PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS

PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN

KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

Oleh

Wulan Novitasari Suheri

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

© Wulan Novitasari Suheri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

WULAN NOVITASARI SUHERI 0806886

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP. 19600829 198703 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501 198603 1 004


(4)

ABSTRAK

Wulan Novitasari Suheri. (2013). Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (True

Experimental) dengan menggunakan dua teknik sampling yaitu Cluster Sampling

untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMKN 2 Subang berjumlah 288 orang dan Simple Random Sampling untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan dengan jumlah masing-masing 20 orang pada kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner/angket kompetensi karir peserta didik SMK. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat kompetensi karir peserta didik secara umum berada pada kategori cukup kompeten dengan persentase 17.01% berada pada kategori kompeten, dan 82.99% cukup kompeten; (2) rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Rencana Operasional, Pengembangan Tema/Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan Indikator Keberhasilan; dan (3) program bimbingan karir berbasis perkembangan terbukti efektif dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kompetensi karir peserta didik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan program bimbingan karir berbasis perkembangan ini untuk diterapkan di seluruh peserta didik kelas X berdasarkan analisis kebutuhan dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan program bimbingan karir pada jenjang kelas, jenis sekolah (SMA atau MA), dan desain penelitian yang berbeda.

Kata Kunci: Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan, Kompetensi Karir, Peserta Didik SMK


(5)

ABSTRACT

Wulan Novitasari Suheri. (2013). Career Guidance Program Based Development to Improve Career Competence of Students (True Experimental To The Students of Class X SMK Subang 2 Academic Year 2012/2013)

The general objective of this research is to produce a career guidance program based development is effective for improving the development of career competencies of learners. The research method used was a true by using two sampling techniques are Cluster Sampling to uncover career competency profile class X students SMK Subang 2 amounted to 288 people and Simple Random Sampling to determine the effectiveness of career guidance program based on developments with the respective number every 20 people in the experimental and control groups. Instruments used were questionnaires / career competency questionnaire vocational learners. The results obtained are: (1) the level of competence of learners career in general are fairly competent in the category with the percentage of 17.01% in the competent category, and 82.99% is quite competent, (2) formulation based career guidance program development as feasible by experts and practitioners include: Rationale, Description Requirement, Program Objectives, Operational Planning, Development Themes / Topics, Evaluation and Follow-up, and success indicators, and (3) development of program-based career guidance proved to be effective in the presence of a significant increase in the competence of the learners career . Recommendations based on the results of such studies teachers can use the guidance and counseling program based on the development of career guidance is to be applied in all class X students based on needs analysis and for further research are expected to develop a career guidance program on grade level, type of school (high school or MA), and different research designs.

Keywords: Career Guidance Program-Based Development, Competency Career, Vocational Students


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GRAFIK ……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 6

C. Penjelasan Istilah ……….. 8

D. Tujuan Penelitian ………. 11

E. Manfaat Penelitian ………... 11

F. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 13

G. Kerangka Penelitian ………. 14

BAB II KONSEP KOMPETENSI KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN A. Konsep Kompetensi Karir ……… 15

B Konsep Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 35

C. Penelitian Terdahulu ………. 55

D. Kerangka Berfikir ……… 57

BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 59

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 62


(7)

D. Proses Pengembangan Instrumen ………. 65

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 71

F. Teknik Analisis Data……… 72

G. Prosedur dan Tahap Penelitian ………... 78

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 110

C. Keterbatasan Penelitian ………... 131

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 132

B. Rekomendasi ……… 133

DAFTAR PUSTAKA ………... 136


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 2.1 Struktur Kompetensi Karir dalam Aspek Isi dan Indikator…... 18

Tabel 2.2 Kompetensi Karir Berdasarkan Connecticut Comprehensive School Counseling Program dari CSCA (2000) ……….. 20

Tabel 2.3 Konsep Kompetensi Karir Berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008) ……… 21

Tabel 2.4 Tahap Proses Perkembangan Menurut Donald E. Super ……. 26

Tabel 2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Karir Menurut Donald E. Super 26

Tabel 2.6 Fase Perkembangan Karir Menurut Kelompok Ginzberg …… 28

Tabel 2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Perkembangan Karir Individu ……… 32

Tabel 2.8 Tema dan Tindakan Pendidikan Karir Komprehensif untuk Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ………. 42

Tabel 2.9 Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan………... 51

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ………. 61

Tabel 3.2 Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design……... 63

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba) ……….... 66

Tabel 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar ……….. 67

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ……… 69

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen ………. 69

Tabel 3.7 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen ……… 70

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba) ……… 70

Tabel 3.9 Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir …………. 72

Tabel 3.10 Kategorisasi Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………… 73

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Kriteria Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………. 74

Tabel 3.12 Kualifikasi Kompetensi Karir Sesuai Kategori ……… 74 Tabel 4.1 Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK


(9)

Tabel Hal Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 81 Tabel 4.2 Profil Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK Negeri

2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kompetensi Keahlian ………...

83 Tabel 4.3 Persentase Tingkat Pencapaian Kompetensi Karir Peserta

Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ……….

86 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Kompetensi Karir Peserta

Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator ………..

87 Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelompok Eksperimen ………. 102 Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelompok Eksperimen Setiap Indikator ……….. 103 Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelompok Kontrol ……… 104 Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kompetensi Karir Peserta Didik

Kelas Kontrol Setiap Indikator ……….

105 Tabel 4.9 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 107 Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 107 Tabel 4.11 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok

Eksperimen ……….. 108 Tabel 4.12 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok

Kontrol ………. 108

Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Kompetensi Karir Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap Indikator ……….. 109 Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Kompetensi Karir

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setiap


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

Grafik 4.1 Profil Umum Kompetensi Karir Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 ... 82 Grafik 4.2 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ………. 99

Grafik 4.3 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ……… 100

Grafik 4.4 Gambaran Awal Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ………. 100

Grafik 4.5 Gambaran Akhir Rata-Rata Skor Setiap Indikator Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ………. 101

Grafik 4.6 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen ……….. 103 Grafik 4.7 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen Setiap Indikator ………... 104 Grafik 4.8 Nilai Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol…. 105 Grafik 4.9 Nilai Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

Setiap Indikator ……….. 106


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK ………..

14 Gambar 2.1 Perkembangan Tipe Perkembangan Menurut John L. Holland 31 Gambar 2.2 Bagan Peningkatan Kompetensi Karir Peserta Didik Melalui


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Rancangan Instrumen

A.1. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba 141 A.2. Butir Pernyataan Instrumen Sebelum Uji Coba 142 A.3. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba 146 A.4. Butir Pernyataan Instrumen Setelah Uji Coba 147 LAMPIRAN B: Rancangan Program

B.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Layak

Menurut Pakar dan Praktisi 150 B.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 168 B.3. Format Evaluasi Program 201 LAMPIRAN C: Pengolahan Data

C.1. Uji Validitas dengan SPSS 16.0 for Windows 202 C.2. Uji Reliabilitas dengan Microsoft Excel 2007 205 C.3. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Umum Kompetensi Karir 206 C.4. Perhitungan Tingkat Ketercapaian Indikator 212 C.5. Perhitungan dan Konversi Skor Profil Khusus Kompetensi Karir 213 C.6. Perhitungan Penentuan Sampel 221 C.7. Daftar Peserta Didik pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol 222 C.8. Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi pada Kelompok Eksperimen dan

Kontrol 223

C.9. Skor Pretest Kompetensi Karir Per Indikator 225 C.10. Skor Posttest Kompetensi Karir Per Indikator 226 C.11. Perhitungan Uji Mann-Whitney Pretest dengan Microsoft Excel 2007 227 C.12. Perhitungan Uji Mann-Whitney Posttest dengan Microsoft Excel 2007 228 LAMPIRAN D: Judgment Instrumen dan Program

D.1. Lembar Judgment Instrumen oleh Pakar 229 D.2. Lembar Judgment Program oleh Pakar dan Praktisi 232 LAMPIRAN E: Evaluasi Proses dan Hasil

