Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

(1)

ABSTRACT

The Development of Multicultural Based Dynamic Group Learning Model in History Subject as Efforts to Improve Nationalism Attitude of

State Senior High School 1 Students in Kalianda of Lampung Selatan Regency in Academic Year 2011/2012

By: SRI SURYANI

The backgrounds of this research are the diversity and gap between demands of Grade Based Curriculum (or KTSP) 2006 and the learning conditions in high schools. The Grade Based Curriculum demands the accomplishment of substantial and process goals, while in another side the curriculum implementation seems to be conducted carelessly. This is caused by the teacher’s low ability to develop learning in the class. The Dynamic Group Learning model is selected as a model for developing history learning in high school. The problem statement in this research is how effective this model of learning and how does the implementation of this model in history learning.

In order to obtain the goal, this research uses research and development (R & D) approach. In common this research includes: (a) a pre survey to identify profile of ongoing history learning, (b) the identification results for the base of the research and to develop Dynamic Group Learning model to be tested and ready to use for a dynamic learning model, a model which is comfortable, especially for history subject in high school, (c) a development model which is validated to obtain model effectiveness level for improvement of learning quality.

Tests were conducted in different qualifications of classes; they were two classes for experiment classes with standard class qualification, and one class for control which had excellent class qualification. This is expected to be able to apply in better classes. The results show the improvement of student’s learning results and teacher’s performance results. These tests also exhibit better attitude of student’s nationalism with the results of screenings from distributed questionnaires. This research was developed by experimenting to compare learning which was implemented through the Dynamic Group Learning model with conventional learning. The validation test derived the different high achievement of student significantly compared with both student’s pre test (α ≤ .0001) and component results of control class (α ≤ .0001). The conclusion is that the Dynamic Group Learning model is effective enough to improve student’s achievement by developing dynamic learning activity which is comfortable and relevant to use in history learning. This model is also effective to improve teachers’ performances, so that the Dynamic Group Learning model is effective to improve the history learning quality.


(2)

ABSTRAK

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman

Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012 Oleh

SRI SURYANI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya keberagaman dan kesenjangan antara tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan kondisi pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA). Kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut ketercapaian tujuan substansial dan tujuan proses, sedangkan dilain pihak implementasi kurikulum tersebut terkesan dilakukan seadanya. Kondisi ini disebabkan masih rendahnya kemampuan guru untuk mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Model pembelajara Dinamika Kelompok dipilih sebagai model untuk mengembangkan pembelajaran sejarah di SMA. Seberapa efektifitasnya model tersebut dan bagaimana implementasinya dalam proses pembelajaran sejarah merupakan permasalahan penelitian ini.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pada penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian dan pengembangan (R & D). Secara garis besar tahapan penelitian ini meliputi (a) prasurvey, yakni mengidentifikasi profil pembelajaran sejarah yang berlangsung, (b) hasil identifikasi digunakan sebagai dasar penelitian dan mengembangkan model pembelajaran Dinamika Kelompok yang di ujicobakan dan siap untuk digunakan sebagai model pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan khususnya pada mata pelajaran sejarah di SMA, (c) model pengembangan di uji validasi untuk memperoleh tingkat efektivitas model terhadap perbaikan kualitas pembelajaran.

Uji coba dilakukan pada kelas yang memiliki kualifikasi berbeda, yaitu 2 kelas sebagai kelas eksperimen dengan kualifikasi kelas standar dan 1 kelas sebagai kelas kontrol yang memiliki kualifikasi kelas unggulan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat diterapkan pada kelas-kelas yang lebih baik. Hasil uji coba memperlihatkan perbaikan hasil belajar siswa dan perbaikan kinerja guru. Uji coba ini juga memperlihatkan sikap nasionalisme siswa menjadi lebih baik dengan hasil penjaringan dari kuisioner yang disebarkan. Penelitian dikembangkan dengan cara eksperimen yakni membandingkan pembelajaran yang di


(3)

implementasikan melalui model pembelajaran Dinamika Kelompok dengan pembelajaran secara konvensional. Hasil uji validasi diperoleh tingginya hasil prestasi belajar siswa secara signifikan berbeda bila dibandingkan dengan hasil pretest siswa (α ≤ .0001) maupun dengan hasil komponen kelas kontrol (α≤. 0001). Ini memberi kesimpulan bahwa model pembelajaran Dinamika Kelompok cukup efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal ini mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan, dan relefan digunakan untuk pelajaran sejarah. Model ini juga efektif untuk meningkatkan kinerja guru sehingga model dinamika kelompok efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah.

Kata kunci: Model Dinamika Kelompok, Keberagaman, Nasionalisme.


(4)

1

ANGKET UNTUK SISWA

(Pengembangan Model Dinamika Kelompok dalam pembelajaran sejarah berbasis keberagaman dalam upaya meningkatkan sikap nasionalisme siswa)

PETUNJUK

1. Bacalah setiap pertanyaan yang ada dalam angket ini dengan teliti 2. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 3. Cara menjawab pertanyaan dalam angket ini ada 2 yakni :

Memberi tanda ( ) pada jawaban yang kamu anggap paling sesuai Mengisi pada tempat kosong yang disediakan

I. IDENTITAS DIRI

1. Jenis kelamin ( ) perempuan ( ) laki-laki

2. Sekolah : ... 3. Kelas : ... II.PENDAPAT KAMU TENTANG BERSEKOLAH

1. Menurut kamu, pergi kesekolah setiap hari itu : ( ) menyenangkan karena saya menjadi lebih kreatif ( ) menyenangkan karena banyak teman

( ) tidak menyenangkan karena terlalu banyak yang harus dipelajari ( ) tidak menyenangkan karena banyak teman yang suka menganggu 2. Menurut kamu, belajar sejarah disekolah itu :

( ) membuat saya menjadi lebih memahami hidup, dan pandai ( ) banyak memberikan pengetahuan kepada saya

( ) terlalu berat, karena terlalu banyak pelajarannya ( ) membosankan karena terlalu sering diulang-ulang

3. Pada waktu pelajaran mana yang kamu merasa paling senang ? (coret yg kamu tidak suka)

( ) Agama ( ) Fisika ( ) geografi

( ) PPKn ( ) Kimia ( ) seni budaya

( ) Bahasa Indonesia ( ) biologi ( ) matematika

( ) ekonomi ( ) Sejarah ( ) sosiologi

4. Alasan kamu menyenangi pelajaran itu : ( ) mudah untuk dimengerti

( ) tidak perlu banyak menghafal

( ) dirasakan kegunaannya dalam pelajaran yang lain

5. Pada waktu belajar, pelajaran mana yang kamu paling merasa tersiksa ?

( ) Agama ( ) Fisika ( ) geografi

( ) PPKn ( ) Kimia ( ) seni budaya

( ) Bahasa Indonesia ( ) biologi ( ) matematika


(5)

2

6. Alasan kamu tidak menyenangi pelajaran itu : ( ) sukar untuk dimengerti

( ) terlalu banyak menghapal ( ) kurang dirasa kegunaannya

( ) terlalu berat dalam pelaksanaan pembelajarannya 7. Berapa jam kamu belajar tiap hari dirumah ? ( ) kurang dari 1 jam

( ) antara 1 – 2 jam ( ) lebih dari 2 jam ( ) tidak tentu

III.PENDAPAT KAMU TENTANG GURU SEJARAH KAMU DIKELAS :

Uraian ya

kadag-kadang tidak 8 Membosankan/takut setiap proses pembelajaran

9 Cukup kreatif

10 Inspiratif

11 Mengenalkan Dinamika Kelompok dalam proses pembelajaran sejarah

12 Mengembangkan Model Dinamika kelompok pada metode diskusi yang dinamis

13 Diskusi menjadi lebih dinamis

IV. PENDAPAT KAMU TENTANG PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL DINAMIKA KELOMPOK

Dikelas XI ini, kamu mendapat pelajaran sejarah. Coba kemukakan pendapat kamu tentang proses pembelajaran sejarah tersebut. (boleh menjawab lebih dari satu)

14.Apa dari pelajaran sejarah yang kamu senangi ? ( ) proses pembelajaran sejarah yang dinamis

( ) memperkenalkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dan dunia ( ) banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi

( )...

15.Apakah kamu mengenal model pembelajaran DinamikaKelompok ? ( ) ya


(6)

3

16.Kalau ya, dari mana kamu tahu ? ( ) dari buku-buku

( ) dari internet ( ) dari guru sejarah

( ) ...

17.Apakah kamu mengerti yang dimaksud dengan ModelDinamika kelompok tersebut ? ( ) ya

( ) tidak

18.Kalau ‘’ya’’, apakah itu ? ( ) belajar yang dinamis ( ) belajar yang beragam ( ) belajar yang berpariatif

( ) ... 19.Apakah ada perbedaan belajar dengan model DinamikaKelompok dibandingkan

sebelumnya.... ( ) ya

( ) tidak

20.Kalau ‘’ya’’, kenapa ?

( ) sebab belajar sejarah menjadi lebih menyenangkan ( ) sebab belajar sejarah lebih dinamis/aktif

( ) sebab menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa

( ) ... 21.Menurut kamu, bagaimana pembelajaran sejarah diberikan, dan bagaimana dengan

model DinamikaKelompok tersebut ?

ya

Ter-kadang tidak ▪ Mengenalkan terlebih dahulu model dinamika kelompok

secara singkat

▪ sebelum memulai pelajaran, guru kamu menjelaskan dahulu maksud dan tujuan mempelajari sejarah dengan model dinamika kelompok

sejak awal guru kamu hanya langsung menerangkan pelajaran sejarah sampai jam pelajaran berahir ▪ Guru kamu hendaknya memberikan suatu refleksi

sebagai motifasi bagi siswa

Setiap pertemuan berikan tema belajar sebagai motifasi, dan disepakati bersama

Gurumu hanya perlu mendektekan tahun-tahun peristiwa, tidak menjelaskan konsep sebab akibat ▪ selama pelajaran guru kamu memberi contoh-contoh


(7)

4

▪ guru kamu cukup membacakan buku pelajaran dan kamu menggaris bawahi bagian-bagian pentng dari buku pelajaran

▪ pertama-tama guru kamu menjelaskan ceritera sejarah secara lengkap, lalu memberikan catatan

▪ Perlu diskusi kelompok agar siswa dapat membuat kesimpulan belajar mandiri

▪ guru kamu memberikan materi pembelajaran dengan metode yang beragam sehingga menjadi menyenangkan ▪ gurumu cukup mengajar dengan gaya lama saja, sebab

pelajaran sejarah tidak penting

▪ guru kamu memperlihatkan gambar-gambar yang menarik ketika menerangkan sejarah

▪ Guru kamu menjelaskan dengan menggunakan media yang beragam sehingga lebih menyenangkan

▪ Gurumu memberikan kesempatan untuk mencatat sebab tidak semua siswa memiliki buku pegangan siswa ▪ Guru menawarkan model/metode pembelajaran yang

diinginkan siswa ▪

siswa boleh memberikan pendapatnya secara bebas V. Sikap Kamu Sebagai Bangsa Indonesia

22.Menurut kamu bagaimana kita bersikap pada para pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia ?

