IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN” (Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan).

IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU
MENYEJ AHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN
“GRINDULU MAPAN”
(Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan
Kabupaten Pacitan)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :
WAHYUDI MUHAMMAD ABDAR
NPM : 0841010022

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJ AHTERAKAN
MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN”
(Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamaatan Pacitan
Kabupaten Pacitan)
Oleh :
WAHYUDI MUHAMMAD ABDAR
NPM. 0841010022
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 12 Desember 2012
Pembimbing

Tim Penguji :
1. Ketua

Dra. Sri Wibawani, M.Si

NIP : 196704061994032001

DR. Lukman Arif, M.Si
NIP. 196411021994031001
2. Sekretaris

Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001
3. Anggota

Dr s. Ananta Pratama, M.Si
NIP. 196004131990031001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983022001

iii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJ AHTERAKAN
MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN”
(Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan
Kabupaten Pacitan)

Nama Mahasiswa : Wahyudi Muhammad Abdar
NPM

: 0841010022

Program Studi

: Ilmu Administrasi Negara

Fakultas


: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah direvisi dan disahkan
Pada Tanggal : 20 Desember 2012

Mengetahui / Menyetujui,

Dosen Penguji I

DR. Lukman Arif, M. Si
NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji II

Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dosen Penguji III

Dr s. Ananta Pratama, M.Si
NIP. 196004131990031001

HALAMAN PERSETUJ UAN MENGIKUTI UJ IAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJ AHTERAKAN
MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN”
(Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan
Kabupaten Pacitan)

Disusun Oleh :

Wahyudi Muhammad Abdar
NPM. 0841010022

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing

Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi
NIP. 195507181983022001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

berkat, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
dengan judul Implementasi Ger akan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat
Pacitan “Gr indulu Mapan” (Studi Kasus “Gr indulu Mapan” Kebutuhan Ber as
di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan)
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum Program
Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Sri
Wibawani, M.si sebagai dosen pembimbing. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
penyusunan skripsi ini diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. DR. Lukman Arif, MSi, Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Budiono selaku penanggung jawab pelaksana program Grindulu Mapan
4. Orang tua saya yang memberikan doa dan kasih sayang selalu.

v


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga dengan skripsi penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
khususnya bagi penulis dan bagi fakultas pada umumnya serta para pembaca.

Surabaya, 20 Desember 2012

Penulis

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

Halaman J udul.........................................................................................................

i

Halaman Per setujuan..............................................................................................

ii

Halaman Pengesahan..............................................................................................

iii

Halaman Revisi........................................................................................................

iv

Kata Pengantar........................................................................................................


v

Daftar Isi...................................................................................................................

ix

Daftar Tabel.............................................................................................................

xii

Daftar Gambar.........................................................................................................

xiii

Abstraksi...................................................................................................................

xiv

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................


1

A. Latar Belakang.........................................................................................

1

B. Perumusan Masalah..................................................................................

9

C. Tujuan Penelitian......................................................................................

9

D. Manfaat Penelitian...................................................................................

9

BAB II. TINJ AUAN PUSTAKA............................................................................

11

A. Penelitian Terdahulu...............................................................................

11

B. Landasan Teori........................................................................................

13

1. Konsep Kebijakan Publik...................................................................

13

a. Ciri-ciri Kebijakan Publik..............................................................

16

b. Tujuan Kebijakan...........................................................................

17

2. Konsep Implementasi Kebijakan........................................................

17

a. Pengertian Implementasi Kebijakan...............................................

17

b. Tahap-tahap Implementasi Kebijakan............................................

19

c. Aktor-aktor Implementasi Kebijakan.............................................

21

d. Unsur-unsur Implementasi Kebijakan............................................

22

e. Model Implementasi Kebijakan Michael Lipsky...........................

24

3. Konsep Dasar Kemiskinan..................................................................

28

a. Pengertian Kemiskinan...................................................................

29

b. Indikator Kemiskinan.....................................................................

31

c. Penyebab Kemiskinan....................................................................

32

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

d. Bentuk – bentuk Kemiskinan.........................................................

35

4. Penanggulangan Kemiskinan..............................................................

36

5. Kesejahteraan Masyarakat..................................................................

36

a. Definisi Kesejahteraan....................................................................

36

b. Kriteria Kesejahteraan....................................................................

37

c. Tujuan Kesejahteraan Sosial..........................................................

40

d. Indikator Kesejahteraan..................................................................

41

e. Peran Negara Dalam Kesejahteraan Sosial ...................................

41

6. Makna dan Slogan Gerakan Terpadu Menyejahterakan
Masyarakat Pacitan............................................................................

44

C. Kerangka Berfikir...................................................................................

47

BAB III. Metode Penelitian.....................................................................................