E.1. Presensi Kehadiran Kelompok Eksperimen 235 E.2. Contoh Jurnal Kegiatan Peserta Didik Kelompok Eksperimen 236 E.3. Contoh Daftar Isian Peserta Didik Kelompok Eksperimen 239 E.4. Hasil Evaluasi Program dengan Koordinator BK 246

E.5. Dokumentasi Kegiatan 250

LAMPIRAN F: Hasil Penelitian

F.1. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Efektif untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik


(13)

F.2. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) 268 LAMPIRAN G: Administrasi Penelitian

G.1. SK Pengangkatan Pembimbing Skripsi 302 G.2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas 303 G.3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari BAAK 304 G.4. Surat Pemberitahuan Penelitian dari KESBANG Kab. Subang 305 G.5. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kab. Subang 306 G.6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian dari SMK Negeri 2

Subang

307 G.7. Catatan Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing 308 LAMPIRAN H: Riwayat Hidup Penulis


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan dasar bagi seluruh individu untuk mengembangkan kualitas kehidupan dalam kemampuan akademik, pribadi, sosial dan karir, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa peserta didik dapat mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan, karena potensi yang dimiliki peserta didik sebagai seorang individu mampu berkembang dengan belajar dan berlatih, sebagaimana yang diungkapkan Siahaan (Mustofa, 2009 dalam http://mustofasmp2.wordpress.com) bahwa “…potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi”.

Potensi yang telah dikembangkan oleh peserta didik akan memunculkan kompetensi dalam diri peserta didik tersebut, sebagaimana halnya Hall dan Jones (Muslich, 2009: 15) memaparkan bahwa kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

Sanjaya, W. (2008: 7-8) menjelaskan bahwa kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku. Peserta didik harus memiliki keempat kompetensi dasar


(15)

yaitu: (1) Kompetensi akademik, (2) Kompetensi okupasional, (3) Kompetensi kultural dan (4) Kompetensi temporal.

Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki usia dengan rentang antara 15-17 tahun ini berada pada fase tentatif . E. Ginzberg, dkk. (Winkel dan Hastuti, 2012: 628) membagi fase tentatif ini menjadi empat subfase yaitu tahap minat (Interest) di mana anak mengambil sikap terhadap apa yang disukainya; tahap kemampuan (Capacity) di mana anak mulai menyadari kemampuannya sehubungan dengan aspirasi-aspirasi pekerjaan; tahap nilai-nilai (Values) di mana anak mulai menghayati nilai-nilai kehidupan yang ingin dikejarnya, serta tahap transisi (Transition) di mana anak mulai memadukan minat, konstelasi kemampuannya, dan nilai-nilainya sehingga memperoleh gambaran diri dan menyadari segala konsekuensi riil dari mengambil suatu ketentuan hidupnya kelak.

Salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan peserta didik SMK untuk meningkatkan kesiapan diri dalam dunia kerja adalah kompetensi karir (kompetensi okupasional). Menurut Rika (2007: 3) kompetensi karir dan indikatornya akan mempresentasikan keahlian dasar dan sikap yang dimiliki siswa untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, persiapan merencanakan sekolah dan untuk mulai mengembangkan rencana pendidikan akademik serta melanjutkan tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Secara psikologis siswa sekolah menengah sedang memasuki tahapan perkembangan remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua dan orang dewasa; pada sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri (Supriatna, 2009: 17).

Kurniati N., dkk. (2006: 164) mengungkapkan bahwa dewasa ini masih banyak kasus pemilihan suatu jurusan pendidikan yang dilakukan remaja tanpa mempertimbangkan kemampuan minat ataupun kepribadian. Peserta didik


(16)

3

cenderung memilih pendidikan lanjutan atas dasar mengikuti pilihan teman, popularitas pekerjaan, identifikasi dengan orang tua, ataupun atas dasar pilihan orang tua. Kesalahan pemilihan pendidikan seperti ini dapat mengakibatkan kegagalan dalam belajar, kerugian waktu, dan juga efek psikis bagi remaja, seperti penurunan rasa percaya diri, waktu dan juga efek psikis bagi remaja sendiri.

Menurut Crites (Dahlan, 2010: 224), pada umumnya masalah karir yang mereka hadapi meliputi: (1) bimbang dalam menentukan pilihan jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dijadikan karir hidupnya kelak karena tak cukup informasi (kurang paham), baik tentang diri maupun tentang jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang akan dipilih, (2) bingung untuk menentukan pilihan karirnya karena merasa kemampuannya kurang memenuhi persyaratan yang dituntutkan oleh suatu jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang ditawarkan, (3) bingung dalam pemilihan karir karena bakat dan minatnya tidak sejalan, bakat kuat tetapi minat kurang dan sebaliknya minat kuat tetapi bakat kurang, bakat dan minat tidak sesuai dengan rencana pilihan jurusan studi dan/atau bidang pekerjaan yang hendak dimasuki, dan bahkan (4) tidak dapat menentukan rencana pilihan karirnya karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan setelah selesai studi kelak.

Senada dengan hal itu, Hartini (2008: 170) menyatakan bahwa masalah dan hambatan-hambatan yang dialami remaja itu dapat berasal dari dalam dirinya sendiri, dari luar dirinya atau lingkungannya, ataupun kedua-duanya. Masalah yang berasal dari dalam dirinya antara lain sering terjadi bahwa minat remaja tidak sesuai dengan kemampuannya.

Sucipto (2009) dalam penelitiannya di SMKN 1 Padang menemukan fenomena di lapangan yaitu banyak ditemukan orang tua yang belum memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan terhadap kariernya. Banyak juga terjadi penjurusan siswa ke program studi dan jurusan di SMK tidak melaksanakan tes potensi diri terhadap siswa sebagai upaya penjurusan siswa, sehingga tidak mendukung tercapainya kesesuaian antara kondisi dan potensi diri siswa (self) dengan bidang pendidikan serta jurusan yang ditempuh. Memilih


(17)

jurusan yang sesuai bukan sesuatu hal yang mudah sehingga siswa yang akan melangkah ke SMK dituntut untuk mampu memahami diri dan menghayatinya sehingga dapat menentukan pilihan jurusan yang benar-benar sesuai untuknya, serta memberikan kontribusi mengembangkan arah karier dan kesuksesan kariernya.

Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan (1 November 2012) terhadap kompetensi karir peserta didik di SMK Negeri 2 Subang yang terungkap bahwa pada masa orientasi peserta didik baru, hampir 10% dari jumlah peserta didik mengalami kebingungan dalam penyesuaian karirnya. Pergantian kompetensi keahlian pun sering terjadi selama masa orientasi peserta didik 6 bulan, meskipun kompetensi keahlian yang telah dipilihnya tersebut adalah hasil wawancara dan tes tulis ketika pendaftaran. Selain itu, tidak hanya peserta didik yang berganti-ganti kompetensi keahlian, peserta didik yang mengundurkan diri pun ada sekitar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya kebingungan peserta didik mengenai dirinya, sehingga yang telah diputuskannya masih belum ajeg.

Seiring dengan perkembangan zaman, orangtua mulai menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan. Direktur SMK Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Joko Sutrisno (Yanuar, 2011 dalam http://www.jurnas.com) mengatakan bahwa peminat SMK dari tahun ke tahun meningkat karena SMK mampu berperan dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia terlihat dari peningkatan lulusan langsung bekerja. lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai tertarik untuk melanjutkan pendidikan lanjutan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar lulusannya lebih memiliki keterampilan khusus dan dapat bersaing di masyarakat. Berbagai inovasi penciptaan produk oleh siswa-siswa SMK meningkatkan daya tarik tersendiri.

Conant (Santrock, 1995: 14) mengungkapkan bahwa “…kurikulum sekolah menengah lanjutan menjadi lebih komprehensif dan berkembang, meliputi pendidikan umum, persiapan masuk perguruan tinggi, dan pelajaran-pelajaran pendidikan kejuruan”. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa kompetensi karir


(18)

5

peserta didik mampu meningkat didukung dengan kurikulum yang ada di setiap sekolah.

