PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN COMPLETE-CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN DASAR-DASAR AKUNTANSI : Studi Eksperimen Pada Siswa Program Studi Akuntansi Di SMK Al Washliyah 3 Medan.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN COMPLETE-CYCLE
TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN
PSIKOMOTORIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN
DASAR-DASAR AKUNTANSI

( Studi Eksperimen Pada Siswa Program Studi Akuntansi
Di SMK Al Washliyah 3 Medan)

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
PPS IKIP BandungUntuk Memenuhi Sebagian

Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pengembangan Kurikulum

{/

Oleh:

MHD. AYYUB LUBIS

No. Stb. 949676

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN DLMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1998

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING UNTUK
UJIANTAHAP II

Pembimbing I

DR. Hj.J&riyani Sumantri, M Sc.

Pembimbing II

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
1998

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

i

UCAPAN TERIMA KASIH

iii

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL


viii

DAFTAR GAMBAR
BAB

xi

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Perumusan Masalah

3

C. Definisi Operasional


7

D. Hubungan Antar Variabel Penelitian

9

E. Hipotesis

11

F. Tujuan Penelitian

13

G. Manfaat Penelitian

14

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. Tujuan Pengajaran Akuntansi

15

B. Penyajian Siklus Akuntansi
1. Siklus Akuntansi

17

2. Urutan Penyajian Siklus Akuntansi

29

C. Penyajian Siklus Akuntansi Dalam Pendekatan Complete-

cycle

37

tf


D. Hubungan Inteligensi, Bakat, Status Sosial Ekonomi dan

Kemampuan Awal Dengan Hasil Belajar

41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

47

B. Populasi dan Sampel

55

C. Teknik Analisis Data

56


BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian

1.

Persiapan Administratif dan Persiapan Teknis

58

2.

Perlakuan

59

B. Hasil Penelitian

BAB V


1.

Deskripsi Data

60

2.

Pengujian Persyaratan Analisis

74

3.

Pengujian Hipotesis

78

PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.


Pembahasan

88

B. Kesimpulan
C.

99

Rekomendasi

102

DAFTAR PUSTAKA

105

DAFTAR LAMPIRAN


vfii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Kognitif

49

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Keterampilan Psikomotor

49

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Status Sosial Ekonomi

50

Tabel 4.1. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi dan Terendah


Inteligensi Siswa kelompok Eksperimen dan Kontrol

60

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Inteligensi Siswa Kelompok

Eksperimen

"0

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Inteligensi Siswa Kelompok
Kontrol

61

Tabel 4.4. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi dan Terendah Bakat

Siswa kelompok Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor tes Bakat

62
Siswa Kelompok

Eksperimen

"^

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Skor tes Bakat Siswa Kelompok Kontrol

63

Tabel 4.7. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi dan Terendah Status
Sosial Ekonomi Siswa kelompok Eksperimen dan Kontrol

65

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Skor Status Sosial Ekonomi Siswa

Kelompok Eksperimen

"5

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Skor Status Sosial Ekonomi Siswa

Kelompok Kontrol

'...'*

66

Tabel 4.10. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi dan Terendah

Kemampuan Kognitif Siswa kelompok Eksperimen

VUl

67

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Skor tes awal Kemampuan Kognitif Siswa

Kelompok Eksperimen

68

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Skor tes akhir

Siswa Kelompok
/TO

Eksperimen

Tabel 4.13. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi dan Terendah

Kemampuan Kognitif Siswa kelompok kontrol

69

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Skor tes awal Kemampuan Kognitif

Siswa Kelompok kontrol

70

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Skor tes akhir Siswa Kelompok kontrol.

70

Tabel 4.16. Rerata, Simpangan Baku, Skor tertinggi danTerendah Skor

Keterampilam Psikomotor Siswa kelompok eksperimen dan
kontrol



72

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Skor tes Keterampilam Psikomotor

Siswa Kelompok eksperimen

72

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Skor tes Keterampilam Psikomotor

Siswa Kelompok kontrol

73

Tabel 4.19. Analisis Varian : Regresi Untuk Variabel Kemampuan
Kognitif Siswa

•••••

79

Tabel 4.20. Analisis Varian : Regresi Untuk Variabel Keterampilan
70

Psikomotorik Siswa

Tabel 4.21. Koefisien Regresi, Standard Error dan t hitung Variabel

Covariat Untuk Kemampuan Kognitif Siswa

7Q

Tabel 4.22. Koefisien Regresi, Standard Error dan t hitung Variabel
Covariat Untuk Keterampilan Psikomotorik Siswa

IX

80

Tabel 4.23. Analisis Kovarian Untuk Perbedaan Kemampuan Kognitif
Siswa Dari Dua Kelompok Siswa (Kelompok Eksperimen

dan Kontrol)

80

Tabel 4.24. Analisis Kovarian Untuk Perbedaan Keterampilan Psikomo
torik Dari Dua Kelompok Siswa (Kelompok Eksperimen dan

Kontrol)

80

Tabel 4.25. Rata-rata Observasi, Rata-rata Yang Disesuaikan Skor

Kemampuan Kognitif Siswa

81

Tabel 4.26. Rata-rata Observasi, Rata-rata Yang Disesuaikan Skor

Keterampilan Psikomotorik Siswa

81

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pendidikan

5

Gambar 1.2. Hubungan Seluruh Variabel Penelitian

10

Gambar 2.1.

16

Siklus Akuntansi dalam Sistem Pembukuan Ganda

Gambar 2.2. Siklus Akuntansi dalam Sistem Pembukuan Tinggal

16

Gambar 2.3.

39

Problem Siklus Akuntansi

Gambar 4.1. Histogram Skor Tes Inteligensi Siswa Kelompok

Eksperimen

61

Gambar 4.2. Histogram Skor Tes Inteligensi Siswa Kelompok Kontrol

62

Gambar 4.3. Histogram Skor Tes Bakat Siswa Kelompok Eksperimen

64

Gambar 4.4. Histogram Skor Tes Bakat Siswa Kelompok Kontrol

64

Gambai\4.5. Histogram Skor Status Sosial Ekonomi Siswa Kelompok

Eksperimen

66

Gambar 4.6. Histogram Skor Status Sosial Ekonomi Siswa Kelompok

Kelompok Kontrol

67

Gambar 4.7. Histogram Skor Tes Awal Kemampuan Kognitif Siswa
Kelompok Eksperimen

69

Gambar 4.8. Histogram Skor Tes Akliir Kemampuan Kognitif Siswa

Kelompok Eksperimen

69

Gambar 4.9. Histogram Skor Tes Awal Kemampuan Kognitif Siswa

Kelompok Kontrol

71

Gambar 4.10. Histogram Skor Tes Akhir Kemampuan Kognitif Siswa

Kelompok Kontrol

71

XI

Gambar 4.11. Histogram Skor Tes Keterampilan Psikomotor

Siswa

Kelompok Eksperimen

73

Gambar 4.12. Histogram Skor Tes Keterampilan Psikomotor Siswa

Kelompok Kontrol

74

Gambar 4.13. PengaruhVariabel-Variabel Serta Perbedaan Prestasi

Belajar Dari Dua Pendekatan Mengajar

87

Gambar 5.1. Hukum Keterdekatan

95

Gambar 5.1. Hukum Ketertutupan

95

Gambar 5.1. Hukum Kesamaan

95

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengemban misi untuk menghasilkan

