Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perkembangan Pengaturan Modal Ventura di Indonesia T2 322013015 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Ventura

1.Pengertian Modal Ventura

Kata modal ventura dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) digolongkan sebagai nomina (kata

benda) yang dikenal dalam bidang ekonomi.1 Dilihat

dari pembentukan kata, modal ventura berasal dari

dua kata yaitu kata “modal” dan kata “ventura”. Kata

modal sebagai nomina (kata benda), menurut KBBI memiliki pengertian uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dsb; harta benda (uang, barang, dsb) yg dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yg menambah kekayaan

dsb. Kata “ventura” yang merupakan serapan dari

kata venture dalam bahasa Inggris secara harafiah

1 Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan


(2)

diartikan sebagai usaha; perusahaan; spekulasi; perbuatan yang mengandung resiko; pekerjaan yang

berbahaya. Gabungan kata modal dan ventura

menjadi modal ventura oleh KBBI kemudian diartikan

sebagai modal patungan.2

Istilah modal ventura oleh The Encyclopedia of

Private Equity and Venture Capital dapat diartikan

sebagai serangkaian kesempatan untuk melakukan

investasi; bisnis yang menjanjikan; modal dan

pendampingan manajemen yang disediakan oleh

individu maupun perusahaan.3

Neil Cross, mantan chairman dari European

Ventura Capital Association mengartikan modal ventura sebagai salah satu pembiayaan yang mengandung resiko, biasanya dilakukan dalam

bentuk partisipasi equity, terhadap

perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi beberapa nilai

2Ibid.

3 Lihat The Encyclopedia of Private Equity and Venture Capital, VC Experts,


(3)

tambah dalam bentuk advis manajemen dan memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan strategi perusahaan yang bersangkutan. Resiko yang

relatif tinggi ini akan dikompensasikan dengan

kemungkinan return yang tinggi pula, yang biasanya

didapatkan melalui capital gains yang bersifat medium

term.4

Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dalam Pasal 1 ayat (11) sebagaimana telah diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, mendefinisikan lembaga modal ventura sebagai:

“Usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (inverstee company) untuk jangka waktu tertentu.”

Definisi yang sama diulang kembali oleh

Keputusan Menteri Keuangan Nomor

4

Chris Bovard,1991:3 dalam Fuady, Munir, Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktek (Leasing, Factoring, Modal Ventura, Pembiayaan Konsumen, Kartu Kredit) cet ke-2, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999.


(4)

1251/KMK.013/1988, tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pelaksanaan Pembiayaan via Pasal 1 ayat (h).

2.Karakteristik Modal Ventura

Keberadaan modal ventura secara resmi dimulai sejak akhir perang dunia kedua yang ditandai dengan

berdirinya American Research and Development

Corporation (ARDC). Perusahaan ini melakukan investasi perusahaan yang baru berkembang dan

belum dikenal oleh masyarakat luas. Dalam

operasionalnya, ARDC melakukan investasi pada perusahaan (PPU) yang memiliki kriteria sebagai

berikut:5

a. memiliki teknologi baru atau konsep-konsep

pemasaran yang baru atau inovasi terbaru;

b. mengizinkan campur tangan signifikan dari

investor dalam pengelolaan perusahaan;

5 Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura Sebagai Altenatif Investasi,

Laporan Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura Sebagai Alternatif Investasi, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Tahun Anggaran 2010, hlmn., 7.


(5)

c. operasional PPU dilakukan oleh pekerja yang memiliki kompetensi terbaik dan berintegritas;

d. produk atau proses yang dimiliki setidaknya telah

melewati tahap prototype awal dan dilindungi oleh

hak paten, hak cipta, atau perjanjian perdagangan rahasia;

e. menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk

dilakukannya divestasi pada waktu yang tidak terlalu lama; dan

f. berpeluang untuk memberikan nilai tambah atas

investasi yang sudah ditanamkan.

Perilaku berinvestasi yang dilakukan oleh ARDC memberikan gambaran awal mengenai pola kerja dalam industri modal ventura. Aturan investasi yang diterapkan banyak diterapkan oleh perusahaan modal ventura lain karena dianggap berhasil memberikan imbal hasil yang memuaskan investor.


(6)

1.Karakteristik Modal Ventura Dalam Negeri

Dalam menjalankan kegiatannya, modal

ventura di Indonesia memberikan fasilitas

pembiayaan dan pendampingan manajemen pada perusahaan pasangan usaha (PPU) ke dalam perusahaan yang dibiayainya. Pola pembiayaan perusahaan dilakukan dengan mengadopsi teknik investasi yang dilakukan oleh ARDC. Munir Fuadi dalam bukunya Hukum tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktik menyebutkan ciri modal ventura

sebagai berikut:6

1. Pemberi bantuan finansial dalam bentuk modal

ventura ini tidak hanya menginvestasikan

modalnya saja. Tetapi juga ikut terlibat dalam manajemen perusahaan yang dibentuknya.

