PENGGUNAAN TALI KARET UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILEMBU KAB. SUMEDANG.

(1)

PENGGUNAAN TALI KARET UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT TINGGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILEMBU KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURUL WINDIYANTI 0903188

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGGUNAAN TALI KARET UNTUK MENINGKATKAN

GERAK DASAR LONCAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING PADA SISWA

KELAS V SDN CILEMBU KAB. SUMEDANG

Oleh Nurul Windiyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

© Nurul Windiyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGGUNAAN TALI KARET UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING

(PTK Pada Siswa Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

Oleh Nurul Widiyanti

0903188

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,

Dr. Tatang Muhtar, M.si NIP. 194709201967011001

Pembimbing II

Dinar Dinangsit, M.Pd NIP. 1982051520101022004

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Pendidikan Jasmani UPI Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto. M.Pd NIP. 19590520 198803 1 002


(4)

i DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... . xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 5

a. Rumusan Masalah ... 5

b. Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Batasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pendidikan Jasmani ... 11

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 11

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 14

3. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ... 16

a. Tujuan Pembelajaran Penjas di Sekolah dasar ... 16

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 17

c. Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 18

B. Pembelajaran Loncat Tinggi ... 20

1. Pengertian Loncat Tinggi ... 21

2. Teknik Dasar Loncat Tinggi ... 22

3. Sejarah Loncat Tinggi ... 24

4. Peraturan Loncat Tinggi ... 25

5. Tujuan Loncat Tinggi ... 30

6. Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi ... 30

C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 31


(5)

ii

1. Pengertian Model Permainan Tali ... 31

2. Tujuan Permainan Loncat Tali ... 32

3. Keunggulan Permainan Loncat Tali... 32

E. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan ... 33

F. Hipotesis Tindakan... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 37

C. Metode dan Desain Penelitian ... 37

1. Metode Penelitian ... 37

2. Desain Penelitian ... 38

D. Prosedur Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan ... 39

1. Prosedur Penelitian ... 39

2. Pelaksanaan Tindakan ... 40

a.Siklus 1... ... 40

b.Siklus 2... 41

c. Siklus 3... 41

3. Observasi... ... 42

4. Refleksi... 42

E. Instrumen atau Alat Pengumpul Data. ... 43

1. Alat Pengumpulan Data... ... 43

a. Alat untuk mengukur perencanaan pembelajaran…………. 43

b.Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran ... 44

c. Alat untuk mengukur aktivitas siswa……… 44

d. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa……….. 44

e. Sumber Data……….. 44

f. Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data……… 45

2. Metode Pengolahan Data………... 45

3. Catatan Lapangan………….………. 46

4. Pedoman Wawancara……… 46

F. Validitas Data………... 46

1. Triangulasi... 47

2. Member Check... 47

3. Audit Trail... 48

4. Ekpert Opinion... 48

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 50


(6)

iii

1. Paparan Data Awal Perencanaan ... . 50

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Tindakan……… . 52

a. Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan……… 52

b. Observasi Aktivitas Siswa……… 54

c. Data Awal Observasi Hasil Belajar Sisiwa……….. 56

B.Paparan Data Siklus I……….... 57

1. Perencanaan Siklus I………..…………... 57

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I………. 60

a. Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan……… 60

b. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….. 63

c. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 66

3. Analisis Siklus I………. 67

a. Analisis Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I………….. 67

b. Analisis Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I………….. 69

c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus I………. 69

d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 70

4. Refleksi Siklus I………. 71

a. Perencanaan………... 71

b. Pelaksanaan……….. 71

c. Aktivitas siswa……….. 72

d. Hasil Belajar……….. 72

C.Paparan Data Siklus II……… 73

1. Perencanaan Siklus II……….………… 73

2. Pelaksaanaan Siklus II……….….. 76

a. Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan………. 76

b. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II……….. 79

c. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 81

3. Analisis Siklus II……….……….. 83

a. Analisis Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II……… 83

b. Analisis Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II………. 85

c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus II………. ` 86

d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II……….. 87

4. Refleksi Siklus II……….. 87

a. Perencanaan……….. 87

b. Pelaksanaan……….. 87

c. Aktivitas Siswa………. 88

d. Hasil Belajar………. 88

D.Paparan Data Siklus III………. 89

1. Perencanaan Siklus III……….. 89

2. Pelaksanaan Siklus III……… 91

a. Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III…….. 91


(7)

iv

c. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III……….. 96

3. Analisis Siklus III……….… 98

a. Analisis Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III……… 98

b. Anslisi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III……….. 98

c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III……… 99

d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III………. 100

4. Refleksi Siklus III……….. 100

a. Perencanaan……….. 100

b. Pelaksanaan………... 101

c. Aktivitas Siswa ………. 101

d. Hasil Belajar……….. 101

E.Paparan Wawancara Siswa dan Guru………. 102

1. Deskripsi Wawancara Siswa………. 102

2. Deskripsi Pendapat Guru……….. 103

F. Pembahasan……….. 103

1. Pembahasan Tahap Perencanaan……….. 103

2. Pembahasan Kinerja Guru……… 104

3. Aktivitas Siswa………. 105

4. Hasil Belajar……….. 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

1. Perencanaan ... 107

2. Pelaksanaan ... 108

3. Hasil Belajar ... 108

B. Saran ... 109

1. Bagi Siswa ... 109

2. Bagi Guru ... 109

3. Satuan Sekolah Dasar ... 110

4. Untuk Lembaga……… 110

5. Bagi Peneliti Lain ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 113


(8)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1 : Data Awal Hasil Tes Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi Kelas V SDN

