PERBEDAAN PERILAKU KONFORMITAS REMAJA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SERTA IMPLIKASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING: Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Laki-laki dan perempuan Kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 PERBEDAAN PERILAKU KONFORMITAS REMAJA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SERTA IMPLIKASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Laki-laki dan perempuan Kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Widianti Eka Putri 0608539

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013


(2)

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

PERBEDAAN PERILAKU KONFORMITAS

REMAJA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SERTA IMPLIKASI DALAM BIMBINGAN DAN

KONSELING

Oleh

Widianti Eka Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Widianti Eka Putri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

No. Skripsi :

PERBEDAAN PERILAKU KONFORMITAS REMAJA BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SERTA IMPLIKASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Laki-laki dan perempuan Kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Abstrak, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku

konformitas remaja berdasarkan jenis kelamin serta bagaimana implikasinya dalam bimbingan dan konseling. Masalah utama dalam penelitian ini adalah implikasi bimbingan dan konseling yang efektif untuk mereduksi perilaku konformitas pada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif perbedaan. Penelitian menghasilkan : (1) gambaran perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI, (2) gambaran perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI, dan (3) program bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI.


(5)

No. Skripsi :

DIFFERENCES IN ADOLESCENT CONFORMITY BEHAVIOR BASED ON GENDER AND IMPLICATIONS OF THE GUIDANCE AND

COUNSELING

(Student Descriptive Research on Male and Female

High School District XI Class 7 Bandung in Academic Year 2011/2012)

Abstract, This research aims to determine the differences in conformity behavior

of adolescents by gender and how its implications in guidance and counseling. The main problem in this research is the effective implication of guidance and counseling for reducing behavioral conformity to male students and female students. The research approach used is quantitative descriptive comparison. This research produced: (1) description of behavioral conformity male students and female students of class XI, (2) conduct a difference description of conformity male students and female students of class XI, and (3) personal-social counseling program to reduce students' behavioral conformity male and female students of class XI.


(6)

Vii

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penelitian ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 8

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KONSEP DASAR KONFORMITAS, REMAJA SERTA KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Dasar Konformitas 1. Pengertian Konformitas ... 12


(7)

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

2. Faktor-Faktor Penyebab Konformitas ... 13

3. Jenis-Jenis Konformitas ... 18

4. Aspek-Aspek Konformitas ... 19

5. Alasan Menolak Konformitas ... 22

6. Perbedaan Konformitas Berdasarkan Jenis Kelamin ... 23

7. Konformitas Terhadap Perkembangan Remaja ... 23

B. Konsep dasar Remaja 1. Pengertian Remaja ... 24

2. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja ... 24

3. Tugas Perkembangan Remaja ... 27

4. erkembangan Peran Jenis Kelamin Remaja ... 29

C. Konsep Bimbingan Konseling Pribadi-Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ... 3

2. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial ... 31

3. Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial ... 32

4. Aspek-aspek Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial ... 34

5. Posisi Bimbingan Pribadi-Sosial dalam Bimbingan dan Konseling ... 35

6. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ... 36

7. Program Bimbingan Pribadi-Sosial ... 37

D. Konformitas dalam Bimbingan dan Konseling ... 41

E. Kerangka Pemikiran ... 42

F. Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44


(8)

ix

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

C. Metode Penelitian... 45

D. Definisi Operasional... 46

E. Instrumen Penelitian... 47

F. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data... 48

1. Uji Kelayakan Instrumen ... 52

2. Uji Keterbacaan ... 53

3. Uji Validitas ... 53

4. Uji Reliabilitas ... 55

G. Teknik Pengumpulan Data ... 57

H. Analisis Data ... 57

I. Prosedur dan Tahap-Tahap Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 ... 61

2. Gambaran Perbedaan Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 ... 78

3. Implikasi Bimbingan dan Konseling ... 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ... 80

2. Gambaran Perbedaan Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ... 87


(9)

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 3. Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mereduksi Perilaku

Konformitas Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 91 B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN


(10)

xi

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas

XI……… 44

3.2 Nilai Skor Angket………... 48

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Konformitas (sebelum validasi)………... 49

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Konformitas (sesudah validasi)………... 51

3.5 Hasil Uji Validitas Item... 55

3.6 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen... 56

3.7 Kategori Tingkat Perilaku Konformitas Siswa………... 59

4.1 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Perempuan…….. 61

4.2 Perilaku Konformitas Setiap Aspek Siswa Laki-laki dan Perempuan……….. 63

4.3 Perilaku Konformitas Aspek Pengetahuan Siswa Laki-laki dan Perempuan……… 65

4.4 Perilaku Konformitas Aspek Pendapat Siswa Laki-laki dan Perempuan……….. 68

4.5 Perilaku Konformitas Aspek Keyakinan Siswa Laki-laki dan Perempuan……… 71

4.6 Perilaku Konformitas Aspek Perasaan Senang Siswa Laki-laki dan Perempuan………. 74

4.7 Perilaku Konformitas Aspek Kecenderungan Berinteraksi Siswa Laki-laki dan Perempuan………. 76


(11)

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 ... 62 Grafik 4.2 Gambaran Umum Berdasarkan Aspek Perbedaan Perilaku

Konformitas Siswa Laki-laki dan Perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 ... 64 Grafik 4.3 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan Berdasarkan Indikator dalam Aspek Pengetahuan ... 67 Grafik 4.4 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan Berdasarkan Indikator dalam Aspek Pendapat . 70 Grafik 4.5 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan Berdasarkan Indikator dalam Aspek Keyakinan ... 73 Grafik 4.6 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan Berdasarkan Indikator dalam Aspek Perasaan Senang ... 75 Grafik 4.7 Perilaku Konformitas Siswa Laki-laki dan Siswa

Perempuan Berdasarkan Indikator dalam Aspek Kecenderungan Berinteraksi ... 78


(12)

xiii

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian

a. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing

b. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan c. Surat Izin penelitian dari UPI

d. Surat Keterangan dari SMAN 7 Bandung Lampiran 2 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Pengolahan Data

a. Data Uji Validitas dan Realibilitas b. Hasil Uji Validitas Data

c. Hasil Uji Realibilitas Data d. Data Penelitian

Lampiran 4 Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mereduksi Perilaku Konformitas Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan Kelas XI SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012


(13)

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap manusia mengalami beberapa proses perkembangan dalam hidupnya, baik secara fisik maupun psikis. Di mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan beranjak tua. Setiap masa dalam hidupnya, individu akan menemukan hal baru yang akan dijadikan sebagai pengalaman-pengalaman untuk dapat menuntunnya ke masa selanjutnya. Serangkaian proses perkembangan masa remaja adalah masa yang sangat penting, karena masa remaja adalah masa yang menjembatani antara masa kecil ke masa dewasa.

