Pursinsm Busana Haute Couture yang Terinspirasi dari Kaum Puritan dalam Kisah the Salem Witch Trials.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Latar belakangkeadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch

Trials merupakan tema utama yang diangkat dalam koleksi Tugas Akhir yang berjudul “Pursinism”. Keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials

inilah yang menjadi inspirasi dan menuangkannya melalui visualisasi proses transformasi perasaan pada tampilan seluruh koleksi busana.

Proses transformasi perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials ini dibagi menjadi empat bagian yakni pertama kaum Puritan yang masih berpengang teguh dengan doktrin kemurniaanya,kedua mulai adanya rasa ketakutan yang muncul karena timbul penyakit yang di derita beberapa anak perempuan yang disebabkan oleh penyihir, ketiga adanya rasa ketakutan dan kesedihan yang menyelimuti kaum Puritan, dan keempat rasa ketakutan dan kesedihan telah sepenuhnya menyelimuti kaum Puritan. Keempatnya diolah dengan perpaduan material, reka bahan, dan warna menjadi jenis busana haute couture. Sehingga keseluruhan aspek busana yang meliputi siluet, bentuk, warna, reka bahan, dan material dapat disesuaikan dengan karakter tema busana tersebut.

Adapun detail perancangan meliputi penggunaan material organdi, linen, dan tulle. Reka bahan yang diterapkan adalah teknik crackle dye, teknik sulam, dan aplikasi payet. Koleksi ini ditujukan untuk wanita berusia 20-35 tahun dengan karakter dewasa, mandiri, feminin, dan percaya diri untuk menampilkan kesan dramatis, modern, dan feminin.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The background feeling of Puritan’s story in The Salem Witch Trials are the main theme for the final project collection called "Pursinism”. Puritan’s feeling in the story of The Salem Witch which became the inspiration and poured it through a visualy of the transformation process the feelings on viewing the entire collection. The transformation process of Puritan’s feeling in The Salem Witch Trials story is divided into four parts, first the Puritan’s are still firm with purity, second began their sense of fears from diseases that arise in some girls suffering caused by witches, third the existence of a sense of fear and sorrow surrounding the Puritan’s, and forth fear and grief has completely enveloped the Puritan’s. All four were treated with the combination of materials, colours, and manipulating fabric became a kind of haute couture. So the whole aspect of fashion that includes the silhouette, shape, colors, manipulating fabric, and materials can be customized with character themes on clothing.

As for the detail design includes the use of materials organdy, linen and tulle. Manipulating fabric applied is crackle dye technique, embroidery techniques, and application of sequins. This collection is intended for women aged 20-35 years with mature character, independent, feminine, and confident to show a dramatic impression, modern, and feminine.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

