IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET : penelitian tindakan kelas di SDN Kampung Sawah 02 kabupaten Bogor.

(1)

PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh:

Aji Zaenal Mutaqin NIM 1105160

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP

PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

PADA SISWA

KELAS VA SDN KAMPUNG SAWAH 02

KABUPATEN BOGOR

Oleh

Aji Zaenal Mutaqin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Aji Zaenal Mutaqin 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AJI ZAENAL MUTAQIN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP

PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING: Pembimbing I

Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 197508122009121004

Mengetahui: Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002


(4)

Kelas V A di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor. Pembimbing I Sufyar Mudjianto, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan apakah implementasi pembelajaran basketball like games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V A di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor. Dengan menggunakan desain penelitian atau langkah-langkah penelitian tindakan yaitu perencanaan atau

planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi, GPAI, catatan lapangan, dokumentasi, dan evaluasi. Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran basketball like

games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada

pembelajaran permainan bolabasket. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil proses pembelajaran siswa pada pra observasi 47.91%, pada siklus 1 tindakan 1 56,54%, siklus 1 tindakan 2 63,24%, siklus 2 tindakan 1 69,93%, dan pada siklus 2 tindakan 2 77,22%.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan penerapan basketball like games maka pola gerak dasar lempar dan tangkap dalam pembelajaran permainan bolabasket akan semakin meningkat dan tentunya saran yang diberikan yaitu untuk meningkatkan pola gerak dasar lempar dan tangkap dalam kegiatan pembelajaran permainan bolabasket yang sudah jelas terbukti peningkatannya dengan menerapkan

basketball like games serta untuk lebih meningkatkan lagi pada hasil yang

optimal dilakukan dengan siklus berikutnya.

Kata-kata kunci: Pembelajaran basketball like games, Pola gerak dasar, permainan bolabasket


(5)

Sawah Bogor Regency. Supervisor I Sufyar Mudjianto , M.Pd. Supervisor II Lukmannul Haqim Lubay , M.Pd.

ABSTRAK

This study aims to reveal whether the implementation of learning games like basketball can develop patterns of basic motion throwing and catching on learning basketball game. The method used in this research is a classroom action research method (Classroom Action Research). The research was conducted at the VA grade students at SDN 02 Kampung Sawah Bogor Regency. By using the design of the study or research steps such as planning or action planning, action or acting, or observing observation, and reflection or reflecting. The instrument used in this study is the observation sheet, GPAI, field notes, documentation, and evaluation. Solving the problem in this research is the implementation of learning games like basketball can develop patterns of basic motion throwing and catching on learning basketball game. Based on the research results obtained in the learning process of students pre observation 47.91%, in cycle 1 measures 1 56,54%, in cycle 1 measures 2 63,24%, in cycle 2 measures 1 69,93%, and in cycle 2 measures 2 77,22%.

Based on the results of data processing and analysis, the conclusion from this research is the application of basketball like games then the motion patterns basic throwing and catching in learning the game basketball will be increased and of course, the advice given is to increase the motion patterns basic throwing and catching in learning activities basketball games are already clearly evident improvement by applying the basketball like games as well as to further enhance the optimal results performed with subsequent cycles.

Key words : learning games like basketball , basic motion pattern , basketball games


(6)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR KURVA ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. KAJIAN PUSTAKA ... 9