( ) melupakan karena sudah meninggal dunia

( ) menghormati, mendoakan, dan slalu mengenang jasanya terhadap bangsa ( ) menziarahi makamnya setiap hari pahlawan

( ) menempelkan foto-foto pahlawan di kamar

23.Sebagai rakyat Indonesia, apa yang bisa kamu lakukan untuk negeri ini ?

( ) belajar dengan sebaik-baiknya agar manfaat buat diri, keluarga, bangsa, dan negara ( ) membangun negeri ini dengan gedung yang manfaat sebab saya ingin jadi arsitek ( ) menjadi petani yang sukses sebab ekonomi rakyat adalah pertanian

( ) menjadi pemimpin yang memihak rakyat 24.Apakah kamu bangga sebagai bangsa Indonesia ?

( ) ya bangga, sebab Indonesia adalah negara yang istimewa di dunia ini ( ) sangat bangga sebab Indonesia adalah negara yang istimewa di dunia ini ( ) biasa saja, sebab Indonesia memang negara nenek moyang saya.

25.Menurut kamu dimana rasa *senang/tidak senang* mu pada pembelajaran sejarah ? coba kamu kemukakan dengan kata-katamu sendiri (*coret yang tidak dipilih)

... ...


(8)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DINAMIKA KELOMPOK BERBASIS KEBERAGAMAN PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME SISWA SMA N 1

KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Tesis)

Oleh :

SRI SURYANI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(9)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DINAMIKA KELOMPOK BERBASIS KEBERAGAMAN PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME SISWA SMA N 1

KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

( Tesis )

Oleh :

SRI SURYANI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Pendidikan

Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Fokus dan Masalah Penelitian ... 18

1.4 Tujuan Penelitian ... 20

1.5 Produk yang di harapkan ... 22

1.6 Kegunaan Penelitian ... 23

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 24

2.1 Tinjauan Pustaka ... 24

2.1.1 Berfikir Kesejarahan dan Teori Kognitif ... 24

2.1.1.1 Berfikir Kesejarahan ... 24

2.1.1.2 Teori Kognitif ... 37

2.1.1.3 Relefansi Antara Teori Kognitif, Model Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman, dan Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa ... 45

2.1.2 Sejarah Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial ... 47

2.1.3 Pengembangan Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Keberagaman Dalam Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme ... 49

2.1.4 Teori/Definisi dan Model Dalam Desain Pembelajaran ... 64

2.2 Kerangka Berfikir ... 86

2.3 Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Keberagaman 88

2.3.1 Model Dinamika Kelompok ... 88

2.3.2 Pelaksanaan Dinamika Kelompok ... 91

2.4 Hipotesis ... 97


(11)

III. METODE PENELITIAN ... 100

3.1 Pendekatan Penelitian ... 100

3.2 Subjek Penelitian ... 104

3.3 Langkah-Langkah Penelitian ... 105

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 120

3.4.1 Tempat Pengembangan ... 121

3.4.2 Waktu Penelitian ... 121

3.5 Pengembangan Instrumen ... 122

3.6 Tehnik Pengumpulan Data ... 126

3.7 Analisis Data ... 129

3.8 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 131

3.8.1 Persiapan Tehnis dan Administratif ... 131

3.8.2 Penilaian dan Uji Coba Instrumen ... 132

3.8.3 Pelaksanaan Penelitian Prasurvey ... 132

3.8.4 Pengembangan Model Dinamika Kelompok Dan Uji Coba Model ... 133

3.8.5 Uji Validasi Model Pembelajaran Dinamika Kelompok ... 134

3.9. Review Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Keberagaman Oleh Ahli ... 134

3.9.1 Pengujian Produk Desain Pembelajaran Pada Perorangan Siswa ... 136

3.9.2 Pengujian Produk Desain Pembelajaran Pada Sekelompok Siswa ... 137

IV. PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN MODEL ... 139

4.1 Hasil Pra Survey ... 140

4.1.1 Desain dan Penerapan Pembelajaran Yang Sedang Berlangsung ... 142

4.1.2 Kemampuan Dan Aktifitas Belajara Peserta Didik 155 4.1.3 Kemampuan Dan Kinerja Guru ... 157

4.1.4 Kondisi dan Pemanfaatan Sarana, Fasilitas, dan Lingkungan ... 164

4.2 Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok ... 166

4.2.1 Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Yang Dikembangkan ... 177

4.2.2 Pemahaman Pembelajaran Yang Berbasis Keberagaman dan Hubungannya dengan Sikap Nasionalisme Siswa ... 179

4.2.3 Langkah-langkah pengembangan model... 207

4.2.4 Bentuk Akhir Model ... 201

4.3 Hasil Uji Coba Pengembangan Model Dinamika Kelompok ... 207

4.3.1 Gambaran Tentang Apresiasi Refleksi Motifasi . 218 4.3.2 Gambaran Diskusi Kelompok ... 213

4.3.3 Sarana, Fasilitas, dan Lingkungan Yang Dituntut Dalam Penerapan Model ... 219


(12)

halaman

4.3.4 Evaluasi Hasil Belajar ... 221

4.3.5 Kemampuan Dan Aktifitas Siswa ... 229

4.4 Hasil Uji Validasi Model Pengembangan ... 230

4.4.1 Efektifitas Model Terhadap Kemampuan Siswa . 230 4.4.2 Dampak Penerapan Model Terhadap Kinerja Guru ... 231

4.4.3 Dampak Penerapan Model Terhadap Sikap Siswa ... 232

4.4.4 Keberagaman Yang Diperoleh ... 233

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 235

5.1 Kesimpulan... 235

5.2 Implikasi ... 239

5.2.1 Implikasi Teoritis ... 239

5.2.2 Implikasi Empiris ... 240

5.3 Saran ... 241

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin. 2005. Pendidikan Multikultura. Hal.xi.

Bank, James A. 1990. Teaching strategis for social studies. New York: Longman Benson, A. 1995. Review And Analysis of Vygotsky Thought and Language

(online). http://www.129.7.160.115/inst5931/ vygotsky.html

Bloom, B.S. 1964. Taxomony of Educational Objective : Cognitive Domain. New York. David McKay.

Boothe, K. et al. 1997. Schema Theory of Learning (online). http://www.sil.org/-lingualinks/library/literacy/fre371/vao443/TKS2569/Tks347/tk.../tks2065

Borg, W.R & Gall, M.D. 1979. Human Cognition, Learning, Understanding and Remembering. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Bransford, JD. 1979. Human Cognition, Learning, Understanding and

Remembering. Belmont, California: Wadsword Publishing Company. Chen, I. 1996. Cognitive Constructivist Theory.(online). http://coe.uh.edu/

~ichen/ebook/ET-TI/copley.htm.

Cooper, H. 1992. The Teaching of History, Implementing the Nation Curriculum. London. David Fulton Publisher.

Daniels, R.V. 1966. Studying History, How and Why. Englewood Cliffs New Jersey. Prentice-Hall Inc.

Dimyati, H. 1985. Pengajaran Ilmu-ilmu Sosial di Sekolah : Bagian Integral sistem Ilmu Pengetahuan. Jakarta : P2LPTK.

Downey, M.T. 1985. History in the School. NCSS Bulletin No. 74 Washington : NCSS.

Dwi Nugroho. 1998. Pengembangan Pembelajaran Menggunakan Component Display Theory (CDT) : Implementasi pada Kurikulum IPS-SMA. Disertai Doktor tidak dipubliasikan. Bandung : IKIP Bangung.


(14)

Elton, G.R. 1967.. The Practice of History. Sydney : Collins Fontana.

Ginn, W.I. 1995. Jean Piaget – Intellektual Development. (on line). Available at http://129.7.160115/inst5931/piaget1.html

Grau, I. 1998. Cognitive Psycchology and Its Application to Education. (online). http://www.129.7.160.115/isnt5931/cognitive.psy.

Hasan, Hamid. 1994. Proses Belajar Mengajar Sejarah Pengertian, Problema dan Penelitian. Makalah terbatas Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP Bandung.

Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti PPTA

Helius Sjamsuddin & Ismaun. 1996. Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Jakarta: Balai Pustaka.

I Gede Widja. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode PengajaranSejarah. Jakarta : P2LPTK

Joyce, B & Weil, M, Calhoun. (terjemahan). 2009. Models Of Teaching Model-Model Pengajaran. Yoggyakarta. Pustaka Pelajar.

Lucey, W.l. 1984. History: Methode and Interpretation. New York & London: Garland Publisshing Co.

Martorella, P.H. 1972. Concept Learning : Design for Instruction. London : Intext Education Publisher.

Media Pendidkan. 2011. Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan. Tehnologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. http://blog.tp.ac.id/ pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan. 12:31, 12-11-2011. Mink, LO. 1987. Historical Understanding. Ithaca & London: Bhratara.

Stanford, M. 1986. The Nature of Historical Knowledge. New York: Brasil Blackwell Inc.

Muhammad Yamin. 1956. Atlas Sejarah. Jakarta : Djambatan.

