EFEKTIVITAS TEKNIK LET’S TELL A STORY DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar bahasa merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan pembelajaran, mengingat bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Selain bahasa Inggris, bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, peserta didik dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak (Hören), keterampilan membaca (Lesen), keterampilan menulis (Schreiben), dan keterampilan berbicara (Sprechen).

Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara (Sprechen) merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dikuasai oleh peserta didik. Dengan berbicara, peserta didik dapat mengungkapkan ide, gagasan, pendapat dan perasaan yang dimilikinya. Pembelajaran berbicara bahasa Jerman juga mengarahkan peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar dalam bahasa asing. Namun, berdasarkan pengalaman mengajar selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan juga tanya-jawab dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta didik masih jauh dari yang diharapkan.

Peserta didik sering mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide atau gagasan di depan kelas, misalnya pada saat mengungkapkan suatu hal, mengajukan pertanyaan, mengomentari penampilan teman atau menyanggah suatu argumen. Meskipun peserta didik telah memiliki kemampuan berbicara, namun tetap saja mereka kaku dan terbata-bata saat berbicara.


(2)

Banyak faktor yang diduga menyebabkan peserta didik menjadi terbatas keberaniannya dalam berbicara, salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan peserta didik untuk berbicara di depan umum, yakni adanya kesulitan dalam menentukan bahan pembicaraan sehingga mereka merasa bingung dengan topik yang harus dibicarakan. Selain itu juga rasa malu dan takut salah mengucapkan kata terkadang dialami para peserta didik yang menyebabkan mereka tidak mengucapkan apapun serta memilih untuk berdiam diri atau menonton rekannya.

Kesulitan berbicara bahasa Jerman juga diduga disebabkan oleh kurangnya pembinaan kemampuan berbicara di dalam kelas, kurangnya penguatan kepercayaan diri peserta didik dalam berbicara bahasa Jerman serta kurangnya kesempatan yang disediakan untuk peserta didik aktif berbicara bahasa Jerman. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, seorang pengajar sebaiknya memiliki cara alternatif yang dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif dan kreatif serta berpusat pada peserta didik. Dalam hal ini penggunaan teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai diasumsikan dapat membantu meningkatkan minat peserta didik dalam proses belajar. Melalui penggunaan teknik pembelajaran, diharapkan kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar para peserta didik dapat lebih meningkat.

Berbagai penelitian untuk meningkatkan keterampilan berbicara telah dilakukan, salah satunya oleh Sari Chorry pada tahun 2010 dengan judul penelitian “Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Teknik Let’s Tell A Story Pada Siswa Kelas X SMAN 4 Cimahi“. Penelitian ini membuktikan bahwa teknik tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengujicobakan teknik tersebut, untuk membuktikan apakah teknik Let’s Tell A


(3)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan – permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

a. Apakah kurangnya kepercayaan diri peserta didik sebagai penyebab sulitnya berbicara dalam bahasa Jerman?

b. Apakah kurangnya penguasaan kosakata bahasa Jerman menyulitkan peserta didik untuk berbicara dalam bahasa Jerman?

c. Apakah kesulitan peserta didik dalam berbicara dalam bahasa Jerman disebabkan kurangnya minat dalam pembelajaran berbicara?

d. Apakah kesulitan peserta didik dalam berbicara disebabkan karena penggunaan teknik pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik? e. Apakah teknik pembelajaran Let’s Tell A Story dapat meningkatkan keterampilan

berbicara dalam bahasa Jerman para peserta didik?

C. Batasan Masalah

Dilihat dari permasalahan di atas, masalah yang diteliti hanya mencakup penggunaan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story untuk meningkatkan keaktifan

peserta didik dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kemampuan berbicara peserta didik sebelum penerapan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story ?


(4)

b. Bagaimana kemampuan berbicara peserta didik sesudah penerapan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story ?

c. Apakah teknik pembelajaran Let’s Tell A Story efektif dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jerman?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah :

a. Mengetahui kemampuan berbicara peserta didik sebelum penerapan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story.

b. Mengetahui kemampuan berbicara peserta didik sesudah penerapan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story.

c. Mengetahui efektivitas teknik Let’s Tell A Story dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam ilmu kebahasaan, khususnya dalam peningkatan kualitas pembelajaran berbicara dengan teknik bercerita atau Let’s Tell A Story, serta bermanfaat sebagai salah satu referensi bagi para pengajar bahasa Jerman dalam mengembangkan pembelajaran berbicara.