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 9

2. Permainan Bola Basket ... 12

a. Hakikat Permainan Bola Basket... 12

b. Karakteristik Permainan Bolabasket ... 13

c. Melempar dan Menangkap Pada Permainan Bolabasket ... 15

1). Melempar Pada Permainan Bolabasket ... 15

a). Melempar Dengan Kedua Tangan Searah dada ... 16


(7)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

e). Lemparan Bawah Dua Tangan ... 20

2). Menangkap Dalam Permainan Bolabasket ... 21

d. Stategi Pembelajaran Permainan Bolabasket Di Sekolah ... 22

3. Pembelajaran Basketball Like Games ... 24

a. Fasilitas dan Perlengkapan Basketball Like Games……... 25

b. Bentuk Permainan Basketball Like Games………... 27

1). Ten Ball ... 27

2). End Zone Ball ... 28

3). Three Mat Ball ... 29

4). Circle Ball ………... ... 30

4. Pola Gerak Dasar... 31

a. Gerakan Lokomotor ... 32

b. Gerakan Nonlokomotor ... 32

c. Gerakan Manipulatif ... 32

5. Hakekat PTK ... 32

B. KERANGKA BERFIKIR………... .. 33

C. HIPOTESIS TINDAKAN………... .. 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

C. Subjek Penelitian ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sempel ... 39

D. Prosedur Penelitian ... 39

1. Perencanaan Tindakan……… ... 39

2. Pelaksanaan Tindakan……… 40

3. Observasi……….... 57


(8)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

2. Catatan lapangan ... 59

3. Dokumentasi ... 59

F. Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

1. Deskripsi Data ... 63

2. Hasil Analisis Data ... 64

a). Observasi Awal ... 64

1). Tahap Awal Pembelajaran ... 64

2). Tahap Inti pembelajaran ... 64

3). Tahap Kegiatan Penutup ... 65

4). Refleksi ... 66

B. Pembahasan Penelitian ... 67

1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 67

a). Perencanaan (Siklus 1 Tindakan 1) ... 67

b). Pelaksanaan (siklus 1 Tindakan 1) ... 67

c). Observasi (Siklus 1 Tindakan 1) ... 69

d). Refleksi ... 70

2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 71

a). Perencanaan (Siklus 1 Tindakan 2) ... 71

b). Pelaksanaan (siklus 1 Tindakan 2) ... 72

c). Observasi (Siklus 1 Tindakan 2) ... 73

d). Refleksi ... 75

3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 75

a). Perencanaan (Siklus 2 Tindakan 1) ... 75

b). Pelaksanaan (siklus 2 Tindakan 1) ... 76

c). Observasi (Siklus 2 Tindakan 1) ... 77


(9)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

b). Pelaksanaan (siklus 2 Tindakan 2) ... 80

c). Observasi (Siklus 2 Tindakan 2) ... 81

d). Refleksi ... 83

C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 85

D. Diskusi Penemuan……… 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN


(10)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat proses terjadinya perubahan yang mendidik untuk merubah hal-hal yang bersifat positif guna untuk merubah kehidupannya untuk masa yang akan datang. Untuk mencapai suatu perubahan dibutuhkan proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran di dalamnya terjadi interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu perubahan prilaku, pengetahuan maupun perubahan secara keterampilan. Menurut Aunurrahman (2009, hlm. 34)

mengemukakan bahwa: “Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya terjadi interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan

yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa.” Pembelajaran di sekolah sangat tergantung pada kualitas pelaksanaan mengajar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk mendapatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di sekolah, salah satunya yaitu dengan adanya sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan peralatan yang sangat membantu dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan bantuan sarana dan prasarana maka guru dapat menerapkan materi yang akan diberikan kepada siswa dengan lancar. Namun pada kenyataannya banyak sekolah yang tidak mempunyai fasilitas dan peralatan yang memadai sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran terhambat.

Kasus seperti ini sering terjadi kepada sekolah dasar pada pembelajaran jasmani, tidak semua sekolah mempunyai lapangan yang luas dan media alat pembelajaran yang lengkap. Seharusnya sekolah mempunyai media alat pembelajaran untuk membantu guru menerapkan materi yang sudah ada dalam kurikulum KTSP. Dalam pembuatan perencanaan bahan ajar terhadap materi yang akan diberikan kepada siswa, sebaiknya guru dapat memahami kurikulum KTSP secara cermat, karena kondisi sekolah dalam ketersediaan sarana dan prasarana yang berbeda-beda maka guru dapat membuat bahan ajar sesuai dengan kondisi


(11)

sekolah yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Juliantine dkk. (2012, hlm. 62) menjelaskan bahwa:

KTSP sebagai pilihan kurikulum di sekolah menjadi lebih fleksibel, karena sekolah dapat dijadikan indikator dalam memilih materi ajar dari

kurikulum yang ada. Konteks “kurikulum fleksibel” dapat dipahami

karena kondisi sekolah yang berbeda. Guru pendidikan jasmani sebagai pelaksana kurikulum harus mampu mencermati seluruh isi kurikulum, sehingga dalam kondisi sekolah yang ada seleruhnya dapat dilakukan. Artinya materi yang ada dalam kurikulum benar dapat dilakukan dalam

“proses belajar” yang baik.

Pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya terdapat beberapa macam permainan yang terangkum dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani. Salah satu permainan yang terdapat dalam pendidikan jasmani yaitu permainan bolabasket. Permainan bolabasket merupakan permainan antara dua tim yang saling berusaha mencetak angka sebanyak mungkin untuk mencapai kemenangan beregu. Permainan bolabasket membutuhkan peralatan yang cukup lengkap seperti: lapangan bolabasket, bola basket, ring untuk memasukan bolabasket. Menurut Sucipto dkk. (2010, hlm. 93) menjelaskan bahwa:

“Permainan bola basket adalah suatu permainan beregu dan dapat dimainkan oleh

putra maupun putri dari segala usia, dalam permainan bola basket setiap regu harus berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam keranjang lawan

dan mencegah lawan memasukan bola ke keranjangnya sendiri.”

Untuk menemukan sekolah yang mempunyai peralatan permainan bolabasket secara lengkap sangat sulit terutama di daerah perkampungan, hambatan dari penerapan pembelajaran permainan bolabasket merupakan masalah yang harus dihadapi oleh guru, karana di dalam kurikulum KTSP tercantum permainan bolabasket khususnya di kelas V, meskipun materi pembelajaran bolabasket hanya beberapa pertemuan saja namun siswa diharapkan dapat mengetahui cara bermain permainan bolabasket walaupun hanya konsep permainannya saja. Untuk itu cara menerapkan permainan bolabasket tanpa peralatan yang sesuai dengan permainan yang sesungguhnya dapat dimodifikasi dengan permainan yang menyerupai permainan bolabasket seperti basketball like


(12)

games. Menurut Bahagia & Mujianto (2010, hlm. 168) mengemukakan bahwa: Basket ball like games dan bola keranjang adalah permainan yang termasuk

kelompok permainan invasi karena memainkannya dengan konsep passing intercepting. Permainan ini bertujuan untuk membuat skore sebanyak-banyaknya dengan jalan memasukan bola ke dalam keranjang atau ring basket.”