Noname, Definisi Ilmu. http://id.shvoong.com/books/2083263-definisi ilmu/#ixzz 1ISpDStBr, 3April 2011

Noname, http://bangsaku-indonesiaku.blogspot.com/2008/10/pengertian-nasionalisme. html, 3 April 2011.


(15)

Noname, http://syadiashare.com/definisi-sejarah-dan-keterangannya.html, 3 April 2011.

Noname, http://www.definisionline.com/2010/09/pengertian-sejarah.html, 3 April 2011.

Noname, http://www.indonesiaindonesia.com/f/96433-kerusuhan-berlatar-belakang-agama-temanggung/index2.html), minggu, 27 Maret 2011. Noname,

http://www.scribd.com/doc/11505118/Ke-arah-Definisi-Pengembangan-Sistem-Pembelajaran, 3 April 2011).

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Lampung

Phillips, L. 1996. Vygotsky, From a Primer on Topics Related to Instructional Design (online). http://www.aubu.edu/academic/education/

eflt/vyg.html.

Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Mediacom. Yogyakarta

Pusdiklatnas Candradimuka, 2010, Bahan Serahan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar.

Reigeluth, C.M 1983. Instructional-Design Theories And Models, an Overview of Their Curreent Status. New Jersey : Lawrence Elbaum Associates Publisher.

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta : Bhratara Sudjarwo, 2011. Dinamika Kelompok.. Mandar Maju, Bandung

TIP. 1998. Constructivist Theory (J. Bruner).0nline. http://www.hcs.derby.ac.uk/tip/bruner.html.

Toynbee, A. 1972. A Study of History. London : Oxford University Press & Thames and Hudson Ltd.

Vygotsky, L. 1996. The Problem of The Cultural Development of The Child. Dalam The VygotskyReader. Oxford-UK : Blackwell Publisher Ltd. Yaqin, Ainul M. M. 2005. Pendidikan Multikultural Gross – cultural

Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan. Hal . xix.

--- 1998. The Role of The Learner in Constructivist Theory. Online. http://walker.edfac.usyd.edu.au/henreb2/IT&Learning/WG22


(16)

--- 1999. Cognitive Information Processing, Ausubel’s Meaningful Reception Learning. Online. http://www.education.indiana.edu/~p540/ webcourse/cip.html

…………..2011. Pengertian model pembelajaran dari berbagai tokoh pendidikan, 2011.http://zonainfosemua. http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Taman Siswa blogspot.com/-2010/11/pengertian-model-pembelajaran-dari.html.


(17)

(18)

(19)

ANGKET UNTUK GURU

MODEL DINAMIKA KELOMPOK BERBASIS KEBERAGAMAN PETUNJUK:

1. Bacalah setiap pertanyaan yang ada dalam angket ini dengan teliti

2. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 3. Cara menjawab pertanyaan dalam angket ini ada 2 (dua), yakni :

Memberikan tanda (√ ) pada jawaban yang dianggap paling sesuai Dengan mengisi pada tempat kosong yang disediakan

I. IDENTITAS DIRI

1. Sekolah : ... 2. Jenis kelamin : ... 3. Pendidikan terahir : ... 4. Pengalaman mengajar di SMA : ... Th.

5. Pengalaman mengajar dikelas XI : ...Th.

II.AKTUALISASI DIRI

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

1. Tujuan Ibu/Bapak menggunakan model pembelajaran Dinamika Kelompok adalah : ( ) menjalankan tugas yakni menyelesaikan materi pelajaran

( ) menteransfer ilmu pengetahuan kepada siswa

( ) memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis pada siswa ( ) mengubah prilaku siswa kearah yang lebih baik

2. Apakah Ibu/Bapak mengetahui bahwa para siswanya memiliki latar belakang yang bersifat keberagaman ?

( ) ya ( ) tidak

3. Kalau jawabannya ya, apakah yang dimaksud dengan keberagaman tersebut ? ( ) Keberagaman

( ) Keberagaman suku dan budaya ( ) Keberagaman dalam budaya ( ) Keberagaman dalam banyak hal

4. Harapan Ibu/Bapak terhadap siswa yang diajar dengan menggunakan model

Dinamika Kelompok adalah :

( ) menerima apa yang diberikan oleh guru ( ) menjadi anak yang penurut

( ) menjadi anak yang pandai


(20)

5. Bagi Ibu/Bapak, tugas mengajar dirasakan sebagai : ( ) beban

( ) pekerjaan rutin

( ) kwajiban yang harus dijalankan sesuai perintah ( ) tantangan untuk mengembangkan profesi

6. Apakah Ibu/Bapak sudah merasa cukup puas dengan penggunaan model pembelajaran Dinamika Kelompok saat ini ?

( ) sudah, dengan alasan ... ... ( ) belum

7. Kalau belum, yang Ibu/Bapak lakukan : (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) memperdalam ketrampilan pembelajaran

( ) mendiskusikan dengan teman sejawat

( ) mengikuti penataran atau lokakarya yang berkaitan ( ) aktif dalam forum kerja guru

( ) ... 8. setelah menggunakan model DinamikaKelompok, apakah Ibu/Bapak merasa perlu

untuk memperbaiki cara mengajar ? ( ) perlu

( ) tidak perlu, dengan alasan ... ... 9. Kalau perlu, yang Ibu/Bapak untuk : (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) memperluas wawasan dan lebih memperdalam pengetahuan pembelajaran ( ) bahan berdiskusi dengan teman sejawat

( ) alasan mengikuti penataran atau lokakarya yang berkaitan ( ) aktif dalam forum kerja guru

)... ... 10.Dengan model Dinamika Kelompok, apakah Ibu/Bapak dapat lebih menguasai

kelas ?

( ) dapat, sebab ... ... ( ) belum dapat

11.Setelah menggunakan model DinamikaKelompok, apakah Ibu/Bapak merasa perlu untuk memperbaiki cara mengajar ?

( ) perlu

( ) tidak perlu, dengan alasan ... ...


(21)

12.Kalau perlu, yang Ibu/Bapak untuk : (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) memperluas wawasan dan lebih memperdalam pengetahuan pembelajaran ( ) bahan berdiskusi dengan teman sejawat

( ) alasan mengikuti penataran atau lokakarya yang berkaitan ( ) aktif dalam forum kerja guru

( )... ... 13.Dengan model Dinamika Kelompok, apakah Ibu/Bapak dapat lebih menguasai

kelas ?

( ) dapat, sebab ... ... ( ) belum dapat

14.Kalau belum dapat, alasan antara lain : (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) sering kali merasa kurang menguasai materi

( ) kurang dapat menanggulangi ’’kenakalan’’ siswa

( ) sulit mencitakan kegiatan belajar menjadi lebih menarik ( ) merasa kurang percaya diri

( ) ... ... 15.Apakah pengalaman Ibu/Bapak selama ini dirasakan unntuk menjadi guru bidang

studi di kelas XI sekarang ini ?

( ) cukup, dengan alasan ... ... ( ) belum cukup, dengan alasan ...

... 16.Menurut Ibu/Bapak, kata sejarah dapat diartikan sebagai...

( ) rentetan peristiwa yanng terjadi dimasa lampau ( ) cerita tentang kejadian-kejadian bersejarah

( ) peristiwa yang didasaarkan pada tahun kejadian, tempat, dan pelaku

( ) pelajaran yang dapat diambil hikmahnya berdasarkan peristiwa yang terjadi dimasa lampau

17.Bagaimana pendapat Ibu/Bapak terhadap mata pelajaran sejarah ? boleh menjawab lebih dari satu pilihan

( ) mata pelajaran yang sulit untuk diberikan kepada murid ( ) terlalu banyak materi yang harus disampaikan

( ) alokasi waktu yang tidak sesuai dengan beban materi ( ) dapat menanamkan nilai-nilai positif

( ) dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa ( ) kurang memberi manfaat kepada siswa


(22)

III. MENGEMBANGKAN MODEL PEMBELAJARAN DINAMIKA KELOMPOK BERBASIS KEBERAGAMAN

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

18.Ketika menerima tugas mengajar (awal tahun pelajaran 2011/2012) apa yang pertama-tama Ibu/Bapak lakukan ?

( ) membaca buku pegangan siswa

( ) mempersiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap ( ) membaca garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) ( ) membaca kurikulum secara keseluruhan

19. Apakah Ibu/Bapak pernah memiliki pengalaman sulit menguasai kelas ? ( ) Ya

( ) Tidak

20. Kalau ‘’Ya’’, bagaimanakah Ibu/Bapak mengatasinya ? ( ) marah dengan siswa yang tidak memperhatikan ( ) menegur siswa yang ribut/gobrol

( ) melapor pada waka bidang kurikulum

( ) melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran

21. Apakah Ibu/Bapak mengetahui tentang model pembelajaran yang berpusat pada siswa ?

( ) ya ( ) tidak

22. Kalau ‘’ya’’ apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa tersebut ?

( ) pembelajaran dengan metode diskusi

( ) pembelajaran dimana siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran ( ) pembelajaran yang fokus pada siswa

( ) pembelajaran yang dilakukan dari, oleh, dan untuk siswa

23.Apakah sebelum mengajarkan sejarah, Ibu/Bapak mengembangkan rencana kegiatan pembelajaran yang dinamis ?

( ) ya ( ) tidak

24.Kalau ya, digunakan untuk tujuan apa kegiatan pembelajaran yang dinamis tersebut?

( ) untuk laporan ke kepala sekolah

( ) mengetahui kekurangan sehingga dapat dipersiapkan ( ) bahan pembanding dengan hasil karya teman sejawat

( ) untuk mengupayakan kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, dan menggembirakan


(23)

25.Seperti apakah kegiatan pembelajaran yang dinamis tersebut ? ( ) pembelajaran yang berpusat pada siswa yang aktif ( ) pembelajaran yang banyak bergerak

( ) pembelajaran yang gurunya harus kreatif

( ) pembelajaran yang menggunakan model DinamikaKelompok

26.Bagaimana Ibu/Bapak mengembangkan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus (indikator) sejarah ?

