HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DI PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK : Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013.

(1)

(Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh :

Mutia Ramadanti Nur 0906314

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL

DI PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013)

Oleh

Mutia Ramadanti Nur

0906314

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mutia Ramadanti Nur Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Mutia Ramadanti Nur (0906314). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial

di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik (Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013). Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian sosial, prestasi akademik dan hubungan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik. Responden dalam penelitian ini adalah 62 mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI Tahun Akademik 2012-2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner penyesuaian sosial berdasarkan teori dari Schneiders (1964) dan prestasi akademik menggunakan dokumen kartu hasil studi yang menunjukkan IPK semester 1 dan 2. Sebelumnya, peneliti melakukan uji coba alat ukur kepada 100 responden untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penyesuaian sosial. Koefisien reliabilitas Alfa Cronbach untuk instrumen penyesuaian sosial adalah sebesar 0,944 yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Wawancara juga dilakukan kepada responden yang mewakili setiap kategori perolehan skor penyesuaian sosial dan prestasi akademik. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik karena ρ 0,652 > 0,05. Sumbangan yang diberikan penyesuaian sosial hanya 0,3364 % terhadap prestasi akademik, sehingga 99,6636 % bersumber dari faktor penentu lainnya. Wawancara menunjukkan bahwa banyak faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar, diantaranya motivasi belajar, minat terhadap jurusan psikologi, dan kepribadian. Diharapkan Jurusan Psikologi UPI dapat memperhatikan penyesuaian sosial serta faktor-faktor penentu prestasi akademik lainnya, sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.


(6)

ABSTRACT

Mutia Ramadanti Nur (0906314). Relationship between Social

Adjustment with Academic Achievement in Higher Education (Correlational study on the Students of Psychology Department Batch 2012, Academic Year 2012-2013). S1 thesis. Psychology Department Indonesia University Of Education. Bandung 2013.

This research is focused on depicting students’ social adjustments, their academic achievement as well as the relationship between them. 62 students batch 2012 from psychology department, Indonesia University of Education are employed as the respondents of this research. The method employed in this research is quantitative, specifically using correlation study. Framework used in this study is mainly designed using Schneider’s theory (1964) suited with students’ report card from their first year learning. The writer previously tried out this framework to the 100 respondents to test its validity and reliability before use. For the result, Alfa Cronbach shows the 0.944 indicating reliable instrument for use as data collection procedure in terms of social adjustment. Interviews are also conducted to the respondents representing every category of the acquisition of social adjustment scores and academic achievement. From the analysis, it can be concluded that there is no significant correlation between students’ social adjustment towards their academic achievement because ρ 0,652 > 0,05. Social adjustment only contribute in the percentage of 0,3364% towards students’ academic achievement rather than other factors contributing 99,6636%. Interviews obtained that many other factors are more influential on student achievement, such as motivation, interest in majoring in psychology, and personality. Therefore, it is expected that the department can notice both factors affecting students’ achievement to improve them.

Keywords: Social Adjustment, Academic Achievement, Psychology Students


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ....xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 7

E. Manfaat Penulisan ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. ... Peny esuaian Sosial ... 10

2. ... Prest asi Akademik ... 32

3. ... Hubu ngan Antara Penyesuaian Sosial dengan Prestasi Akademik ... 40


(8)

4. ... Hasil

Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 42

B. Kerangka Berpikir ... 43

C. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Metode dan Pedoman Penelitian ... 46

B.Variabel Penelitian ... 47

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 49

E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... 51

F. Kategorisasi Skor ... 58

G. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk melakukan interaksi. Oleh karena itu, manusia harus dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungan di sekitarnya. Penyesuaian diri merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup sebagai manusia (Gerungan, 2004:59).

Schneiders (1964:51) mengemukakan penyesuaian diri berarti proses individu dalam merespon sesuatu yang bersifat behavioral dan mental dalam usaha mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, ketegangan emosi, frustrasi dan konflik, dan menjaga keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma masyarakat.

Schneiders (1964:429) membagi penyesuaian diri menjadi empat aspek, yaitu penyesuaian diri personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan, dan penyesuaian vokasional atau jabatan. Penyesuaian sosial merupakan aspek penyesuaian diri yang berkaitan dengan interaksi individu dengan lingkungan sosial. Penyesuaian sosial bertujuan untuk mencapai kesesuaian antara kebutuhan diri individu dengan keadaan lingkungan tempat individu berada dan berinteraksi. Pengertian penyesuaian sosial menurut Schneiders (1964:454) adalah kemampuan individu berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi, dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan memuaskan dapat terpenuhi. Penyesuaian sosial ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu penyesuaian di rumah dan keluarga, penyesuaian di perguruan tinggi, dan penyesuaian di lingkungan masyarakat. Penyesuaian sosial di perguruan tinggi meliputi aspek menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi; tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi; menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat, dosen, dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya; mampu menerima batasan dan


(11)

tanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi; serta membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi tersebut (Schneiders 1964:454).

Penyesuaian sosial di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa. Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun yang dalam tahap perkembangnnya termasuk periode remaja. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hall (Santrock, 2003:10), bahwa periode usia remaja adalah 12-23 tahun.