49

A. Jenis Penelitian.....................................................................................

49

B. Lokasi Penelitian..................................................................................

50

C. Fokus Penelitian....................................................................................

50

D. Sumber Data.........................................................................................

52

E. Pengumpulan Data................................................................................

53

F. Analisis Data.........................................................................................

55

G. Keabsahan Data....................................................................................

56

BAB IV. Hasil dan Pembahasan.............................................................................

59

A. Diskripsi Tempat Penelitian.................................................................

59

1. Gambaran Umum Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan..............

59

2. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Pacitan.................

60

a. Visi Kecamatan Pacitan...............................................................

60

b. Misi Kecamatan Pacitan..............................................................

62

c. Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Pacitan..............................

63

3. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Pacitan....................................

67

4. Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Pacitan........................

68

5. Karekteristik Pegawai.......................................................................

76

6. Progarm Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat
Pacitan “Grindulu Mapan” Pemberian Beras Gratis Kepada
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)..........................................

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

79

B. Hasil Penelitian.....................................................................................

80

C. Pembahasan..........................................................................................

93

BAB V. Kesimpulan dan Saran..............................................................................

102

A. Kesimpulan...........................................................................................................

102

B. Saran......................................................................................................................

103

Daftar Pustaka
Lampiran

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
WAHYUDI MUHAMMAD ABDAR, IMPLEMENTASI GERAKAN
TERPADU
MENYEJ AHTERAKAN
MASYARAKAT
PACITAN
“GRINDULU MAPAN” (STUDI KASUS “GRINDULU MAPAN”
KEBUTUHAN BERAS DI KECAMATAN PACITAN KABUPATEN
PACITAN)
Di lihat dari tingkat kesejahteraan sosial Kabupaten Pacitan, tengah
menghadapi persoalan yang cukup kompleks. berkenaan dengan kemiskinan atau
penyandang masalah kesejahteraan sosial.Upaya untuk mengatasi masalah ini
dengan cara melaksanakan Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat
Pacitan “Grindulu Mapan”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan
pelaksanaan Program Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan
“Grindulu Mapan” (studi kasus “Grindulu Mapan” kebutuhan beras di Kecamatan
Pacitan, Kabupaten Pacitan.)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
deskriptif kualitatif. Fokus penelian ini adalah 1. Kesesuaian data penerima beras
gratis sesuai dengan data rumah tangga sangat miskin Grindulu Mapan kebutuhan
Beras sesuai dengan data yang di keluarkan Pemda Kab. Pacitan. 2. Kesesuaian
jumlah beras gratis Grindulu Mapan yang diterima RTSM, 3. Kelayakan beras
Grindulu Mapan untuk dikonsumsi, 4. Kesesuaian waktu pemberian beras gratis
Grindulu Mapan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
dokumentasi dan wawancara. Analisa data dalam penelitian ini dengan
menggunakan model interaktif. Keabsahan data pada penelitian ini meliputi
credibility (derajat kepercayaan); transfer ability (keteralihan); dependability
(ketergantungan); confrimability (kepastian).
Hasil dari penelitian ini adalah 1.Jumlah data penerima beras gratis program
Grindulu Mapan telah sesuai dengan jumlah RTSM yang ditetapkan yaitu 267
RTSM. 2. Jumlah beras gratis yang diterima dalam program Grindulu Mapan
telah sesuai dengan ketentuan dengan yang ditetapkan yaitu 15kg/RTSM/bulan
atau ketentuan. 3.Kelayakan beras Grindulu Mapan untuk dikonsumsi oleh warga
sudah sesuai kelayakan untuk dikonsumsi. 4.Kesesuaian waktu pembagian beras
gratis program Grindulu Mapan belum konsisten dalam pelaksanaanya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1.Kesesuaian data penerima beras
gratis sesuai dengan data RTSM penerima beras gratis “Grindulu Mapan” yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan adalah 267 RTSM, sesuai dengan
yang di usulkan, sesuai yang tetapkan Serta yang membutuhkan. 2.Kesesuaian
jumlah beras gratis Grindulu Mapan yang diterima RTSM berdasarkan data dari
Pemerintah Kabupaten Pacitan yakni 15kg/RTSM telah sesuai. 3.Kelayakan beras
Grindulu Mapan untuk dikonsumsi oleh RTSM yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pacitan sudah sesuai kelayakan untuk di konsumsi. Sehingga
masyarakat bisa mendapatkan asupan energi untuk menjalankan aktifitas seharihari. 4.Kesesuaian waktu pemberian beras gratis Grindulu Mapan yang
ketentunnya adalah 15kg/RTSM/bulan belum sesuai atau belum konsisten dalam
pemberian.
Kata kunci : Implementasi Kebijakan,Kesejahteraan masyarakat,Grindulu Mapan

