UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN SPIKE DALAM BOLA VOLI MELALUI LONCAT BAN MOBIL PADA SISWA KELAS IV SDN UNGKAL KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

AJAT SUDRAJAT 0902753

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(2)

Hal

KATA PENGANTAR ……… i

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………..… v

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. . x

DAFTAR GRAFIK ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ………...… 7

1. Rumusan Masalah ……… 7

2. Pemecahan Masalah ………. 8

C. Tujuan Penelitian ………. 8

D. Manfaat Penelitian ……… .. 9

E. Batasan Istilah ……… .. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani ..……… 13

B. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ….……..……… 14

1. Tujuan Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ………. 15

2. Ruang Lingkup Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ……. 16

C. Hakekat Permainan Bola Voli ……….……… 17

1. Peraturan Permainan Bola Voli Internasional ... 18

2. Permainan Bola Voli Mini ……… 19

3. Bentuk lapangan dan Peraturan Permainan Bola Voli Mini ……… 20

4. kemampuan Gerak Dasar ……….. 20

5. Teknik Dasar Permainan Bola Voli Mini ………. 24

6. Teknik Spike ………. 25

D. Media Ban Mobil ………...……… 30

1. Pengertian Media Ban Mobil ……….. 30

2. Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Ban Mobil ……….. 30


(3)

1. Lokasi Penelitian ……….. 36

2. Waktu Penelitian ……….. 37

B. Subyek Penelitian ………..………...……… 37

C. Metode dan Desain Penelitian ………...……..……… 38

1. Metode Penelitian ……… 38

2. Desain Penelitian ………. 40

D. Prosedur Penelitian ………. 42

1. Perencanaan Tindakan ………. 42

2. Pelaksanaan Tindakan ………. 44

3. Tahap Observasi ……….. 45

4. Tahap Refleksi ………. 46

E. Instrumen Penelitian ..…………. ………...……..…….. 46

1. Observasi ………. 46

2. Wawancara ……….. 47

3. Tes ……… 47

F. Teknik Pengolahan dan Analisia Data……… 47

1. Teknik Pengolahan Data ……….. 47

a. Kualitatif ……….. 48

b. Kuantitatif ……… 49

2. Analisis Data ……… 50

G. Validasi Data ……… 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal …………..……… 55

B. Paparan Data Tindakan Siklus I ………...…..………… 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ……..……..………….. 61

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ……….. 64

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ………. 66

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ……….. 73

C. Paparan Data Tindakan Siklus II …………...……..………. 76

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ……..……..………… 76

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ………. 78

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ……… 79

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ………... 86

D. Paparan Data Tindakan Siklus III …………..……..………. 88

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ……..……..………... 88

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ……… 91

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ……….. 91


(4)

3.. Pembahasan Aktivitas Siswa ………... 102

4. Pembahasan Hasil Belajar ………..………... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………….………..……… 105

B. Saran ………...……..……… 107

DAFTAR PUSTAKA ………. 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 111


(5)

Tabel Hal

1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ………..………..……... 5

3.1 Uraian Jadwal Kegiatan ………..…….………. 37

4.1 Data Awal Rencana Pembelajaran ………..….……… 55

4.2 Data Awal Kinerja Guru ………..….………… 56

4.3 Data Awal Aktvitas Siswa ………...………. 57

4.4 Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran Tolakan Spike ………. 58

4.5 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus I ……...……….. 65

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ………....…. 66

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………..…... 68

4.8 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….… 70

4.9 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I …..………..…… 72

4.10 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ……….………. 73

4.11 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ……….. 74

4.12 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Tolakan Spike ………. 74

4.13 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus II ………. 78

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ………..………. 80

4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………..……. 83

4.16 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus II ……….………… 84


(6)

4.20 Rekapitulasi Hasil Tolakan Spike Siklus II ………..………... 88

4.21 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus III …………..…… 92

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ………..………… 93

4.23 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..……… 96

4.24 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………..……. 96

4.25 Rekapitulasi Rencana Pembelajaran Siklus III ……… 97

4.26 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III ………... 99

4.26 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..………. 99


(7)

Gambar Hal 2.1 Siswa bermain bola voli ……….………... 29 2.2 Teknik Gerakan Smash dan Posisi Badan pada saat

akan Memukul Bola di Atas Net ……….. 27 2.2 Smash Langsung terhadap Bola yang datang

Langsung dari daerah Lawan ………. 27 2.3 Gerakan Lengan pada Smash Langsung ……… 28 2.4 Gerakan Smash dari belakang

dengan Umpan Panjang ………. 28 2.5 Gerakan pada Smash Silang (cross) ……….. 29 2.6 Gerakan pada Smash Lurus (straight) ………... 29


(8)

Diagram Hal

4.1 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….…….. 73

4.2 Persentase Kinerja Guru Siklus I ……… 74

4.3 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ………... 85

4.4 Persentase Kinerja Guru Siklus II ……….. 85

4.5 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………... 98

4.6 Persentase Kinerja Guru Siklus III .……… 103

4.7 Persentase Kinerja Guru Siklus I, II dan III …….……….… 104

4.8 Hasil Keterampilan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ……... 105


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu melalui pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia.

