PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES IPA SISWA PADA SISTEM EKSKRESI.

(1)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

DAN KETERAMPILAN PROSES IPA SISWA

PADA SISTEM EKSKRESI

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

Oleh: Siti Nurdini NIM : 1004689

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI PENDIDIKAN BIOLOGI


(2)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA

PADA SISTEM EKSKRESI

Oleh : Siti Nurdini

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA

PADA SISTEM EKSKRESI

Pembimbing I

Dr. H. SAEFUDIN , M.Si NIP. 196307011988031003

Pembimbing II

DR. ANY FITRIANI, M.Si. NIP. 196502021991032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

Prof. DR. ANNA PERMANASARI , M.Si. NIP. 195807121983032002


(4)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN KETERAMPILAN

PROSES IPA SISWA PADA SISTEM EKSKRESI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan proses IPA pada siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Instrumen penelitiannya berupa soal memecahkan masalah, soal keterampilan proses dan angket. Indikator keterampilan proses IPA yang diukur adalah interpretasi, prediksi, berkomunikasi, dan menerapkan konsep. Hasil analisis menunjukkan, terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah pada siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dibandingkan dengan pembelajaran dengan diskusi (kontrol). Kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol karena pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong siswa berpikir dan dapat memecahkan masalah. Kemampuan siswa menjawab soal keterampilan proses IPA pada model pembelajaran berbasis masalah menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol karena pembelajaran berbasis masalah dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan menggunakan grafik, membaca data, membuat prediksi, menerapkan konsep dan membuat kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan menjawab soal keterampilan proses siswa.


(5)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

THE INFLUENCE OF THE PROBLEM BASED LEARNING ON PROBLEM SOLVING SKILLS AND SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENTS

IN EXCRETION

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the problem-solving skills and process science skills of students who received problem-based learning The study used quasi experimental methode. Research instruments were solving problems, about matter of science process skills and questionnaire. Indicators of science process skills measured are interpreting, predicting, communicating, and implementing the concept. The analysis showed, there were differences in problem-solving skills in students who received problem-based learning compared to learning of discussion (control). Problem-solving skills in problem-based learning showed differences between problem-based learning and control because problem-based learning can encourage students to think and to solve problems. The ability of students in the skills in problem-based learning model that demonstrate the ability of science process skills of the student in classroom experiments is different from control because problem-based learning can help students develop the ability of using graphs, reading the data, making predicting, applying the concepts and making inferences. It can be concluded that the problem-based learning can improve problem solving skills and the ability to answer questions of science process skills of the students.


(6)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Hipotesis Penelitian ... 6

F. Asumsi ... 6

BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA A. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 7


(7)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

1. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Karakteristiknya

Menurut Fogarty ... 7

a. Proses Pembelajaran Berbasis Masalah ... 7

b. Menemukan Masalah ... 7

c. Mendefinisikan Masalah ... 8

d. Mengumpulkan Fakta... 8

e. Berhipotesis ... 9

f. Menyelidiki ... 9

g. Menata Ulang Masalah ... 9

h. Menghasilkan Alternatif... 10

i. Saran – Saran untuk Pemecahan Masalah ... 10

j. Pemain Kunci dan Peranannya ... 10

2. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Karakteristiknya Menurut Ahli Lainnya ... 12

3. Tujuan Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)... 19

4. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 24

B. Keterampilan Proses Sains ... 25


(8)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

A. Definisi Operasional... 28

B. Metode dan Desain Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Kemampuan Memecahkan Masalah ... 41

2. Keterampilan Proses Siswa ... 44

3. Penguasaan Konsep ... 47

4. Hasil Angket ... 48

B. Pembahasan ... 49

1. Kemampuan memecahkan masalah pada siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. ... 49

2. Kemampuan keterampilan proses siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah ... 54

3. Penguasaan konsep setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah ... 57


(9)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

4. Tanggapan siswa, tanggapan observer dan guru terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. ... 59 5. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar ... 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 62 B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi nilai r (korelasi) ... 33

Tabel 3.2 Tafsiran Koefisien Reliabilitas ... 34

Tabel 3.3 Kategori Taraf Kemudahan Soal ... 34

Tabel 3.4 Tafsiran Indeks Daya Pembeda ... 35

Tabel 3.5 Analisis Butir Soal Pilihan Ganda ... 36

Tabel 3.6 Analisis Butir Soal Essai ... 37

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ... 42

Tabel 4.2 Skor Siswa dari Beberapa Soal-soal Memecahkan Masalah Pada Kelas Eksperimen ... 43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Keterampilan Proses IPA Siswa ... 45