Cilembu Tahun Ajaran 2012-2013... 4 3.1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian………..… 37 4.1: Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (TahapPerencanaan).. 51 4.2: Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Pelaksanaan… 53 4.3: Data Awal Hasil Aktivitas Siswa Siklus I.………..……….... 55 4.4: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I……… 59 4.5: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ( Tahap perencanaan……….. 62 4.6: Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I.……… 64 4.7: Data awal Hasil Tes Loncat Tinggi Siklus I ……….…... 66 4.8: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Kinerja Guru (Perencanaan Siklus

I)……….………. . 68

4.9: Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Kinerja Guru

(Pelaksanaan Siklus I)………..………. 69 4.10: Rekapitulasi Data HAsil Aktivitas Siswa Siklus I………. 70 4.11: Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Loncat

Tinggi Siklus I……….. ……… 70

4.12: Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran

Loncat Tinggi Siklus I……….………..………... 72 4.13: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (TahapPerencanaan)…….. 74 4.14: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Perencanaan)………..… 78 4.15: Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II………. 80 4.16: Data Awal Hasil Tes Loncat Tinggi Siklus II…..…………... 82 4.17: Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Siklus ………….. 84 4.18: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru


(9)

vi

4.19: Hasil Aktivitas Siswa Siklus II………... 86 4.20: Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pemebelajaran Loncat

Tingi Siklus II……… 87 4.21: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada

Pemebelajaran Loncat Tinggi Siklus II………….……… 88 4.22: Data Hasil Kinerja Guru Siklus III (Tahap Perencanaan)……...……... 90 4.23: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap Pelaksanaan)………. 93 4.24: Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III…….……… 95 4.25: Data Awal HAsil Tes Loncat Tinggi Siklus III ………... 97 4.26: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III... 98 4.27: Rekapitulasi HAsil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ………... 99 4.28: Hasil Aktivitas Siswa Siklus III……….……… 99 4.29: Rekapitulasi Data HAsil Belajar siswa Pada pembelajaran Loncat

Tinggi Siklus III………. 100 4.30: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan HAsil Belajar Siswa Pada


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1: Tiang Lompat.….………... 28

2.2: Bilah Lompat………..……… 28

2.3: Penopang Bilah Lompat ……… 29

2.4: Tempat Mendarat Pelompat tinggi ……… 30

2.5: Permainan Loncat Karet ……… 33

3.1: Denah SDN Cilembu ………...……… 36


(11)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1: Diagram Data Awal Observasi Kinerja Guru (Tahap Perencan.………. 52 4.2: Diagram Data Awal Observasi Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)..…... 54 4.3 Diagram Hasil Aktivitas Siswa (Data Awal)………..……… .. 56 4.4 Diagram Hasil Tes Awal Loncat Tinggi Siswa.……… 57 4.5 Diagram Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Perencanaan)………. 60 4.6 Diagram Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Pelaksanaan)..…... 63 4.7 Diagram Hasil Aktivitas Siswa Data Awal Dan Siklus I………... 65 4.8 Diagram Hasil Tes Loncat Tinggi Siswa (Data Awal dan Siklus I)…….. 67 4.9 Diagram Rekapitulasi Hasil Penelitian Data Awal Siklus I……….. 73 4.10 Diagram Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II (Tahap

Perencanaan)……….... 75

4.11 Diagram Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II…..……… 79 4.12 Diagram Aktivitas Siswa Data Awal,Siklus I dan Siklus II……… 81 4.13 Diagram Hasil Tes Loncat Tinggi Data Awal, Siklus I dan Siklus II…. 83 4.14 Diagram Rekapitulasi Hasil Penelitian Data Awal, Siklus I,

dan Siklus II……… 89 4.15 Diagram Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Tahap

Perencanaan)………. 91

4.16 Diagram Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

(TahapPelaksanaan)………. 94 4.17 Diagram Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. 96 4.18 Diagram Hasil Tes Loncat Tinggi Siswa Data Awal, Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III………. 97 4.19 Diagram Hasil Rekapitulasi Hasil Penelitian Data Awal, Siklus I,


(12)

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani memberlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh dan makhluk total dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, Penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah Pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti Pendidikan Jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia (Sumber : http://www.blogger.com/feeds/7753941800971126079/posts/default)

Pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, Pendidikan Jasmani dan Olahraga harus terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu memerlukan suatu tindakan yang mendukung terciptanya pembelajaran yang kondusif.

Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, yang diutamakan adalah siswa harus banyak bergerak atau aktif. Pada dasarnya Pendidikan Jasmani adalah upaya untuk membina manusia, baik secara fisik maupun mental, melalui aktivitas jasmani. Proses belajar mengajar yang baik akan berlangsung secara lancar apabila seorang guru dapat memilih dan menentukan metode, teknik


(14)

2

pembelajaran pendidikan yang sesuai dengan karakter materi atau bahan ajar, serta sesuai dengan karakter perkembangan anak.

Salah satu tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan menurut KTSP (2006:148) sebagai berikut :

Standar Kompetensi : Mempraktekan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Kompetensi Dasar : Mempraktekan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga besar, serta nilai kerjasama spotivitas, dan kejujuran.

Tujuan utama Pendidikan Jasmani adalah menghasilkan manusia yang sehat, cerdas, aktif, disiplin serta sportif dan kemandirian yang tinggi. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran siswa dengan kesehatan yang baik, diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani adalah siswa yang banyak bergerak atau aktif dalam mengikuti pembelajaran. Maka dari itu, mata pelajaran pendidikan jasmani sangat berperan penting bagi kesehatan siswa.

Salah satu tugas seorang guru olahraga adalah menyiapkan diri untuk melatih para siswanya yang mempunyai minat dan bakat di bidang olahraga tertentu, guna mencapai prestasi optimalnya kelak.