Pendidikan jasmani sebagai satu subsistem pendidikan mempunyai peran yang berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No.II Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa :

tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. Yang dimaksud dengan manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tangung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Cholik,1997:1)

Secara sederhana, pendidikan jasmani merupakan suatu proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Menurut Cholik (1997:1) “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik”. Selain belajar dan mendidik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani. Anak diajarkan untuk bergerak, melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan


(10)

dalam aspek jasmani dan rohaninya. Melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan tersebut harus terjadi secara utuh dan menyeluruh, sebab yang diharapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan istilah pisikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran yang bisa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang positif.

pendidikan jasmani adalah peroses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita (Lutan, 1996: 1).

Tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Oleh karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan cabang olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada satu sekolah dapat diefektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan bermain bola voli para siswa disuatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan setelah melihat tuntutan yang sangat besar dari masyarakat.


(11)

pengertian Bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25).

Banyak pengertian lain yang mengungkapkan tentang pengertian bola voli akan tetapi, maksud dari semua pengertian tersebut sama. Terdapat pengertian lain tentang bola voli yang dikemukakan oleh Yunus (1992:1) “adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola ke daerah lawan”.

Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan banyak orang yang sudah menguasai teknik permainan bola voli, baik individu maupun beregu. Teknik dasar bemain bola voli yang harus dikuasai yaitu servis, passing, spike dan blok.

Teknik dasar permainan bola voli menurut Ma’mun dan Subroto (2001:51) adalah sebagai berikut :

1. servis fungsinya untuk mengawali permainan.

2. passing fungsinya untuk menerima / memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu.

3. umpan fungsinya untuk menyajikan bola ke teman seregu dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan disebrangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna.

4. bendungan atau blok fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan baik ke pihak lawan.

Karakteristik bola hasil spike adalah menukik, tajam dan cepat. Arti kata spike secara bahasa adalah memaku. Spike merupakan salah satu bentuk serangan


(12)

dalam permainan bola voli. Teknik inilah yang menjadi andalan dalam permainan bola voli. Menurut Ma’mun dan Subroto (1994:52) “Spike merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bola voli”. Adapun bentuk serangan yang lainnya dapat berupa servis, bola sontekan, atau tipuan, dan bendungan yang aktif. Konsep dasarnya terbagi ke dalam empat tahapan yaitu: awalan, tolakan, melompat, gerakan memukul, dan mendarat.

Teknik melakukan awalan dimulai dengan pengaturan jarak awalan. Dianjurkan 3-5 langkah dengan menggunakan sikap penjagaan pertengahan. Melangkah atau berlari ke arah bola dengan irama langkah yang teratur dan sesuai dengan umpan bola. Bersamaan dengan langkah ketiga (langkah terakhir) kedua lengan bergerak ke depan dengan cepat dan siku lurus, kemudian berayun ke belakang untuk mengambil momentum. Langkah terakhir menentukan posisi menolak, yaitu sejangkauan tangan.

Posisi tolakan untuk melakukan lompatan sangat mempengaruhi kualitas lompatan. Oleh karena itu selain menempatkannya sejangkauan tangan terhadap bola, juga jarak kedua kaki dianjurkan kira-kira 10-30 cm. Dan jarak kedua kaki kira-kira 5-15 cm, kaki mana yang di depan disesuaikan dengan arah dasar spike yang dikehendaki. Pada saat melayang tangan ditarik seluas-luasnya ke belakang kepala, tangan lainnya menjaga keseimbangan dan pandangan selalu ke bola, serta sikap tubuh melenting seperti busur.