Tabel 4.4 Skor Siswa Dari Beberapa Soal-soal Keterampilan Proses IPA Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 46

Tabel 4.5 Tes Penguasaan Konsep ... 47


(11)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

2. Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa Untuk Kelas Eksperimen ... 72

3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 77

4. Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Untuk Kelas Kontrol ... 83

5. Lampiran 5 : Jawaban Lembar Kerja Siswa ... 84

6. Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Ulangan (Pilihan Ganda) ... 87

7. Lampiran 7 : Kisi-Kisi Soal Pembelajaran Berbasis Masalah ... 89

8. Lampiran 8 : Kisi-Kisi Soal Penelitian Keterampilan Proses ... 90

9. Lampiran 9 : Soal Keterampilan Proses ... 91

10. Lampiran 10 : Soal Berbasis Masalah ... 96

11. Lampiran 11 : Kisi-Kisi Angket Untuk Guru dalam Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 102

12. Lampiran 12 : Kisi-Kisi Angket Untuk Siswa dalam Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 103

13. Lampiran 13 : Tanggapan Observer Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 104

14. Lampiran 14 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 105

15. Lampiran 15 : Rubrik Observasi Kegiatan Siswa ... 106

16. Lampiran 16 : Kuesioner Siswa ... 107

17. Lampiran 17 : Data SPSS ... 110

18. Lampiran 18 : Data Mentah dan Gain ... 124

19. Lampiran 19 : Hasil Uji SPSS ... 128

20. Lampiran 20 : Uji Mann-Whitney ... 131

21. Lampiran 21 : Uji Gain Normalitas... 131


(12)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii

23. Lampiran 23 : Foto-Foto Kegiatan Kelas Kontrol ... 132 24. Lampiran 24 : Foto-Foto Kegiatan Kelas Eksperimen... 133


(13)

1

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang gejala alam, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sesuai dengan hakikat IPA tersebut, maka pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari informasi dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang alam sekitar, memiliki sikap dan berprilaku terhadap alam sekitar antara lain peduli terhadap lingkungan.

Unsur-unsur dalam pembelajaran IPA mencakup tujuan dan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan hal penting seperti yang diungkapkan oleh Piaget (Carin, 2000) yang mengemukakan tentang cara berpikir anak mengenai bermacam fenomena, konsep dan prinsip IPA yang kemudian direalisasikan dalam bentuk ide-ide tentang program IPA dan strategi pembelajaran. Hasil penelitian ahli tersebut yang relevan dengan produk IPA antara lain pengalaman anak dengan dunia fisik, misalnya anak melakukan eksperimen sehingga dapat membantu siswa membangun pengetahuan sendiri secara mandiri dan beraktifitas secara aktif menghasilkan pengetahuan yang bertahan lama dalam ingatan.


(14)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Salah satu model pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran IPA. Model pembelajaran berbasis masalah menurut Centre For Teaching (2009), memiliki berbagai macam manfaat diantaranya belajar untuk menemukan cara pemecahan masalah dalam dunia nyata dan menyiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analisis. Kemampuan memecahkan masalah sangat diperlukan dalam kehidupan siswa di masa sekarang dan masa yang akan datang. Kemampuan siswa memecahkan masalah pada pembelajaran IPA masih rendah, karena siswa hanya sebagai objek belajar sedangkan guru mendominasi kegiatan pembelajaran. Siswa hanya ditransfer suatu informasi, tidak ada kesempatan siswa untuk mengembangkan bakat dan jati dirinya untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditemukannya pada saat pembelajaran serta guru tidak menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa (Rahayu, 2012). Pembelajaran berbasis masalah biasanya digunakan pada pendidikan keperawatan yang digunakan pada penyakit pasien. Begitu pula pembelajaran berbasis masalah digunakan dalam pendidikan di sekolah pendidikan dasar dan menengah.