Piaget (Hurlock 1980: 206) memandang secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan masa remaja.

Kehidupan sosial pada masa remaja, sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Santrock (2002: 43-44) menjelaskan anak-anak meluangkan lebih banyak waktu dengan teman sebaya pada pertengahan dan akhir masa anak-anak daripada pada awal masa anak-anak. Persahabatan menjadi semakin penting pada pertengahan dan akhir masa anak-anak dan popularitas di antara teman-teman sebaya merupakan suatu motivasi yang kuat bagi kebanyakan anak-anak. Remaja meluangkan banyak waktu dengan teman-teman sebaya, lebih banyak daripada pertengahan dan akhir masa anak-anak.


(14)

2

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Erikson (Syamsu Yusuf, 2005:188) mengemukakan : „masa remaja berkaitan

erat dengan perkembangan sense of identity VS role confusion yaitu perasaan atau

kesadaran akan jati dirinya‟. Remaja mulai mencari identitas dirinya, mulai mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada dirinya sendiri. Siapa saya? Akan menjadi apa saya? Apa peran-peran sosial saya dalam keluarga, masyarakat, dan kehidupan beragama? Kira-kira pertanyaan itulah yang mencoba ditelusuri dalam proses pencarian identitas dirinya. Syamsu Yusuf (2005: 188) mengemukakan :

Perkembangan remaja terjadi dalam konteks sosial yang meliputi keluarga, kelompok teman sebaya dan masyarakat tempat remaja itu hidup. Maka dalam proses perkembangannya, remaja akan selalu bersinggungan dengan situasi-situasi sosial yang tentu saja mengharuskan remaja untuk mengikuti perkembangan lingkungan sosialnya.

Proses pencarian jati diri biasanya membuat remaja mudah terombang ambing sulit untuk menentukan keputusan dan mudah terpengaruh oleh gaya hidup karena remaja membentuk kelompok-kelompok pertemanan yang terdiri atas beberapa orang yang memiliki ikatan kuat yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan mereka akan gaya hidup tersebut. Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya terjadi karena remaja cenderung lebih sering berada di luar rumah dengan teman sebaya sebagai kelompok.

Berbicara masalah remaja tidak akan terlepas dari kehidupan sehari-harinya yang dipengaruhi oleh teman sebaya. Kelompok teman sebaya atau peer group adalah kelompok individu dengan usia, latar belakang sosial, dan sikap yang sama yang memilih jenis kegiatan sekolah atau aktivitas waktu luang yang sejenis. Di dalam kelompok teman sebaya tidak dipentingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Kelompok teman sebaya memiliki aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh remaja sebagai anggota kelompoknya. Remaja juga akan merasa menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya dan


(15)

3

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 mempunyai ciri-ciri yang tegas pada tingkah laku yang ditampilkan oleh

anggotanya antara lain adalah mode pakaian, cara bertingkah laku, gaya rambut, tata cara bahasa, minat terhadap musik, sikap terhadap sekolah, orangtua, dan juga terhadap kelompok lainnya (Heaven dalam Hurlock, 1980).

Berkaitan dengan hubungan sosial, salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan serta mencapai peran sosial sebagai laki-laki dan perempuan (Havighurs dalam Syamsu Yusuf 2005:74)

Keinginan-keinginan untuk sama dengan orang lain biasanya dilakukan oleh remaja yang memiliki kelompok (geng). Remaja tidak ingin terlihat berbeda dengan yang lain, karena ingin mengikuti norma kelompok. Remaja cenderung mengikuti perkataan temannya demi diterima dalam kelompok, karena remaja mencari tempat yang aman bagi dirinya.

Perubahan perilaku remaja sebagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok acuan baik secara tertulis maupun tidak, akan memiliki pengaruh yang kuat dan menyebabkan munculnya perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang akan menyebabkan kesenjangan perilaku remaja. Hal tersebut sangat tidak diharapkan karena tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mencita-citakan sosok pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Upaya mencegah berkembangnya kesenjangan perilaku dan mencapai tujuan pendidikan nasional dibutuhkan bimbingan dan konseling di sekolah untuk mengembangkan dan memfasilitasi remaja dalam aspek pribadi sosial, salah satunya adalah kemampuan berinteraksi sosial.


(16)

4

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Kondisi dimana remaja banyak bergantung pada aturan yang berlaku di

dalam kelompok biasanya disebabkan oleh motivasi remaja yang cukup tinggi untuk diakui dan diterima dalam kelompok teman sebayanya, juga terpengaruh oleh kondisi emosional remaja yang cenderung labil. Adanya sikap patuh tetapi lebih kepada mengalah ini biasa dikenal dengan istilah konformitas.

Konformitas adalah kecenderungan perubahan perilaku atau keyakinan seseorang sebagai hasil dari tekanan kelompok dalam mengikuti aturan kelompok baik secara tertulis maupun tidak (Meyrs, 2002:221).

Konsep konformitas seringkali digeneralisasikan untuk masa remaja karena dari banyak penelitian terungkap, salah satunya adalah penelitian Surya (1988 : 65) pada masa remaja konformitas terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan masa pertumbuhan lainnya. Konformitas terhadap teman sebaya cukup tinggi sehingga remaja cenderung mengikuti perkataan teman demi diterima oleh kelompok. Pada masa remaja proses pemantapan diri sedang berlangsung sehingga remaja akan lebih rentan terhadap pengaruh perubahan dan tekanan yang ada disekitarnya.