Schippers (Nasrul, 2012 dalam http://nasrularpansa.wordpress.com), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Ditinjau dari fokus pendidikan kejuruan tersebut, para lulusan SMK dituntut untuk memiliki keterampilan sesuai persyaratan di lapangan kerja. Oleh karena itu, para peserta didik dituntut untuk memiliki kompetensi karir yang tinggi dalam kemampuan bekerja, mengembangkan bakat dan minat, merencanakan karir di masa yang akan datang, menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selanjutnya Bappenas mengkoordinasikan arahan Presiden RI tentang tema prioritas SMK untuk tahun 2009-2014 sebagai berikut.

“Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja” (Direktur Pembinaan SMK, 2012: 2).

Peningkatan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan studi ke SMK dari tahun ke tahun, tidak menutup kemungkinan munculnya fenomena di lapangan terkait dengan kompetensi karir yang rendah pada peserta didik SMK sebagaimana yang telah dipaparkan. Sehingga memicu para pendidik untuk mengembangkan kembali kemampuan dalam hal mengajar dan membimbing sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam meningkatkan potensi siswa untuk siap bekerja dan matang dalam karirnya, salah satunya dengan adanya bimbingan karier di sekolah.

Peserta didik SMK kelas X memiliki banyak kesempatan dalam mendapatkan pendidikan karier dalam mengembangkan kompetensi karier terutama dalam persiapan karir. Paradigma bahwa persiapan karir lebih


(19)

diutamakan untuk kelas XII semakin hari kian terkikis karena pendidikan karir diperuntukkan oleh semua individu sesuai usianya, sebagaimana yang dikemukakan Gibson, R.L. dan Mitchell, M.H. (2011: 445-446) bahwa:

Pendidikan Karier (career education) adalah pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karier seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Totalitas pengelaman di mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri untuk terlibat di dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara memperoleh penghasilan. Tanggung jawab utama sekolah dengan fokus kepada pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki sebuah karier.

Guru Bimbingan dan Konseling dapat menerapkan Bimbingan Karir sebagai salah satu bentuk layanan Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi atau menyelesaikan permasalahan karir yang dirasakan oleh peserta didiknya. Di abad ke-21 ini, Guru Bimbingan dan Konseling perlu mengembangkan program Bimbingan dan Konseling Karier yang komprehensif, salah satunya adalah program bimbingan yang berbasis perkembangan. Guru Bimbingan dan Konseling sebagai pendidik hendaknya dapat menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi.

Penelitian bahwa program bimbingan karir berbasis perkembangan ini layak dan efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik pernah dilakukan oleh Lapan, Gysbers, dan Sun (Hughes dan Karp, 2004: 19) dengan hasil adanya hubungan yang positif antara program bimbingan dan konseling komprehensif dalam hal perkembangan karir peserta didiknya dengan menggunakan data dari 236 sekolah menengah atas Missouri yang menghasilkan peningkatan peserta didik dalam hal : (a) Kesiapan masa depan karir, dan (b) Informasi karir untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pentingnya bimbingan karir komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditunjukkan dengan adanya indikasi kurangnya kompetensi karir peserta didik SMK dengan fenomena di lapangan sebagai berikut: (1) Pemilihan suatu jurusan pendidikan yang dilakukan remaja tidak mempertimbangkan kemampuan


(20)

7

minat ataupun kepribadian. Peserta didik cenderung memilih pendidikan lanjutan atas dasar mengikuti pilihan teman, popularitas pekerjaan, identifikasi dengan orang tua, ataupun atas dasar pilihan orang tua, (2) Orang tua yang belum memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan terhadap karirnya, (3) Penjurusan peserta didik ke program studi dan jurusan di SMK tidak melaksanakan tes potensi diri, sehingga tidak mendukung tercapainya kesesuaian antara kondisi dan potensi diri peserta didik (self) dengan bidang pendidikan serta jurusan yang ditempuh.

Bimbingan karir sebagai salah satu bidang dari bimbingan dan konseling mampu menjadi solusi untuk mengentaskan permasalahan karir yang dialami oleh peserta didik SMK. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir (ABKIN, 2008: 199-200) diantaranya: (1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan pekerjaan) yang terkait dengan pekerjaan, (2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir, (3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, (4) memahami relevansi kompetensi belajar, (4) Membentuk identitas karir, (5) memiliki kemampuan merencanakan masa depan, (6) Dapat membentuk pola-pola karir, (7) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat, dan (8) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karir.

Masalah utama penelitian ini adalah “program bimbingan karir berbasis perkembangan seperti apa yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013?”. Secara lebih rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang layak menurut pakar dan praktisi?


(21)

3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Penjelasan Istilah

Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel terikatnya yaitu yaitu kompetensi karir dan variabel bebasnya yaitu program bimbingan karir berbasis perkembangan. Adapun kedua istilah dalam penelitian ini memiliki arti dan operasional sebagai berikut.

1. Kompetensi Karir

Kompetensi karir menurut Kuijpers dan Scheerens (2006: 305) adalah kemampuan yang relevan bagi peserta didik untuk mengembangkan karir mereka sendiri, terlepas dari spesifik hal yang mereka miliki. Empat kompetensi karir antara lain: (a) Kesadaran Karir yaitu kompetensi untuk merefleksikan kapasitas pribadi dan motif tentang karir yang meliputi: kesadaran kapasitas (bakat) dan kesadaran motivasi, (b) Eksplorasi Karir yaitu kompetensi untuk menjelajahi pasar tenaga kerja dan lingkungan kerja yang spesifik untuk pekerjaan yang sesuai dan prospek mobilitas yang meliputi: orientasi pekerjaan dan orientasi mobilitas, (c) Kontrol Karir yaitu kompetensi untuk merencanakan dan bertindak pada proses sendiri belajar dan bekerja yang meliputi: perencanaan karir, kontrol proses belajar, kontrol proses perencanaan dan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi, (d) Presentasi Diri yaitu kompetensi untuk menunjukkan dan mendiskusikan kapasitas seseorang dan nilai-nilai mengenai pekerjaan, sehingga meningkatkan pilihan seseorang dalam pengembangan karir yang meliputi: promosikan pekerjaan, penampilan kerja dan jaringan.

Kompetensi karir individu membantu seseorang dalam mengidentifikasi frustasi yang timbul dalam situasi karir dan membuat keputusan yang tepat untuk memecahkan situasi, sebagaimana yang dijelaskan Arthur, dkk. (Tubutiene, 2010: 165) bahwa :

“...career competencies are typically framed in conventional schema of “technical competencies”, “interpersonal competencies” and “conceptual”


(22)

9

or “strategic competencies”. In contrast, the “career” spans wider social

roles, occupies a much longer time-frame than the “job” and provides a more complex framework for conceptualizing competencies and their

accumulation.”

Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kompetensi karir terbingkai pada skema konvensional “kompetensi teknis”, “kompetensi interpersonal” dan “konseptual” atau “kompetensi strategi”. Sebaliknya “karir” merentang peran sosial yang lebih luas, lebih lama menempati kerangka waktu dari “pekerjaan” dan menyediakan kerangka kerja yang lebih kompleks untuk konseptualisasi akumulasi dan kompetensi mereka.

Menurut Kuijpers, dkk. (2006: 169-170), kompetensi karir dapat dilihat dari kemampuan manajemen diri seseorang dari pengalaman kerja dan belajar untuk mencapai kemajuan karir yang diinginkan. Komponen kompetensi terdiri dari: (a) Kemampuan Aktualiasi Karir; yang berhubungan dengan tujuan karir, (b) Refleksi Karir; akan menghasilkan pilihan karir yang bersamaan dengan kemampuan yang ada. Kemampuan untuk mencerminkan kompetensi individu sendiri atau lainnya berhubungan karirnya yang mengarah pada kemampuan realitasnya, (c) Refleksi Motivasi; keinginan seseorang dan nilai-nilai sesuai dengan perspektif karir juga akan membantu dengan membuat pilihan yang realistis, (d) Eksplorasi Pekerjaan; dari sudut apresiasi eksternal pekerjaan seseorang dalam hal gaji dan status, terutama jika orang tersebut bersedia untuk menjelajahi bagaimana menggunakan kompetensi dengan cara terbaik untuk jalur karir yang sukses akan membantu memahami kemungkinan untuk pengembangan karir. (e) Kontrol Karir; dalam hal berorientasi pada tujuan belajar menekankan kemampuan untuk mencerminkan proses belajar dan hasil sendiri, (f) Jaringan dengan berbagai individu, profesional dapat membantu untuk mencapai internal dan kesuksesan karir eksternal dan memahami berbagai jalur karir.