2. Investasi yang dilakukan tidaklah bersifat

permanen, tetapi hanyalah bersifat sementara,

6 Munir Fuady, Op. Cit., hlmn., 110-112.


(7)

untuk kemudian sampai masanya dilakukanlah diinvestasi.

3. Motif dari modal ventura adalah motif bisnis yaitu

mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya,

walaupun dengan resiko yang relative tinggi pula.

4. Investasi dengan bentuk modal ventura yang

dilakukan ke perusahaan pasangan usahanya bukan investasi jangka pendek, tetapi merupakan investasi jangka menengah atau jangka panjang.

5. Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan

collateral sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.

6. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan

dalam bentuk pinjaman, tetapi dalam bentuk

partisipasi equity, atau setidak-tidaknya loan yang

dapat dilakukan ke equity. Sehingga return yang

diharapkan oleh perusahaan modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanam,


(8)

7. Prototype dari pembiayaan dengan modal ventura adalah pembiayaan yang ditujukan kepada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki potensi untuk berkembang.

8. Investasi modal ventura biasanya dilakukan

terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk mendapatkan kredit perbankan

a.Karakteristik Modal Ventura Luar Negeri Mekanisme modal ventura yang diterapkan di beberapa negara dibedakan dalam dua bentuk,

diantaranya:7

1. Membentuk modal ventura yang langsung dikelola

oleh manajemen perusahaan modal ventura itu sendiri, mekanisme ini disebut juga modal ventura

konvensional (single tier approach).

2. Membentuk modal ventura yang kemudian

pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan

7Ibid., hlmn., 113.


(9)

manajemen investasi yang memang memiliki keahlian di bidang modal ventura, pendekatan ini

disebut two tierapproach.

Pada modal ventura bentuk konvensional (single

tier approach), pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum, atau dengan kata lain perusahaan modal

ventura pada saat yang sama menjadi venture capital

fund sekaligus menjadi management venture capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis investasi, pelaksanaan monitoring, dan keterlibatan

pada manajemen investee company serta pelaksanaan

dalam proses divestasi dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan. Mekanisme inilah yang diterapkan di Indonesia karena dalam peraturan perundangan modal ventura tidak dikenal konsep

pemisahan antara venture capital fund dan


(10)

Pada modal ventura bentuk two tier approach, pelaksanaan semua kebijakan dan strategi investasi mulai dari analisis, monitoring, sampai pada proses

divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung

jawab management venture capital company. Semua

tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya tersebut berdasarkan kesepakatan yang telah diatur dalam perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan

manajemen mendapatkan contract fee atau

management fee dan success fee.

3.Perkembangan Modal Ventura

1.Modal Ventura di Indonesia

Keberadaan Modal Ventura di Indonesia diawali dengan didirikannya PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1973 tentang Penyertaan Modal Negara untuk mendirikan perusahaan perseroan yang usahanya bergerak dalam bidang penyertaan modal


(11)

pada tahun 1973 yang ditugasi untuk membiayai

pengembangan usaha. Dalam praktiknya,

pembiayaan BPUI dilakukan dalam bentuk equity

financing pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan tujuan agar rasio hutang terhadap ekuitas lebih sehat dan layak dibiayai bank. Guna meminimalisir risiko pembiayaan yang mungkin terjadi, BPUI juga ikut terlibat dalam manajemen

PPU.8

Selanjutnya, guna meningkatkan

perkembangan industri modal ventura maka usaha modal ventura pada tahun 1988 diperkenalkan secara

luas melalui Pakdes 20/1988 yakni dengan

ditetapkannya Keppres No. 61 tahun 1988 tentang

Lembaga Pembiayaan dan agar BPUI dapat

terkonsentrasi memberikan pembiayaan modal

ventura bagi usaha kecil maka didirikanlah PT.

8 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, cet ke-1 Sinar Grafika, Jakarta, 2008,


(12)

Bahana Artha Ventura. Kepress No.61/1988 kemudian disusul dengan ketentuan pelaksanaannya

berupa Keputusan Menteri Keuangan No.

1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Selanjutnya, PT. Bahana Artha Ventura bersama dengan investor lain mendirikan perusahaan modal

ventura daerah agar dapat memiliki akses

pembiayaan yang lebih luas.