Perilaku konformitas dapat menyebabkan dampak positif maupun negatif bagi remaja itu sendiri. Santrock (2002: 46) menjelaskan dampak positif dari adanya konformitas, seperti adanya kegiatan-kegiatan prososial remaja seperti ketika klub mengumpulkan uang untuk tujuan-tujuan yang bermakna. Pengaruh negatif konformitas adalah kenakalan remaja (juvenvile delinquency) seperti tawuran, adiksi rokok, perilaku konsumtif, dan lain-lain.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diluar negeri, salah satunya adalah penelitian yang diungkapkan Zimbardo & Leippe (Arishanti, 2006 dalam http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengaruh-sosial-konformitas) mengemukakan perempuan lebih konformis daripada laki-laki dikarenakan laki-laki lebih luas jalur informasinya. Faktor latar belakang budaya pada umumnya yang menuntut wanita untuk menjadi lebih konformis. Berbeda halnya yang terjadi pada SMAN


(17)

5

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 7 Bandung. Beberapa waktu lalu, Kota Bandung menjadi sorotan karena perilaku

agresif yang dilakukan oleh anggota geng motor. Tahun 2007, pemberitaan tentang kebrutalan geng motor di Bandung begitu marak. Akan tetapi, bukan berarti geng motor sudah tidak melakukan aksi brutal lagi. Suara Karya Online (Dinar, A.) memberitakan pada tanggal 5 Oktober 2009, geng motor di Bandung kembali beraksi secara brutal di Toko Cirkle K Buah Batu, dan menimbulkan tiga korban akibat luka bacok dan luka pukul. Yulianti, T.E. (Detik Bandung Online) pada tanggal 2 Februari 2010 memberitakan seorang korban penyabetan samurai oleh anggota geng motor. Nugraha (2007) menyatakan anggota geng motor usianya 14-20 tahun, namun mayoritas usia SMA. Geng motor yang awalnya hanya sekumpulan anak-anak yang memiliki hobi sama, kini berubah menjadi geng kriminal yang hingga sekarang terus merekrut anggota baru. SMAN 7 Bandung dikenal sebagai sekolah tempat terbentuknya salah satu gank atau geng (salah satu jenis kelompok teman sebaya) motor terbesar di bandung yang dinamakan BRIGEZ (Brigade Seven). Geng ini terbentuk sejak tahun 1980-an yang didominasi oleh kaum laki-laki. Menurut salah satu artikel yang berjudul

“Baiat Geng Motor Brigez”, cara pelantikan anggota baru Brigez, diantaranya para anggota baru disumpah, geng motor berani merampok dan membunuh (tersedia online). Terbentuknya geng motor membuktikan siswa laki-laki di SMAN 7 Bandung berperilaku conform.

Berdasarkan hasil observasi selama bulan September 2011 di SMAN 7 Bandung, berbagai perilaku konformitas terlihat dari sekelompok siswa perempuan yang menggunakan pakaian seragam minim (tidak sesuai aturan sekolah) dengan asesoris mencolok. Bentuk lain yang nyata dari konformitas yaitu salah satu siswa perempuan kelas XI berinisial DB yang mengaku beberapa kali bolos karena paksaan dari teman-teman sekelompoknya.

Seperti yang terjadi di lapangan hasil dari wawancara 20 orang siswa laki-laki kelas XI SMAN 7 Bandung yang merokok, 13 orang atau 65% dari mereka


(18)

6

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 merokok karena pengaruh dari teman-temannya, dan 7 orang sisanya merokok

karena keinginan diri sendiri.

Dampak positif ataupun negatif dari konformitas tergantung dari tingkatan atau kadar konformitas tersebut karena sebenarnya, konformitas sangat diperlukan dalam kehidupan. Bimbingan dan konseling di sekolah menengah diharapkan dapat memberikan intervensi dalam masalah konformitas yang tinggi yang terjadi pada siswa di sekolah menengah. Berdasarkan berbagai penelitian dan wawancara yang telah dipaparkan sebelumnya, mengindikasikan bahwa siswa membutuhkan suatu keterampilan dalam menolak pengaruh negatif dari teman-teman sebayanya, dan diharapkan pula bimbingan dan konseling dapat berperan dalam memfasilitasi siswa untuk memperoleh keterampilan dalam menolak pengaruh negatif dari teman-teman sebayanya dalam perilaku konformitas. Oleh karena itu, guna membantu remaja dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan diperlukan berbagai upaya bimbingan secara lebih khusus oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Remaja memandang kelompok teman sebaya adalah hal yang penting sehingga di dalam dirinya muncul kebutuhan akan penerimaan dari kelompok dan cara agar dia dapat diterima adalah dengan berperilaku sesuai dengan standar atau norma yang berlaku dalam kelompoknya.

Pada proses perkembangannya remaja mengalami berbagai macam permasalahan. Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai perbedaan perilaku konformitas remaja berdasarkan jenis kelamin serta implikasi dalam bimbingan dan konseling.


(19)

7

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang

dikembangkan dalam penelitian yaitu :

1. Seperti apa gambaran perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012 ?

2. Seperti apa perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dengan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012

3. Bagaimana implikasi bimbingan dan konseling berdasarkan perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui perbedaan perilaku konformitas antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan serta menemukan implikasi bimbingan dan konseling pribadi sosial perilaku konformitas.

Mengacu pada perumusan masalah sebagaimana yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan diadakannya penelitian adalah :

1. Memperoleh gambaran perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2. Memperoleh gambaran perbedaan perilaku konformitas antara siswa laki-laki dan siswa perempuan siswa kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

3. Memperoleh implikasi bimbingan dan konseling pribadi dan sosial perilaku konformitas untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012.


(20)

8

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling, serta dapat memperkaya informasi dan pengetahuan mengenai perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan di sekolah menengah atas.

