PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 1 CIBODAS.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN CIBODAS 1.

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Winda Marlina Juwita 0903997

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN CIBODAS 1.

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Winda Marlina Juwita

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Winda Marlina Juwita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 1 CIBODAS

Oleh

Winda Marlina Juwita 0903997

This study replicates the results of the background of the low value of Mathematics on the subject of the properties of denomination, it marked with KKM is still at 51, whereas the expected target of 62, as well as learning how to implement the teacher still using only conventional methods tend to flat lecture. Based on these problems, the research objectives to be achieved are: (1) reveals the application of Model of Treffinger to improve student learning outcomes and (2) reveal an increase in student learning outcomes after applying the Model of Treffinger of teaching Mathematics subjects count denomination. The method used in this study is Classroom Action Research (PTK) which adapt the model of Kemmis & Mc. Taggart with three cycles. The results showed an increase in student learning outcomes. I cycle on the average student to achieve as much as 69.6 or 66.7% of students who reach the KKM. In the second cycle has increased by an average value reached as much as 79.5 or 87.5% of students who reach the KKM. In the third cycle has increased again, reaching 81.04 or as much as 100% of students achieving the KKM.

Key words: Model of Treffinger, creativity

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil ulangan Matematika pada pokok bahasan operasi hitung pecahan, hal ini ditandai nilai KKM masih mencapai 51, padahal target yang diharapkan 62, demikian pula cara guru melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah yang cenderung datar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) mengungkap penerapan model Pembelajaran Treffinger untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan (2) mengungkap peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan Model Pembelajaran Treffinger dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan Operasi hitung pecahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 64,29 atau sebanyak 60% siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 70,86 atau sebanyak 77,14% siswa yang mencapai nilai KKM. Pada siklus III mengalami peningkatan kembali yaitu mencapai 80,71 atau sebanyak 91,43% siswa mencapai nilai KKM.


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Hipotesis Tindakan... 7

F. Definisi Operasional... 8

G. Indikator Keberhasilan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Hakikat Matematika ... 10

1. Pengertian Matematika ... 10

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 11

a. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 13

b. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. 13 B. Karakteristik Anak SD ... 14


(6)

C. Model Pembelajaran Treffinger ... 15

1. Pengertian Model Pembelajaran Treffinger ... 15

2. Ciri Utama Model Pembelajaran Treffinger ... 16

3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Treffinger ... 17

4. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Treffinger ... 18

D. Kreativitas ... 21

1. Pengertian Kreativitas ... 21

2. Pentingnya Kreativitas ... 23

3. Ciri-ciri Kreativitas ... 24

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa ... 25

5. Faktor-Faktor yang Menghambat Kreativitas Siswa...28

E. Konsep Pecahan ... 29

1. Pengertian Pecahan ... 29

2. Jenis-jenis Pecahan ... 31

3. Lambang Pecahan ... 31

4. Membandingkan Dua Pecahan ...32

5. Operasi Hitung Pecahan ...33

F. Penelitian yang Relevan ... 36

G. Kerangka Berpikir ...37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Metode Penelitian ... 39

B. Model Penelitian ... 40

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 43

D. Subjek Penelitian ...43

E. Prosedur Penelitian ... 43

1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 43

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 44

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51


(7)

1. Deskripsi Awal Penelitian ... 51

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Gambaran Pembelajaran pada Siklus I ... 52

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 52

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 53

1) Hasil Post Test Siswa Tindakan Siklus I ... 57

2) Hasil Observasi Tindakan Siklus I ... 58

3) Analisis dan Refleksi terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 65

2. Gambaran Pembelajaran pada Siklus II... 68

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 68

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 68

1) Hasil Post Test Siswa Tindakan Siklus II ... 70

2) Hasil Observasi Tindakan Siklus II ... 70

3) Analisis dan Refleksi terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 75

3. Gambaran Pembelajaran pada Siklus III ... 77

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 77

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 78

4) Hasil Post Test Siswa Tindakan Siklus III ... 79

5) Hasil Observasi Tindakan Siklus III ... 79

6) Analisis dan Refleksi terhadap Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 85

B.Pembahasan ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96

1. Simpulan ... 96

2. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung berbarengan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Tujuan pendidikan di sekolah dasar sebagaimana tujuan lembaga pendidikan lainnya harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan dasar serta memperhatikan tahap dan karakteristik perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah, arah pembangunan nasional, serta memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia secara global.