PERYATAAN HASIL KARYA PRIBADI

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Masalah Perancangan ... 2

I.3 Batasan Perancangan ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 3

1.5 Metode Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

II.1 Teori Fashion ... 7

II.1.1 Pengertian Fashion ... 7

II.1.2 Pengertian Style (Gaya) ... 9

II.1.3 Pengertian Tren Fashion ... 10

II.1.4 Pergerakan dan Perkembangan Fashion... 10

II.2 Teori Busana ... 11

II.2.1 Pengertian Busana ... 11

II.2.2 Fungsi Busana... 13

II.2.3 Siluet Busana ... 15

II.3 Teori Pola dan Jahit ... 17


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

II.3.2 Pengertian Pola Dasar dan Pecah Pola ... 18

II.3.3 Tusuk Dasar Menjahit ... 18

II.4 Teori Tekstil ... 20

II.4.1 Teori Reka Bahan ... 20

II.4.2 Reka Bahan yang Digunakan Pada Tugas Akhir ... 21

II.5 Teori Desain ... 21

II.5.1 Unsur-unsur Desain ... 22

II.5.2 Prinsip Desain Busana ... 24

II.6 Teori Warna ... 26

II.6.1 Psikologi Warna ... 26

II.6.2 Lambang Warna Dalam Kisah The Salem Witch Trials ... 27

II.6.3 Warna-warna Dalam Koleksi Tugas Akhir ... 28

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 29

III.1 Trend Forecasting 2016/2017 : Resistance ... 29

III.2 Tema: “Refugium” (Trend Forecasting 2016/2017: Resistance) ... 29

III.2.1 Subtema: “Armadillo” ... 30

III.2.2 Fitting dan Menangani Klien di Boutique ... 30

III.3 Penggabungan Rancangan dengan Subtema ... 31

III.4 Kaum Puritan ... 32

III.5 The Salem Witch Trials ... 35

III.6 Teknik Crackle Dye ... 38

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 43

IV.1 Perancangan Umum... 43

IV.1.1 Moodboard ... 43

IV.1.2 Konsep ... 44

IV.1.3 Koleksi Desain ... 45

IV.1.4 Tabel Perancangan Koleksi Desain ... 46

IV.2 Perancangan Khusus ... 46

IV.2.1 Look 1 ... 47

IV.2.2 Look 2 ... 48

IV.2.3 Look 3 ... 49


(5)

v Universitas Kristen Maranatha

IV.3 Perancangan Detail ... 51

IV.3.1 Crackle Dye ... 51

IV.3.2 Sulam ... 52

IV.3.3 Aplikasi Ragam Hias Payet ... 53

BAB V PENUTUP ... 54

V.1 Simpulan ... 54

V.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

BIODATA PRAKTIKAN ... 57


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Classic Style ... 9

Gambar 2.2 Goth Style ... 10

Gambar 2.3 Diagram Pergerakan dan Perkembangan Fashion ... 11

Gambar 2.4 Siluet A-Line ... 15

Gambar 2.5 Siluet I-Line ... 16

Gambar 2.6 Siluet S-Line ... 16

Gambar 2.7 Color Image Scale ... 27

Gambar 3.1 Buku Trend Forecasting 2016/2017: Resistance ... 29

Gambar 3.2 Visualisasi Tema Refugium ... 30

Gambar 3.3 Visualisasi Subtema Armadillo ... 31

Gambar 3.4 Kegiatan beribadah Kaum Puritan ... 33

Gambar 3.5 Busana Kaum Puritan ... 34

Gambar 3.6 Tituba menyihir anak-anak perempuan ... 36

Gambar 3.7 Pengadilan penyihir ... 36

Gambar 3.8 Eksekusi para penyihir ... 37

Gambar 3.9 Adonan terigu ... 38

Gambar 3.10 Kain ... 39

Gambar 3.11 Kain yang dilapisi adonan ... 39

Gambar 3.12 Kain yang sudah mengering ... 40

Gambar 3.13 Proses pewarnaan ... 40

Gambar 3.14 Bilas kain dengan air ... 41

Gambar 3.15 Teknik crackle dye pada kain linen warna hitam ... 41

Gambar 3.16 Teknik crackle dye pada kain organdi... 42

Gambar 3.17 Teknik crackle dye pada kain linen warna broken white ... 42

Gambar 4.1 Moodboard “Pursinism” ... 43

Gambar 4.2 “Pursinism” (front) ... 45

Gambar 4.3 “Pursinism” (back) ... 45

Gambar 4.4 Look 1 ... 47


(7)

vii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.6 Look 3 ... 49

Gambar 4.7 Look 4 ... 50

Gambar 4.8 Crackle Dye ... 51

Gambar 4.9 Sulam ... 52


(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Mindmap ... ... 59

Rincian Ukuran Model ... 60

Pola Dasar ... ... 61

Pecah Pola .. ... 62

Rincian Harga ... 71

Editorial Photoshoot ... 78

Material ... 82

Manipulating Fabric ... 83

Proses Pembuatan ... 86


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kaum Puritan merupakan sebuah kelompok pergerakan reformasi keagamaan yang muncul dalam Church of England pada abad ke-16. Pada abad ke-17 dibawah kekuasaan gereja, kaum Puritan bermigrasi ke New England, Amerika Serikat untuk menanamkan dasar keagamaan, ilmu pengetahuan, dan nilai sosial. Kaum Puritan juga sebuah kelompok yang memperjuangkan "kemurnian" sebagai doktrin dan sebagai gaya hidup mereka.

Kaum Puritan yang terdapat dalam kisah The Salem Witch Trials (Pengadilan Penyihir Salem) adalah sebuah kisah nyata pada abad ke-16 yang menceritakan tentang tuduhan kepada orang-orang yang memiliki ilmu sihir di Massachusset. Dalam aspek berpenampilan dan gaya hidup kaum Puritan adalah kaum yang sederhana, namun dalam kisah The Salem Witch Trials kehidupan kaum Puritan yang sederhana berubah menjadi kehidupan yang rumit dikarenakan mereka percaya bahwa dosa telah melingkupi diri mereka dengan adanya penyihir yang memperlihatkan gejala-gejala yang menakutkan pada diri mereka. Sehingga terjadilah peristiwa Pengadilan Penyihir Salem yang memakan banyak korban yang tidak bersalah dikarenakan rasa takut akan dosa yang mendalam. Kisah inilah yang menjadi ispirasi untuk koleksi busana haute

couture ini.