tamatan yang terampil guna dapat mengisi lapangan kerja sesuai dengan bidangnya,

meskipun di sisi lain tidak tertutup kemungkinan melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tercermin dalam pasal 11 ayat (3) Undang-undang
nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada SMK
Pemerintah dalam hal ini Depdikbud telah melakukan berbagai upaya antara lain

menerbitkan buku paket, mengubah kurikulum, menyediakan fasilitas praktik yang

lebih lengkap, meningkatkan kemampuan guru melalui penataran dan Iain-lain.
Namun demikian keadaan yang ditemukan di lapangan, SMK masih menghadapi

masalah yang cukup pelik yakni kurangnya kemampuan kerja dari lulusan sekolah

yang bersangkutan. Wardiman (1994:6) dalam makalahnya yang berjudul Kebijakan
dan Program Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Indonesia menyatakan, bahwa
relevansi tamatan SMK terhadap kebutuhan lapangan kerja tidak berbeda dengan
tamatan sekolah umum. Berdasarkan satu studi yang dikutipnya dari Pusat

Information Senior, sec. Education inIndonesia, menunjukkan bahwa dalam kurun
waktu 18 bulan setelah tamat sekolah, persentase tamatan SMA yang memperoleh

pekerjaan (19,8) tidak bebeda dengan persentase lulusan STM negeri (20,1) dan
lulusan SMEA (20,3).

Studi lain yang menunjukkan kurangnya kemampuan kerja lulusan SMK

khususnya SMEA program studi Akuntansi adalah studi yang dilakukan oleh Widodo

1

CM. Menurut Widodo(1989:15), ada tiga kemampuan yang belum dimiliki lulusan

SMK-SMEA program studi akuntansi. Ke tiga kemampuan tersebut adalah ; kurang

menguasai teori dan praktik akuntansi, kurang pengetahuan umum / berfikir logis
dan lemah dalam bahasa menulis surat. Dari 8 perusahaan yang menjadi subjek

studinya, 6 perusahaan mengungkapkan lulusan SMK-SMEA program studi
akuntansi kurang menguasai teori dan praktik akuntansi, 3 perusahaan

mengungkapkan kurang pengetahuan umum / berfikir logis dan 2 perusahaan
mengungkapkan lemah dalambahasa menulis surat.
Darihasil studi di atas, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan belum

menganggap SMK-SMEA berhasil membekali lulusannya dengan kecakapan dan
keterampilan yang seharusnya dimiliki seseorang lulusan SMK program studi
akuntansi. Adanya anggapan tersebut, sering lulusan SMK program studi akuntansi

mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena adanya persyaratan lain

yang harus dimiliki yakni Ijazah kursus akuntansi. Hal lain yang juga merupakan
akibat anggapan kurangnya kemampuan kerja lulusan SMK-SMEA Program Studi
Akuntansi adalah lebih disukainya lulusan SMU dengan alasan lulusan SMU

memiliki dasar pendidikan umum yang lebih baik dan dengan demikian memiliki
potensi yang besar untukbelajardengan cepat.

Kurangnya kemampuan lulusan SMK seperti dikemukakan di atas,

kemungkinan besar disebabkan PBM di kelas belum berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Seperti diketahui, pendekatan mengajar yang guru akuntansi gunakan di
kelas sekarang ini khususnya dilingkungan SMK adalah pendekatan yang mengacu

kepada pendekatan yang penulis/penerbit gunakan dalam penulisan buku teks.
Pendekatan ini sesuai dengan cirinya yakni menekankan pada aspek

pengertian/pemahaman, pendekatan ini kurang mengabaikan keterampilan sehingga

penyajian bahan pengajaran bukan berdasarkan pola ahli. melainkan disajikan secara
sebagian sebagian. Dalam pengajaran akuntansi aspek pemahaman maupun aspek
keterampilan sama penting. Aspek pemahaman penting untuk pemecahan masalah
sedangkan aspek keterampilan penting untuk penguasaan mekanisme pencatatan
transaksi keuangan (, Douglas, . 1973 : 310).

Disamping hal tersebut di atas, tamatan SMK seperti dikemukakan di muka

bukanlah dipersiapkan untuk melanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
melainkan dipersiapkan untuk mampu bekerja trampil dalam bidang kejuruannya.

Menyadari akan hal tersebut serta akibat yang ditimbulkannya, penulis dalam
studi ini berusaha memecahkannya dengan mengadakan studi uji coba tentang

keunggulan pendekatan Complete-Cycle terhadap perolehan hasil belajar berupa
kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotoriL Penggunaan pendekatan

Complete-Cycle dalam studi uji coba ini didasarkan pada beberapa prinsip sebagai
berikuti

1. Siklus akuntansi yang meliputi; transaksi keuangan, jurnal, buku besar,

buku pembantu dan laporan keuangan disajikan secara menyeluruh.
2. Bahan pelajaran disusun dalam bentuk masalah siklus akuntansi.
3. Masalah siklus akuntansi beserta format-format yang diperlukan dalam

pemecahannya didudukkan dalam lembaran kertas kerja ( single sheet
paper).

4. Masalah siklus akuntansi dikonstruksi secara expanding spiral.
B. Perumusan Masalah

Kurangnya kemampuan lulusan SMK-SMEA seperti diutarakan di muka,

umumnya dipengaruhi banyak faktor, diantaranya faktor siswa, guru, keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat dan sistim pendidikan. Klausmeir dalam

Sukmadinata (1983:26) mengungkapkan secara rinci faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar serta hubungan masing-masing faktor seperti tertera
dalam gambar 1.1.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, faktor utama

yang menjadi fokus studi ini adalah faktor guru. Hal ini cukup beralasan sebab, guru
memegang peranan utama bagi berlangsungnya proses belajar. Tanpa kelas, gedung,

peralatan dan sebagainya, proses belajar masih dapat berlangsung walaupun dalam
keadaan darurat, tetapi tanpa guru proses belajar hampir tak mungkin berlangsung (
Sukmadinata. 1988:221).

Menurut Gage dalam Sukmadinata (1983:26) ada tiga pertanyaan pokok

sehubungan dengan tugas pokok guru dalam mengajar. Pertama, bagaimana perilaku

guru dalam mengajar ?Kedua, mengapa guru berperilaku begitu ?dan Ke tiga,
bagaimana hasil mengajarguru ?