Greenhouse, dkk. (Tubutiene, 2010: 163) membedakan 5 kemampuan utama individu dalam menentukan sukses karirnya yaitu : (a) Mengumpulkan informasi yang relevan tentang dirinya sendiri dan dunia kerja, (b) Mengembangkan gambaran mengenai bakat, minat, nilai-nilai dan gaya hidup


(23)

yang disukai sebagai serta alternatif pilihan pekerjaan, (c) Mengembangkan tujuan karir yang realistis berdasarkan informasi, (d) Mengembangkan dan menerapkan strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan, dan (e) Mendapatkan umpan balik tentang efektivitas strategi dan relevansi tujuan.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tentang definisi kompetensi karir, maka disimpulkan bahwa kompetensi karir adalah kemampuan peserta didik untuk bertindak dalam mencapai karirnya dalam segi pengetahuan (kemampuan), sikap/nilai dan keterampilan (motivasi).

2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

Santoadi (2010: 24) menjelaskan bahwa program bimbingan karir komprehensif, akan memfokuskan pada perkembangan dalam segala bidang salah satunya adalah pada ranah karir. Program bimbingan karir berbasis perkembangan merupakan suatu program yang berorientasi perkembangan untuk membantu peserta didik sesuai potensinya yang penuh/optimal dalam ranah karir. Program bimbingan karir berbasis perkembangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan karir (career development) yang mana merupakan suatu keberhasilan dalam kehidupan karir yang didahului dengan kemampuan mempersiapkan diri (memilih bidang studi dan karir yang tepat, mengembangkan kemampuan yang relevan, menyesuaikan diri dengan tuntutan studi dan karir).

Program bimbingan karir berbasis model pendidikan karir komprehensif yang dikembangkan Sidney J. Marland pada tahun 1972 dibuat untuk meningkatkan kompetensi karir sesuai dengan tahap perkembangannya. Model ini memiliki delapan komponen dasar (Winkel dan Hastuti, 2012: 673) yaitu: (a) pemahaman diri, (b) kesadaran tentang jabatan-jabatan dan gaya hidup yang berkaitan dengan keterlibatan dalam suatu jabatan, (c) kesadaran tentang sikap dan nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja, (d) kesadaran tentang kaitan antara ekonomi dan dunia kerja, (e) kesadaran tentang kemahiran-kemahiran intelektual dan keterampilan-keterampilan motorik yang diperlukan untuk dapat memangku suatu jabatan, (f) cara berpikir dan bertindak yang tepat untuk mengambil suatu keputusan dalam rangka perencanaan masa depan, (g)


(24)

11

cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja dan memasukkan lamaran dan (h) kesadaran tentang kaitan antara program-program studi dan kursus-kursus latihan dengan kualifikasi-kualifikasi yang harus dimiliki untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan jabatan.

Dapat disimpulkan bahwa program bimbingan karir berbasis perkembangan adalah serangkaian kegiatan yang berbasis pendidikan karir untuk mengembangkan karir dan kompetensi karir. Implementasi program bimbingan karir berbasis perkembangan berupa suatu kegiatan pengembangan karir dan perencanaan karir.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013. Secara khusus penelitian ini ditujukan yaitu untuk menghasilkan data empirik tentang:

1. profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013;

2. rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang layak menurut prakar dan praktisi; dan

3. efektifitas program bimbingan karir berbasis perkembangan dalam upaya peningkatan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat dalam rangka pengembangan konsep program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan


(25)

(PPB), Peserta Didik Kelas X SMAN 2 Subang dan Peneliti selanjutnya, sebagai berikut.

1. Bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai panduan teknis dalam pelaksanaan program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk penyelenggaraan yang lebih luas sasarannya dan instrumen kompetensi karir yang telah teruji dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi nyata mengenai kompetensi karir peserta didik kelas X SMK.

2. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan konseptual dan potensi mahasiswa PPB dalam melaksanakan bimbingan karir komprehensif yang mampu meningkatkan kompetensi karir peserta didik SMK.

3. Bagi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang, penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi karir peserta didik sehingga lebih mantap dalam menjalani proses pembelajaran di sekolah sampai pada penentuan karir setelah lulus sekolah.

4. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan fokus-fokus penelitiannya pada kajian yang lebih relevan dan dapat pula dikembangkan pada jenjang pendidikan yang berbeda atau tingkatan yang berbeda pada jenjang pendidikan yang sama. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan guna menjadikan program bimbingan karir berbasis perkembangan ini lebih bervariasi.


(26)

13

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan analisis data bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono: 2010: 14). Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis tingkat kompetensi karir peserta didik dari skor total peserta didik dalam memilih pernyataan-pernyataan dalam instrumen.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, sebagaimana Sugiyono (2010: 107) menyatakan bahwa metode ekperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dengan demikian penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2010: 108-109) antara lain: (1) Pre-Experimental: One-shot Case Study, One Group

Pretest-Posttest dan Intec-Group Comparison; (2) True-Experimental: Posttest Only Control Design dan Pretest-Posttest Control Group Design; (3) Factorial Experimental; dan (4) Quasi Experimental: Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true

experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.


(27)

Gambar 1.1

Kerangka Penelitian Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK

PENDAHULUAN Identifikasi Masalah

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Keterbacaan Penyusunan

Instrumen

Instrumen Terstandar

Profil Kompetensi Karir Peserta Didik SMK Pre-tes

Treatmen

Post-tes

Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

PELAKSANAAN EKSPERIMEN

HASIL DAN LAPORAN

Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan yang Efektif untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Subang yang berlokasi di Jl. Wera Km.05 Dangdeur Subang. Sekolah ini memiliki salah satu tujuan yaitu mendidik dan melatih peserta didiknya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Nasional dan Internasional, serta melatih peserta didik untuk menjadi plasma usaha. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan sekolah tersebut, peserta didik perlu untuk mengembangkan kompetensi karirnya.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 1023 orang yang meliputi 15 kompetensi keahlian. Penentuan anggota populasi didasarkan atas pertimbangan bahwa: (a) Peserta didik termasuk remaja yang sedang belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang disukai dengan pekerjaan yang dicita-citakan. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan (Hurlock, 1980: 221); dan (b) Fenomena yang terjadi pada peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang yaitu belum ajegnya minat kejuruan, pertentangan antara minat orang tua dan anak, ketidaksiapan peserta didik dalam situasi pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan catatan di sekolah bahwa sampai dengan November 2012, terdapat 10% peserta didik kelas X Tahun Ajaran 2012/2013 yang pindah kompetensi keahlian dan mengundurkan diri.

3. Sampel Penelitian

Akdon dan Hadi (2008: 98) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dengan demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang


(29)

akan mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan sebanyak dua kali.

Pengambilan sampel yang pertama bertujuan untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik kelas X. Pertimbangan peneliti tidak mengambil profil dari 1023 peserta didik dikarenakan kondisi di sekolah yang tidak memungkinkan yaitu tidak lengkapnya 1023 peserta didik tersebut karena ada yang sudah terjun ke produksi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster

Sampling, sebagaimana pandangan Sukmadinata (2012: 259) bahwa:

… di SMK ada jurusan, program studi atau bidang keahlian. Jurusan,

program studi. dan bidang keahlian tersebut merupakan klaster-klaster, tidak berbeda dalam tingkatan atau strata, tetapi masing-masing klaster mempunyai karakteristik sendiri. Seperti halnya dalam strata, dalam kaster pun tidak bisa diambil sampel acak antarklaster, tetapi harus di dalam klaster. Karena di dalam masing-masing klaster karakteristiknya sama atau bersifat acak maka dapat diambil sampel secara acak. Dalam pengambilan sampel ini pun harus diambil sampel secara proposional.