(5)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penggunaan teknik pembelajaran yang aktif dan inovatif sehingga para pendidik dapat memberikan materi yang lengkap dan menarik dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dapat pula memberikan alternatif teknik pembelajaran yang memperkaya pengetahuan dan kemampuan para pengajar, khususnya pengajar bahasa Jerman. Serta diharapkan meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan berbicara mereka.


(6)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu) dengan satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding. Penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengetahui efektivitas teknik Let’s Tell A Story dalam pembelajaran berbicara di satu kelas atau dengan kata lain untuk mengetahui akibat dari sebuah perlakuan. Sugiyono (2008:108) menggunakan istilah Pre-Experimental Design untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok pembanding.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest one

group design. Dengan kata lain, sebelum penerapan teknik Let’s Tell A Story dalam pembelajaran keterampilan berbicara, dilakukan pretest atau tes awal. Setelah diberikan perlakuan selanjutnya diadakan posttest atau tes akhir untuk melihat kemajuan hasil belajar peserta didik. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

O1

X

O2

Keterangan:

O1 : uji awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 : uji akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X : perlakuan pada peserta didik, yaitu pembelajaran menggunakan teknik Let’s Tell


(7)

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel utama, yaitu:

a. Variabel bebas (x) adalah penggunaan teknik pembelajaran Let’s Tell A Story. b. Variabel terikat (y) adalah kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XII

IPA A SMA Angkasa Bandung.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung tahun ajaran 2012-2013. Sedangkan sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA A yang berjumlah 30 orang. Pemilihan sampel peserta didik SMA Angkasa Bandung kelas XII dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa SMA Angkasa kelas XII sudah mempelajari dasar-dasar kompetensi berbicara bahasa Jerman di kelas XI.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Angkasa Lanud Husein S. Bandung b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013, pengambilan data dilakukan pada bulan September tahun 2012.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa instrumen tes keterampilan berbicara bahasa Jerman. Tes diberikan sebanyak dua kali kepada peserta didik. Tes awal atau pretest diberikan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta


(8)

didik sebelum pembelajaran menggunakan teknik Let’s Tell A Story. Kemudian tes akhir atau posttest diberikan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta didik setelah pembelajaran dengan teknik Let’s Tell A Story.

Pretest dan Posstest terdiri dari satu tema yang sama. Tes yang diberikan

merujuk pada “Goethe Zertifikat – Fit in Deutsch A1“. Bentuk tes yang dipilih sebagai instrumen penelitian ini hanya Teil 1 dan Teil 2 karena disesuaikan dengan kemampuan peserta didik kelas tiga semester satu SMA Angkasa Bandung. Teil 3 tidak ikut disertakan karena kemampuan peserta didik yang belum dapat melakukan dialog dalam bentuk permintaan dan pemberian tanggapan.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Berikut uraian rinci mengenai prosedur penelitian ini:

a. Persiapan

1. Membuat proposal penelitian,

2. Mengadakan observasi pendahuluan ke sekolah yang akan diteliti untuk memperoleh informasi tentang permasalahan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman,

3. Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Angkasa Bandung,

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta mendiskusikannya dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman di sekolah tersebut,

5. Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman di sekolah tersebut.

b. Pelaksanaan


(9)

2. Melaksanakan treatment (perlakuan) kepada peserta didik berupa pembelajaran dengan teknik Let’s Tell A Story selama 2 x 40 menit sebanyak 3

kali pertemuan. Materi yang digunakan adalah bercerita dengan tema

“Familie“, “Beruf“ dan “Hobby“,

3. Melakukan posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik setelah diberikan perlakuan.

c. Pelaporan

1. Memeriksa data yang diperoleh,

2. Menganalisis, mengolah dan menguji data hasil penelitian dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas serta perhitungan melalui uji-t, 3. Menarik kesimpulan.

