ANALISIS KEMAMPUAN GURU BIOLOGI DALAM ASESMEN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA SEKABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

(1)

A

AN

NA

A

LI

L

IS

SI

IS

S

KE

K

EM

MA

AM

MP

PU

U

AN

A

N

G

G

UR

U

RU

U

B

BI

IO

OL

LO

OG

GI

I

D

DA

AL

LA

AM

M

A

AS

SE

ES

SM

ME

EN

N

P

PR

RO

OS

SE

ES

S

D

DA

AN

N

H

HA

AS

SI

IL

L

B

BE

EL

LA

AJ

JA

AR

R

S

SI

IS

SW

WA

A

D

DI

I

S

SM

MA

A

S

SE

E

K

K

AB

A

BU

UP

PA

AT

TE

EN

N

L

LA

AB

BU

UH

HA

AN

NB

BA

AT

TU

U

S

SE

EL

LA

AT

TA

AN

N

T TEESSIISS

O

O ll ee hh ::

SEWARNI

NAIBAHO

SEWARNI NAIBAHO

N

NIIMM.. 88112266117744001188

D

Di

ia

aj

ju

uk

ka

an

n

u

un

nt

tu

uk

k

M

Me

em

me

en

nu

uh

h

i

i

P

P

er

e

rs

sy

ya

ar

ra

at

ta

an

n

d

da

al

la

am

m

M

Me

em

mp

pe

er

ro

o

le

l

eh

h

G

Ge

el

la

ar

r

M

Ma

ag

gi

is

st

te

er

r

P

Pe

en

nd

di

id

di

ik

ka

an

n

P

Pr

ro

o

gr

g

ra

am

m

S

St

tu

ud

di

i

P

Pe

en

nd

di

id

di

ik

k

an

a

n

B

Bi

io

o

lo

l

og

gi

i

P

PR

R

OG

O

GR

RA

AM

M

P

PA

AS

SC

C

AS

A

SA

A

RJ

R

JA

AN

N

A

A

U

UN

N

IV

I

VE

ER

R

SI

S

IT

T

AS

A

S

N

N

EG

E

GE

ER

RI

I

M

ME

ED

DA

AN

N

M

ME

ED

D

AN

A

N

2


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Sewarni Naibaho: Analisis Kemampuan Guru Biologi dalam Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) pemahaman guru Biologi tentang asesmen; (2) kemampuan guru Biologi dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa; (3) jenis asesmen yang digunakan guru Biologi; (4) hambatan yang dihadapi guru Biologi; dan (5) usaha guru Biologi untuk mengatasi hambatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa. Pendekatan yang digunakan merupakan penelitian deskriptif non hipotesis menggunakan pendekatan survei. Sampel penelitian sebanyak 21 guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, observasi, tes, wawancara dan studi dokumentasi. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian disimpulkan: (1) Pemahaman guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan tentang asesmen rata-rata tergolong baik (paham) dengan rata-rata skor pemahaman guru sebesar 33,6; (2) Kemampuan guru Biologi dalam melaksanakan asesmen proses dan asesmen hasil belajar rata-rata tergolong kategori baik dengan rata-rata skor hasil tes kemampuan guru sebesar 26,8 dan rata-rata skor hasil observasi sebesar 41,76; (3) Jenis asesmen yang digunakan guru dalam asesmen proses antara lain: penilaian sikap, penilaian diri, observasi, daftar check list, dan portofolio, sedangkan jenis asesmen hasil belajar antara lain: pilihan berganda, essai, penugasan, tes lisan dan isian; (4) Hambatan atau kesulitan yang dihadapi guru Biologi umumnya adalah kesulitan atau kerepotan dalam melaksanakan asesmen maupun memeriksa hasil tes siswa karena kurangnya waktu yang tersedia; dan (5) Usaha-usaha yang dilakukan guru, antara lain: memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam pelaksanaan maupun saat memeriksa hasil asesmen, memilih jenis instrumen yang lebih praktis dan mudah diterapkan, mendiskusikan dengan sesama guru untuk mencari solusi, melakukan penilaian secara berkesinambungan serta mencari informasi dari Internet untuk lebih meningkatkan wawasan dan kemampuan.

Kata Kunci: Kemampuan Guru Biologi, Asesmen Proses dan Hasil Belajar.


(6)

ABSTRACT

Sewarni Naibaho: Analysis of The Ability Biology Teachers In The Assessment Process and Student Learning Outcomes At High Schools In Labuhanbatu Selatan District. Thesis. Medan: Postgraduate Program of UNIMED, 2015.

