PENGELOLAAN NILAI NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pengelolaan Pembelajaran Nilai Nasionalisme dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kwarganegaraan di SMK PGRI Sukoharjo Tahun 2012/2013.

PENGELOLAAN NILAI NASIONALISM E
DALAM PEM BELAJARAN PENDIDIKAN KEW ARGANEGARAAN
DI SM K PGRI SUKOHARJO TAHUN 2012/ 2013

PUBLIKASI ILM IAH

Diajukan Kepada
Program Studi M anajem en Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas M uhammadiyah Surakarta
untuk M em enuhi Salah Satu Syarat Guna M emperoleh
Gelar M agister dalam Ilmu M anajemen Pendidikan

Oleh:
BAM BANG SAHANA
NIM : Q 100 110 079

PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013


i

ii

PENGELOLAAN NILAI NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK
Oleh: Bambang Sahana¹, Bambang Sumardjoko², Yulianto Bambang Setyadi³,
Mahasiswa UMS Surakarta¹, Staf Pengajar UMS Surakarta² ³
Email: bambangsahana@gmail.com
Abstract
This study aims to determine how the planning, implementation, and assessment of the
value of nationalism in civics learning in SMK PGRI Sukoharjo. The research data was
obtained from an informant or resource, data, locations, and events of the learning activities
process in the school. Techniques of data collections are using the method of observation,
documentation, and interviews. The process of implementing this study use four stages:
planning, implementation, observation, and reflection. It is expected that management of the
nationalism value in learning civics in SMK PGRI Sukoharjo can provide an illustration and
new knowledge of how students can apply the value of nationalism in daily life in a society,
nation, and state. The results of this study indicate that teachers are required to be able to
make plans and learning device, teachers can implement what has been formulated in the

learning program, and teachers can make an assessment of what has been implemented in
the learning process. Based on the research results, it can be concluded that Management of
Nationalism Value In Citizenship Education Learning that began with the mature early
planning and integrated, the implementation of creative and innovative learning supported
by adequate infrastructure as well as exemplary teachers, and the implementation of a
structured assessment will result in management learning as expected.
Keyword: management, value, nationalism, civicus.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian nilai nasionalisme dalam pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo. Data
penelitian ini diperoleh melalui informan atau nara sumber, data, lokasi, dan peristiwa
berlangsungnya kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Tehnik pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Proses pelaksanaan
penelitian ini melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Diharapkan dengan pengelolaan nilai nasionalisme dalam pembelajaran PKn di
SMK PGRI Sukoharjo ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan baru bagaimana
siswa dapat menerapkan nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru
dituntut untuk dapat membuat perencanaan dan perabot pembelajaran, guru dapat

melaksanakan apa yang telah dirumuskan dalam program pembelajaran, dan guru dapat
melaksanakan penilaian terhadap apa yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan nilai nasionalisme
dalam pembelajaran PKn yang di mulai dengan perencaan awal yang matang dan
terintegrasi, pelaksanaan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan didukung sarana
prasarana yang memadai serta keteladanan semua guru, dan pelaksanaan penilaian yang
terstruktur maka akan menghasilkan pengelolaan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Kata kunci: pengelolaan, nilai, nasionalisme, kewarganegaraan.
1

Pendahuluan
Pengaruh globalisasi saat ini sudah terintegrasi dalam segala aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pengaruh positif globalisasi telah memberikan
pencerahan umat manusia dalam dunia informasi dan komunikasi, adanya perubahan
tatanan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, hukum, dan hak asasi manusia. Sisi
lain globalisasi berpengaruh pada pola hidup dan tingkah laku generasi muda, pelajar, dan
mahasiswa. Dengan adanya internet, parabola, dan TV kabel setiap orang dengan mudah
dapat mengakses fakta, peristiwa di negara lain seperti pergaulan bebas, sex bebas, dan
pesta narkoba, perkelahian antar pelajar, perkelahian antar pemuda kampung, korupsi ,serta
isu-isu sara lainnya yang mengarah pada dis integrasi bangsa yang semua itu membawa