Pengambilan sampel secara representatif menggunakan rumus dari Taro Yamane (Akdon dan Hadi, 2008: 107) sebagai berikut.

η =

N

N. 2+1 Keterangan:

η

= jumlah sampel; N= jumlah populasi; d2= presisi yang ditetapkan

Jumlah populasi peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang sebesar N = 1023 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan = 5% atau 0,05, maka jumlah total sampel yang diperoleh adalah:

η = N . 2+1 =

1023

(1023∗0.0025 )+1 = 288 orang

Jumlah tersebut disebar secara proposional, sehingga tiap kompetensi keahlian memiliki jumlah sampel yang berbeda. Pengambilan sampel secara proposional memakai rumus dari Sugiyono (Akdon dan Hadi, 2008: 109) sebagai berikut: ηi = � η


(30)

61

ηi = Jumlah sampel di kompetensi keahlian

Ni = Jumlah populasi di kompetensi keahlian

N = Jumlah populasi seluruhnya n = Jumlah sampel seluruhnya

Pengambilan sampel yang kedua bertujuan untuk menentukan kelompok ekperimen dan kontrol dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling, artinya setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk dipilih. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 40 orang peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi karir terendah. Setelah itu, ditentukan 20 orang peserta didik yang termasuk ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol secara acak tanpa mempelihatkan urutan asalkan rata-rata kompetensi karir kedua kelompok tersebut hampir sama (tidak berbeda secara signifikan). Pertimbangan peneliti mengambil masing-masing 20 orang peserta didik untuk ditempatkan di kelompok eksperimen dan kontrol karena sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010: 132) bahwa keefektifan ukuran sampel penelitian yang menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol yaitu masing-masing 10-20 orang.

Berdasarkan kedua teknik sampling di atas, rincian dari sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

SAMPEL PENELITIAN

No. Tahap Penelitian

Subjek Penelitian

Kompetensi Keahlian Jumlah

Peserta Didik

Jumlah Sampel

1. Pengungkapan

Profil Kompetensi Karir

Agribisnis Produksi Tanaman 36 10

Agribisnis Produksi Ternak 13 4

Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan 11 3

Agribisnis Hasil Pertanian 13 4

Nautika Kapal Penangkap Ikan 74 21

Nautika Kapal Niaga 63 18

Teknika Kapal Niaga 42 12

Teknik Kendaraan Ringan 70 20

Teknik Sepeda Motor 351 99

Teknik Elektronika Industri 33 9

Rekayasa Perangkat Lunak 65 18

Teknik Pemesinan 143 40

Jasa Boga 40 11

Busana Butik 22 6

Usaha Perjalanan Wisata 47 13


(31)

2. Pelaksanaan Program

Bimbingan Karir Perkembangan

Kelompok Kategori Jumlah

Kelompok Eksperimen* Terendah 20

Kelompok Kontrol* Terendah 20

Jumlah Total 40

Keterangan:

Daftar peserta didik yang termasuk ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Lampiran C.7 hal.222.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini merupakan pendekatan ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2010: 13).

Data yang dihasilkan melalui pendekatan kuantitatif ini berupa: (a) profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang, yang diungkap oleh Instrumen Kompetensi Karir Peserta Didik SMKyang dijadikan landasan penyusunan program bimbingan karir berbasis perkembangan, dan (b) gambaran keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir berbasis perkembangan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi karir peserta didik. Champbel dan Stanley (Sukardi, 2008: 184) mengungkapkan mengenai model desain penelitian yang jumlahnya 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi

experiment).

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen murni (true

experimental) dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui


(32)

63

keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Skema model Pretest-Posttest Control Group Design dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2010: 112)

Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen.

O3 = Pre-test pada kelompok kontrol.

X = Perlakuan dengan serangkaian kegiatan dalam Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan.

O2 = Post-test pada kelompok eksperimen.

O4 = Post-test pada kelompok kontrol.

Keefektifan ditinjau dari hasil perbandingan post test kelompok eksperimen dan kontrol. Bila nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari O4, maka treatment yang dilaksanakan efektif. Hal tersebut harus dipastikan bahwa

pengujian nilai O1 dan O3 adalah seimbang (Sugiono, 2010: 416-417).

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah kompetensi karir peserta didik dan program bimbingan karir berbasis perkembangan. Definisi dari kedua variabel tersebut dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual pada Bab II. Berikut ini disajikan definisi operasional dari kedua variabel.

1. Kompetensi Karir Peserta Didik

Pada tataran operasional, kompetensi karir dalam penelitian ini adalah respon peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 terhadap berbagai pernyataan tertulis tentang kemampuan untuk bertindak dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan. Aspek yang diukur dari kompetensi karir adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam penelitian, aspek yang

R O1 X O2 R O3 O4


(33)

diukur dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap, karena keterampilan memerlukan waktu pengukuran (observasi dan studi dokumentasi) yang lebih lama, sedangkan kondisi sekolah yang peserta didiknya tidak selalu berada di lingkungan sekolah.

Adapun pengukuran kompetensi karir peserta didik mencakup hal-hal berikut ini.

a. Aspek pengetahuan ditunjukkan dengan indikator: (1) pemahaman diri, (2) pengenalan lingkungan, (3) identifikasi dunia kerja dan (4) pertimbangan peluang karir.

b. Aspek sikap yang ditunjukkan dengan indikator: (1) kemandirian, (2) keterlibatan, (3) keyakinan dan (4) perencanaan masa depan.

2. Program Bimbingan Karir Berbasis Perkembangan

Pada tataran operasional, program bimbingan karir berbasis perkembangan merupakan serangkaian satuan kegiatan layanan yang terencana dan berorientasi pada perkembangan karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 untuk mempersiapkan karir dalam pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

Program bimbingan karir berbasis perkembangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a) terpusat pada peserta didik, artinya program bimbingan harus menyajikan pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk meningkatkan perkembangan karirnya; (b) berorientasi pada lingkungan sosial, ekonomi dan budaya yang memiliki dampak terhadap perkembangan karir peserta didik; dan (c) terarahkan pada perkembangan kemampuan-kemampuan peserta didik yang dibutuhkan untuk dapat merencanakan masa depannya.

Program bimbingan karir ini mengacu pada Model Pendidikan Karir Komprehensif yang memiliki delapan komponen dasar. Pada penelitian ini, delapan komponen dasar tersebut dijadikan tahapan layanan, antara lain: (a) Kesadaran Diri, (b) Kesadaran Pendidikan, (c) Kesadaran Karir, (d) Kesadaran


(34)

65

Ekonomi, (e) Pengambilan Keputusan, (f) Kompetensi Awal, (g) Keterampilan Pekerjaan, dan (h) Sikap dan Apresiasi.

Struktur program bimbingan karir berbasis perkembangan yang dikembangkan terdiri atas: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema/topik yang dioperasionalkan pada pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK), evaluasi dan tindak lanjut program, serta indikator keberhasilan.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang layak disebarkan kepada peserta didik ditempuh dengan langkah-langkah antara lain: penentuan jenis instrumen, penentuan DOV, pengembangan kisi-kisi, perumusan butir pernyataan instrumen dan pengujian instrumen. Langkah-langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompetensi karir peserta didik SMK berupa kuesioner/angket. Angket digunakan atas dasar jumlah responden besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2010: 172).

Skala yang digunakan adalah skala penilaian untuk menilai sikap atau perilaku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pernyataan kepada responden mengenai delapan indikator kompetensi karir dari aspek pengetahuan dan sikap yaitu: pemahaman diri, pengenalan lingkungan, identifikasi dunia kerja, pertimbangan peluang karir, kemandirian, keterlibatan, keyakinan dan perencanaan masa depan. Instrumen dengan empat alternatif jawaban ini berbentuk data ordinal.