G. Hipotesis Statistik

H0: μ SsP = μ SbP

Ha : μ SsP > μ SbP

Keterangan:

μ SsP: Hasil belajar sesudah diberi perlakuan (treatment) atau nilai tes akhir (posttest)

μ SbP: Hasil belajar sebelum diberi perlakuan (treatment) atau nilai tes awal (pretest) H0 : Tidak terdapat peningkatan pada keterampilan berbicara setelah diterapkan teknik

Let’s Tell A Story

Ha : Terdapat peningkatan pada keterampilan berbicara setelah diterapkan teknik Let’s


(10)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai efektivitas teknik Let’s Tell A Story dalam pembelajaran berbicara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada saat pretest, dari nilai maksimal 12, nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh peserta didik adalah 7,5 dan nilai terendah adalah 1,5 dengan nilai rata-rata sebesar 3,85. Hal ini menunjukkan kemampuan peserta didik berbicara dalam bahasa Jerman termasuk kedalam kategori kurang. (lihat lampiran 9)

2. Pada saat posttest nilai tertinggi yang dicapai peserta didik meningkat menjadi 12 dan nilai terendah adalah 3 dari nilai maksimal 12, serta diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,75 yang menunjukkan bahwa kemampuan berbicara dalam bahasa Jerman peserta didik termasuk kedalam kategori cukup setelah diberikan perlakuan sebanyak 3 kali. (lihat lampiran 9)

3. Berdasarkan selisih hasil rata-rata pretest dan posttest diperoleh Gain sebesar 93. Selain itu, dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung > ttabel (11,92 > 2,04).

Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik Let’s Tell A


(11)

B. Saran

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman yang lebih maksimal, diperlukan usaha yang lebih tepat. Berikut adalah saran yang penulis paparkan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu:

1. Dalam pembelajaran berbicara sebaiknya digunakan metode atau teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berbicara. Teknik Let’s Tell A Story dapat dijadikan alternatif dalam

pembelajaran berbicara di sekolah karena teknik ini dapat memotivasi peserta didik untuk lebih banyak berbicara dengan cara bercerita.

2. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, penulis menyarankan sebaiknya teknik Let’s Tell A Story digunakan di dalam kelompok

belajar yang lebih kecil, sehingga fokus para peserta didik dapat diatur dengan lebih baik.

3. Bagi peneliti lain yang akan mengkaji bidang yang sama, disarankan untuk menggunakan tes dengan tingkat yang lebih tinggi seperti A2, B1 atau B2, sehingga hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.


(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

ABSTRAKT …... ABSTRAKSI ... UCAPAN TERIMAKASIH ...

DAFTAR ISI ……… DAFTAR TABEL ……… DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………

B. Identifikasi Masalah ………...

C. Batasan Masalah ………...

D. Rumusan Masalah ………..

E. Tujuan Penelitian ………

F. Manfaat Penelitian ………..

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Berbicara (Sprechen)

a. Pengertian Berbicara ………

b. Tujuan Pengajaran Keterampilan Berbicara ………. c. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ... d. Penilaian Keterampilan Berbicara ... B. Teknik Pembelajaran

a. Pengertian Teknik Pembelajaran ... b. Bercerita sebagai Salah Satu Bentuk Teknik Pembelajaran

Keterampilan Berbicara ………

c. Teknik Let’s Tell A Story ……….. C. Kerangka Berpikir ... D. Hipotesis ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i ii iii iv vi viii ix 1 3 4 4 5 5 7 9 14 20 23 25 27 30 31


(13)

A. Metode Penelitian ... B. Variabel Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Tempat dan Waktu Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ... G. Hipotesis Statistik ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data …………...…...……….

B. Analisis Data ……….

a. Uji Normalitas Data X ……….

b. Uji Normalitas Data Y ……….

c. Uji Homogenitas Data X dan Y ……….. d. Uji Signifikasi Data X dan Y ………..

C. Pengujian Hipotesis ………...

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 32 33 33 33 34 34 36 37 37 38 38 38 39 39 40 43 44 45 47


(1)

didik sebelum pembelajaran menggunakan teknik Let’s Tell A Story. Kemudian tes akhir atau posttest diberikan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta didik setelah pembelajaran dengan teknik Let’s Tell A Story.

Pretest dan Posstest terdiri dari satu tema yang sama. Tes yang diberikan

merujuk pada “Goethe Zertifikat – Fit in Deutsch A1“. Bentuk tes yang dipilih sebagai instrumen penelitian ini hanya Teil 1 dan Teil 2 karena disesuaikan dengan kemampuan peserta didik kelas tiga semester satu SMA Angkasa Bandung. Teil 3 tidak ikut disertakan karena kemampuan peserta didik yang belum dapat melakukan dialog dalam bentuk permintaan dan pemberian tanggapan.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Berikut uraian rinci mengenai prosedur penelitian ini:

a. Persiapan

1. Membuat proposal penelitian,

2. Mengadakan observasi pendahuluan ke sekolah yang akan diteliti untuk memperoleh informasi tentang permasalahan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman,

3. Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Angkasa Bandung,

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta mendiskusikannya dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman di sekolah tersebut,


(2)

2. Melaksanakan treatment (perlakuan) kepada peserta didik berupa pembelajaran dengan teknik Let’s Tell A Story selama 2 x 40 menit sebanyak 3

kali pertemuan. Materi yang digunakan adalah bercerita dengan tema

“Familie“, “Beruf“ dan “Hobby“,

3. Melakukan posttest untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik setelah diberikan perlakuan.

c. Pelaporan

1. Memeriksa data yang diperoleh,

2. Menganalisis, mengolah dan menguji data hasil penelitian dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas serta perhitungan melalui uji-t, 3. Menarik kesimpulan.

G. Hipotesis Statistik H0: μ SsP = μ SbP Ha : μ SsP > μ SbP Keterangan:

μ SsP: Hasil belajar sesudah diberi perlakuan (treatment) atau nilai tes akhir (posttest)

μ SbP: Hasil belajar sebelum diberi perlakuan (treatment) atau nilai tes awal (pretest) H0 : Tidak terdapat peningkatan pada keterampilan berbicara setelah diterapkan teknik

Let’s Tell A Story

Ha : Terdapat peningkatan pada keterampilan berbicara setelah diterapkan teknik Let’s


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai efektivitas teknik Let’s Tell A Story dalam pembelajaran berbicara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada saat pretest, dari nilai maksimal 12, nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh peserta didik adalah 7,5 dan nilai terendah adalah 1,5 dengan nilai rata-rata sebesar 3,85. Hal ini menunjukkan kemampuan peserta didik berbicara dalam bahasa Jerman termasuk kedalam kategori kurang. (lihat lampiran 9)

2. Pada saat posttest nilai tertinggi yang dicapai peserta didik meningkat menjadi 12 dan nilai terendah adalah 3 dari nilai maksimal 12, serta diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,75 yang menunjukkan bahwa kemampuan berbicara dalam bahasa Jerman peserta didik termasuk kedalam kategori cukup setelah diberikan perlakuan sebanyak 3 kali. (lihat lampiran 9)

3. Berdasarkan selisih hasil rata-rata pretest dan posttest diperoleh Gain sebesar 93. Selain itu, dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung > ttabel (11,92 > 2,04). Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik Let’s Tell A


(4)

B. Saran

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman yang lebih maksimal, diperlukan usaha yang lebih tepat. Berikut adalah saran yang penulis paparkan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu:

1. Dalam pembelajaran berbicara sebaiknya digunakan metode atau teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berbicara. Teknik Let’s Tell A Story dapat dijadikan alternatif dalam

pembelajaran berbicara di sekolah karena teknik ini dapat memotivasi peserta didik untuk lebih banyak berbicara dengan cara bercerita.

2. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, penulis menyarankan sebaiknya teknik Let’s Tell A Story digunakan di dalam kelompok

belajar yang lebih kecil, sehingga fokus para peserta didik dapat diatur dengan lebih baik.

3. Bagi peneliti lain yang akan mengkaji bidang yang sama, disarankan untuk menggunakan tes dengan tingkat yang lebih tinggi seperti A2, B1 atau B2, sehingga hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ABSTRAKT …... ABSTRAKSI ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ……… DAFTAR TABEL ……… DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………

B. Identifikasi Masalah ………...

C. Batasan Masalah ………...

D. Rumusan Masalah ………..

E. Tujuan Penelitian ………

F. Manfaat Penelitian ………..

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Berbicara (Sprechen)

a. Pengertian Berbicara ………

b. Tujuan Pengajaran Keterampilan Berbicara ……….

c. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ... d. Penilaian Keterampilan Berbicara ... B. Teknik Pembelajaran

a. Pengertian Teknik Pembelajaran ... b. Bercerita sebagai Salah Satu Bentuk Teknik Pembelajaran

eterampilan Berbicara ……… i ii iii iv vi viii ix 1 3 4 4 5 5 7 9 14 20 23


(6)

A. Metode Penelitian ... B. Variabel Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Tempat dan Waktu Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ... G. Hipotesis Statistik ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data …………...…...……….

B. Analisis Data ……….

a. Uji Normalitas Data X ……….

b. Uji Normalitas Data Y ……….

c. Uji Homogenitas Data X dan Y ………..

d. Uji Signifikasi Data X dan Y ………..

C. Pengujian Hipotesis ………...

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

32 33 33 33 34 34 36

37 37 38 38 38 39 39 40

43 44 45 47