dampak negatif terhadap anak bangsa utamanya pelajar dan mahasiswa. Dampak yang
timbul tidak dengan serta merta dapat dihindari, cara yang paling baik adalah dengan
memanfaatkan dampak positif semaksimal mungkin dan meminimalisir dampak negatifnya.
Era globalisasi merupakan masalah penting yang harus dihadapi oleh semua negara
utamanya dalam dunia pendidikan. Melihat fenomena yang seperti ini peneliti menganggap
bahwa permasalahan ini merupakan sebuah tantangan yang harus dicari solusinya dalam
membentuk karakter anak bangsa, utamanya perlu adanya penanaman nilai nasionalisme
serta upaya penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dari uraian diatas, maka fokus penelitian ini adalah pengelolaan nilai nasionalisme
dalam pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo, yang dijabarkan menjadi tiga subfokus
yang meliputi : (1) Bagaimanakah perencanaan nilai nasionalisme pada pembelajaran PKn
di SMK PGRI Sukoharjo ?, (2) Bagaimanakah pelaksanaan

nilai nasionalisme pada

pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo ?, (3) Bagaimanakah pelaksanaan penilaian
nilai nasionalisme pada pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo ?
Berdasarkan fokus dan subfokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
(1) mendeskripsikan perencanaan nilai nasionalisme pada pembelajaran PKn di SMK PGRI
Sukoharjo. (2) mendeskripsikan pelaksanaan nilai nasionalisme pada pembelajaran PKn di

SMK PGRI Sukoharjo. (3) mendeskripsikan pelaksanaan penilaian nilai nasionalisme pada
pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo .
Metode Penelitian
Peneliti telah melakukan observasi, mengumpulkan data, dan melakukan wawancara
dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, komite sekolah,
karyawan, dan siswadi SMK PGRI Sukoharjo. Adapun nara sumber tersebut adalah
2

Drs.

Suparno Hadi (kepala sekolah), Ngadimin, M.Pd (waka Kurikulum), Drs. Tentrem (waka
kesiswaan), Riyanto,S.Pd (waka humas dan komite sekolah), Kristin Anggraeni P,S.H. dan
E. Dyah Setyorini, S.Pd (guru PKn), (satpam), Ika (siswa), personil-personil ini dipilih
karena dianggap merekalah yang paling berkompeten dalam penelitian ini. Data yang
diperoleh berupa dokumen, kata-kata, dan kalimat, sehingga penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya adalah observasi, dokumentasi, dan
wawancara, sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Seorang guru dalam menjalankan kewajibannya harus mengetahui tugas dan
fungsinya dalam mengelola kelas dari perencanaan, pelaksanaan,


dan penilaian, Me-

manage atau mengelola sekolah artinya mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi
secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah (Depdiknas, 2000: 1).
Pengelolaan adalah substantifa dari mengelola, sedangkan mengelola adalah suatu tindakan
yang dimulai dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai
dengan pengawasan dan penilaian, Winarno Hamiseno (dalam Prasetyo, 2010: 2)
Menurut Hartati (dalam Prasetyo, 2010: 2), pengelolaan warga belajar atau
pengelolaan siswa adalah kegiatan pencatatan warga belajar dari proses penerimaan hingga
warga belajar tersebut keluar disebabkan karena telah tamat atau sebab lain. Pengelolaan
dapat juga diartikan dengan istilah management (Wati, 2005: 278). Pengertian lain Hamalik
(2007: 16) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses sosial yang berkenaan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Manajemen
adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang
diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan
dengan sistematis dalam suatu proses. (Rohiat 2008: 14)
Menurut Nursidik (2009: 1) pengelolaan pendidikan berasal dari kata manajemen,

sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi. Hal ini dapat diartikan
pengelolaan pendidikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam
bidang pendidikan. Administrasi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan
mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik personal
maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama satu tujuan secara efektif dan
efisien. Selain hal tersebut,administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerja sama
3

antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengelolaan atau manajemen merupakan komponen integrasi dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak
mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep
tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Fungsifungsi pokok dalam manajemen, adalah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pembinaan. Keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan
(Mulyasa, 2003: 20).
A. Dalam perumusan perencanaan program pembelajaran pendidikan karakter khususnya
penerapan nilai-nilai nasionalisme, fihak sekolah melibatkan semua guru untuk
merumuskan dan menyisipkan nilai-nilai tersebut kedalam semua mata pelajaran.
Perencanaan dan perumusan KTSP setiap tahun pasti mengalami perubahan, baik

pergeseran

standar

kompetensi/kompetensi

dasar

maupun

penambahan

dan

pengurangan alokasi waktunya. Menurut wakil kepala sekolah urusan kurikulum bahwa
perubahan KTSP yang meliputi silabus dan RPP tidak bersifat multak, hal ini melihat
adanya input dari berbagai sumber misalnya siswa, komite sekolah, DU/DI, orang tua
siswa, dan guru. Semua itu dilakukan semata-mata demi tercapainya KKM dan
penguasaan standar kompetensi/kompetensi dasar yang telah ditetapkan sekolah.
Menurut salah satu guru PKn kelas satu ibu Kristina, bahwa nilai nasionalisme juga

disisipkan pada kompetensi-kompetensi yang lain walaupun belum disisipkan secara
tertulis, sedangkan untuk muatan nilai karakter yang lain pada semua mata pelajaran
sudah ditunjukkan adanya rekap nilai kepribadian oleh semua pengampunya kepada
wakasek kurikulum maupun guru PKn. Nilai tersebut nantinyan akan digabungkan
sebagai nilai karakter/kepribadian setiap siswa.
B. Pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme melalui kegiatan pembelajaran di kelas
mengandung maksud bahwa guru yang mengajar mata pelajaran diwajibkan untuk
memberikan pesan-pesan moral kepada siswanya agar menjadi manusia yang sesuai
dengan visi dan misi SMK PGRI Sukoharjo, sehingga disamping siswa mendapat nilai
akademik yang baik tetapi siswa juga diharapkan memiliki perubahan tingkah laku
yang mampu menunjukan nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
Dalam pembelajaran dikelas guru sudah melakukan penyisipan nilai-nilai nasionalisme
mulai tahap pendahuluan, kegiatan inti, maupun sebelum mengakhiri proses

4

pembelajaran dikelas. Sebagai gambaran yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran
PKn diperoleh data sebagai berikut:
1. Tahap sebelum memulai pembelajaran (Pendahuluan) guru melakukan hal-hal
sebagai berikut:

a) Mengucapkan salam
b) Mempersiapkan kelas dan memulai do’a bersama
c) Melakukan presensi
d) Melakukan pengulangan materi yang telah disampaikan pada pertemuan yang
lalu. Peneliti mendapatkan situasi yang menggembirakan karena apresiasi anak
dalam mengikuti pelajaran sangat antusias dan bagus.
2. Tahap Kegitan inti, guru kelas melakukan kegiatan eksploetasi, elaborasi, dan
konfirmasi sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan gambaran SK/KD (standar kompetensi/kompetensi dasar),
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada penyampaian materi hari ini.
Pada tahap ini guru juga menyisipkan nilai-nilai nasionalisme pada siswanya, “
pada hari ini bu guru akan menyampaikan materi SK/KD menunjukkan semangat
kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.” Untuk itu anak-anak untuk bisa mengikuti dengan
baik dan nantinya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
b) Guru telah menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang telah sisiapkan. Pada
tahap proses ini sedikit penulis temukan hal-hal yang dalam penyampaian
cenderung teoritis kurang menunjukan contoh yang ada dalam kehidupan seharihari.
c) Guru melakukan dialog dan Tanya jawab kepada siswa mengenai hak dan

kewajiban sebagai warga Negara, hasil dialognya “ apa yang kamu lakukan bila
Negara kita diserang musuh …………”
3. Tahap akhir pembelajaran/penutup, guru melakukan hal-hal sebai berikut:
a) Memberikan pertanyaan tengang materi yang telah disampaikan diawal kepada
beberapa siswa
b) Mengingatkan siswa untuk senantiasa menerapkan nilai nasionalisme dalam
kehidupan sehari-hari
c) Memberikan tugas siswa untuk memberikan contoh apa yang menjadi hak dan
kewajibannya di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5