Di dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kepada perusahaan lembaga pembiayaan diberikan izin untuk melakukan kegiatan

di bidang modal ventura dan juga usaha leasing, anjak

piutang, pembiayaan konsumen serta kartu kredit. Namun demikian, sebagian besar perusahaan yang memperoleh semua izin usaha tersebut tidak melakukan izin usaha modal ventura dengan berbagai alasan, antara lain disebabkan oleh karakteristik


(13)

bisnis modal ventura ini sangat berbeda dengan sifat dan usaha pembiayaan lainnya. Akibatnya, beberapa waktu lama kemudian, usaha modal ventura masih

belum berkembang.9

Langkah berikutnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah memisahkan kegiatan usaha Modal Ventura dari kegiatan lembaga pembiayaan lainnya melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor

469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan

Pembinaan Usaha Modal Ventura. Dengan pemisahan itu tersebut minat investor untuk mendirikan perusahaan modal ventura pun meningkat.

2.Perkembangan Modal Ventura di Beberapa Negara

Sejarah modal ventura dimulai pada tahun 1946 yang didorong oleh peraturan perbankan yang ketat mengenai jaminan atas kredit yang diberikan.

9Ibid.


(14)

Hal ini menjadi penghalang bagi pengusaha baru yang tidak memiliki jaminan maupun rekam jejak dalam berusaha, sehingga kesulitan mendapatkan dana dari bank. Melihat hal ini, George Doriot membidik peluang

usaha untuk membiayai pengusaha-pengusaha

tersebut dengan mendirikan American Research and

Development Corporation yang beroperasi pada tahun 1946. Saat ini, hampir setengah dari perusahaan modal ventura yang ada di dunia berada di Amerika

Serikat.10

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kuntara Pukthuanthong, Dolruedee Thiengtham, dan

Thomas Walker,11 beberapa faktor yang member

10

Metrick, Andrew and Yasuda, Ayako, Venture Capital and the Finance of Innovation (September 2010). VENTURE CAPITAL AND THE FINANCE OF INNOVATION, 2nd Edition, Andrew Metrick and Ayako Yasuda, eds., John Wiley and Sons, Inc., 2010. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=929145 (12/09/2010 14:33:43). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.

11

Pukthuanthong, Kuntara., Thiengtham,Dolruedee., and Walker, Thomas; Why Venture Capital Markets Are Well Developed in Some Countries But Comparatively Small in Others: Evidence from Europe, in Venture Capital in Europe, Greg N. Gregoriou, Maher Kooli and Roman Kräussl (eds.),

http://wwwrohan.


(15)

pengaruh positif dalam perkembangan modal ventura

adalah system common law dan sistem hukum dimana

penjurian independen, fleksibel serta dinamis; memiliki pasar modal yang maju; dan system legal yang menegakkan kontrak secara efektif.

Berikut adalah pembahasan beberapa negara yang memiliki perkembangan industri modal ventura yang relatif lebih maju disbanding negara lain dan tahapan-tahapan yang dilaluinya hingga saat ini. a) Amerika Serikat

Walaupun telah menjadi perintis modal ventura di dunia, perkembangan modal ventura di Amerika Serikat tidak berjalan mulus. Setelah George Doriot

mendirikan American Research and Development

Corporation tahun 1946, industri modal ventura di Amerika Serikat berjalan di tempat. Baru setelah

ets%20Are%20Well%20Developed%20in%20Some%20Countries%20But%2 0Comparatively%20Small%20in%20Others%20Evidence%

20from%20Europe%20%282%29.pdf., (14/12/2010, 09:39:12). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.


(16)

diberlakukannya Undang-undang Usaha Kecil tahun

1958 (Small Business Act 1958) yang menjadi cikal

bakal didirikannya Small Business Investment

Companies (SBIC) modal ventura kembali berkiprah. SBIC hingga saat ini masih aktif berusaha namun pembatasan ketentuan oleh pemerintah terkait SBIC telah menahan bentuk usaha ini berkembang pesat.

Selanjutnya pada tahun 1970-an mulai

dijalankan penyertaan terbatas (limited partnership)

untuk investasi modal ventura. Dalam bentuk

kerjasama ini, para investor bersama-sama

memasukkan modal dimana sebagian kecil dari modal tersebut dibayarkan sebagai biaya manajemen,

sementara sisa modal lainnya diinvestasikan.