Tujuan pendidikan harus sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan daerah maka kurikulum dirancang dan disusun oleh setiap satuan pendidikan agar berkesesuaian dengan kondisi dan kebutuhan daerah yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pelaksanaan dan tujuan KTSP mengacu pada tujuan umum setiap jenjang pendidikan, dimana tujuan dari pendidikan sekolah dasar menurut Mikarsa (2009: 1.13) adalah :


(9)

pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya; pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk ilmu pengetahuan dan ssebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat

Ini berarti pencapaian tujuan jenjang pendidikan sekolah dasar ini harus diupayakan seoptimal mungkin, agar tidak menjadi penghambat atau masalah pada pencapaian hasil belajar pada jenjang berikutnya, karena selesainya pendidikan di sekolah dasar bukan merupakan terminal melainkan tujuan transisional atau merupakan tujuan yang bersifat sementara.

Merujuk pada pendapat Roestiyah.N.K dari buku Djamarah (2005:46) “Bahwa guru sebagai fasilitator dan perancang pembelajaran harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan”. Strategi atau metode yang dipilih haruslah dapat merangsang atau mengkondisikan siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran. Situasi pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa sangatlah diperlukan dalam setiap pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran Matematika.

Sasaran utama pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yaitu meliputi kemampuan baca, tulis dan hitung. Dalam Standar Isi kurikulum KTSP 2006 dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Matematika, pelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Matematika sebagai suatu mata pelajaran disekolah dinilai cukup memegang peran penting, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, dan sistematis. Oleh sebab itu akan sangat penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. Namun faktanya banyak orang yang tidak menguasai


(10)

matematika, termasuk anak-anak yang masih duduk dibangku SD-MI. Mereka menganggap bahwa matematika sulit dipelajari, serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, killer, dan sebagainya. Anggapan ini menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Akibat lebih lanjut lagi mereka menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Sehingga hasil belajar matematika mereka menjadi semakin merosot.

Permasalahan tersebut dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran matematika. Hal tersebut juga dialami oleh guru kelas IV SDN 1 Cibodas dalam pembelajaran matematika. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah khususnya pada materi tentang operasi hitung pecahan. Hal tersebut disebabkan oleh guru yang belum menggunakan metode mengajar yang inovatif, guru masih mengajar dengan ceramah dan monoton sehingga kurang menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan menjadi tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Hal tersebut didukung dengan data dari pencapaian hasil evaluasi siswa pada materi tentang pecahan siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 62. Dari keseluruhan siswa berjumlah 35 orang, 10 orang siswa dapat mencapai KKM, sedangkan sisanya berjumlah 25 orang siswa masih belum mencapai KKM yang telah ditetapkan, artinya hanya 34% siswa yang mencapai KKM. Dari penemuan data tentang hasil belajar siswa dan kurang maksimalnya pelaksanaan pembelajaran maka perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan diskusi dengan beberapa orang siswa, faktor penyebab rendahnya nilai evaluasi siswa karena dalam pembelajaran sehari-hari pemahaman konsep siswa belum maksimal sehingga menjawab soal-soal


(11)

dalam evaluasi dirasa sulit bagi siswa. Selain itu dalam proses pembelajarannya guru hanya memberikan soal-soal seperti yang tertuang di buku pegangan siswa tanpa siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasan yang ada di pikiran mereka seperti kesulitan yang dialami maupun bagaimana tahap demi tahap penyelesaian soal-soal matematika tersebut.