2. Bagi Konselor diharapkan dapat memberikan informasi kepada konselor mengenai tingkat konformitas pada diri siswa kelas XI SMAN 7 Bandung, sehingga konselor dapat memberikan layanan bimbingan pribadi sosial agar dapat mengurangi dampak negatif dari perilaku konformitas baik untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi yang melatarbelakangi penelitian ini adalah :

1. Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga (Hurlock, 1980: 213)

2. Pengaruh teman sebaya akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya interaksi antar teman sebaya yang dialami remaja. Pengaruh yang diciptakan oleh kelompok teman sebaya dapat melalui norma implisit maupun eksplisit yang kemudian akan mengarahkan anggotanya untuk berpenampilan, berpikir dan berperilaku tertentu. Remaja memandang kelompok teman sebaya adalah hal yang penting sehingga di dalam dirinya muncul kebutuhan akan penerimaan dari kelompok dan cara agar dia dapat


(21)

9

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 diterima adalah dengan berperilaku sesuai dengan standar atau norma yang

berlaku dalam kelompoknya (Shaffer dalam Ridwan, 2009: 20)

3. Penyesuaian remaja terhadap norma dengan berperilaku sama dengan kelompok teman sebaya disebut konformitas (Monks, 2004:282).

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya. Data yang dihasilkan menjadi landasan untuk perumusan program bimbingan pribadi dan sosial berdasarkan perilaku konformitas remaja, dimana memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian penafsirannya digunakan untuk mengungkap perilaku konformitas siswa SMA.

Tujuan akhir dari penelitian perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012 adalah tersusunnya program bimbingan pribadi dan sosial berdasarkan perilaku konformitas bagi siswa laki-laki dan perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung. 2. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif perbandingan (deskriptif komparatif). Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum


(22)

10

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data

hasil penelitian (Arikunto, 2001: 136). Penelitian deskriptif perbandingan merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan yang sejenis atau hampir sama. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan atau perbedaan (Syaodih: 2008). Pada penelitian ini yang dibandingkan adalah tingkat konformitas antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan.

Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan pada saat penelitian dilakukan serta penggunaan metode deskriptif perbandingan untuk mendeskripsikan, menganalisis, membandingkan dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan mengenai tingkat konformitas pada siswa kelas XI (laki-laki dan perempuan)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, serta penyebaran instrumen berupa angket, yang merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanggung jawab dengan responden). Angket yang digunakan berbentuk angket tertutup. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban (Syaodih: 2008)

Angket disusun dalam bentuk force-choice (ya-tidak) peneliti menggunakan pernyataan tidak favorable (negatif) dan pernyataan favorable (positif), dengan

alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (force Choice). Pada pengolahan nilai skor, peneliti menggunakan pendekatan apriori dimana ketentuan skor ditentukan oleh peneliti dan peneliti tidak mengasumsikan benar atau salah pada hasil jawaban


(23)

11

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 responden sehingga tidak menggunakan uji proporsi dengan poin biserial

korelasi. Pemberian skor akan bergantung kepada jawaban yang dipilih siswa dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Penyekoran dinyatakan dengan lambang angka satu selanjutnya disebut skor satu (1) untuk siswa yang memilih pernyataan berperilaku konformitas dan lambang angka nol selanjutnya disebut skor nol (0) untuk siswa yang memilih pernyataan berperilaku anti-konformitas sehingga diperoleh data numerik.

.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini terdiri atas lima bab, rinciannya adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, dan struktur organisasi skripsi

Bab II merupakan kajian teoritis yang membahas tentang konsep dasar konformitas, konsep dasar remaja, perkembangan peran jenis kelamin, dan konsep bimbingan dan konseling.

Bab III merupakan metode penelitian, yang menguraikan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh di lapangan, serta penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.


(24)

44

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 7 Bandung yang berlokasi di Jl. Lengkong Kecil No. 53 Bandung, dengan subjek penelitian siswa kelas XI (laki-laki dan Perempuan) sebanyak sepuluh kelas, dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 303 siswa. Penelitian didasarkan pada pertimbangan siswa Siswa kelas XI berada pada rentang usia 15 – 18 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki remaja akhir. Distribusi ukuran populasi secara rinci dapat diamati pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Populasi Penelitian siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas XI

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Sampel

XI IPA 1 12 23 35

XI IPA 2 10 20 30

XI IPA 3 9 24 33

XI IPA 4 13 23 36

XI IPA 5 14 24 38

XI IPA 6 8 19 27

XI IPS 1 17 15 32

XI IPS 2 21 16 37

XI IPS 3 14 12 26


(25)

45

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

Jumlah 121 182 303

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya. Data yang dihasilkan menjadi landasan untuk perumusan program bimbingan pribadi dan sosial berdasarkan perilaku konformitas remaja, dimana memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian penafsirannya digunakan untuk mengungkap perilaku konformitas siswa SMA.

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya program bimbingan pribadi dan sosial berdasarkan perilaku konformitas bagi siswa laki-laki dan perempuan kelas XI SMAN 7 Bandung.

C. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif perbandingan (deskriptif komparatif). Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian (Arikunto, 2001: 136). Penelitian deskriptif perbandingan merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan yang sejenis atau hampir sama. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting


(26)

46

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 penelitian ini yang dibandingkan adalah tingkat konformitas antara siswa laki-laki

dengan siswa perempuan.

Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan pada saat penelitian dilakukan serta penggunaan metode deskriptif perbandingan untuk mendeskripsikan, menganalisis, membandingkan dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan mengenai tingkat konformitas pada siswa kelas XI (laki-laki dan perempuan).

D. Definisi Operasional

Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan. Untuk membantu pengembangan instrumen, pemilihan metode penelitian, dan menghindari kesalahan dalam penafsiran, maka berikut ini akan diuraikan definisi operasional konformitas.

Konformitas yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu merupakan respon siswa kelas XI SMAN 7 Bandung terhadap sejumlah pernyataan yang menunjukkan perubahan perilaku berdasarkan tuntutan tidak tertulis dari kelompok, baik ada maupun tidak ada tekanan secara langsung berupa pengetahuan, pendapat, keyakinan, perasaan senang, dan kecenderungan berinteraksi sesuai dengan keinginan individu untuk terlibat dalam kelompok sosial.

Kelompok sosial yang dimaksud dalam penelitian adalah siswa dalam satu angkatan tahun ajaran yang memiliki hubungan interaksi yang erat, saling terikat dan bergantung dalam komitmen kelompok.