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universal Declaration of Human Righ (1948) menyatakan bahwa pangan
adalah salah satu hak azasi manusia. Indonesia termasuk negara yang
menandatangani Rome Declaration on World Food Security and World Food
Summit 1996 tentang hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup dan
perlunya aksi bersama untuk mengurangi kelaparan. Millennium Development
Goal (MDGs) juga menegaskan bahwa pada tahun 2015 setiap negara termasuk
Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai
separuhnya. Di Indonesia, 95% dari jumlah penduduk mengkonsumsi beras
sebagai pangan utamanya. Dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia
dan rata-rata konsumsi beras yang tinggi mencapai 139,42kg/jiwa/tahun (BPS,
2009) maka Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia.
Instabilitas perberasan nasional akan mengakibatkan gejolak dalam bebagai
aspek kehidupan baik sosial, politik, dan ekonomi. Oleh karena itu Pemerintah
Indonesia memberikan perhatian besar untuk menjaga stabilitas perberasan
nasional.
Krisis ekonomi pada tahun 1997 telah mempunyai pengaruh besar
terhadap peningkatan angka kemiskinan ini. Salah satu dampak yang dirasakan
oleh masyarakat, adalah naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok. Kondisi
ini menyebabkan rendahnya kemampuan masyarakat miskin untuk memenuhi
kebutuhan dasar, dalam hal ini pangan. Sementara itu, produksi pangan tidak
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

banyak mengalami perubahan dari kondisi swasembada beras yang telah
dicapai pada era Orde Baru, meskipun ongkos produksi beras juga ikut naik
(Daniel Dalle Sulekale, 2003). Hak atas pangan seharusnya mendapat perhatian
yang sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain.
Kelaparan dan kekurangan pangan merupakan bentuk terburuk dari kemiskinan
yang dihadapi rakyat. Oleh sebab itu usaha pengembangan ketahanan pangan
tidak dapat dipisahkan dari usaha penanggulangan masalah kemiskinan.
Persoalan kemiskinan merupakan permasalahan yang sering terjadi pada
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Setiap negara mempunyai
pandangan maupun persepsi berbeda dalam hal bentuk tolak ukur kemiskinan
maupun ukuran kemiskinan. Artinya, pengkategorian kemiskinan antara suatu
negara dengan negara yang lain bisa berbeda.
Dalam tataran ukuran, menurut persepsi beberapa pakar, kemiskinan
adalah bentuk kehidupan yang berada di bawah standar atau tingkat
kesejahteraan. Menurut Sajogyo (1987), kemiskinan adalah suatu tingkat
kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimun yang
ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan, yang membuat orang cukup
bekerja dan hidup sehat berdasarkan kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
Sedangkan kemiskinan menurut Perbup Pacitan Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan “Grindulu Mapan”
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu memenuhi hak-hak dasar antara
lain kebutuhan pangan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan kesehatan
sesuai standar minimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Menurut pandangan sejarah ekonomi, kemiskinan disebabkan oleh
eksploitasi dan akibat imprealisme kolonial. Berdasarkan analisis hubungan
sentral dengan periferi, terdapat adanya pola hubungan imperialistik yang
asimetris yang terus menerus antara “pusat kekuasaan” dengan “periferi”, maka
terjadilah ketimpangan penguasaan sumber-sumber yang di-“ideologikan”
lewat pe-manfaatan komparatif (the law comparative advantage).
Hubungan imperialistic terjadi juga antara kelompok kecil masyarakat
yang berada di pusat kekuasaan dengan masyarakat yang berada di pinggiran.
Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa orang miskin terjadi karena
eksploitasi ( they are poor because they are exploited) oleh suatu struktur lewat
mekanisme interaksi vertikal maupun interaksi struktur feodal. (Sumber
kutipan : Mashoed Dr.Msi, 2004, Pemberdayaan Masyarakat Miskin :
Membuka Kawasan Terisolasi, Surabaya : Papyrus. Hal 69).
Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan secara
terpadu dan simultan oleh pemerintah bersama masyarakat, melalui 3 (tiga)
kluster, yakni : program bantuan dan perlindungan sosial berbasis keluarga,
dimana

progam

raskin

termasuk

di

dalamnya,

kemudian

program

pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan Usaha mikro dan kecil, hal ini
juga telah ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang
percepatan penanggulangan kemiskinan. Melalui program tersebut, pemerintah
mentargetkan angka kemiskinan akan menurun seberas 7,5 % pada tahun 2015.
Sejalan dengan keberhasilan program penanggulangan kemiskinan, maka
berimplikasikan terhadap jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