Dari tiga masalah tersebut, yang menjadi fokus dalam studi ini hanya pada
masalah pertama dan ke tiga. Oleh karena masing-masing masalah tersebut
cakupannya cukup luas, maka dalam studi ini akan diadakan beberapa pembatasan
Perilaku guru mengajar menurut Sukmadinata (1983:28) berkaitan dengan usaha dan
aktifitas guru dalam menciptakan situasi belajar siswa, menyampaikan pengetahuan
dan mendorong aktivitas belajar siswa. Perilaku mengajar ini menyangkut beberapa
hal diantaranya adalah penggunaan pendekatan mengajar. Oleh karena pendekatan

mengajar ini cukup bervariasi, maka untuk kepentingan studi ini pendekatan
mengajar yang dimaksud hanya terbatas pada pendekatan mengajar dalam
menyajikan bahan (konten) yakni pendekatan Complete-Cycle (Complete-Cycle
Aproach) dan pendekatan Persamaan Dasar (Equation Approach).

. Karakteristik Guru :

Karakteristik Siswa

1.

1. Kemampuan mental dan kemampuan
intelektual

2. Kemampuan fisik dan kemampuan
psikomotorik

III. Perilaku Siswa dan Guru
semua intraksi dalam PBM

3. Karakteristik afektif ; minat, motif, sikap,

nilai ekspresi emosional
4. Kesehatan

5. Konsep aku

6. Persepsi situasi

bidangstudi,perkembangan belajar dan
sebagainya.

2.

Karakteristik afektif: iniiuit, motif, sikap,

3.

nilai, ekspresi emosi onal
4.

- Psikomotor

5.

- Afektif

6.

Persepsi situasi

7.
8.

Jenis sekolah
Usia

8. Jenis kelamin

Kesehatan

Konsep aku

V. KARAKTERISTIK
FISIK
DARI
SITUASI BELAJAR MENGAJAR

KARAKTERISTIK

Efisiensi dalam pencapaian

1.

Ruangan

KELOMPOK

tujuan-tujuan jangka panjang

2.

Persediaan

danjangkapendek

3. Perlengkapan

1.

Jumlah

2.

Struktur

3.

Sikap

4.

Keakraban

5.

Kepemimpian

t

VI KEKUATAN-KEKUATAN LUAR

A. KONDISI YANG MEMBERI PENGARUH PERTAMA
1.
2.

Keluarga
Lingkungan tetangga

BKW>lfIofe^

1. Petugas sekolah yang lain : guru, psikolog, penyuluh, pengawas.
2. Organisasi administratif, harapan, tunjangan
3. Tuntutan kurikulum
4. Harapan dan bantuan masyarakat padasekolah

. . .

Kemampuan psikomotor dan em-cm tisik

- Kognitif Verbal

7. Us ia

rv.

Intelektual meliputi : pengetahuan tentang

BELAJAR MENGAJAR

Gambar 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan

(Dikutip dari Klausmeier dalam Sukmadinata. 1983:27)

Seperti halnya masalah perilaku guru mengajar di atas, hasil mengajar

guru juga dibatasi, yakni hanya hasil mengajar guru dalam ranah kognitif dan
psikomotorik yang diukur dengan tes hasil belajar. Pemilihan ke dua ranah ini
didasarkan pada fakta di lapangan bahwa lulusan SMK-SMEA Program Studi
Akuntansi kurang dalam penguasaan teori dan praktik akuntansi.

Seperti dikemukakan di muka, studi ini adalah uji coba yakni mem-

bandingkan keunggulan pendekatan Complete-Cycle dengan pendekatan Per
samaan Dasar dalam perolehan kemampuan kognitif dan keterampilan psi
komotorik. Oleh karena itu perlu diadakan pengontrolan faktor-faktor di luar

faktor guru yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan mengacu pada perincian
karakteristik Klausmeier di atas, karakteristik yang dikontrol hanya dibatasi pada
karakteristik siswa dan kekuatan-kekuatan dari luar. Adapun variabel yang dipilih

dari karakteristik siswa adalah kemampuan awal, kemampuan intelektual

(inteligensi) dan kemampuan psikomotor (bakat). Selanjutnya yang berasal dari
kekuatan-kekuatan dari luar adalah keluarga yakni tingkat status sosial ekonomi.
Pemilihan variabel-variabel tersebut, didasarkan pada peranannya dalam mem

pengaruhi hasil belajar. Dalam belajar akuntansi , inteligensi dominan dalam
penguasaan konsep-konsep, teori maupun prinsip-prinsip yang diperlukan dalam
pemecahan masalah. Kemampuan psikomotor (bakat) dominan untuk penguasaan
mekanisme pencatatan transaksi keuangan. Selanjutnya tingkat status sosial eko
nomi merupakan faktor penunjang dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.
Dari uraian di atas, ada tiga masalah yang diajukan dalam studi ini yakni:

1. Adakah pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan

Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif
dan keterampilan psikomotorik ?

2. Apakah inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal
secara bersama-sama dan secara individu berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan
psikomotorik ?

3. Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemam

puan awal, apakah pendekatan Complete-Cycle lebih unggul daripada
pendekatan Persamaan Dasar ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan
keterampilan psikomotorik ?
C. Definisi Operasional

Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, dibawah ini dikemukakan
beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Pendekatan complete-cycle adalah pendekatan pembelajaran yang me-

muat tentang metode penyajian siklus akuntansi, pengorganisasian bahan

ajaran, pelaksanaan pengajaran dan tes. Metode penyajian siklus akuntansi
yaitu siklus akuntansi disajikan dengan menekankan pada aspek
pemahaman menyeluruh yakni dalam bentuk masalah siklus akuntansi.
Pengorganisasian bahan ajaran adalah topik-topik atau sub topik yang
mengandung ide-ide pokok diurutkan dengan cara sekuens spiral.
Pelaksanaan pengajaran yaitu disamping menyajikan program pengajaran

dengan menggunakan metode ceramah, problem solving dan eksperimen
guru melakukan dua kegiatan secara tetap yakni mengadakan review dan
mengajarkan kembali konsep-konsep yang dianggap mendasar. Tes yaitu
terdiri dari posttest yang diadakan pada setiap akhir unit program
pengajaran dan setelah selesai seluruh program pengajaran.

2. Pendekatan Persamaan Dasar adalah pendekatan pembelajaran yang di

gunakan guru setempat, yang memuat tentang metode penyajian siklus
akuntansi, pengorganisasian bahan ajaran, pelaksanaan pengajaran dan tes.
Metode penyajian siklus akuntansi yaitu siklus akuntansi disajikan dengan
menekankan pada aspek pemahaman yakni menyajikan siklus akuntansi
secara bertahap dan dalam bentuk masalah. Pengorganisasian bahan ajaran
adalah bahan ajaran diorganisasi berdasarkan GBPP SMK 1993.

Pelaksanaan pengajaran yaitu menyajikan program pengajaran dengan

menggunakan metode ceramah, problem solving dan eksperimen. Tes yaitu
terdiri dari posttest yang diadakan pada setiap akhir program pengajaran
dan setelah selesai seluruh program pengajaran.

3. Inteligensi adalah kapasitas kecerdasan siswa yang dinyatakan dalam
jumlah skor yang diperoleh siswa dalam tes Standard Progressive Matrices
(SPM) dari Raven, milik BKBP IKIP Medan.

