebagai berikut.

Nilai setiap indikator adalah 4

Tabel 3.11

Kriteria Nilai dalam setiap aspek yang diamati

Nilai Penjelasan

1 Satu deskriptor nampak

2 Dua deskriptor nampak

3 Tiga deskriptor nampak

4 Empat deskriptor nampak

Nilai ideal adalah 4 x 4 indikator = 16

Nilai Akhir = 100

ideal Nilai

diperoleh yang

Nilai

3. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data yang akan dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi analisis


(40)

48

kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya adapun data yang diolah dibedakan menjadi data proses dan data hasil. Data proses diperoleh melalui observasi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa, sedangkan data hasil diperoleh melalui tes hasil belajar lempar cakram. Dalam observasi tersebut instrumen, diberi kode berupa penilaian.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang data yang sudah diolah melalui proses

kategorisasi dan kodifikasi, direduksi dalam dikategorisasikan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

c. Penarikan Kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses

penelitian berlangsung seperti halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir

Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa serta hasil belajar dengan menggunakan persentasi kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut dalam suatu kategorisasi. Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan KKM sebesar 68 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar cakram.

Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa, nilai yang diperoleh dikategorisasi berdasarkan kategori: kurang, cukup, dan baik.


(41)

49

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat menggunakan :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan berbagai responden atau membandingkan hasil wawancara dengan hasil suatu dokumentasi.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VI, observer, maupun Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Suatu data tentang meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram sebagai sumber belajar belum dikatakan valid sebelum penulis mengecek kembali keterangan tersebut pada waktu yang berbeda. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru mitra melalui diskusi balikan (reflektif kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.

3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan bersama teman-teman sekelompok. Pada validasi dengan menggunakan audit trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan pembimbing, teman-teman mahasiswa S1 Penjas, dan dengan guru olahraga yang dianggap kompeten di bidang lempar cakram.


(42)

50

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Dr. Tatang Muhtar, M.Si selaku pembimbing I dan kepada Dinar Dinangsit, M.Pd selaku pembimbing II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi data dapat dipertanggungjawabkan.


(43)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram, menentukan tujuan pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lempar cakram. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram.

Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai 60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 69,11%, Siklus II sebesar 79,41 %, sedangkan Siklus III 91,17%. Dengan demikian peningkatan persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 30,88%.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan penerapan modifikasi alat cakram untuk meningkatkan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar lempar cakram. Penilaian pada akhir pembelajaran dengan menggunakan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi aspek motivasi, disiplin dan sportivitas. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah dengan menggunakan tes praktek gerak dasar lempar cakram.


(44)

111

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik dan manfaat modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,85%. Dengan demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 32,14%.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram kayu dan selang air yang meliputi, motivasi, disiplin dan kerjasama. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan dorongan dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras, keberanian serta kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan teguran agar siswa dapat mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap sopan selama pembelajaran. Pada aspek sportivitas siklus I, adalah dengan mendorong siswa agar mampu menerima kelebihan orang lain sebagai suatu tantangan untuk menjadi lebih baik lagi. Pada siklus II, ketiga aspek tersebut


(45)

112

pembelajaran siklus II dan III, Guru aktif dalam memberikan semangat kepada siswa sehingga percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka pada teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap kegiatan tindakan pembelajaran. Pada data awal, aktivitas siswa hanya mencapai 67,04%. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 71,48%, sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan tindakan pada siklus II menunjukkan mencapai 77,41%, sedangkan pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 85,2%. Target penulis untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat dikatakan sangat baik.

4. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran lempar cakram yang dilakukan pada tiap siklus ada empat aspek yaitu awalan, gerakan melempar, dan koordinasi.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya 40%, pada Siklus I siswa yang tuntas hanya 60%, dan pada siklus II baru mencapai 83,33%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi 100%. Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.


(46)

113

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pembelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa:

a. Dalam penerapan modifikasi alat cakram untuk meningkatkan gerak dasar lempar cakram terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau langkah-langkah pembelajaran.

b. Menegaskan pentingnya latihan untuk meningkatkan gerak dasar lempar

cakram.

2. Bagi Guru:

a. Menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk

memodifikasi alat yang berhubungan dengan gerak dasar lempar cakram.

b. Untuk mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran

agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.

d. Melalui modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar khususnya lempar cakram serta mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. b. Pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.


(47)

114

c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung

pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu penjas.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a.Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema atletik khususnya lempar cakram,

b.Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa

dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran lempar cakram.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar lempar cakram kepada peneliti lain diharapkan dapat mencari modifikasi alat lainnya agar lebih meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian yang relevan dalam pembelajaran lempar cakram.


(48)

115

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Tineka Cipta.

Suherman, Ayi. 2012. Peneltian Pendidikan. Bandung: Bintang WarliArtika.