“Pursinism” merupakan koleksi haute couture yang diangkat dengan latar

belakang keadaan kehidupan kaum Puritan dalam The Salem Witch Trials untuk memenuhi kebutuhan para pecinta fashion akan busana yang berkarakter dramatis, modern, detailing, dan feminin. Oleh karena itu, koleksi haute couture Pursinism akan menampilkan busana yang terinspirasi dari keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials. Selain itu koleksi ini terinspirasi pula dari sub-tema

“Armadillo” dari tema “Refugium” dalam buku “Trend Forecasting 2016-2017:

Resistance”.

Proses transformasi perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials ini dibagi menjadi empat bagian yakni kaum Puritan yang masih berpengang teguh


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha

dengan doktrin kemurniaanya, mulai adanya rasa ketakutan yang muncul karena timbul penyakit yang di derita beberapa anak perempuan yang disebabkan oleh penyihir, adanya rasa ketakutan dan kesedihan yang menyelimuti kaum Puritan, dan rasa ketakutan dan kesedihan telah sepenuhnya menyelimuti kaum Puritan. Keempatnya diolah dengan perpaduan material, reka bahan, dan warna menjadi jenis busana haute couture. Sehingga keseluruhan aspek busana yang meliputi siluet, bentuk, warna, reka bahan, dan material dapat disesuaikan dengan karakter tema pada busana tersebut.

Konsep ini dipilih untuk menghasilkan busana haute couture yang ditujukan untuk wanita yang berkarakter dewasa, mandiri, feminin, dan percaya diri. Hal tersebut juga dapat memenuhi permintaan konsumen terhadap kebutuhan busana dengan tren masa kini. Perpaduan siluet-siluet berbentuk A-Line dan bervolume dalam kaum Puritan dengan sentuhan modern dan teknik-teknik reka bahan crackle dye, sulam, dan aplikasi payet yang digunakan untuk mendukung detail craftmanship yang sesuai dengan tren zaman sekarang.

I.2 Masalah Perancangan

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang diatas, maka masalah perancangan yang ditemukan sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan keadaan perasaan kaum Puritan dalam The Salem Witch

Trials ke dalam koleksi busana yang modern pada saat ini?

2. Bagaimana memvisualisasikan perasaan yang terdapat dalam kisah The Salem

Witch Trials ke dalam koleksi busana “Pursinism”?

3. Bagaimana menerapkan sub-tema “Armadillo” ke dalam koleksi busana “Pursinism”?


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha I.3 Batasan Perancangan

Batasan perancangan dari pembuatan koleksi “Pursinism”, yaitu sebagai berikut

:

1. Merancang busana haute couture yang berkarakter dramatis, modern, detailing, dan feminin.

2. Menerapkan teknik perpaduan pengaplikasian payet dan sulam sebagai detail busana.

3. Menerapkan teknik reka bahan crackle dye sebagai perlambangan perasaan ketakutan yang merambat dalam The Salem Witch Trials.

4. Perpaduan material berupa linen, organza, dan tulle untuk memberikan kesan bervolume.

5. Perpaduan warna broken white, abu-abu dan hitam. 6. Siluet busana berbentuk A-Line dan bervolume.

7. Target market yang dituju untuk wanita kalangan menengah keatas berusia 20-35 tahun dengan karakter dewasa, mandiri, feminin, dan percaya diri.

I.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan koleksi haute couture wanita “Pursinism” ini terdiri dari :

1. Menerapkan busana yang berkarakter dramatis, modern, detailing, dan feminin untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap busana haute couture wanita yang modern.

2. Memvisualisasikan emosi-emosi yang terdapat dalam kisah The Salem Witch

Trials dalam bentuk siluet, reka latar, dan warna sebagai busana haute couture.