Bagian penting lainnya dalam proses pembelajaran IPA yaitu keterampilan proses IPA. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, keterampilan proses diangkat sebagai keterampilan yang perlu dikembangkan, digunakan dan diukur pencapaiannya. Hampir seluruh konsep yang merupakan lingkup materi dicapai melalui proses aktif. Hal itu tampak dalam rumusan indikator pada soal keterampilan proses IPA (Rustaman, 2005). Keterampilan proses IPA ini dapat


(15)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

digunakan siswa untuk merumuskan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, untuk mempertahankan pendapat, untuk menerangkan kejadian dan untuk menafsirkan hasil-hasil percobaan yang mereka lakukan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa dengan pembelajaran keterampilan proses IPA siswa dapat memiliki keterampilan kognitif dan motorik/psikomotor yang baik sehingga dapat bermanfaat pada masa yang akan datang.

Sistem Ekskresi terdapat di kelas IX SMP dengan standar kompetensi : “memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia” dan kompetensi dasar : “mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan”. Model pembelajaan berbasis masalah dapat diterapkan pada materi sistem ekskresi karena pokok bahasan tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti juga sistem pencernaan, pernapasan, pengangkutan dan materi tersebut dapat digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran berbasis masalah. Dengan pemecahan masalah tersebut siswa mempelajari sistem ekskresi dan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri, begitu pula siswa dapat melakukan percobaan atau keterampilan proses IPA melalui eksperimen yang berkaitan dengan sistem ekskresi. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa dapat menemukan permasalahan dan memecahkan masalah dalam pokok bahasan yang dipelajari atau dalam kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini dapat diartikan pembelajaran yang menantang siswa untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dengan menjalin kerjasama dengan siswa lain, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator serta dilakukan


(16)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut yaitu mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, mengkaji berbagai literatur, membuat suatu hipotesis, menata ulang masalah, menghasilkan alternatif, dan memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah. Dengan dipilihnya penelitian pembelajaran berbasis masalah menurut teori Fogarty karena memiliki kelebihan diantaranya dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, memberikan pengalaman pada siswa untuk menghadapi masalah dalam kehidupan nyata, membuat siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, membuat siswa mengeksplorasi kemampuan mereka dengan terus menerus belajar untuk memperoleh penyelesaian yang lebih baik, serta pembelajaran ini dapat membuat siswa mengekspresikan pikirannya sehingga lebih menyenangkan bagi mereka (Fogarty, 1997).

Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak peduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja (Sanjaya, 2009). Begitu pula Abduh Zen (Sofyan, 2005) berpendapat bahwa filosofi pendidikan kita memang mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi strategi pembelajaran tidak mementingkan pengembangan kemampuan berpikir Hasil wawancara dengan guru-guru SMP Negeri di Kotamadya dan Kabupaten Bandung ditemukan bahwa terdapat 80% dari 12 orang (10 orang) guru di lapangan jarang menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Dengan adanya tujuan pembelajaran seperti di


(17)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

atas yang harus direalisasikan dan adanya kendala di lapangan dari literatur tersebut dan penerapan pembelajaran berbasis masalah perlu dilakukan di lapangan, maka penelitian tentang Pembelajaran Berbasis Masalah dengan judul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Ekskresi perlu dilakukan.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Ekskresi?”. Agar rumusan masalah lebih operasional maka diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan pembelajaran dengan metode diskusi pada sistim ekskresi? 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan pembelajaran dengan metode diskusi pada sistim ekskresi?

3. Bagaimanakah kemampuan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan pembelajaran dengan metode diskusi pada sistim ekskresi ?


(18)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Melalui penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan proses IPA siswa, maka tujuan penelitian adalah :

1. Menganalisis kemampuan memecahkan masalah pada siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dibandingkan dengan diskusi pada sistim ekskresi.

2. Menganalisis kemampuan keterampilan proses sains pada siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dibandingkan dengan diskusi pada sistim ekskresi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan :

1. Bagi guru, sebagai masukan mengenai pembelajaran berbasis masalah

2. Bagi siswa, memperoleh pangalaman pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan keterampilan proses.

E. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang digunakan, yaitu

1. H1 : terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah antara siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dan diskusi.

2. H1 : terdapat perbedaan keterampilan proses antara siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dan diskusi.


(19)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

F. Asumsi

Asumsi penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah.

2. Kemampuan siswa memecahkan masalah dan keterampilan proses IPA dapat dijaring melalui melalui tes.


(20)

1

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Berikut ini terdapat beberapa definisi operasional mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini dapat diartikan pembelajaran yang menantang siswa untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dengan menjalin kerjasama dengan siswa lain, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator serta dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut yaitu mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, mengkaji berbagai literatur, membuat suatu hipotesis, menata ulang masalah, menghasilkan alternatif, dan memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah.