Banyaknya permasalahan yang terjadi pada pendidikan jasmani di Indonesia. Salah satunya adalah belum efektifnya pengajaran Pendidikan Jasmani di sekolah-sekolah. Hal tersebut membuat salah satu pembelajaran pendidikan jasmani terhambat terutama pembelajaran atletik khususnya loncat tinggi. Peserta didik kurang mengikuti pembelajaran tesebut di karenakan peserta didik kesulitan dalam kegiatan pembelajaran atletik terutama materi loncat tinggi dan menghambat kegiatan belajar Pendidikan jasmani.

Masalah yang banyak terjadi di lapangan adalah siswa sulit melakukan loncat tinggi sehingga permainan pun tidak berjalan dengan semestinya. Salah satu penyebabnya adalah peserta didik merasa takut melakukan loncat tinggi dengan menggunakan media standar/bilah loncat yang terbuat dari pipa plastik, sehingga terasa bosan dan jenuh karena media yang digunakan kurang menarik.


(15)

3

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penulis mencoba meneliti salah satu permainan loncat tinggi dengan permainan loncat karet.

Alasan menggunakan permainan tali karet pada penelitian ini agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik, dan peserta didik dapat lebih cepat menguasai materi tentang pembelajran loncat tinggi, Oleh karena itu, penulis mencoba merubah masalah tersebut dengan menggunakan permainan loncat karet pada pembelajaran loncat tinggi. Dengan dimodifikasinya pembelajaran dengan menggunakan permainan loncat karet ini, peserta didik diharapkan dapat termotivasi dalam belajar, dan peserta didik tidak merasa jenuh dan malas mengikuti kegiatan belajar terutama pembelajaran loncat tinggi.

Pada Permainan loncat karet ini peserta didik mendapatkan pembelajaran yang lebih menarik karena permainan ini sebagian dari permainan tradisional yang hampir semua peserta didik menyukainya dan permainan ini sesuai juga dengan permainan diusianya sehingga dapat meningkatkan gerak dasar loncat tinggi pada pembelajaran atletik, dengan menggunakan permainan loncat karet ini peserta didik dapat mempraktikan gerak dasar loncat tinggi dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, permainan ini dapat membuat rasa senang terhadap peserta didik untuk lebih giat dalam belajar teutama pada pembelajaran loncat tinggi.

Pembelajaran atletik terutama lompat tinggi merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas V SDN Cilembu. Pada awal semester 2012/2013, guru pendidikan jasmani menetapkan kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk gerak dasar lompat tinggi yang mengacu pada tiga arah yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi yang ada saat ini berada di lapangan memperlihatkan sebagai berikut :

1. Kompleksitas indikator (kesulitan dan kerumitan)

2. Daya dukung (Sarana dan prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya) 3. Kemampuan siswa.


(16)

4

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Gerak Dasar Loncat Tinggi

No Nama siswa Tolakan

Sikap

Melayang Mendarat S N KKM

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T BT

1 ANDI HIDAYAT 5 56

2 ANISA FITRIANI 4 44

3 ALFIAN RIDKI 5 56

4 AGNI SEPTIA RESA 6 67

5 AHMAD RIJAL 6 67

6 DEDE RIA 5 56

7 DZELIA MAHARANI 5 56

8 DIAN ZAKARIA 5 56

9 DEDE SITI 5 56

10 DEDE WAHYUDIN 7 78

11 GILANG GINANJAR 6 67

12 IMAN NURDIN 5 56

13 JAJAT SUDRAJAT 6 67

14 M BAIHAKI 7 78

15 M JALALUDIN 6 67

16 M MA’RUF 5 56

17 M DAVID 7 78

18 M FIKRI 6 67

19 NENI LASMINI 4 44

20 RIDWAN 6 67

21 RESTI NUR INSANI 6 67

22 SYAHRIL M.D 5 56

23 SITI NURALISA 4 44

24 TUTI HANDAYANI 5 56

25 WINA WINARSIH 5 56

26 WULAN SITI R 5 56

27 ANGGI EGLIANA 6 67

28 NUNG NURJANAH 6 67

29 JIHAN FASYA A 4 44

30 SRI RAHAYU 5 56

JUMLAH 13 17

PERSENTASE(%) 43,33

%

56,67%

Nilai : jumlah skor x 100

9

Baik ( B ) : Skor 5-6 Cukup ( C ) : Skor 3-4 Kurang ( K ) : Skor 2 KKM = 67

Dari data diatas terlihat sebanyak 13 orang dari 30 orang atau 44% saja yang mampu melompat pada media tali karet. Hasil observasi yang diperoleh, kemudian dikonfirmasikan dengan guru pengajar dan siswa, setelah proses pengamatan berlangsung. Guru pengajar, mengatakan bahwa ia masih kebingungan mencari strategi agar peserta didik mampu melakukan gerak dasar


(17)

5

loncat tinggi gaya guling sisi dengan baik yang dilakukan siswa kelas V dapat mencapai nilai yang ditetapkan.

Dari hasil refleksi awal tadi dan setelah didiskusikan dengan guru pengajar, akhirnya disepakati perlu tindakan yang berkaitan dengan pembelajaran loncat tinggi gaya guling sisi, dengan cara pemberian latihan loncat tinggi menggunakan media yang dimodifikasi yaitu menggunakan media tali karet. Dengan menggunakan media tali karet ini, dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar loncat tinggi gaya guling sisi dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba menawarkan sebuah solusi dengan melakukan penelitian yang diberi judul “Penggunaan Tali Karet Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Loncat Tinggi Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Learning Pada Siswa Kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah a. Rumusan Masalah :

1. Bagaimana perencanaan teknik dasar loncat tinggi gaya guling sisi melalui modifikasi permaianan tali karet dengan menggunakan pembelajaran kooperatif learning pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran teknik dasar loncat tinggi guling sisi

melalui modifikasi permaianan tali karet dengan menggunakan pembelajaran kooperatif learning pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran teknik dasar loncat tinggi gaya

guling sisi melalui permaianan tali karet dengan menggunakan pembelajaran kooperatif learning pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang? 4. Bagaimana hasil peningkatan teknik pembelajaran teknik dasar loncat tinggi

gaya guling sisi melalui permaianan tali karet dengan menggunakan pembelajaran kooperatif learning pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang?