This study aims to identify and describe: (1) understanding of the Biology teachers about assessment; (2) the ability of Biology teachers in the assessment process and student learning outcomes; (3) types of assessment used by teachers of Biology; (4) barriers experienced Biology teacher; and (5) attempts Biology teacher to overcome obstacles in the assessment process and student learning outcomes. The approach used is a descriptive study of non hypotheses using survey approach. The sample in this study was 21 high school biology teachers in Labuhanbatu Selatan District. The instrument used was a questionnaire, observation, tests, interviews and documentation. The research data was qualitative and quantitative data. The data analysis technique used is descriptive analysis with percentage.

The final conclusion: (1) Understanding the Biology teacher in High Schools in Labuhanbatu Selatan District on average assessment classified as good (understand) with an average score of 33.6; (2) Ability Biology teacher in the assessment process and the assessment of learning outcomes on average relatively good category with an average score of the results of the test by 26.8 and an average score of 41.76 on the observation; (3) This type of assessment used by teachers in the assessment process include: assessment of attitudes, self-assessment, observation, check list, and portfolio; while the types of assessment of learning outcomes include: multiple choice, essay, assignment, oral tests and stuffing; (4) Obstacles or difficulties experienced teacher of Biology, among others: the difficulty of the assessment due to the lack of time available or checking the results of the test; and (5) Efforts are made teachers, among others: use the time as well as possible in the implementation and assessment when examining the results, choose the type of instrument that is more practical and easy to apply, discussing with fellow teachers to find a solution, continuous assessment, and seeking information from the Internet to further improve the knowledge and ability.

Keywords: Teachers Ability, Assessment, Biology


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberi rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “Analisis Kemampuan Guru Bologi dalam Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan” dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam dipersembahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, saran, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku nara sumber atau tim penguji yang telah memberikan

kritik, saran dan masukan untuk kesempurnan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah dan guru-guru Biologi di


(8)

iv

SMA Negeri se Kabupaten Labuhanbatu Selatan atas bantuan dan kerjasamanya. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan memperoleh gelar Magister Pendidikan. Teristimewa terimakasih yang sedalam-dalamnya juga diucapkan kepada suami dan anak-anakku tercinta, yang telah menjadi motivator selama penulis menempuh studi hingga selesai. Terimakasih juga diucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi khususnya Erwina Laily Siagian yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan tesis ini.

Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan rahmat, hidayah dan limpahan rezeki di dunia dan akhirat. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan. Amin.

Medan, Desember 2014 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 11

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Kemampuan Guru ... 11

2. Pengertian Hasil Belajar ... 13

3. Hakikat Penilaian ... 15

4. Pengertian Asesmen ... 18

5. Asesmen Proses dan Asesmen Hasil Belajar ... 21

6. Tujuan dan Prinsip Asesmen Proses dan Asesmen Hasil Belajar ... 23

7. Teknik Asesmen Proses dan Asesmen Hasil Belajar ... 26

a. Asesmen Proses ... 26

b. Asesmen Hasil Belajar ... 29

8. Domain Hasil Belajar ... 30

a. Ranah Kognitif ... 30

b. Ranah Afektif ... 32

c. Ranah Psikomotorik ... 38

B. Penelitian Relevan ... 39

C. Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Pendekatan Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

1. Populasi Penelitian ... 44

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 44

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 45

E. Prosedur Penelitian ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 50


(10)

vi

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Data Pemahaman Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tentang Asesmen ... 53

2. Deskripsi Data Kemampuan Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 54

3. Deskripsi Jenis Asesmen yang Digunakan Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 57

4. Deskripsi Hambatan yang Dihadapi Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 49

5. Deskripsi Usaha Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 62

B. Pembahasan ... 66

1. Pemahaman Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tentang Asesmen ... 66

2. Kemampuan Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 68

3. Jenis Asesmen yang Digunakan Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan ... 71

4. Hambatan yang Dihadapi Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 73

5. Usaha Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 79

A. Simpulan ... 79

B. Implikasi ... 80

C. Saran ... 82


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Taksonomi Bloom yang Direvisi oleh Anderson ... 31

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 44

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 45

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Observasi ... 46

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 47

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kecenderungan ... 51

Tabel 4.1. Deskripsi Data Pemahaman Guru Biologi Tentang Asesmen ... 53

Tabel 4.2. Deskripsi Data Kemampuan Guru Biologi dalam Melaksanan Asesmen Proses dan Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Tes ... 55

Tabel 4.3. Deskripsi Data Kemampuan Guru Biologi dalam Melaksanan Asesmen Proses dan Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Observasi ... 56

Tabel 4.4. Deskripsi Data Jenis Asesmen yang Digunakan Guru Biologi ... 58

Tabel 4.5. Deskripsi Hambatan Guru Biologi dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 60

Tabel 4.6. Deskripsi Usaha Guru Biologi Untuk Mengatasi Hambatan dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 62

Tabel 4.7. Deskripsi Dukungan Kepala Sekolah Terhadap Usaha Guru Mengatasi Hambatan dalam Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 64

