PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV-C di SDN 1 Utama Mandiri Kota Cimahi Semester II Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Ayu Pipit Fitriyani 0902901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV-C di SDN 1 Utama Mandiri Kota Cimahi Semester II Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Ayu Pipit Fitriyani

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ayu Pipit Fitriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


(4)

i

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh

Ayu Pipit Fitriyani 0902901

Abstract: Application Of Cooperative Learning Model In Content Operation Count Denomination To Improve Student Learning Outcomes. This classroom action research in an effort to improve the quality of learning to increase student activity and optimize student’s skills in performing fractional arithmetic operations through cooperative learning model stad in class IV-C SDN Utama Mandiri 1 Cimahi. The subjects were 1 teacher and 29 students. The results showed an increase in the student learning outcomes in the first cycle mastery of student learning outcomes at 65.52%, the second cycle has risen to 79.31%, and the third cycle again increased to reach 89.65%. The result is expected to be useful for teachers to expand their knowledge and insight in the development of science and solving real problems in the field.

Keywords: Cooperative Learning Type STAD, Operation Count Smithers

Abstrak: Penerapan Model Cooperative Learning Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan mengoptimalkan keterampilan siswa dalam melakukan operasi hitung pecahan melalui model pembelajaran cooperative learnimg tipe STAD di kelas IV-C SDN Utama Mandiri 1 Kota Cimahi. Subjek penelitian ini adalah 1 orang guru dan 29 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 65,52%, siklus II mengalami peningkatan yaitu menjadi 79,31%, dan siklus III mengalami peningkatan lagi mencapai 89,65%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam memperluas pengetahuan dan wawasan dalam rangka pengembangan ilmu dan memecahkan masalah nyata di lapangan.


(5)

V

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……...…… i

KATA PENGANTAR ……….……… ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………...……….. vii

DAFTAR GRAFIK ………...……. viii DAFTAR LAMPIRAN …..………....… ix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. LatarBelakangMasalah ……….. 1

B. Rumusan Masala ……….……. 3

C. HipotesisTindakan ……….. 4

D. BatasanMasalah ……….. 4

E. Tujuan ……….. 5

F. ManfaatPenelitian ………... 5

G. DefinisiOperasional ……… 7

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ... 9

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning... 9

B. Pecahan ... 25


(6)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Model Penelitian... 30

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian... 32

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

1

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang di masyarakat. Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang matematika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan berpikir rasional dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan kekritisan.

Matematika berhubungan dengan angka-angka yang sering sekali ditemukan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga matematika bukan hanya penguasaan berhitung saja tetapi juga merupakan suatu proses pemantapan logika berpikir yang rasional dan kritis. Soedjadi (1999: 7) mengungkapkan bahwa “Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu.” Hal itu mengarahkan kepada siswa agar dapatmenjadikanmatematikasebagaikebutuhan. Serta matematika berkaitan dengan pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.

Guru matematika akan mampu menggunakan matematika untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan apabila telah memahami dengan baik matematika yang akan digunakan sebagai wahana. Apabila pemahaman guru terhadap matematika kurang baik dapat dipastikan bahwa penggunaan matematika sebagai wahana pendidikan juga akan tidak berhasil seperti yang diharapkan.

Penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa pada mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar sangat membantu siswa dalam mengoptimalkan kemampuannya untuk jenjang selanjutnya. Beberapa keterampilan pada mata pelajaran matematika yang perlu dimiliki


(8)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswadiantaranya adalah keterampilan dalam menyelesaikan berbagai macam operasi hitung dan keterampilan dalam memecahkan masalah.

Hasil kajian observasi awal menunjukan bahwa pembelajaran matematika di kelas IV-C SDN Utama Mandiri 1 Kota Cimahi diperoleh gambaran bahwa pada tahun ajaran 2012/2013pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa di atas standar KKM yaitu sebanyak 63,33%. Hal ini dikarenakan umumnya pelajaran matematika hampir selalu disajikan secara konvensional dengan keterlibatan siswa yang sangat minim, kurang menarik minat siswa dan membosankan. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media pembelajaran matematika serta tidak terbiasa melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan diskusi pada pemecahan masalah. Dalam membahas materi matematika tidak terlihat adanya upaya guru untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu, guru harus mampu mengkonkretkan objek-objek matematika yang abstrak, sehingga pemahaman siswa lebih matang. Hal ini merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap guru matematika.