4. Bakat adalah potensi kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan

yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam tes
Defferential Aptitude Test (DAT) dari Bennet, milik BKBP IKIP Medan.
5. Status sosial ekonomi adalah kondisi yang menggambarkan kedudukan

orangtua siswa dalam aspek pendidikan, pendapatan, keadaan rumah,
pemilikan fasilitas khusus dan pemilikan barang ekonomi yang dinyatakan
dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam pengisian angket.

6. Kemampuan awal adalah tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan
baik dalam aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis, yang
dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam pre tes
kemampuan kognitif.

7. Kemampuan kognitif adalah tingkat penguasaan siswa terhadap penge
tahuan baik dalam aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis, yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam
posttest kemampuan kognitif.

8. Keterampilan psikomotorik adalah tingkat penguasaan siswa terhadap
keterampilan baik dalam aspek pemahaman siklus akuntansi, kejelasan dan

kerapian catatan, kejelasan dan kerapian laporan keuangan, ketepatan dan
kecepatan/kuantitas yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh
siswa dalam posttest keterampilan psikomotorik
D. Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan uraian di muka, studi ini memiliki 8 variabel, yaitu ; (1)
Pendekatan Complete-Cycle, (2) Pendekatan Persamaan Dasar, (3) Kemampuan
Kognitif, (4) Keterampilan psikomotorik, (5) Inteligensi, (6) Bakat, (7) Status
sosial ekonomi dan (8) Kemampuan awal. Variabel pertama dan ke dua terletak

pada guru, variabel ke tiga sampai ke tujuh terletak pada siswa, sedangkan
variabel ke delapan terletak pada keluarga.

Studi ini seperti dikemukakan dalam bagian terdahulu adalah studi uji
coba / eksperimen. Oleh karena itu hubungan antar variabel erat kaitannya dengan
desain eksperimen yang digunakan. Dalam eksperimen ini disain yang digunakan
adalah The randomized Pretest-Posttest Control Group Design, Using Matched
Subjects sebagai berikut:
Treatment Group

O

Mr

Xi

O

Control Group

O

Mr

X2

O

(Akers Lane dan Shafer Lauren. 1990 : 241)

Berdasarkan disain eksperimen ini, hubungan seluruh variabel penelitian
dalam studi ini dapat dilihat pada gambar 1.2

Keterampilan Psikomotorik
(Y21)
PBM

(Pendekatan
Complete-Cycle)

KemampuanKognitif
(Y,.,)

1. Inteligensi
2.

Bakat

3.

Status Sosial Ekonomi

4. Kemampuan Awal

Kemampuan Kognitif
PBM

(Pendekatan

(Y,.2)

Persamaan Dasar)

KeterampilanPsikomotorik
(Y22)

Gambar 1.2. Hubungan Seluruh Variabel Penelitian

E. Hipotesis

Dengan memperhitungkan pengaruh variabel-variabel seperti dikemukakan di muka, studi ini memiliki hipotesis sebagai berikut:

1. Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara
bersama-sama dan secara individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik
1.1 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara
bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek kemampuan kognitif

1.2 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara
bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek keterampilan psikomotorik

1.3 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara
individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek
kemampuan kognitif

1.31 Inteligensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau
dari aspek kemampuan kognitif
1.32 Bakat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek kemampuan kognitif
1.33 Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

ditinjau dari aspek kemampuan kognitif

1.34 Kemampuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
ditinjau dari aspek kemampuan kognitif

11

1.4 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara
individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek
keterampilan psikomotorik

1.41 Inteligensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau
dari aspek keterampilan psikomotorik

1.42 Bakat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek keterampilan psikomotorik

1.43

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik

1.44 Kemampuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik

2. Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan

Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif
dan keterampilan psikomotorik

2.1 Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan
Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan
kognitif

2.2 Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan
Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan
psikomotorik

3. Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemam

puan awal, kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa yang
belajar melalui pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada
kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa yang belajar
melalui pendekatan Persamaan Dasar

12

3.1 Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan
kemampuan awal, kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui

pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada kemampuan kognitif
siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar

3.2 Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan
kemampuan awal, keterampilan psikomotorik siswa yang belajar

melalui pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada keterampilan
psikomotorik siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar
F. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, secara umum

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fakta tentang pendekatan mengajar

yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dasar-dasar akuntansi di SMK
Al Washliyah 3 Medan. Dari tujuan yang bersifat umum tersebut, tujuan spesifik

penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang menunjukkan
tentang :

1. Kemampuan

kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa dalam

sistem pembukuan tunggal (Single entry) dan prinsip-prinsip akuntansi
baik yang belajar melalui pendekatan complete-cycle maupun dengan
Pendekatan Persamaan Dasar.

2. Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal siswa baik
yang belajar melalui pendekatan complete-cycle maupun dengan yang
belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar.

3. Pengaruh inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal
terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa

13

4. Pengaruh pendekatan Complete-cycle dan pendekatan Persamaan Dasar

terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik.
5. Perbedaan kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik antara
siswa yang belajar melalui

pendekatan complete-cycle dengan yang

belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengajaran akuntansi sebagai berikut:

1. Bagi guru akuntansi dan pihak-pihak terkait, temuan tentang keunggulan
pendekatan complete-cycle diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif
pendekatan mengajar dalam pembelajaran Dasar-dasar akuntansi umumnya dan sistem pembukuan tunggal (Single entry ) dan prinsip-prinsip
akuntansi pada khususnya.

2. Bagi IKIP dan FKIP, khususnya jurusan pendidikan dunia usaha / IPS

program studi akuntansi, merupakan sumbangan pemikiran dalam
membina calon tenaga pengajar di SMK Program Studi Akuntansi.

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan, dalam studi ini

dipergunakan beberapa alat pengumpul data yaitu; tes Inteligensi, tes Bakat, tes
Prestasi Belajar dan Angket. Tes Inteligensi dan Bakat yang digunakan masing-

masing adalah Standard Progressive Matrices (SPM) dari Raven dan Deffrential
Aptitude Test (DAT) dari Bennet. Masing-masing tes ini telah diadaptasi. Kedua tes
ini kepunyaan Bagian Konsultasi IBimbingan Penyuluhan (BKBP) IKIP Medan.
Dengan demikian alat pengumpul data buatan penulis hanya terdiri atas tes Prestasi
Belajar dan Angket Status Sosial Ekonomi. Tes Prestasi Belajar ini ada dua macam
yaitu tes Kemampuan Kognitifdan tes Keterampilan Psikomotorik.
1. Kbnstruksi Alat Pengumpul Data

Untuk merumuskan butir-butir soal dari tes dan angket, sebelumnya

disusun kisi-kisi. Kisi-kisi ini menggambarkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Kisi-kisi tes Prestasi Belajar

1). Sejumlah pokok bahasan Dasar-dasar Akuntansi yang diprogramkan
untuk selesai dipelajari siswa kelas I program studi Akuntansi dalam
caturwulan 3

"'

2). Aspek-aspek tujuan pengajaran kognitif yang dinilai berdasarkan
Taksonomi Bloom dan standard performansi akuntansi oleh Nolan C.A
untuk keterampilan psikomotorik

3.) Jumlah butir soal dan penyebarannya, dengan mempertimbangkan aspekaspek tujuan yang dinilai serta bobot masing-masing pokok bahasan.
47

b. Kisi-kisi Angket Status Sosial Ekonomi;

1). Aspek-aspek tingkat status sosial ekonomi berdasarkan aspek-aspek
status sosial ekonomi Ciliotta J.