Adapun aspek-aspek dan indikator konformitas yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Aspek pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki individu tentang : a. Kelompok,


(27)

47

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 c. Tujuan kelompok, dan

d. Norma dan aturan yang ada dalam kelompok.

2. Aspek pendapat, yaitu suatu kepercayaan individu tentang : a. Kelompok,

b. Aktivitas kelompok, c. Tujuan kelompok, dan

d. Norma dan aturan yang ada dalam kelompok.

3. Aspek keyakinan, yaitu anggapan individu terhadap kelompok sehingga berusaha untuk :

a. Menerima perlakuan kelompok, b. Memahami aturan kelompok, dan c. Mengikuti aturan kelompok.

4. Aspek perasaan senang, yaitu ketertarikan individu terhadap : a. Kelompok, dan

b. Aktivitas kelompok.

5. Aspek kecenderungan berinteraksi, yaitu kebiasaan individu untuk : a. Menghabiskan waktu dengan kelompok,

b. Menyesuaikan perilaku dengan perilaku kelompok, dan c. Bekerjasama dengan kelompok.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, serta penyebaran instrumen berupa angket, yang merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanggung jawab dengan responden). Angket yang digunakan berbentuk angket tertutup. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal


(28)

48

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon

lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban (Syaodih: 2008).

Dalam penelitian ini, angket disusun dalam bentuk force-choice (ya-tidak) peneliti menggunakan pernyataan tidak favorable (negatif) dan pernyataan favorable (positif), dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (force Choice). Pada pengolahan nilai skor, peneliti menggunakan pendekatan apriori dimana ketentuan skor ditentukan oleh peneliti dan peneliti tidak mengasumsikan benar atau salah pada hasil jawaban responden sehingga tidak menggunakan uji proporsi dengan poin biserial korelasi. Pemberian skor akan bergantung kepada jawaban yang dipilih siswa dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Penyekoran dinyatakan dengan lambang angka satu selanjutnya disebut skor satu (1) untuk siswa yang memilih pernyataan berperilaku konformitas dan lambang angka nol selanjutnya disebut skor nol (0) untuk siswa yang memilih pernyataan berperilaku anti-konformitas sehingga diperoleh data numerik. Setiap alternatif pilihan jawaban mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Nilai Skor Angket

Pernyataan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

Favorable (+) 1 0

Un-favorable (-) 0 1

F. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen konformitas dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti ke dalam angket berdasarkan pada aspek dan indikator konformitas menurut Myers


(29)

49

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 (2002) yang meliputi aspek pengetahuan, pendapat, keyakinan, perasaan senang

dan kecenderungan untuk berinteraksi.

Pernyataan-pernyataan dalam angket dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dijabarkan dari definisi operasional variabel yang memuat lima aspek, yaitu: (1) pengetahuan, (2) pendapat, (3) keyakinan, (4) perasaan senang, dan (5) kecenderungan berinteraksi. Lebih rinci kisi-kisi instrumen perilaku konformitas (sebelum uji coba) disajikan dalam Tabel 3.3, dan kisi-kisi instrumen perilaku konformitas (setelah uji coba) disajikan dalam Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas (Sebelum Validasi)

No Aspek Indikator

No. Item Jumlah

Item

(+) (-)

1 Pengetahuan

Kelompok 1,2,3,4 - 4

aktivitas kelompok 5,6 - 2

tujuan kelompok 7,8 - 2

norma dan aturan yang ada dalam kelompok

9,10,11,

12 - 4

2 Pendapat Kelompok 13,15 14 3

aktivitas kelompok 16,17,18 - 3

tujuan kelompok - 19,2


(30)

50

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Norma dan aturan yang

ada dalam kelompok 21,22 23 3

3 Keyakinan

menerima perlakuan kelompok

24,25,26

,27 - 4

Memahami aturan Kelompok

28,29,30 - 3

Mematuhi aturan Kelompok

33 31,3

2 3

4 Perasaan senang

Terhadap kelompok 34,35,36

,37 38 5

Terhadap aktivitas

kelompok 39,40,41 - 3

5 Kecenderungan untuk

berinteraksi

menghabiskan waktu dengan kelompok

42,43,44 45,4

6 5

menyesuaikan perilaku dengan

kelompok

47,48,49 - 3

bekerja sama dengan

kelompok 50,52 51 3


(31)

51

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konformitas (Setelah Validasi)

No Aspek Indikator

No. Item Jumlah

Item (+) (-)

1 Pengetahuan

Kelompok 1,2 - 2

aktivitas kelompok 3,4 - 2

tujuan kelompok 5,6 - 2

norma dan aturan yang

ada dalam kelompok 7 - 1

2 Pendapat Kelompok 8 - 1

aktivitas kelompok 9,10,11 - 3


(32)

52

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Norma dan aturan yang

ada dalam kelompok 14,15 16 3

3 Keyakinan

menerima perlakuan kelompok

17,18,

19,20 - 4

Memahami aturan Kelompok

21,22,

23 - 3

Mematuhi aturan Kelompok

25 24 2

4 Perasaan senang

Terhadap kelompok 26,27,

28,29 4

Terhadap aktivitas kelompok

30,31,

32 - 3

5 Kecenderungan untuk

berinteraksi

Menghabiskan waktu dengan kelompok

33,34,

35 36,37 5 Menyesuaikan perilaku

dengan Kelompok

38,39 - 2

Bekerja sama dengan

kelompok 40,42 41 3


(33)

53

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui

beberapa tahap pengujian, sebagai berikut :

1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Penimbangan dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd, Eka Sakti Yudha, M.Pd, dan Dra. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Hasil penelitian dari ketiga judger pada instrumen akan memberikan sebuah pertimbangan yang menjadikan instrumen layak digunakan dalam penelitian ini dan dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Penimbangan instrumen yang dikembangkan mengalami revisi, baik dari konstruk, isi/materi maupun redaksional tanpa mengubah jumlah item instrumen. Sehingga item yang ada tetap berjumlah 52 item dengan instrumen perilaku konformitas terlampir. Adapun perubahan hasil judgment terdapat pada redaksi beberapa item, seperti item nomor 1 dari pernyataan judgement adalah ”Saya mengetahui karakter teman-teman dalam kelompok” menjadi “Saya terbiasa bepergian bersama kelompok sehingga saya mengetahui kebiasaan kelompok”.