Seperti pada materi operasi hitung pecahan, sebagai pemula siswa yang duduk di kelas tinggi ini merasakan kesulitan untuk menyamakan penyebut yang berbeda, menyederhanakan pecahan yang kebanyakan hasil dari penyederhaan tersebut menjadi pecahan campuran. Hal ini dikhawatirkan siswa sangat sulit untuk menerima materi yang sama tentang operasi hitung pecahan di kelas yang selanjutnya. Karena materi pecahan selain diajarkan di kelas empat juga diajarkan di kelas lima secara lebih rinci.

Berdasarkan permasalahan di atas, menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pecahan masih rendah. Hal ini memerlukan upaya guru dalam proses pengajaran yang inovatif dengan menggunakan model, pendekatan, ataupun strategi yang memadai. Banyak sekali model pembelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran pecahan salah satunya adalah model pembelajaran cooperative learning.

Anita Lie (2000:28) mengemukakan “Cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu system pembelajaran yang member kesempatan pada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain dalam


(9)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tugas-tugas yang terstruktur. “ Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan di atas, model pembelajaran Cooperative Learning sangat cocok digunakan pada materi operasi hitung pecahan. Dikarenakan banyak siswa yang belum mengerti tentang materi pecahan, siswa akan mengalami peningkatan pemahaman tentang pecahan dengan diperlakukan belajar berkelompok yang saling membatu dan bertukar pikiran satu sama lainnya.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan mengoptimalkan keterampilan siswa dalam operasi hitung dan pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika. Salah satu alternatif model pembelajaran matematika yang diterapkan untuk meningkatkan siswa dalam menerapkan konsep adalah model pembelajaran cooperative learning. Karena model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam bertukar pikiran dengan kelompoknya serta menanamkan nilai moral yaitu bergotong royong.

Dengan demikian, sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan di kelas IV, peneliti melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV-C di SDN 1 Utama Mandiri Kota Cimahi)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model Cooperative Learningtipe STAD pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung pecahan di SDN Utama Mandiri 1 Kota Cimahi?


(10)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Agar penelitian ini dapat menjadi lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran sebelum melakukan pembelajaran operasi hitung pecahan melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD?

2. Bagaimanakah pelaksanaan dalam melakukan operasi hitung pecahan melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam melakukan operasi hitung pecahan setelah pembelajaran melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatef tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk meneliti melalui PTK.

Jika dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD di kelas IV-C SDN Utama Mandiri 1 Kota Cimahi, diharapkan nilai hasil belajar dapat meningkat.

D. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak terlampau meluas, maka penelitian dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian difokuskan pada siswa kelas IV-C SDN Utama Mandiri I Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

2. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah operasi hitung pecahan, yaitu tentang penjumlahan, pengurangan, dan pemecahan masalah dalam pecahan.

3. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung pecahan. Hasil belajar


(11)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dimaksud yaitu hasil belajar dalam ranah kognitif yaitu antara kemampuan pengetahuan hingga aplikasi.

4. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Division).

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telahdiuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah “peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada materi operasi hitung pecahan.

Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menerapkan model

pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung pecahan.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung pecahan.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung pecahan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis diantaranya:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mencari alternatif pembelajaran pecahan

b. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran pecahan.


(12)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Guru kelas maupun guru ahli matematika di SD dapat menggunakan model pembelajaran cooperative learning sebagai alternatif lain pada materi operasi hitung pecahan.

2. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi berbagai pihak, khususnya bagi para pihak yang terlibat langsung diantaranya:

a. Bagi guru

 Memiliki referensi strategi pengajaran dalam materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

b. Bagi siswa

 Meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

 Meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.

 Mengembangkan kekritisan berpikir siswa.

 Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pecahan.

 Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa.

 Siswa dapat menyelesaikan permasalahan pecahan dengan menggunakan berkelompok, bekerjasama, dan membantu sesama.

c. Bagi sekolah

Memiliki inisiatif untuk meng-upgrade pengetahuan tentang model-model pembelajaran dan pendekatan-pendekatan lainnya.

 Berkolaboratif dan bekerjasama antar guru agar selalu meningkatkan kreativitas dalam mengajar.