Wiriaatmadja, R, 2005. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ballesteros, JM. (2000). Pedoman Latihan Dasar Atletik. Spanyol Dedactico Deatletismo

Bompa, a Tudor. (2001). Theory and Methodologi of Training Kendal hunt

Publishing Company. Lowa Canada

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar

mata pelajaran pendidikan jasmani. Jakarta: Dikdasmen

Harsono. (2000). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusumah

Hamalik, Oemar. (2003). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung. Tarsito

Hebbelinck, (2001). Basic Book os Sport Medicine. Cana IOC Olympic Solidarity Hidayat, Iman. (2000). Kinesiologi. Diklat FPOK IKIP Bandung

Javer, Jess. (2003). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung Pionir Jonath, et al. (2002). Atletik II. Jakarta. PT. Rosda Jaya Putra

Kusumah, Wijaya. (2007), Media Pembelajaran. [ Online ]. Tersedia

http http://wijayalabs.blogspot.com/2007/12/media-pembelajaran.html. [12April2013]

Soepartono, (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Supandi, (1992). Strategi Belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan, Jakarta: Depdikbud


(49)

116

Syarifudin, Aip. (1991). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Wiraatmaja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik dan manfaat modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,85%. Dengan demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 32,14%.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram kayu dan selang air yang meliputi, motivasi, disiplin dan kerjasama. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan dorongan dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras, keberanian serta kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan teguran agar siswa dapat mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap sopan selama pembelajaran. Pada aspek sportivitas siklus I, adalah dengan mendorong siswa agar mampu menerima kelebihan orang lain sebagai suatu tantangan untuk menjadi lebih baik lagi. Pada siklus II, ketiga aspek tersebut tampak adanya perubahan yang menunjukkan peningkatan pada proses


(2)

112

pembelajaran siklus II dan III, Guru aktif dalam memberikan semangat kepada siswa sehingga percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka pada teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap kegiatan tindakan pembelajaran. Pada data awal, aktivitas siswa hanya mencapai 67,04%. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 71,48%, sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan tindakan pada siklus II menunjukkan mencapai 77,41%, sedangkan pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 85,2%. Target penulis untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat dikatakan sangat baik.

4. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran lempar cakram yang dilakukan pada tiap siklus ada empat aspek yaitu awalan, gerakan melempar, dan koordinasi.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya 40%, pada Siklus I siswa yang tuntas hanya 60%, dan pada siklus II baru mencapai 83,33%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi 100%. Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.


(3)

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pembelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa:

a. Dalam penerapan modifikasi alat cakram untuk meningkatkan gerak dasar lempar cakram terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau langkah-langkah pembelajaran.

b. Menegaskan pentingnya latihan untuk meningkatkan gerak dasar lempar cakram.

2. Bagi Guru:

a. Menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk memodifikasi alat yang berhubungan dengan gerak dasar lempar cakram. b. Untuk mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.

d. Melalui modifikasi alat cakram dari kayu dan selang air dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar khususnya lempar cakram serta mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani. 3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. b. Pembelajaran gerak dasar lempar cakram dengan modifikasi alat cakram dapat dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.


(4)

114

c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu penjas.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a.Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema atletik khususnya lempar cakram,

b.Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran lempar cakram.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar lempar cakram kepada peneliti lain diharapkan dapat mencari modifikasi alat lainnya agar lebih meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian yang relevan dalam pembelajaran lempar cakram.


(5)

115

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Tineka Cipta.

Suherman, Ayi. 2012. Peneltian Pendidikan. Bandung: Bintang WarliArtika. Wiriaatmadja, R, 2005. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ballesteros, JM. (2000). Pedoman Latihan Dasar Atletik. Spanyol Dedactico Deatletismo

Bompa, a Tudor. (2001). Theory and Methodologi of Training Kendal hunt Publishing Company. Lowa Canada

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar mata pelajaran pendidikan jasmani. Jakarta: Dikdasmen

Harsono. (2000). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusumah

Hamalik, Oemar. (2003). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung. Tarsito

Hebbelinck, (2001). Basic Book os Sport Medicine. Cana IOC Olympic Solidarity Hidayat, Iman. (2000). Kinesiologi. Diklat FPOK IKIP Bandung

Javer, Jess. (2003). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung Pionir Jonath, et al. (2002). Atletik II. Jakarta. PT. Rosda Jaya Putra

Kusumah, Wijaya. (2007), Media Pembelajaran. [ Online ]. Tersedia

http http://wijayalabs.blogspot.com/2007/12/media-pembelajaran.html. [12April2013]

Soepartono, (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Supandi, (1992). Strategi Belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan, Jakarta: Depdikbud


(6)

116

Syarifudin, Aip. (1991). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Wiraatmaja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII A DI SMP XAVERIUS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

0 15 66

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 3 DADAAN KEC. SUMBERREJO KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

1 7 56

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 3 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN LEMPAR SIMPAI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 LIMAPULUH KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN AJARAN 2015 / 2016.

0 1 20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MODIFIKASI ALAT MENGGUNAKAN KASET CD BEKAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 TANJUNG BALAI TAHUN AJARAN 2013/ 2014.

0 3 24

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPNEGERI 2 LEMBANG.

0 2 7

PENERAPAN MODEL DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BULAN DI KELAS IV SDN 6 ARJAWINANGUN KECAMATAN ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON.

0 11 43

PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DENGAN DESAINASSURE TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM SISWA KELAS XI SMK BINA TARUNA MASARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEDIA PIRING PLASTIK SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN.

0 8 110

lempar cakram

0 0 10