Kondisi seperti ini apabila dibiarkan terus-menerus akan berdampak pada kemampuan berpikir siswa yang terbatas, kurannya kepercayaan diri dalam mengungkapkan gagasan maupun potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk kemampuan kreativitas. Dengan kemampuan kreativitas yang dimiliki berarti siswa mampu menggali potensinya dalam berdaya cipta, menemukan gagasan, serta menemukan pemecahan atas masalah yang dihadapinya yang melibatkan proses berfikir, termasuk proses berfikir matematis.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan pembelajaran model Treffinger. Dengan penggunaan model pembelajarann ini diharapkan pemahaman siswa terhadap konsep lebih baik dan siswa mampu berfikir divergen sehingga kemampuan kreativitas dalam pembelajaran matematika meningkat. Sebagaimana diungkapkan Yusrin (http://yusrinorbit.blogspot.com/2012/04/pembelajaran-kreatif.html)

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Treffinger Model pembelajaran Treffinger telah dapat menumbuhkan kreativitas siswa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Lancar dalam menyelesaikan masalah 2. Mempunyai ide jawaban lebih dari satu. 3. Berani mempunyai jawaban "baru".

4. Menerapkan ide yang dibuatnya melalui diskusi dan bermain peran.

5. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan konteks yang dibahas. 6. Menyesuaikan diri terhadap masalah dengan mengidentifikasi

masalah.

7. Percaya diri, dengan bersedia menjawab pertanyaan. 8. Memberikan masukan dan terbuka terhadap pengalaman.


(12)

9. Kesadaran dan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah 10. Santai dalam menyelesaikan masalah.

11. Mengimplementasikan soal cerita dalam kehidupannya, dan mencari sendiri sumber untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan kondisi dan uraian di atas, maka penulis mencoba memberikan alternatif dengan cara melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Cibodas.” Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana upaya meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran Matematika konsep pecahan melalui penerapan model pembelajaran Treffinger di kelas IV SDN 1 Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger dalam meningkatkan kreativitas siswa?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN 1 Cibodas? 3. Seberapa besar peningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran

Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger di Kelas IV SDN 1 Cibodas?


(13)

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “penerapan model pembelajaran Treffinger pada Pembelajaran Matematika konsep pecahan untuk meningkatkan kreatuvitas siswa kelas IV di SDN Cibodas 1. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan menerapkan model pemeblajaran Treffinger dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN 1 Cibodas.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan menerapkan model pemeblajaran Treffinger dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN 1 Cibodas.

3. Untuk mengetahui gambaran/ deskripsi tentang peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika konsep pecahan dengan menerapkan model pemeblajaran Treffinger dalam meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN 1 Cibodas.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan manfaat diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, yaitu:

Dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan) Matematika dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger.

2. Bagi siswa, yaitu:

a. Meningkatkan motivasi dan belajar siswa, sehingga siswa mampu berfikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika.


(14)

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk kemampuan kreativitas untuk menemukan gagasan.

c. Mempermudah penguasaan konsep, dan memberikan pengalaman baru dan menyenangkan dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi guru, yaitu:

a. Menjadi contoh dan menambah wawasan dalam merancang dan menerapkan pendekatan/ metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran dengan menggunakan pmodel pembelajaran Treffinger

b. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger.

c. Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran pada mata pelajaran yang lainnya.

4. Bagi sekolah, yaitu:

a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim belajar di sekolah khususnya pembelajaran Matematika dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di SDN Cibodas 1

b. Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik.

E. Hipotesis Tindakan

Penelitian yang hendak dilakukan, direncanakan akan terbagi menjadi 3 siklus. Namun apabila tujuan penelitian telah tercapai sebelum 3 siklus maka perlakuan dihentikan. Begitupun sebaliknya, apabila setelah dilaksanakan 3 siklus tetapi belum mencapai tujuan, maka penelitian akan dilanjutkan. Melalui siklus-siklus tersebut diharapkan terjadi peningkatan kreativitas siswa kelas IV pada pembelajaran Matematika konsep Pecahan


(15)

di SDN Cibodas 1. Oleh karena itu, hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: “Apabila pembelajaran Matematika konsep pecahan dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger, maka kreativitas siswa kelas IV SDN Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat akan meningkat”.