G. Definisi Operasional 1. HasilBelajar


(13)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Suprijono (dalam Isjoni, 2009: 6) mengemukakan:

“Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (penerapan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.”Agus Suprijono (dalam Cooperative Learning 2009: 6)

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007: 12) “Cooperative learning adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.”

3. Pecahan

Negoro danHarahap (Ensiklopedia Matematika, 1998: 248) mengemukakan bahwa “Pecahan adalah bilangan yang mengguanakan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan.”

4. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Soedjadi (2000: 37) mengemukakan:

“Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK. Hal tersebut menunjukkan bahwa matematika di sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu karena memiliki perbedaan penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakan.”

Pernyataan di atas mengarah bahwa matematika yang sudah ditetapkan di Sekolah Dasar adalah yang telah disesuaikan dengan pola pikir dan kemampuan mengabstrakkan yang konkrit. Namun matematika di Sekolah Dasar juga harus


(14)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetap dikembangkan mengikuti tekhnologi yang berkembang. Oleh karena itu, pendidikan matematika di SD sangat berperan penting dalam nilai-nilai kehidupan. Karena matematika merupakan suatu hal yang penting.

Losaries (dalam Soedjadi, 2000) menyatakan bahwa “Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat matamatika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang menetralisir perbedaan tersebut.”

H. Metode Penelitian

Menurut Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) mengungkapkan:

“Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berarti kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.”


(15)

29

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2005: 12) mengungkapkan:

Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berarti kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.” Ebbut (1985, dalam hopkins, 1993).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang akan melatih pelaksanaan praktek pembelajaran, serta menjadi professional dalam pengelolaannya.

Kemmis (dalam Wiriatmadja, 1983) mengemukakan bahwa:

“Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif ynag dilakukan seacara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.”

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu alternatif untuk para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuan, melatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model yang akan mengaktifkan guru dan siswa, mencoba melakukan penelitian untuk secara reflektif melakukan kritik terhadap kekurangan atau berusaha memperbaikinya agar pendidikan benar-benar dapat menjadi bidang profesi. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu gerakan sosial untuk perbaikan dan peningkatan kualifikasi guru, agar guru merasa percaya diri dalam menjalankan profesinya, dan dengan demikian mendapatkan kembali harga dirinya. Penelitian Tindakan Kelas dapat mengembalikan rasa percaya diri atau self confidence guru, dan dengan demikian mengembalikan harga diri atau self esteem, atau self respect guru.


(16)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan kelas. Karena penerapan hasil PTK bersifat langsung dan telah terancang (build-in), sangat memperhatikan eksistensi peserta didik dan tidak mempersyaratkan adanaya kemampuan metodologis yang rumit. Oleh karena itu peneliti melakukan PTK untuk memperbaiki proses dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dari pernyataan di atas, Sanjaya (2009: 28) mengemukakan: Terdapat beberapa hal yang perlu dicermati, yakni:

1) Penelitian kelas berangkat dari keingintahuan seseorang etntang sesuatu.

2) Kelas dalam penelitian ini diguanakan sebagai tempat uji penelitian. Artinya kelas di-setting untuk kepentingan pengembangan model sesuai dengan tujuan penelitian.

3) Guru berperan sebagai objek penelitian yang hanya mengimplementasikan rancangan yang telah disusun sepenuhnya oelh peneliti. Dalam penelitian kelas, guru tidak memiliki ruang yang cukup untuk merancang sendiri model pembelajaran.

4) Hasil penelitian hanya dapat memuaskan peneliti itu sendiri. Kadang-kadang guru tidak dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil penelitian.

B. Model Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model siklus. Artinya, peneliti melakukan beberapa siklus pada proses pembelajaran dan beberapa perbaikan dalam setiap siklusnya. Dimana pada setiap siklus terdapat 4 unsur kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

a. Perencanaan, yaitu kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai. b. Pelaksanaan tindakan, yaitu perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti

sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya.

c. Pengamatan (observasi), yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru.


(17)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menganalisis hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki.