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa SMA yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 3 orang untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.


(34)

54

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Setelah uji keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak

dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Adapun hasil uji keterbacaan terdapat perubahan redaksi beberapa item, seperti item nomor 5 dari pernyataan ”Karena saya sering mengikuti berbagai kegiatan kelompok, saya mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan oleh kelompok” menjadi “Saya mengikuti berbagai kegiatan kelompok, sehingga mengetahui kegiatan yang dilakukan kelompok”.

3. Uji Validitas

Validitas menunjukkan kualitas ketepatan instrumen dalam mengukur aspek-aspek materi atau perilaku. Validitas diartikan sebagai ketepatan suatu instrumen dalam menghasilkan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Adapun langkah uji validitas instrumen pengungkap perilaku konformitas adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item dengan rumus Poin Biserial Corelation, yaitu :

(Suharsimi Arikunto,2001:709) Keterangan :

rpbis : Koefisien korelasi biserial

Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya

Mt : Rata-rata skor total

St : Simpangan baku

=

� − � �


(35)

55

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 p : Proporsi sampel yang menjawab benar

( � � � � � � � )

q : Proporsi sampel yang menjawab salah (1-p)

Setelah menghitung nilai koefisien korelasi setiap item dalam instrumen pengungkap perilaku konformitas, maka dilanjutkan pada langkah membandingan besar nilai hitung rpbis terhadap nilai rtabel dengan kriteria kelayakan sebagai

berikut:

Jika thitung > ttabel berarti valid, dan

Jika thitung < ttabel berarti tidak valid

Pengujian validitas instrumen pengungkap perilaku konformitas siswa dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 terhadap 52 item pernyataan dalam instrumen dengan jumlah subjek sebanyak 303 siswa. Dari 52 butir item instrumen diperoleh item pernyataan yang valid sebanyak 42 item dengan derajat kebebasan (df) n-2 = 1,699, dan sebanyak 10 item pernyataan yang tidak valid. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir.

Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen pengungkap perilaku konformitas siswa SMA kelas XI secara rinci tertera dalam tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item

Signifikasi No Item Jumlah

Valid (Dipakai)

1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,


(36)

56

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 51

dan 52

Tidak Valid (Dibuang) 2, 3, 10, 11, 12, 14, 15, 31, 38

dan 49 10

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan kepada tingkat ketepatan atau kemantapan (Rakhmat dan Solehuddin, 2006: 21). Setiap instrumen seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas instrumen perilaku konformitas siswa dihitung menggunakan rumus Kuder Richardson KR-20, dengan perhitungan sebagai berikut:

(Rachmat & Solehuddin, 2006: 72) Keterangan:

rtt : indeks reliabilitas yang dicari n : jumlah item

St2 : variansi skor total

p : proporsi siswa yang menjawab item dengan betul q : (1-p)

Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi dari Riduwan (2006 : 98) yang menyebutkan bahwa :

Tabel 3.6

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

rtt = 1 � 2


(37)

57

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Dari data uji reliabilitas, diketahui sebagai berikut:

n = 42 item St2 = 21,24 ∑pq = 6,59 rtt = 42421 21,24 21,24– 6,59 = 42

41

14,65 21,24 = 1,02 . 0,69 = 0,7

Hasil uji reliabilitas terhadap instumen pengungkap perilaku konformitas menunjukan tingkat derajat keterandalan tinggi dengan hasil perhitungan 0.7 sesuai dengan kriteria di atas yang menunjukan nilai 0.6-0.799 berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen pengungkap perilaku konformitas siswa kelas XI cukup mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, serta penyebaran instrumen berupa angket. Setelah data terkumpul maka perlu diadakan pengolahan data agar data-data tersebut memiliki arti. Pengolahan data

0,80 – 1,00 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0, 399

0,00 – 0,199

Derajat keterandalan sangat tinggi Derajat keterandalan tinggi Derajat keterandalan cukup Derajat keterandalan rendah


(38)

58

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 peneliti dapat menggunakan data-data yang diperoleh tersebut untuk membuat

suatu kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan SPSS 17.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan perilaku konformitas siswa,baik berada dalam tingkat yang tinggi ataupun rendah. Untuk kemudian menentukan apakah ada perbedaan perilaku konformitas siswa berdasarkan perbedaan gender dengan menggunakan skor ideal sebagai berikut :

X ideal = ½ (skor ideal) S ideal = 1/3 (X ideal)

Keterangan :

Skor ideal = Skor maksimum siswa, jika semua soal dijawab dengan benar S ideal = Simpangan baku ideal

Dengan menggunakan rumus di atas, maka didapat klasifikasi rentang skor untuk menentukan kedudukan siswa dalam tingkatan perilaku konformitas, yaitu didapatkannya skor ideal sebagai berikut :


(39)

59

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Dengan diketahui skor-skor di atas, maka ditetapkan :

Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori perilaku konformitas siswa disajikan dalam tabel 3.7 di bawah ini :

Tabel 3.7

Kategori Tingkat Perilaku Konformitas Siswa Interval Rentang Skor

Rendah X < 23 Tinggi X ≥ 23

Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut : Rendah : menunjukkan bahwa perilaku konformitas siswa tersebut rendah

X ideal = ½ (42) = 21 s ideal = 1/3 (21)

= 7

BL = X ideal + 0,25 (s ideal) = 21 + 0,25 (7)

= 21 + 1,75 = 22,75 = 23


(40)

60

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

I. Prosedur dan Tahap-Tahap Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : a. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata

kuliah skripsi dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan dosen pembimbing skripsi.

b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektor UPI. Surat izin yang keluar disampaikan kepada Kepala SMAN 7 Bandung, sehingga dikeluarkan surat izin penelitian dari Kepala Sekolah kepada peneliti, dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Membuat rancangan instrumen konformitas

e. Instrumen tersebut kemudian dilakukan penimbangan kepada tiga orang ahli dari jurusan PPB, yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd, Eka Sakti Yudha, M.Pd, dan Dra. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.

f. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada siswa kelas XI SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012

g. Pada tahap akhir, dilakukan pengolahan dan menganalisis data mengenai gambaran konformitas siswa sebagai langkah awal dalam merumuskan program bimbingan pribadi dan sosial, serta membuat kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian.