2. Memecahkan masalah adalah menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris merupakan proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

3. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Jenis-jenis


(21)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Keterampilan Proses IPA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu interpretasi, menerapkan konsep, berkomunikasi, dan prediksi. Interpretasi ialah menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat gerak dengan habitat hewan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Menerapkan konsep ialah menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. Berkomunikasi ialah membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernafasan, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram dan menjelaskan hasil percobaan. Prediksi ialah keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pretest posttest control group design, yaitu suatu bentuk eksperimen dengan menggunakan kelas control dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelas eksperimen T1 X1 T2

Kelas kontrol T1 X2 T2

(Fraenkel dan Wallen, 2007) Keterangan :

T1 : Pretest T2 : Postest

X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah X2 : Pembelajaran model konvensional


(22)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pertemuan pertama yang akan dilakukan di kelas eksperimen yaitu : kegiatan awal, guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah, kemudian mengidentifikasi permasalahan. Kegiatan inti yakni siswa menyimak permasalahan yang disajikan dalam bentuk artikel dalam LKS (Lampiran 2). Setelah itu mengidentifikasi tentang penyakit batu ginjal, langkah selanjutnya yaitu :

a. Siswa mendefinisikan masalah

b. Siswa mengumpulkan data, siswa menyimak informasi guru bahwa permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mengkaji berbagai literatur. c. Siswa membuat suatu hipotesis, siswa menyimak informasi guru bahwa

permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mengkaji berbagai literatur. d. Siswa menyelidiki yaitu guru mengarahkan siswa dalam membagi tugas

mencari informasi, siswa merancang tugas mencari informasi yang akan dilakukannya, guru membantu dan mendorong siswa dalam mengumpulkan data dengan mempersiapkan sumber belajar berupa fasilitas internet, buku paket biologi, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

e. Siswa menata ulang masalah f. Siswa menghasilkan alternatif


(23)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Langkah-langkah pembelajaran dalam pertemuan kedua pada kelas eksperimen yaitu guru memotivasi siswa, guru memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Kegiatan inti yakni siswa diminta untuk menemukan masalah yang terdapat pada LKS, siswa mendefinisikan masalah, siswa mengumpulkan data, siswa mengadakan praktikum pemeriksaan adanya protein dalam urine, siswa menghubungkan hasil praktikum dan teori dari teori, serta siswa memberikan saran-saran untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan urine.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode diskusi pertemuan pertama pada kelas kontrol yaitu dengan kegiatan pendahuluan dengan motivasi dan prasarat, kemudian kegiatan intinya yaitu setiap kelompok melakukan diskusi tentang ginjal dan fungsinya pada manusia, kemudian mengkomunikasikan, guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang benar. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode diskusi pertemuan kedua pada kelas kontrol yaitu guru memotivasi siswa, guru memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Kegiatan inti yakni siswa mengadakan praktikum dan pengamatan dengan menggunakan LKS (Lampiran 4), siswa mengadakan pemeriksaan protein yang ada pada urine dan mencatat hasilnya secara lengkap langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan pada RPP (Lampiran 3). Kegiatan tersebut di atas didokumentasikan berbentuk foto-foto. (Lampiran 22 dan 23).


(24)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Penelitian dilaksanakan di SMP 5 Bandung. Populasi yaitu kelas 9 SMP Negeri 5 di Kotamadya Bandung. Sampel penelitian yang digunakan adalah 2 kelas. Adapun sampelnya dipilih secara Random Cluster Sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kelompok yang sudah ada, karena tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil secara acak siswa yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian (Fraenkel, 2007).

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen yang meliputi tes tertulis (pretest dan post test), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket disertai kisi-kisi angket (Lampiran 11 dan 15).

1. Tes Tertulis (Pretest dan Post test)

Butir soal terdiri atas soal pilihan ganda, dan memecahkan masalah serta soal keterampilan proses IPA yang dipertimbangkan (judgment). Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian tersebut (Lampiran 8 dan 10).

Pembuatan instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menyusun Kisi-Kisi Tes

Pembuatan kisi-kisi ini bertujuan untuk menentukan konsep-konsep yang akan diukur yang sesuai dengan indikator yang telah ditentukan (Lampiran 6 dan 7).