Berdasarkan tahap-tahap yang telah diuraikan di atas, adapun model dan penjelasam untuk masing-masing tahap seperti yang dikemukakan oleh Arikunto 2007: 16) adalah tercantum pada gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Kesimpulan

Pelaksanaan

Siklus III

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Siklus II

Pengamatan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(18)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Utama Mandiri I yang berlokasi di Jalan Mahar Martanegara No.115 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian secara umumnya adalah siswa kelas IV-C tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK dilakukan dalam tiga siklus atau lebih. Apabila tiga siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah melalui observasi awal kemudian melakukan refleksi untuk melakukan cara dan tindakan pemecahan masalah yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari kegiatan pelaksanaan pada siklus pertama akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus kedua, dan begitu pula dengan siklus selanjutnya. Secara keseluruhan dalam setiap siklus terdapat empat tahap yang harus ditempuh, yaitu:

1. Perencanaan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai bilangan bulat, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu :


(19)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Utama Mandiri I.

b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis.

c. Merancang pembelajaran Matematika mengenai bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD. Sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru kelas. RPP tersebut disertai dengan LKS, yang berisi langkah-langkah, hasil pengamatan, dan kesimpulan.

d. Merancang alat-alat untuk percobaan dan media pembelajaran tentang bilangan bulat yang akan digunakan.

e. Memilih prosedur evaluasi penelitian.

Peneliti juga telah mempersiapkan catatan pribadi yang nanti saat pembelajaran berlangsung dapat penulis gunakan untuk mencatat hal-hal yang menarik dalam kegiatan pembelajaran, baik hal yang bersifat positif maupun hal yang bersifat negatif yang harus menjadi perbaikan bagi peneliti.Peneliti juga mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekurangan peneliti sebaga guru saat mengajar yang hasilnya kemudian akan di refleksikan bersama-sama.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan belajar mengajar pada mata pelajaran Matematika dilakukan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan. Guru melakukan proses kegiatan pembelajaran sebagaimana biasanya, sehingga tidak terkesan sedang melakukan penelitian. Dalam penelitian ini guru menggunakan metode PTK. Maka dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ada kolaboratif dan partisipatif antara guru yang melakukan proses pembelajaran dengan observer.

Semua proses pembelajaran tersusun di dalam persiapan mengajar dan lembar kerja siswa dengan alokasi waktu pada setiap pertemuan adalah 2x35 menit. Dimana guru memberikan tes untuk mengetahui


(20)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan jadwal penelitian Rencana Perlaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan di kegiatan sesuai dengan tahapan pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, meliputi 1) fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 2) fase 2, menyajikan/menyampaikan informasi, 3) fase 3, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, 4) fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar, 5) fase 5, evaluasi, dan 6) fase 6, memberikan penghargaan. Yakni sebagai berikut.

a. Siklus I

Kegiatan awal berupa mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis seperti berdoa, mengecek kehadiran siswa.

1. Fase 1: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Sebelm memulai pembelajaran guru menyampaikan agar siswa belajar dengan baik dan benar-benar memahami materi yang akan disampaikan beserta tujuannya. Dan memberikan motivasi terhadap siswa yang membangkitkan semangat belajar siswa. selain itu guru mengajak bernyanyi bersama

2. Fase 2: menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyampaikan sedikit gambaran tentang materi yang akan dipelajari dnegna memancing siswa terlebih dahulu dalam mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu dilanjutkan dengan demonstrasi atau peragaan media pada proses pembelajaran.

3. Fase 3: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Guru menyampaikan beberapa instruksi atau arahan untuk melakukan kerja kelompok.

4. Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajar

Pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru membimbing setiap kelompok. seperti mengecek keaktifan


(21)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu bertanya, dan lain-lain.

5. Fase 5: evaluasi

Setelah kegiatan diskusi kelompok dilakukan, setiap kelompok mempresentasikan hasil di depan kelas. Setelah itu dibahas bersama-sama dengan audience sehingga diperoleh hasil pada masing-masing kelompok.

6. Fase 6: memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok sesuai dengan nilai masing-masing kelompok tersebut. Penghargaan yang diberikan berupa „bintang-bintangan‟ atau mainan lainnya hasil karya guru.

Kegiatan akhir berupa penyimpulan bersama-sama, gambaran tentang materi untuk pertemuan selanjutnya, dan berdoa.

a. Siklus II

Kegiatan awal berupa mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis seperti berdoa, mengecek kehadiran siswa.