(18)

6

b. Pemecahan Masalah :

Masalah belum optimalnya guru penjas dalam menyajikan proses pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar lompat tinggi melalui modifikasi permainan lompat tali karet dipecahkan dengan menggunakan proses penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah penelitian yang dilakukan dalam setting kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Karena penelitian yang dilakukan dalam setting kelas maka harus melibatkan seorang guru penjas sebagai pelaksanaan pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak biasa.

Sedangkan konsep penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu:

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran.

b. Membuat alat evaluasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran lompat tinggi melalui modifikasi tali karet di kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

c. Modifikasi menggunakan tali karet yaitu apabila kekuatan lompat siswa masih lemah, maka guru bisa memulainya dengan memberikan permainan lompat tali. Anak bebas menggunakan salah satu kaki, atau kedua – duanya. Tali yang dipegang oleh temannya harus mampu dilewati. Ketinggian tali itu bisa disesuaikan dengan kemampuannya. Jika siswa tersebut mampu melewati tali tersebut maka ketinggian tali itu bisa lebih ditingkatkan lagi.

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.

b. Guru memotivasi siswa.

c. Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran. d. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.


(19)

7

e. Guru menyiapkan kondisi ke arah pembelajaran yaitu dengan cara membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok pertama bertugas memegang tali karet sedangkan kelompok yang kedua yaitu sebagai pelompat, setiap kelompok berjumlah 10 orang kemudian setiap dua orang memegang satu tali sehingga berjumlah 5 tali dengan ketinggian yang berbeda. Setelah pembagian kelompok tersebut selesai guru medemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas,melaksanakan evaluasi dalam proses dan hasil pembelajaran serta menampilkan kesan umum kinerja guru. Serta melaksanakan apa yang sudah direncanakan.

3. Guru dan peneliti mangamati (mencatat) proses pembelajaran lompat tinggi di kelas V SDN Cilembu. Aktivitas siswa berkaitan dengan sikap dan prilaku sebelum (pada tahap persiapan), selama dan sesudah malaksanakan aktivitas belajar lompat tinggi di kelas V SDN Cilembu, termasuk juga memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

4. Untuk proses evaluasi yaitu mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi maupun catatan lapangan kinerja guru dan aktivitas siswa. Sesudah menyampaikan materi, siswa melakukan postes untuk memperoleh perkembangan kemampuan individu dalam pembelajaran lompat tinggi.

Untuk memperbaiki permasalahan dalam pembalajaran tersebut selain satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan modifikasi media yaitu dengan tali karet maka siswa akan bisa memahami pembelajaran tersebut tidak hanya itu dengan mengunakan modifikasi tersebut siswa lebih berminat dan tidak akan pernah takut lagi melakukan lompat tinggi gaya guling sisi pada saat pembelajaran atletik (lompat tinggi), melalui modifikasi media tali karet tersebut bisa untuk meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi.


(20)

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling sisi dengan modifikasi media tali karet pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling sisi dengan modifikasi media tali karet pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling sisi dengan modifikasi media tali karet pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil peningkatan pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling sisi dengan modifikasi media tali karet pada siswa kelas V SDN Cilembu Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa:

Siswa yaitu dapat meningkatkan semangat serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar maupun kehidupan sehari – hari sehingga upaya pengembangan / peningkatan teknik dasar dalam lompat tinggi gaya guling sisi dapat tercapai dengan baik.

2. Bagi Guru :

Guru memiliki peranan utama dalam mengembangkan pembelajaran lompat tinggi yang menggairahkan anak SD agar siswa lebih aktif sehingga guru tersebut dapat menambah wawasan tentang media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran lompat tinggi. Serta memberikan motivasi kepada guru-guru lain untuk menciptakan media atau modifikasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan siswa, karena tanpa upaya yang kreatif dan inovatif dari pihak guru, pembelajaran atletik akan tetap tertinggal dan kurang diminati siswa.


(21)

9

3. Bagi Sekolah :

a. Dapat memberikan perubahan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran kususnya pada sekolah itu sendiri dan pada umumnya bagi sekolah lain.

b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

c. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada umumnya serta khususnya tentang materi pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling sisi pada pembelajaran atletik.

4. Bagi Lembaga :

a. Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang,yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar.

b. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada umumnya, khususnya tentang materi pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi. c. Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di

sekolah dasar.

5. Bagi peneliti yang lain :

Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media pembelajaran, dan dapat digunakan rujukan bagi peneliti yang lain.

E. Batasan Istilah

Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar atau latihan (SISDIKNAS, 2003)

Gerak dasar. adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar:359). Landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih Kompleks (UT, 2000:63).


(22)

10

Loncat tinggi : suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu (Muhtar, 2009:72) Permainan lompat tali karet : merupakan alat yang sederhana dapat dibuat dalam bebagai macam bentuk permainan yang menarik. Tujuannya mengajar melompat dengan iklim bermain bukanlah belajar dengan cepat tentang gerakan lompat, melainkan upaya pengembangan untuk memenuhi prasyarat lompat tinggi yang sebenarnya melalui gaya yang menarik. Dengan semakin banyak cara berlatih yang dapat diciptakan. Fokusnya bukan pada penguasaan langsung teknik lompat tinggi melainkan pada pembinaan atau pembentukan gerak dasar yang bersifat jangka panjang yang memerlukan waktu yang cukup lama, mungkin bertahun – tahun baru sampai pada teknik yang diinginkan (Saputra, 2001:74) Model belajar kooperatif learning : merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pengalaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motifasi, produktivitas dan perolehan belajar (Safari 2011:4)

Modifikasi adalah pengurangan atau pergantian unsur-unsur tertentu (Supandi 1992: 107).