(RTS-PM) Program Raskin akan semakin menurun pada tahun yang akan
datang.
Pemerintah berupaya mengedepankan peran partisipasi masyarakat
dengan mengacu pada teori Bottom-Up. Dalam hal ini pemerintah berharap
pada masyarakat dapat terpacu untuk bisa menembus perangkap kemiskinan
yang melekat pada dirinya sehingga dapat mengurangi jumlah masyarakat
miskin. Salah satunya adalah dengan dicanangkannya Program Raskin.
Program Raskin (Pogram Beras untuk Keluarga Miskin) adalah sebuah
program pemerintah. Program ini dilaksanakan dibawah tanggung jawab
Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB (Surat
Keputusan Bersama) Mentri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum
Bulog Nomor : 25 tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003, yang melibatkan
instansi terkait, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Program Raskin pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Program
Operasi Pasar Khusus (OPK). Sejak krisis pangan tahun 1998, Pemerintah
konsisten memberikan perhatian yang besar terhadap pemenuhan hak pangan
masyarakat melalui Operasi Pasar Khusus (OPK). Berbeda dengan pemberian
subsidi pangan sebelumnya, OPK memberikan subsidi beras secara targetted
kepada rumah tangga miskin dan rawan pangan. Pada tahun 2002 nama OPK
diubah menjadi Program Beras untuk Keluarga Miskin (Program Raskin) yang
bertujuan untuk lebih mempertajam sasaran penerima manfaat. Seluruh
Kementrian/Lembaga (K/L) terkait baik dipusat maupun di daerah mengambil
bagian tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan program ini, sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dengan tugas, pokok dan fungsinnya masing-masing. Pemerintah Pusat
berperan dalam membuat kebijakan program, sedangkan pelaksanaannya
sangat bergantung pada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, Pemerintah
daerah sangat penting dalam peningkatan efektifitas program Raskin.
Berdasarkan UU No. 10 tahun 2010 tentang APBN 2011, ditetapkan
subsidi pangan (Raskin 2011) dengan sasaran meliputi 17,48 juta Rumah
Tangga Sasaran (RTS) dan alokasi 15kg/RTS/bulan selama 12 bulan dengan
harga tebus Rp 1.600/kg di Titik distribusi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 terdapat 31,02 juta
orang miskin (13,33%) sedangkan pada tahun 2011 terjadi sedikit penurunan
yakni terdapat 30,01 juta orang miskin (15,72%), Kelompok masyarakat ini
memiliki kemampuan paling lemah dalam mengakses kebutuhan pangan,
sekalipun produksi beras nasional surplus. Pemerintah memberikan bantuan
subsidi beras melalui Program raskin tidak hanya terhadap masyarakat sangat
miskin dan miskin, akan tetapi juga masyarakat yang hampir miskin.
Di lihat dari tingkat kesejahteraan sosial Kabupaten Pacitan, tengah
menghadapi persoalan yang cukup kompleks. berkenaan dengan kemiskinan
atau penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Kabupaten Pacitan sendiri merupakan Kabupaten dengan UMK (Upah
Minimum Kabupaten/Kota) terendah di Jawa Timur yaitu Rp 750.000,- setelah
Kabupaten Ponorogo (Rp 745.000,-) hal tersebut sangatlah berpengaruh
terhadap masyarakat dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari guna terciptanya
suatu bentuk kesejahteraan sosial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan.
Berdasar Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, tercatat
sebanyak 44.059 RTM, namun tahun ini meningkat menjadi 48.619 RTM. Data
terbaru RTM di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sasaran berdasar PPLS tahun
2011 tersebut selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan programprogram perlindungan sosial, baik oleh lembaga pusat maupun daerah, salah
satunya adalah program beras untuk warga miskin (raskin) dari pusat yang
selama ini sudah berjalan.
Pemerintah Kabupaten Pacitan telah meluncurkan program perlindungan
sosial sejenis, diberi nama Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat
Pacitan atau disingkat “Grindulu Mapan”, sebagaimana yang telah di jelaskan
pada Peraturan Bupati Pacitan nomor 14 tahun 2012 tentang Gerakan Terpadu
Menyejahterakan Pacitan “Grindulu Mapan”.
Program Grindulu Mapan merupakan pengembangan dari program
Raskin yang sudah ada akan tetapi untuk rumah tangga sasaran diutamakan
yang sangat miskin. Rumah tangga dimaksud benar-benar yang tidak berdaya
secara ekonomi, meski hanya sekedar menebus jatah beras miskin bersubsidi
sebesar Rp.1.600 dari Rp.6.600/kg dari pemerintah mereka tidak mampu,
dalam hal ini masyarakat yang menerima bantuan ini adalah kelompok
masyarakat yang berumur diatas 60 (enam puluh) tahun, dengan demikian
dapat di katakan bahwa rendahnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pangan bukan disebabkan oleh merosotnya produksi pangan, namun
lebih disebabkan oleh rendahnya daya beli mereka. Untuk itu Pemkab Pacitan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