2). Jumlah butir soal dan penyebarannya, dengan mempertimbangkan aspekaspek status sosial ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, kisi-kisi tes Kemampuan Kognitif, tes

Keterampilan Psikomotorik dan Angket Status Sosial Ekonomi dapat dilihat
dalam tabel pada halaman berikut.

2. Uji Coba Alat Pengumpul Data

Setelah semua butir-butir soal tes Kemampuan Kognitif dan tes

Keterampilan Psikomotorik dan angket Status Sosial Ekonomi tersusun dan
telah mendapat pemeriksaan dari pembimbing, selanjutnya diadakan uji coba.
Uji coba ini hanya dilakukan terhadap tes kemampuan Kognitif dan tes
Keterampilan Psikomotorik. Sedangkan angket, karena sebelum pengisiannya
telah diadakan penjelasan tentang cara-cara pengisiannya, kemungkinan

Angket tidak di isi dapat terelakkan. Angket ini bersifat tertutup dan
pengskoran dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Jawaban option 1diberi skor 1

b. Jawaban option 2 diberi skor 2
c. Jawaban option 3 diberi skor 3
d. Jawaban option 4 diberi skor 4

e. Jawaban option 5 diberi skor 5

Uji coba tes Kemampuan Kognitif maupun tes Keterampilan Psikomotor,
diadakan di SMK-SMEA Nahdlatul 'Ulama (NU) Medan dengan jumlah
sampel sebesar 30 orang. Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil uji
48

TABEL 3.1

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOGNITIF
No.

Pokok

Aspek yang diukur
Aplikasi

Ingatan

Pemahaman

1.

Single-Entry

2

9

13

2.

Prinsip-prinsip Akuntansi

3

7

2

5

16

15

Bahasan

Jumlah

Jlh.

Analisis

Sintesis

Butir

7

4

35

3

15

7

50

-

7

TABEL 3.2

KISI-KISI TES KETERAMPILAN PSIKOMOTOR
No.

Pokok
Bahasan

Pemahaman

Siklus Akuntansi

Aspek yang diukur
Kejelasan dan Ke
Kejelasan dan
Kerapian catatan rapian Lap. Keu.

Jlh.

Ketepatan /

Kecepata /

ketelitian

kuantitas

Butir

1.

Single-Entry

V

V

V

/

V

1

2.

Prinsip-prinsip Akuntansi

V

V

•v

V

V

1

Jumlah

2

49

TABEL 3.3

KISI-KISI ANGKET STATUS SOSIAL EKONOMI
Jumlah butir

No.

Aspek yang diukur

1.

Tingkat pendidikan orangtua

2.

Pendapatan keluarga
Keadaan mmah

Pemilikan fasilitas khusus

4.

Pemilikan barang ekonomi
11

Jumlah

coba tes ini adalah sebagai berikut:

a. Pengskoran Jawaban Responden

Seperti dikemukakan di muka, tes Prestasi Belajar dalam studi ini
dibedakan atas 2macam yaitu tes Kemampuan Kognitif dan tes Keterampilan
Psikomotorik. Tes Kemampuan Kognitif disusun dalam bentuk menjodohkan

dan pilihan ganda. Sedangkan tes Keterampilan Psikomotorik disusun dalam
bentuk tes performansi produk. Untuk tes Kemampuan Kognitif pengskoran
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
S = R

dimana ; S = Skor yang diperoleh (raw skor)

R = Jawaban yang benar (Arikunto.1993:172).

Selanjutnya untuk tes performansi produk, pengskoran dilakukan dengan cara
matriks. Menumt Arikunto(1993:183) pengskoran cara matriks ini, ke bawah

menunjukkan perincian aspek keterampilan yang diukur, ke kanan

menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai. Adapun pengskoran tersebut
50

adalah sebagai berikut:
Skor

No.

Aspek keterampilan yang diukur
Pemahaman siklus akuntansi

2.

Kejelasan dan kerapian catatan

3.

Kejelasan dan kerapian laporan keuangan

4.

Ketepatan / ketelitian
Kecepatan / kuantitas

Keterangan skor:
1 = tidak memuaskan
2 = di bawah rata-rata
3 = rata-rata
y

4 = di atas rata-rata

5 = menonjol
b.

Analisis Butir Soal

Analisis butirsoal ini dimaksudkan untuk menentukan validitas butir,

tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas tes. Adapun mmus yang

digunakan untuk tes Kemampuan Kognitif dan tes keterampilan Psikomotorik
adalah sebagai berikut:
1). Validitas tes

Validitas butir tes yang digunakan untuk tes Kemampuan kognitif
adalah mmus koefisien korelasi Point-Biserial sebagai berikut:
Xp - X q

rpbl =

Vpq/q
s,

51

dimana :

r pbi = koefisien korelasi

Xp =rata-rata skor total yang menjawab benar

Xq =Rata-rata skor total yang sesuai dengan jawaban salah
St

= simpangan baku skor total

Q

=1-P

( Guilford dan Fruchter dalam Warsono. 1994:78)
2). Tingkat kesukaran dan Daya Beda tes

Tingkat kesukaran dan daya beda butir tes Kemampuan Kognitif
dihitung dengan menggunakan mmus sebagai berikut:
Jumlah jawaban benar
Tingkat Kesukaran =
Jumlah peserta tes
Ba-Bb

Daya beda
0,5 T
dimana;

Ba =Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

Bb =Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
T

= Jumlah peserta tes

(Zainul A. danNoehiN. 1990:156)

Selanjutnya untuk tes Keterampilan Psikomotorik, rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:

Jumlah skor tetinggi + Jumlah skor terendah
Daya Beda =
Nx skormaksimal

Jumlah skor tertinggi

Tingkat Kesukaran =
2 N x Jumlah skor maksimal

( Jacob.LC dan Clinton I.C. 1992:189)

52

3). Reliabilitas Butir tes

Reliabilitas butir tes Kemampuan Kognitif dihitung dengan
menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:
K

SD2 , - pq

RnH ----- HK -1

r
SD2,

(Thoha M.Chabib. 1991:134)

Sedangkan untuk tes Keterampilan Psikomotorik rumus yang digunakan
adalahrumusAlpha sebagai berikut:

K

r„=

SD2b.

l-Hl- — >
K-l

SD2,

(Thoha M.Chabib.l991:134)
c.