Tabel 4.8. Deskripsi Harapan Guru Biologi Agar Pelaksanaan Asesmen Berjalan Baik dan Lancar ... 65


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir ... 42 Gambar 3.1. Alur Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 49


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Angket Pemahaman Guru Tentang Asesmen

Proses dan Hasil Belajar Siswa ... 88

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Instrumen Angket Pemahaman Guru

Tentang Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa ... 93

Lampiran 3. Tes Kemampuan Guru dalam Melakukan Asesmen Proses

dan Hasil Belajar Siswa ... 97

Lampiran 4. Instrumen Observasi Kemampuan Guru dalam Melakukan

Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa ... 104 Lampiran 5. Pedoman Wawancara ... 109

Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Angket Pemahaman Guru Tentang

Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa ... 110

Lampiran 7. Tabulasi Data Hasil Tes Kemampuan Guru Dalam

Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 111

Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam

Melaksanakan Asesmen Proses dan Hasil Belajar ... 112 Lampiran 9. Deskripsi Hasil Wawancara ... 113 Lampiran 10.Dokumentasi Penelitian ... 125


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan bidang pendidikan sangat penting. Menurut UU No.20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, mutu kehidupan dan martabat bangsa, menghasilkan manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berketerampilan, berkepribadian serta bertanggung jawab.

Sistem pendidikan yang diberlakukan selama ini ternyata belum dapat memenuhi harapan dari tujuan pendidikan nasional. Kualitas pendidikan kita masih tergolong rendah. Salah satu kelemahan yang dirasakan dalam sistem pendidikan adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya pengembangan siswa yang dinamis dan budaya berpikir kritis.

Guru yang profesional dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi diantarannya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Salah satu indikator dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.


(15)

2

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) membawa akibat adanya perubahan sistem penilaian sebelum diberlakukannya KBK yang diperbaharui dengan penerapan KTSP, Sebelum KBK penilaian dilakukan pada setiap akhir suatu pelaksanaan program. Penilaian dilakukan untuk menilai hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar. Dengan diterapkannya KTSP, penilaian tidak lagi menekankan pada apa yang telah dicapai tetapi lebih kepada bagaimana siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pergeseran yang terjadi mengharuskan diadakannya penyesuaian pada tugas yang dilakukan oleh guru. Guru harus dapat mengumpulkan berbagai informasi tentang siswa yang dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang siswa. Keputusan yang dibuat guru secara spesifik adalah evaluasi. Evaluasi secara spesifik menurut Anderson (2003) menuntut adanya standar. Judgement yang diambil menyangkut kebermaknaan (worth or value). Guru harus memantau setiap perkembangan siswa melalui evaluasi yang dilakukannya. Evaluasi dilakukan pada setiap terjadinya proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan tidak hanya di akhir program tetapi pada setiap kesempatan dapat dilakukan.

Evaluasi yang dilakukan dalam implementasi KTSP mengenai pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berupa penilaian hasil tetapi juga meliputi penilaian proses. Evaluasi lebih menunjuk pada penilaian hasil, sedangkan penilaian proses disebut sebagai asesmen (assessment), seperti dijelaskan Landau & Bogous (dalam Johnson, dkk., 2006):


(16)

3

…assessment is defined as an ongoing, developmental process to measure growth and change, and that provides information on areas that need further more development. Evaluation usually describes a final, summative process that includes multiple assessments and is akin to high-stakes test or recommendation for credentials, promotion, or graduation.

Asesmen menurut Anderson (2003) merupakan “gathering information about students that can be used to aid teachers in the decision-making process”. Asesmen merupakan kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka mengambil keputusan. Asesmen yang dilakukan oleh guru harus mencerminkan kompetensi sebenarnya yang telah dicapai oleh peserta didik. Asesmen yang demikian dinamakan asesmen sebenarnya (authentic assessment). Wiggins (1990) berpendapat bahwa “assessment is authentic when we directly examine student performance on worthy intellectual tasks”. Jadi asesmen dikatakan otentik (merupakan penilaian yang sebenarnya) jika guru secara langsung menguji kinerja peserta didik dengan tugas intelektual yang sepantasnya.

Namun, kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan adanya guru yang mengalami kegagalan dalam melaksanakan asesmen. Menurut Afdhee (2007) selama ini guru mengadakan penilaian hanya untuk mencari angka atau nilai untuk anak didik. Apabila anak banyak memperoleh nilai di bawah 6 (enam), maka guru menganggap bahwa anak didiklah yang gagal dalam menyerap materi pelajaran atau materi pelajaran terlalu berat, sehingga sukar dipahami oleh anak. Kalau anak yang memperoleh nilai di bawah 6 mencapai 50% dari jumlah anak didik, hal ini sudah merupakan kegagalan guru dalam melaksanakan asesmen di akhir pelajaran.