telah mengalokasikan anggaran dari APBD sebesar Rp. 900 juta lebih guna
memberikan subsidi terhadap kebutuhan masyarakat sangat miskin tersebut.
Sesuai hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS 2011 yang
dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Pacitan, jumlah rumah tangga miskin
mencapai 48.619 RTM, naik dibanding hasil pendataan PPLS 2008 yang hanya
44.059 RTM. Database terpadu inilah yang selanjutnya digunakan sebagai
tolak ukur untuk menyusun program-program penanggulangan kemiskinan di
Pacitan yaitu Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan
“Grindulu Mapan” yang salah satu terobosannya adalah memberikan beras
miskin gratis kepada rumah tangga yang sangat miskin, yang dimana sedang
diimplementasikan pada saat ini, sedangkan terobosan lain dari Gerakan
Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan “Grindulu Mapan” yaitu bedah
rumah untuk keluarga miskin dan pemberian alat-alat produksi kepada
masyarakat masih belum dilaksanakan oleh Pemkab Pacitan.
Adanya Program Grindulu Mapan ini dimaksudkan untuk membantu
masyarakat sangat miskin yang benar-benar tidak berdaya secara ekonomi,
dalam hal ini adalah terpenuhnya kebutuhan dasar rumah tangga sangat miskin
(RTSM) yaitu dalam bentuk beras dan meningkatkan keberdayaan RTSM
sehingga mampu memobilisasi potensi sosial yang dimiliki, mampu menolong
dirinya sendiri, dan mampu menentukan nasipnya sendiri. Fakta tersebut masih
banyak dijumpai, tidak hanya di kawasan pelosok tetapi juga pada Kecamatan
Pacitan dalam hal ini sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pacitan.
Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga ini bertujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan
perbaikan kualitas hidup bagi masyarakat sangat miskin yang tidak produktif.
Agar program ini lebih tepat sasaran Pemda bahkan membentuk sebuah
tim khusus yang bertugas untuk melakukan validasi dan penyaluran program,
tim tersebut dipimpin langsung oleh Bupati dengan beranggotakan pejabat
sektoral, camat hingga kepala desa sebagai pemangku wilayah serta melibatkan
LSM sehingga diharapkan pendataan bisa lebih akurat. Jumlah rumah tangga
sangat miskin di Pacitan yang berhak mendapatkan Subsidi dari program
Grindulu Mapan sebanyak 6.936 RTSM dan masih akan terus divalidasi
kembali dengan mengacu pada hasil PPLS 2011. Guna menentukan keluarga
sasaran telah diterbitkan Peraturan Bupati Pacitan nomor 13 tahun 2011
tentang indikator keluarga miskin di Pacitan. Dalam peraturan tersebut telah
ditentukan keluarga miskin yang berhak mendapatkan bantuan yang ditentukan
dalam 14 Variabel. (http://www.pacitankab.go.id)
Kecamatan Pacitan tercatat 267 Kepala Keluarga yang terdaftar sebagai
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) penerima beras gratis yang disalurkan
pemerintah Kabupaten Pacitan melalui program Grindulu Mapan. Untuk itu
diperlukan terimplementasinya program beras gratis tersebut secara baik guna
membantu kehidupan masyarakat sangat miskin di Kecamatan Pacitan.
(sumber : Pemkab Pacitan)
Desentralisasi implementasi kebijakan menuntut adanya diskresi, yaitu
ruang gerak pada individu pelaksana (implementor) di lapangan untuk memilih
tindakan sendiri yang otonom dalam batas kewenangannya apabila menghadapi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

situasi khusus, misalnya apabila kebijakan tidak mengatur atau tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan, karena kebijakan adalah mati dan masyarakat
adalah hidup, sehingga dibutuhkan penyesuaian implementasi kebijakan di
lapangan.
Bertitik tolak dengan uraian diatas, maka penulis mengajukan judul
penelitian

yaitu

:

MENYEJ AHTERAKAN

IMPLEMENTASI
MASYARAKAT

GERAKAN
PACITAN

TERPADU
“GRINDULU

MAPAN” (Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Program Gerakan Terpadu Menyejahterakan
Masyarakat Pacitan “Grindulu Mapan” (Studi Kasus “Grindulu Mapan”
Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan)

C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan Implementasi Program Gerakan Terpadu
Menyejahterakan Masyarakat Pacitan “Grindulu Mapan” (Studi Kasus
“Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras Kemiskinan di Kecamatan Pacitan
Kabupaten Pacitan)
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat memberi gambaran tentang Implementasi Program
Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan “Grindulu Mapan”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

(Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan
Kabupaten Pacitan).
2. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk pemerintah dalam
pelaksanaan penanggulanagn kemiskinan khusunya Pemerintah Kabupaten
Pacitan.
3. Bagi almamater dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk kajian
masalah kemiskinan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Kajian empirik maupun teoritik penanggulangan kemiskinan telah banyak
dilakukan. Dari beberapa hasil penelitian telah banyak diungkapkan mengenai
usaha-usaha penanggulangan kemiskinan di Indonesia serta penelitian yang
menganalisis implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan
adalah sebagai berikut:
1. Dariawan lenna (2002) dari jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya dalam skripsinya yang
berjudul : “Program Pemenuhan Kebutuhan Pangan Bagi Warga Miskin” (
Studi Implementasi Program Raskin Kecamatan Sawahan Dan Kecamatan
Tambaksari Surabaya).
Penelian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program raskin
dan faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap implementasi program raskin.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Lokasi yang ditetapkan adalah wilayah surabaya dengan mengambil sampel
dari wilayah sawahandan tambaksari surabaya dengan pertimbangan wilayah
tersebut menjadi wilayah mendapat subsidi raskin terbesar. Sedangkan untuk
pengumpulan data diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara dan
dokumentasi.