Seleksi butir tes

Pada umumnya tujuan analisis butir tes adalah untuk menyisihkan

butir-butir tes yang tidak me.menuhi persyaratan. Dalam studi ini, persyaratan
tersebut adalah sebagai berikut:

1). Valid tidaknya tes diuji dengan menggunakan uji t sebagai berikut:
- '.• --r Vn-2

•" |

t=

j

V1- r2 ( Sudjana : 1984: 286) j
dengan dk =n-2, butir tes dinyatakan valid jika t hitung >t a/28

2) Tingkat kesukaran antara 0,20 sampai 0,80

j

3) Daya beda > 0,20

4) Reliabilitas jika r > r tabei product Moment

Berdasarkan persyaratan di atas, validitas, tingkat kesukaran &daya beda dan
reliabilitas tes Kemampuan Kognitif adalah sebagai berikut:

53

Keterangan

No.Bu-

Validi

Tk.Ke- i Daya

tir Tes

tas

sukaran

Beda

bilitas

Signifi

Validitas :

kansi

*) signifikansi 5 %
**)signifikansi 1 %

1.

*)

Mudah

2.

**\

Mudah

3.

**\

Mudah

Cukup
Cukup
Cukup

4.

**\

Mudah

Jelek

5.

**\

Mudah

6.

**\

Mudah

Cukup
Cukup

7.

**\

Mudah

Jelek

8.

**\

Mudah

9.

**\

Mudah

Cukup
Cukup

10.

**\

Mudah

Jelek

11.

**\

Mudah

Baik

12.

**\

Mudah

Baik

13.

**\

Mudah

Jelek

14.

**\

Mudah

Baik

15.

**\

Sedang

Baik

16.

**\

Mudah

Jelek

17.

*)

Mudah

Cukup

18.

**\

19.
20.

**\

Sedang
Sedang
Sedang

Baik

**\

21.

**\

Sukar

22.

**\

Sukar

Cukup
Cukup

Relia

1%

Tingkat Kesukaran :
-Sukar :0,00-0,25

-Sedang :0,26-0,75
-Mudah: 0,76-1,00

Daya beda :


Baik

Baik

23.

*)

Mudah

Jelek

24.

**\

Sedang

Baik

25.

**\

Mudah

Jelek

26.

**\

Sukar

Cukup

**y

Sedang

Baiksekali

28.

**\

Sukar

Baik

29.

**\

Sedang

Baik

30.

**-\

Sukar

31.

**\

Mudah

32.

**\

Sukar

33.

**\

Mudah

34.

**\

Sukar

27.

Sukar

Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

**\

Sukar

Baik

37.

**\

Sukar

38.

**\

Sukar

39.

**\

Sukar

Cukup
Cukup
Cukup

40.

**\

Sukar

Baik

35.

36.

*)

54

-Jelek

: 0,00-0,20

-Cukup : 0,20-0,40
-Baik
: 0,40-0,70
-B.Sekali: 0,70-1,00

•-

r

**-)

Sukar

43.

*)

Sukar

Cukup
Cukup
Cukup

44.

**\

Sukar

Baik

**\

Sukar

Cukup

**\

Sukar

Baik

**\

Sukar

48.

**\

Sukar

49.

**"\

Sukar

Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

Sukar

41.

42.

45.

46.
47.

50.

*) ]

Sukar

Selanjutnya, tingkat kesukaran &daya beda serta reliabilitas tes Keterampilan
Psikomotorik adalah sebagai berikut:
No.Butir tes

2.

Tk.Kesukaran

Daya beda

Reliabilitas

Mudah

Baik

Signifikan 1%

Mudah

Baik

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas Iprogram studi Akuntansi SMK Al
Washliyah 3Medan yang belajar pokok bahasan Sistem pembukuan tunggal (Single
entry) dan Prinsip-prinsip Akuntansi, tahun pelajaran 1996/1997. Siswa ini tersebar
dalam dua kelas yang paralel dengan jumlah siswa sebanyak 72 orang.

Melihat anggota populasi tersebut relatifkecil yakni hanya sebanyak 72 orang,

sampel penelitian ini adalah sampel total yakni seluruh siswa kelas Iprogram studi
Akuntansi SMK Al Washliyah 3 Medan yang belajar pokok bahasan Sistem

pembukuan tunggal (Single entry) dan Prinsip-prinsip Akuntansi tahun pelajaran
1996/1997.

55

C. Teknik Analisis Data

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, dalam studi ini ada beberapa

hipotesis yang diajukan. Untuk menguji apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak digunakan teknik analisis statistik sebagai berikut:
1. Teknik analisis varian.

Teknik analisis ini menggunakan uji Fdan uji t sebagai berikut:
Rata-rata kuadrat residu
F =

Rata-rata kuadrat kesalahan pengganggu
b-B
t

=

Sb

(J. Supranto. 1983:147.157)

Uji Fdigunakan untuk menguji hipotesis 1.1 dan 1.2, sedangkan uji t
v digunakan untuk menguji hipotesis 1.3 dan 1.4
2. Teknik analisis kovarian

Teknik analisis ini menggunakan uji F sebagai berikut:
F = MS Between / MS Within
dimana:

MS Between = Rata-rata kuadrat antar kelompok
MS within = Rata-rata kuadrat dalam kelompok

(Popham W.J dan Sirotnik K.A .1973: 209).

Uji statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis 2.1 dan 2.2.

Penggunaan analisis ini didasarkan pada kelebihannya dibanding dengan
analisis statistik lainnya. Menurut Sudjana Nana dan R. Ibrahim (1989: 27)
56

kemamfaatan analisis kovarian adalah bila subyek penelitian pendidikan

yang dilaksanakan di dalam kelas tidak dapat ditempatkan secara random.
Sementara itu, Ary dalam Darsono Max (1989:194) mengungkapkan.

kelebihan / keunggulan analisis kovarian adalah peneliti dapat menganalisis

data tanpa harus lebih dahulu menyamakan kondisi-kondisi kelompok yang
diteliti. Selanjutnya dalam sumber yang sama disebutkan, dengan

menggunakan analisis kovarian, peneliti dapat melakukan analisis data

yang lebih halus dan lebih peka daripada apa yang dapat dilakukan dengan
analisis varian. Sebabnya, karena perbedaan yang adapada variabel kontrol
secara statistik diperhitungkan.
3. Teknik analisis perbedaan rata-rata

Teknik analisis ini menggunakan uji t Dunnetsebagai berikut:

tD

Yi-Y2

dimana;

Y(

= rata-rata residu kelompok eksperimen

Yt

= rata-rata residu kelompok kontrol

MS

= Rata-rata kuadrat residu (Kirk Roger E. 1982 : 113)

Uji statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis 3.1 dan 3.2

57

BAB V

PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Pembahasan

Pada bab IV di muka telah diutarakan hasil-hasil penelitian berupa ,

deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Pada
bagian ini diadakan pembahasan hasil penelitian tersebut sebagai berikut:
i. Pengaruh Pendekatan Complete-Cycle dan Pendekatan Persamaan Dasar
Terhadap Hasil Belajar