Berdasarkan data awal yang diperoleh oleh peneliti pada siswa kelas IV di SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang yang berjumlah 24


(13)

siswa, 13 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan, maka peneliti mendapatkan data awal dari hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Ungkal terhadap Gerak Dasar Tolakan Spike

No Nama Siswa L/P

Aspek Yang dinilai

Skor Nilai Ket

Awalan Tolakan Sikap Badan

diudara Mendarat

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 T TT

1 Allan Kameswara L √ √ √ √ 10 83

2 Deti Sri Rahayu P √ √ √ √ 5 42

3 Feri Supriatna L √ √ √ √ 9 75

4 Firmansyah L √ √ √ √ 6 50

5 Firyal Safinatunnajah P √ √ √ √ 6 50

6 Ikhsandi Putra L √ √ √ √ 9 75

7 Ilham Reza Mahendra L √ √ √ √ 6 50

8 Ivo Divoyanti P √ √ √ √ 5 42

9 Marlina P √ √ √ √ 5 42

10 Melinda Oktapiani P √ √ √ √ 6 50

11 M. Reinaldi R L √ √ √ √ 9 75

12 Nenti Rahmawati P √ √ √ √ 5 42

13 Rafi Slamet Nugraha L √ √ √ √ 9 75

14 Rizalulloh L √ √ √ √ 6 50

15 Rizki Sobari L √ √ √ √ 6 50

16 Sasqia Alanna P √ √ √ √ 4 33

17 Teguh Sembada L √ √ √ √ 10 83

18 Triana Iskandar L √ √ √ √ 9 75

19 Vimal Ramadhan L √ √ √ √ 6 50

20 Yunia P √ √ √ √ 6 50

21 Karina Maharani P √ √ √ √ 5 42

22 Mira P √ √ √ √ 4 33

23 M. Fajar Subki L √ √ √ √ 6 50

24 Adinda P √ √ √ √ 5 42

Jumlah 160 1309 7 17

KKM Kelas 56%

Rumusan Penilaian :

(jumlah skor yang diperoleh) X 100 = Nilai Akhir 12

Berdasarkan pemaparan data diatas yang dilakukan oleh penulis di lapangan terhadap pembelajaran spike pada permainan bola voli dan tes terhadap Siswa


(14)

kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sangat rendah, adapun dari 24 siswa cuma 30% yang tuntas, sedangkan 70% siswa tidak tuntas. Dari 24 siswa yang mampu melakukan teknik dasar melompat dengan baik hanya 7 orang, selebihnya 17 orang tidak mampu melakukan teknik dasar melompat dengan baik. Dengan demikian keterampilan teknik dasar melompat merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis melakukan modifikasi supaya siswa mampu melakukan gerak dasar tolakan spike dengan baik, yaitu dengan cara loncat ban mobil, dipersiapkan beserta dudukan dari kayu persegi panjang. Yang pertama posisi ban mobil tersebut ditidurkan, untuk yang ke dua posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang, namun jaraknya agak jauh dari ban satu ke ban yang ke dua. untuk yang ke tiga posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang, namun jaraknya dekat dari ban satu ke ban yang ke dua. Mereka akan terangsang mencoba melakukan loncatan, pembelajaran itu seolah-olah mengajak siswa untuk mencobanya, sehingga ada perubahan hasil belajar siswa dalam melakukan loncatan.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Tolakan Spike Melalui Loncat Ban Mobil di Kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang”.


(15)

B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul pada Kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dapat meningkatkan gerakan tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal. b. Bagaimana kinerja guru pada proses pelaksanaan pembelajaraan

tolakan spike dengan melakukan loncat ban mobil dengan tingkat kesulitannya bertahap pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tolakan spike dengan menggunakan loncat ban mobil secara bertahap tingkat kesulitannya.

d. Bagaimana peningkatan tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil.

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada pemecahan masalah yang muncul, maka penulis maka penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut :

Pada tahap awal semua siswa kelas IV diberi informasi tentang teknik tolakan spike. Kemudian mereka dites untuk melakukan tolakan spike untuk mengetahui kemampuan awal secara umum. Pada siklus I setiap siswa melakukan gerak loncat melewati ban mobil dengan posisi ban mobil tersebut


(16)

ditidurkan dengan jarak 2 meter. Pada siklus II setiap siswa melakukan gerak loncat melewati ban mobil, dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan menggunakan dudukan kayu diberi jarak 2 meter dari ban satu ke ban yang ke dua. Kemudian pada siklus ke III setiap siswa melakukan gerak loncat melewati ban mobil dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan menggunakan dudukan kayu diberi jarak 1 meter dari ban satu ke ban yang ke dua.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini yaitu meningkatkan proses hasil pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar tolakan spike pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khusus adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan gerakan tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal. 2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak

dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan cara loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan cara loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.