Penyesuaian pada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai bermacam-macam tingkat ketegangan emosional (Hurlock, 1980:9). Ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian menimbulkan sikap tidak realistis, tidak relevan, dan tidak logis. Dalam konsep pergaulan sosial, sikap ini disebut sebagai maladjustment (Dewi, 2010:5). Penyesuaian sosial sangat diperlukan oleh semua orang khususnya remaja, karena menurut Santrock (2003:10) kegoncangan dan perubahan dalam diri banyak dialami pada usia remaja. Salah satu penyebab pola perilaku yang tidak matang adalah karena kegagalan dalam melakukan penyesuaian sosial (Willis, 2004:66). Akibatnya adalah perasaan terisolir, rendah diri, tidak percaya diri, yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Schneiders (1964:454) yaitu :

...seseorang peserta didik yang mengalami kegagalan dalam mencapai kepuasan dalam penyesuaian sosial akan mengalami kesulitan. Ketidakmampuan penyesuaian diri dalam area ini menyebabkan banyak gejolak emosi, juga konflik dan frustrasi. Kemampuan penyesuaian sosial dapat mempengaruhi konsentrasi, upaya intelektual, kebiasaan dan kesungguhan dalam belajar. Sehingga semakin tinggi kemampuan penyesuaian sosial akan semakin membuka kesempatan untuk dapat berprestasi.

Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, remaja memiliki cita-cita dan harapan dalam meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi favoritnya masing-masing. Dapat diterima di jurusan yang sesuai dengan cita-cita dan perguruan tinggi favorit merupakan harapan setiap remaja. Namun terkadang, pada kenyataannya tidak sedikit remaja yang tidak diterima di perguruan tinggi favorit dan menempuh pendidikan di jurusan dan perguruan tinggi yang tidak


(12)

diminatinya. Hal ini berdampak pada ketidaksungguhan dalam belajar yang dapat menyebabkan prestasi akademik yang kurang memuaskan.

Fenomena pemilihan jurusan yang berpengaruh terhadap prestasi akademik ini diperoleh dari fakta berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa jurusan Psikologi UPI. Diperoleh informasi bahwa salah satu penyebab prestasi akademik yang tergolong rendah adalah karena tidak berminat kuliah di jurusan psikologi. Informan lain mengatakan, penyebab prestasi akademiknya yang tergolong rendah adalah karena sering terlambat mengumpulkan tugas. Tugas yang terlambat dikumpulkan menyebabkan nilai untuk tugas itu dikurangi. Hal itu terjadi karena banyaknya tugas yang diberikan dosen pada waktu yang bersamaan. Tugas, Praktikum, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir semester dan berbagai kewajiban lain yang harus dikerjakan sebagai mahasiswa dapat menjadi penyebab stres.

Data menyebutkan bahwa terjadi beberapa kasus bunuh diri yang dikarenakan stres dalam menghadapi berbagai masalah sebagai mahasiswa. Sebuah penelitian di Amerika menemukan, bahwa pada perguruan tinggi dengan rata-rata mahasiswa S1 berjumlah 18.000, sebanyak 1.080 mahasiswa serius memikirkan bunuh diri minimal sekali dalam setahun (David, 2008). Kasus bunuh diri pada mahasiswa juga terjadi di Indonesia. Pada 13 April 2011, empat orang mahasiswa di sebuah universitas di Indonesia memutuskan untuk bunuh diri bersama karena masalah yang mereka hadapi (Nyunyu, 2012).

Bila dicermati secara mendalam, masalah-masalah psikologis pada mahasiswa bersumber pada aspek akademik maupun non-akademik, dan dari faktor internal maupun eksternal mahasiswa. Masalah-masalah akademik terutama disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan studi, misalnya akibat salah memilih jurusan, metode pembelajaran yang berbeda dengan SMA, cara dosen mengajar, tugas perkuliahan, masalah-masalah dalam pengerjaan skripsi, dan kekhawatiran terhadap karier dan masa depan. Permasalahan non-akademik terutama berasal dari tekanan sosial yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait dengan keluarga, misalnya karena tinggal terpisah dari keluarga, kondisi keuangan keluarga,


(13)

riwayat pola pengasuhan dari orangtua, perbedaan prinsip dengan orang tua. Selain itu masalah-masalah yang bersumber dari kehidupan di tempat tinggal, hubungan perteman dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, kesulitan adaptasi umum, masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber permasalahan yang serius bagi mahasiswa (Gadjah Mada Pers, 2012).

Mahasiswa memiliki peran utama yaitu belajar dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan Widodo, 2004:128).

Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi pada mahasiswa, diperlukan adanya suatu penilaian atau yang biasa disebut prestasi akademik. Prestasi akademik sering juga disebut prestasi belajar. Purwanto (1986:28) mengartikan prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan hasil belajar. Prestasi belajar juga diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.

Penelitian terhadap prestasi belajar ini menjadi hal yang penting khususnya dalam dunia pendidikan. Karena dengan melakukan penilitian mengenai prestasi belajar ini, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang diperoleh tersebut dapat menjadi saran bagi mahasiswa, bagi orang tua, bagi dosen, dan bagi perguruan tinggi. Salah satu topik dari prestasi belajar yang menarik untuk diteliti adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berpenting dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun faktor dari luar


(14)

diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis. Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138).

Penelitian yang relevan dilakukan Dewi (2010) mengenai Pengaruh Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian sosial memiliki peranan yang cukup penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Semakin tinggi penyesuaian sosial, terbukti semakin tinggi pula prestasi belajarnya dan begitu pula sebaliknya.

Calaguas (dalam Sartika, 2011:38) juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada mahasiswa baru. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada mahasiswa baru.

Ketertarikan melakukan penelitian ini adalah karena peneliti mengamati fenomena penyesuaian sosial yang dialami oleh mahasiswa di Jurusan Psikologi UPI. Penyesuaian terhadap kehidupan di perguruan tinggi yang merupakan lingkungan baru bagi mereka dan kewajiban untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan bukanlah hal yang mudah.

Hasil wawancara dan observasi pada beberapa mahasiswa, didapatkan data pendahuluan bahwa mahasiswa yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kegiatan dan lingkungan perguruan tinggi memiliki prestasi akademik yang rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk menguji data pendahuluan tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik. Penelitian ini difokuskan meneliti hubungan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.


(15)

B. Rumusan Masalah

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun faktor dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis. Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138).

Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi, dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan memuaskan dapat terpenuhi (Schneiders, 1964:455). Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013?

2. Bagaimanakah gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus, diantaranya yaitu :

1. Mengetahui gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.


(16)

2. Mengetahui gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

3. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi adalah karena sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan dokumen kartu hasil studi yang menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari semester 1 dan 2. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena pelaksanaan dan pemberian skor dalam kuesioner tertutup bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis (Furchan, 2011:260).

Untuk mempermudah proses perhitungan, software Statistical Passage for Social Science (SPSS) versi 18.00 akan digunakan dalam penelitian ini.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi sosial mengenai penyesuaian sosial. Penelitian ini juga dapat dilakukan untuk membuktikan teori yang sudah ada. Selain itu, hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperkuat atau memperlemah penelitain sebelumnya. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi.


(17)

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa yaitu dapat membantu untuk mengevaluasi hubungan antara penyesuaian sosial yang mereka lakukan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Bagi jurusan psikologi dan perguruan tinggi, dapat menambah informasi mengenai hubungan antara penyesuaian sosial yang dilakukan oleh mahasiswa dengan prestasi akademik yang diperoleh. Sedangkan bagi Orang Tua, dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara penyesuaian sosial yang dilakukan anaknya dengan prestasi akademik yang diperoleh.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas secara keseluruhan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu struktur organisasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan menganai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori penyesuaian sosial, prestasi akademik, penelitian-penelitian yang terkait, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi metode dan pedoman penelitian; variabel penelitian dan definisi operasional variabel penelitian; populasi, sampel dan teknik sampling; pengembangan instrumen pengumpul data; kategorisasi skor; dan teknik analisis data yang terdiri dari uji normalitas, uji korelasi, uji signifikansi, dan uji koefisien determinasi.


(18)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai penelitian dan pembahasan hasil analisis mengenai gambaran penyesuaian sosial dan prestasi akademik serta hubungan penyesuaian sosial dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia tahun akademik 2012-2013.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi mahasiswa, orang tua, dosen, perguruan tinggi, dan peneliti selanjutnya.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pedoman Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi adalah karena sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan Kartu Hasil Studi (KHS) yang menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari semester 1 dan 2. Tipe kuesioner yang digunakan adalah tipe kuesioner tertutup, artinya pilihan jawaban atas pertanyaannya ditentukan oleh peneliti. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena pelaksanaan dan pemberian skor dalam kuesioner tertutup bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis (Furchan, 2011:260).

Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Likert. Dengan menggunakan skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan, 2003: 12). Dalam proses perhitungan, software Statistical Passage for Social Science (SPSS) versi 18.00 akan digunakan dalam penelitian ini.

Untuk memperdalam informasi yang diperoleh dari kuesioner, wawancara juga dilakukan kepada responden yang mewakili setiap kategori perolehan skor penyesuaian sosial dan prestasi akademik. Wawancara dilakukan kepada empat orang responden, yaitu responden yang memperoleh skor penyesuaian sosial rendah dan prestasi akademik rendah; responden yang memperoleh skor


(20)

penyesuaian sosial rendah dan prestasi akademik tinggi; responden yang memperoleh skor penyesuaian sosial tinggi dan prestasi akademik rendah; responden yang memperoleh skor penyesuaian sosial tinggi dan prestasi akademik tinggi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara berdasarkan dimensi dan indikator dari penyesuaian sosial (Schneiders, 1964: 454) serta melakukan inqiuiry atas setiap jawaban dari responden.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Untuk penelitian ini, variabel bebasnya adalah penyesuaian sosial dan variabel terikatnya adalah prestasi akademik.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Penyesuaian Sosial

Schneiders (1964:454) mengemukakan karakteristik dari siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini, karakteristik tersebut adalah mahasiswa yang mampu memenuhi kriteria dalam kehidupan sosial di perguruan tingginya. Karakteristik penyesuaian sosial menurut Schneiders (1964:454) adalah sebagai berikut :

a. Menghargai dan bersedia menerima otoritas di perguruan tinggi.

Adanya otoritas baik berupa aturan-aturan yang mengatur kehidupan di perguruan tinggi maupun dosen yang berkedudukan sebagai figur otoritas merupakan salah satu realitas yang harus dihadapi sebagai mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku menerima dan patuh terhadap peraturan yang berlaku serta menghormati dan menghargai dosen.

b. Tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi

Memiliki minat dan bersedia terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan yang ada di kampus, dapat menyalurkan aspirasinya, dan memiliki kesempatan lebih luas untuk bergaul dengan teman seusianya. Contohnya, mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi di perguruan tinggi (BEM/DPM/UKM),


(21)

memiliki kelompok belajar bersama teman, mengikuti berbagai pelatihan, seminar, atau perlombaan yang diadakan di perguruan tinggi.

c. Menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat, dosen, dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya.

Membina relasi yang baik dengan orang-orang yang ada di perguruan tinggi, yaitu dengan teman, kakak tingkat, dosen dan unsur lainnya. Relasi yang baik terhadap orang-orang tersebut ditunjukkan dengan bergaul dengan banyak teman dan berperilaku dengan penuh sopan santun terhdap seluruh unsur di perguruan tinggi.

d. Mampu menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi.

Mahasiswa yang mampu untuk bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku dan dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik. Diantaranya yaitu berpakaian sesuai dengan aturan; membayar uang kuliah tepat waktu, mengambil SKS sesuai ketentuan; dan mengerjakan tugas, UTS, serta UAS dengan maksimal.

e. Membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi. Membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuan dari perguruan tinggi ditunjukkan dengan mengetahui dan mendukung visi dari perguruan tinggi dan menjaga nama baik jurusan dan perguruan tinggi. Mewakili perguruan tinggi dalam berbagai perlombaan baik secara nasional maupun internasional juga merupakan salah satu bentuk partisipasi mahasiswa dalam membantu mewujudkan tujuan dari lembaga tersebut.