Investasi yang sukses akan dijual melalui penjualan

privat maupun penawaran umum.12

12 Sunaryo, Op.Cit., hlmn., 50.


(17)

Tidak lepas dari perkembangan regulasi yang mendorong pertumbuhan modal ventura di Amerika Serikat, industri modal ventura terus maju seiring perhatian pemerintah terhadap kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Ini sejalan dengan temuan

Megginson13 yang menyinggung bahwa salah satu

factor sukses sebuah modal ventura adalah

melakukan investasi dalam industri dimana

manajemen perusahaan modal ventura memiliki

keunggulan kompetitif serta brand of inactive

involvement, manajemen perusahaan modal ventura

di dalam perusahaan investee menciptakan nilai

ekonomis. Pada periode 1987-1996, 15-32% dari dana modal ventura diinvestasikan dalam usaha teknologi

komputer, baik perangkat lunak maupun keras.14

13

Megginson, William L., Towards a Global Model of Venture Capital, Journal of Applied Corporate Finance, Vol. 16, No 1, Winter 2004. Available atSSRN: http://ssrn.com/abstract=321962 or doi:10.2139/ssrn.321962,

(13/12/2010 09:23:03). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.

14

Rausch, Lawrence M. Venture Capital Investment Trends in the United States


(18)

Pada periode 1998 hingga kuartal ke tiga 2001, investasi yang dilakukan di bidang usaha internet dan

computer meningkat dari 35% menjadi 44%.15 Dari

GDP sendiri, porsi investasi modal ventura mengalami periode turun naik dimana mencapai posisi terendah pada tahun 1991 hingga mencapai titik tertinggi pada tahun 2000. Pada tahun 2002-2008, rasio investasi modal ventura terhadap GDP berkisar pada 0,2%.

Megginson16 menyebutkan bahwa beberapa

karakter penentu keberhasilan sebuah negara melaksanakan sistem modal ventura yaitu antara lain: - Tradisi kewirausahaan dan pengambilan risiko; - Sistem legal yang mapan dengan perlindungan yang baik bagi investor;

- Pemerintah yang mendukung (bukan hanya melakukan intervensi);

http://www.nsf.gov/statistics/issuebrf/sib99303.htm (14/12/2010 09:27:14). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.

15 Megginson, William L., Loc. Cit. 16Ibid.


(19)

- Pasar tenaga kerja yang bebas dan kaya akan kemampuan rekayasa;

- Rezim perpajakan yang mengijinkan opsi stock;

- Budaya research and development yang kuat; dan

- Pasar penawaran umum yang mendukung. b) China

Industri modal ventura di China dimulai dengan

adanya regulasi pemerintah yang mendukung

kebijakan pengembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan. Pada tahun 1984, National Research

Center of Science and Technology Commission melakukan penelitian mengenai Teknologi Baru dan

Cara China Mengatasinya (New Technology and

China’s Countermeasures) dan menyimpulkan perlunya sistem modal ventura dibentuk guna meningkatkan pengembangan teknologi tinggi dan baru. Selanjutnya, tahun 1985 China membentuk

China New Technology Venture Investment Corp. yang


(20)

bidang Modal Ventura. Kemudian, pada tahun 1986 dimulailah pengembangan 863 program berteknologi

tinggi.17

Di tahun-tahun berikutnya, pemerintah pusat di China mengeluarkan regulasi-regulasi baru yang

mendorong didirikannya Technology Venture

Development Center yang kemudian diikuti dengan

dibentuknya Technology Development Corporation oleh

beberapa pemerintah daerah di Shenyang, Shanzi, Guangdong, Shanghai dan Zheijiang.

Pada tahun 1997, sebuah perusahaan mainan

yang menerima dana investasi dari China Vest pada

tahun 1993 terdaftar di NASDAQ. Kemudian, pada tahun 1999 Perdana Menteri China mengarahkan agar modal ventura untuk lebih utama mendukung UKM di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di tahun 2002 terdapat sekitar 160 perusahaan modal

17 Sunaryo, Op.Cit., hlmn., 52.


(21)

ventura lokal dan 50 perusahaan modal ventura asing

di China.18

c) India

Awal mula berdirinya modal ventura di India

disebabkan oleh adanya Bhatt Committee tahun 1972

yang ditugasi untuk menemukan cara agar UKM

dapat berkembang.19 Perkembangan UKM bagi India

sangat penting karena dianggap telah menyediakan pekerjaan, menambah devisa, dan berkontribusi menciptakan basis manufaktur. Komite tersebut menyarankan agar dibentuk dana modal ventura dengan dana awal sebesar 1 juta Rupee.

Pada tahun 1975, Industrial FinanceCorporation

of India (IFCI) membentuk Risk Capital Foundation

sebagai bentuk jawaban atas saran Bhatt Committee.

18

Steve White, JianGao& Wei Zhang,China’s Venture Capital Industry: Institutional Trajectories and System Structure, http://www.insme.org/documents/white_1.pdf (14/12/2010 09:31:25). Diunduh pada 4 Agustus 2014.