11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Hasil penelitian menunjukan bahwa sejauh ini implementasi program
raskin di Surabaya khususnya di kecamatan sawahan dan tambaksari masih
dinilai belum maksimal dan tingkat keberhasilan sekitar 70% - 80% karena
masih banyak kekurangan diantaranya di tingkat soaialisasinya karena hanya
dilakukan sekali, persiapan data masih jauh dari keadaan.
2. Rt. Nina Maryana, jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang dalam skripsinya berjudul :
Implementasi Program Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Kabayan
Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang tahun 2010.
Beras Miskin (Raskin) adalah Program Pemerintah untuk membantu
masyarakat yang miskin dan rawan pangan agar mereka mendapat beras murah
untuk kebutuhan rumah tangganya. Namun pada saat implementasi kebijakan
tersebut tidak dapat berjalan seperti apa yang diharapkan, dikarenakan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya implementasi tersebut.
Yaitu faktor ekonomi masyarakat RTS-PM di Kelurahan Kabayan Kecamatan
Pandeglang Kabupaten Pandeglang masih rendah. Sistem kolektif yang belum
maksimal, pembentukan tim yang belum berkompeten belum bekerja sesuai
harapan, kesadaran RTS-PM untuk membayar Raskin masih rendah, biaya
operasional Raskin belum maksimal, masih ditemukannya beras dengan
kualitas rendah. Sumber daya aparatur masih rendah, lemah dalam
melaksanakan fungsi kontrol terhadap Pelaksanaan Program Raskin di wilayah
Kelurahan Kabayan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Program Raskin di Kelurahan Kabayan pada tahun 2010. Apa saja faktor
pendukung

dan

faktor

penghambat

Implementasi

tersebut

sehingga

pembayaran Raskin di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2010 terlambat. Penelitian ini didasarkan pada teori
Merilee S Grindle, dimana menurut Grindle dalam teori Implementasinya
bahwa untuk mengukur keberhasilan implementasi harus dilihat dari
prosesnya, dimana teori ini akan melihat dan menelaah bagaimana Proses
Implementasi Beras Miskin di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang
Kabupaten Pandeglang tahun 2010.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Pendekatan Kualitatif. Instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri. Teknik
pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Adapun hasil dalam penelitian ini berdasarkan wawancara
dengan Informan Penelitian Program Raskin di Kelurahan Kabayan Kecamatan
Pandeglang Kabupaten Pandeglang Implementasi tersebut tidak sesuai dengan
tujuan, dan belum berjalan dengan baik sesuai dengan harapan apa yang
diharapkan.
B. Landasan Teori
1. Konsep Kebijakan Publik
Pengertian tentang kebijakan publik dalam beberapa literatur sangatlah
beragam. Namun secara umum kebijakan publik dapat dikatakan merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

rumusan keputusan pemerintah yang menjadi pedoman tingkah laku guna
mengatasi masalah publik yang mempunyai tujuan, rencana dan program yang
akan dilaksanakan secara jelas.
Salah satu definisi mengenai kebijakan publik diberikan oleh Robert
Eyestone dalam Budi Winarno (2007:17) bahwa kebijakan publik dapat
didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya.
Konsep yang ditawarkan Eyestone ini mengandung pengertian yang sangat
luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat
mencakup banyak hal. Batasan lain tentang kebijakan publik diberikan oleh
Thomas R. Dye dalam buku yang sama mengatakan bahwa kebijakan publik
adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak
dilakukan.
Menurut Charles O. Jones, istilah kebijakan tidak hanya digunakan dalam
praktik sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau
keputusan yang sangat berbeda.
Pengertian lain yang dikemukakan oleh Carl Friedrich dalam Winarno
(2007:17) mengatakan bahwa :
Kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan
hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan
untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau
merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.
Adanya beberapa konsep kebijkan tersebut menunjukkan bahwa unsur
tujuan, sasaran dan cara-cara bagaimana tujuan itu harus dicapai merupakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