(25)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Pelaksanaan uji coba soal dilakukan terhadap sekelompok siswa SMPN 5 kelas IX (Lampiran 16).

c. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba 1) Validitas empiris

Validitas empiris terhadap instrumen tes tertulis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

rxy =

  

 

 

 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N (Arikunto, 2002) Keterangan :

Harga rxy = indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. X = skor item no X

Y = skor total

Untuk menafsirkan validitas, digunakan acuan sebagai berikut : Tabel 3.1

Interpretasi nilai r (korelasi) Besarnya nilai r Tafsiran

0,80 - 1,00 Sangat tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat rendah (tak berkorelasi) 2) Reliabilitas


(26)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown. Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti hams melalui langkah membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu ganjil-genap dan belah awal belah akhir. Teknik ini disebut juga teknik belah dua.

Rumus Spearman Brown untuk menentukan indeks reliabilitas soal adalah sebagai berikut :

r11 =

xy xy

r xr

1 2

(Arikunto, 2002)

Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

rxy = indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Sebelum dimasukkan ke rumus Spearman-Brown, terlebih dahulu dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment.

Untuk menafsirkan harga reliabilitas digunakan acuan sebagai berikut : Tabel 3. 2 Tafsiran Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Tafsiran 0,80 - 1,00 Sangat tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2002) 3) Taraf Kemudahan

Taraf kemudahan suatu pokok uji atau soal (dilambangkan dengan F) ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji atau soal


(27)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

tersebut. Harga taraf kemudahan (F) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

F = N

n n1R

(Arikunto, 2002) dengan : F = taraf kemudahan

nT = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok tinggi nR = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok rendah N = jumlah siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah Adapun kategori dari harga taraf kemudahan (F) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kategori Taraf Kemudahan Soal Harga F Kategori Soal

F > 0,75 Mudah

0,25 ≥ F ≥ 0,75 Sedang

F > 0,25 Sulit

(Arikunto, 2002) 4) Daya Pembeda

Ukuran daya pembeda ialah selisih antara proporsi kelompok tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok rendah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis (Arikunto, 2002). Suatu soal sebaiknya memiliki harga D yang tinggi, artinya soal tersebut mampu membedakan siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran.

Harga daya pembeda (D) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

T R T

N n n

D  (Arikunto, 2002)


(28)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

nT = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok tinggi nR = jumlah jawaban benar dari siswa kelompok rendah NT = jumlah siswa kelompok tinggi

Adapun acuan penafsiran daya pembeda menurut Arikunto adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tafsiran Indeks Daya Pembeda Indeks daya pembeda Kategori

0,00 - 0,19 Kurang

0,20 - 0,39 Cukup

0,40 - 0,69 Baik

0,70 - 1,00 Sangat baik

(Arikunto, 2002)

Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Btr

Baru Btr Asli

D.Pembeda

(%) T. Kesukaran Korelasi

Sign.

Korelasi Ket

1 1 40.00 Mudah 0.478 Signifikan

2 2 50.00 Sedang 0.484 Signifikan

3 3 80.00 Sedang 0.577

Sangat Signifikan

4 4 60.00 Sedang 0.470 Signifikan

5 5 50.00 Sukar 0.446 Signifikan

6 6 60.00 Mudah 0.482 Signifikan

7 7 50.00 Mudah 0.453 Signifikan

8 8 80.00 Sedang 0.557

Sangat Signifikan


(29)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

9 9 20.00 Mudah 0.320 - Di revisi

10 10 40.00 Sukar 0.284 - Di revisi

11 11 30.00 Mudah 0.196 - Di revisi

12 12 60.00 Sedang 0.470 Signifikan

13 13 40.00 Mudah 0.299 - Di revisi

14 14 20.00 Sukar 0.220 - Di revisi

15 15 60.00 Sedang 0.446 Signifikan

16 16 10.00 Mudah 0.147 - Di revisi

17 17 60.00 Sedang 0.431 Signifikan

18 18 40.00 Mudah 0.497 Signifikan

19 19 60.00 Sedang 0.438 Signifikan

20 20 50.00 Mudah 0.402 - Di revisi

Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Essai yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Analisis Butir Soal Essai Btr

Baru Btr Asli

D.Pembeda

(%) T. Kesukaran Korelasi

Sign.