4. Untuk mengetahui peningkatkan gerak dasar tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

Diharapkan dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Manfaat bagi guru

Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Manfaat bagi sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kuailitas pembelajaran di sekolah dasar.

4. Manfaat bagi lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). - Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan. 5. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk menghasilkan


(18)

tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan PGSD Sumedang.

E. Batasan Istilah

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

Upaya adalah ikhtiar untuk mencapai suatu maksud atau memecahkan persoalan mencari jalan keluar (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:1109).

Meningkatkan adalah suatu proses atau usaha untuk menaikan, mempertinggi dan memperhebat (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:1060).

Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali mupun berkali-kali, tiap-tiap, menaikan, mempertinggi, memperhebat (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:311).

Dasar adalah merupakan permulaan dari persoalan besar yang lebih (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:211).

Tolakan adalah perpindahan gerak dari kecepatan horizontal kearah vertikal, yang harus dapat dilakukan dengan cepat tepat dan kuat agar dapat mengangkat seluruh tubuh keatas (Syarifuddin. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, 1992:77)

Spike (Smash) adalah pukulan utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam


(19)

melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi (Yunus. Olahraga Pilihan Bola Voli, 1992:108).

Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25). Loncat adalah suatu gerakan dengan melakukan lompat dengan dua kaki

(Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:601).

Ban Mobil adalah lingkaran dari karet yang dipasang melingkar pada roda (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:86). Adapun ban yang digunakan dalam penelitian ini adalah ban bekas mobil dengan ukuran diameter 12, dengan posisi ban berdiri pakai dudukan kayu.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh tim peneliti yang melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer. Dari tim peneliti di atas diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah. Dalam kegiatan penelitian ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

Gambar 3.1 Denah Sekolah


(21)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan Selasa mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.30 WIB, kegiatan dipusatkan di sekolah. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Penelitian dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

Tabel 2.3

Uraian Jadwal Peneletian Uraian Kegiatan

Waktu

Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.Pembuatan proposal √

2.Seminar proposal √

3.Revisi proposal √

4.Persiapan penelitian √ √ √ 5.Pelaksanaan siklus I √ 6.Pelaksanaan siklus II √ 7.Pelaksanaan siklus III √

8.Pegolahan data √ √ √ √

9.Penyusunan laporan √ √ √ √

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ungkal Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang pada kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang terhadap perhatian pendidikan dan ini berakibat terhadap kualitas pendidikan di


(22)

SDN Ungkal, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Mc Taggart dalam Dikdasmen (2001:3) “Penelitian tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran”.

Karena berawal dari praktek pembelajaran, peneliti menemukan permasalahan sehingga dibutuhkan suatu penelitian yang mampu memperbaiki pilihan yang tepat sebab PTK adalah sebuah penelitian yang berangkat dari persoalan praktek pembelajaran yang dihadapi oleh guru ditandai dengan adanya upaya melakukan tindakan untuk memperbaiki pembelajaran baik dalam proses maupun dalam hasil pembelajaran. Atas dasar tersebut peneliti ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisifatif, dan kolaboratif. Untuk itu perlu keseriusan peneliti dan orang terlibat (misalnya guru) selama proses penelitian. Makna yang terkandung dari penelitian tindakan kelas ini adalah suatu bentuk penilaian yang reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu guna meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran


(23)

dikelas atau dilapangan kearah yang lebih baik dan professional. Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan anak dalam belajar tolakan spike melalui loncat ban mobil, sehingga kasulitan anak dapat dipecahkan. Berbekal dari keinginan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran penjas pada pokok bahasan tolakan spike, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas. Pendapat tentang pengertian PTK diungkapkan oleh Hopkins dalam Wiraatmadja (2005: 11) yang menyatakan bahwa :

penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Adapun pendapat lain tentang pengertian penelitian tindakan kelas diungkapkan oleh Arikunto (2008: 3) adalah sebagai berikut :

a. penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. tindakan adalah menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. kelas adalah sekelompok siswa, yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan


(24)

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai permasalahan yang dialami siswa yang diajar oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada kesalahan-kesalahn konsep dalam mata pelajaran baru.