Penyisipan nilai-nilai nasionalisme ke dalam mata pelajaran lain diperkuat
oleh pernyataan salah satu guru pengampu mata pelajaran produktif yang
sekaligus sebagai waka sarpras. Pengamatan dua guru diatas sebagai bukti bahwa
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn SMK PGRI Sukoharjo telah
sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah tersusun dalam silabus/RPP.
Kaitannya dengan perencanaan guru dalam mengajar serta kemampuan guru
dalam menyisipkan nilai-nilai nasionalisme peneliti menemukan fakta yaitu: saat
menyampaikan materi pelajaran dikelas, diketahui kemampuan guru dalam
mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme pada setiap mata pelajaran ternyata
sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh jenis mata pelajaran yang diampu
bahkan berbeda basic disiplin ilmunya seperti mata pelajaran kejuruan akutansi,
manajemen bisnis, dan multimedia. Hal tersebut juga dipengaruhi pengalaman
serta kemampuan guru dalam mengintegrasikan serta kemampuan guru dalam
memahami nilai-nilai nasionalisme untuk diterapkan dalam materi pelajarannya.
Peneliti menemukan fenomena lain bahwa teryata hampir semua guru
menyisipkan nilai-nilai karakter terutama nilai nasionalisme kepada semua
siswanya. Semua ini dilakukan karena sekolah memang telah memprogramkan
pengintegrasian penanaman nilai-nilai tersebut dalam setiap mata pelajaran sesuai
visi dan misi yang telah ditetapkan sekolah.
C. Penilaian menjadi unsur penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar sekaligus sebagai umpan balik bagi guru untuk pembelajaran berikutnya.
Penilaian yang dilakukan oleh guru merupakan akumulasi dari seluruh kegiatan
pembelajaran. Dengan penilaian seorang guru dapat mengetahui gambaran maupun
informasi mengenai perkembangan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
keberhasilan pembelajaran di dikelas. Hasil penilaian digunakan guru sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Hal ini sangat diperlukan guru, karena
apabila nilai siswa yang dikumpulkan menggambarkan atau mengidentifikasi bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam belajar, maka guru segera mengambil tindakan guna
mengatasi hal tersebut.
1. Jenis Penilaian
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat di jelaskan bahwa alat
penilaian yang digunakan guru PKn SMK PGRI Sukoharjo dalam kegiatan
pembelajarannya meliputi: nilai ulangan harian, tugas, nilai tengah semester, dan
6

nilai ujian akhir semester. Dalam penilaian tugas, guru PKn membagi mejadi dua
yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas individu meliputi mengerjakan soalsoal dan membuat makalah, sedangkan tugas kelompok berupa membuat laporan
pengamatan, diskusi, keaktipan, dan kreatifitas siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi.
Dalam

pembelajaran

PKn

dengan

pengembangan

materi

nilai-nilai

nasionalisme, pengumpulan data mengenai perkembanagn belajar siswa tidak hanya
menggunakan tes. Prinsip yang digunakan adalah authentic assesment yaitu
penilaian sebelumnya, nilai siswa yang utama diperoleh dari perilaku siswa seharihari ketika belajar, bagaimana keaktifan, dan antusiasnya dalam mengikuti proses
pembelajaran, bagaimana sikap siswa ketika menyampaikan ide, berdiskusi,
bagaimana buku catatan sekolahnya (kedisiplinan, keterampilan, keaktipan didalam
organisasi sekolah), bagiamana keterampilan mereka dalam mengerjakan tugas dan
ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas. Semua itu merupakan sumber-sumber
penilaian autetik atau nyata yang di lakukan guru didalam kegiatan pembelajaran di
SMK PGRI Sukoharjo.
2. Teknik Penilaian
Penilaian yang dilakuakn oleh guru PKn tidak hanya dilakukan setelah selesai
proses pembelajaran atau penilaian hasilnya saja, tetapi juga dilaksanakan sebelum
dan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian pembelajaran PKn guru
disamping menilai aspek kongnitif tetapi lebih menekankan pada aspek afektif dan
aspek psikomotorik, yaitu dengan memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar, ketekunan, kerapian, kedisplinan, antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
guru atau siswa yang lain, maupun ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas dan
mengumpulkan tugas, saat siswa melakukan observasi, serta tidak kalah penting
bagaimanakah siswa mampu menerapkan nilai-nilai itu dalam kehidupan dikelas,
didalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penilaian hasil
pembelajaran penekanannya pada aspek kongnitif, guru menilai tingkat kemampuan
siswa dalam menerima materi pelajaran dengan cara memberikan tes lisan maupun
tertulis, baik dalam bentuk pilihan ganda, objektif maupun essay.