Korelasi Ket

1 1 6.03 42.00 Sedang 0.677 Tinggi

2 2 4.81 36.00 Sedang 0.694 Tinggi

3 3 4.74 36.00 Sedang 0.595 Cukup

4 4 2.94 24.00 Sedang 0.584 Cukup

5 5 5.24 36.00 Mudah 0.600 Tinggi

6 6 6.20 32.00 Mudah 0.603 Tinggi

7 7 4.24 34.00 Sedang 0.591 Cukup

8 8 2.89 20.00 Sedang 0.410 Cukup

9 9 2.96 24.00 Sedang 0.445 Cukup


(30)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

Pada soal pilihan ganda Realibilitas soal sebesar 0,79 artinya tinggi dan pada soal esei sebesar 0,61 artinya tinggi pula. Adapun validitasnya signifikan begitu pula pada soal eseinya (Lampiran 16).

2. Kuesioner Tanggapan Siswa dan Tanggapan Observer terhadap Pembelajaran Berbasis Masalah

Untuk mendapatkan informasi tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah digunakan kuesioner siswa. Langkah yang ditempuh adalah menyusun kisi-kisi dan konsultasi kepada pembimbing. Kisi-kisi disusun meliputi indikator dan butir pernyataan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah (Lampiran 10).

Untuk mendapatkan validitas ini dilakukan konsultasi dengan pembimbing meliputi kesesuaian indikator dengan butir pernyataan tanggapan siswa dan aspek bahasa. Pernyataan tanggapan siswa meliputi persepsi siswa dan tanggapan observer tentang pembelajaran berbasis masalah (Lampiran 10 dan 12).

3. Observasi Pembelajaran

Dalam pengamatan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi dan rubrik observasi kegiatan siswa (Lampiran 14). Pada setiap pembelajaran berbasis masalah, aktivitas yang diamati meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa (Lampiran 13).


(31)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap pra persiapan yang meliputi penyusunan proposal.

2. Tahap persiapan yang terdiri dari kajian teoritis tentang model pembelajaran, kurikulum biologi SMP, konsep sistem eksresi, penyusunan rencana pembelajaran berbasis masalah (Lampiran 1), penyusunan instrumen penelitian (Lampiran 8 dan 9), uji coba instrumen penelitian dan revisi instrumen penelitian.

3. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari pretest soal penguasaan konsep, soal-soal berbasis masalah, soal-soal-soal-soal keterampilan proses siswa kemudian pemberian perlakuan pembelajaran berbasis masalah. Pada saat perlakuan pembelajaran berbasis masalah, observer mengisi lembar tanggapan observer terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Lampiran 12) dan lembar observasi kegiatan siswa. Setelah dilakukan proses pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan post test soal-soal penguasaan konsep, soal-soal-soal-soal berbasis masalah, soal-soal-soal-soal keterampilan proses siswa serta memberikan kusioner terhadap siswa.

4. Tahap pelaporan terdiri dari analisis data, hasil penelitian dan kesimpulan.


(32)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

Dipergunakan normalized gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dan kemudian dianalisis untuk mengetahui adanya peningkatan skor dari kedua kelas tersebut. Gain atau perubahan dari perlakuan diperoleh dari skor posttest dikurangi dengan hasil pretes (Lampiran 17). Untuk melihat besarnya peningkatan tersebut digunakan rumus sebagai berikut :

pre maks

pre post

S S

S S g

  

Keterangan :

Spre = Skor Pre-test Spost = Skor Post-test

Smaks = Skor Maksimum

Kategori indeks gain : Tinggi : g > 0,7 Sedang : 0,3 < g < 0,7 Rendah : g < 0,3

Analisis data menggunakan program SPSS melalui tahapan yaitu uji Normalitas untuk mengetahui data pretest dan posttest siswa berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kemudian dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok eksperimen memiliki variasi yang homogen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Levene Statistic. Kemudian uji perbedaan dua


(33)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

rata-rata. Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney U disebabkan karena data tidak homogen (Lampiran 18).

Secara klasikal, dapat dinyatakan bahwa ketuntasan belajar dalam penguasaan konsep tercapai jika jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (KKM IPA = 80) lebih besar dari 85% jumlah siswa keseluruhan.


(34)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Kedua, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menjawab soal keterampilan proses siswa. Ketiga, Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada sistim ekskresi. Peningkatan penguasaan konsep memperkuat hasil penelitian ini yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa sejajar dengan peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Keempat, pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah cukup menarik bagi siswa karena motivasi belajar siswa menjadi tinggi, siswa merasa mendapat penghargaan cukup baik, serta rasa ingin tahu siswa lebih tinggi.