1. Fase 1: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Sebelm memulai pembelajaran guru menyampaikan agar siswa belajar dengan baik dan benar-benar memahami materi yang akan disampaikan beserta tujuannya. Dan memberikan motivasi terhadap siswa yang membangkitkan semangat belajar siswa. selain itu guru mengajak bernyanyi bersama

2. Fase 2: menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyampaikan sedikit gambaran tentang materi yang akan dipelajari dnegna memancing siswa terlebih dahulu dalam mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu dilanjutkan dengan demonstrasi atau peragaan media pada proses pembelajaran.

3. Fase 3: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar


(22)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyampaikan beberapa instruksi atau arahan untuk melakukan kerja kelompok.

4. Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajar

Pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru membimbing setiap kelompok. seperti mengecek keaktifan individu dalam kelompok, memberikan arahan apabila ada yang bertanya, dan lain-lain.

5. Fase 5: evaluasi

Setelah kegiatan diskusi kelompok dilakukan, setiap kelompok mempresentasikan hasil di depan kelas. Setelah itu dibahas bersama-sama dengan audience sehingga diperoleh hasil pada masing-masing kelompok.

6. Fase 6: memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok sesuai dengan nilai masing-masing kelompok tersebut. Penghargaan yang diberikan berupa „bintang-bintangan‟ atau mainan lainnya hasil karya guru.

kegiatan akhir berupa penyimpulan bersama-sama, gambaran tentang materi untuk pertemuan selanjutnya, dan berdoa.

a. Siklus III

Kegiatan awal berupa mempersiapkan siswa secara fisik maupun psikis seperti berdoa, mengecek kehadiran siswa.

1. Fase 1: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Sebelm memulai pembelajaran guru menyampaikan agar siswa belajar dengan baik dan benar-benar memahami materi yang akan disampaikan beserta tujuannya. Dan memberikan motivasi terhadap siswa yang membangkitkan semangat belajar siswa. selain itu guru mengajak bernyanyi bersama


(23)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipelajari dnegna memancing siswa terlebih dahulu dalam mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu dilanjutkan dengan demonstrasi atau peragaan media pada proses pembelajaran.

3. Fase 3: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Guru menyampaikan beberapa instruksi atau arahan untuk melakukan kerja kelompok.

4. Fase 4: membimbing kelompok bekerja dan belajar

Pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru membimbing setiap kelompok. seperti mengecek keaktifan individu dalam kelompok, memberikan arahan apabila ada yang bertanya, dan lain-lain.

5. Fase 5: evaluasi

Setelah kegiatan diskusi kelompok dilakukan, setiap kelompok mempresentasikan hasil di depan kelas. Setelah itu dibahas bersama-sama dengan audience sehingga diperoleh hasil pada masing-masing kelompok.

6. Fase 6: memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok sesuai dengan nilai masing-masing kelompok tersebut. Penghargaan yang diberikan berupa „bintang-bintangan‟ atau mainan lainnya hasil karya guru.

Kegiatan akhir berupa penyimpulan bersama-sama dan berdoa.

3. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.


(24)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melakukan proses pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh observer yang tujuannya untuk membantu melaksanakan pengamatan (observasi) proses kegiatan pembelajaran mengajar Matematika yang dilakukan oleh guru. Sasaran pengamatan ini adalah proses pembelajaran, aktifitas peserta didik, serta hambatan yang terjadi yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.

Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh observer untuk melakukan pengamatan sebagai acuan, disediakan lembar observasi dengan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Mengkaji dan menelaah kegiatan yang relevan dengan mata pelajaran. b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menggunakan metode yang sesuai. d. Menggunakan alat peraga.

e. Memberikan motivasi. f. Melaksanakan pos test.

g. Memberikan penilaian di akhir pembelajaran.

h. Hasil evaluasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus kesatu akan dijadikan bahan acuan dalam siklus berikutnya.

4. Refleksi

Guru beserta observer mendiskusikan hasil dari pemantauan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasar dari instrumen pengamatan. Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran siklus pertama akan dijadikan acuan guru dalam melakukan siklus berikutnya, dan kekurangan yang masih terdapat dalam pembelajaran akan didiskusikan bersama cara penyelesaiannya. Sehingga guru dapat menentukan perbaikan pembelajaran sebagai bahan menyusun tindakan pada siklus kedua.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Instrumen Tes


(25)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006). Adapun alat yang digunakan dalam tes ini terdiri dari:

1) Soal uraian yang diberikan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar.

2) Lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok.

2. Instrumen non Tes

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen (Arikunto, 2006). Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar yang dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. adapun format lembar observasi aktivitas guru dan siswa terlampir.

b. Lembar penilaian afektiif

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen (Arikunto, 2006). Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar yang dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. adapun format lembar observasi aktivitas guru dan siswa terlampir.

c. Dokumentasi

Hasil dari dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung berupa foto-foto atau gambar, sehingga proses pembelajaran terlihat jelas. Adapun hasil-hasil dokumentasi terlampir.


(26)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Tes

Lembar tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa secara kognitif dan mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan pada setiap siklusnya dan merupakan data pokok dari hasil penelitian.

b. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Observasi dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan observer untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa yang dimulai dari kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Sedangkan perilaku siswa akan terobservasi dalam kegiatan pembelajaran Matematika di kelas IV. Kegiatan observasi ini akan dilakukan dalam setiap siklus pembelajaran.

c. Lembar penilaian afektif

Penilaian afektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek sikap. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan lembar penilaian afektif yang berisi pernyataan mengenai aspek yang akan dinilai beserta poin penilaiannya, antara lain dari 0 sampai 3.

d. Angket

Dalam penelitian ini, angket dipilih untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran Matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

Dari beberapa data yang telah dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data, maka data tersebut diolah sehingga menjadi data sebenarnya dengan pengolahan melalui analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan pendekatan konstruktivisme pada setiap siklusnya. Bentuk soal yang diberikan kepada siswa adalah soal uraian dengan terlebih dahulu menentukan jawaban standar dan skor pada setiap soal. Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang terdapat di sekolah, yaitu 70. Siswa yang memperoleh nilai diatas 70 dinyatakan lulus. Kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar jika 100% hasil belajar siswa melebihi batas KKM dan rata-rata kelas mencapai 80% yang telah ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dan dihitung melalui penyekoran dan menilai setiap siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas.

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah:

Keterangan:

= jumlah seluruh nilai siswa N = Banyak siswa

(Sumber: Sudjana, 2009:109)

Setelah mengetahui nilai rata-rata kelas, di akhir dihitung selisih nilai rata-rata kelas pada siklus pertama, kedua dan ketiga untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian mencari ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

Untuk menghitung ketuntasan belajar:

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar Siswa (%)

= Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. n = Jumlah siswa


(28)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Presentasi Kategori

0-30% Sangat Rendah

31-54% Rendah

55-74% Normal

75-89% Tinggi

90-100% Sangat Tinggi

(Sumber: Arikunto, 2009)

b. Pengolahan Data Hasil Observasi

Dalam lembar observasi yang digunakan, peneliti menggunakan kriteria (Ya) atau (Tidak). Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data terebut yaitu dengan :

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada

format observasi.

2) Jawaban yang telah terkumpul kemudian dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

Kegiatan guru dan siswa =

x 100%

c. Pengolahan Data Ranah Afektif

Pengolahan ranah afektif dihitung presentasinya dengan menggunakan rumus:

Presentase Aspek =

x 100%

Untuk menginterpretasikan hasil perhitungan diatas sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Afektif

Presentasi Kategori


(29)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

40-59% Cukup

10-39% Rendah

0-19% Sangat Rendah


(30)

68

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari siklus I sampai siklus III dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD di kelas IV-C SDN Utama Mandiri 1 Kota Cinmahi dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sebelum dilakukannya tindakan model pembelajarn Cooperative Learning, peneliti melakukan perencanaan seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam perencanaan, penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai bilangan bulat, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IVC SD Negeri Utama Mandiri I.

b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis.

c. Merancang pembelajaran Matematika mengenai bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD. Sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru kelas. RPP tersebut disertai dengan LKS, yang berisi langkah-langkah, hasil pengamatan, dan kesimpulan.


(31)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Merancang alat-alat untuk percobaan dan media pembelajaran tentang bilangan bulat yang akan digunakan.

e. Memilih prosedur evaluasi penelitian.