19

Mansoor Durrani and Grahame Boocock,Venture Capital, Islamic Finance and SMEs Valuation, Structuring and Monitoring Practices in India, Palgrave Macmillan, New York, 2006, hlmn., 79.


(22)

Tujuan dari Risk Capital Foundation adalah untuk menyediakan dana awal dan mendorong para profesional yang berbakat untuk menciptakan ventura.

Pada 1976, Industrial Development Bank of India

(IDBI) ikut serta dengan membentuk sebuah divisi yang menyediakan dana awal untuk proyek inovasi. Tahapan awal terbentuknya kegiatan modal ventura yang sebenarnya terjadi dalam periode 1986 hingga 1995. Di pertengahan tahun1980-an, hanya terdapat lembaga pemerintah yang melaksanakan kegiatan modal ventura dan tidak terdapat peraturan formal yang mengatur tentang kegiatan tersebut. Tahun 1988 mulai diterapkan beberapa panduan tentang pembentukan dan pelaksanaan perusahaan modal ventura. Namun demikian, jumlah perusahaan modal ventura tidak bertambah dengan pesat karena terdapat beberapa penghalang dalam ketentuan yang ada, yaitu jumlah investasi yang terlalu kecil (kurang


(23)

dari 100 juta Rupee dan bentuk usaha yang boleh diinvestasikan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi “baru, relatif belum pernah

dicoba dan berada dalam tahap dapat

dikomersialkan”). Selain itu, pemerintah juga

menyaratkan bahwa sang wirausaha untuk telah

berpengalaman terlebih dahulu.20

Pada tahap selanjutnya, di tahun 2000 telah dilakukan perbaikan terhadap ketentuan-ketentuan yang dinilai menghambat. Hingga tahun 2006 terdapat 42 perusahaan modal ventura di India, dimana sebagian besar merupakan perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan modal ventura tersebut lebih

banyak berinvestasi dalam tahap akhir

pengembangan usaha dibandingkan dalam tahap awal.

20Ibid.


(24)

Adapun bidang-bidang usaha yang menjadi pilihan utama dalam berinvestasi antara lain adalah

manufaktur elektronik, sector media/entertaiment

dan bioteknologi, serta farmasi.

4.Aspek-Aspek Penting Yang Menpengaruhi

Pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.

Ada beberapa aspek yang ditanyakan sebagai aspek penting dalam pengembangan Modal Ventura Indonesia. Adapun gambaran umum pendapat perusahaan atas berbagai aspek penting yang

ditanyakan adalah sebagai berikut:21

1. Aspek Regulasi Dalam Pengembangan

Perusahaan Modal Ventura

Aspek regulasi dalam pengembangan

Perusahaan Modal Ventura berkaitan dengan

seberapa penting regulasi dalam aspek

21 Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura Sebagai Altenatif Investasi, Op.


(25)

pengembangan perusahaan modal ventura di Indonesia.

2. Aspek Pemberian Insentif Pajak Atas

Pendapatan Yang Bersumber Dari Perusahaan Pasangan Usaha

Aspek pemberian insentif berkaitan dengan

seberapa penting aspek insentif pajak atas

penghasilan yang bersumber dari PPU terhadap

pengembangan Perusahaan Modal Ventura di

Indonesia.

3. Aspek Potensi Pasar Pembiayaan Dalam Negeri

Aspek potensi pasar pembiayaan dalan negeri berkaitan dengan seberapa penting aspek potensi pasar pembiayaan dalam pengembangan perusahaan modal ventura di Indonesia.

4. Aspek Keuntungan Atau Kinerja Perusahaan

Modal Ventura

Aspek keuntungan atau kinerja perusahaan saat ini berkaitan dengan seberapa penting aspek


(26)

keuntungan saat ini dalam pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.

5. Aspek Suku Bunga Kredit Perbankan

Aspek suku bunga kredit perbankan berkaitan dengan seberapa penting aspek suku bunga kredit

perbankan Indonesia dalam pengembangan

Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.

6. Aspek Kondisi Ekonomi Global

Aspek kondisi ekonomi global berkaitan dengan

seberapa penting aspek kondisi pertumbuhan

ekonomi global dalam pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.

7. Aspek Tata Kelola Perusahaan Modal Ventura Dalam Negeri

Aspek tatakelola perusahaan modal ventura berkaitan dengan seberapa penting aspek tatakelola perusahaan dalam pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.


(27)

8. Aspek Persaingan Terhadap Lembaga Keuangan Lain

Aspek persaingan terhadap lembaga keuangan lain berkaitan dengan seberapa penting aspek persaingan terhadap lembaga keuangan lain dalam

pengembangan Perusahaan Modal Ventura di

Indonesia.