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian ini menggunakan metode yang bersifat kualitatif deskriptif artinya bahwa penulisan penelitian mendeskripsikan gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Proses yang berlangsung dalam prosedur kualitatif memakai metode induktif, memunculkan desain, kategori yang dipakai sebagai kiteria diidentifikasi selama proses berlangsung. Bahasa yang digunakan informal, berkembang ke arah kesimpulan dan keputusan. Sehingga data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka. Menurut Kemmis dan Tagaart dalam Wiriaatmadja, (2005:66) bahwa :

desain memiliki penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas yang menggambarkan penelitian tindakan kelas sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan kejadian atau peristiwa dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan observasi dan refleksi.


(25)

Desain penelitian tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus yang ada kegiatan refleksinya disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Untuk lebih jelasnya desain penelitian tindakan digambarkan sebagai berikut :

Gambar Tahapan Siklus

Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah 1999:70)

R E F L E C T I REVISED PLAN A C T OBSERVER OBSERVE R E F L E C T I REVISED PLAN A C T OBSERVER R E F L E C T I REVISED PLAN A C T


(26)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas berbentuk siklus. Tahapan penelitian terbagi menjadi beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat kemampuan awal dalam tolakan spike, siswa diberikan tes tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam tolakan spike.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal tolakan spike yaitu merlalui loncat ban mobil. Dari refkleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru kemudian melakukan obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentang permainan bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal, untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan bahwa sebagian besar siswa merasa kurang mampu melakukan gerak dasar tolakan spike dalam bola voli, karena guru kurang menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat untuk melakukan pembelajaran.


(27)

Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis kurikulum Pendidikan Jasmani SD tentang permainan bola voli kemudian hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu loncat ban mobil.

Adapun kegiatan perencanaan tersebut diantaranya :

a. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan menerapkan alat media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu melalui loncat ban mobil.

b. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan, sehingga permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada Siklus II.

c. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses perbaikan pembelajaran yang ditemukan pada perbaikan pembelajaran Siklus II, dengan maksud agar permasalahan yang ditemukan pada perbaikan pembelajaran Siklus II dapat diperbaiki, sehingga semua permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran dapat diperbaiki sampai dengan pencapaian hasil yang sesuai target. d. Menyiapkan instrumen observasi Setiap siklus terdiri dari tahap

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk tindakan selanjutnya.


(28)

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu tahapan-tahapan yang sudah direncanakan antara lain :

a. Kegiatan awal

1) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan bola voli.

2) Mengkondisikan siswa

3) Guru memimpin pemanasan meliputi joging dan senam peregangan.

b. Kegiatan inti

1) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik gerak dasar tolakan spike dalam permainan bola voli.

2) Siswa memperhatikan demonstrasi teknik gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil.

3) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.

4) Setiap kelompok melakukan gerakan gerak dasar tolakan spike secara bergantian dengan melewati rintangan loncat ban sepeda, posisi ban lurus sejajar dengan lantai, jarak ban 1 ke ban yang lainnya 2 meter (kelompok laki-laki melakukan, dan kelompok perempuan mengamati, dilakukan secara bergantian).


(29)

c). Kegiatan akhir

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melakukan koreksi.

3. Tahap Observasi

Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yan direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui tahap observasi semua data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi peer (pengamatan sejawat)

Obsevasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesame guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain (Dikdasmen, 2000:37-38).


(30)

b. Observasi terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya (Dikdasmen, 2000:37-38).

4. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk melakukan menganalisis, menginterprestasi dan eksplorasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan perencanaan siklus yang telah dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana yang belum tercapai ketika pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil. Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan selanjutnya untuk memperbaiki sebelumnya yang dikatakan belum sempurna.

E. Instrumen Penelitian 1. Observasi

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini merencanakan pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan bola voli menggunakan media ban mobil. Mengukur kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Mengukur aktivitas atau kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Menurut Marshall dalam Sugoyono (2005: 64)


(31)

menyatakan bahwa, “Though observation, the research to those behaviour”.

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

2. Wawancara

Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang telah diajukan

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta pemahaman siswa setelah model meningkatkan gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan menggunakan ban mobil pada permainan bola voli dilaksanakan adalah tes perbuatan, alat tes yang digunakan adalah ban mobil.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa.

Pertama, data pelaksaan tindakan berupa deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran tentang tolakan spike pada permainan bola voli dengan menerapkan keterampialan proses. Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi, wawancara dan cacatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara dan cacatan lapangan.


(32)

Kedua, data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami tolakan spike pada permainan bola voli dengan menggunakan tes hasil belajar yang instrumennya berbentuk tes kelompok dan tes individu.