7

Penilaian yang dilakukan di SMK PGRI Sukoharjo adalah sebagai berikut:
a) Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan adalah penilaian hasil oleh pendidik secara
berkesinambungan untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil.
Penilaian pendidikan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
kenaikan kelas, dan ulangan akhir semester. Hasil penilaian pendidikan ini
digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik, bahkan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses belajar dan
mengajar dikemudian hari.
b) Penilaian Sekolah
Penilaian sekolah adalah penilaian hasil belajar yang dilaksanakan oleh
satuan pendidikan. tolak ukur dari penilaian evaluasi belajar adalah dengan
Ujian Akhir Semester (UAS) yang terdiri dari:
(1) Ujian Teori Tertulis, yang meliputi semua mata pelajaran normatif dan

adaptif yaitu: pendidikan agama, PKn, penjaskes, IPS, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, IPA, matematika, seni budaya, dan bahasa jawa sebagai
muatan lokal.
(2) Ujian Praktek mata pelajaran normatif, adaptif yang meliputi: pendidikan

jasmani dan kesehatan, pendidikan agama, Bahasa Indonesia, IPA serta
semua mata pelajaran produktif yang meliputi semua mata pelajaran
kejuruan. Tujuan penilaian sekolah adalah untuk menilai sejauah mana
standar kompetensi seluruh mata pelajaran terhadap para peserta didiknya
telah dicapai.
c) Penilaian Pemerintah
Penilaian pemerintah adalah penilaian yang dilakukan oleh lembaga atau
badan yang berwenang dalam hal ini adalah jajaran dinas pendidikan dan unsur
yang terkait. Bentuk dari penilaian pemerintah adalah Ujian Akhir Semester
(UAS) yang bersifat nasinal untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional yang meliputi ujian tertulis, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan Teori Kejuruan. Sekolah juga melaksanakan penilaian
kejuruan yang berbentuk praktek kejuruan, soal yang dipakai juga bersifat
nasional, bahkan melibatkan fihak dunia usaha dan dunia industri sebagai team
penilainya.