Peneliti juga telah mempersiapkan catatan pribadi yang nanti saat pembelajaran berlangsung dapat penulis gunakan untuk mencatat hal-hal yang menarik dalam kegiatan pembelajaran, baik hal-hal yang bersifat positif maupun hal yang bersifat negatif yang harus menjadi perbaikan bagi peneliti.Peneliti juga mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekurangan peneliti sebaga guru saat mengajar yang hasilnya kemudian akan di refleksikan bersama-sama.

2. Pada pelaksanaan tindakan ini, secara keseluruhan mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. dari segi keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, pada siklus I masih terjadi beberapa kelompok yang pengerjaannya didominasi oleh salah seorang yang dianggap ‘pintar’ di kelas, dari segi keberanian menyampaikan pendapat masih ada beberapa siswa yang kurang serius, dari segi menejemen waktu guru belum cukup mampu untuk memanfaatkan dengan baik. sedangkan pada siklus II, siswa mulai bekerja sama pada kegiatan diskusi kelompok dan tidak lagi didominasi oleh satu orang saja, kemudian siswa mulai serius dalam mengikuti pembelajaran tetapi tetap menyenangkan. dan guru semakin baik dalam mengelola menejemen waktu dengan mengurangi waktu kepada anak-anak ketika diskusi kelompok berlangsung. dan pada siklus terakhir yaitu siklus III, secara keseluruhan jauh lebih baik dari pada siklus-siklus yang sebelumnya. hal ini bias terjadi karena setiap selesai melakukan tindakan, guru melakukan refleksi dengan observer dan memperbaikinya.

3. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan, peneliti selalu melakukan refleksi terhadap observer dan melakukan perbaikan di setiap tahapan penelitian seperti


(32)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada tahap perencanaan yang sangat berpengaruh besar terhadap pelaksanaan tindakan siklus dan hasil belajar maka pencapaian ketuntasan hasil belajar di setiap pelaksanaan tindakan siklus mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu pada siklus I terdapat 19 orang siswa (65,52%), siklus II 23 orang siswa (79,31%), dan siklus III 26 orang siswa mencapai ketuntasan (89,65%).

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Menerapkan salah satu alternatif bekerjasama dalam kelompok sehingga proses pembelajaran berjalan dengan waktu yang efisien, salah satunya menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

b. Sebaiknya guru memahami benar proses atau tahapan dalam model membelajaran Cooperative Learning tipe STAD agar dapat mengarahkan siswa pada langkah-langkah atau fase dalam model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD sehingga berjalan dengan baik.

2. Bagi siswa

a. Saat belajar harus memperhatikan intruksi dari guru agar apa yang diinginkan guru dapat dilaksankan dengan baik.

b. Siswa harus mampu berkolaborasi dalam kegiatan berdiskusi sehingga terjadinya pertukaran pikiran yang akan berpengaruh besar terhadap kemampuan berpikir dan sosial, sehingga pada saat tes yang dikerjakan secara individu mampu mempertanggungjawabkannya.


(33)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Bagi sekolah

a. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga harus memberi dukungan moril maupun materil kepada guru yang mempunyai gagasan yang inovatif dalam pembelajaran agar tercipta kegiatan KBM yang baik.

4. Bagi peneliti

a. Perlu ketelitian lagi dan perencanaan sebelum melaksanakan penelitian, salah satunya dalam mengatur waktu dan mengelola kelas. Sehingga pada saat pelaksanaan penelitian


(34)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-CAR) dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Khafid, M. & Suyati. 2007. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Kusumaningrum, Tanti. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Konsep Pecahan di Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi PGSD: Bandung: UPI.

Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Negoro, ST. dan Harahap, B. 1998. Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


(35)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sujana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Posdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(1)

68

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari siklus I sampai siklus III dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD di kelas IV-C SDN Utama Mandiri 1 Kota Cinmahi dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sebelum dilakukannya tindakan model pembelajarn Cooperative Learning, peneliti melakukan perencanaan seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam perencanaan, penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai bilangan bulat, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD, adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IVC SD Negeri Utama Mandiri I.

b. Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis.

c. Merancang pembelajaran Matematika mengenai bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD. Sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru kelas. RPP tersebut disertai dengan LKS, yang berisi langkah-langkah, hasil pengamatan, dan kesimpulan.


(2)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Merancang alat-alat untuk percobaan dan media pembelajaran tentang bilangan bulat yang akan digunakan.

e. Memilih prosedur evaluasi penelitian.