2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik juga sering disebut prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan (Purwanto, 1986:28). Secara umum, acuan dalam menentukan nilai akhir setiap mata kuliah adalah:


(22)

Tabel 3.1

Acuan Menentukan Nilai Akhir

Tingkat Penguasaan Materi/ Kompetensi (%)

Nilai

88-100 A = 4

75-87 B = 3

62-74 C = 2

50-61 D =1

< 50 E = 0

Penilaian keberhasilan studi dilakukan pada setiap akhir semester, meliputi seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada semester tersebut dengan menggunakan rumus perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif (Pedoman Akademik UPI, 2012:60) sebagai berikut:

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kumulatif x = Nilai Mata Kuliah

y = Satuan Kredit Semester (SKS)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Berdasarkan pengertian tersebut, maka ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012-2013. Penentuan mahasiswa angkatan 2012 sebagai subjek adalah karena pertimbangan bahwa mereka merupakan mahasiswa yang berkuliah pada tahun pertama yang sedang dalam proses penyesuaian sosial terhadap kehidupan di perguruan tinggi. Selain itu, rata-rata usia yaitu 18-19 tahun yang sedang dalam masa remaja.

IPK=


(23)

Anggota populasi berjumlah 73 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelas. Dengan penjelasan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI Tahun Akademik 2012-2013

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2012:118). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:122). Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu (Sugiarto dalam Desniah, 2013:58).

Kriteria sampel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013 dan aktif mengikuti perkuliahan

Tahun akademik 2012/2013 merupakan tahun pertama bagi mahasiswa angkatan 2012 untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pada tahun pertama ini banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh mereka, diantaranya adalah penyesuaian sosial terhadap lingkungan perguruan tinggi. 2. Berusia 18-23 tahun

Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun yang dalam tahap perkembangnnya termasuk periode remaja. Hal ini sesuai dengan yang

Kelas Populasi Total

Pria Wanita

Psikologi A 7 mahasiswa 30 mahasiswa 37 mahasiswa Psikologi B 8 mahasiswa 28 mahasiswa 36 mahasiswa


(24)

dikemukakan oleh Hall (Santrock, 2003:10), bahwa periode usia remaja adalah 12-23 tahun.

3. Belum Menikah

Karena menurut Santrock (2003:11), individu yang telah menikah tidak lagi termasuk kategori remaja.

Jumlah minimal sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 62 mahasiswa. Jumlah ini diperoleh berdasarkan rumus pengambilan sampel menurut Riduwan (Desniah, 2013:59), sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran sampel populasi

e = persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (e = 0,05)

n =

n = 61,7 dibulatkan menjadi 62 mahasiswa

E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa angket atau kuesioner, yang berisi berbagai pernyataan terstruktur untuk mendapatkan informasi mengenai penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI Tahun Akademik 2012/2013. Sedangkan untuk instrumen prestasi akademik yaitu melalui Kartu Hasil Studi yang menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

1. Instrumen Penyesuaian Sosial

Instrumen yang digunakan untuk mengukur penyesuaian sosial dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti

n =


(25)

berdasarkan konsep penyesuaian sosial dari Schneiders (1964: 454). Instrumen ini terdiri dari 66 pernyataan, yang terdiri dari 33 pernyataan favorable (+) dan 33 pernyataan unfavorable (-). Pernyataan favorable (+) adalah pernyataan yang mencerminkan kecenderungan terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya, pernyataan unfavorable (-) adalah pernyataan yang mencerminkan perilaku yang tidak menunjukkan kecenderungan terhadap perilaku tersebut (Ihsan, 2009:44).

Setiap butir pernyataan terdapat empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skala penilaian. Cara penilaian skala penyesuaian sosial menggunakan model skala Likert yang dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kategori Jawaban dan Cara Pemberian Nilai Skala Penyesuaian Sosial

Kategori Jawaban Favorable (+) Unfavorable (-)

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 66 pernyataan, yaitu 33 pernyataan favorable (+) dan 33 pernyataan unfavorable (-):

Tabel 3.4.a

Item Pernyataan Favorable dan Unfavorable (sebelum uji coba)

Pernyataan Nomer Item Pernyataan Jumlah

Favorable 1, 2, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 15, 16, 21,25, 26, 28, 31, 34, 36, 37, 38, 41, 42, 44, 46, 47, 49, 51, 54, 55, 56, 57, 58, 63, 65

33 item

Unfavorable 5, 3, 8, 9, 10, 13, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 29, 30, 32, 33, 35, 39, 40, 43, 45, 48, 50, 51, 52, 53, 59, 60, 62, 64, 66

33 item


(26)

Tabel 3.4.b

Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data Penyesuaian Sosial

(sebelum uji coba)

No Dimensi Indikator No.Item Jumlah

(+) (-)

1. Menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi.

a. Menerima dan mematuhi peraturan yang berlaku di perguruan tinggi

1, 6, 4

5, 3, 8

6

b. Menghormati dan menghargai dosen 2, 7, 15 9, 13, 10 6

2. Tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi.

a. Berminat dan terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan di perguruan tinggi 57, 14, 11 40, 20, 19 6

b. Memiliki kelompok belajar bersama teman

41, 56

60, 39

4 c. Aktif mengikuti diskusi

di kelas, kegiatan seminar, pelatihan, atau perlombaan yang diadakan di

perguruan tinggi 58, 16, 63 29, 30, 17 6

3. Menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat, dosen, dan unsur- unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya.

a. Menjalin relasi sosial dengan teman dan kakak tingkat 12, 55, 25 53, 23, 64 6

b. Menjalin relasi sosial dengan dosen 61, 26 24, 35 4 c. Mejalin relasi sosial

dengan unsur-unsur perguruan tinggi lainnya

31 62 2

4. Mampu menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi.

a. Bertingkah laku sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi 37, 21, 65 59, 33, 27 6 b. Melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai mahasiswa deng-an penuh tdeng-anggung jawab

28, 36, 42, 34, 43, 66, 32, 51, 10


(27)

Skor total diperoleh dengan menjumlahkan semua jawaban responden, untuk mengetahui penyesuaian sosialnya. Semakin tinggi skor yang diperoleh responden, semakin tinggi penyesuaian sosial mereka.