unsur pokok yang harus ditetapkan oleh pejabat pemerintah dalam membuat
keputusan.
Menurut Thomas R. Dye dan James Anderson dalam leo Agustino
(2008:4) ada tiga alasan yang melatar belakangi mengapa kebijakan publik
perlu untuk dipelajari. Pertama, pertimbangan atau alasan ilmiah (scientific
reason), kedua, pertimbangan atau alasan profesional (professional reasons).
Ketiga, pertimbangan atau alasan politis (political reasons).
Menurut Anderson, implikasi dan dari pengertian kebijakan publik
tersebut adalah :
1) Bahwa kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan
tindakan yang berorientasi pada tujuan.
2) Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan
pejabat-pejabat pemerintah
3) Bahwa kebijakan itu adalah apa yang benar-benar dilakukan pemerintah,
jadi bukan merupakan apa yang dilakukan pemerintah bermaksud akan
melakukan sesuatu atau menyatakan melakukan sesuatu.
4) Bahwa kebijakan itu bsa bersifat positif dalam arti merupakan beberapa
bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat
negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu.
5) Bahwa kebijakan pemerintah dalam arti yang positif didasarkan atau
dilandaskan pada peraturan perundang-undangan adn bersifat memaksa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dari pengertian kebijakan publik

yang

diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa :
1) Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan
pemerintah
2) Kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu itu
mempunyai tujuan tertentu.
3) Kebijakan publik ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
a. Ciri-Ciri Kebijakan Publik
Anderson dalam Zainal Abidin (2002:41) mengemukakan beberapa
ciri dari kebijakan publik, sebagai berikut :
1. Setiap kebijakan mesti ada tujuannya. Artinya, pembuatan kebijakan
tidak boleh sekedar asal buat atau karena kebetulan ada kesempatan
membuatnya.
2. Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain,
tetapi berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam masyarakat, dan
berorientasi pada pelaksanaan, interpretasi dan penegakan hukum.
3. Kebijakan adalah apa yang dilakukan pemerintah, bukan apa yang ingin
atau diniatkan akan dilakukan pemerintah.
4. Kebijakan dapat berbentuk negatif atau melarang dan juga dapat berupa
pengarahan untuk dapat melaksanakan atau menganjurkan.
5. Kebijakan di dasarkan pada hukum, karena itu memiliki kewenangan
untuk masyarakat mematuhinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

b. Tujuan Kebijakan
Fungsi utama dari negara adalah mewujudkan, menjalankan dan
melaksanakan kebijaksanaan bagi seluruh masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan tujuan-tujuan penting kebijakan pemerintah pada umumnya, yaitu :
a. Memelihara ketertiban umum (negara sebagai stabilisator)
b. Memajukan perkembangan dari masyarakat dalam berbagai hal (negara
sebagai stimulator)
c. Memadukan berbagai aktifitas (negara sebagai koordinator)
d. Menunjuk dan membagi benda material dan non material (negara sebagai
distributor)
2. Konsep Implementasi Kebijakan
a. Pengertian Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas,
merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan undangundang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksana
undang-undang dimana sebagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik
bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya meraih
tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.
Implementasi dari sisi lain merupakan fenomena yang kompleks yang
mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output)
maupun sebagai suatu dampak (outcome). Misalnya, implementasi yang
dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau serangkaian keputusan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

tindakan yang ditujukan agar keputusan-keputusan yang diterima oleh
lembaga legislatif bisa dijalankan. Implementasi juga bisa diartikan dalam
konteks keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah direncanakan
mendapat dukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja bagi suatu
program.
Akhirnya, pada tingkat abstraksi yang paling tinggi, dampak
implementasi mempunyai makna telah ada perubahan yang bisa diukur
dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program. Sekalipun
implementasi merupakan fenomena kompleks, konsep itu bisa dipahami
sebagai suatu proses, suatu keluaran, dan suatu dampak. Implementasi juga
melibatkan sejumlah aktor, organisasi, dan teknik-teknik pengendalian.
Adapun pengertian dari implementasi kebijakan menurut Van Meter
dan Van

Horn

(1975)

dalam

buku

Ismail

Nawawi

(2009:131)

mendefinisikan.
Implementasi kebijakan, merupakan tindakan yang dilakukan baik
oleh individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah
atau swasta yang diarahkan untuk tercapainya tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan.
Dalam kamus Webster, merumuskan secara pendek bahwa to
implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for
carrying out; (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give
practical effect to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Selanjutnya Mazmanian dan Sabatier dalam Solichin Abdul Wahab,
(1997:65) menjelaskan lebih lanjut tentang konsep implementasi kebijakan
sebagai berikut :
Memahami apa yang senya tanya terjadi sesudah program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan fokus perhatian implementasi kebijakan, yaitu
kejadian-kejadian atau kegiatan yang timbul setelah disahkannya pedomanpedoman kebijakan negara, yaitu mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikan maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata
pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
Menjelaskan makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa
memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi
kebijakan yakni, kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul
sesudah disahkan pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang mencakup
usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan
akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
b. Tahap-tahap Implementasikan kebijakan
Untuk mengefektifitas implementasikan kebijakan yang ditetapkan,
maka diperlukan adanya tahap-tahap implementasi kebijakan.
M. Irfan Islamy (1997, 102-106) membagi tahap implementasi dalam
dua bentuk, yaitu :
a) Bersifat self-executing, yang berarti bahwa dengan dirumuskannya dan
disahkanya