B. Saran

Dalam penelitian ini, saran yang diajukan yaitu sebaiknya diadakan penelitian pembelajaran berbasis masalah secara mendalam. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian sebaiknya lebih dari empat kali pertemuan sehingga semakin banyak yang dipelajari dan pembelajaran semakin bermakna dan siswa lebih memiliki waktu yang banyak untuk dapat memecahkan masalah. Perlu


(35)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran berbasis masalah pada materi lain.


(36)

1

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah pada Topik Wujud Zat dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Achuonye K. (2010). A comparative study of problem-based and lecture based

Learning in secondary school students’ Motivation to learn science

Department of Curriculum Studies/Instructional Technology, Rivers State University of Education, Port Harcourt, Nigeria.

Abraham, R. R, et al. (2007). Learning approaches of undergraduate medical students to physiology in a non-PBL-and partially PBL-oriented curriculum. Journal of Science

Aisyah. (2008). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada Materi Cairan Dan Elektrolit. Surabaya : Bagian Keperawatan Gerontik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Athanassiou. (2003). Critical Thinking in the Management Classroom: Bloom's Taxonomy as a Learning Tool. Amerika : Northeastern University. Arends, R. I. (2008). Learning To Teach. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rikena Cipta.

Carin, A. A. (2000). Teaching Modern Science. Amerika : Merrill an Imprint of Prentice.

Centre for Teaching, Learning and Scholarship (CTLS). (2009). Background of Problem Based Learning. Tersedia pada http://www.samford.edu/ctls/ archives, aspx?id= 2147484113 diakses :29-3-2011.

Chin, C, et al. (2008). Problem Based Learning Tools The Science Teacher. ProQuest Education Journal.

Cliff, W. H. (2006). Case-Based Learning of Blood Oxygen Transport Department of Biology, Niagara University. New York.


(37)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Dehkordi, A. H. et al. (2008). The impact of problem-based learning and lecturing on the behavior and attitudes of Iranian nursing students., Shakrekord Medical University, Iran. Journal of Science.

Fahrizal. (2009). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Penguasaan Konsep Cahaya dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Fogarty, R. (1997). Problem Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple Intelligences Classroom. Australia:Hawker Brownlow Education.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How To Design and Evaluate Research in Education Sixth Edition. McGrawHill.

Jacobsen, D. et al. (2009). Method for Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kartimi. (2007). Model Model Pembelajaran. Modul. Cirebon : Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri.

Lestari. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problembased Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP. Denpasar : Pascasarjana Undiksa.

Mariati. (2004). Pemahaman Konsep Siswa. Disertasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Marline. (2010). Pengembangan Kegiatan Praktikum Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasna. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah pada Sistem Respirasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran IPA. Skripsi pada Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah - Fakultas Ilmu Pendidikan UM.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru pembelajaran Sebagai Referensi bagi pendidik.

Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP


(38)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning). Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Rustaman, (1995). Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Makalah Pengabdian Pada Masyarakat. IKIP Bandung.

Rustaman, N, et al. (2009). Peran Bagan Konsep Sebagai Bentuk Asesmen Formatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Botani Phanoragamae. Makalah pada The Third International Seminar on Science Education.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sanjaya (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sanjaya. (2009). Manajemen Dalam Pendidikan. Online. Tersedia: http//www.aadesanjaya.blogspot.com.

Sarino. (2010). Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Sains Siswa. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyan. (2005). Optimalisasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Pendidikan Kejuruan. Dalam ADGVI-Staff-Site (Online). Tersedia : staff.uny.ac.id.

Suarjaya. (2004). Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Terhadap Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Denpasa : Pasca Sarjana Undiksa.

Suryanti. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press.

Tan, O.S. (2009). Problem Based Learning and Creativity. Australia: Cengage Learning.

Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Kencana.


(39)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Tufts, M. A. et al. (2009). What makes the learning of physiology in a PBM medical curriculum challenging? Student perceptions. Discipline of Physiology, School of Medical Sciences, South Africa. Journal of Science.

Widiarini. (2010) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seririt. Denpasar : Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.


(1)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Kedua, pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menjawab soal keterampilan proses siswa. Ketiga, Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada sistim ekskresi. Peningkatan penguasaan konsep memperkuat hasil penelitian ini yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa sejajar dengan peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Keempat, pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah cukup menarik bagi siswa karena motivasi belajar siswa menjadi tinggi, siswa merasa mendapat penghargaan cukup baik, serta rasa ingin tahu siswa lebih tinggi.