Secara umum peningkatan hasil belajar khususnya dalam kemampuan

kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-Cycle maupun
pendekatan Persamaan Dasar masih tergolong rendah. Ditinjau dari skor ratarata, peningkatan hasil belajar siswa yang belajar melalui pendekatan
Complete-Cycle hanya sebesar 252 %(dari 9,17 pada tes awal menjadi 23,17

pada tes akhir ), .sedangkan pada siswa yang belajar melalui pendekatan
persamaan Dasar peningkatan sebesar 216 %( dari 9,06 pada tes 'awal
menjadi 19,64 pada tes akhir ). Disamping itu ke dua jenis pendekatan belum
mampu menekan besarnya angka simpangan baku. Simpangan baku
perolehan skor pada tes awal 2,41 menjadi 7,37 ( naik 305,81 %) pada
kelompok siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-Cycle; sedangkan
simpangan baku untuk kelompok siswa yang belajar melalui pendekatan
persamaan Dasar naik 291,06 %(dari 2,35 menjadi 6,84 pada tes akhir).
Namun demikian dengan menggunakan data skor tes akhir dan skor

keterampilan psikomotor siswa, secara statistik ke dua jenis pendekatan

mempunyai pengaruh baik terhadap kemampuan kognitif maupun
88

keterampilan psikomotorik. Dengan menggunakan analisis Kovarian, penga

ruh kedua jenis pendekatan sebesar 10,2 %untuk kemampuan kognitif dan

9,4 % untuk keterampilan psikomotorik. Dengan menggunakan uji F

pengaruh itu signifikan 1%. Ini berarti memperkuat dugaan bahwa 'ke dua
jenis pendekatan mengajar berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar baik
dalam aspek kemampuan kognitif maupun keterampilan psikomotorik. .;
2. Pengaruh variabel kontrol terhadap hasil belajar

Seperti dikemukakan pada bagian terdahulu, variabel kontrol pada
awal penelitian ini terdiri atas empat variabel yakni variabel inteligensi, bakat,
status sosial ekonomi dan kemampuan awal.

Secara umum, inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan

kemampuan awal subjek penelitian tergolong rendah. Skor rata-rata Inteligensi
untuk siswa kelompok eksperimen adalah 87,47 dengan simpangan baku 11,13

dan pada siswa kelompok kontrol rata-rata skor 87,19 dengan simpangan baku
10,78. Sementara itu skor terrendah dan tertinggi, masing-masing sebesar 70
skor dan 103 skor.

Hal yang sama juga terlihat pada perolehan skor bakat. Rata-rata skor
bakat siswa kelompok eksperimen sebesar 143,17 dengan simpangan baku

36,69j sedangkan pada siswa kelompok kontrol rata-rata skor dan simpangan
baku masing-masing sebesar 147,19 dan 34,62. Sementara itu skor terrendah
dan tertinggi pada kelompok eksperimen masing-masing 71 dan 210 skor,
sedangkan pada siswa kelompok kontrol masing-masing 76 dan 220 skor.

Tingkat status sosial ekonomi siswa juga masih tergolong rendah. Dari

jumlah skor total sebesar 55 skor, sebagian besar siswa kelompok eksperimen
(66,66 %) memiliki skor antara 25-30 skor, sedangkan pada siswa kelompok
89

kontrol 55.55 % memiliki skor antara 25-30 skor.

Skor kemampuan awal siwa juga masih tergolong rendah. Rata-rata

skor untuk siswa kelompok eksperimen adalah 9,17 dengan simpangan baku

2,41 Sedangkan pada siswa kelompok kontrol rata-rata skor sebesar 9,06
dengan simpangan baku2,35

Sekalipun skor inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan

kemampuan awal siswa pada masing-masing kelompok tergolong rendah,
namun pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif maupun keterampilan

psikomotor cukup besar. Dengan menggunakan analisis varian , ETA Sqd
untuk kemampuan kognitif sebesar 0,4176 dan untuk keterampilan

psikomotorik sebesar 0,3922 Ini berarti inteligensi bersama bakat, status sosial
ekonomi dan kemampuan awal mampu menjelaskan variasi kemampuan

kognitif sebesar 41,76 % dan keterampilan psikomotorik sebesar 39,22
%.Pengaruh tersebut signifikan pada tingkat 1 % baik untuk kemampuan
kognitf maupun keterampilan psikomotorik.

Namun demikian, jika ditinjau dari segi pengaruh per variabel, variabel

yang signifikan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan
psikomotorik hanya tiga variabel, yakni inteligensi, bakat dan
Kemampuan awal. Pengaruh ke tiga variabel tersebut pada kemampuan

kognitif masing-masing pada tingkat signifikansi 1 %. Sementara itu untuk
keterampilan psikomotorik, pengaruh inteligensi signifikan 1% . Sedangkan
variabel bakat dan kemampuan awal masing-masing pada tingkat signifikansi
5%.

90

Dengan mengeluarkan variabel status sosial ekonomi dari model

analisis, pengaruh inteligensi bersama bakat dan kemampuan awal terhadap
kemampuan kognitif tidak mengalami perubahan. Akan tetapi pada
keterampilan psikomotorik, pengaruhnya ada sekalipun tidak begitu besar
yakni dari 0.3922 menjadi 0,390

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
memasukkan

variabel inteligensi, bakat

keputusan untuk

dan kemampuan awal sebagai

variabel kontrol telah tepat. Dari beberapa hasil studi juga menunjukkan

adanya pengaruh inteligensi, bakat dan kemampuan awal terhadap hasil
belajar. Enre Abdullah (1979) mengungkapkan ada hubungan antara
kecerdasan dengan hasil belajar dalam semua bidang studi. Sementara itu,

Supardi Nunung (1992) dalam laporan penelitiannya mengungkapkan ada
hubungan yang signifikan antara bakat dengan prestasi belajar akuntansi.
Korelasinya 0,51 % dan signifikan pada tingkat 5 %. Selanjutnya, Payne
V

dalam Darsono Max (1989) mengungkapkan, prestasi berhitung pada kelas 6

dapat diprediksi dengan nilai berhitung siswa yang bersangkutan pada kelas 2,
dengan koefisien korelasi 0,75

3. Keunggulan pendekatan Complete-cycle dalam perolehan hasil belajar
a.

Keunggulan

pendekatan

Complete-cycle

dalam i

perolehan

kemampuan kognitif

Secara umum hasil belajar siswa yang belajar melalui pendekatan

Complete-Cycle ( siswa

kelompok eksperimen ) belum jauh

berbeda dengan hasil belajar siswa yang belajar melalui pendekatan
Persamaan Dasar (kelompok kontrol). Rata-rata kemampuan kognitif

siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-cycle sebesar 23,167 dan
23,216 setelah dibersihkan dari pengaruh variat. Sedangkan kemampuan

kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar
(kelompok kontrol)

rata-rata sebesar 19,639 dan 19,590 setelah

dibersihkan dari kovariat. Hal yang sama juga dapat dilihat dari skor total
tes kemampuan kognitif. Dari 50 skor total , perolehan skor sebagian
besar siswa kelompok eksperimen (22 orang dari 36 orang siswa) hanya
mencapai 42 % dan 43 % untuk sebagian besar siswa kelompok kontrol
(25 orang dari 36 orang siswa).