Basketball like games merupakan permainan modifikasi yang dirancang

untuk memudahkan guru dalam menerapkan permainan bolabasket dengan mengolah permainan menjadi beberapa variasi. Permainan basketball like games konsepnya yaitu melempar dan menangkap dengan teman sekelompoknya untuk mencetak angka sebanyak mungkin dengan target yang sudah ada, sehingga siswa dapat bergerak aktif tanpa adanya suatu masalah pada diri siswa, dengan peraturan yang sederhana dan permainan yang menarik siswa akan lebih senang dalam mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran penjas. Dengan menerapkan permainan basketball like games maka permainan bolabasket di Sekolah Dasar tidak akan terhambat meskipun tidak adanya fasilitas permainan bolabasket yang sesungguhnya, namun tetap bisa terlaksana dengan baik. Permainan basketball

like games merupakan solusi guru penjas untuk mengembangkan variasi

permainan yang sesuai dengan karakter siswa dan sesuai dengan kemampuan keterampilan di Sekolah Dasar tersebut.

Permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran permainan bolabasket di kelas V A Sekolah Dasar Negeri Kampung Sawah 02 sangat tidak efektif karena rendahnya kemampuan siswa dalam pola gerak dasar melempar dan menangkap, serta kemampuan pada pemahaman siswa tentang permainan bolabasket menyebabkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran bolabasket terlihat sangat kurang efektif, misalnya: siswa menjadi lebih cepat bosan pada pembelajaraan permainan bolabasket serta dan terlihat bingung dengan peraturan permainan bolabasket. disamping permasalahan yang terjadi pada siswa namun kondisi sekolah juga masih kurang memadai dengan media alat pembelajaran yang kurang lengkap.

Dari permasalahan yang terjadi di kelas V A Sekolah Dasar Negeri Kampung Sawah 02 pada kegiatan pembelajaran permainan bolabasket siswa


(13)

masih jelas bahwa pola gerak dasar melempar dan menangkap masih kurang terlihat baik, pada dasarnya pola gerak siswa dalam melempar dan menangkap tidak ditekankan pada ketepatan serta kecermatan yang tinggi melainkan pola gerak lebih menekankan kepada konsep melempar dan melempar tetapi ketepatannya dibatasi. Seperti yang dijelaskan Melani (dalam Mahendra, 2007,

hlm. 23) bahwa: “Pola gerak merupakan gerak dasar atau gerakan-gerakan yang dilibatkan dalam menampilkan suatu tugas tertentu. Tekanannya adalah pada gerakan-gerakan yang menyusun tugas gerak tertentu.” Dari penjelasan di atas bahwa pola gerak merupakan suatu gerak dasar yang umum dalam menampilkan suatu tugas tertentu. Misalnya dari pola gerak manipulatif, siswa bebas untuk melempar bola dengan dua tangan di atas kepala, siswa melempar bola dengan memantulkan terlebih dahulu ke lantai, serta siswa melempar bola dua tangan dengan posisi tangan di dada. Artinya siswa dibebaskan untuk melakukan bermacam-macam lemparan tanpa menekankan lemparan yang baik, tepat, dan efisien pada pembelajaran permainan bolabasket.

Dari permasalahan yang terjadi pada pembelajaran permainan bolabasket kebanyakan dari pihak perempuan yang mengeluh untuk tidak mau melakukan permainan bolabasket khususnya dalam lempar tangkap bola. Banyak siswa yang tidak nyaman dalam melakukan permainan bolabasket dikarenakan bola yang dipakai menurut siswa masih terasa berat dan keras sehingga mengakibatkan siswa tidak mau untuk melempar dan menangkap bola, bola yang seharusnya dapat tertangkap menjadi lepas serta siswa menghindar karena takut menangkap operan bola. Pada pembelajaran permainan bolabasket gerakan melempar dan menangkap merupakan gerak dasar yang harus dikuasai oleh siswa sehingga dalam proses pembelajaran permainan bolabasket siswa lebih mudah dalam melakukan permainan bolabasket tanpa adanya permasalahan yang terjadi oleh kondisi yang ada pada diri siswa. Gerak dasar lempar dan tangkap merupakan gerak dasar yang sangat penting dalam permainan bolabasket, tanpa gerak dasar lempar dan tangkap siswa akan merasa kesulitan dalam melakukan permainan.

Menurut Widya. (2004, hlm. 121 ) menyatakan bahwa: “Lempar adalah suatu

gerakan yang menyalurkan tenaga pada satu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas.” Sedangkan


(14)

Menurut Mahendra & Saputra. (2006, hlm. 5.3) dalam http:// file.upi.edu/Direkori/FPOK/JUR.PEND.OLAHRAGA/196308241989031AGUS MAHENDRA/ModulPerkembangan %26 Belajar Motorik Agus Mahendra/Modul 5.pdf, menjelaskan bahwa:

Gerakan melempar merupakan gerak manipulatif dengan pergerakan yang sangat rumit karena memerlukan koordinasi struktur anatomis. Ada banyak pola dalam cara melakukan lemparan seperti dari atas kepala, dada, dari bawah lengan (di bawah ketiak, dengan tangan di atas bahu) tetapi pembahasan ini terbatas pada salah satu cara lemparan yang paling umum, yaitu: pergerakan dengan cara tangan di atas bahu.