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Treffinger adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan keterampilan kognitif dan afektif, sehingga siswa diberi kesempatan untuk menemukan gagasan dan jawaban-jawaban “baru” tanpa dibatasi kreativitasnya. Dalam penelitian ini, menggunakan langkah-langkah pembelajaran Treffinger tiga tingkatan secara utuh yaitu basic tools, practice with process, dan working with real problems. Ketiga tingkat tahapan pembelajaran tersebut digunakan peneliti sebagi acuan dalam rencana pembelajaran siklus I, II, dan III. Untuk mengukur keterlaksanaan dan keberhasilan dalam penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa.

2. Kreativitas dalam penelitian ini adalah hasil penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger. Kreativitas siswa pada aspek kognitif diukur menggunakan tes uraian dan dinyatakan tuntas jika nilai siswa di atas KKM 65. Sedangkan kreativitas secara afektif dan diukur menggunakan lembar observasi.

3. Matematika dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Matematika kelas IV Sekolah Dasar materi Pecahan yang terdapat dalam KTSP 2006 dari Departemen Pendidikan Nasional.

4. Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk pembagian atau beberapa bagian, atau pembagian dari penyebut


(16)

dan pembilang. Dalam penelitian ini materi pecahan yang dibahas meliputi operasi hitung pecahan (penjumlahan dan pengurangan) yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika terdapat siklus yang mengalami peningkatan dalam bentuk presentase pada setiap indikator kreativitas dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung pecahan dengan Model Pembelajaran Treffinger pada siswa kelas IVB SDN 1 Cibodas.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research. Kemmis (1983, dalam Wiriaatmadja 2008:12) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan”. Sedangkan menurut Ebbut (1985, dalam Wiriaatmadja, 2008 :12) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga proses dan hasil belajarnya dapat diperbaiki.

Menurut Wardhani (2008:1.5) ada empat karakteristik yang membedakan antara PTK dengan penelitian yang lainnya, yaitu sebagai berikut:

a. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukan selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan

b. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang paling esensial

c. PTK dilakukan didalam kelas, sehingga fokus penelitian berada dalam pembelajaran di kelas

d. PTK bertujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran didalam kelas.

Selain itu, peneliti memilih metode ini karena PTK berusaha mengkaji dan merefleksikan suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan


(18)

untuk mengetahui kesalahan-keslahan terdahulu untuk diperbaiki dan ditingkatkan lagi proses dan produk pembelajaran di kelas.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Pada penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang dikembangkan oleh Kemmis Dan Mc Taggart. Dalam model ini terdiri dari empat tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksikannya. Peneliti menggunakan model ini karena model ini terkenal dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar dari pemecahan permasalahan selanjutnya.

Adapun alur penelitian yang direncanakan akan dilaksanakan dalam PTK ini adalah tiga siklus. Akan tetapi jika sebelum 3 siklus sudah memenuhi harapan maka siklus akan dihentikan, begitupun sebaliknya apabila penelitian belum memenuhi harapan maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya hingga tujuan yang diinginkan tercapai. Untuk melihat sejauh mana perubahan tersebut, maka ada beberapa prosedur yang harus dilakukan peneliti, yaitu:

a. Refleksi awal

Refleksi awal bertujuan untuk penjajagan dan penyesuaian serta mencari dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tema dan kebutuhan dalam penelitian. Peneliti melakukan pengamatan/ observasi mengenai indikasi masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dan dirumuskan.

b. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Dalam perencanaan ini diuraikan mengenai semua yang akan dilaksanakan sebagai solusi dari masalah yang telah ditemukan sebelumnya. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel


(19)

dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada dan terjadi selama penelitian.

c. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Bentuk tindakan yang dilakukan dalam PTK ini hendaknya selalu berpedoman pada teori yang ada, agar hasilnya tidak terlalu jauh dari apa yang diharapkan.

d. Observasi (pengamatan)

Dalam kegiatan observasi, peneliti dapat meminta bantuan orang lain (observer). Kegiatan ini dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

e. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.


(20)

Gambar 3.1 Alur PTK

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan- kelas.html

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IVB SDN Cibodas 1 yang terletak di Jalan Maribaya Timur No. 100, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2012-2013. Dalam pelaksanaannya penelitian ini direncanakan berlangsung selama empat bulan sejak penyusunan proposal mulai bulan Maret 2013, Observasi awal, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan waktu selama satu bulan untuk menyelesaikan 3 siklus yaitu pada bulan Mei. Penelitian diakhiri dengan penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan Juni 2013.