(23)

36

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Peneliti memilih lokasi tersebut karena letaknya cukup dekat dengan rumah peneliti sehingga memudahkan akses penelitian dan dapat mengontrol kelangsungan pembelajaran loncat tinggi. Disamping itu terdapat permasalahan yang dijumpai dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, terutama mengenai proses pembelajaran gerak dasar loncat tinggi. Berikut adalah denah SD Negeri Cilembu yang menjadi lokasi penelitian dilaksanakan.

Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri Cilembu 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dimulai pada bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2012/2013. Penelitian dilaksanakan dari tahap


(24)

37

perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, penyusunan laporan penelitian serta sidang skripsi. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah bagan waktu penelitian.

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini, yaitu pihak-pihak yang menjadi bahan untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari guru dan peserta didik selama proses pembelajaran gerak dasar loncat tinggi pada permainan loncat tali, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 peserta didik, yang terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik perempuan.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh

No Uraian Kegiatan WAKTU PELAKSANAAN

Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 1 4 Pelaksanaan siklus 2 5 Pelaksanaan siklus 3 6 Pengolahan data 7 Penyusunan skripsi 8 Sidang skripsi


(25)

38

guru dan peserta didik di lapangan, yang mana masalahnya banyak peserta didik kelas V yang kurang mampu melakukan loncat tinggi dengan baik. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini digunakan penerapan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk memahami, meningkatkan kemahiran, dan memperbaiki proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat dari Wiriatmaja (2008: 13) yang mengemukakan bahwa:

Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Sementara yang dimaksud dengan metode itu sendiri seperti yang dikemukakan

oleh Surakhman (1989:131) adalah “Cara utama yang dikemukakan untuk mencapai

tujuan”. Sedangkan alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini bertolak dari latar belakang masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengupayakan dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan loncat tali pada siswa kelas V di SDN Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Dalam penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas atau di lapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek pembelajaran Penjas. PTK berfokus pada permasalahan praktik, yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran Penjas, dalam hal ini adalah anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar loncat tinggi.

2. Desain Penelitian.

Desain peneliti yang digunakan adalah desain Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart, yang mana di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen.


(26)

39

Dalam desain ini sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, dan demikian seterusnya.

Berikut adalah design penelitian model Stephan Kemmis dan Robbin Mc Taggart.

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Mc Toggart D. Prosedur Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan

1. Prosedur Penelitian

Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:83), keempat komponen tersebut menunjukkan

langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut. a Perencanaan atau Planning.

b Tindakan atau Acting

c. Pengamatan atau Observing dan d. Refleksi atau Reflecting.


(27)

40

1) Perencanaan

Dalam perencanaan, tahapan yang dilakukan adalah:

a) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengguanakan permainan loncat tali.

b) Merancang instrumen atau alat pengumpul data, seperti membuat pedoman observasi untuk menilai kinerja guru dan aktivitas siswa, memberikan tes praktek untuk menilai hasil belajar siswa.

c) Mempersiapkan tempat dan alat atau media pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan.

2) Pelaksanaan tindakan.

Skenario tindakan yang telah direncanakan, kemudian dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Fokusnya adalah upaya meningkatkan gerak dasar peserta didik dalam pembelajaran atletik, yauitu loncat tinggi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut.

a. Siklus I

1. Tahap Awal Pembelajaran

Pada tahap awal pembelajaran loncat tinggi pada permainan tali karet, guru mempersiapkan peserta didik pada kondisi pembelajaran yang efektif. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Setelah itu, peserta didik melakukan pemanasan statis yang mana lebih memperbanyak gerakan pada bagian pinggang sampai kaki. Kemudian di waktu yang sama, guru memperkenalkan permainan loncat tali yang akan menjadi bantuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran loncat tinggi. Selanjutnya guru memberikan contoh gerakan loncat tinggi menggunakan permainan loncat tali kepada peserta didik dan dilanjutkan membuat kesimpulan bersama bahwa


(28)

41

“apabila peserta didik belajar loncat tinggi menggunakan permainan loncat tali maka hasil gerak dasar akan meningkat”.

Siklus 1 peserta didik melakukan loncat tinggi dengan cara membentuk formasi lingkaran, satu tali dipegang oleh 2 orang dan saling berhadapan dengan jarak yang ditentukan. Jarak melakukan loncat pada siklus 1 ini yaitu bertahap mulai dari tali pertama sejajar dengan lutut, sejajar dengan perut, sejajar dengan dada dan yang terakhir sejajar dengan kepala.

2. Tahap inti pembelajaran

Guru memberikan arahan kepada setiap peserta didik untuk mempraktikkan loncat tinggi menggunakan permainan tali karet secara bergantian. Setiap peserta didik melakukan gerakan loncat tinggi sebanyak lima kali. Setelah itu, peserta didik diberikan perintah untuk melihat kekurangan pada saat temannya melakukan loncatan. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak diam menunggu gilirannya untuk melakukan loncatan. Selain itu, guru memperhatikan setiap gerakan siswa saat beraktifitas.

3. Tahap Akhir Pembelajaran

Pada tahap akhir pembelajaran, guru memberikan koreksi kepada peserta didik tentang apa yang telah dilakukan, seperti halnya seorang peserta didik melakukan loncatan dengan tolakan yang salah sehingga bagian anggota badannya mengenai tali tersebut.

b. Siklus 2

Pada siklus 2, kegiatan pembelajran hampir sama dengan siklus 1. Tetapi, pada siklus ini peserta didik melakukan loncatan dengan ketinggian tali sejajar dengan dada.

c. Siklus 3

Rencana pada siklus 3 hampir sama dengan siklus 2, yaitu ketinggian tali sejajar dengan dada. Hanya pada siklus ini, peserta didik diberi rintangan, yaitu dengan penambahan sebuah balok yang di modifikasi dengan menggunakan kardus.