Dari penjelasan di atas bahwa melempar merupakan suatu gerakan yang memerlukan koordinasi stuktur anatomi yang dapat menghasilkan kekuatan ke depan atau ke atas. Lemparan dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dengan dua tangan misalnya melempar ke belakang, melempar ke samping, melempar ke depan.

Menurut Mahendra & Saputra. (2006, hlm. 5.14) dalam http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198903 1AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_Ma hendra/Modul_5.pdf, menjelaskan bahwa: “Menangkap adalah tindakan membawa suatu objek ke dalam kendali dengan penggunaan satu tangan atau dua

tangan.” Dalam permainan basketball like games melempar dan menangkap merupakan gerak yang sangat penting untuk membantu proses kerjasama suatu permainan yang bertujuan untuk menyerang dan mendapatkan poin. Permainan bolabasket dengan permainan basketball like games konsepnya hampir sama yaitu lebih menekankan kepada siswa untuk lebih terampil dalam menentukan keputusan ketika dalam penguasaan bola dan kerjasama yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan pemain mencetak angka.

Proses pembelajaran di kelas yang efektif merupakan keinginan para guru untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang guru berikan, materi yang di buat oleh guru merupakan materi yang sudah disesuaikan dengan melihat kondisi keterampilan siswa dan menyesuaikan dengan karakter siswa di sekolah


(15)

sehingga dalam penerapan materi yang diberikan kepada siswa akan tercapai dengan baik. Keterampilan siswa pada setiap sekolah sangat berbeda-beda, untuk itu pelaksanaan proses pembelajaran bisa dilakukan dengan memulai dari yang mudah sampai ke materi yang lebih sulit.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi pembelajaran

basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan

tangkap pembelajaran bolabasket pada siswa kelas V A Sekolah Dasar Negeri Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan permasalahan umum pada penelitian harus dibuat dalam bentuk rumusan masalah secara khusus agar tercapai tujuan penelitiannya. Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan melempar dan menangkap pada siswa dalam pembelajaran permainan basketball like games. Maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran basketball like

games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada

pembelajaran permainan bolabasket di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan melempar dan menangkap pada siswa dalam pembelajaran permainan basketball

like games, penelitian ini mempunyai tujuan:

Untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran basketball like

games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada


(16)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, maka penulis beri judul “implementasi pembelajaran

basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan

tangkap pada pembelajaran perrmainan bolabasket SDN Kampung Sawah 02

Kabupaten Bogor”. Diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi peneliti

atau penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat penerapan basketball like games untuk mengembangkan keterampilan lempar dan tangkap yang rendah pada pembelajaran permainan bolabasket. b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

relevansinya dengan masalah penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani untuk mengatasi kesulitan pembelajaran yang diakibatkan oleh kurangnya fasilitas pendukung pembelajaran, khususnya dalam implementasi pembelajaran basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru pendidikan jasmani dalam menyusun rencana pembelajaran untuk menerapkan pembelajaran basketball like games khususnya lempar dan tangkap tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I. Pendahuluan

a. Latar belakang masalah b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian


(17)

Bab II. Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan a. Kajian Pustaka

1. Hakikat belajar dan pembelajaran 2. Permainan bolabasket

a) Hakikat permainan bolabasket b) Karakteristik permainan bolabasket

c) Melempar dan menangkap pada pembelajaran bolabasket d) Stategi pembelajaran permainan bolabasket

3. Pembelajaran basketball like games

a) Fasilitas dan perlengkapan basketball like games b) Bentuk permainan basketball like games

4. Hakikat pola gerak dasar 5. Hakikat PTK

b. Kerangka berfikir c. Hipotesis tindakan Bab III. Meode penelitian

a. Metode penelitian

b. Waktu dan tempat penelitian c. Populasi dan sempel

d. Prosedur penelitian e. Instrumen penelitian f. Analisis data

Bab IV. Pemaparan data dan hasil penelitian Bab V. Kesimpulan dan saran


(18)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tingkat Sekolah Dasar, alasan penulis memilih PTK karena penulis sering menghadapi permasalahan dari obyek yang terjadi pada saat kegiatan proses pembelajaran di kelas, tujuannya yaitu untuk memperbaiki kondisi praktek dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Hamzah dkk. (2011, hlm. 137) bahwa: “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjannya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.” Sedangkan menurut Subroto dkk. (2014, hlm. 88) menjelaskan bahwa:

PTK merupakan suatu penelitian yang berbentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, dalam memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pelatihan tersebut dilakukan.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu proses refleksi guru dalam kegiatan proses pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran di kelas guna untuk meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik untuk pembelajaran yang lebih kondusif dan efektif. Menurut Lewin (dalam Hamzah dkk. 2011, hlm. 86) konsep pokok penelitian terdiri dari empat komponen, yaitu: “a) Perencanaan (Planning), b) Tindakan (Action), c)

pengamatan (Observing), dan d) Refleksi (Reflecting).” Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat di gambarkan pada gambar berikut.