2. Instrumen Prestasi Akademik

Untuk mengetahui profil prestasi akademik mahasiswa digunakan dokumen Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa jurusan Psikologi UPI angkatan 2012 semester satu dan dua tahun akademik 2012/2013. Di dalam KHS semester satu, terdapat sembilan mata kuliah yaitu Filsafat Pendidikan, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Psikologi Umum I, Filsafat Umum, Biopsikologi, Sosiologi, dan Statistik Deskriptif. Sedangkan dalam KHS semester dua, terdapat delapan mata kuliah yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Psikologi Umum I, Psikologi Perkembangan I, Psikologi Kepribadian I, Psikologi Faal, Ilmu Pernyataan, Psikodiagnostik I, dan Statistik Inferensial. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) maksimum yang diperoleh dari 62 subjek adalah 3,85 sedangkan IPK minimum adalah 2,48.

3. Intrumen Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperdalam informasi yang diperoleh berdasarkan kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk wawancara adalah dengan menggunakan pedoman wawancara berdasarkan dimensi dan indikator dari penyesuaian sosial (Schneiders, 1964: 454) serta melakukan inqiuiry atas setiap jawaban dari responden.

46 52 5. Membantu

merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari pergu-ruan tinggi.

a. Mengetahui dan mendukung visi dari perguruan tinggi 54, 49 45, 22 4

b. Menjaga nama baik jurusan dan perguruan tinggi. 44, 38, 47 50, 48, 18 6


(28)

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Azwar (2012: 10) mengatakan bahwa validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2012:10 ).

Uji validitas instrumen menggunakan teknik validitas isi dan validitas item. Validitas isi dilakukan dengan bantuan dosen ahli terhadap item-item yang terdapat dalam instrumen. Dosen yang diminta penilaiannya adalah Ibu Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si, Bapak Helli Ihsan, M.Si, dan Bapak Drs. M.I.F Baihaqi, M.Si.

Langkah selanjutnya setelah pengujian oleh ahli, maka instrumen diujicobakan pada sampel lain yang memiliki karakter sama dengan sampel penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 9-12 September 2013 kepada 100 orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Kemudian, hasil uji coba tersebut diolah untuk diuji validitas item dan reliabilitas instrumen. Pengujian validitas item dan reliabilitas instrumen ini menggunakan software SPSS 18.00 for windows.

Untuk mengetahui item-item yang valid, maka item-item tersebut dipilih berdasarkan kriteria pemilihan item dengan menggunakan rix> 0,30 (Ihsan,

2009:47), maka ada 12 item yang gugur dan dihasilkan 54 item yang valid dari 66 item keseluruhan. Berikut ini kisi-kisi instrumen penyesuaian sosial setelah uji coba.


(29)

Tabel 3.4.c

Item Pernyataan Favorable dan Unfavorable (setelah uji coba)

Pernyataan Nomer Item Pernyataan Jumlah

Favorable 1, 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 16, 20, 21, 23, 28, 30, 31, 34, 35, 37, 39, 44, 45, 46, 47, 50, 52, 54

26 item

Unfavorable 5, 6, 7, 9, 15, 33, 32, 49,24, 25, 13, 43, 18, 59, 19, 29, 51, 48, 27, 22, 26, 41, 42, 36, 17, 40, 38, 14

28 item

Jumlah 54 item

Tabel 3.4.d

Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data Penyesuaian Sosial

(setelah uji coba)

No Dimensi Indikator No.Item Jumlah

(+) (-)

1. Menghargai dan bersedia

menerima otoritas perguruan tinggi.

a. Menerima dan

mematuhi peraturan yang berlaku di perguruan tinggi.

1, 3, 2 5 4

b. Menghormati dan menghargai dosen.

4, 11 6, 9, 7

5 2. Tertarik dan

berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi.

a. Berminat dan terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan di perguruan tinggi. 46, 10, 8 33, 15 5

b. Memiliki kelompok belajar bersama teman.

45 49,

32

3 c. Aktif mengikuti diskusi

di kelas, kegiatan seminar, pelatihan, atau perlombaan yang diadakan di

perguruan tinggi.

47, 12, 52

24, 25, 13

6

3. Menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman,

a. Menjalin relasi sosial dengan teman dan kakak tingkat.

44, 20 43, 18, 53

5


(30)

Selanjutnya, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS 18.00 for windows dengan output sebagai berikut:

Dengan kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Koefisien Reliabilitas α Kriteria

>0,90 ≤ α≤ 1,00 Sangat Reliabel

0,70 ≤ α≤ 0,90 Reliabel

0,40 ≤ α≤ 0,70 Cukup Reliabel kakak tingkat,

dosen, dan unsur- unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya.

dengan dosen. 29

c. Mejalin relasi sosial dengan unsur-unsur perguruan tinggi lainnya

- 51 1

4. Mampu menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi.

a. Bertingkah laku sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi.

30, 16, 54 48, 27, 22 6 b. Melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai mahasiswa deng-an penuh tdeng-anggung jawab.

23, 34, 28, 37 26, 41, 42 7

5. Membantu merealisasikan atau mewujud-kan tujuan dari perguruan tinggi.

a. Mengetahui dan mendukung visi dari perguruan tinggi.