(21)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SDN Cibodas 1 yang terletak di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Jumlah siswa kelas VB SDN Pasirwangi adalah 33 orang, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Seluruh siswa mengikuti proses penelitian dari awal, selama proses tindakan sampai akhir (post tes).

E. Prosedur Penelitian

Sebelum peneliti melakukan PTK, peneliti melakukan penelitian awal, yaitu:

a. Permohonan izin kepada kepala sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan data serta gambaran keseluruhan dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. c. Identifikasi permasalahan, identifikasi ini dilakukan dengan cara

melihat pembelajaran secara langsung di kelas, dan melakukan wawancara dengan guru.

1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika konsep pecahan masih kurang. Hal tersebut terlihat dari perolehan nilai siswa pasda saat diberikan post tes pada akhir pembelajaran. Dengan mengacu pada permasalahan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan dan menyiapkan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pecahan tersebut.

Langkah selanjutnya adalah peneliti menyiapkan RPP mengenai materi gaya yang disertai dengan LKS dengan menekankan pada prinsip-prinsip model pembelajaran Treffinger. Sebagai alat pengumpul data,


(22)

peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, soal post tes, dan rubrik penilaian aspek afektif dan psikomotornya.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Tahapan setiap siklusnya mencakup empat yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation), dan tahap refleksi (reflection). Guru yang dibantu oleh dua orang observer melakukan pengamatan pada setiap tindakan yang dilakukan setiap siklus.

Berdasarkan alur model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, pelaksanaan dan refleksi siklus I dijadikan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Begitupun seterusnya, jika pada siklus ketiga ini hasil belajar siswa belum mencapai taraf yang baik, maka akan dilakukan siklus berikutnya hingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akurat. Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu instrumen pembelajaran dan instrumeen pengumpul data. Instrumen pembelajaran merupakan perangkat yang mejadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dMatematikakai selama pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi.


(23)

1) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan dikelas. RPP dibuat tiap siklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu pada pendekatan pembelajaran inkuiri dan evaluasi. Tujuan penggunaan RPP ini adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri. RPP terlampir pada lampiran A.

2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS diberikan kepada siswa sebagai tuntunan dalam melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada penerapan pendekatan inkuiri. Didalamnya terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa agar bisa menemukan beberapa konsep tentang pecahan.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1) Tes

Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari pre-test dan post test yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Pre-test diberikan pada awal siklus, dan post test diberikan pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran mengenai konsep pecahan.


(24)

Pedoman observasi kemampuan afektif dan psikomotor digunakan untuk mengukur ketercapaian ranah afektif dan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung terutama ketika siswa melakukan percobaan dan diskusi. Masing-masing ranah memuat empat aspek yang akan diobservasi.

3) Pedoman Observasi Guru dan Siswa

Pedoman observasi ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan tahapan-tahapan pendekatan inkuiri oleh guru dan siswa. Dalam pengisian lembar observasi ini dibuat kolom “ya” atau “tidak” yang dapat diisi dengan tanda checklist (√) . Selain membuat tanda checklist (√), observer juga mengisi kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer atau kekurangan-kekurangan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pada akhir pembelajaran.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dari instrumen penelitian. Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan Inkuiri dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pengolahan data merupakan langkah terakhir dalam penelitian tindakan kelas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, diantaranya yaitu: 1. Hasil Tes

a. Untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap pembelajaran, digunakan rumus berikut :

Nilai = 100

.. . .. x Soal Jumlah Benar Soal Jumlah %………….. (Depdiknas, 2004:112)


(25)

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

X = Keterangan: � = nilai rata − rata

Σ� = jumlah semua nilai siswa = jumlah siswa

(Sudjana, 2009 : 109)

c. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus:

� Keterangan:

= jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 62

n = banyak siswa 100% = bilangan tetap TB = ketuntasan belajar Purwanto (dalam Iswanto, 2011:32)