( ) menggunakan metode diskusi

( ) mengembangkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa ( ) mengembangkan berdasarkan topik-topik dalam Silabus/KTSP ( ) menjabarkan dari indikator yang tercantum dalam silabus

27.Bagaimana Ibu/Bapak mengembangkan model DinamikaKelompok dalam pembelajaran sejarah ?

( ) diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok berbasis keberagaman ( ) selain disesuaikan dengan silabus, materi yang ada dalam buku pegangan

siswa, juga diperluas dengan sumber lain, dan diserasikan dengan pendidikan karakter

( ) dibuat thema dalam belajar

( ) menghasilkan pembelajaran yg mandiri, demokrasi, toleransi, dan tanggung Jawab

28.Setelah itu, selanjutnya dalam pengembangan model pembelajaran Dinamika Kelompok apa lagi ?

( ) diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok berbasis keberagaman ( ) selain disesuaikan dengan silabus, materi yang ada dalam buku pegangan

siswa, juga diperluas dengan sumber lain, dan diserasikan dengan pendidikan karakter

( ) dibuat thema dalam belajar

( ) menghasilkan pembelajaran yg mandiri, demokrasi, toleransi, dan tanggung jawab

29. Setelah itu, selanjutnya dalam pengembangan model pembelajaran Dinamika Kelompok apa langkah selanjutnya ?

( ) diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok berbasis keberagaman ( ) selain disesuaikan dengan silabus, materi yang ada dalam buku pegangan

siswa, juga diperluas dengan sumber lain, dan diserasikan dengan pendidikan karakter

( ) dibuat thema dalam belajar

( ) menghasilkan pembelajaran yg mandiri, demokrasi, toleransi, dan tanggung jawab

30.Bagaimana Ibu/Bapak mengembangkan strategi pembelajaran sejarah didalam model DinamikaKelompok ?

( ) menggunakan yang sudah biasa digunakan ( ) sesuai dengan ‘’perasaan’’

( ) menggabungkan atau memodifikasi model dan metode yang sudah ada ( ) mencocokkan antara indikator dengan materi


(24)

31.Bagaimana Ibu/Bapak mengembangkan alat evaluasi hasil belajar sejarah ? ( ) mengembangkan pertanyaan berdasarkan materi buku pegangan siswa ( ) mengembangkan pertanyaan berdasarkan materi yang sudah diajarkan ( ) mengembangkan pertanyaan yang disesuaikan dengan indikator ( ) mengembangkan pertanyaan yang disesuaikan dengan kisi-kisi yang

memperhitungkan keluasan dan kedalaman materi

32.Apakah Ibu/Bapak membuka diri untuk menerima dan menerapkan pembaharuan (inovasi) dalam bidang pendidikan khususnya pembelajaran sejarah ?

( ) ya, dengan alasan ... ... ( ) tidak, dengan alasan ... ...

IV. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL

DINAMIKA KELOMPOK

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, berikan tanda ( ) sesuai dengan kolom, dengan penjelasan :

0 = jarang sekali dilakukan (antara 0-20 %) 1 = jarang dilakukan (antara 20-40 %)

2 = kadang-kadang dilakukan (antara 40-60 %) 3 = sering dilakukan (antara 60-80 %)

4 = sering sekali dilakukan (antara 80-100%)

Pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran sejarah, yang dilakukan oleh Ibu/Bapak adalah :

0 1 2 3 4

21 Pada jam awal berdoa, cek kehadiran siswa

22 Menggunakan model Dinamika Kelompok

23 Bersama-sama memberi tema belajar yang berbeda disetiap tatap muka

24

Menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan tujuan pembelajaran sejarah dengan model

Dinamika Kelompok

25 Memberikan refleksi diawal pembelajaran dalam rangka pendidikan karakter siswa 26 Menarik kesimpulan bersama dalam kegiatan

refleksi

27 mengajarkan materi sesuai dengan indikator 28 Mengembangkan model pembelajaran yang

digunakan

29 memberikan gambaran umum materi yang

akan diajarkan

30

memberikan pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa sudah mempunyai pengetahuan


(25)

31 Menggunakan metode pembelajaran yang

beragam

32 menggunakan alat bantu media (gambar, peta,

dll)

33 Menggunakan metode diskusi

34 memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapatnya

35 Menarik kesimpulan bersama hasil diskusi

36 mengulangi aspek-aspek yang dianggap

penting berdasarkan materi yang diajarkan 37 mengulangi definisi konsep/istilah yang

terdapat dalam materi yang diajarkan 38

menanyakan kepada siswa keterkaitan konsep/istilah dengan materi secara

keseluruhan dalam topik yang sedang diajarkan 39 memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya

40

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (dari sudut

pandang lain)

41

memberikan penguatan materi/umpan balik berdasarkan tugas-tugas yang telah diberikan

kepada siswa

42

memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa berkaitan dengan materi yang sedang dibahas pada pertemuan berikutnya

43 Menanyakan pada siswa mengenai

model/metode pembelajaran yang digunakan 44 Menanyakan siswa metode belajar yang

diinginkan

V.PRASARANA, FASILITAS, LINGKUNGAN

48. Apakah kelengkapan ruang kelas cukup memadai untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model DinamikaKelompok tersebut ?

( ) ya, dengan alasan ... ... ( ) tidak

49. Kalau tidak, apa alasannya ? (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) besar kelas tidak sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas ( ) penerangan/cahaya di dalam kelas kurang baik

( ) instalasi listrik cukup memadai


(26)

50. Apakah kelengkapan media belajar cukup memadai untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar dalam model DinamikaKelompok ?

( ) ya, dengan alasan ... ( ) tidak

51. Kalau tidak, apa alasannya ? (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) banyak siswa tidak memiliki buku pegangan siswa

( ) tidak ada fasilitas perpustakaan

( ) alat bantu pengajaran (media seperti gambar, peta, atlas, dll.) kurang

( ) ... 52. Apakah iklim sekolah cukup kondusif untuk ketercapaian keberhasilan proses pembelajaran dalam model DinamikaKelompok?

( ) ya, sebab ... ( ) tidak

53. Kalau tidak, apa alasannya ? (boleh menjawab lebih dari satu pilihan) ( ) suasana terlalu ribut/bising

( ) sering kali harus menggantikan tugas mengajar guru yang tidak hadir ( ) terlalu sering dikunjungi tamu sehingga proses pembelajaran terganggu ( ) ... 54. Apakah kepemimpinan kepala sekolah menunjang keberhasilan kegiatan

pembelajaran ?

( ) ya, sebab ... ( ) tidak

55. Kalau tidak, apa alasannya ? (boleh menjawa lebih dari satu pilihan) ( ) terlalu banyak memberikan tugas-tugas administrasi

( ) terlalu sering memberikan tugas didalam waktu mengajar sehingga harus meninggalkan kelas

( ) kurang memberi kesempatan untuk mengikuti penyegaran


(27)

MODEL DINAMIKA KELOMPOK BERBASIS KEBERAGAMAN PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP

NASIONALISME SISWA SMA N 1 KALIANDA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh: Sri Suryani

ABSTRACT

The backgrounds of this research are the diversity and gap between demands of Grade Based Curriculum (or KTSP) 2006 and the learning conditions in high schools. The Grade Based Curriculum demands the accomplishment of substantial and process goals, while in another side the curriculum implementation seems to be conducted carelessly. This is caused

by the teacher’s low ability to develop learning in the class. The Dynamic Group Learning

model is selected as a model for developing history learning in high school. The problem statement in this research is how effective this model of learning and how does the implementation of this model in history learning.

In order to obtain the goal, this research uses research and development (R & D) approach. In common this research includes: (a) a pre survey to identify profile of ongoing history learning, (b) the identification results for the base of the research and to develop Dynamic Group Learning model to be tested and ready to use for a dynamic learning model, a model which is comfortable, especially for history subject in high school, (c) a development model which is validated to obtain model effectiveness level for improvement of learning quality.

Tests were conducted in different qualifications of classes; they were two classes for experiment classes with standard class qualification, and one class for control which had excellent class qualification. This is expected to be able to apply in better classes. The results

show the improvement of student’s learning results and teacher’s performance results. These

tests also exhibit better attitude of student’s nationalism with the results of screenings from distributed questionnaires. This research was developed by experimenting to compare learning which was implemented through the Dynamic Group Learning model with conventional learning. The validation test derived the different high achievement of student

significantly compared with both student’s pre test (α ≤ .0001) and component results of control class (α ≤ .0001). The conclusion is that the Dynamic Group Learning model is effective enough to improve student’s achievement by developing dynamic learning activity

which is comfortable and relevant to use in history learning. This model is also effective to

improve teachers’ performances, so that the Dynamic Group Learning model is effective to improve the history learning quality.

Key words : The Dynamic Group, Multicultural, Nationalism. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberagaman merupakan fakta yang ada disetiap berbagai segi kehidupan manusia. Alam dan isinya di ciptakan Alloh SWT dengan berbagai macam isinya. Perbedaan yang ada merupakan karunia Alloh yang patut disyukuri.

Keadaan siswa di SMA N 1 Kalianda memiliki keberagaman, baik berdasarkan agama yang dianut, maupun berdasarkan keadaan asal suku orang tua siswa. Selain itu, keberagaman


(28)

berdasarkan sosial ekonomi orang tua siswa. Banyak siswa dengan latar belakang orang tua sebagai buruh, petani, pedagang, dan juga pegawai negeri maupun yang lainnya. Keberagaman ataupun perbedaan bukanlah untuk dipertentangkan, melainkan perbedaan untuk difahami dan di syukuri sebagai karunia Alloh SWT.

Berdasarkan hasil prasurvey, sikap-sikap siswa dengan latar belakang yang berbeda sering-kali menimbulkan salah faham dari mereka sendiri. Mereka memiliki kelompok pertemanan hanya dikalangan yang sama seperti, siswa yang memiliki latar belakang ekonomi mampu cenderung berteman dengan kalangan siswa yang memiliki latar belakang ekonomi mampu juga. Sementara siswa yang memiliki latar belakang ekonomi mampu hanya mau berteman dengan anaak yang memmiliki latar belakang sederhanan namun siswa tersebut memiliki kelebihan dibidang pembelajaran, contohnya siswa tersebut pintar. Sikap-sikap seperti inilah yang sangat tidak baik bila ditinjau dengan rasa dan sikap nasionalisme seperti yang diinginkan didalam Permendiknas No.22 Tahun 2006, SK-KD SMA-MA, 66. Sejarah SMA: 523.