8

3. Bentuk Instrumen Penilaian
Bentuk instrumen penilaian pada pembelajaran PKN di SMK PGRI Sukoharjo
berupa soal lisan, pilihan ganda, isian atau jawaban singkat, dan uraian. Instrumen
yang sering digunankan untuk penilaian pembelajaran PKn adalah dengan soal-soal
pilihan ganda dan uraian. Namun demikian tidak meninggalkan penilaian
kepribadian anak selama pembalajaran berlangsung bahkan diluar pembelajaran,
misalnya keaktifan siswa dalam kegiatan-kegiatan di sekolah.
4. Tindak Lanjut Setelah Penilaian
Sebagai tindak lanjut yang dilakukan guru setelah adanya penilaian adalah
memberikan perbaikan dan pengayaan. Untuk perbaikan diberikan kepada siswa
yang nilainya tidak memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah. Pengayaan
diberikan kepada anak yang nilainya telah melebihi KKM yang ditetapkan sekolah.
Namun apabila masih ditemukan anak mengalami kesulitan dalam belajar, maka
langkah yang diambil guru adalah dengan memberikan bantuan khusus anak tersebut
dengan bantuan guru bimbingan penyuluhan untuk mengetahui apa yang menjadi
penyebabnya kemudian guru mencarikan solusinya.
Pembahasan dalam penelitian ini adalah bahwa, 1) perencanaan penyusunan,
perubahan, perbaikan silabus dan, RPP di SMK PGRI Sukoharjo dimasukkan dalam
kegiatan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) yang merupakan rencana jangka panjang
sekolah dan program tahunan sekolah. Adapun program-program yang direncanakan antara
lain: a) Melaksanakan berbagai workshop untuk pembelajaran berdasarkan kurikulum yang
berlaku serta peningkatan kompetensi penunjang profesionalisme guru, b) Mengoptimalkan
kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) lokal maupun tingkat rayon,
c) Melaksanakan kegiatan peer teaching untuk setiap program keahlian dan rumpun mata
pelajaran, d) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh tenaga pendidik
untuk mengikuti berbagai pelatihan dan melanjutkan studi, e) Memberikan kesempatan bagi
seluruh tenaga pendidik untuk menguasai dan menggunakan berbagai fasilitas penunjang
kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Informasi perencanaan pendidikan yang
disampaikan oleh Drs. Suparno Hadi kepala sekolah di atas, relevan dengan informasi yang
dikemukakan oleh Ngadimin selaku wakasek kurikulum. Pada wawancara dengan
Ngadimin disampaikan bahwa semua kegiatan yang direncanakan dalam pengelolaan
perencanaan pembelajaran di sekolah disusun dalam rencana pengembangan sekolah yang
diadakan setiap awal tahun pembelajaran.

9

Kegiatan sekolah dilaksanakan sesuai dengan rencana pengembangan sekolah yang
telah disusun pada awal tahun pelajaran. Keterangan lain yang relevan dengan perencanaan
nilai nasionalisme pada pembelajaran PKn di SMK PGRI Sukoharjo. Perencanaan program
peningkatan proses pembelajaran melibatkan perwakilan warga sekolah yang terdiri dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator kurikulum, ketua program keahlian,
koordintor mata pelajaran, komite sekolah, para guru, dan DU/DI. Perencanaan peningkatan
nilai nasionalisme ini melalui suatu proses yang mempertimbangkan aspek siswa, guru,
sarana prasarana, lingkunagan sekolah, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sekolah dalam hal ini perlu mengalokasikan dana untuk peningkatan mutu perencanaan
prases pembelajaran pada umumnya dan khususnya peningktan pendidikan karakter melalui
perencanaan nilai nasionalisme dalam pembelajaran PKn di sekolah sesuai dengan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). 2) Berdasarkan hasil observasi dan
data wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, wakasek, guru, siswa, dan
komponen yang ada didalamnya berjalan denga baik, terlihat adanya dua strategi
penanaman nilai nasionalisme yang dilakukan oleh guru mata pelajaran yaitu:
a)

Menyisipkan nilai-nilai nasionalisme

di dalam mata pelajaran yang dimulai dari

kegiatan tahap pendahuluan, tahap kegitan inti, maupun tahap penutup. Kemampuan
guru dalam menintegrasikan nilai-nilai tersebut akan semakin bermakna dan siswa
nantinya mampu untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku yang menunjukan
serta mencerminkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan Negara.
b)

Memasukkan nilai-nilai nasionalisme

kedalam silabus dan RPP, kaitanya dengan

perencanaan guru dalam mengajar serta kemampuan guru dalam menyisipkan nilainilai nasionalisme kedalam silabus dan RPP. Peneliti menemukan data bahwa pada saat
guru menyampaikan sisipan nilai nasionalisme kedalam mata pelajarannya tidak selalu
sama atau mempunyai kreasitifitas yang berbeda-beda, semua itu didasari oleh basic
dan jenis mata pelajaran yang diampu juga latar belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, dan pemahaman guru itu sendiri terhadap nilai-nilai nsionalisme. Temuan
yang menarik dilapangan bahwa guru yang mengampu mata pelajaran lainpun ternyata
mampu mengiterprestasikan nilai-nilai nasionalisme kedalam mata pelajarannya mulai
kegiatan awal atau apersepsi, kegiatan inti, dan penutup secara cermat dan teliti
sehingga anak bisa memperoleh penanaman nilai nasionalisme tidak hanya melalui
mata pelajaran PKn tetapi juga melelui contoh keteladanan sikap dan perilaku dari
semua guru (wawancara kepala sekolah 3 April 2013). Memasukkan nilai nasionalisme
10