39 36,

17

3

b. Menjaga nama baik jurusan dan perguruan tinggi.

35, 31 40, 38, 14

5

Jumlah 26 28 54

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(31)

0,20 ≤ α ≤ 0,40 Kurang Reliabel

α ≤ 0,20 Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh indeks reliabilitas instrumen penyesuaian sosial adalah sebesar 0,944. Kriteria koefisien reliabilitas diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini sangat reliabel.

F. Kategorisasi Skor

Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012:147). Untuk melihat profil karakteristik sumber data penelitian dilakukan pengkategorisasian data.

Dalam penelitian ini, data dari variabel penyesuaian sosial dan prestasi akademik dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan tersebut berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.6.a Rumusan Tiga Kategori

Rentang Skor Kategori

X < (μ- 1,0σ) Rendah (μ- 1,0σ) ≤ X ≤ (μ+1,0σ) Sedang

X>(μ+1,0σ) Tinggi

(Ihsan, 2012:53) Keterangan :

X = Skor Subjek

μ = Mean (nilai rata-rata)

σ = Standar Deviation (deviasi standar)

Kategorisasi skor ini kemudian digunakan sebagai norma dalam pengelompokkan skor sampel berdasarkan norma kelompoknya. Baik pada skor penyesuaian sosial maupun pada skor prestasi akademik.


(32)

Tabel 3.6.b Kategorisasi Skor

Kategori Penyesuaian Sosial Prestasi Akademik

Rendah X <154 X < 2,95

Sedang 154 ≤ X ≤ 181 2,95 ≤ X ≤ 3,65

Tinggi X > 181 X > 3,65

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data sebagai syarat menentukan teknik perhitungan statistik yang dilakukan. Teknik statistik parametrik dapat dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal. Sebaliknya, teknik statistik nonparametrik dapat dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 18.00 for windows. Uji normalitas yang dipakai adalah nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov karena responden > 50. Berikut output dari uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 3.7

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Penyesuaian_Sosial ,140 62 ,004

Prestasi_Akademik ,130 62 ,011

a. Liliefors Significance Correction

Oleh karena nilai 0,004 < 0,05 dan 0,011 < 0,05 maka variabel penyesuaian sosial dan variabel prestasi akademik tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, teknik statistik yang dapat dilakukan dalam penelitian ini


(33)

adalah teknik statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho.

2. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengukur derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel. Uji korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa signifikan hubungan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik. Uji korelasi yang digunakan adalah dengan uji korelasi Spearman Rho dengan bantuan software SPSS versi 18.00 for windows. Setelah diperoleh besarnya koefisien korelasi, untuk menginterpretasikannya dapat menggunakan norma berikut:

Tabel 3.8

Norma Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2008:257)

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel penyesuaian sosial (X) dengan variabel prestasi akademik (Y). Hipotesis yang digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan hasil uji signifikansi adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

H1 = Ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas menggunakan kriteria:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.


(34)

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase hubungan variabel penyesuaian sosial (X) dengan variabel prestasi akademik (Y). Koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus:

d = rxy2 . 100%

(Reksoatmodjo, 2009:135) Keterangan:

d = koefisien determinasi rxy = koefisien korelasi


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Gambaran Penyesuaian Sosial di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012 2013 berada pada kategori sedang. Artinya, dalam dimensi tertentu mahasiswa dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik, tetapi tidak demikian pada dimensi penyesuaian sosial lainnya.

2. Gambaran Prestasi Akademik Mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2012-2013 berada pada kategori sedang. Artinya, mayoritas mahasiswa memiliki prestasi yang cukup baik namun tidak jauh berbeda dengan kemampuan rata-rata kelompoknya.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan prestasi akademik. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa tingkat hubungan untuk kedua variabel adalah hubungan yang tidak searah dengan derajat hubungan yang sangat rendah.

Bila hubungan dijelaskan berdasarkan setiap dimensi dari variabel penyesuaian sosial maka, hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi dengan prestasi akademik.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi dengan prestasi akademik.

c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat,


(36)

dosen, dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya dengan prestasi akademik.

d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi mampu menerima batasan dan tanggung jawab yang diberikan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi dengan prestasi akademik.

e. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi mampu membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi dengan prestasi akademik.

B. Saran

Berikut ini disampaikan saran untuk beberapa pihak yang bersangkutan terkait langkah selanjutnya dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Tugas utama sebagai mahasiswa yaitu belajar harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, karena mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan oleh masyarakat agar di masa depan dapat menjadi pemimpin yang yang lebih baik. Proses belajar yang ditempuh di perguruan tinggi membutuhkan banyak penyesuaian, karena perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan formal yang mempunyai aturan yang pada dasarnya bertujuan untuk kebaikan dari setiap elemen dari perguruan tinggi tersebut. Dengan melakukan penyesuaian sosial yang baik di perguruan tinggi dan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, mahasiswa akan dapat memperoleh prestasi akademik yang memuaskan.

2. Bagi Orang Tua

Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam prestasi akademik anak-anaknya. Orang tua sebagai keluarga terdekat hendaknya dapat menjalin komunikasi yang baik dan hubungan yang harmonis dengan anaknya. Terutama terkait pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Hendaknya orang tua memfasilitasi cita-cita dan minat dari anak-anaknya. Karena minat terhadap jurusan yang dipilih


(37)

di perguruan tinggi merupakan salah satu faktor penentu prestasi akademik mahasiswa.