Siswa SMA N 1 Kalianda masih memiliki nasionalisme yang cukup baik. Akan tetapi sikap nasionalisme mereka masih perlu dibenahi karena mereka sering mengimplementasikan sikap nasionalismenya dengan tidak tepat. Seperti contoh pada kegiatan MOS, ketika mereka

melakukan kegiatan pawai dengan tema “Bhinneka Tuggal Ika”, tampak ada kesalahan mengimplementasikan tema kedalam cara berpakaian. Dari contoh pakaian yang ada, mereka lebih cenderung sebagai bentuk implementasi berpakaian akulturasi budaya bukan Bhinneka Tungal Ika. Untuk itu, dengan pembelajaran yang akan dilakukan dlam penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan sikap nasionalismenya kedalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik lagi.

Hasil belajar siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran dan guru sejarahpun beragam. Banyak siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang memenuhi ketuntasan minimal (KKM) bahkan di atasnya, akan tetapi masih banyak juga hasil belajar siswa yang masih kurang memuaskan seperti yang diharapkan. Sementara, ada siswa merasa sejarah merupakan pelajaran yang memberatkan, sulit difahami, membosankan. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sejarah merupakan mata pelajaran yang penting karena dapat menambahkan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Kesemuanya adalah keberagaman didalam proses pembelajaran dan kondisi siswa yang beragam juga. Kondisi keberagaman inilah yang melatar belakangi penelitian ini. Penelitian ini merpakan upaya memperoleh desain pembelajaran berbasis keberagaman.

Tinjauan Pustaka

Berangkat dari teori-teori pembelajaran, yaitu teori koqnitif dari Piaget, Vigotsky, Contructivist Bruner, dan teori belajar Ki Hajar Dewantara, konsep pembelajaran Dinamika Kelompok, Keberagaman, Nasionalisme

Menurut Piaget dalam kaitannya dengan belajar, komponen utama teori Piaget ini mengacu kepada belajar dan berfikir yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan di rekonstruksi oleh peserta didik. Anak-anak harus aktif dan belajar harus menggunakan pendekatan kesiapan, artinya kemampuan belajar selalu berhubungan dengan tingkat perkembangan intelektual (Brainerd, 1978).


(29)

Pada teori belajar Contructivist Bruner, gagasan utama kontruktivism adalah bahwa seseorang belajar secara terkonstruksi, membangun pengetahuan berlandaskan apa yang telah dimiliki. Disini terdapat 2 (dua) pengertian yakni (a) siswa mengkonstruk pemahaman baru dengan menggunakan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya (berani tidak mengenal tabularasa), dan (b) belajar adalah proses aktif, dimana peserta didik dihadapkan dengan apa yang dipahami dan dipertemukan dengan situasi yang baru. Proses aktif disini mengacu kepada aplikasi pemahaman yang dimiliki, menghubungkannya dengan elemen-elemen yang baru, mempertimbangkan konsistensi pengetahuan yang lama dengan yang baru, dan berdasarkan pertimbangan tersebut dapat memodifikasi pengetahuan (Sedletter, 1996:1). Penekanan Pygotsky lebih kepada hubungan antara faktor-faktor sosial budaya dalam mengembangkan kognitif anak. Ia berkeyakinan bahwa bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat kognitif dalam berkomunikasi, tetapi penggunaan alat (bahasa) tersebut akan membentuk evolusi budaya, institusi, alat-alat, dan sistem simbol merupakan produk manusia yang dikembangkan berbagai cara melalui kesamaan dan perbedaan budaya dalam perkembangan sejarah (Phillips, 1998:2). Ilustrasi yang diberikan oleh Vygotsky (1983) tentang kompleksitas dinamika budaya dan perkembangannya dalam sejarah adalah sebagai berikut : Budaya menciptakan bentuk-bentuk khusus perilaku, mengubah fungsi berfikir, membentuk tingkatan-tingkatan baru dalam sistem perkembangan perilaku manusia. Dalam proses perkembangan sejarah, perilaku sosial merubah tujuan dan metode perilaku, mengu-bah kecenderungan alam dan fungsi-fungsi, mengembangkan dan mengkreasi sesuatu yang baru terutama budaya dan bentuk-bentuk perilaku.

Ki Hajar Dewantara pun mengatakan bahwa ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka akan mampu juga menentukan sikapnya, dan akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Pendidikan akan dapat memerdekakan peserta didik dari aspek hidup batin seperti otonomi berfikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas, dan demokratik. Konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sungtolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Dengan demikian maka, diperlukan suatu desain pembelajaran sejarah yang berbasis keberagaman sehingga nilai-nilai yang diharapkan dari peseta didik, dalam proses pembelajaran sejarah dapat terwujud.

Dinamika Kelompok merupakan konsep pembelajaran yang juga berangkat dari konsep-konsep belajar yang ditulis (Didalam Sudjarwo. 2011: 1-6) dikatakan bahwa kelompok dinamis merupakan bagian dari Sosial Interaction, yang penekanannya pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah Group Investigation, Role Playing, Jurisprudential Ingkuiry, Laboratory Training, Social Simulation, Dan Social Inquiry. Dari konsep kelompok dinamis tersebutlah maka peneliti melakukan pengembangan konsep-konsep pembelajaran untuk menjadi sebuah model pembelajaran pada mata pelajaran sejarah guna upaya meningkatkan sikap nasionalisme siswa.

Pembelajaran berbasis keberagaman didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Hakekat pendidikan keberagaman mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan keberagaman bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual.


(30)

Tujuan pendidikan dengan berbasis keberagaman dapat diidentifikasi: (1) untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; (2) untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; (3) memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya; (4) untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok (Banks, dalam Skeel, 1995). Pembelajaran berbasis keberagaman dibangun atas dasar konsep pendidikan untuk kebebasan (Dickerson, 1993; Banks, 1994); yang bertujuan untuk: (1) membantu siswa atau mahasiswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk berpartisipasi di dalam demokrasi dan kebebasan masyarakat; (2) memajukan kekebasan, kecakapan, keterampilan terhadap lintas batas-batas etnik dan budaya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok dan budaya orang lain.

Pendidikan keberagaman adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikan keberagaman (multi-cultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan kebe-ragaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap keberagaman. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas (Liliweri, 2005). Pendidikan keberagaman (multuikultural) didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran keberagaman pada dasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas keberagaman dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Banks, 1993). Pendidikan keberagaman, adalah pendidikan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai, keyakinan, heterogenitas, pluralitas dan keragaman, apapun aspeknya dalam masyarakat (Al Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. 2001). Keberagaman atau multikultur adalah segala sesuatu yang beragam atau yang bermacam-macam, seperti dalam buku ” Sejarah Dalam Multikultur”, berisi mengenai banyak hal dalam sejarah antara lain ; teori sejarah; yang berisi mengenai banyak penulis dengan banyak jenis/macam tulisan mengenai teori sejarah dari beberapa macam perguruan tinggi atau fakultas, pedagogy sejarah; yang juga berisi mengenai banyak penulis dengan banyak jenis/macam tulisan mengenai pedagogy sejarah yang juga dari beberapa macam perguruan tinggi atau fakultas; materi pembelajaran sejarah, juga berisi banyak hal, dan sebagainya.

Pengertian Nasionalisme banyak dkemukakan oleh banyak ahli seperti berikut: 1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan

bernegara.

2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib

3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional. Untuk lebih jelas lagi perlu kita perhatikan beberapa definisi nasionalisme berikut ini!


(31)

4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

Menurut Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemu-kakan empat unsur nasionalisme, yaitu:1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.3. Hasrat untuk mencapai keaslian.4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi, fokus dan masalah dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Dapat menerapkan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman pada mata pelajaran sejarah guna meningkatkan sikap nasio-nalisme siswa SMA N 1 Kalianda.

2. Dapat memberikan suatu gambaran dalam menerapkan cara pelaksanaan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis multikltur didalam menerapkan pembelajaran sejarah sehingga siswa dapat memperoleh mengalaman beragam disetiap proses pembelajaran, dan sikap nasionalisme siswa SMA dapat meningkat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Dapat memberikan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman sebagai model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran sejarah sehingga dapat memperoleh hasil pembelajaran sejarah yang beragam, yaitu kegiatan pembelajaran menjadi dinamis, menyenangkan, prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

Dengan demikian maka tujuan pembelajaran sejarah akan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, SK-KD SMA-MA, 66. Sejarah SSMA-MA, 524, dikatakan:

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara teori maupun secara empiris yang dapat digunakan untuk mengembangkan desain pembelajaran sejarah berbasis keberagaman, guna upaya meningkatkan sikap nasionalisme siswa/peserta didik sebagai salah satu usaha untuk menanamkan kesadaran akan perbedaan/keberagaman, sehingga tujuan pendidikan yang tercantum dalam Permendiknas no. 22 tahun 2006 dan UU Pendidikan no. 20 tahun 2003 dapat terwujud.

Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk : ’’Mengembangkan Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Keberagaman Guna Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa’’. Hasil produk dari penelitian ini berupa ’’Desain model Pembelajaran Dinamika Kelompok Pada Mata Pelajaran Sejarah Yang Berbasis Keberagaman’’.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian pengembangan desain pembelajaran ini adalah model pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development),

yaitu ’’ a proses used to develop and validate educational product ’’ Borg and M.D Gall (

1987 : 782 ) dalam Pargito (2009). Penelitian ini dilakukan melalui suatu rangkaian kegiatan yang ditindak lanjuti dengan pengembangan suatu model pemecahan masalah, yaitu melalui kegiatan apresiasi-refleksi-motivasi, kegiatan inti pembelajaran, dan evaluasi diahir


(32)

pembela-jaran, dalam suatu tahapan riset yang sistematis. Oleh karenan itu, Borg and M.D Gall

menyebutnya ’’ a powerfull strategy for improving practice’’

Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bentuk penelitian yang berhubungan langsung dengan peningkatan kualitas pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Gay dalam Asim (1990 : 4 ) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan efektifitas produk yang digunakan sekolah (pendidikan). Penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan desain pembelajaran sejarah berbasis keberagaman pada siswa kelas XI SMA/MA yang memiliki latar belakang kondisi siswa yang beragam, guna upaya meningkatkan sikap nasionalism siswa, sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa didalam pembelajaran sejarah di semester 2.