(29)

42

Setiap kelompok melakukan loncatan dan diharuskan untuk melewati balok tersebut. Jika satu kelompok (kelompok peloncat) tidak bisa melewati balok/mengenai tali, maka kelompok peloncat digantikan oleh kelompok pemegang tali dan kelompok peloncat yang memegang talinya.

3)Observasi

Selama pelaksanaan tindakan, tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah: a. Observasi Peer (pengamatan sejawat).

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain. b. Observasi Terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

4) Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah refleksi adalah: a. Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dalam pelaksanaan tindakan.


(30)

43

c. Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-langkahnya seperti siklus 1.

Sesuai dengan prosedur penelitian di atas, maka dalam penelitian ini metode yang di gunakan, yaitu PTK. Dalam penelitian ini, semua tahapan itu dilaksanakan setelah melakukan observasi awal, memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar peserta didik menunjukkan jumlah aktif belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Penjas, khususnya materi loncat tinggi.

E. Instrumen atau Alat Pengumpulan data

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrument, atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan demikian, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Alat Pengumpulan Data

a. Alat untuk mengukur perencanaan pembelajaran

Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran keterampilan loncat tinggi gaya guling sisi melalui permainan tali karet, yaitu berupa lembaran Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1), yang mencangkup hal-hal sebagai berikut.

a) Perumusan tujuan pembelajaran.

b) Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan metode pembelajaran.

c) Merencanakan skenario pembelajaran.

d) Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.

e) Tampilan dokument rencana pembelajaran (Format terlampir pada halaman 131).


(31)

44

b. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran

Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelaksanaan pembelajaran keterampilan loncat tinggi gaya guling sisi melalui permainan tali karet berupa lembaran Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2), yang mencangkup hal-hal sebagai berikut.

a) Pra pembelajaran. b) Membuka pembelajaran. c) Mengelola inti pembelajaran.

d) Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas. e) Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar.

f) Kesan umum kinerja guru (Format terlampir pada halaman 136). c. Alat untuk mengukur aktivitas siswa

Pada pembelajaran gerak dasar loncat tinggi pada pembelajaran atletik melalui permainan tali karet, alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa mencangkup nilai yang diperoleh dari.

a) Motivasi. b)Disiplin.

c) Kerjasama.(Format terlampir pada halaman 139) d. Alat untuk mengukur hasil belajar peserta didik

Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran gerak dasar loncat tinggi pada pembelajaran atletik adalah nilai yang diperoleh dari keterampilan dasar peserta didik dalam melakukan.

a) Sikap awal/tolakan. b)Sikap melayang.

c) Sikap akhir/mendarat. (Format terlampir pada halaman 141). e. Sumber Data

a) Guru/ Praktisi.


(32)

45

f. Pelaksanaan Kegiatan pengumpulan data

Teknik pengumpulan dan pengolahan data secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Mengumpulkan hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari nilai lembar Instrument Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1), untuk dianalisis sebagai data dalam perencanaan peembelajaran pada siklus selanjutnya. b) Mengumpulkan hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari nilai

lembar Instrument Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2), untuk dianalisis sebagai data dalam perencanaan peembelajaran pada siklus selanjutnya. c) Mengumpulkan data dan aktivitas peserta didik yang terdapat pada lembar

hasil observasi aktivitas peserta didik mengenai nilai sikap dan pengetahuan sebagai pertimbangan dalam tindakan selanjutnya.

d) Mengumpulkan dan mneghasilkan dan menganalisis hasil belajar peserta didik yang terdapat pada lembar hasil belajar peserta didik, yang akan dijadikan dasar bagi peningkatan dan perubahan tingkah laku dalam melakukan gerak dasar loncat tinggi gaya guling sisi melalui permainan tali karet dengan jarak yang bertahap pada siklus berikutnya.

2)Metode pengolahan data

Metode pengolahan data ini, yaitu menggunakan metode kualitatif karena Metode ini sering digunakan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam, data yang mengandung makna yang berarti data yang sebenarnya. Dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna itu sendiri.

Salah satu metode penelitian kualitatif adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) adalah metode yang dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran dikelas sebagai refleksi dari pembelajaran sebelumnya. Salahudin(2011;227) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang


(33)

46

dilakukan secara sistematis, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti.

3)Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang berbentuk deskripsi tidak terfokus untuk menggambarkan suatu proses dan kejadian-kejadian yang tidak terduga yang dialami selama tindakan. Dalam membuat catatan lapangan digunakan kamera untuk mendapatkan data yang lebih objektif.

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi dalam penerapan permainan tali karet sebagai modifikasi pembelajaran loncat tinggi pada pembelajaran atletik.

4) Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber yang diinginkan. Dalam pelaksanaanya objek yang diwawancarai peneliti, yaitu peserta didik dan guru. Pedoman wawancara ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik dan guru mengenai pembelajaran yang berlangsung apakah sudah sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran atau belum. Tujuan diadakanya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal terutama tentang penyebab-penyebab kesulitan peserta didik dalam melakukan loncat tinggi pada pembelajaran atletik. Selain itu juga untuk memperoleh informasi dari guru tentang kesulitan apa saja yang dirasakan guru pada saat pembelajaran dilaksanakan.