(19)

Acting

Planning Observating

Reflecting

Gambar 3.1 Konsep Pokok Penelitian Tindakan

Model Kurt Lewin (dalam Hamzah dkk. 2010, hlm. 86)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari II tindakan dan siklus II terdiri dari II tindakan, penelitian ini dilakukan dalam 4 pertemuan. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Menurut Subroto dkk. (2014, hlm. 38) mengemukakan bahwa:

Jumlah siklus tergantung pada kecapaian Standar Ketuntasan Minimal (SKM) atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kelas dan sekolah yang diteliti. Siklus berbeda dengan tindakan atau pertemuan, setiap siklus terdiri atas minimal dua tindakan atau pertemuan, setiap PTK terdiri dari atas minimal dua siklus.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kampung Sawah 02 yang terletak di Kampung Gunung Nyungcung, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, alasan untuk penelitian di SDN Kampung Sawah 02 ini karena lokasi sekolah sangat dekat dengan rumah, sehingga peneliti memiliki gambaran tentang kondisi dan permasalahan yang terjadi pada siswa dan memudakan peneliti untuk mempersiapkan pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 117) mengungkapkan: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dari pengertian di atas populasi adalah sejumlah


(20)

obyek/subjek yang akan di teliti sebagai sarana yang memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan populasi yaitu kelas V A di SDN Kampung Sawah 02.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 118) mengungkapkan: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan sempel yaitu kelas V A yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 13 orang.

D. Prosedur Penelitian

Meneurut Kemmis dan McTaggart (dalam Hamzah dkk. 2011, hlm. 87) ada empat komponen penelitian, yaitu: “perencanaan, tindakan, Pengamatan, refleksi.” Adapun prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan penulis sebagai berikut:

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (dalam Hamzah dkk. 2010, hlm. 88)

1. Perencanaan Tindakan

Melihat dari latar belakang gerak dasar melempar dan menangkap siswa- siswi kelas V A di SDN Kampung Sawah 02, memang sangat jelas perbedaan dari

Perencanaan Tindakan Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Observasi dan evaluasi

Siklus 1

Rencanaan Tindakan Ulang

Pelaksanaan Tindakan Observasi dan evaluasi

Refleksi Siklus 2


(21)

karakteristik kemampuan siswa, dalam proses pembelajaran permainan bolabasket siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran jasmani sangat kurang efektif dikarenakan siswa merasa sangat kesulitan dalam permainan bolabasket karena lemahnya keterampilan melempar dan menangkap, masalah yang banyak di hadapi oleh siswa yaitu kebanyakan pihak perempuan yang mengeluh untuk tidak mau mengikuti pembelajaran permainan bolabasket, dikarenakan bolanya terlalu berat dan keras. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam perencanaan adalah:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman mengajar dengan menerapkan basketball like games dengan berbagai pola yang menjenjang dari yang mudah ke yang kompleks.

b. Membuat lembar observasi : untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran ketika dilaksanakan di lapangan, membuat format penilaian dalam penerapan

basketball like games, serta mempersiapkan sarana dan prasarana dalam

kegiatan pembelajaran.

c. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital maupun handphone sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data pada setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Membuat alat evaluasi untuk melihat : bagaimana implementasi pembelajaran

basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan

tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

a. Peneliti mengajar langsung sebagai guru pendidikan jasmani untuk melakukan pengamatan.

b. Menetapkan bentuk-bentuk permainan yang telah dirancang untuk disampaikan kepada siswa, penerapan pembelajaran basketball like games. c. Mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul


(22)

d. Observer dilakukan oleh teman sejawat dan guru penjas di SDN Kampung sawah 02 untuk mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

Adapun rencana siklus tindakan yang akan dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan basketball like games yaitu:

Siklus Kegiatan

Siklus 1 Tindakan 1

1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

 Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas

Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan ten ball

 Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A

 Guru bersama siswa berdoa bersama-sama  Cek kehadiran siswa

 Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bolabasket.

Pemanasan

 Pemanasan menggunakan permainan estafet dengan melempar bola kepada teman sekelompoknya, jumlah siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok, siswa ditugaskan untuk berbaris satu baris ke belakang dan posisi bola berada di


(23)

barisan paling depan.

Cara permainannya

 Siswa di bagi menjadi dua kelompok, kelompok 1 dan 2, siswa harus mengoper bola ke teman yang ada di belakang dia dan orang yang sudah melempar berlari berada diposisi paling belakang barisan untuk kembali melakukan estafet bola ini, permainan ini dilakukan sebanyak 2 kali siswa melakukan lemparan bola.

2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)

 Sebelum memulai pembelajaran Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan ten ball, ten ball merupakan permainan 10 sentuhan atau 10 tangkapan bola yang dilakukan teman sekelompoknya. Jika sudah mencapai angka 10 tanpa direbut oleh lawan maka tim tersebut akan mendapatkan 1 poin. Jika kelompok dalam suatu penguasaan bola belum sampai hitungan 10 dan di rebut oleh lawan maka kelompok tersebut tidak mendapatkan poin dan bola berada dalam penguasaan lawan.

 Jika kelompok mendapatkan poin dengan 10 tangkapan maka kelompok yang mendapatkan poin memberikan bola kepada lawannya untuk kembali memulai permainan. Untuk permainan ini siswa dituntut untuk lebih aktif karena dalam permainan ten ball kunci utamanya yaitu membuka ruang


(24)

untuk menangkap operan bola dan melempar bola kembali kepada temannya. Tujuannya yaitu untuk mencapai target hitungan yang sudah di tentukan oleh guru. Untuk permainan pertama dilakukan dengan permainan 3 vs 3 dengan menggunakan 1 joker. Untuk pemilihan jiker dapat dilakukan oleh siswa yang lebih terampil dari temannya, karena ia harus fleksibel membantu dua kelompok yang berbeda. Contohnya yaitu: ketika kelompok 1 menguasai bola maka joker berpihak kepada kelompok 1, begitu juga sebaliknya jika kelompok 2 menguasai bola maka joker berpihak kepada kelompok 2.