2. Pengembangan Kisi-Kisi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh gambaran kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013 berupa skala penilaian dengan empat alternatif jawaban yaitu: SS (Sangat Sesuai), S


(35)

(Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Lebih jelasnya, kisi-kisi instrumen kompetensi karir peserta didik SMK dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

Pengetahuan

Pemahaman Diri

Kesadaran tentang bakat, minat, cita-cita dan prestasi yang menunjang karir.

2, 3, 4, 5,

7, 8 1, 6 8

Pengenalan Lingkungan

Penggambaran dan perbandingan

peranan dan pengaruh lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.

9, 10, 13,

14, 15, 17 11, 12, 16 9

Identifikasi Dunia Kerja

Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.

18, 19, 20,

21, 22, 25 23, 24 8

Pertimbangan Peluang Karir

Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.

27, 28, 30,

32, 33, 34 26, 29, 31 9

Sikap

Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan

pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,

35, 39, 40,

41, 42 36, 37, 38 8

Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari

informasi tentang pekerjaan yang

diminati.

43, 44, 48,

49, 50 45, 46, 47 8

Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan

memutuskan karir setelah lulus sekolah. 52, 53, 57

51, 54,

55, 56 7

Perencanaan masa depan

Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

58, 60, 62 59, 61,

63, 64 7

Total Pernyataan 64

Tabel 3.3 di atas menunjukkan kisi-kisi sebelum uji coba yang terdiri dari 64 butir pernyataan (butir pernyataan instrumen sebelum uji coba dapat dilihat

pada Lampiran A.2 hal 142).

3. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut ini. a. Uji Validitas Konstruk


(36)

67

Dalam menguji validitas konstrak dibutuhkan pendapat para ahli (judgment experts). Dalam hal ini para ahli/pakar diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun dari segi konstruk (susunan kata), isi dan bahasa. Kelayakan instrumen diuji oleh para pakar yang ahli dalam bidangnya. Pada penelitian ini, kelayakan instrumen diuji oleh tiga orang pakar yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang ahli di bidang karir dan instrumen. Pengujian konstruk instrumen dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober – 13 November 2012. Pertimbangan kelayakan instrumen ini berkualifikasi Memadai (M) yang berarti pernyataan layak digunakan dalam instrumen penelitian dan Tidak Memadai (TM) yang berarti pernyataan perlu dibuang atau hanya direvisi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Berdasarkan uji kelayakan instrumen oleh para pakar, instrumen kompetensi karir SMK berjumlah 64 butir pernyataan masih terdapat kalimat yang rancu, dalam segi isi dan bahasa ada beberapa yang perlu diperbaiki. Berikut hasil uji kelayakan instrumen oleh para pakar.

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen oleh Pakar

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Memadai 1, 10, 11, 12, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 34, 37, 42, 44, 48, 49, 54, 57, 58, 61, 62, 63, 64

25 Revisi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 18, 23, 26, 27, 28, 29, 30,

31,32, 33, 35, 36, 38, 39, 40,41, 43, 45, 46, 47, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 59, 60

39

Keterangan: Hasil Pertimbangan Instrumen oleh Pakar dapat dilihat pada Lampiran D.1.hal.229.

Guna mendukung kualitas konstruk (susunan kata), isi dan bahasa, dilaksanakan uji keterbacaan instrumen yang dilaksanakan kepada enam peserta didik kelas X dari berbagai SMK di Kabupaten Subang pada tanggal 14 November 2012. Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Berdasarkan uji keterbacaan pada keenam peserta didik SMK tersebut, tidak


(37)

terdapat ketidaksesuaian dari keseluruhan butir pernyataan. Para peserta didik memahami dan merasa mampu untuk mencerna maksud dari tiap butir pernyataan. Setelah pengujian konstruk oleh para pakar dan enam peserta didik SMK, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 17 November 2012 terhadap 31 orang peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian.

b. Uji Validitas Item

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item (Sugiyono, 2010: 187) yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Instrumen kompetensi karir yang valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrumen dengan bentuk data ordinal, perhitungan validitasnya pun menggunakan rumus Spearman Rank (rho). Metode korelasi Spearman Rank (rho) dapat disebut korelasi berjenjang atau korelasi berpangkat dan ditulis dengan notasi (rs). Metode ini bertujuan untuk mendapatkan validitas empiris alat

pengumpul data dengan bentuk data ordinal. Adapun langkah-langkah menghitung validitas item, sebagai berikut.

1) Menghitung koefisien korelasi setiap butir item dengan skor total dengan rumus korelasi Spearman Rank, sebagai berikut.

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Spearman Rank

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman

(Riduwan dan Sunarto, 2009: 74) 2) Mencari nilai r tabel untuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan r tabel untuk

jumlah responden 31 adalah 0.364.

rs = 1 - 6∑d

2


(38)

69

3) Membuat keputusan dengan membandingkan rs hitung dengan rs tabel. Kaidah

keputusan suatu instrumen dikatakan valid apabila rshitung > rstabel sebaliknya

apabilarshitung < rstabel dikatakan tidak valid.

Diantara 64 item yang diujicobakan, diperoleh 48 item yang memenuhi kriteria penerimaan rs tersebut.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

KESIMPULAN ITEM JUMLAH

1 2 3

VALID 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,

21, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 58, 59, 60, 61, 62, 63.

48

INVALID 2, 9, 11, 17, 23, 24, 29, 34, 35, 36, 38, 46, 47, 56, 57, 64.

16

c. Uji Reliabilitas

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2006: 196)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6

11 = k

k−1 1− Σ��


(39)

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Penentuan koefisien reliabilitas, digunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi dari Nilai r (Reliabilitas) Instrumen

Interval Koefisien Interpretasi 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010: 257)

Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha adalah 0,886. Bila dibandingkan dengan rtabel (0,355) maka rhitung (0,886), dengan

demikian, instrumen kompetensi karir dapat dikatakan reliabel. Jika dilihat tabel 3.7 diketahui harga reliabilitas instrumen (0,886) berada pada tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Tingkat reliabilitas yang sangat tinggi menandakan bahwa instrumen kompetensi karir dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data kompetensi karir peserta didik.

Setelah melewati proses uji coba pada 31 orang peserta didik SMK Negeri 2 Subang yang tidak dijadikan sampel penelitian dan diuji validitas dan reliabilitasnya, didapatkan kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 48 pernyataan, seperti di bawah ini.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Karir SMK (Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

Pengetahuan

Pemahaman Diri

Kesadaran tentang bakat, minat, cita-cita dan prestasi yang menunjang karir.

1, 2, 3, 4,

6, 7 5 7

Pengenalan Penggambaran dan perbandingan 8, 10, 11, 9, 13 6

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items


(40)

71

Aspek Indikator Batasan Ruang Lingkup No. Item

(+) (-)

Lingkungan peranan dan pengaruh lingkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karir.

12

Identifikasi Dunia Kerja

Mengenali ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja.

14, 15, 16,

17, 18, 19 - 6

Pertimbangan Peluang Karir

Pemikiran dan penelaahan kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan.

20, 21, 22,

23, 25, 26 24 7

Sikap

Kemandirian Ketidaktergantungan dalam menetapkan

pilihan karir, mampu mengatasi masalah yang muncul sehubungan dengan karir yang dipilih,

28, 29, 30,

31 27 5

Keterlibatan Ikut berdiskusi dan berusaha mencari

informasi tentang pekerjaan yang

diminati.