3. Bagi Jurusan Psikologi UPI

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi jurusan psikologi UPI yang sedang berkembang. Untuk dapat meningkatkan kualitas dari Jurusan Psikologi UPI, hendaknya Jurusan Psikologi UPI memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dari prestasi akademik mahasiswa. Karena apabila mahasiswa memiliki prestasi akademik yang tinggi maka akan berdampak pada kualitas dan nama baik Jurusan Psikologi UPI. Variasi dalam metode mengajar yang diterapkan oleh dosen sebaiknya ditingkatkan agar mahasiswa lebih tertarik untuk memperhatikan mata kuliah yang disampaikan. Penyampaian materi yang dikaitkan dengan kejadian sehari-hari yang disertai dengan contoh konkret, akan membuat mahasiswa lebih paham hingga akhirnya informasi tersebut dapat masuk ke long therm memory.

4. Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi sebagai tempat mahasiswa menuntut ilmu, memegang peranan penting dalam perkembangan penyesuaian sosial dan peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu universitas yang berkualitas, hendaknya selalu berusaha meningkatkan prestasi akademik mahasiswanya. Salah satu caranya yaitu dengan memfasilitasi setiap kebutuhan dalam proses belajar dan mengajar. Untuk di Fakultas Ilmu Pendidikan yang di dalamnya ada Jurusan Psikologi, fasilitas serta sarana dan prasarana perlu ditingkatkan lagi. Karena hal itu merupakan kewajiban dari Perguruan Tinggi dan hak dari mahasiswa.

5. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Banyak membaca penelitian sebelumnya untuk memperkaya wawasan dan informasi sangat baik dilakukan sebelum melakukan penelitian.


(38)

b. Dalam melakukan penelitian, persiapan yang dilakukan harus lebih matang dan terstruktur. Mulai dari tahap pengumpulan literatur hingga pembuatan laporan, hendaknya dilakukan dengan lebih baik lagi.

c. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil penelitian menjadi tidak signifikan, diantara jumlah sampel yang terlalu sedikit. Untuk penelitian selanjutnya, pengambilan sampel yang lebih banyak dapat dilakukan untuk meminimalisir hasil penelitian yang tidak signifikan.

d. Penggunakan teori yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Teori Penyesuaian Akademik dari Schneiders mungkin lebih tepat bila dihubungkan dengan Prestasi Akademik.

e. Untuk pembuatan instrumen, hendaknya sebelum melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut peneliti sendiri membaca dan mengisi instrumen itu. Sehingga, ia dapat menilai sendiri apa yang kurang dari instrumen itu dan diharapkan dapat meminimalisir kebingungan yang dirasakan responden ketika mengisi instrumen tersebut.

f. Karakteristik dari populasi juga menentukan hasil penelitian. Populasi yang berbeda akan memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat melakukan generalisasi terhadap setiap hasil penelitian.

g. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai penyesuaian sosial dan prestasi akademik, penelitian kualitatif dapat dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, A dan W. Supriyono, (2004). Psikologi Belajar Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. dan Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pers.

Andjani dan Adam. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar. Makalah: Fakultas Ekonomi-Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya: Tidak Diterbitkan.

Andreas. (2007). Hubungan antara Prokrastinasi dengan Prestasi Akademik. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/Pendahuluan.pdf. [20 September 2013].

Arikunto, Suharsimi. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2011). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(40)

Azwar, Saifuddin. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Calagus, Glenn. (2011). Academic Achievement and academic adjustment Difficulties Among College Freshmen. Journal of Arts, Science & Commerce. International Refereed Research. I-II. (72).

Calhoum and Acocella. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship (third ed). new York: McGraw-Hill Publishing Company.

Chen dan Rubin. (1992). Relation Between Academic Achievement and Social Adjustment. : Evidence From Chinese Children. Developmental Psychology Journal by the American Psychological Asssociation, Inc. 33. (3), 518-525.

Darajat, Zakiah. ( 1994). Kesehatan Mental. Bandung: Refika Aditama.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desniah. (2013). Hubungan Antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja Dengan Intensi Turn Over Karyawan Divisi Produksi PT. Poly Tama Propindo. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Dewi. (2010). Pengaruh Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Furchan, Arief. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yoygakarta: Pustaka Pelajar.


(41)

Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Grissom, Dick. (2005). Physical Fitness and Academic Achievement. Journal of Exersice Physiology. 8, (1), 67-78.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth (1997). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli ( 2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: tidak diterbitkan.

James, Calhoun dan Acocella, Joan. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Diri dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Pers.

Kartono, Kartini.(2000). Psikologi Umum. Bandung: Rajawali Pers.

Kartono, Kartini. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Bandung: Rajawali Pers.

Kusumaningsih. (2009). Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131490-T-27469-Faktor-faktor%20utama-Tinjauan%20literatur.pdf [20 September 2013].

Madonna. (2012). Hubungan Minat Jurusan di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik. Skripsi: Fakultas Keperawatan-Universitas Negeri Manado. Manado: Tidak Diterbitkan.

Nyunyu. (2012). Kasus-Kasus Bunuh Diri Mahasiswa. [Online]. Tersedia:


(42)

Purwanto, Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Reksoatmodjo, Tedjo. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sartika, Guslia. (2011). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Di Sekolah Dengan Prestasi Belajar. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Schneiders, Alexander. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rineheart and Winston.

Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudianto. (2007). Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik. pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang. Skripsi: Fakultas Psikologi UIN. Malang: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, Syaodih. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(43)

Sunartom. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: Sunartombs.wordpress.com [1 Mei 2013]

Surya, Muhammad. (1990). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumardi. (2004). Psikologi Kependidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Susanto. (2006). Pengaruh Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Token Economy terhadap Regulasi Diri Siswa Peserta Mata Pelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/11097/1/JUR-NAL_ANITA_AISAH_M2A605006.pdf [20 September 2013].

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

TN. (2012). Survey BNN: 4,7 % Pelajar-mahasiswa Pemakai Narkoba. [Online]. Tersedia: wartapedia.com [7 Juni 2013]

TN. (2012). Survey LSM Sahara: 51,5 % Remaja di Kota Bandung melakukan hubungan seks di tempat kost. Tersedia: http://www.seksualitas.net/maha-siswi-bandung-seks-kos.html [8 Juni 2013]

TN. (2012). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

TN. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.