Peneliti juga telah mempersiapkan catatan pribadi yang nanti saat pembelajaran berlangsung dapat penulis gunakan untuk mencatat hal-hal yang menarik dalam kegiatan pembelajaran, baik hal-hal yang bersifat positif maupun hal yang bersifat negatif yang harus menjadi perbaikan bagi peneliti.Peneliti juga mempersiapkan rekan observer yang bertugas untuk membantu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran, mencatat kelebihan dan kekurangan peneliti sebaga guru saat mengajar yang hasilnya kemudian akan di refleksikan bersama-sama.

2. Pada pelaksanaan tindakan ini, secara keseluruhan mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. dari segi keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, pada siklus I masih terjadi beberapa kelompok yang

pengerjaannya didominasi oleh salah seorang yang dianggap ‘pintar’ di

kelas, dari segi keberanian menyampaikan pendapat masih ada beberapa siswa yang kurang serius, dari segi menejemen waktu guru belum cukup mampu untuk memanfaatkan dengan baik. sedangkan pada siklus II, siswa mulai bekerja sama pada kegiatan diskusi kelompok dan tidak lagi didominasi oleh satu orang saja, kemudian siswa mulai serius dalam mengikuti pembelajaran tetapi tetap menyenangkan. dan guru semakin baik dalam mengelola menejemen waktu dengan mengurangi waktu kepada anak-anak ketika diskusi kelompok berlangsung. dan pada siklus terakhir yaitu siklus III, secara keseluruhan jauh lebih baik dari pada siklus-siklus yang sebelumnya. hal ini bias terjadi karena setiap selesai melakukan tindakan, guru melakukan refleksi dengan observer dan memperbaikinya.

3. Setelah dilakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan, peneliti selalu melakukan refleksi terhadap observer dan melakukan perbaikan di setiap tahapan penelitian seperti


(3)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada tahap perencanaan yang sangat berpengaruh besar terhadap pelaksanaan tindakan siklus dan hasil belajar maka pencapaian ketuntasan hasil belajar di setiap pelaksanaan tindakan siklus mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu pada siklus I terdapat 19 orang siswa (65,52%), siklus II 23 orang siswa (79,31%), dan siklus III 26 orang siswa mencapai ketuntasan (89,65%).

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Menerapkan salah satu alternatif bekerjasama dalam kelompok sehingga proses pembelajaran berjalan dengan waktu yang efisien, salah satunya menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.

b. Sebaiknya guru memahami benar proses atau tahapan dalam model membelajaran Cooperative Learning tipe STAD agar dapat mengarahkan siswa pada langkah-langkah atau fase dalam model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD sehingga berjalan dengan baik.

2. Bagi siswa

a. Saat belajar harus memperhatikan intruksi dari guru agar apa yang diinginkan guru dapat dilaksankan dengan baik.

b. Siswa harus mampu berkolaborasi dalam kegiatan berdiskusi sehingga terjadinya pertukaran pikiran yang akan berpengaruh besar terhadap kemampuan berpikir dan sosial, sehingga pada saat tes yang dikerjakan secara individu mampu mempertanggungjawabkannya.


(4)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Bagi sekolah

a. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga harus memberi dukungan moril maupun materil kepada guru yang mempunyai gagasan yang inovatif dalam pembelajaran agar tercipta kegiatan KBM yang baik.

4. Bagi peneliti

a. Perlu ketelitian lagi dan perencanaan sebelum melaksanakan penelitian, salah satunya dalam mengatur waktu dan mengelola kelas. Sehingga pada saat pelaksanaan penelitian


(5)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-CAR) dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Khafid, M. & Suyati. 2007. Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Kusumaningrum, Tanti. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Konsep Pecahan di Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi PGSD: Bandung: UPI.

Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Negoro, ST. dan Harahap, B. 1998. Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Ayu Pipit Fitriyani, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sujana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Posdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT.

0 2 34

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DISKUSI SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.

0 4 36

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN.

0 8 36

PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

2 8 7

PENERAPAN METODE IMPROVING LEARNING MELALUI TEKNIK INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN PECAHAN.

0 1 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 1 CIBODAS.

0 0 32

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 2 33

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 30

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 25

Penerapan Model Treffinger dengan Media Colorcard untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan

0 0 6