9. Aspek Karakteristik Perusahaan Modal Ventura

Aspek karakteristik pembiayaan berkaitan

dengan seberapa penting aspek karakteristik

pembiayaan Modal Ventura dalam pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.

10. Aspek Risiko Investasi

Aspek risiko investasi berkaitan dengan

seberapa penting aspek risiko investasi dalam

pengembangan perusahaan modal ventura di


(28)

A. Kerangka Teori

Teori dalam penelitian ini adalah teori Ekonomi Kelembagaan. Munculnya Ekonomi Kelembagaan (Institutional Economics) merupakan reaksi dari rasa ketidakpuasan terhadap aliran Neoklasik, yang

sebenarnya merupakan kelanjutan dari aliran

ekonomi klasik. Menurut Hasibun, inti pokok aliran ekonomi kelembagaan adalah melihat ilmu ekonomi dengan satu kesatuan ilmu sosial, seperti psikologi,

sosiologi, politik, antropologi, sejarah, dan hukum.22

Landreth dan Colandar membagi para tokoh ekonomi aliran kelembagaan dalam tiga golongan, yaitu tradisional, quasi, dan neo. Yustika membagi

aliran Kelembagaan dalam ilmu ekonomi

kelembagaan lama (old institutional economics) dan

ilmu ekonomi kelembagaan baru (new institutional

Economics). Mengkombinasikan dari kedua

22 Santosa, Purbayu Budi. 2008. Relevansi dan Aplikasi Aliran Ekonomi

Kelembagaan. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No.1, Juni 2008, hal. 46-60.


(29)

pandangan tersebut, pertama akan dikemukakan aliran ekonomi kelembagaan lama, kedua quasi, dan

aliaran ekonomi kelembagaan baru.23

1). Aliran Kelembagaan Lama

Bapak Ekonomi kelembagaan yang disetujui oleh para pakar adalah Thorestein Bunde Veblen. Kritik Veblen sangat tajam terhadap ekonomi ortodoks, dimana pengertian ekonomi ortodoks adalah

pemikiran-pemikiran yang menggunakan dan

melanjutkan ekonomi Klasik seperti persaingan bebas, persaingan sempurna, manusia adalah rasional, motivasi memaksimalkan keuntungan dan meminimasi pengorbanan ekonomi. Menurut Veblen teori ekonomi ortodoks merupakan teori teologi, oleh karena akhir cerita telah ditentukan dari awal. Misalnya, keseimbangan jangka panjang itu tidak pernah dibuktikan, tetapi telah ditentukan walaupun

23 Yustika, Ahmad Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan


(30)

ceritanya belum dimulai. Ilmu ekonomi bukan hanya mempelajari tingkat harga, alokasi sumber-sumber tetapi justru mempelajari faktor-faktor yang dianggap

tetap (given).

Salah seorang tokoh ekonomi kelembagaan dari inggris yang penting adalah John A. Hobson. Menurutnya, ada tiga kelemahan toeri ekonomi ortodoks, yaitu tidak dapat menyelesaikan masalah full-employment, distribusi pendapatan yang senjang dan pasar bukan ukuran terbaik untuk menentukan ongkos sosial. Beliau tidak setuju adanya unsur ekonomi positif dan normatif karena keduanya tetap

memerlukan adanya unsur etika. Timbulnya

Imprealsime menurut Hobson disebabkan karena terjadinya konsumsi yang kurang dan kelebihan

tabungan di dalam negeri, maka diperlukan

penanaman modal ke daerah-daerah jajahan.

Pengeluaran pemerintah dan pajak dapat mendorong


(31)

pendapatan pekerja dan produktivitas. Dengan semakin meratanya pembagian pendapatan akan mendorong peningkatan produktivitas, yang berarti bisa terhindar dari bahaya adanya resesi.

2). Aliran Quasi Kelembagaan

Para tokoh yang masuk di dalam aliran ini adalah mereka yang terpengaruh oleh pemikiran Veblen dan kawan-kawannya, para tokoh aliran ini antara lain Joseph Schumpeter, Gunnar Myrdal, dan Kenneth Galbraith. Pemikiran Schumpeter bertumpu pada ekonomi jangka panjang, yang terlihat dalam analisisnya baik mengenai terjadinya inovasi komoditi baru, maupun dalam mejelaskan terjadinya siklus ekonomi. Keseimbangan ekonomi yang statis dan stasioner seperti konsep kaum ortodoks mengalami

gangguan dengan adanya inovasi. Meskipun

demikian, gangguan tersebut dalam rangka berusaha mencari keseimbangan yang baru. Inovasi tidak bisa


(32)

berlanjut kalau kaum wirasawata telah terjebak dalam persoalan-persoalan yang sifatnya rutin.