(44)

Utami. (2011). Kesehatan-Mental-Sekolah-Program-Kampus-Indonesia-Sejahte-ra.[Online]. Tersedia: http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/kesehatan-men-tal-sekolah/program-kampus-indonesia-sejahtera/dasar-pemikiran/html [10 Mei 2013]

Willis, Sofyan. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Winkel. (1994). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Winkel. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta: Grasindo.

Yafi. (2011). 5 Kota Seks Terparah di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.unikgaul.com/2013/04/5-kota-sex-terparah-di-indonesia.html. [10 Mei 2013]

Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuwardi. (2009). Penyebab Bunuh Diri pada Mahasiswa. [Online]. Tersedia: http://yuwardi.com/klinik-hypnotherapy/artikel-hypnotherapy-dan psycho-logy/penyebab-bunuh-diri-pada-mahasiswa/html. [10 Mei 2013].


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, A dan W. Supriyono, (2004). Psikologi Belajar Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. dan Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pers.

Andjani dan Adam. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar. Makalah: Fakultas Ekonomi-Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya: Tidak Diterbitkan.

Andreas. (2007). Hubungan antara Prokrastinasi dengan Prestasi Akademik. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/Pendahuluan.pdf. [20 September 2013].

Arikunto, Suharsimi. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2011). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(2)

Azwar, Saifuddin. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Calagus, Glenn. (2011). Academic Achievement and academic adjustment Difficulties Among College Freshmen. Journal of Arts, Science & Commerce. International Refereed Research. I-II. (72).

Calhoum and Acocella. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship (third ed). new York: McGraw-Hill Publishing Company.

Chen dan Rubin. (1992). Relation Between Academic Achievement and Social Adjustment. : Evidence From Chinese Children. Developmental Psychology Journal by the American Psychological Asssociation, Inc. 33. (3), 518-525.

Darajat, Zakiah. ( 1994). Kesehatan Mental. Bandung: Refika Aditama.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desniah. (2013). Hubungan Antara Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja Dengan Intensi Turn Over Karyawan Divisi Produksi PT. Poly Tama Propindo. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Dewi. (2010). Pengaruh Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Furchan, Arief. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yoygakarta: Pustaka Pelajar.


(3)

Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Grissom, Dick. (2005). Physical Fitness and Academic Achievement. Journal of Exersice Physiology. 8, (1), 67-78.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth (1997). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helli ( 2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: tidak diterbitkan.

James, Calhoun dan Acocella, Joan. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian Diri dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Pers.

Kartono, Kartini.(2000). Psikologi Umum. Bandung: Rajawali Pers.

Kartono, Kartini. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Bandung: Rajawali Pers.

Kusumaningsih. (2009). Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131490-T-27469-Faktor-faktor%20utama-Tinjauan%20literatur.pdf [20 September 2013].

Madonna. (2012). Hubungan Minat Jurusan di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik. Skripsi: Fakultas Keperawatan-Universitas Negeri Manado. Manado: Tidak Diterbitkan.

Nyunyu. (2012). Kasus-Kasus Bunuh Diri Mahasiswa. [Online]. Tersedia:


(4)

Purwanto, Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Reksoatmodjo, Tedjo. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Santrock, John. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sartika, Guslia. (2011). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Di Sekolah Dengan Prestasi Belajar. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Psikologi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Schneiders, Alexander. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rineheart and Winston.

Semium, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudianto. (2007). Hubungan Antara Kompetensi Sosial dengan Prestasi Akademik. pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang. Skripsi: Fakultas Psikologi UIN. Malang: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, Syaodih. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

Sunartom. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: Sunartombs.wordpress.com [1 Mei 2013]

Surya, Muhammad. (1990). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumardi. (2004). Psikologi Kependidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Susanto. (2006). Pengaruh Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Token Economy terhadap Regulasi Diri Siswa Peserta Mata Pelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/11097/1/JUR-NAL_ANITA_AISAH_M2A605006.pdf [20 September 2013].

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

TN. (2012). Survey BNN: 4,7 % Pelajar-mahasiswa Pemakai Narkoba. [Online]. Tersedia: wartapedia.com [7 Juni 2013]

TN. (2012). Survey LSM Sahara: 51,5 % Remaja di Kota Bandung melakukan hubungan seks di tempat kost. Tersedia: http://www.seksualitas.net/maha-siswi-bandung-seks-kos.html [8 Juni 2013]

TN. (2012). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

TN. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.


(6)

Utami. (2011). Kesehatan-Mental-Sekolah-Program-Kampus-Indonesia-Sejahte-ra.[Online]. Tersedia: http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/kesehatan-men-tal-sekolah/program-kampus-indonesia-sejahtera/dasar-pemikiran/html [10 Mei 2013]

Willis, Sofyan. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Winkel. (1994). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Winkel. (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta: Grasindo.

Yafi. (2011). 5 Kota Seks Terparah di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.unikgaul.com/2013/04/5-kota-sex-terparah-di-indonesia.html. [10 Mei 2013]

Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuwardi. (2009). Penyebab Bunuh Diri pada Mahasiswa. [Online]. Tersedia: http://yuwardi.com/klinik-hypnotherapy/artikel-hypnotherapy-dan psycho-logy/penyebab-bunuh-diri-pada-mahasiswa/html. [10 Mei 2013].


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 13 14

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 2 20

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru universitas Muhammadiyah surakarta tahun akademik 2013.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru universitas Muhammadiyah surakarta tahun akademik 2013.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG.

0 2 24

Hubungan antara Kemandirian dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2003 Perguruan Tinggi "X" yang Kos di Bandung.

0 0 56

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG - repository UPI S PSI 1004538 Title

0 0 3