3. Menerapkan siluet-siluet yang bervolume dan dipadukan dengan siluet


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha I.5 Metode Perancangan

Ide & Inspirasi dari perasaan kaum Puritan

dalam The Salem

Witch Trials

Penggabungan dengan

sub tema “Armadillo” - Pemilihan bahan

- Crackle dye

- Sulam

- Aplikasi Payet

Moodboard

Riset Data ( A Delution of Satan : A Full The Salem Witch Trials Story Book)

Eksperimen Crackle

Dye

Eksperimen Sulam Narasi kosep

“Pursinism”

Sketsa busana Perancangan


(13)

5 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1 Struktur Metode Perancangan Sumber: Dokumen Pribadi

Pembuatan Pola

Finishing

Produksi

Pecah Pola

Pasca Produksi Pemotongan Kain

Crackle Dye

Penjahitan

Sulam Aplikasi Payet

Photoshoot


(14)

6 Universitas Kristen Maranatha I.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam laporan Kerja Praktik ini terbagi ke dalam empat bab, berikut adalah ringkasan dari pembahasan tersebut :

Bab I Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang busana haute couture

dari tema “Pursinism” yang terinspirasi dari kisah The Salem Witch Trials. Selain latar belakang, pembahasan lain yang dibahas pada bab ini adalah identifikasi perancangan, batasan perancangan, tujuan perancangan, dan metode perancangan. Melalui pembahasan bab ini, pembaca dapat mengetahui hal-hal apa yang akan dibahas pada laporan Tugas Akhir ini.

Bab II Landasan Teori mengkajikan teori tentang konsep perancangan,

definisi, dan keterangan yang disertai dengan sumber untuk memperkuat teori. Teori yang diangkat antara lain adalah teori fashion, teori busana, teori pola, teori jahit, teori reka bahan tekstil, teori desain, dan teori warna.

Bab III Objek Studi Perancangan mendeskripsikan unsur desain yang

digunakan pada rancangan busana dan pembahasan secara mendalam mengenai tema, konsep, penjelasan sumber inspirasi, serta ulasan tentang segmentasi pasar.

Bab IV Konsep Perancangan menjelaskan konsep perancangan koleksi busana

“Pursinism” yang terdiri dari moodboard, narasi konsep, gambaran seluruh koleksi,

penjelasan pengerjaan, serta perancangan khusus seluruh koleksi desain.

Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran laporan tugas akhir dari

koleksi busana “Pursinism”. Kesimpulan dan saran dibuat dengan harapan agar koleksi


(15)

54 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

V.1 Simpulan

Setelah melalui proses pembuatan koleksi tugas akhir yang berjudul

“Pursinism”, maka telah tercapai tujuan yaitu menghasilkan busana haute couture

yang menggambarkan visualisasi keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The

Salem Witch Trials secara modern. Penggunaan teknik reka bahan yang tidak mudah

dalam proses pengerjaanya yaitu, sulam tangan yang dikombinasikan dengan pengaplikasian payet. Penggunaan motif yang dibuat dengan teknik crackle dye bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya modern yang dipadukan dengan teknik reka bahan pembuatan tangan.

Kesan dramatis dari koleksi ini pun dapat terlihat melalui detail dari reka bahan buatan tangan yaitu crackle dye, sulam, dan aplikasi payet yang bertujuan untuk menghasilkan karya busana dengan inspirasi keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials. Penggunaan material kain linen, organza, dan tulle. Reka bahan pembuatan tangan yang rumit guna memperjelas kesan busana yang dramatis, modern, dan feminin.

Busana haute couture ini ditujukan untuk wanita berusia 20 sampai 35 tahun yang berkarakter dewasa, mandiri, feminin, dan percaya diri. Koleksi ini dapat digunakan untuk acara pesta, fashion show, red carpet, dan acara khusus lainnya.


(16)

55 Universitas Kristen Maranatha V.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan pembuatan koleksi “Pursinism” maka terdapat

berbagai saran yang dapat diberikan guna meningkatkan kualitas perancangan selanjutnya. Koleksi dengan judul “Pursinism”, memerlukan pencarian data yang lebih mendalam sehingga tidak salah dalam menafsirkan tema dengan konsep yang diambil ke dalam rancangan. Dalam keseluruhan proses perancangan yang dilakukan terdapat beberapa kendala, yaitu :

1. Ketika pembuatan reka bahan crackle dye, berupa pembuatan motif pada kain dengan pewarna tekstil agar dapat menghasilkan motif crackle yang menyatu dan alami.

2. Kendala pemilihan bahan, kain yang digunakan dalam pembuatan reka bahan harus memiliki tekstur yang sesuai untuk proses pembuatan reka bahan, agar menghasilkan hasil yang baik.