kedalam silabus dan RPP merupakan suatu hal yang sangat penting

yang harus

dilakukan oleh semua guru PKn, juga semua guru harus mampu menyisipkan nilai
tersebut secara tertulis maupun hanya muatan spontanitas yang disesuaikan dengan
materi yang sedang diajarkan. Jika pelajaran itu diarahkan untuk pembenahan nilai
nasionailsme pada anak didik maka nilai –nilai ini harus dimasukkan dalam silabus
dan RPP melalui diskusi-diskusi dengan menilik perkembangan yang sedang terjadi di
era globalisasi melalui media masa. Seperti yang dilakukan oleh negara Pakistan, hal
ini dimuat dalam artikel yang dibuat oleh Munawar Sabir tahun 1994 dengan judul
Peran Media dalam Menciptakan Nilai Nasionalisme di Pakistan. isi singkat:
globalisasi era baru di Pakistan dan peran media dalam nasionalisme. Pada bagian ini,
dapat disimpulkan bahwa media telah berubah dalam beberapa tahun terakhir begitu
cepat sehingga menciptakan gambar yang luar biasa dan suara nasionalisme untuk
Pakistan terlepas dari kenyataan bahwa itu masih menghadapi banyak isu dan masalah.
Dari keterangan diatas kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa negara Pakistan
akan mengembangkan individu warga negara yang memiliki nilai nasionalisme dengan
standar moral yang tinggi yang punya sumbangsih terhadap kedamaian dan
keharmonisan negara serta masyarakat global, maka dimulai dengan perubahan silabus
di sekolah. Akhirnya

silabus dan RPP merupakan suatu hal yang

tidak boleh

ditinggalkan oleh sekolah jika berkeinginan agar kurikulum dapat dilaksanakan dengan
baik. 3) Pelaksanaan penilaian mempunyai peran penting dalam pembelajaran PKn,
penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan jenis tugas individu dan
kelompok. Teknik penilaian dalam pembelajaran PKn menggunakan teknik menulis
dan tugas. Penilaian dengan teknik tertulis menggunakan penilaian pendidikan,
penilaian sekolah, dan penilaian pemerintah. Selanjutnya, instrumen penilaian
pembelajaran PKn menggunakan soal lisan, pilihan ganda, dan uraian jawaban. Hasil
penilaian yang diperoleh siswa secara umum dari sisi teoritis cukup baik, namun secara
praktik/aplikasi dalam perilaku

keseharian masih menunjukkan hasil yang belum

memuaskan, hal ini dikarenakan begitu banyaknya pengaruh perkembangan informasi
dan teknologi di era globalisasi akhir-akhir ini, juga kurangnya keteladanan semua
komponen yang ada di sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perumusan yang lebih
mendalam dan matang mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

11

Kesimpulan
Hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa guru telah
membuat rencana pembelajaran yang matang, terbukti dengan adanya silabus dan RPP yang
telah dibuat oleh

guru mata pelajaran PKn melalui MGMP disekolah diawal tahun

pembelajaran berlangsung. Disamping

itu pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai

dengan promes dan prota yang telah dibuat oleh guru. Dalam proses pembelajaran peran
guru hanya sebagai fasilitator dan memberikan keteladanan serta siswa harus yang lebih
aktif. Pelaksanaan

evaluasi dilakukan dengan tes formatif dan sumatif sebagaimana

dilakukan oleh sekolah pada umumnya, sedangkan perbaikan atau remidi diberikan sebagai
tindak lanjut dari pada evaluasi. Bilamana ada siswa yang nilainya masih kurang dari KKM
maka guru seyogjanya memberikan remidi kepada siswa yang bersangkutan, sedangkan
apabila nilai siswa telah memenuhi standar KKM guru wajib memberikan pengayaan.
Adapun pengumpulan data dan dokumentasi secara lengkap dapat dilihat melalui prestasi
siswa, silabus, RPP, serta nilai yang dibuat oleh setiap guru.