F. Validitas Data

Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa kabsahan data. Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Validasi diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian


(34)

47

tindakan kelas, maka pengukuran validasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang dipperoleh. Maka peneliti melakukan kegiatan yang divalidasi data yaitu:

a. Mengkaji kurikulum yang berlaku yaitu KTSP 2006.

b. Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Kelas V semester II tahun pelajaran 2012/2013.

c. Data-data yang diperoleh dari setiap siklus. d. Waktu peaksanaan:

Hari : Kamis

Waktu : 08.00/9.30 Tanggal : 24 Januari 2013

Tempat :SDN Pamulihan Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Peneliti mengadakan diskusi dengan:

Guru Mitra : Dadang, S.pd

NIP :196801191998031003

Kepala Sekolah : Wawan Wartono, S.Pd SD

NIP :196507031986101004

2) Member check

Yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus penelitian.


(35)

48

Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek data-data yang diperlukan dengan praktisi dan peserta didik.

3) Audit trail

Tahap awal yang yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat (observer). Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang:

a. Data awal (hasil observasi) materi atletik loncat tinggi melalui permainan loncat tali karet.

b. Data akhir observasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran atletik loncat tinggi melalui permainan loncat tali karet.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4) Expert opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli.

Dalam kegiatan Expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Dr. Tatang Muhtar, M.si Sebagai pembimbing I


(36)

49

b. Dinar Dinangsit, M.pd Sebagai pembimbing II c. Waktu pelaksanaan

1) Selama pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian. 2) Selama pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian.

d. Masalah yang dibahas 1) Judul penelitian 2) Masalah penelitian 3) Pemecahan masalah

Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu pada hari Kamis, masalah yang dibahas adalah:

a. Jadwal penelitian. b. Masalah penelitian. c. Pemecahan masalah. d. Hasil penelitian.


(37)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran loncat tinggi melalui permainan loncat karet di kelas V SDN Cilembu, Kecamatan Pamulihan

Kabupaten Sumedang. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan permainan loncat karet dapat meningkatkan kemampuan loncat tinggi di kelas V SDN Cilembu, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut;

1. Perencanaan

Pada bagian ini peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan pembelaajran. Pertama-tama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran loncat tinggi, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan permainan loncat karet untuk meningkatkan sikap awal, sikap melayang, dan sikap akhir. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan permainan kupu-kupu hinggap. Hasil yang dicapai pada data awal yaitu 43,33%, kemudian pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 62,47% dimana hasil belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II telah mencapai peningkatan dibanding siklus I dimana hasil mencapai 86,75% hasil yang di dapat sudah mendekati target, dan masih melakukan perbaikan yang dituangkan pada siklus III, dimana pada siklus III tahap perencanaan sudah mencapai 100%.


(38)

108

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan loncat karet untuk meningkatkan kemampuan loncat tinggi pada pembelajaran atletik.

Dimana penilaian dilakukan pada akhir pembelajaran dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan loncat tinggi pada pembelajaran atletik.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari mulai data awal sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan loncat tinggi pada pembelajaran atletik. Pada data awal diperoleh persentase 43,33%, kemudian siklus I diperoleh persentase sebesar 59,16% dimana kinerja guru masih jauh dari target sehingga harus mealukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II persentase sebesar 90,83%. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.

3. Aktivitas Siswa

Berdasarkan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa hal yang menjadi acuan dalam melakukan penilaian. Terlihat jelas pada hasil aktivitas siswa mengalami peningkatan mulai dari data awal sampai siklus III,. Pada data awal siswa yang memiliki nilai baik yaitu hanya 16,67%, kemudian pada siklus I mulai mengalami peningkatan yaitu 56,67%, tetapi masih diperlukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II persentase sebesar 73,33%, kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 90% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes praktek loncat tinggi yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dimana pada siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Pada data awal siswa yang telah tuntas hanya 13 orang


(39)

109

(43,33%) kemudian siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 17 orang (56,67%) atau bertambah 4 orang peserta didik dari data awal yang berjumlah 13 orang peserta didik (43,33%). Pada siklus II peserta didik yang telah tuntas berjumlah 22 orang peserta didik (73,33%) atau bertambah 5 orang peserta didik dari siklus I. Kemudian pada siklus III peserta didik yang telah tuntas berjumlah 30 orang peserta didik (100%) atau bertambah 8 orang peserta didik dari siklus II.

Melihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan loncat tinggi pada pembelajaran atletik, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan loncat karet dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan loncat tinggi dengan mengutamakan aspek sikap awal saat melakukan gerakan, sikap melayang ketika di udara, dansikap akhir pada Siswa kelas V SDN Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Teknik dasar loncat tinggi dalam permainan loncat karet perlu diajarkan kepada para peserta didik dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

b. Para peserta didik perlu dibina untuk melakukan loncat tinggi yang akan bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran loncat tinggi peserta didik akan dapat mengembangkan nya dalam permainan loncat karet.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing peserta didik dalam pelajaran Pendidikan Jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

d. Dalam menggunakan permainan loncat karet sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan pembelajarannya, serta agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan


(40)

110

peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.

2. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola peserta didik di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas V dalam melakukan loncat tinggi.

b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan loncat karet, terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan. Serta menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan permainan loncat karet dengan jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

3. Bagi Satuan Sekolah Dasar

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Untuk Lembaga

Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi,khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.


(41)

111

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga temuan-temuan yang didapatkan dalam penelitian lebih lengkap lagi.

d. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai edukatip dan dapat meningkatkan keantusiasan siswa sehingga tidak membosankan dan dapat tercapainya tujuan dari penelitian.


(42)

112

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

Ateng, Abdulkadir. (1992). Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: dirjen Dikti, Depdikbud.