Hasil dan Pembahasan

Dalam uji coba model terdapat tiga konsep utama, yaitu pada awal pembelajaran (apresiasi), pada kegiatan inti pembelajaran (diskusi kelompok), dan pada tahap evaluasi (uji kemampuan siswa). Hasil uji coba 1, 2, dan 3 pada apresiasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan (lihat tabel 4.22, 23, dan 24) kegiatan belajar yang on taks. Artinya, siswa sangat apresiatif di dalam proses pembelajaran awal. Selanjutnya pada tingkat pembelajaran inti, hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas on taks pada waktu pelaksanaan diskusi dan presentasi kelompok. peningkatan semakin baik pada saat siswa berserta kelompoknya membuat presentasi dengan media power point dan LCD. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan dan aktif. Sedangkan pada saat evaluasi hasil belajar, secara rasional bila seseorang senang dengan pelajaran tersebut maka idealnya hasil belajar akan baik. Pada uji coba pertama masih kurang baik, akan tetapi pada uji coba ke 2 dan 3 makin membaik walaupun tidak begitu drastis tingkat perbedaannya. Bagi penulis, mata pelajaran ini menjadi disukai dan tidak membosankan bagi siswa saja sudah merupakan hal yang sangat baik. Bila kemudian menjadi baik dalam hasil evaluasi hasil belajarnya merupakan suatu bonus tersendiri. Dengan demikian, model pembelajaran Dinamika Kelompok merupakan model yang efektif dalam pelaksanaan belajar sejarah untuk menjadikan kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan.

Dampak Penerapan Model Terhadap Kinerja Guru

Hasil pra survey memperlihatkan bahwa guru belum dapat mengelola kelas secara maksimal, hal ini diperlihatkan pada saat guru mengalami masalah dikelas yaitu siswa sulit fokus dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu gurupun kurang memahami pembelajaran yang dinamis berbasis keberagaman, yang mana didalam pelaksanaan harus sesuai dengan ketentuan pembelajaran yang ada didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidi-kan, prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

Satu hal yang menggembirakan, bahwa guru membuka diri untuk menerima pembaharuan dan keinginan untuk belajar atau menambah pengetahuan didalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memperoleh pengalaman model pembelajaran yang berbasis keberagaman dan efektif dalam pelaksanaan pembelajarans sejarah dengan siswa yang memiliki latar belakang yang beragam. Dengan uji coba model Dinamika Kelompok yang dilaksanakan, guru menjadi lebih faham didalam pelaksanaan pembelajaran sejarah. Guru memiliki satu lagi literatur


(33)

model pembelajaran sejarah dengan kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan. Didalam pelaksanaan penelitian ini, memang guru di tuntut untuk kreatif dan inovatif didalam menciptakan kegiatan pembelajaran sejarah yang dinamis dan menyenangkan. Berdasarkan hasil prasurvey bahwa guru membuka diri untuk mendapatkan inovasi dan memperbaiki proses pembelajaran, maka dengan model pembelajaran Dinamika Kelompok, guru dapat mencoba model pembelajaran ini sebagai salah satu model model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah guna menciptakan kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menye-nangkan. Dengan demikian, kinerja guru akan semakin maksimal sesuai dengan tuntutan sebagai tenaga profesional.

Dampak Penerapan Model Terhadap Sikap Siswa

Mengharapkan perubahan sikap siswa dalam waktu sekejab setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, tentulah suatu hal yang tidak mungkin, kecuali terjadi suatu mukzizat. Model pembelajaran Dinamika Kelompok bukanlah suatu proses pembelajaran yang dapat memberikan suatu mukzizat bagi sikap siswa, akan tetapi dengan beberapa aktivitas yang diberikan didalam proses pembelajaran, diharapkan akan meresap didalam kalbu setiap siswa. Pengalaman pembelajaran yang berkesan positif akan terbawa hingga mereka dewasa nanti. Model pembelajaran Dinamika Kelompok yang dikemas dalam suatu kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan, akan memberikan suatu pengalaman yang mendalam bagi setiap siswanya. Siswa akan menyadari secara perlahan akan maknanya persaudaraan, toleransi, dan rasa syukur akan karunia yang mereka miliki di dalam hidupnya. Siswa akan menyadari bagaimana seharusnya bersikap sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya baik manusia maupun alamnya, bahkan kaya dengan budaya yang beragam,

yang tidak semua bangsa memiliki keberagaman yang indah di dunia ini. Sikap siswa inilah kelak yang akan menjadi dasar dari rasa cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Sikap ini dapat dimulai dari kehidupan sehari-hari didalam kelas, seperti menghargai teman yang tidak berasal dari suku yang sama atau tidak seagama dengan memberikan perhatian bisa berupa ucapan saat perayaan adat atau agamanya. Bersikap baik selayaknya siswa atau pelajar yang memiliki karakter bangsa Indonesia yang berketuhanan, cerdas, aktif dan kreatif, sopan dan suka menolong, serta siswa yang memiliki sifat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Keberagaman Yang Diperoleh

Desain model pembelajaran Dinamika Kelompok yang kemudian di implement-tasikan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki keberagaman aktivitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apresiasi refleksi motivasi, jelas terlihat keberagaman yang diperoleh oleh siswa dalam manfaat pembelajaran. Seperti pengaktifan afektif, koqnitif, dan psikomotor setiap siswa yang secara bersinergi di optimalkan. Selain itu siswa mendapat pengalaman untuk merenung akan filosofi hidup yang diajarkan dalam agama dan budaya masing-masing siswa dengan tulisan-tulisan bermakna pendidikan.

Sementara, pada kegiatan inti pembelajaran, para siswa mendapatkan pembela-jaran dengan belajar secara mandiri, berkelompok, dan presentasi. Pengalaman ini menuntut setiap siswa untuk kerja keras dalam belajar, kreatif inovatif, yang akan mereka presentasikan sebagai suatu prestasi didalam kegiatan pembelajaran. Setiap siswa akan mendapatkan kesempatan mengekpresikan hasil belajarnya secara terbuka di hadapan teman-temannya.

Kegiatan ini akan mendapatkan penghargaan dari teman dan guru, yang akan menambah motivasi siswa untuk lebih lagi meningkatkan hasil belajarnya.


(34)

Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, dari hasil evaluasi belajar didapat perubahan hasil belajar yang cukup berarti. Uji coba yang dilakukan, dengan menghasilkan perubahan sikap terhadap pelajaran sejarah dari tidak suka dan memberatkan, menjadi suka dan menyenangkan saja sudah merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan sebagai guru dan peneliti. Dengan hasil evaluasi belajar yang cukup berarti itu, merupakan bonus khusus buat peneliti. Seperti kata pepatah, kalau kita suka maka kita akan berusaha, maka buatlah dulu kegiatan pembelajaran yang membuat suka para siswanya, maka hasil belajar akan maksimal. Seperti juga filosofi Cina, ‘’ ambil hati rakyat, maka dunia ada dalam genggaman

anda’’ (revolusi Cina, armico, 1992). Begitu pula dalam proses pembelajaran, buatlah siswa

suka dengan performent guru, gaya guru mengajar, maka siswa akan suka dengan pelajarannya. Dengan model pembelajaran Dinamika Kelompok, maka siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang beragam, yaitu selain ilmu pengetahuan, juga mendapatkan penyegaran dan pengalaman baik pisik dan psikis siswa secara positif.

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran Kesimpilan

Uji coba yang dilaksanakan, didapat suatu kesimpulan antara lain:

1) Bagaimana Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman ini dapat diterapkan adalah berikut.

- Kenali dan amati keadaan pembelajaran yang sedang berangsung.

- Lakukan obsevasi dan catat hal-hal yang dianggap penting sebagai catatan guna melakukan tindakan pembelajaran.

- Identifiikasi masalah dan kebutuhan dalam proses pembelajaran.

- Tentukan desain pembelajaran yang dibutuhkan dengan penyesuaian SK dan KD dengan kondisi peserta didik dan sarana pendukung.

- Implementasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran secara baik dan lengkap. - Laksanakan dengan didahului penjelasan rencana pembelajaran terhadap peserta

didik.

Model pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman merupakan hasil rekayasa dan modifikasi dari model-model pembelajaran, metode, dan media pembelajaran yang ada dan dikembangkan menjadi suatu model pembelajaran. Rekayasa ini menghasilkan suatu model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman. Model pembelajaran ini berupa kegiatan pembelajaran sejarah yang dikemas dalam satu paket kegiatan yang beragam atau dinamis yang mencakup bukan hanya dari segi ilmu penge-tahuan saja, tetapi lebih kepada aktifitas afektif, koqnitif, dan psikomotor, dan menghasilkan perubahan pada prilaku/sikap siswa.

Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan kepada jenjang sekolah apa saja dan dalam keadaan apapun. Sebab model pembelajaran ini merupakan rekayasa model pembelajaran dengan memodivikasi yang sudah ada baik materi, metode, dan media pembelajaran dengan penyesuaian terhadap kebutuhan dan keinginan. Setiap proses pembelajaran bertujuan tercapaian hasil belajar yang maksimal sehingga perlu diciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan proses pembelajaran dengan maksimal dan hasil belajarpun meningkat.

2) Cara menerapkan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman, sebagai berikut.