Teknik pengolahan data untuk data pelaksanaan yaitu dengan menggunakan model kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan kuantitatif.

a. Kualitatif

Bentuk dari teknik penelitian kualitatif, yaitu data pelaksanaan tindakan belajar melalui tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara terhadap guru dan siswa. Catatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan.

Data hasil wawancara berbentuk jawaban percakapan antara observer dengan guru dan siswa untuk mengetahui kesan dan tanggapan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan diolah dengan cara dianalisis, kemudian dideskripsikan berupa uraian/pembahasan sehingga diperoleh informasi yang mantap tentang dampak perlakuan yang dibuat. Mencatat hasil temuan atau kejadiaan penting selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan ini, hasil temuan peneliti dan observer didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang


(33)

dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan ini adalah tentang pemahaman siswa terhdap konsep yang disampaikan, keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung,dan tentang evaluasi. Sedangkan data hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan.

b. Kuantitatif

Teknik pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun data hasil belajar siswa diperoleh dari instrument pembelajaran berupa perangkat soal. Perangkat soal berbentuk tes tertulis individu terdiri dari 5 soal yang disesuaikan dengan jumlah indikator yang akan ditempuh masing-masing soal mempunyai skor tertinggi yaitu 10 dan terendah 0, dengan skor ideal yaitu 100. untuk mengetahui batas kelulusan, maka dibuat passing grade berdasarkan skor ideal yaitu 54 dan untuk mengetahui persentase kelulusan, maka dibuat format penilaian yang didalamnya terdapat hasil kelulusan siswa dalam melaksanakan evaluasi. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik pengolahan data secara lengkap dengan menentukan batas kelulusan sesuai yang dikemukan oleh (Rakhmat, 1999:175) “adalah dengan rumus mean + 0,25 Simpang Baku (SB)”. Dari jumlah soal diketahui Skor Ideal (SI) adalah 100 dan untuk mean (M) mempunyai rumus

½

x skor ideal, jadi

½

x 100 = 50, kemudian untuk mencari simpang baku adalah

x Mean, jadi

x

50 =


(34)

16,67

.

Maka batas lulus (passing Grade) berdasarkan rumusannya adalah 50+ (0,25 x16,67), yaitu menghasilkan batas kelulusan setelah dibulatkan 45. Ini artinya apabila ada siswa yang mendapat nilai dibawah 54 maka dinyatakan tidak lulus, begitupun sebaliknya apabila ada siswa mendapat nilai diatas 54 maka dinyatakan lulus.

2. Analisis Data

Analisis data Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Menurut Patton dalam Moleong (2002:108) “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokuskan dan pengabstraksian dan mentah menjadi informasi yang bermakana. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentatif grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas. Analisis menurut Nasution dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :

melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap penelitian harus mencari sendiri


(35)

metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang dan guru penjas serta kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Bogdan dkk dalam Moleong (2005:248), menyatakan bahwa :

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjasi selama pembelajaran yaitu respon siswa terhadap penerapan keterampilan proses dalam materi tentang tolakan spike dalam permainan bola voli. Sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui kemajuan siswa dalam pembelajaran.

Setelah data dianalisis, peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan data yang diperoleh dari format observasi, format wawancara, hasil praktek dan catatan lapangan. Setelah data yang dipeoleh dari berbagai instrumen


(36)

penelitian terkumpul, kemudian data tersebut dideskripsikan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil lembar kerja siswa secara berkelompok dan perangkat soal yang dikerjakan secra individu. Data tersebut kemudian dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasl tes siswa secra berkelompok dan individu dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamat. Data yang terjaring lewat observasi dicek ulang bersama guru dan siswa, disebut triangulasi dan dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong (2005:175), yang menyatakan : “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi dan pengecekan teman sejawat”.

G. Validasi Data

Kosep validasi dalam aplikasinya untuk Penelitian Tindakan Kelas mengacu kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian. Hal ini diakui oleh Borg dkk dalam Moleong (2005:25) yang berpendapat bahwa :

kriteria untuk menguji kredibilitas dan derajat keterpercayaan penelitian tindakan menguji aspek-aspek hasil, proses dan kualitas demokratis dan kualitas penelitian tindakan kelas, namun demikian tidak terbatas adanya kriteria lain karena para guru peneliti dan mitranya dapat saja menentukan kriteria mereka dan bukan hanya para pakar akademis saja boleh menentukan atau menguji validitas penelitian mereka.