Aturan permainan

a. Operan langsung (lemparan satu tangan atau dua tangan) b. Operan dengan pantulan

c. Pivot

d. Waktu 10 menit

Permainan ten ball (3 x 3 dengan 1 joker)

Untuk permainan ten ball 3 vs 3 dengan menggunakan 1 joker, siswa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Sebelum siswa melakukan permainan terlebih dahulu guru menentukan joker, untuk joker perempuan 1 orang dan untuk joker laki-laki 3 orang. Untuk permainan ten ball 3 vs 3 dengan 1 joker. Guru dapat membuat dua lapangan yaitu untuk lapangan laki-laki dan lapangan perempuan. Waktu dalam 1 permainan hanya 7 menit setiap kelompoknya.


(25)

Permainan Ten ball (5 x 5) Cara permaianannya

Untuk permainan ten ball 5 vs 5 tidak jauh berbeda dengan permainan 3 vs 3 dengan 1 joker, hanya jumlah dan keberadaan joker yang berbeda, tetapi peraturan dan cara permainannya tetap sama yaitu 10 tangkapan bola untuk satu poinnya. Waktu untuk permainan ten ball 5 vs 5 yaitu 10 menit dan hanya satu lapangan yang di pakai, untuk permainan yang pertama dilakukan oleh laki-laki dan di lanjut dengan perempuan. Di lihat dari jumlah yang tidak sesuai maka guru melakukan permainan kembali. Kelompok yang menang akan bermain kembali, karena sebelumnya guru memberikan penjelasan jika kelompoknya menang akan bermain lagi dengan kelompok yang belum main.

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

 Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.

 Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa. dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara untuk melempar dan menangkap bola dengan temannya dan kendala-kendala ketika dalam proses permainan ten ball.


(26)

 Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.

Siklus 1 Tindakan 2

1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

 Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas

Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan end zone ball

 Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A

 Guru bersama siswa berdoa bersama-sama  Cek kehadiran siswa

 Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari minggu kemarin.

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan ten ball yang dilakukan minggu kemarin.


(27)

Pemanasan

Sebelum memulai permainan end zone ball siswa melakukan pemanasan dalam bentu permainan, pemanasannya yaitu: pemanasan menggunakan permainan lari estafet bola, cara memainkannya yaitu jumlah siswa di bagi menjadi dua kelompok, siswa ditugaskan untuk membuat satu barisan ke belakang, untuk masing-masing kelompok mempunyai bola satu yang dipegang oleh barisan depan, siswa mengelilingi cons dan melempar bola kebarisan ke dua sampai barisan habis, jika kelompok yang habis duluan barisan untuk melakukan lari estafet bola maka kelompok itu menjadi pemenangnya, dalam permainan ini terdapat garis untuk melempar bola ke teman sekelompoknya.

2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)

Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan end zone ball. Dalam permainan end zone ball terdapat daerah memulai permainan, jika suatu tim mendapatkan poin dalam permainan maka tim tersebut harus berdiri di daerah memulai untuk memulai kembali permainan end zone ball, untuk daerah

scoring zone yaitu daerah dimana salah satu tim yang

menguasai bola harus menangkap bola di daerah skoring zone untuk mendapatkan poin. Untuk permainan end zone ball pada setiap kesalahan atau pelanggaran atau bola terintercepting


(28)

maka permainan selalu dimulai dari daerah awal permainan. Apabila terjadi goal maka kelompok yang mencetak angka maka kelompok tersebut memulai kembali permainan.

Daerah skoring zone pada permainan end zone ball adalah untuk memudahkan para siswa untuk mencetak angka, karena dengan daerah untuk membuat skor yang cukup luas bermakna untuk memudahkan suatu kelompok yang memainkan bola untuk menempatkan diri dimanapun di daerah skoring zone tersebut sehingga dapat melepaskan diri dari pemain yang menghambat untuk membuat suatu goal. Bila daerah skoring

zone kecil maka akan mudah ditutup oleh lawan sehingga akan

sulit untuk menangkap bola di daerah skor artinya siswa akan mengalami kesulitan dalam mencetak skor pada daerah lawan.

Permainan end zone ball (3 x 3 dengan 1 joker)

 Fungsi joker yaitu untuk membantu tim yang menguasai bola sehingga memudahkan tim yang sedang menguasai bola untuk mendapatkan poin. Pada umumnya Joker sifatnya mendukung kedua tim. Permainan 3 vs 3 dengan 1 joker dilakukan dengan 2 lapangan, 1 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Seperti yang dilakukan permainan kemarin siswa bermain bergantian dengan waktu 7 menit dengan pembagian kelompok yang sama.