Kegagalan guru atau kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan asesmen hasil belajar siswa juga terjadi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu


(17)

4

Selatan. Berdasarkan pengalaman penulis selama mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi se Kabupaten Labuhanbatu Selatan, terungkap bahwa dari 11 guru Biologi yang aktif mengikuti MGMP, seluruhnya masih beranggapan cukup dengan memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran melalui berbagai strategi dan pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Terkait dengan penilaian hasil belajar siswa, sebanyak 9 orang guru Biologi lebih menitikberatkan penilaian pada aspek kognitif, sedangkan penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik masih jarang dilakukan dengan alasan padatnya materi Biologi yang harus diajarkan sementara waktu yang tersedia sangat sedikit sehingga guru cenderung melakukan penilaian pada aspek kognitif karena lebih mudah dan sudah terbiasa dilakukan guru Biologi. Penilaian pada aspek kognitif yang digunakan guru Biologi juga masih berfokus pada kognitif tingkat rendah. Hal ini terbukti dari tes-tes yang dibuat guru Biologi se Kabupaten Labuhanbatu Selatan baik tes tertulis maupun tes lisan lebih banyak mengarah pada pengungkapan kemampuan aspek kognitif tingkat rendah.

Selain itu dari 2 kali pertemuan MGMP Biologi yang penulis ikuti juga terungkap bahwa kemampuan guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam menyusun instrumen penilaian masih sangat rendah, kurang kreatif dan kurang variatif dalam menyusun teknik penilaian. Penilaian yang dilakukan guru Biologi cenderung monoton dengan hanya menggunakan tes pilihan berganda maupun essay dengan mengadaptasi soal-soal dari buku-buku paket dan buku bank soal Biologi. Tes yang digunakan untuk setiap sub materi Biologi dari tahun ke tahun tetap sama tanpa adanya pengembangan. Bahkan 9 dari 11 guru Biologi yang aktif dalam MGMP juga masih belum maksimal dalam


(18)

5

merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti penilaian hasil belajar siswanya. Indikasi lainnya dapat dilihat dari masih banyaknya guru Biologi di SMA Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang kurang melaksanakan remedial dan pengayaan sebagai tindak lanjut dari analisis hasil penilaian di sekolah, sehingga tidak mengherankan kemampuan siswa dalam memahami Biologi juga cenderung rendah.

Biologi sebagai salah satu bidang studi IPA atau sains merupakan ilmu yang besar perannya dalam pendidikan, disamping itu juga belajar Biologi sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Hakikat IPA termasuk Biologi meliputi empat unsur yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Dalam proses pembelajaran Biologi keempat unsur itu diharapkan dapat muncul sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuan bekerja dalam menemukan fakta baru. Hal ini berarti penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran Biologi tidak cukup hanya pada aspek kognitif saja tetepi juga terintegrasi pada aspek afektif dan psikomotorik.

Pengajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada hakikatnya juga bertujuan agar siswa dapat memahami konsep-konsep Biologi dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar serta mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu penilaian yang dilakukan guru hendaknya mencerminkan penilaian yang sebenarnya (authenthic assessment) seperti yang dijelaskan dalam model penilaian dalam competency based curriculum. Guru juga


(19)

6

diharapkan dapat memilih beberapa teknik penilaian yang telah dijelaskan untuk digunakan dalam mengukur ketuntasan belajar siswa sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Biologi.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, tampak begitu pentingnya asesmen hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Namun terlihat adanya kesenjangan antara tataran teoritik ide dasar asesmen dengan praktek pelaksanaannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran Biologi. Oleh karena itu penulis merasa pengkajian secara mendalam terhadap persoalan ini perlu dilakukan, dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Guru Biologi dalam Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait pelaksanaan evaluasi dan asesmen pembelajaran Biologi di sekolah, antara lain:

1. Guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan, masih beranggapan

cukup dengan memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran melalui berbagai strategi dan pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan guru Biologi lebih

menitikberatkan pada aspek kognitif, sedangkan penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik masih jarang dilakukan.

3. Penilaian pada aspek kognitif yang digunakan guru Biologi juga masih


(20)

7

4. Kemampuan guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam

menyusun instrumen penilaian masih rendah.

5. Guru Biologi masih belum maksimal dalam melaksanakan asesmen hasil

belajar siswanya.

6. Guru Biologi juga masih kurang kreatif dan kurang variatif dalam menyusun

teknik penilaian. Penilaian yang dilakukan guru cenderung monoton dengan hanya menggunakan tes pilihan berganda maupun essay dengan mengadaptasi dari buku-buku paket dan buku bank soal Biologi.