Bahagia, Y. dkk (2001). Atletik. Jakarta: Depdikbud

Cholik, Toho dan Lutan, Rusli (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project)

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Safari, Indra. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

Saputra M Yudha. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Sukintaka (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Soepartono. (2000). Media pembelajran.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Muhtar Tatang. (2009). Atletik. Bandung: UPI

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Surakhmad (1980) Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran Bandung Tarsito.

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/49134878/SEJARAH-LONCAT-TINGGI) http://www.blogger.com/feeds/7753941800971126079/posts/default)


(1)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran loncat tinggi melalui permainan loncat karet di kelas V SDN Cilembu, Kecamatan Pamulihan

Kabupaten Sumedang. Kedua hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan permainan loncat karet dapat meningkatkan kemampuan loncat tinggi di kelas V SDN Cilembu, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut;

1. Perencanaan

Pada bagian ini peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan pembelaajran. Pertama-tama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran loncat tinggi, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan permainan loncat karet untuk meningkatkan sikap awal, sikap melayang, dan sikap akhir. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan permainan kupu-kupu hinggap. Hasil yang dicapai pada data awal yaitu 43,33%, kemudian pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 62,47% dimana hasil belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II telah mencapai peningkatan dibanding siklus I dimana hasil mencapai 86,75% hasil yang di dapat sudah mendekati target, dan masih melakukan perbaikan yang dituangkan pada siklus III, dimana pada siklus III tahap perencanaan sudah mencapai 100%.


(2)

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan loncat karet untuk meningkatkan kemampuan loncat tinggi pada pembelajaran atletik.

Dimana penilaian dilakukan pada akhir pembelajaran dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan loncat tinggi pada pembelajaran atletik.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari mulai data awal sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan loncat tinggi pada pembelajaran atletik. Pada data awal diperoleh persentase 43,33%, kemudian siklus I diperoleh persentase sebesar 59,16% dimana kinerja guru masih jauh dari target sehingga harus mealukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II persentase sebesar 90,83%. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.

3. Aktivitas Siswa

Berdasarkan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa hal yang menjadi acuan dalam melakukan penilaian. Terlihat jelas pada hasil aktivitas siswa mengalami peningkatan mulai dari data awal sampai siklus III,. Pada data awal siswa yang memiliki nilai baik yaitu hanya 16,67%, kemudian pada siklus I mulai mengalami peningkatan yaitu 56,67%, tetapi masih diperlukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II persentase sebesar 73,33%, kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 90% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes praktek loncat tinggi yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa mulai dari data awal yang hanya sedikit siswa yang tuntas dimana pada siklus I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan. Pada data awal siswa yang telah tuntas hanya 13 orang


(3)

(43,33%) kemudian siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 17 orang (56,67%) atau bertambah 4 orang peserta didik dari data awal yang berjumlah 13 orang peserta didik (43,33%). Pada siklus II peserta didik yang telah tuntas berjumlah 22 orang peserta didik (73,33%) atau bertambah 5 orang peserta didik dari siklus I. Kemudian pada siklus III peserta didik yang telah tuntas berjumlah 30 orang peserta didik (100%) atau bertambah 8 orang peserta didik dari siklus II.

Melihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan loncat tinggi pada pembelajaran atletik, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan loncat karet dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan loncat tinggi dengan mengutamakan aspek sikap awal saat melakukan gerakan, sikap melayang ketika di udara, dansikap akhir pada Siswa kelas V SDN Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Teknik dasar loncat tinggi dalam permainan loncat karet perlu diajarkan kepada para peserta didik dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

b. Para peserta didik perlu dibina untuk melakukan loncat tinggi yang akan bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran loncat tinggi peserta didik akan dapat mengembangkan nya dalam permainan loncat karet.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing peserta didik dalam pelajaran Pendidikan Jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

d. Dalam menggunakan permainan loncat karet sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan pembelajarannya, serta agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan


(4)

peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.

2. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola peserta didik di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas V dalam melakukan loncat tinggi.

b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan loncat karet, terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan. Serta menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan permainan loncat karet dengan jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

3. Bagi Satuan Sekolah Dasar

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Untuk Lembaga

Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi,khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.


(5)

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga temuan-temuan yang didapatkan dalam penelitian lebih lengkap lagi.

d. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai edukatip dan dapat meningkatkan keantusiasan siswa sehingga tidak membosankan dan dapat tercapainya tujuan dari penelitian.


(6)

Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

Ateng, Abdulkadir. (1992). Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: dirjen Dikti, Depdikbud.

Bahagia, Y. dkk (2001). Atletik. Jakarta: Depdikbud

Cholik, Toho dan Lutan, Rusli (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project)

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Safari, Indra. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

Saputra M Yudha. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Sukintaka (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Soepartono. (2000). Media pembelajran.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Muhtar Tatang. (2009). Atletik. Bandung: UPI

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Surakhmad (1980) Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran Bandung Tarsito.

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/49134878/SEJARAH-LONCAT-TINGGI) http://www.blogger.com/feeds/7753941800971126079/posts/default)


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU

0 9 25

Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran

0 7 41

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

PENGGUNAAN ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKANGERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN BABAKAN HURIP KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 46

MENINGKATKAN GERAK DASAR TENDANGAN SAMPING PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2 SINDANGHAYU.

0 1 44

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI BOLA YANG DIPANTULKAN KE TANAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindang IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 3 47

PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA ANAK KELAS VI SDN SUKANEGLA KECAMATAN RANCAKALONG SUMEDANG.

0 1 48

MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PERMAINAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN PADASUKA II KEC. SUMEDANG UTARA KAB. SUMEDANG.

1 5 39

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN SPIKE DALAM BOLA VOLI MELALUI LONCAT BAN MOBIL PADA SISWA KELAS IV SDN UNGKAL KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 45

PEREPAPAN PEMBELAJARAN LOMPAT DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT SISWA KELAS V SDN BIBISLUHUR II SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 18