Cara mendapat poin

Cara membuat skore adalah bila bola dapat ditangkap di daerah scoring zone. hanya pemain yang menguasai bola saja yang boleh masuk di daerah scoring zone. Artinya tidak boleh semua kelompok memasuki daerah skoring zone, hanya satu perwakilan kelompok yang menguasai bola memasuki daerah

skoring zone untuk menangkap bola sehingga kelompoknya


(29)

Permainan end zone ball (5 x 5)

 Jumlah pemain 5 x 5, dalam pormasi 5 x 5 sangat sulit untuk mendapatkan poin karena jumlah pemain sama dan tidak ada yang membantu seperti peranan joker, tim yang lebih banyak mendapatkan poin dalam waktu 10 menit maka ia menjadi pemenangnya. Permainan dapat dilakukan dengan pembagian kelompok laki-laki dan perempuan dengan menggunakan 1 lapangan, laki-laki bermain terlebih dahulu dan di lanjutkan dengan perempuan. Seperti minggu sebelumnya guru dapat memberi motivasi bermain jika salah satu kelompok menang maka siswa dapat bermain kembali dengan kelompok yang belum bermain. Hal ini agar siswa dapat maksimal dalam melaksanakan proses permainan end zone ball.


(30)

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

 Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.

 Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa. dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara untuk melempar dan menangkap bola bersama temannya dengan keberadaan 1 orang lawan, dan kendala-kendala ketika dalam proses permainan end zone ball.

 Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.

Siklus 2 Tindakan 1

1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

 Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas

Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan three mat ball

 Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A

 Guru bersama siswa berdoa bersama-sama  Cek kehadiran siswa

 Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari minggu kemarin.


(31)

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan end zone ball yang dilakukan pertemuaan kemarin.

Pemanasan

 Pemanasan menggunakan permainan mengambil bola dalam satu tempat yang berbentuk lingkaran, jumlah siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak yang jauh dari pertengahan lapangan, bola berada di lingkaran pertengahan bola, siswa harus mengambil bola dan mengoper ke barisan yang di belakangnya, jika siswa sudah melakukan maka ia berbaris lagi di belakang barisan untuk menunggu giliran mengambil bola, kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 kali barisan habis, jika kelompok itu habis duluan maka kelompok itu akan jadi pemenangnya.


(32)

2. Kegiatan Inti (alokasi waktu 45 menit)

 Sebelum kepada kegiatan inti, guru terlebih dahulu menjelaskan cara permainan dari Three mat ball, three mat

ball merupakan permainan yang skornya menggunakan 3

daerah yang berbeda-beda, siswa dapat mencetak angka dengan menangkap bola dari temannya dengan posisi berdiri di daerah skor tersebut. Daerah tersebut dapat dibuat dengan belahan kardus, atau apapun yang berbentuk segipanjang sehingga memudahkan anak dalam mencetak angka.

Sesudah menjelaskan semua tentang permainan three mat ball guru langsung memulai permainan yaitu 3 vs 3 dengan 1 joker, keberadaan joker sangat berpengaruh dalam suatu penyerangan dalam proses mencetak angka. Permainan dilakukan dengan 2 lapangan, satu untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan, permainan berjalan selama 7 menit saling bergantian dengan kelompok lainnya.

Three mat ball (3 x3 dengan 1 joker)

 Untuk joker guru dapat memilih siswa yang lebih terampil bermain dari siswa yang lainnya karena ia akan berpihak kepada 2 tim yang berbeda. tetapi ia akan membantu tim yang sedang dalam penguasaan bola saja. Artinya joker berpihak kepada tim yang memegang bola


(33)

Three mat ball (5 x 5)

 Permainan 5 x 5 merupakan permainan yang membuat siswa berfikir bagaimana cara membuka ruang dan menangkap bola dari temannya sehingga timnya bisa membuat poin, waktu untuk satu permainan yaitu 10 menit, jika dalam waktu tersebut habis maka poin yang paling banyak di anggap menang. Untuk permainan 5 vs 5 dilakukan dengan satu lapangan, kelompok pertama yaitu laki-laki dan dilanjut dengan kelompok perempuan. Karena jumlah siswa yang lebih maka siswa yang menang dapat bermain kembali dengan siswa yang belum bermain.

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

 Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.

 Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa. dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara untuk akan mendapatkan skor dengan keberadaan lawan 2 vs 1, dan kendala-kendala ketika dalam proses permainan three

mat ball.

 Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.


(34)

Siklus 2 Tindakan 2

1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

 Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas

Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan circle ball

 Menertibkan siswa dengan berbaris yang dipimpin oleh ketua kelas V A

 Guru bersama siswa berdoa bersama-sama  Cek kehadiran siswa

 Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari minggu kemarin.

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan three mat ball yang dilakukan pertemuaan kemarin.


(35)

Pemanasan

 pemanasan menggunakan permainan menghindar bola, cara permainannya yaitu:

 Siswa di bagi menjadi dua kelompok

 Kelompok 1 menguasai bola dan melempar bola ke tubuh pemain kelompok 2

 Kelompok 2 harus di dalam daerah lingkaran yang sudah dibuat

 Jika kelompok 2 mengenai bola maka pemain harus keluar dari daerah lingkaran

2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)

Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan circle ball.

Circle ball merupakan permainan yang hampir sama dengan three mat ball. Namun yang membedakannnya yaitu daerah

skor di buat dengan bentuk lingkaran dan cara mencetak skornya dengan menangkap bola yang di pantulkan ke daerah skor yang dibuat oleh teman sekelompoknya. Permainan pertama dilakukan dengan 3 vs 3 dengan 1 joker. Fungsi joker yaitu untuk membantu siswa dalam proses bermain dan untuk membuat penyerangan sehingga kelompok tersebut mendapatka skor.