(35)

a. buatlah disain rencana pembelajaran berbasis keberagaman; maksudnya keberagaman adalah desain ini bukan hanya berisi rencana pembelajaran yang berisi penyampaian materi saja, akan tetapi berisi kegiatan pembe-lajaran yang memiliki keberagaman aktifitas belajar yang komplit atau bermacam-macam didalam satu kali kegiatan pembelajaran.

b. setelah desain rencana pembelajaran sudah di buat, selanjutnya di imple-mentasikan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis keberagaman lengkap dengan perangkat belajar yang diperlukan.

c. informasikan rencana ini pada siswa sebelum dilaksanakan, jelaskan maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran. Setelah itu, jelaskan pada siswa kapan dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung.

d. praktek pelaksanaan di kelas. Seperti contoh pada uji coba ke-2, seperti berikut.

- beritahukan pada siswa thema belajar hari ini ‘’ bersaudara’’, makna dan arti penting thema. Selanjutnya, beri lagu bersaudara dengan gerakan tubuh/tangan secara bersinergi dan dinamis (contohkan). Tingkatkan ritme lagu dan gerakan tubuh/tangan semakin cepat. Perhatikan hasilnya, dan komentari dengan bijaksana gambaran kegiatan bersama tadi.

- selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran, berikan tugas sesuai yang direncanakan yaitu membuat skema materi pada bab 6 buku pegangan siswa pada sebuh kertas karton dan spidol berbagai warna yang telah disiapkan. Lakukan dengan berdiskusi kelompoknya, setelah siap maka presentasikan. Berikan kesempatan bagi yang selesai dahulu sebagai penghargaan, katakan demikian sebagai penghargaan dan motivasi pada hasil kerja mereka.

- guru sebagai observer sekaligus konsultan akan memberikan penjelasan pada saatnya.

- di ahir kegiatan pembelajaran, beri kesempatan evaluasi bersama terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Guru mencatat pendapat siswa, dan beri solusi untuk kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

- beri evaluasi mater hasil pembelajaran secara tertulis. Dan ingatkan kembali rencana pertemuan berikutnya.

e. catat semua kelemahan dan kelebihan kegiatan pertemuan pembelajaran hari ini, pelajari dan persiapkan rencana untuk pertmuan selanjutnya dengan lebih baik lagi.

1) Model pembelajara Dinamika Kelompok berbasis keberagaman ini sangat efektif didalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan uji kompetensi siswa.

- Hasil observasi

Dilihat dari hasil observasi belajar siswa selama kegiatan pebelajaran baik pada uji coba pertama hingga uji coba terahir, terlihat perubahan aktifitas siswa yang lebih baik. Observasi siswa pada uji coba ke dua lebih baik dibandingkan dengan observasi pertama, dan observasi siswa ke tiga lebih baik dari observasi siswa pada uji coba ke dua.

- Hasil uji kompetensi

Hasil uji kompetensi siswa pada uji coba kedua lebih baik dibandingkan dengan hasil uji coba pertama, dan hasil uji kompetensi siswa pada uji coba ke tiga lebih baik dari uji coba ke dua.

Hasil observasi belajar siswa dan hasil uji kompetensi, didapat hasil yang baik (memuaskan) maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Dinamika kelompok berbasis keberagaman dapat digunakan didalam proses pembelajaran sejarah dan layak untuk menjadi salah satu model pembelajaran.


(36)

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka didapat suatu gambaran hasil penelitian yang merupakan rekayasa dan modifikasi dari metode dan media, serta materi pembelajaran sejarah di kelas XI. IPS. Tindak lanjut penelitian ini berimplikasi pada upaya meningkatkan prestasi belajar dan sikap nasionalisme siswa. Upaya ini tidak terlepas pada pentingnya merekayasa, memodifikasi, dan berinovasi didalam proses pembelajaran gunamenciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan yang mengandung pendidikan. Selanjutnya akan di uraikan implikasi teoritis dan implikasi empiris seperti berikut.

Implikasi Teoritis

Upaya meningkatkan pembelajaran dikelas, dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan. Dapat dilakukan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (berinovasi), atau dapat dengan memodifikasi metode pembelajaran, dll. Pilihan harus disesuaikan dengan kondisi berdasarkan analisis kebutuhan yang matang. Hal ini guna memastikan bahwa guru melakukan tindakan yang benar didalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, yang benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Pengembangan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman, menggunakan tahap-tahap tersebut guna memastikan bahwa model pembelajaran ini layak untuk digunakan sebagai salah satu model pembelajaran.

Implikasi Empiris

Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman dapat direkayasa dan di modifikasi dengan beberapa metode pembelajaran sedemikian rupa sehing-ga proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, dan minat belajar siswa menjadi meningkat. Pentingnya menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam merupakan salah satu upaya untuk mencapai hasil pembelajaran yang beragam pula. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang beragam didalam satu kali pertemuan dalam proses pembelajaran, seperti pengalaman dari sisi afektif, koqnitif, dan psikomotornya. Selain itu, pemanfaatan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman yang merupakan hasil pengembangan sebagai pendukung proses pembelajaran dapat menjadi alternatif model pembelajaran. Secara statistik, dilihat dari nilai rata-rata disetiap uji coba, membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman sangat efektif dibandingkan penggunaan model pembelajaran yang ada sebelumnya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka untuk mecapai proses dan hasil pembelajaran yang maksimal, maka guru dituntut untuk kreatif dan inovatif didalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai tenaga profesional guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Diperlukan keberanian untuk menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru dan berbeda. Untuk itu, guru tidak perlu ragu apalagi takut untuk mencoba sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Perkaya khasanah pembelajaran dengan banyak belajar dan membaca, dengan tidak malu untuk bertanya akan kekurangan kita. Berkreatiflah dalam belajar dan pembelajaran bagi peserta didik.

Hasil belajar siswa untuk mencapai maksimal, tidak semata-mata dilakukan oleh guru saja. Ada peranan yang lain yang cukup mempengaruhi proses dan hasil belajar yang maksimal. Dukungan dari kepala sekolah dan lembaga sangat membantu. Sebab didalam proses


(37)

pembelajaran diperlukan seperangkat sarana dan prasarana pendukung. Pimpinan dan lembaga yang dapat memenuhinya. Perlu kerja sama yang bersinergi dari semua perangkat didalam proses pembelajaran yang berkualitas untuk menghasilkan kualitas dan prestasi pembelajaran. Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman dengan dukungan dari semua pihak dapat digunakan pada semua mata pelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Amin. 2005. Pendidikan Multikultura. Hal.xi.

Bank, James A. 1990. Teaching strategis for social studies. New York: Longman

Benson, A. 1995. Review And Analysis of Vygotsky Thought and Language (online). http://www.129.7.160.115/inst5931/ vygotsky.html/diakses Juli 2011

Borg, W.R & Gall, M.D. 1979. Human Cognition, Learning, Understanding and Remembering. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

Chen, I. 1996. Cognitive Constructivist Theory.(online). http://coe.uh.edu/ ~ichen/ebook/ET-TI/copley.htm/diakses Juli 2011.

Grau, I. 1998. Cognitive Psycchology and Its Application to Education. (online). http://www.129.7.160.115/isnt5931/cognitive.psy. diakses Juli 2011.

Hasan, Hamid. 1994. Proses Belajar Mengajar Sejarah Pengertian, Problema dan Penelitian. Makalah terbatas Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP Bandung. Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti PPTA Helius Sjamsuddin & Ismaun. 1996. Ilmu Pengetahuan Sosial 2. Jakarta: Balai Pustaka. Joyce, B & Weil, M, Calhoun. (terjemahan). 2009. Models Of Teaching Model-Model

Pengajaran. Yoggyakarta. Pustaka Pelajar.

Media Pendidkan. 2011. Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan. Tehnologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. http://blog.tp.ac.id/ pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan. 12:31, 12-11-2011.

Noname, Definisi Ilmu. http://id.shvoong.com/books/2083263-definisi ilmu/#ixzz 1ISpDStBr, 3April 2011

Noname, http://bangsaku-indonesiaku.blogspot.com/2008/10/pengertian-nasionalisme. html, 3 April 2011.

Noname, http://syadiashare.com/definisi-sejarah-dan-keterangannya.html, 3 April 2011. Noname, http://www.definisionline.com/2010/09/pengertian-sejarah.html, 3 April 2011.


(38)

Noname, http://www.indonesiaindonesia.com/f/96433-kerusuhan-berlatar-belakang-agama-temanggung/index2.html), minggu, 27 Maret 2011.

Noname, http://www.scribd.com/doc/11505118/Ke-arah-Definisi-Pengembangan-Sistem-Pembelajaran, 3 April 2011).

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila Lampung

Phillips, L. 1996. Vygotsky, From a Primer on Topics Related to Instructional Design

(online). http://www.aubu.edu/academic/education/ eflt/vyg.html.

Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Mediacom. Yogyakarta

Pusdiklatnas Candradimuka, 2010, Bahan Serahan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar.

Sudjarwo, 2011. Dinamika Kelompok.. Mandar Maju, Bandung TIP. 1998. Constructivist Theory (J. Bruner).0nline.

http://www.hcs.derby.ac.uk/tip/bruner.html. diakses Mei 2011

Toynbee, A. 1972. A Study of History. London : Oxford University Press & Thames and Hudson Ltd.

Vygotsky, L. 1996. The Problem of The Cultural Development of The Child. Dalam The VygotskyReader. Oxford-UK : Blackwell Publisher Ltd.

Yaqin, Ainul M. M. 2005. Pendidikan Multikultural Gross – cultural Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan. Hal . xix.

--- 1998. The Role of The Learner in Constructivist Theory. Online. http://walker.edfac.usyd.edu.au/henreb2/IT&Learning/WG22

--- 1999. Cognitive Information Processing, Ausubel’s Meaningful Reception Learning. Online. http://www.education.indiana.edu/~p540/ webcourse/cip.html

…………..2011. Pengertian model pembelajaran dari berbagai tokoh pendidikan, 2011.http://zonainfosemua. http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Taman Siswa blogspot.com/-2010/11/pengertian-model-pembelajaran-dari.html.


(39)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh Subhanna Wa TaAlloh, karena atas rahmat dan hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tesis dengan judul ‘’Pengembangan Pembelajaran Sejarah Model Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa SMA N 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012’’, adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPS di Universita Lampung.