3. Kendala teknis pembuatan reka bahan sulam, aplikasi payet, dan crackle dye, yang cukup memakan waktu lama.

Selain itu terdapat saran berupa teknis, yaitu :

1. Pada proses jahitan, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian, karena siluet busana yang memiliki beberapa potongan yang menggabungkan dua bahan berbeda dengan karakter yang berbeda pula.

2. Pada proses reka bahan sulam dan aplikasi payet, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian agar menghasilkan detail busana yang sesuai dengan harapan.


(17)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. 1996. Fashion and Communication. London, United Kingdom. Gerval, Olivier. 2007. Fashion: Concept to Catwalk. France.

Hill, Frances. 1995. The Full Story of The Salem Witch Trials: A Delution of Satan. Amerika Serikat.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. London, United Kingdom.

R. Beeke, Dr. Joel. 1999. Puritan Evangelism. Michigan, Amerika Serikat. Schwaab, Catherine. & Couturier, Elisabeth. 2011. Talk About Fashion. Troxell, Mary D. & Judelle, Beatrice. 1981. Fashion Mercahandising. Welter, Linda. & Lillethun, Abby. 2011. The Fashion Reader.

Hayden, Kellie. 2015. The Daily Life of a Puritan in Colonial Times. Artikel online, http://www.brighthubeducation.com/history-homework-help/112142-daily-life-of-a-puritan-colonist/ (diakses: 15 Maret 2016 pk.19.00 WIB)

Nafata, Naviga. 2014. Teknik-Teknik Tusuk Dasar Menjahit Menggunakan Tangan. Artikel online, http://princekevin019.blogspot.co.id/2014/12/teknik-teknik-tusuk-dasar-menjahit.html (diakses: 28 Februari 2016, pk.22.00 WIB)

Agustina, Dina. 2012. Prinsip-Prinsip Desain Busana. Artikel online, http://dinaagustina09.blogspot.co.id/2012/06/prinsip-prinsip-desain-busana.html (diakses: 28 Februari 2016, pk.22.00 WIB)


(1)

4 Universitas Kristen Maranatha I.5 Metode Perancangan

Ide & Inspirasi dari perasaan kaum Puritan

dalam The Salem Witch Trials

Penggabungan dengan

sub tema “Armadillo” - Pemilihan bahan

- Crackle dye - Sulam

- Aplikasi Payet

Moodboard

Riset Data ( A Delution of Satan : A Full The Salem Witch Trials Story Book)

Eksperimen Crackle Dye

Eksperimen Sulam Narasi kosep

“Pursinism”

Sketsa busana Perancangan


(2)

5 Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1 Struktur Metode Perancangan

Sumber: Dokumen Pribadi

Pembuatan Pola

Finishing Produksi

Pecah Pola

Pasca Produksi Pemotongan Kain

Crackle Dye

Penjahitan

Sulam Aplikasi Payet

Photoshoot


(3)

6 Universitas Kristen Maranatha I.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam laporan Kerja Praktik ini terbagi ke dalam empat bab, berikut adalah ringkasan dari pembahasan tersebut :

Bab I Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang busana haute couture dari tema “Pursinism” yang terinspirasi dari kisah The Salem Witch Trials. Selain latar belakang, pembahasan lain yang dibahas pada bab ini adalah identifikasi perancangan, batasan perancangan, tujuan perancangan, dan metode perancangan. Melalui pembahasan bab ini, pembaca dapat mengetahui hal-hal apa yang akan dibahas pada laporan Tugas Akhir ini.

Bab II Landasan Teori mengkajikan teori tentang konsep perancangan, definisi, dan keterangan yang disertai dengan sumber untuk memperkuat teori. Teori yang diangkat antara lain adalah teori fashion, teori busana, teori pola, teori jahit, teori reka bahan tekstil, teori desain, dan teori warna.

Bab III Objek Studi Perancangan mendeskripsikan unsur desain yang digunakan pada rancangan busana dan pembahasan secara mendalam mengenai tema, konsep, penjelasan sumber inspirasi, serta ulasan tentang segmentasi pasar.

Bab IV Konsep Perancangan menjelaskan konsep perancangan koleksi busana

“Pursinism” yang terdiri dari moodboard, narasi konsep, gambaran seluruh koleksi,

penjelasan pengerjaan, serta perancangan khusus seluruh koleksi desain.

Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran laporan tugas akhir dari

koleksi busana “Pursinism”. Kesimpulan dan saran dibuat dengan harapan agar koleksi


(4)

54 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

V.1 Simpulan

Setelah melalui proses pembuatan koleksi tugas akhir yang berjudul “Pursinism”, maka telah tercapai tujuan yaitu menghasilkan busana haute couture yang menggambarkan visualisasi keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials secara modern. Penggunaan teknik reka bahan yang tidak mudah dalam proses pengerjaanya yaitu, sulam tangan yang dikombinasikan dengan pengaplikasian payet. Penggunaan motif yang dibuat dengan teknik crackle dye bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya modern yang dipadukan dengan teknik reka bahan pembuatan tangan.

Kesan dramatis dari koleksi ini pun dapat terlihat melalui detail dari reka bahan buatan tangan yaitu crackle dye, sulam, dan aplikasi payet yang bertujuan untuk menghasilkan karya busana dengan inspirasi keadaan perasaan kaum Puritan dalam kisah The Salem Witch Trials. Penggunaan material kain linen, organza, dan tulle. Reka bahan pembuatan tangan yang rumit guna memperjelas kesan busana yang dramatis, modern, dan feminin.

Busana haute couture ini ditujukan untuk wanita berusia 20 sampai 35 tahun yang berkarakter dewasa, mandiri, feminin, dan percaya diri. Koleksi ini dapat digunakan untuk acara pesta, fashion show, red carpet, dan acara khusus lainnya.


(5)

55 Universitas Kristen Maranatha V.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan pembuatan koleksi “Pursinism” maka terdapat berbagai saran yang dapat diberikan guna meningkatkan kualitas perancangan selanjutnya. Koleksi dengan judul “Pursinism”, memerlukan pencarian data yang lebih mendalam sehingga tidak salah dalam menafsirkan tema dengan konsep yang diambil ke dalam rancangan. Dalam keseluruhan proses perancangan yang dilakukan terdapat beberapa kendala, yaitu :

1. Ketika pembuatan reka bahan crackle dye, berupa pembuatan motif pada kain dengan pewarna tekstil agar dapat menghasilkan motif crackle yang menyatu dan alami.

2. Kendala pemilihan bahan, kain yang digunakan dalam pembuatan reka bahan harus memiliki tekstur yang sesuai untuk proses pembuatan reka bahan, agar menghasilkan hasil yang baik.

3. Kendala teknis pembuatan reka bahan sulam, aplikasi payet, dan crackle dye, yang cukup memakan waktu lama.

Selain itu terdapat saran berupa teknis, yaitu :

1. Pada proses jahitan, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian, karena siluet busana yang memiliki beberapa potongan yang menggabungkan dua bahan berbeda dengan karakter yang berbeda pula.

2. Pada proses reka bahan sulam dan aplikasi payet, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian agar menghasilkan detail busana yang sesuai dengan harapan.


(6)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. 1996. Fashion and Communication. London, United Kingdom. Gerval, Olivier. 2007. Fashion: Concept to Catwalk. France.

Hill, Frances. 1995. The Full Story of The Salem Witch Trials: A Delution of Satan. Amerika Serikat.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. London, United Kingdom.

R. Beeke, Dr. Joel. 1999. Puritan Evangelism. Michigan, Amerika Serikat. Schwaab, Catherine. & Couturier, Elisabeth. 2011. Talk About Fashion. Troxell, Mary D. & Judelle, Beatrice. 1981. Fashion Mercahandising. Welter, Linda. & Lillethun, Abby. 2011. The Fashion Reader.

Hayden, Kellie. 2015. The Daily Life of a Puritan in Colonial Times. Artikel online, http://www.brighthubeducation.com/history-homework-help/112142-daily-life-of-a-puritan-colonist/ (diakses: 15 Maret 2016 pk.19.00 WIB)

Nafata, Naviga. 2014. Teknik-Teknik Tusuk Dasar Menjahit Menggunakan Tangan. Artikel online, http://princekevin019.blogspot.co.id/2014/12/teknik-teknik-tusuk-dasar-menjahit.html (diakses: 28 Februari 2016, pk.22.00 WIB)

Agustina, Dina. 2012. Prinsip-Prinsip Desain Busana. Artikel online, http://dinaagustina09.blogspot.co.id/2012/06/prinsip-prinsip-desain-busana.html (diakses: 28 Februari 2016, pk.22.00 WIB)