Tabel 3.1 Kategori Persentase Ketuntasan Siswa

Persentase (%) Kategori

0 – 30 Gagal

31 – 54 Rendah

55 – 74 Sedang

75 – 89 Tinggi

90 – 100 Sangat Tinggi

2. Hasil Observasi

Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru serta kemampuan siswa dalam ranah afektif dan psikomotor. Analisis data yang dilakukan pada hasil


(26)

observasi ini ialah analisis data kualitatif yang disertai pula dengan perhitungan persentase pencapaiannya.

a. Menghitung Keterlaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Guru dan Siswa )

Adapun cara untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rumus :

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya, dapat ditentukan berdasarkan kategori pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

(Yuliati dalam Prihardina, 2012) b. Menghitung Kemampuan Afektif Siswa

Data hasil belajar afektif siswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar afektif siswa dengan persamaan rumus :

% aspek afektif =

% Keterlaksanaan Pembelajaran =


(27)

Tabel 3.2

Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah


(28)

Winda Marlina Juwita, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Cibodas “Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Cibodas” maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger mencakup pembuatan RPP yang diawali dengan pemilihan kompetensi dasar yang tepat untuk dikembangkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran dibuat dengan mengacu terhadap tahap-tahap model Treffinger yaitu Kegiatan Pembelajaran Tingkat I yang mencakup kegiatan warming up (pemasanan) untuk memberikan permasalahn terbuka kepada siswa. Lalu tahap selanjutnya Kegiatan Pembelajaran Tingkat II, siswa melakukan kegiatan sambil ber proses dalam mengungkapkan gagasan serta indikator kreatvitas lainnya. Sedangkan tahap terakhir, Kegiatan Pembelajaran Tingkat III siswa menemukan tantangan pembelajaran dengan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari. 2. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran model


(29)

Winda Marlina Juwita, 2013

(Kegiatan Pembelajaran Tingkat I) siswa mampu mengemukakan gagasan terhadap masalah erbuka yang diberikan guru, kemudian siswa menemukan hal-hal yang “baru’ dari pembelajaran matematika di tahap Kegiatan Pembelajaran II, kemudian siswa mampu menemukan dan menyelesaikan tantangan dalam pembelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran telah mencapai taraf yang baik, karena stimulus yang diberikan guru selama pembelajaran sebagian besar telah direspon dengan baik oleh siswa.

3. Kreativitas siswa disetiap siklus mengalami peningkatan. Baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Pada aspek kognitif, pencapaian rata-rata skor post-test siswa mencapai nilai 55 dengan persentase 43,75% siswa mencapai KKM, selanjutnya di siklus II rata-rata skor post-test siswa meningkat menjadi 62 dengan persentase 81,25% siswa mencapai KKM, dan pada siklus ke III skor rata-rata siswa mencapai nilai 80 dengan persentase ketuntasan 100%. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada aspek afektif di siklus pertama mencapai rata-rata 63%, lalu di siklus ke II 78% dan di siklus ke III 88%. Begitupun pada aspek psikomotor yang cukup mengalami peningkatan signifikan yaitu pencapaian rata-rata setiap aspek di siklus I mencapai 67%, di siklus ke II 80% dan siklus III 91%.


(30)

Winda Marlina Juwita, 2013

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diajukan, yaitu:

1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model Treffinger dapat dijadikan sebuah alternatif model yang digunakan dalam pembelajaran Matematika. Namun diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan skenario pembelajaran. Kegiatan tidak hanya terbatas pada percobaan saja, tapi jika memungkinkan siswa langsung mengamati peristiwa yang akrab dengan kesehariannya serta menerapkan konsep pembelajaran. 2. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran Matematika maupun pembelajaran lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, model Treffinger dapat digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan subjek yang lebih luas dan jenjang yang berbeda pula.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathani, Abdul. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Indien. (2012). Model-model Penelitian Kelas [Online]. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html [12 Mei 2013]

Mikarsa, Hera. (2009). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyasa. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. (2008). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia.