(37)

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Yang dilakukan pada kegiatan akhir dengan mengadakan pemeriksaaan validasi data dalam penelitian ini, yaitu dengan teknik

triangulasi, member chek, audit trial dan expert opinion (Wiriaatmadja:

2008:168) adalah sebagai berikut:

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan. Bersama guru pendidikan jasmani dan siswa, dilakukan diskusi untuk membahas data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Di dalam penelitian ini peneliti sebagai pengajar dan guru pendidikan jasmani sebagai observer.

2. Triangulasi, dilakukan dengan mengcek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuanya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Serta memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh peneliti secara kolaboratif.

3. Audit Trial, memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data dengan teman sejawat.


(38)

4. Expert opinion, yaitu pendapat para ahli terhadap kesahihan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Interpretasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil. Interpretasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang pembelajaran tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan pembelajaran gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran setiap siklus yang dilaksanakan berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kegiatan sebelumnya, dan target yang belum tercapai dapat diperbaiki sampai mencapai target yang di inginkan. Kegiatan siklus I kinerja guru dalam perencanaan diperoleh persesentase indikator perencanaan telah mencapai 92% den termasuk kriteria baik (B), tetapi dalam kinerja guru tahap perencanaan, target yang ingin dicapai adalah 100%. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus II, target perbaikan telah tercapai, dan dipertahankan pada siklus III. Dalam kegiatan perencanaan, adalah mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran servis bawah bola voli dengan latihan berpasangan. Setelah ditetapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka disusun skenario pembelajaran, rencana mengenai prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. Kemudian menyiapkan pedoman observasi, untuk mengamati kinerja guru dan aktifitas


(40)

siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa serta catatan lapangan. Pedoman observasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data hasil observasi. Langkah pertama yang dilakukan pada siklus pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi ajar, sumber belajar, media, membuat skenario pembelajaran, serta penilaian hasil belajar, kemudian menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui latihan loncat ban mobil. Pemilihan latihan loncat ban mobil ini adalah untuk memperbaiki tolakan spike dalam bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal.

2. Pada kinerja guru peningkatan setiap aspek mulai dai siklus I,II dan III. Untuk kinerja guru pada kegiatan awal terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I 50% meningkatkan pada siklus II menjadi 90% dan pada siklus III 100%. Untuk kegiatan inti siklus I 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 90% Untuk kegiatan akhir siklus I 40%, siklus II 60% dan pada siklus III 100%. Peningkatan ini memang diupayakan oleh peneliti sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi tujuan utama penelitian ini.

3. Pada aktivitas siswa untuk siklus I kategori B mencapai 75% sedangkan kategori K mencapai 25%, pada siklus II kemampuan meningkat untuk kategori B mencapai 88% sedangkan untuk kategori K mencapai 12%, untuk siklus III kemampuan lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya, untuk kategori B mencapai 100%, sedangkan untuk kategori K mencapai 0%.


(41)

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan peningkatan kinerja guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar memang berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga para siswa dapat meningkatkan suasana proses belajar yang maksimal

4. Hasil pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan mengunakan ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Hal ini terlihat pada data awal yang didapatkan pada saat pembelajaran berlangsung hanya 7 siswa (33%). Setelah dilakukannya tindakan di siklus I diketahui 10 siswa (42%) siswa telah tuntas ,kemudian setelah tindakan di siklus II persentase jumlah siswa yang tuntas meningkatkan menjadi 12 siswa (50%), dan di akhir tindakan pada siklus III diketahui 21 siswa (87%) tuntas atas batas minimal 70%. Dengan memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan loncat ban mobil menggunakan media ban mobil telah mampu meningkatkan siswa kelas IV SDN Ungkal terhadap pembelajaran tolak spike.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Diharapkan para guru pendidikan jasmani memcoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karaker materi ajar, agar wawasan


(42)

metodelogi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Disamping itu juga dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan PGSD Sumedang.


(43)

(44)

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : dirjin Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan. Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di sekolah dasar. Jakarta :

Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga Arikunto. (2008: 3). Metode Prnelitian Tindakan Kelas. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya

Bloom. Sujana (1992). Tujuan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bucher. (1972). Pengertian Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar. Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Gafur. (1983). Pembelajaran Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud

Lukman, Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis, Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.

Mahedra. (2003). Pendidikan jasmani dan Olahraga.