(41)

91

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 7 Bandung dengan subjek penelitian siswa Kelas XI tahun ajaran 2010-2011, berikut dipaparkan beberapa kesimpulan yang sesuai dengan fokus permasalahan yang dikaji berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

1. Gambaran umum perilaku konformitas siswa kelas XI SMAN 7 Bandung, secara umum berada pada kategori tinggi. Perilaku konformitas yang tinggi menggambarkan perubahan perilaku berdasarkan tuntutan tidak tertulis dari kelompok, baik ada maupun tidak ada tekanan secara langsung, berdasarkan lima aspek perilaku konformitas, yaitu aspek pengetahuan, pendapat, keyakinan, ketertarikan, dan kecenderungan berinteraksi sesuai dengan keinginan individu untuk terlibat dalam kelompok sosial.

2. Gambaran umum perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan kelas XI, secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan keduanya berada pada kategori tinggi.

3. Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan disusun sebagai implikasi dari hasil penelitian. Program tersebut dapat berfungsi sebagai media atau fasilitator untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi dengan kelompok teman sebaya, sehingga siswa mampu memilih dan menentukkan kegiatan yang lebih positif untuk dilakukan dengan kelompok teman sebayanya dan siswa dapat memiliki acuan kelompok yang baik.


(42)

92

1

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diberikan rekomendasi kepada pihak sebagai berikut.

1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling/konselor

Berdasarkan kondisi perbedaan perilaku konformitas yang berada pada tingkatan tinggi dan rendah sesuai dengan penjelasan pada bab pembahasan, penting sekali bagi pihak konselor untuk memberikan layanan yang bersifat preventif dengan tujuan siswa mampu bertindak sesuai dengan keinginannya, membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain sehingga siswa dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkan secara jelas dengan menghormati tanpa menyakiti orang lain baik untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Mengacu kepada hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.

a. Melakukan penelitian eksperimen mengenai perbedaan perilaku konformitas teman sebaya dengan menggunakan program yang telah dirumuskan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini program masih bersifat hipotetis. b. Melakukan penelitian konformitas dengan metode kualitatif, agar didapatkan

informasi yang mendalam mengenai perilaku konformitas teman sebaya juga perbedaan perilaku konformitas berdasarkan jenis kelamin.

c. Melakukan penelitian dengan menggabungkan dengan variable lain yang diduga memiliki hubungan, pengaruh, dampak, dan kontribusi terhadap perbedaan perilaku konformitas teman sebaya laki-laki dan perempuan, seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.


(43)

93

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anggraeni, Ratih. 2004. Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri SMP N 111 Jakarta Barat [online]. Tersedia : http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=77931

[10 Juli 2011],

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka Cipta.

Arishanti, Klara Innata. 2006. Pengaruh Sosial Konformitas. [online]. Tersedia:

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengaruh-sosial-konformitas. [10 Juli 2011].

Aryani, Gunita. 2006. Hubungan Antara Konformitas dan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di SMA Negeri I Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. [online]. Tersedia: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/ hash8039/b5482409.dir/doc.pdf. [10 Juli 2011].

Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Chaplin, J. P. (a.b Kartini Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi (cetakan ketujuh). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth 4th edition. New York: Harper Collins Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Ezi fauziah. 2010. Implikasi Perilaku Konformitas Teman Sebaya Terhadap

Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan

Putri Hasanah. 2010. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumtif Produk Kecantikan pada Remaja Putri di SMA Labschool UPI Bandung. Skripsi Sarjana pada Jurusan Psikologi UPI. Tidak diterbitkan.


(44)

94

Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Hadijah, Ai Siti. 2010. Kontribusi Konformitas Terhadap Pencapaian Identitas

Diri Remaja. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan Hendrayani, Ida. 2011. Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi

Overconformity Terhadap Kelompok Teman Sebaya pada Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. (Edisi kelima, alih bahasa oleh : Dra. Istiwidayani, Drs. Soedjarwo. M.Sc, Drs. Ridwan Max Sijabat). Jakarta : Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. (alih bahasa oleh : Dra. Istiwidayani, Drs. Soedjarwo. M.Sc, Drs. Ridwan Max Sijabat). Jakarta : Erlangga

Indria Karina. Nindyati, D. A . (1997). Kajian Konformitas dan Kreativitas Affective Remaja. Jurnal Provitae, 3, 85-88.

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju

Myers, David G. 2002. Social psychology 7th edition. New York: McGraw-Hill companies, Inc.

Nurihsan, Juntika,. A. 2005. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, Juntika, A. & Yusuf, Syamsu. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Papalia. D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. 2008. Human Development (edisi 9). Jakarta : Kencana Predana Media Grup

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Putra, Idham. 2008. Teori Identitas Sosial. [Online]. Tersedia :

http://idhamputra.wordpress.com

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, C dan Solehuddin, M. 2006. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Andira


(45)

95

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta

Ridwan, Rifani. Asertivitas dalam Menjalin Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Pada Remaja Perempuan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi.

Santosa, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Santrock, J. W.. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W.. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Erlangga

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Fajar Interpratama

Schmidt, J.J. 1999. Counseling In School (3rd ed). MA: Allyn and Bacon.

Sears, David O, dkk. 1985. Social Psychology 5th Edition (Alih Bahasa: Andryanto). Jakarta : Erlangga

Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Surya, Moh. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Widi, P. 2010. Sejarah BRIGEZ (Bandung Auto Sport Club). [Online]. Tersedia:

http://widiprahadi.wordpress.com/2010/02/08/sejarah-brigezganxter-terbesar-di-kota-bandung/ [10 Juli 2011].

Willis, Sofyan S. 2008. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

Wulandari. 2010. Review Film Gridiron Gang “Konformitas Remaja[Online]. Tersedia:


(46)

http://wulantengil.wordpress.com/2010/11/29/review-film-96

Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

gridiron-gang-%E2%80%9C-konformitas-remaja%E2%80%9D/ [10 Juli 2011]

Winkel, WS. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.