7. Tes yang digunakan guru Biologi untuk setiap sub materi Biologi dari tahun ke tahun tetap sama tanpa adanya pengembangan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan sehingga terfokus dan lebih spesifik maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada analisis kemampuan guru Biologi dalam Asesmen Proses dan Hasil Belajar Siswa di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagaimanakah pemahaman guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tentang asesmen?

2. Bagaimanakah kemampuan guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu


(21)

8

3. Jenis asesmen apa saja yang digunakan guru Biologi di SMA se Kabupaten

Labuhanbatu Selatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa?

4. Hambatan apakah yang dihadapi guru Biologi di SMA se Kabupaten

Labuhanbatu Selatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa?

5. Bagaimanakah usaha guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu

Selatan untuk mengatasi hambatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pemahaman guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan tentang

asesmen.

2. Kemampuan guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam

melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa.

3. Jenis asesmen yang digunakan guru Biologi di SMA se Kabupaten

Labuhanbatu Selatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa.

4. Hambatan yang dihadapi guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu

Selatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa.

5. Usaha guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk

mengatasi hambatan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar siswa


(22)

9

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan asesmen hasil belajar siswa, serta sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya, yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang kemampuan guru dalam asesmen hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan:

a. Bahan informasi dan masukan bagi guru pada umumnya dan khususnya

guru Biologi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk lebih mengembangkan sistem asesmen hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi di SMA.

b. Bahan informasi dan dasar pertimbangan bagi kepala sekolah untuk

mengambil keputusan dalam perancangan dan pengembangan sistem asesmen hasil belajar siswa di sekolah sebagai upaya menghasilkan lulusan yang berkulitas dan kompeten.

c. Bahan informasi dan dasar pertimbangan bagi pengelola maupun

pengembang lembaga pendidikan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan


(23)

10

peningkatan pemberdayaan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di masa mendatang.

d. Bahan informasi dan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin


(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan tentang

asesmen rata-rata tergolong baik (paham). Hasil analisis menunjukkan mayoritas guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki pemahaman yang tergolong baik tentang asesmen.

2. Kemampuan guru Biologi di SMA se Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam

melaksanakan asesmen proses dan asesmen hasil belajar rata-rata tergolong kategori baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes kemampuan guru maupun hasil observasi.

3. Jenis-jenis asesmen yang digunakan guru dalam pelaksanaan asesmen proses

antara lain: penilaian sikap, penilaian diri, observasi, daftar check list, dan portofolio. Sedangkan jenis-jenis asesmen hasil belajar yang digunakan guru, antara lain: pilihan berganda, essai, penugasan, tes lisan dan tes bentuk isian atau melengkapi.

4. Hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru Biologi di SMA se

Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam melaksanan asesmen proses dan hasil belajar antara lain: a) kesulitan dalam melaksanakan asesmen karena kurangnya atau sedikitnya waktu yang tersedia; b) kerepotan atau menyita waktu dalam memeriksa hasil tes siswa karena jumlah siswa sangat banyak; c) kesulitan menentukan jenis asesmen yang akan digunakan; d) kesulitan atau


(25)

80

tidak melakukan ujicoba instrumen tes karena menyita waktu; e) kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk melakukan ulangan harian karena padatnya materi yang harus diajarkan dalam satu semester.

5. Usaha-usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan atau kesulitan

dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar, antara lain: a) memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya dalam pelaksanaan asesmen maupun saat memeriksa hasil asesmen; b) melakukan apa yang sudah terbiasa dilakukan dalam melaksanakan asesmen; c) memilih jenis instrumen asesmen yang lebih praktis dan mudah diterapkan seperti tes essai dan pilihan berganda; d) mendiskusikan dengan sesama guru untuk meencari solusi mengatasi hambatan yang ada; e) untuk asesmen proses guru melakukan penilaian secara berkesinambungan atau tidak hanya pada satu pertemuan saja; f) mengadaptasi soal-soal tes dari bank-bank soal, LKS dan dari soal UN yang sesuai dengan kompetensi dan indikator sehingga dianggap valid; g) soal-soal tes yang disusun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga cukup waktu untuk siswa menyelesaikannya; dan h) mencari informasi dari Internet untuk lebih meningkatkan wawasan dan kemampuan.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang telah dilakukan berimplikasi bagi pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran khususnya bagi guru-guru Biologi. Dalam perannya sebagai evaluator kemajuan atau hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik tentang asesmen dan memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik dalam melaksanakan asesmen


(26)

81

proses dan hasil belajar. Agar pelaksanaan asesmen dapat berjalan dengan maksimal, guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan dalam memilih dan menentukan prosedur, jenis dan bentuk instrumen asesmen yang sesuai dengan kompetensi dan domain atau ranah hasil belajar yang dinilai, serta dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan dalam mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menindaklanjuti hasil penilaian.