Sedangkan Galbraith menjelaskan

perkembangan ekonomi kapitalis di Amerika serikat yang tidak sesuai dengan perkiraan (prediksi) yang dikemukakan kaum ekonomi ortodoks. Asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori ekonomi ortodoks dalam kenyataannya melenceng jauh sekali. Keberadaan pasar persaingan sempurna tidak ada, bahkan pasar telah dikuasai oleh

perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan ini

demikian besar kekuasaanya sehingga selera

konsumen bisa diaturnya.

Pada perusahaan yang besar ini, pemilik modal terpisah dengan manajer profesional dan para

manajer ini telah menjadi techno strusture

masyarakat. Konsumsi masyarakat telah menjadi demikian tinggi, tetapi sebaliknya terjadi pencemaran lingkungan dan kwalitas barang-barang swasta tidak


(33)

dapat diimbangi oleh barang-barang publik. Selanjutnya kekuatan-kekuatan perusahaan besar dikontrol oleh kekuatan buruh, pemerintah dan

lembaga-lembaga konsumen. Namun demikian,

untuk menjamin keberlanjutan

perusahan-perusahaan ini, maka pemerintah hendaknya

berfungsi untuk menstabilkan perkembangan

ekonomi.24

3). Aliran Kelembagaan Baru

Aliran Ekonomi Kelembagaan Baru (New

Institutional Economics disingkat NIE) dimulai pada tahun-tahun 1930-an dengan ide dari penulis yang berbeda-beda. Menurut Yustika, pada tahun-tahun terakhir ini terjadi kesamaan ide yang mereka usung dan kemudian dipertimbangkan menjadi satu payung yang bernama NIE. Secara garis besar, NIE sendiri merupakan upaya ‘perlawanan’ terhadap dan

24Ibid.


(34)

sekaligus pengembangan ide ekonomi Neoklasik, meskipun tetap saja dapat terpengaruh oleh ideologi dan politik yang ada pada masing-masing para

pemikir.25

NIE dengan demikian menempatkan dirinya sebagai pembangun teori kelembagaan nonpasar dengan fondasi teori ekonomi Neoklasik. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu tokoh NIE Douglas C. North, bahwa NIE masih menggunakan dan menerima asumsi dasar dari ekonomi Neoklasik mengenai kelangkaan dan kompetisi akan tetapi meninggalkan

asumsi rasionalitas instrumental (instrumental

rasionality). Oleh karena ekonomi Neoklasik memaki asumsi tersebut menyebabkan menjadi teori yang

bebas kelembagaan (institutional-free theory).

NIE selanjutnya memperdalam kajiannya

tentang kelembagaan nonpasar, seperti hak

25Ibid.


(35)

kepemilikan, kontrak, partai revolusioner dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena sering terjadi

masalah kegagalan pasar (market failure). Kegagalan

pasar muncul karena terjadinya asimetris informasi,

eksternalitas produksi (production externality), dan

adanya kenyataan keberadaan barang-barang-barang

publik (public goods). Akibat kealpaan teori ekonomi

Neoklasik terhadap adanya kegagalan pasar, maka dilupakan pula adanya kenyataan pentingnya

biaya-biaya transaksi (transaction cost). Di samping itu NIE

menambah bahasannya tentang terjadinya kegagalan

kelembagaan (institutional failure) sebagai penyebab

terjadinya keterbelakangan pada banyak negara. Para penganut ekonomi kelembagaan percaya bahwa pendekatan multidisipliner sangat penting untuk memotret masalah-masalah ekonomi, seperti aspek sosial, hukum, politik, budaya, dan yang lain sebagai satu kesatuan analisis. Oleh karena itu, untuk mendekati gejala ekonomi maka, pendekatan


(36)

ekonomi kelembagaan menggunakan metode kualitatif yang dibangun dari tiga premis penting

yaitu: partikular, subyektif dan, nonprediktif.26

Kepastian hukum yang terdapat dalam ekonomi kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu

bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi

kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu peraturan perundang-undangan untuk mngendalikan pelaku ekonomi dalam pasar.

Modal ventura mempunyai peranan penting dalam dunia usaha sebagai lembaga pembinyaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, sehingga kepastian hukum yang terdapat dalam perturan perundang-undangan dapat membantu para pelaku usaha memperoleh biaya dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Keberadaan usaha modal ventura di Indonesia

26Ibid.


(37)

Sangat membantu bagi para industri kecil dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Paket kebijakan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu kepastian hukum untuk membentuk suatu

karakteristik dalam dunia usaha, sehingga

kemampuan bagi pelaku usaha dalam bidang industri kecil dapat mampu bersaing dengan industri berskala besar.