Munandar, Utami. (2009). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(32)

Yusri, Maria. (2012). Pembelajaran Kreatif [Online]. Tersedia: http://yusrinorbit.blogspot.com/2012/04/pembelajaran-kreatif.html [12 Mei 2013]


(1)

Tabel 3.2

Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah


(2)

118

Winda Marlina Juwita, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Cibodas 1 (Penelitian Tindakan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Cibodas “Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Cibodas” maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger mencakup pembuatan RPP yang diawali dengan pemilihan kompetensi dasar yang tepat untuk dikembangkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran dibuat dengan mengacu terhadap tahap-tahap model Treffinger yaitu Kegiatan Pembelajaran Tingkat I yang mencakup kegiatan warming up (pemasanan) untuk memberikan permasalahn terbuka kepada siswa. Lalu tahap selanjutnya Kegiatan Pembelajaran Tingkat II, siswa melakukan kegiatan sambil ber proses dalam mengungkapkan gagasan serta indikator kreatvitas lainnya. Sedangkan tahap terakhir, Kegiatan Pembelajaran Tingkat III siswa menemukan tantangan pembelajaran dengan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari. 2. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran model


(3)

(Kegiatan Pembelajaran Tingkat I) siswa mampu mengemukakan gagasan terhadap masalah erbuka yang diberikan guru, kemudian siswa menemukan hal-hal yang “baru’ dari pembelajaran matematika di tahap Kegiatan Pembelajaran II, kemudian siswa mampu menemukan dan menyelesaikan tantangan dalam pembelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran telah mencapai taraf yang baik, karena stimulus yang diberikan guru selama pembelajaran sebagian besar telah direspon dengan baik oleh siswa.

3. Kreativitas siswa disetiap siklus mengalami peningkatan. Baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Pada aspek kognitif, pencapaian rata-rata skor post-test siswa mencapai nilai 55 dengan persentase 43,75% siswa mencapai KKM, selanjutnya di siklus II rata-rata skor post-test siswa meningkat menjadi 62 dengan persentase 81,25% siswa mencapai KKM, dan pada siklus ke III skor rata-rata siswa mencapai nilai 80 dengan persentase ketuntasan 100%. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada aspek afektif di siklus pertama mencapai rata-rata 63%, lalu di siklus ke II 78% dan di siklus ke III 88%. Begitupun pada aspek psikomotor yang cukup mengalami peningkatan signifikan yaitu pencapaian rata-rata setiap aspek di siklus I mencapai 67%, di siklus ke II 80% dan siklus III 91%.


(4)

120

Winda Marlina Juwita, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Cibodas 1 (Penelitian Tindakan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diajukan, yaitu:

1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model Treffinger dapat dijadikan sebuah alternatif model yang digunakan dalam pembelajaran Matematika. Namun diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan skenario pembelajaran. Kegiatan tidak hanya terbatas pada percobaan saja, tapi jika memungkinkan siswa langsung mengamati peristiwa yang akrab dengan kesehariannya serta menerapkan konsep pembelajaran. 2. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran Matematika maupun pembelajaran lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, model Treffinger dapat digunakan dalam penelitian lainnya yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan subjek yang lebih luas dan jenjang yang berbeda pula.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathani, Abdul. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Indien. (2012). Model-model Penelitian Kelas [Online]. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html [12 Mei 2013]

Mikarsa, Hera. (2009). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyasa. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, Utami. (2008). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia.

Munandar, Utami. (2009). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(6)

Winda Marlina Juwita, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Cibodas 1 (Penelitian Tindakan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Cibodas 1 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Yusri, Maria. (2012). Pembelajaran Kreatif [Online]. Tersedia: http://yusrinorbit.blogspot.com/2012/04/pembelajaran-kreatif.html [12 Mei 2013]


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JEROLD E.KEMP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK OPERASI HITUNG DI KELAS IV SD SEMESTER GENAP SDN. 105287 TEMBUNG TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PENGERJAAN OPERASI HITUNG PECAHAN.

3 19 49

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN.

0 8 36

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB.

0 3 41

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 35

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING :Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cibeunying Kec. Lembang Kab. Bandung Barat Tahun Pelajaran 20

0 1 35

Penerapan Model Treffinger dengan Media Colorcard untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN PASIR Tesis

0 0 74

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED –LEARNING PADA MATERI PENGERJAAN HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 2 SANGGENG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 - Repository UNRAM

0 0 13