B. Saran

Dalam penelitian ini, saran yang diajukan yaitu sebaiknya diadakan penelitian pembelajaran berbasis masalah secara mendalam. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian sebaiknya lebih dari empat kali pertemuan sehingga semakin banyak yang dipelajari dan pembelajaran semakin bermakna dan siswa lebih memiliki waktu yang banyak untuk dapat memecahkan masalah. Perlu


(2)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran berbasis masalah pada materi lain.


(3)

1 Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah pada Topik Wujud Zat dan

Perubahannya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis. Bandung. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Achuonye K. (2010). A comparative study of problem-based and lecture based Learning in secondary school students’ Motivation to learn science

Department of Curriculum Studies/Instructional Technology, Rivers

State University of Education, Port Harcourt, Nigeria.

Abraham, R. R, et al. (2007). Learning approaches of undergraduate medical

students to physiology in a non-PBL-and partially PBL-oriented curriculum. Journal of Science

Aisyah. (2008). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Kemampuan

Kognitif Mahasiswa Pada Materi Cairan Dan Elektrolit. Surabaya :

Bagian Keperawatan Gerontik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Athanassiou. (2003). Critical Thinking in the Management Classroom: Bloom's

Taxonomy as a Learning Tool. Amerika : Northeastern University.

Arends, R. I. (2008). Learning To Teach. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rikena Cipta.

Carin, A. A. (2000). Teaching Modern Science. Amerika : Merrill an Imprint of

Prentice.

Centre for Teaching, Learning and Scholarship (CTLS). (2009). Background of

Problem Based Learning. Tersedia pada http://www.samford.edu/ctls/ archives, aspx?id= 2147484113 diakses :29-3-2011.

Chin, C, et al. (2008). Problem Based Learning Tools The Science Teacher. ProQuest Education Journal.

Cliff, W. H. (2006). Case-Based Learning of Blood Oxygen Transport


(4)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Dehkordi, A. H. et al. (2008). The impact of problem-based learning and

lecturing on the behavior and attitudes of Iranian nursing students.,

Shakrekord Medical University, Iran. Journal of Science.

Fahrizal. (2009). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Penguasaan

Konsep Cahaya dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Fogarty, R. (1997). Problem Based Learning and Other Curriculum Models for

the Multiple Intelligences Classroom. Australia:Hawker Brownlow

Education.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How To Design and Evaluate Research in

Education Sixth Edition. McGrawHill.

Jacobsen, D. et al. (2009). Method for Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kartimi. (2007). Model Model Pembelajaran. Modul. Cirebon : Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri.

Lestari. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problembased

Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP. Denpasar : Pascasarjana Undiksa.

Mariati. (2004). Pemahaman Konsep Siswa. Disertasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Marline. (2010). Pengembangan Kegiatan Praktikum Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Tesis. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Nurhasna. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah pada Sistem Respirasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V Memecahkan Masalah dalam

Pembelajaran IPA. Skripsi pada Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar &

Prasekolah - Fakultas Ilmu Pendidikan UM.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru pembelajaran Sebagai Referensi bagi

pendidik.

Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata


(5)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning).

Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Rustaman, (1995). Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Makalah Pengabdian Pada Masyarakat. IKIP Bandung.

Rustaman, N, et al. (2009). Peran Bagan Konsep Sebagai Bentuk Asesmen

Formatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Botani Phanoragamae. Makalah pada The Third International

Seminar on Science Education.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sanjaya (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sanjaya. (2009). Manajemen Dalam Pendidikan. Online. Tersedia: http//www.aadesanjaya.blogspot.com.

Sarino. (2010). Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Sains Siswa. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sofyan. (2005). Optimalisasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada

Pendidikan Kejuruan. Dalam ADGVI-Staff-Site (Online). Tersedia :

staff.uny.ac.id.

Suarjaya. (2004). Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Terhadap

Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP.

Denpasa : Pasca Sarjana Undiksa.

Suryanti. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press.

Tan, O.S. (2009). Problem Based Learning and Creativity. Australia: Cengage Learning.

Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Kencana.


(6)

Siti Nurdini, 2013

Pengaruh Pembelajaran berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses IPA Siswa Pada Sistem Eksleresi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Tufts, M. A. et al. (2009). What makes the learning of physiology in a PBM medical curriculum challenging? Student perceptions. Discipline of

Physiology, School of Medical Sciences, South Africa. Journal of

Science.

Widiarini. (2010) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seririt. Denpasar :