Moleong. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. PP. PBVSI. (2001). Permainan Bola Voli, Jakarta : Depdikbud


(45)

Suprapto. (2004). Permainan Bola Voli. Depdikbud

Sukintaka. (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud

Suherman (1998) Revitalisasi Keterantasan Pengajaran dalam Pendidikan

Jasmani. IKIF. Bandung Press

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Syarifuddin. (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Wiraatmamadja, Roschianti. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Yunus (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(1)

siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa serta catatan lapangan. Pedoman observasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data hasil observasi. Langkah pertama yang dilakukan pada siklus pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi ajar, sumber belajar, media, membuat skenario pembelajaran, serta penilaian hasil belajar, kemudian menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui latihan loncat ban mobil. Pemilihan latihan loncat ban mobil ini adalah untuk memperbaiki tolakan spike dalam bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal.

2. Pada kinerja guru peningkatan setiap aspek mulai dai siklus I,II dan III. Untuk kinerja guru pada kegiatan awal terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I 50% meningkatkan pada siklus II menjadi 90% dan pada siklus III 100%. Untuk kegiatan inti siklus I 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 90% Untuk kegiatan akhir siklus I 40%, siklus II 60% dan pada siklus III 100%. Peningkatan ini memang diupayakan oleh peneliti sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi tujuan utama penelitian ini.

3. Pada aktivitas siswa untuk siklus I kategori B mencapai 75% sedangkan kategori K mencapai 25%, pada siklus II kemampuan meningkat untuk kategori B mencapai 88% sedangkan untuk kategori K mencapai 12%, untuk siklus III kemampuan lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya, untuk kategori B mencapai 100%, sedangkan untuk kategori K mencapai 0%.


(2)

109

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan peningkatan kinerja guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar memang berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga para siswa dapat meningkatkan suasana proses belajar yang maksimal

4. Hasil pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan mengunakan ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Hal ini terlihat pada data awal yang didapatkan pada saat pembelajaran berlangsung hanya 7 siswa (33%). Setelah dilakukannya tindakan di siklus I diketahui 10 siswa (42%) siswa telah tuntas ,kemudian setelah tindakan di siklus II persentase jumlah siswa yang tuntas meningkatkan menjadi 12 siswa (50%), dan di akhir tindakan pada siklus III diketahui 21 siswa (87%) tuntas atas batas minimal 70%. Dengan memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan loncat ban mobil menggunakan media ban mobil telah mampu meningkatkan siswa kelas IV SDN Ungkal terhadap pembelajaran tolak spike.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Diharapkan para guru pendidikan jasmani memcoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karaker materi ajar, agar wawasan


(3)

metodelogi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Disamping itu juga dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan PGSD Sumedang.


(4)

(5)

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : dirjin Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan. Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di sekolah dasar. Jakarta :

Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga Arikunto. (2008: 3). Metode Prnelitian Tindakan Kelas. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya

Bloom. Sujana (1992). Tujuan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bucher. (1972). Pengertian Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar. Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Gafur. (1983). Pembelajaran Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud

Lukman, Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis, Konsep, Metode dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA. Mahedra. (2003). Pendidikan jasmani dan Olahraga.

Moleong. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. PP. PBVSI. (2001). Permainan Bola Voli, Jakarta : Depdikbud


(6)

Lutan, Rusli. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendas dan Menengah Direktorat Jendral Olahraga.

Sarumpet. (1992). Permainan Bola Voli. Jakarta Depdikbud Suprapto. (2004). Permainan Bola Voli. Depdikbud

Sukintaka. (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud

Suherman (1998) Revitalisasi Keterantasan Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. IKIF. Bandung Press

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Syarifuddin. (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Wiraatmamadja, Roschianti. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Yunus (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SMASHBOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA LAMBUNG DENGAN NET YANG DIPENDEKKAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS 2 KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 1 30

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI BOLA YANG DIPANTULKAN KE TANAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindang IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 3 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN SPIKE PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN LONCAT LEMPAR SASARAN BERGANTIAN.

0 4 77

Meningkatkan Gerak Dasar Spike Bola Voli Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw (Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di Kelas V SDN Parakan IV Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.

3 41 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN PEREPET JENGKOL DI KELAS IV SDN KADU KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 47

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPIKE BOLA VOLI MELALUI PANTULAN BOLA KE TEMBOK DI KELAS V SDN KARNGSAMBUNG IV KECAMATAN KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 57

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SPIKE PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG DI KELAS V SDN SUKADANA II KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 50

PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI TARGET DINDING PADA KELAS IV SD NEGERI LEMBURSITU KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 35

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

2 151 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LONCATAN SPIKE BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS IV SDN CIKURUBUK KECAMATAN CISARUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 55