Hal lain yang juga menunjukkan adanya kesamaan pengaruh kedua
jenis pendekatan adalah

masih besarnya angka simpangan baku.

Simpangan baku skor kemampuan kognitif yang belajar melalui

pendekatan Complete-cycle sebesar 7,374 sedangkan Simpangan baku
skor kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan
Persamaan Dasar sebesar 6,838 Ini berarti perolehan skor kemampuan
kognitif baik siswa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
masih belum merata. Hal ini juga dapat dilihat dari rentang skor
kemampuan kognitif siswa kelompok eksperimen yakni 9-38 skor dan
kelompok kontrol 10-32 skor.
Namun demikian, jika ditinjau dari sudut pengujian secara statistik

pengaruh kedua jenis pendekatan terhadap perolehan kemampuan kognitif
memang

berbeda. Dengan menggunakan uji tD', kemampuan kognitif

siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-cycle lebih tinggi
dibanding dengan kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui

pendekatan Persamaan dengan tingkat signifikansi 1 %. Yang menjadi

pertanyaan sekarang , mengapa kemampuan kognitif siswa yang belajar
melalui pendekatan Complete-cycle lebih tinggi dibanding dengan
kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan

Dasar? Baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dalam studi

ini diperlakukan sama, yakni sama-sama menggunakan metode problem
solving. Bedanya, pada kelompok eksperimen problem solving
dikonstruksi berdasarkan pendekatan Complete-cycle sedangkan pada

kelompok kontrol dikonstruksi berdasarkan pendekatan Persamaan Dasar.
Oleh karena itu yang menjadi masalah di sini, faktor apakah pada problem

solving yang dikonstruksi berdasarkan pendekatan Complete-cycle
sehingga menyebabkan kemampuan kognitif siswa yang mengikutinya
lebih tinggi daripada kemampuan kognitif siswa lainnya ?
Suatu masalah adalah suatu keadaan di situ seseorang diminta

melakukan tugas yang tidak ditemuinya di waktu sebelumnya dan untuk
itu instruksi yang datang dari luar tidak menyebutkan secara khusus dan

lengkap tentang cara pemecahannya. Dengan kata lain, tugas itu baru bagi
orang itu, meskipun proses-proses ataupun pengetahuan yang sudah ada
padanya bisa saja digunakan untuk memecahkannya (Resnick &Glaser
dalam Gredler. 1991:257). Dalam pada itu pemecahan suatu masalah

melibatkan beberapa dasar aktivitas psikologis. Kita memecahkan masalah

dengan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Konsep-konsep

digabungkan menjadi prinsip-prinsip dan digunakan untuk memecahkan
masalah ( Davis & Alexander. 1974:248). Sementara itu, Klausmeier
dalam Ansari (1995:17) mengungkapkan tiga syarat yang diperlukan

dalam pemecahan masalah ;(1) adanya alat, (2) penguasaan proses dan (3)
kemampuan mengingat informasi.

Seperti dikemukakan di muka, pengkonstruksian problem dalam
kertas kerja dalam pendekatan Complete-cycle dimaksudkan agar siswa

mampu melihat tahapan-tahapan siklus akuntansi serta bagaimana siklus
93

akuntansi itu dipersatukan dalam satu setting. Dengan demikian, menurut

hemat penulis lebih tingginya kemampuan kognitif siswa yang belajar
melalui problem solving - pendekatan Com-plete-cycle dibanding

kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui problem solving pendekatan Persamaan Dasar, terletak pada pengenalan objek atau
masalah melalui penglihatan (persepsi). Siswa yang belajar melalui

pendekatan Complete-cycle lebih mudah mempersepsi masalah daripada
siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar.

Dalam psikologi Gestalt, objek-objek penglihatan itu membentuk
diri menjadi gestalt-gestalt menurut prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-

prinsip itu yang disebut dengan hukum gestaltadalah sebagai berikut:
1.

Hukum keterdekatan

2. Hukum ketertutupan
v

3.

Hukum kesamaan

(Suryabrata. 1993:23-24)

Hukum keterdekatan (proksimitas), artinya yang terdekat menjadi

gestalt. Garis-garis seperti tertera dalam gambar 5.1, cenderung dipersepsi
(diamati) sebagai tiga lajur atau tiga himpunan dari dua garis. Hukum
ketertutupan artinya yang tertutup merupakan gestalt. Gambar 5.2 cende

rung diamati sebagai lingkaran meskipun bukan merupakan gambar yang
tertutup.

Selanjutnya, arti hukum Kesamaan (similaritas) adalah yang

sama merupakan gestalt. Meskipun huruf-huruf pada gambar 5.3 berjarak
sama satu dengan lainnya, huruf-huruf tersebut cenderung dipersepsi
sebagai lajur-lajur.

Adanya

persepsi akan

menghasilkan

kognisi-kognisi

atau

pemahaman-pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa yang dirasakan.

94

Gambar 5.1 Hukum Keterdekatan

Gambar 5.2 Hukum Ketertutupan

o

x

o

x

x

o

x

o

x

o

x

o

Gambar 5.3 Hukum Kesamaan

95

Kognisi-kognisi ini adalah materi-materi atau bahan-bahan dan dari bahan
tersebut terbentuklah konsep-konsep. Konsep-konsep ini berguna untuk

pembentukan konsep-konsep lebih lanjut dan untuk memecahkan masalah
(Sulaiman. 1988:36).

Suatu studi yang berkenaan dengan persepsi adalah studi

eksperimen yang dilakukan oleh Wolfgang Kohler. Dalam eksperimennya
terhadap binatang, makanan diletakkan di luar kurungan dengan suatu
bilah kayu di sebelahnya. Untuk mencapai makanan perlu dilakukan

penyambungan dua bilah kayu. Dari eksperimen ini, Kohler
menyimpulkan bila bilah kayu dipersepsi binatang sebagai alat, maka
ma

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Kognitif Afektif Dan Psikomotorik Lingkungan Hidup Siswa Sekolah Dasar Di Kota Medan (Studi Kasus di SD Swasta Pertiwi dan SD Negeri 060843 Kec. Medan Barat)

13 114 94

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN DASAR SEPAK BOLA

0 3 17

PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 3 32

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

0 2 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI: Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Dasar-Dasar Perbankan Siswa Kelas X Akuntansi Smk Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 54

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 1 47

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) TERHADAP KETERAMPILAN BERTANYA DAN MEMECAHKAN MASALAH SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rahayu 5 Kecam

0 3 63

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN PASSING BOLAVOLI PADA SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pac

0 0 23

Perilaku Belajar Efektif Terhadap Kemampuan Kognitif Psikomotorik Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 0 16