Selain itu, dalam menyusun instrumen penilaian guru juga harus memenuhi kriteria yang harus dipenuhi dalam menyusun instrumen penilaian seperti validitas, reliabilitas, objektif, terfokus pada kompetensi, komprehensif, deskriminatif (daya pembeda tes), proporsional (mempertimbangkan jumlah soal yang mudah, sedang dan sukar), serta kriteria mendidik. Instrumen penilaian yang baik harus dapat memenuhi semua kriteria di atas, tidak cukup hanya memenuhi kriteria valid dan reliabel saja. Oleh karena itu, guru perlu lebih meningkatkan pemahamannya akan hal ini, agar pelaksanaan asesmen dapat berjalan dengan baik dan maksimal serta dapat dipertanggungjawabakan kepada berbagai pihak.

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai pendidik, guru juga akan menghadapi berbagai hambatan atau kesulitan termasuk dalam pelaksanaan asesmen proses dan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang dialami oleh guru secara umum adalah kesulitan dalam menentukan instrumen asesmen dikarenakan banyaknya jenis asesmen yang dapat digunakan dan kerepotan dalam melaksanakan maupun memeriksa hasil asesmen dikarenakan waktu yang tersedia kurang memadai atau sangat sedikit sementara materi atau beban belajar mata pelajaran Biologi cukup padat sehingga cukup menyita waktu.


(27)

82

Sebagai pendidik yang profesional, guru dituntut untuk mampu mengatasi hambatan atau kesulitan yang ada dengan berbagai usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru untuk dapat mencari solusi yang baik dalam mengatasi hambatan yang ada misalnya dengan terlibat aktif dalam pertemuan atau kegiatan MGMP, bekerjasama dengan sesama guru untuk saling bertukaran pikiran dan saling mengisi kekurangan, serta mengikuti seminar, penataran dan pelatihan untuk lebih meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam pelaksanaan asesmen.

C. Saran

Saran-saran yang dapat diajukan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan, antara lain:

1. Guru sebagai pendidik sekaligus sebagai evaluator kemajuan belajar dan hasil belajar siswa, perlu membekali diri dengan pemahaman dan kemampuan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar. Agar guru memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar, maka diharapkan dan disarankan kepada guru: a) terlibat aktif dalam pertemuan atau kegiatan MGMP dengan adanya motivasi, keseriusan, dan tanggung jawab serta lebih terbuka mengenai kelemahan atau masalah yang dihadapi khususnya dalam melaksanakan asesmen dan menjadi bahan diskusi dalam upaya mengambil solusi sehingga hasil dari kegiatan MGMP benar-benar sesuai dengan fungsi dan tujuannya, serta manfaatnya dapat dirasakan guru dalam upaya memperbaiki kualitas dan kemampuan dalam melaksanakan asesmen di sekolah; b) guru yang telah mengikuti


(28)

83

kegiatan MGMP diharapkan untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada guru lain yang belum mengikuti MGMP di sekolah masing-masing sehingga penyebaran informasi merata untuk semua guru; c) perlunya kerjasama dengan sesama guru untuk saling bertukar pikiran dan saling mengisi kekurang termasuk dalam pelaksanaan asesmen; dan d) mengikuti seminar, penataran dan pelatihan untuk lebih meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam pelaksanaan asesmen.

2. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para

kepala sekolah serta komite sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan permasalahan yang dihadapi guru termasuk dalam pelaksanaan asemen, memberikan dukungan atas usaha guru mengatasi masalah yang dihadapi dan diharapkan untuk dapat melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi dan saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai langkah nyata dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan asesmen antara lain: a) perlunya perhatian dan langkah nyata baik dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk lebih memberdayakan secara rutin kegiatan MGMP, salah satunya dengan memberikan bantuan dana operasional yang lebih besar serta adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara berkelanjutan terhadap MGMP; b) memfasilitasi guru untuk lebih meningkatkan pemahaman dan kemampuannya termasuk dalam pelaksanaan evaluasi atau penilaian dengan


(29)

84

mengadakan atau melaksanakan kegiatan seminar dan pelatihan-pelatihan secara berkelanjutan; c) tersedianya dokumen atau contoh-contoh jenis instrumen penilaian yang jelas dan mudah dipahami guru untuk setiap mata pelajaran termasuk Biologi sehingga guru tidak kesulitan memilih dan menentukan jenis instrumen penilaian yang sesuai; dan d) perlunya keterlibatan dan peran guru dalam penentuan kebijakan untuk menetapkan prosedur penilaian, menentukan jenis dan bentuk instrumen penilaian proses dan hasil belajar, serta menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan karakteristik daerah maupun masing-masing sekolah.

3. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat

dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian pendidikan misalnya guru, kepala sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

4. Kepada peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru sampai mengangkat

analisis kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar siswa, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang peran MGMP terhadap kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar, misalnya dengan cara membandingkan antara kemampuan guru yang mengikuti MGMP dengan kemampuan guru yang tidak mengikuti MGMP dalam asesmen proses dan hasil berlajar siswa.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. 1981. Assesing Affective Characteristic in The Schools. Boston: Allyn and Bacon.

Anderson, L.W. 2003. Classroom Assessment: Enhancing The Quality of Teacher Decision Making. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Maccmillan Company.

Gable, R.K. 1986. Instrument Development in The Affective Domain. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.

Gagne, R.M. 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Gardner, J. 2006. Assessment and Learning. London: Sage Publiction, Ltd.

Griffin, P., dan Nix., P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.

Guilford, J.P. 1982. Psychometric Methods. New York: McGraw-Hill Publishing Co.Ltd.

Herliani, E., dan Indrawati. 2009. Penilaian Hasil Belajar, Untuk Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Awal (PPPPTK IPA).


(31)

86

Johnson, R.S., Sabrina, M.J., & Adelaide, D.N. 2006. Developing Portofolios in Education: A Guide to Reflection, Inquiry, and Assessment. Thousan Oaks, California: Sage Publications.

Kurniawati, S.K., Budiono, J.D., dan Qomariyah, N. 2014. Analisis Profil Alat Evaluasi Siswa Buatan Guru Biologi. Bioedu. 3(1): 377-381.

Marzano, R.J. et al. 1994. Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using The Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.

Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J. 1991. Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Moleong, J.L., (2005), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nitko, A.J. 2007. Educational Assessment of Student. New Jersey: Pearson Education Inc.

Popham, W.J. 2004. Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-Design Theories and Models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Resnicik, D.P. and Resnick, L.B. 1985. Standar, Curriculum, adn Performance: A Historical and Comparative Perspektive. Educational Research. 2(9):5-19. Romiszowski. 1981. Producing Instructional System. London: Kogan page Ltd. Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Samidah. 2011 Analisis Kemampuan Guru Biologi dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kota Takengon. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Situmorang, R. 2011. Analisis Asesmen yang Digunakan Guru Pada Pembelajaran Biologi di SMA se Kecamatan Medan Helvetia. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(32)

87

Slameto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, B.W. 1975. Measuring Educational Outcomes. Harcourt Brace Jovanovich Inc.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiggins, G. 1990. The Case for Authentic Assessment. Practical Assessment,

Research and Evaluation. Artikel. http://PAREonline.net/getvn.asp/

v=2&n=2, Diakses Februari 2014.

Yusrizal, Soewaro, S., dan Fitri, Z. 2011. Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi dan Kimia SMA yang Sudah Lulus Sertifikasi. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 15(2): 269-286.

Zamroni. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan Menengah yang Menerapkan KBK dalam Kerangka Otonomi Daerah. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Rekayasa Sistem Penilaian dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) tanggal 26 dan 27 Maret 2004 di Yogyakarta.


(1)

82

Sebagai pendidik yang profesional, guru dituntut untuk mampu mengatasi hambatan atau kesulitan yang ada dengan berbagai usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru untuk dapat mencari solusi yang baik dalam mengatasi hambatan yang ada misalnya dengan terlibat aktif dalam pertemuan atau kegiatan MGMP, bekerjasama dengan sesama guru untuk saling bertukaran pikiran dan saling mengisi kekurangan, serta mengikuti seminar, penataran dan pelatihan untuk lebih meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam pelaksanaan asesmen.

C. Saran

Saran-saran yang dapat diajukan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan, antara lain:

1. Guru sebagai pendidik sekaligus sebagai evaluator kemajuan belajar dan hasil belajar siswa, perlu membekali diri dengan pemahaman dan kemampuan dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar. Agar guru memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar, maka diharapkan dan disarankan kepada guru: a) terlibat aktif dalam pertemuan atau kegiatan MGMP dengan adanya motivasi, keseriusan, dan tanggung jawab serta lebih terbuka mengenai kelemahan atau masalah yang dihadapi khususnya dalam melaksanakan asesmen dan menjadi bahan diskusi dalam upaya mengambil solusi sehingga hasil dari kegiatan MGMP benar-benar sesuai dengan fungsi dan tujuannya, serta manfaatnya dapat dirasakan guru dalam upaya memperbaiki kualitas dan kemampuan dalam melaksanakan asesmen di sekolah; b) guru yang telah mengikuti


(2)

kegiatan MGMP diharapkan untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada guru lain yang belum mengikuti MGMP di sekolah masing-masing sehingga penyebaran informasi merata untuk semua guru; c) perlunya kerjasama dengan sesama guru untuk saling bertukar pikiran dan saling mengisi kekurang termasuk dalam pelaksanaan asesmen; dan d) mengikuti seminar, penataran dan pelatihan untuk lebih meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam pelaksanaan asesmen.

2. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para kepala sekolah serta komite sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan permasalahan yang dihadapi guru termasuk dalam pelaksanaan asemen, memberikan dukungan atas usaha guru mengatasi masalah yang dihadapi dan diharapkan untuk dapat melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi dan saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai langkah nyata dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan asesmen antara lain: a) perlunya perhatian dan langkah nyata baik dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk lebih memberdayakan secara rutin kegiatan MGMP, salah satunya dengan memberikan bantuan dana operasional yang lebih besar serta adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara berkelanjutan terhadap MGMP; b) memfasilitasi guru untuk lebih meningkatkan pemahaman dan kemampuannya termasuk dalam pelaksanaan evaluasi atau penilaian dengan


(3)

84

mengadakan atau melaksanakan kegiatan seminar dan pelatihan-pelatihan secara berkelanjutan; c) tersedianya dokumen atau contoh-contoh jenis instrumen penilaian yang jelas dan mudah dipahami guru untuk setiap mata pelajaran termasuk Biologi sehingga guru tidak kesulitan memilih dan menentukan jenis instrumen penilaian yang sesuai; dan d) perlunya keterlibatan dan peran guru dalam penentuan kebijakan untuk menetapkan prosedur penilaian, menentukan jenis dan bentuk instrumen penilaian proses dan hasil belajar, serta menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan karakteristik daerah maupun masing-masing sekolah.

3. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimasukkan dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian pendidikan misalnya guru, kepala sekolah maupun mahasiswa kependidikan. 4. Kepada peneliti selanjutnya, karena penelitian ini baru sampai mengangkat

analisis kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar siswa, maka peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang peran MGMP terhadap kemampuan guru dalam asesmen proses dan hasil belajar, misalnya dengan cara membandingkan antara kemampuan guru yang mengikuti MGMP dengan kemampuan guru yang tidak mengikuti MGMP dalam asesmen proses dan hasil berlajar siswa.


(4)

Anderson, L.W. 1981. Assesing Affective Characteristic in The Schools. Boston: Allyn and Bacon.

Anderson, L.W. 2003. Classroom Assessment: Enhancing The Quality of Teacher Decision Making. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Maccmillan Company.

Gable, R.K. 1986. Instrument Development in The Affective Domain. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.

Gagne, R.M. 1987. Intructional Technology: Foundations. London: LEA Publishers.

Gardner, J. 2006. Assessment and Learning. London: Sage Publiction, Ltd.

Griffin, P., dan Nix., P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.

Guilford, J.P. 1982. Psychometric Methods. New York: McGraw-Hill Publishing Co.Ltd.

Herliani, E., dan Indrawati. 2009. Penilaian Hasil Belajar, Untuk Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Awal (PPPPTK IPA).


(5)

86

Johnson, R.S., Sabrina, M.J., & Adelaide, D.N. 2006. Developing Portofolios in Education: A Guide to Reflection, Inquiry, and Assessment. Thousan Oaks, California: Sage Publications.

Kurniawati, S.K., Budiono, J.D., dan Qomariyah, N. 2014. Analisis Profil Alat Evaluasi Siswa Buatan Guru Biologi. Bioedu. 3(1): 377-381.

Marzano, R.J. et al. 1994. Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using The Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.

Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J. 1991. Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Moleong, J.L., (2005), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nitko, A.J. 2007. Educational Assessment of Student. New Jersey: Pearson Education Inc.

Popham, W.J. 2004. Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-Design Theories and Models. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Resnicik, D.P. and Resnick, L.B. 1985. Standar, Curriculum, adn Performance: A Historical and Comparative Perspektive. Educational Research. 2(9):5-19. Romiszowski. 1981. Producing Instructional System. London: Kogan page Ltd. Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Samidah. 2011 Analisis Kemampuan Guru Biologi dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kota Takengon. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Situmorang, R. 2011. Analisis Asesmen yang Digunakan Guru Pada Pembelajaran Biologi di SMA se Kecamatan Medan Helvetia. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(6)

Slameto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta.

Tuckman, B.W. 1975. Measuring Educational Outcomes. Harcourt Brace Jovanovich Inc.

Uno, H.B., 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiggins, G. 1990. The Case for Authentic Assessment. Practical Assessment, Research and Evaluation. Artikel. http://PAREonline.net/getvn.asp/ v=2&n=2, Diakses Februari 2014.

Yusrizal, Soewaro, S., dan Fitri, Z. 2011. Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi dan Kimia SMA yang Sudah Lulus Sertifikasi. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 15(2): 269-286.

Zamroni. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan Menengah yang Menerapkan KBK dalam Kerangka Otonomi Daerah. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Rekayasa Sistem Penilaian dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) tanggal 26 dan 27 Maret 2004 di Yogyakarta.