Daftar Pustaka
Ahira, Anne. 2011. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan. (file:// D:/New% 20
flder/pendidikan-kewarganegaraan.htm), diunduh pada hari Senin,29 Oktober 2012 pukul
22.15 WIB.
Ali, Lukman. Dkk. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anonim. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Kemendiknas: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Azra, Azyumardi. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, Hak Asasi Manusia
Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media.
Danim, Sudarwan. 2007. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia
Depdiknas. 2000. Manajemen Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Harsono. 2011. Etnografi Pendidikan Sebagai Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

12

Lynn Revell and James Arthur. 2007. Character education in schools and the education of
teachers. Journal of Moral Education Vol. 36, No. 1, March 2007, pp. 79-92
Milles Mattew A.T. dan Michael Huberman (penerjemah Tjetjep Rohend Rohidi) 1992.
Analisis Data Kualitatif. Yogyakarta: UI Press.
Moleong, J. Lexi. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhhmad.
2011.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemahaman
siswa.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2137423-faktor-faktor-yangmempengaruhi-pemaahaman/), diunduh tanggal 10 Januari 2013 pukul 19.35 WIB.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Republik
Indonesia (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, Jakarta: Kemko
Kesejahteran Rakyat.
Nursidik, Yahya. 2009. Pengantar Dasar Pengelolaan Pendidikan. Diakses dari:
(http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/pengantar-dasar-pengelolaanpendidikan.html/), diunduh tanggal 24 Desember 2012 pukul 10.10 WIB.
Ping, Liu. 2009. A Critique of Moral and Character Development; Vol. 3 No. 4; Canadian
Research & Development Center of Sciences and Cultures; pg. 42.
Prasetyo, Lis. 2010. Strategi Pengelolaan Warga Belajar Program Kejar Paket B Setara
SLTP Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Diakses dari:
http://blog.uny.ac.id/iisprasetyo/2010/02/27/strategi-pengelolaan-warga-belajarprogram-kejar-paket-b-setara-sltp-di-pusat-kegiatan-belajar-masyarakat-pkbm/, diakses
pada tanggal 25 September 2012.
Republik Indonesia (2010). Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas.
Richardson, Rita Coombs; Tolson, Homer; Huang, Tse-Yang; Lee, Yi-hsuan. 2009.
Character Education: Lessons For Teaching Social and Emotional Competence; Vol. 3,
No. 2, pp. 71-78.
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh
Rencana Strategis dan Rencana Operasional. Bandung: PT. Refika Aditama.
Rifai, Muhammad. 2010. Menggali Spirit Sumpah Pemuda. Jakarta: Cempaka Putih.
Sabir, Munawar. 2011. The Role of Media in Creating Value of Nationalism in Pakistan.
Political Studies Vol. 18, Issue – 2, 2011, 17-36
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Wiara Wacana.
Subadi, Tjipto. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: BP-FKIP UMS.
Sue Winton. 2008. The appeal(s) of character education in threatening times: caring and
critical democratic responses. Comparative Education Vol. 44, No. 3, August 2008,
305-316.
13

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Remaja Rosdakarya.

Bandung:

Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta:
Fairuz Media.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wati, Rosnia.2005. Kamus Lengkap Ilmiah Populer. Surabaya: Karya Ilmu.
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

14

Dokumen yang terkait

Pembelajaran Kontekstual Mata Pelajaran

0 9 13

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraa

0 4 46

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

0 4 15

PERANAN PENGUASAAN KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP N 1 PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

1 12 88

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

1 40 177

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 8

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 49

Dikotomi Bebas Nilai dan Nilai Pendidikan dalam Pembelajaran Sejarah

1 2 12