32, 33, 35,

36, 37 34 6

Keyakinan Rasa optimis untuk merencanakan dan

memutuskan karir setelah lulus sekolah. 39, 40 38, 41, 42 5

Perencanaan masa depan

Merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

43, 44, 45 46, 47, 48 6

Total Pernyataan 48

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa instrumen kompetensi karir sebelum uji coba yang terdiri dari 64 butir pernyataan menjadi 48 butir pernyataan setelah dilaksanakan uji coba instrumen dan diuji validitas dan reliabilitasnya (butir pernyataan instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Lampiran A.4.

hal 147).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner (angket). Sugiyono (2010: 199) memaparkan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

Dalam mengumpulkan data, kuesioner yang disebarkan kepada responden berbentuk pernyataan-pernyataan kompetensi karir yang didalamnya terdapat hal mengenai pemahaman diri, pengenalan lingkungan, identifikasi dunia kerja, keyakinan, keterlibatan, kemadirian dan perencanaan masa depan. Kuesioner


(41)

berisi 64 pernyataan (sebelum uji coba), ini disebarkan untuk kepentingan mencari tingkat validitas dan reliabilitas. Kuesioner setelah uji coba berisi 48 pernyataan, ini disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh terdiri dari dua data yaitu data tentang tingkat kompetensi karir peserta didik dan data tentang keefektifan program bimbingan karir berbasis perkembangan. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan langkah-langkah berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jumlah angket yang akan disebar sebelum dan setelah pelaksanaan. Selain itu, dilakukan pemeriksaan identitas peserta didik yang dijadikan subjek penelitian yaitu nama lengkap, kompetensi keahlian, jenis kelamin, pleton (peserta didik kelas X belum dijadikan kelas selama enam bulan masa DIKLATSAR), dan kelengkapan jawaban.

2. Skoring

Pengolahan data secara statistika diperlukan pola skor tiap penilaian sebagaimana tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9

Pola Pemberian Skor Instrumen Kompetensi Karir

Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

Positif (+) 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4

Sumber : (Reksoatmodjo, T.N., 2009: 198)

Konversi skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh jumah responden pada setiap aspek maupun skor total instrumen.


(42)

73

Penskoran atau mengubah data ke dalam bentuk-bentuk kuantitatif dimaksudkan agar memungkinkan dilakukannya analisis dengan menggunakan teknik statistik. Untuk mengetahui gambaran kompetensi karir peserta didik digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk menempatkan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang diukur (Azwar: 2010: 107). Kategorisasi jenjang pada instrumen kompetensi karir akan mengelompokkan sampel penelitian ke dalam tiga tingkatan, yaitu: kompeten, cukup kompeten dan kurang kompeten. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen kompetensi karir berdasarkan pendapat Azwar (2010: 109) dilakukan sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah item kompetensi karir = 48 pernyataan.

b. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban dari butir pernyataan yang dijawab oleh responden, scoring dapat dilihat pada tabel 3.10.

c. Mencari skor minimum (Xmin) = 48 x 1 = 48

d. Mencari skor maksimum (Xmax) = 48 x 4 = 192

e. Mencari luas jarak sebaran = 192 – 48 = 144

f. Mencari satuan deviasi standar (σ) = 144/6 = 24 (suatu distribusi normal terbagi atas enam satuan deviasi standar)

g. Menghitung mean teoritis (μ) dengan tiga kategori = 48 x 2.5 = 120 (nilai 2.5 didapatkan dari penjumlahan skor min dan skor max dibagi 2)

Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan kriteria kompetensi karir dengan menggunakan tabel selang interval kategori seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10

Kategorisasi Kompetensi Karir Peserta Didik SMK

No. Interval Kategori

1. (µ + 1,0  ) < X Kompeten

2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0  ) Cukup Kompeten 3. X < ( µ - 1,0  ) Kurang Kompeten


(43)

Hasil perhitungan sesuai dengan tabel 3.10 di atas dengan mean teoritis (μ) sebesar 120 dan satuan deviasi standar (σ) sebesar 24, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Kriteria Kompetensi Karir Peserta Didik SMK

No. Interval Hasil Perhitungan Kategori

1. (120+1,0. 24 ) < X ≥ 144 Kompeten

2. (120-1,0. 24 ) < X < (120+1,0. 24 ) 96-143 Cukup Kompeten

3. X < (120 - 1,0. 24 ) <96 Kurang Kompeten

Hasil perhitungan di atas menunjukkan kategorisasi untuk profil kompetensi karir peserta didik secara umum. Adapun untuk kategorisasi untuk kompetensi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator dan tiap kompetensi keahlian, dihitung seperti rumus di atas (hasil kategorisasi profil

umum dan khusus dapat dilihat pada Lampiran C.3. dan C.5.).

Adapun penafsiran profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Subang ditinjau dari kategori dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12

Kualifikasi Kompetensi Karir Sesuai Kategori

No. Kategori Kualifikasi

1. Kompeten ( ≥1 44 )

Pada kategori ini, peserta didik sudah menyadari tentang bakat, minat, cita-cita dan prestasi yang menunjang karirnya, mampu menggambarkan peranan dan pengaruh lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karirnya, sudah mengenal ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja, sudah mampu berfikir mengenai kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan, tidak tergantung dengan orang lain dalam menetapkan pilihan karir, aktif berdiskusi dengan orang lain tentang pekerjaan yang diminati dan memiliki usaha untuk mencari informasi pekerjaan, memiliki rasa optimis yang tinggi dalam perencanaan karirnya, sudah mampu merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

2.

Cukup Kompeten ( 96-143 )

Pada kategori ini, peserta didik masih kebingungan tentang bakat, minat, cita-cita dan prestasi yang menunjang karirnya, kebingungan tentang peranan dan pengaruh lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karirnya, kebingungan tentang ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja, mengetahui kesempatan dalam memilih karir yang ada tetapi kurang mampu menganalisisnya, bimbang antara keinginan diri dengan saran orang lain dalam menetapkan karir, berdiskusi


(44)

75

No. Kategori Kualifikasi

dengan orang lain dan berusaha mencari informasi karir tetapi kurang dimanfaatkan hasilnya, keyakinan dalam merencanakan karir belum terlalu ajeg, sudah berusaha untuk merancang kegiatan yang menunjang pilihan karir akan tetapi belum mampu berprioritas.

3.

Kurang Kompeten

( <96 )

Pada kategori ini, peserta didik belum menyadari tentang bakat, minat, cita-cita dan prestasi yang menunjang karirnya, belum mampu menggambarkan peranan dan pengaruh lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar dalam pengembangan karirnya, belum mengenal ciri-ciri, jenis pekerjaan dan persyaratan memasuki dunia kerja, belum mampu berfikir mengenai kesempatan yang tersedia dalam memilih pekerjaan dan pendidikan lanjutan, masih bergantung pada orang lain dalam menetapkan pilihan karirnya, tidak pernah berdiskusi dengan orang lain tentang pekerjaan yang diminati dan tidak berusaha untuk mencari informasi pekerjaan, pesimis dalam perencanaan karirnya, belum mampu merancang kegiatan yang membantu dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.

Setelah pengkategorian tingkat kompetensi karir, untuk membuat rumusan program bimbingan karir berbasis perkembangan, dihitung rata-rata skor responden pada setiap indikator dalam menentukan indikator yang masih rendah dalam pencapaian kompetensi karir. Perhitungan tingkat ketercapaian setiap indikator dituangkan dalam bentuk persentase dengan pertama-tama ditentukan terlebih dahulu skor ideal/kriterium.

Sugiyono (2010: 246) menjelaskan skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pernyataan memberi jawaban dengan skor tertinggi, kemudian dilakukan cara membagi jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal. Adapun perhitungan tingkat ketercapaian digunakan rumus sebagai berikut.

Hasil perhitungan sesuai rumus di atas, dijadikan dasar kebutuhan peserta didik akan layanan yang diasumsikan bahwa pencapaian indikator terendah adalah prioritas utama untuk dikembangkan (hasil perhitungan dapat dilihat pada

Lampiran C.4 hal 212).

4. Proses Uji Kelayakan Program bimbingan karir berbasis perkembangan Persentase ketercapaian indikator = ∑skor yang diperoleh pada setiap indikator


(1)

135

d. Melaksanakan treatment sesuai dengan waktu ideal treatment menurut teori atau pendekatan penelitian yang berlaku agar peningkatan kompetensi karir peserta didik dapat lebih maksimal yaitu sekitar dua minggu sekali untuk sekali pertemuan.

e. Mengembangkan penelitian dengan menggunakan eksperimen murni yang kelompok kontrolnya diintervensi dengan model lain sebagai pembanding intervensi pada kelompok eksperimen.