(1)

1 Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 7 Bandung dengan subjek penelitian siswa Kelas XI tahun ajaran 2010-2011, berikut dipaparkan beberapa kesimpulan yang sesuai dengan fokus permasalahan yang dikaji berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

1. Gambaran umum perilaku konformitas siswa kelas XI SMAN 7 Bandung, secara umum berada pada kategori tinggi. Perilaku konformitas yang tinggi menggambarkan perubahan perilaku berdasarkan tuntutan tidak tertulis dari kelompok, baik ada maupun tidak ada tekanan secara langsung, berdasarkan lima aspek perilaku konformitas, yaitu aspek pengetahuan, pendapat, keyakinan, ketertarikan, dan kecenderungan berinteraksi sesuai dengan keinginan individu untuk terlibat dalam kelompok sosial.

2. Gambaran umum perbedaan perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan kelas XI, secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan keduanya berada pada kategori tinggi.

3. Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan siswa perempuan disusun sebagai implikasi dari hasil penelitian. Program tersebut dapat berfungsi sebagai media atau fasilitator untuk mereduksi perilaku konformitas siswa laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi dengan kelompok teman sebaya, sehingga siswa mampu memilih dan menentukkan kegiatan yang lebih positif untuk dilakukan dengan kelompok teman sebayanya dan siswa dapat memiliki acuan kelompok yang baik.


(2)

1 Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diberikan rekomendasi kepada pihak sebagai berikut.

1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling/konselor

Berdasarkan kondisi perbedaan perilaku konformitas yang berada pada tingkatan tinggi dan rendah sesuai dengan penjelasan pada bab pembahasan, penting sekali bagi pihak konselor untuk memberikan layanan yang bersifat preventif dengan tujuan siswa mampu bertindak sesuai dengan keinginannya, membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain sehingga siswa dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkan secara jelas dengan menghormati tanpa menyakiti orang lain baik untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Mengacu kepada hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya.

a. Melakukan penelitian eksperimen mengenai perbedaan perilaku konformitas teman sebaya dengan menggunakan program yang telah dirumuskan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini program masih bersifat hipotetis. b. Melakukan penelitian konformitas dengan metode kualitatif, agar didapatkan

informasi yang mendalam mengenai perilaku konformitas teman sebaya juga perbedaan perilaku konformitas berdasarkan jenis kelamin.

c. Melakukan penelitian dengan menggabungkan dengan variable lain yang diduga memiliki hubungan, pengaruh, dampak, dan kontribusi terhadap perbedaan perilaku konformitas teman sebaya laki-laki dan perempuan, seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.


(3)

Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anggraeni, Ratih. 2004. Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri SMP N 111 Jakarta Barat [online]. Tersedia : http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=77931

[10 Juli 2011],

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka Cipta.

Arishanti, Klara Innata. 2006. Pengaruh Sosial Konformitas. [online]. Tersedia:

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengaruh-sosial-konformitas. [10 Juli 2011].

Aryani, Gunita. 2006. Hubungan Antara Konformitas dan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di SMA Negeri I Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. [online]. Tersedia: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/ hash8039/b5482409.dir/doc.pdf. [10 Juli 2011].

Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Chaplin, J. P. (a.b Kartini Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi (cetakan ketujuh). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth 4th edition. New York: Harper Collins Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Ezi fauziah. 2010. Implikasi Perilaku Konformitas Teman Sebaya Terhadap

Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan

Putri Hasanah. 2010. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumtif Produk Kecantikan pada Remaja Putri di SMA Labschool UPI Bandung. Skripsi Sarjana pada Jurusan Psikologi UPI. Tidak diterbitkan.


(4)

Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

Hadijah, Ai Siti. 2010. Kontribusi Konformitas Terhadap Pencapaian Identitas Diri Remaja. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan Hendrayani, Ida. 2011. Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi

Overconformity Terhadap Kelompok Teman Sebaya pada Siswa SMA. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. (Edisi kelima, alih bahasa oleh : Dra. Istiwidayani, Drs. Soedjarwo. M.Sc, Drs. Ridwan Max Sijabat). Jakarta : Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. (alih bahasa oleh : Dra. Istiwidayani, Drs. Soedjarwo. M.Sc, Drs. Ridwan Max Sijabat). Jakarta : Erlangga

Indria Karina. Nindyati, D. A . (1997). Kajian Konformitas dan Kreativitas Affective Remaja. Jurnal Provitae, 3, 85-88.

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju

Myers, David G. 2002. Social psychology 7th edition. New York: McGraw-Hill companies, Inc.

Nurihsan, Juntika,. A. 2005. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, Juntika, A. & Yusuf, Syamsu. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Papalia. D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. 2008. Human Development (edisi 9). Jakarta : Kencana Predana Media Grup

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Putra, Idham. 2008. Teori Identitas Sosial. [Online]. Tersedia :

http://idhamputra.wordpress.com

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, C dan Solehuddin, M. 2006. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Andira


(5)

Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Ridwan, Rifani. Asertivitas dalam Menjalin Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Pada Remaja Perempuan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi.

Santosa, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Santrock, J. W.. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W.. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Erlangga

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Fajar Interpratama

Schmidt, J.J. 1999. Counseling In School (3rd ed). MA: Allyn and Bacon.

Sears, David O, dkk. 1985. Social Psychology 5th Edition (Alih Bahasa: Andryanto). Jakarta : Erlangga

Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Surya, Moh. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Widi, P. 2010. Sejarah BRIGEZ (Bandung Auto Sport Club). [Online]. Tersedia:

http://widiprahadi.wordpress.com/2010/02/08/sejarah-brigezganxter-terbesar-di-kota-bandung/ [10 Juli 2011].

Willis, Sofyan S. 2008. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

Wulandari. 2010. Review Film Gridiron Gang “Konformitas Remaja[Online]. Tersedia:


(6)

http://wulantengil.wordpress.com/2010/11/29/review-film-Widianti Eka Putri, 2013

Perbedaan Perilaku Konformitas Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Implikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 gridiron-gang-%E2%80%9C-konformitas-remaja%E2%80%9D/ [10 Juli

2011]

Winkel, WS. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Yusuf, Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.