Penyusunan tesis ini didasarkan pada metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu proses untuk mengembangkan dan memva-lidasi produk-produk pendidikan. Penelitian diawali dengan prasurvey yakni kajian untuk memperoleh profil pembelajaran yang berlangsung dilapangan sebagai salah satu landasan pengembangan produk yang di uji cobakan sehingga diperoleh model pembelajaran Dinamika Kelompok yang siap untuk digunakan. Model pembelajaran hasil pengembangan ini kemudian di lakukan uji validasi untuk memperoleh gambaran efektifitas model tersebut dalam rangka mengembangkan aspek kedinamisan pembelajaran sejarah. Secara kongkrit, produk pengembangan ini berupa model pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA.


(40)

Model pembelajaran Dinamika Kelompok dapat menjadi salah satu alternatif dalam memperbaiki proses pembelajaran sebab hasil pengujian terhadap model pengembangan ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran Dinamika Kelompok dapat dipertanggung jawabkan baik secara teoritis maupun empirik. Model pembelajaran Dinamika Kelompok diawali dengan pengembangan ren-cana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan awal pembelajaran yaitu apresiasi refleksi motifasi, kegiatan inti yaitu diskusi presentasi, dan kegiatan ahir yaitu mengevaluasi pembelajaran dan hasil belajar. Langkah-langkah pembelajaran yang tersetruktur dilakukan dalam proses pembelajaran merupakan bagian dari produk pengembangan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan yang pada ahirnya menghasilkan kegiatan pembelajaran yang beragam sekaligus prestasi belajar yang lebih baik dengan meningkatnya sikap nasionalisme siswa.

Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman M.Si, Selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNILA;

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo selaku Direktur Pasca UNILA, ketua Program Studi Magister Pendidikan IPS, sekaligus pembahas utama pada seminar tesis, juga sebagai penguji utama. Terima kasih untuk masukan dan saran-sarannya. 3. Bapak Dr. H. Pargito, M.Pd selaku sekretaris program studi Magister


(1)

Model pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman merupakan hasil rekayasa dan modifikasi dari model-model pembelajaran, metode, dan media pembelajaran yang ada dan dikembangkan menjadi suatu model pembelajaran. Rekayasa ini menghasilkan suatu model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman. Model pembelajaran ini berupa kegiatan pembelajaran sejarah yang dikemas dalam satu paket kegiatan yang beragam atau dinamis yang mencakup bukan hanya dari segi ilmu penge-tahuan saja, tetapi lebih kepada aktifitas afektif, koqnitif, dan psikomotor, dan menghasilkan perubahan pada prilaku/sikap siswa.

Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan kepada jenjang sekolah apa saja dan dalam keadaan apapun. Sebab model pembelajaran ini merupakan rekayasa model pembelajaran dengan memodivikasi yang sudah ada baik materi, metode, dan media pembelajaran dengan penyesuaian terhadap kebutuhan dan keinginan. Setiap proses pembelajaran bertujuan tercapaian hasil belajar yang maksimal sehingga perlu diciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan proses pembelajaran dengan maksimal dan hasil belajarpun meningkat.

2) Cara menerapkan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman, sebagai berikut.

a. buatlah disain rencana pembelajaran berbasis keberagaman; maksudnya keberagaman adalah desain ini bukan hanya berisi rencana pembelajaran


(2)

yang berisi penyampaian materi saja, akan tetapi berisi kegiatan pembe-lajaran yang memiliki keberagaman aktifitas belajar yang komplit atau bermacam-macam didalam satu kali kegiatan pembelajaran.

b. setelah desain rencana pembelajaran sudah di buat, selanjutnya di imple-mentasikan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis keberagaman lengkap dengan perangkat belajar yang diperlukan.

c. informasikan rencana ini pada siswa sebelum dilaksanakan, jelaskan maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran. Setelah itu, jelaskan pada siswa kapan dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung.

d. praktek pelaksanaan di kelas. Seperti contoh pada uji coba ke-2, seperti berikut.

- beritahukan pada siswa thema belajar hari ini ‘’ bersaudara’’, makna dan arti penting thema. Selanjutnya, beri lagu bersaudara dengan gerakan tubuh/tangan secara bersinergi dan dinamis (contohkan). Tingkatkan ritme lagu dan gerakan tubuh/tangan semakin cepat. Perhatikan hasilnya, dan komentari dengan bijaksana gambaran kegiatan bersama tadi.

- selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran, berikan tugas sesuai yang direncanakan yaitu membuat skema materi pada bab 6 buku pegangan siswa pada sebuh kertas karton dan spidol berbagai warna yang telah disiapkan. Lakukan dengan berdiskusi kelompoknya, setelah siap maka presentasikan. Berikan kesempatan bagi yang selesai dahulu sebagai penghargaan, katakan demikian sebagai penghargaan dan motivasi pada hasil kerja mereka.


(3)

- guru sebagai observer sekaligus konsultan akan memberikan penjelasan pada saatnya.

- di ahir kegiatan pembelajaran, beri kesempatan evaluasi bersama terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Guru mencatat pendapat siswa, dan beri solusi untuk kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

- beri evaluasi mater hasil pembelajaran secara tertulis. Dan ingatkan kembali rencana pertemuan berikutnya.

e. catat semua kelemahan dan kelebihan kegiatan pertemuan pembelajaran hari ini, pelajari dan persiapkan rencana untuk pertmuan selanjutnya dengan lebih baik lagi.

1) Model pembelajara Dinamika Kelompok berbasis keberagaman ini sangat

efektif didalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan uji kompetensi siswa.

- Hasil observasi

Dilihat dari hasil observasi belajar siswa selama kegiatan pebelajaran baik pada uji coba pertama hingga uji coba terahir, terlihat perubahan aktifitas siswa yang lebih baik. Observasi siswa pada uji coba ke dua lebih baik dibandingkan dengan observasi pertama, dan observasi siswa ke tiga lebih baik dari observasi siswa pada uji coba ke dua.


(4)

Hasil uji kompetensi siswa pada uji coba kedua lebih baik dibandingkan dengan hasil uji coba pertama, dan hasil uji kompetensi siswa pada uji coba ke tiga lebih baik dari uji coba ke dua.

Hasil observasi belajar siswa dan hasil uji kompetensi, didapat hasil yang baik (memuaskan) maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Dinamika kelompok berbasis keberagaman dapat digunakan didalam proses pembelajaran sejarah dan layak untuk menjadi salah satu model pembelajaran.

1.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka didapat suatu gambaran hasil penelitian yang merupakan rekayasa dan modifikasi dari metode dan media, serta materi pembelajaran sejarah di kelas XI. IPS. Tindak lanjut penelitian ini berimplikasi pada upaya meningkatkan prestasi belajar dan sikap nasionalisme siswa. Upaya ini tidak terlepas pada pentingnya merekayasa, memodifikasi, dan berinovasi didalam proses pembelajaran gunamenciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan yang mengandung pendidikan. Selanjutnya akan di uraikan implikasi teoritis dan implikasi empiris seperti berikut.

1.2.1 Implikasi Teoritis

Upaya meningkatkan pembelajaran dikelas, dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan. Dapat dilakukan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (berinovasi), atau dapat dengan memodifikasi metode pembelajaran, dll. Pilihan harus disesuaikan dengan kondisi


(5)

berdasarkan analisis kebutuhan yang matang. Hal ini guna memastikan bahwa guru melakukan tindakan yang benar didalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, yang benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Pengembangan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman, menggunakan tahap-tahap tersebut guna memastikan bahwa model pembelajaran ini layak untuk digunakan sebagai salah satu model pembelajaran.

1.2.2 Implikasi Empiris

Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman dapat direkayasa dan di modifikasi dengan beberapa metode pembelajaran sedemikian rupa sehing-ga proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, dan minat belajar siswa menjadi meningkat. Pentingnya menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam merupakan salah satu upaya untuk mencapai hasil pembelajaran yang beragam pula. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang beragam didalam satu kali pertemuan dalam proses pembelajaran, seperti pengalaman dari sisi afektif, koqnitif, dan psikomotornya. Selain itu, pemanfaatan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman yang merupakan hasil pengembangan sebagai pendukung proses pembelajaran dapat menjadi alternatif model pembelajaran. Secara statistik, dilihat dari nilai rata-rata disetiap uji coba, membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman sangat efektif dibandingkan penggunaan model pembelajaran yang ada sebelumnya.


(6)

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka untuk mecapai proses dan hasil pembelajaran yang maksimal, maka guru dituntut untuk kreatif dan inovatif didalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai tenaga profesional guru dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Diperlukan keberanian untuk menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru dan berbeda. Untuk itu, guru tidak perlu ragu apalagi takut untuk mencoba sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Perkaya khasanah pembelajaran dengan banyak belajar dan membaca, dengan tidak malu untuk bertanya akan kekurangan kita. Berkreatiflah dalam belajar dan pembelajaran bagi peserta didik.

Hasil belajar siswa untuk mencapai maksimal, tidak semata-mata dilakukan oleh guru saja. Ada peranan yang lain yang cukup mempengaruhi proses dan hasil belajar yang maksimal. Dukungan dari kepala sekolah dan lembaga sangat membantu. Sebab didalam proses pembelajaran diperlukan seperangkat sarana dan prasarana pendukung. Pimpinan dan lembaga yang dapat memenuhinya. Perlu kerja sama yang bersinergi dari semua perangkat didalam proses pembelajaran yang berkualitas untuk menghasilkan kualitas dan prestasi pembelajaran. Model pembelajaran Dinamika Kelompok berbasis keberagaman dengan dukungan dari semua pihak dapat digunakan pada semua mata pelajaran.


Dokumen yang terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

0 4 15

KEMAMPUAN MENARI TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS X SMA N 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 14

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 67

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII SMP ISLAM KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 8 70

PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 17

PENDAHULUAN PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 7

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS: Suatu Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.

0 7 21

Penggunaan Model Pembelajaran Kontruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Kelas VIII MTS Negeri Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011/2012.

0 0 1

PERANAN PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DALAM PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 2 KUTASARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 - repository perpustakaan

0 0 10

PERANAN PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DALAM PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 2 KUTASARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 - repository perpustakaan

0 0 8