(1)

berlanjut kalau kaum wirasawata telah terjebak dalam persoalan-persoalan yang sifatnya rutin.

Sedangkan Galbraith menjelaskan

perkembangan ekonomi kapitalis di Amerika serikat yang tidak sesuai dengan perkiraan (prediksi) yang dikemukakan kaum ekonomi ortodoks. Asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori ekonomi ortodoks dalam kenyataannya melenceng jauh sekali. Keberadaan pasar persaingan sempurna tidak ada, bahkan pasar telah dikuasai oleh

perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan ini

demikian besar kekuasaanya sehingga selera

konsumen bisa diaturnya.

Pada perusahaan yang besar ini, pemilik modal terpisah dengan manajer profesional dan para

manajer ini telah menjadi techno strusture

masyarakat. Konsumsi masyarakat telah menjadi demikian tinggi, tetapi sebaliknya terjadi pencemaran lingkungan dan kwalitas barang-barang swasta tidak


(2)

dapat diimbangi oleh barang-barang publik. Selanjutnya kekuatan-kekuatan perusahaan besar dikontrol oleh kekuatan buruh, pemerintah dan

lembaga-lembaga konsumen. Namun demikian,

untuk menjamin keberlanjutan

perusahan-perusahaan ini, maka pemerintah hendaknya

berfungsi untuk menstabilkan perkembangan

ekonomi.24

3). Aliran Kelembagaan Baru

Aliran Ekonomi Kelembagaan Baru (New

Institutional Economics disingkat NIE) dimulai pada tahun-tahun 1930-an dengan ide dari penulis yang berbeda-beda. Menurut Yustika, pada tahun-tahun terakhir ini terjadi kesamaan ide yang mereka usung dan kemudian dipertimbangkan menjadi satu payung yang bernama NIE. Secara garis besar, NIE sendiri merupakan upaya ‘perlawanan’ terhadap dan


(3)

sekaligus pengembangan ide ekonomi Neoklasik, meskipun tetap saja dapat terpengaruh oleh ideologi dan politik yang ada pada masing-masing para

pemikir.25

NIE dengan demikian menempatkan dirinya sebagai pembangun teori kelembagaan nonpasar dengan fondasi teori ekonomi Neoklasik. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu tokoh NIE Douglas C. North, bahwa NIE masih menggunakan dan menerima asumsi dasar dari ekonomi Neoklasik mengenai kelangkaan dan kompetisi akan tetapi meninggalkan

asumsi rasionalitas instrumental (instrumental

rasionality). Oleh karena ekonomi Neoklasik memaki asumsi tersebut menyebabkan menjadi teori yang

bebas kelembagaan (institutional-free theory).

NIE selanjutnya memperdalam kajiannya

tentang kelembagaan nonpasar, seperti hak


(4)

kepemilikan, kontrak, partai revolusioner dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena sering terjadi

masalah kegagalan pasar (market failure). Kegagalan

pasar muncul karena terjadinya asimetris informasi,

eksternalitas produksi (production externality), dan

adanya kenyataan keberadaan barang-barang-barang

publik (public goods). Akibat kealpaan teori ekonomi

Neoklasik terhadap adanya kegagalan pasar, maka dilupakan pula adanya kenyataan pentingnya

biaya-biaya transaksi (transaction cost). Di samping itu NIE

menambah bahasannya tentang terjadinya kegagalan

kelembagaan (institutional failure) sebagai penyebab

terjadinya keterbelakangan pada banyak negara. Para penganut ekonomi kelembagaan percaya bahwa pendekatan multidisipliner sangat penting untuk memotret masalah-masalah ekonomi, seperti aspek sosial, hukum, politik, budaya, dan yang lain


(5)

ekonomi kelembagaan menggunakan metode kualitatif yang dibangun dari tiga premis penting

yaitu: partikular, subyektif dan, nonprediktif.26

Kepastian hukum yang terdapat dalam ekonomi kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu

bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi

kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu peraturan perundang-undangan untuk mngendalikan pelaku ekonomi dalam pasar.

Modal ventura mempunyai peranan penting dalam dunia usaha sebagai lembaga pembinyaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, sehingga kepastian hukum yang terdapat dalam perturan perundang-undangan dapat membantu para pelaku usaha memperoleh biaya dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Keberadaan usaha modal ventura di Indonesia


(6)

Sangat membantu bagi para industri kecil dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Paket kebijakan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu kepastian hukum untuk membentuk suatu

karakteristik dalam dunia usaha, sehingga

kemampuan bagi pelaku usaha dalam bidang industri kecil dapat mampu bersaing dengan industri berskala besar.