suatu

kebijakan

maka

kebijakan

tersebut

akan

terimplementasikan dengan sendirinya, misalnya pengakuan suatu negara
terhadap kedaulatan negara lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

b) Bersifat non self-executing, yang berarti bahwa suatu kebijakan publik
perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak supaya tujuan
pembuatan kebijakan tercapai.
Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn dalam Solichin
Abdaul Wahab mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai
berikut
Tahap I : Terdiri atas kegiatan-kegiatan :
a) Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara
jelas.
b) Menentukan standar pelaksanaan
c) Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu palaksanaan.
Tahap II : Merupakan pelaksanaan program dengan mendayagunakan
struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta metode.
Tahap III : Merupakan kegiatan-kegiatan :
a) Menentukan jadwal
b) Melakukan pemantauan
c) Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau pelanggaran
dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.
Jadi

implementasi

kebijakan

akan

selalu

berkaitan

dengan

perencanaan penetapan waktu dan pengawasan, sedangkan Mazmanian dan
Sabatier dalam Solichin Abdul Wahab, mempelajari kebijakan berarti
berusaha untuk memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

program diberlakukan atau dirumuskan. Yakni peristiwa-peristwa dan
kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan baik
yang menyangkut uasaha-usaha untuk mengadministrasi maupun untuk
memberikan dampak tertentu pada masyarakat. Hal ini tidak saja
mempengaruhi perilaku lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas
sasaran (target grup) tetapi juga memperhatikan berbagai kekuatan politik,
ekonomi, sosial yang berpengaruh pada implementasi kebijakan negara.
c. Aktor-aktor Implementasi Kebijakan
Dalam tahapan implementasi, terdapat berbagai aktor yang terlibat.
Mereka bisa berasal dari kalangan pemerintah maupun masyarakat, dan
diidentifikasi berasal dari kalangan birokrasi, legislatif, lembaga peradilan,
kelompok-kelompok penekan, dan organisasi-organisasi komunitas.
1) Birokrasi, pada umumnya birokrasi dipandang sebagai agen administrasi
yang paling bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan.
2) Badan legislatif, juga dapat terlibat dalam implementasi kebijakan ketika
mereka ikut menentukan berbagai peraturanyang spesifik dan mendetail.
3) Lembaga peradilan, dapat terlibat dalam implementasi kebijakan ketika
muncul

tuntutan

masyarakat

atas

kebijakan

tertentu

yang

implementasinya dianggap merugikan masyarakat sehingga menjadi
perkara hukum.
4) Kelompok kepentingan, dikarenakan dalam implementasi berbagai
diskresi banyak dilakukan oleh birokrasi, maka banyak kelompok-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

kelompok kepentingan yang ada di masyarakat berusaha mempengaruhi
berbagai peraturan implementasi seperti pedoman acuan atau regulasiregulasi.
5) Organisasi komunitas, dalam hal ini adalah masyarakat baik individual
maupun kelompok terlibat dalam implementasi program itu baik sebagai
obyek dan atau subyek program.
d. Unsur-unsur Implementasi
Tachjan

(2006i:26)

menjelaskan

tentang

unsur-unsur

dari

implementasi kebijakan yang mutlak harus ada yaitu :
1. Unsur pelaksana
Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang diterangkan
Dimock & Dimock dalam Tachjan (2006:28) sebagai berikut :
Pelaksana kebijakan merupakan pihak-pihak yang menjalankan
kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional,
analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan
keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,
penggerakkan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta
penilaian.
Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik
adalah birokrasi seperti yang dijelaskan oleh Ripley dan Franklin dalam
Tachjan (2006i:27) : dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati posisi
dominan dalam implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap
formulasi dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai
peranan besar namun tidak dominan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2. Adanya program yang dilaksanakan
Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa
tindakan-tindakan riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau
proyek. Hal ini dikemukakan oleh Grindle dalam Tachjan (2006i : 31)
bahwa “Implementasi is that set of activities directed toward putting out
a program into effect”. Menurut Terry dalam Tachjan (2006:31) program
merupakan :
A program can be ddefined as a comprehensive plan that includes
future use of different resources in an integrated pattern and estabilish a
sequence of required actions and time schedules for each in order achieve
stated objective. The make up of a progran can objectives, procedures,
methods, standards and budgets.
Maksudnya,

program

merupakan

rencana

yang

bersifat

komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan
digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut
menggambarkann sasaran, kebijakan, prosedur, metode, strandar dan
budjet.
Program dalam konteks implementasi kebijakan publik dalam
Tachjan (2006:35) terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1) Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan
perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas
serta biaya dan waktu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2) Mela