(2)

136

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: DEPDIKNAS.

Akdon dan Hadi, S. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Allison, C.J. (ed.). (2007). “Person-Environment Theory of John L. Holland”, dalam Three Theories of Career Development and Choice. Lynnwood WA: Edmons Community College.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Awaludin. (2008). “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran

Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan”. Jurnal FKIP Unhalu. 65-72.

Azmi, I.A.G, dkk. (2009). “The Effect of Competency Based Career Development and Performance Management Practices on Service Quality: Some Evidence From Malaysian Public Organizations”. International Review of Business Research Papers. 5, (1), 97-112.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Beheshtifar, M. (2011). “Role of Career Competencies in Organizations”.

European Journal of Economics, Finance and Administrartive Sciences. 4, 6-12.

Cossette, I. dan Allison, C.J. (ed.). (2007). “Donald E. Super’s Life-Space, Life-Span Theory of Career Development”, dalam Three Theories of Career Development and Choice. Lynnwood WA: Edmons Community College. Dahlan, S. (2010). Model Konseling Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier

Konseli. Bandung: Disertasi Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs UPI. Tidak Diterbitkan.

Dillard, J.M. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Toronto London Sydney: Charles E. Merril Publishing Company, Bell and Howell Company.


(3)

137

Direktur Pembinaan SMK. (2012). Garis-Garis Program Pembinaan SMK Tahun

2012. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK – Direktorat Jendral Pendidikan

Menengah Kemendikbud.

Gani, R.A. (1987). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.

Gibson, R.L. dan Mitchell, M.H. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gysbers, N.C. (2005). “Comprehensive School Guidance Programs in the United States: A Career Profile”. International Journal for Educational and Vocational Guidance. (5), 203-215.

Gysbers, N.C. (2007). Facilitating Career Development Through Comprehensive Guidance and Counseling Programs K-12 (ACAPCD-04). Alexandria, VA: American Counseling Association.

Hartini, S. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama. Haase, S. (2007). Applying Career Competencies in Career Management. A thesis

for the degree of Doctor of Philosophy, Coventry University in collaboration with the University of Worcester. [Online]. Tersedia: http://eprints.worc.ac.uk/525/1/Applying_Career_Competencies_in_Career_ Management.pdf. (3 Juni 2012).

Hughes,K.L. dan Karp,M.M. (2004). School-Based Career Development: A Synthesis of the Literature. Columbia: Institute on Education and the Economy Teachers College, Columbia University.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Institute for Education Development. (1973). Developmental Program Goals for the Comprehensive Career Education Model. New York: Ohio State University.

Krishnawati, N. (2011). Efektivitas Konseling Karir Rational Emotive Bahavioral Therapy (REBT) Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Siswa. Bandung: Tesis Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Kuder. (2009). The Value of Career Education: A Brief Research Summary. [Online].Tersedia:http://cslnet.org/wpcontent/themes/twentyeleven/pdf_upl oad/album/document/2009_08-14_WP-CareerEducation.pdf. (29 Desember 2012).


(4)

Kuijpers, M.A.C.T, Schyns, B., dan Scheerens, J. (2006). “Career Competencies for Career Success”. The Career Development Quarterly. 55. 168-178. Kuijpers, M.A.C.T dan Scheerens, J. (2006). “Career Competencies for the

Modern Career”. Journal of Career Development. 32, (4), 303-319.

Kurniati, N.M.T, dkk. (2006). “Adaptasi, Uji Validitas dan Reliabilitas Career Maturity Inventory (CMI) Siswa Menengah Atas (SMA) di Jakarta”. Jurnal Penelitian Psikologi. 2, (11), 163-177.

Lestari, N. (2012). Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Atas. Bandung: Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Manrihu, M.T. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta : DEPDIKBUD Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (2004). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mustofa. (2009). Mengenal Potensi Diri Untuk Berprestasi. [Online]. Tersedia: http://mustofasmp2.wordpress.com/2009/01/26/mengenal-potensi-diri-untuk-berprestasi/. (25 Juli 2012).

Nasrul. (2012). Pengertian SMK. [Online]. Tersedia: http://nasrularpansa.wordpress.com/2012/03/29/pengertian-smk/. (15 Juli 2012).

Ogrean, dkk.. (2009). “Competency-Based Management and Global

Competencies – Challenges for Firm Strategic Management”. International Review Business Research Papers. 5, (4), 114-122.

Ordon, U. (2008). “Professionalism and Career Competencies of Tertiary School Teachers”, Visnyk Lviv Univ. Ser. Pedagog. 25, (1) 25-30.

Pemerintah RI. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina.


(5)

139

Rahma, U. (2010). Strategi Konselor dalam Mengembangkan Karier Siswa: Studi Kasus di SMKN 2 Malang. Malang: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. [Online]. Tersedia: http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/06410089-ulifa-rahma.pdf. (10 Agustus 2012).

Reksoatmodjo, T.N. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Riduwan dan Sunarto. (2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rika. (2007). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Siswa Sekolah Dasar. Bandung: Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Sanjaya, W. (2008). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Santoadi, F. (2010). Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santrock. J.W. (1995). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Sharf, R.S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Somantri, A. dan Muhidin, S.A. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sucipto (2009). Hubungan Antara Kesesuaian Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan dengan Kematangan Arah Pilihan Karier (Studi pada Siswa SMK N 1 Padang). Sosial Budaya. ISSN 1979-6889.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek: Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro. Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Badung: PT. Remaja


(6)

Super, D.E. (1980). “A Life-Span, Life-Space Approach to Career Development”. Journal of Vocational Behavior. 16, 282-298.

Supriatna, M. (2009). Layanan Bimbingan di Sekolah Menengah. Bandung: DEPDIKNAS Universitas Pendidikan Indonesia.

Surya, M. (2009). “Dimensi dalam Bimbingan Karir”, dalam Minat dalam Pemilihan Karier: Konsepsi, Implikasi dan Implementasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs UPI.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

The Connecticut Shool Counselor Association (CSCA). 2000. Connecticut Comprehensive School Counseling Program.

Tubutiene, V. (2010). “Partnership between University and Regional

Organizations in Enhancing Students’ Career Competencies”. Social

Research. 3, (20), 163-174.

Windaniati. (2007). “Penggunaan Model Pengembangan Kompetensi Siswa Melalui Pelayanan Bimbingan Konseling Untuk Memberikan Layanan yang

Tepat dan Tuntas Bagi Siswa SMK (Dalam Kerangka KTSP)”. Jurnal

Widyatama. 4, (2), 43-54.

Winkel, W.S. dan Hastuti, S. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yanuar, D.F. (2011). SMK Lebih Terjangkau dan Menjanjikan. [Online]. Tersedia: http://www.jurnas.com. (12 Maret 2012).

Yusuf, S. dan Nurikhsan, J. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 40 82

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIR PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK 4 SMK NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2015 2016

25 103 167

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIR BERBASIS KOLABORASI ANTARA SEKOLAH DENGAN DUDI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK NEGERI KABUPATEN BREBES

0 5 27

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIR BERBASIS LIFE SKILLS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR STUDI LANJUT PADA SISWA SMA NEGERI KABUPATEN BREBES

0 7 30

A. PENDAHULUAN - PENGEMBANGAN LAYANAN INFORMASI KARIR BERBASIS AJARAN ISLAM UNTUK MENINGKATKAN ASPIRASI KARIR SISWA DI SMAN 1 NGADIROJO

0 0 10

Efektivitas Teknik Modeling Melalui Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Karakter Rasa Hormat Peserta Didik (Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandung Tahun Pelajaran 20142015)

0 0 22

IMPLEMENTASI MODUL BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PERENCANAAN KARIR BAGI SISWA KELAS V SD N I PRACIMANTORO

0 0 18

1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KARIR KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

0 0 9

LAYANAN BIMBINGAN KARIR DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI MIA 3 DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN

4 12 150

PANDUAN PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MAHASISWA

0 0 13