Circle ball (3 x3 dengan 1 joker)


(36)

lapangan yang berbeda, 1 lapangan untuk laki-laki dan satu lapangan untuk perempuan. untuk joker perempuan 1 dan untuk laki-laki 3 joker, karena jumlah yang kurang maka joker laki-laki berpindah ke kelompok perempuan untuk membantu ketika proses permainan berlangsung.

Circle ball (5 x 5)

 permainan 5 x 5 merupakan permainan yang membuat siswa berfikir bagaimana cara membuka ruang dan menangkap bola dari temannya sehingga timnya bisa membuat poin. Untuk mendapatkan poin siswa harus melakukan lemparan memantulkan bola di dalam lingkaran dan bolanya harus ditangkap di luar lingkaran. Jika bolanya tidak tertangkap maka timnya tidak mendapatkan poin meskipun bolanya memantul kelingkaran. Waktu permainan 10 menit, permainan dilakukan dengan satu lapangan bergantian dengan kelompok lain, permainan pertama dilakukan oleh laki-laki dan selanjutnya perempuan, karena jumlahnya banyak maka guru menjelaskan bahwa kelompok yang dapat memenangkan permainan maka kelompok tersebut dapat bermain dengan kelompok yang belum main.


(37)

Tabel 3.1 Rencana Tindakan Pelaksanaan

3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)

 Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.

 Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa. dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara untuk akan mendapatkan skor dengan cara memantulkan bola dengan keberadaan lawan 2 vs 1, dan kendala-kendala ketika dalam proses permainan circle ball.

 Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.


(38)

3. Observasi

Dalam penelitian ini observasi yang akan digunakan oleh peneliti yaitu observasi partisipatif. Menurut Subroto dkk. (2014, hlm. 91) mengatakan: “observasi partisipatif yaitu suatu proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada bersama subjek yang diteliti.”

Observasi langsung yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang memperhatikan proses belajar gerak dasar melempar dan menangkap siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan basketball like games.

4. Refleksi

Menurut Hamzah dkk. (2011, hlm. 75) mengemukakan bahwa: “refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan.”

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil yang telah didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi ini guru dapat merefleksikan diri dengan melihat hasil data dari observasi peneliti, bagaimana implementasi pembelajaran basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket dapat berjalan dengan baik.

E. Instrumen Penelitian

Prinsip dalam melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Beberapa alat ukur atau instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data saat proses pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas V A Kampung Sawah 02. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain siswa dalam gerak dasar lempar dan tangkap. Peneliti memilih menggunakan instrumen


(39)

Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Penilaian Keterampilan Bermain.

Penilaian keterampilan siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) dalam tulisan Hoedaya (2001, hlm. 108) yaitu:

Telah menciptakan suatu instrument penilaian yang diberi nama Game

Performance Assessment Instrument (GPAI). Untuk selanjutna ke dalam

bahasia Indonesia menjadi Instrument Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB. Tujuannya untuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan sewaktu penampilan berlangsung.

Tanggal : IPPB Bola Basket Kelompok :

Komponen Penampilan Bermain Kriteria 1. Keputusan yang diambil

(Decision Making)

 Pemain berusaha melempar bola ke teman yang berdiri bebas.

2. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)

 Siswa dapat melempar bola tepat kepada temannya.

 Siswa dapat menangkap bola yang di lempar oleh temannya.

3. Memberi dukungan (Support)

 Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola.

No Nama

Keputusan yang diambil Melaksanakan Keterampilan Memberikan dukungan

T TT E TE T TT

1 2 Dst

Keterangan : T = Tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien

Tabel 3.2 Format Penilaian GPAI Hoedaya (2001, hal. 112)


(40)

Catatan Lapangan Tindakan :

Hari/tgl : Waktu : Pengajar :

... ... ... ... ... ... ... ...

Observer 2. Catatan Lapangan

Membuat catatan lapangan yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana peneliti mencatat segala aspek selama penelitian berlangsung baik diawal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran.

Tabel 3.3 Format Catatan Lapangan 3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto-foto ketika proses pembelajaran baketball like games berlangsung. Serta buku absensi siswa untuk mengetahui jumlah siswa di sekolah tersebut.

4. Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan


(41)

langkah-langkah menelaah data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan presentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam proses kegiatan pembelajaran.

Dalam penilaian permainan basketball like games penulis menentukan dalam satu permainan di beri waktu selama 10 menit dan terdapat 6 poin dalam satu kriteria permainan, dalam pelaksanaan penilaian GPAI penulis membagi menjadi dua kelompok yaitu yang pertama kelompok laki-laki dan kedua kelompok perempuan. Permainan yang akan dilakukan oleh siswa kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor yaitu: A. Tan Ball. B. End Zone Ball. C.

Three Mat Ball. D. Circle Ball.

Tabel 3.4 Contoh Format Penilaian GPAI

IPPB Bola Basket

Komponen Penampilan Bermain Kriteria 4. Keputusan yang diambil

(Decision Making)

Pemain berusaha melempar bola ke teman yang berdiri bebas.

5. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)

Melempar

 Siswa dapat melempar bola terarah kepada temannya. Menangkap

 Siswa dapat menangkap bola yang di lempar oleh temannya.

6. Memberi dukungan

(Support)

Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola.

No. Nama Komponen Penampilan Bermain Keputusan Yang diambil Melaksana-kan keterampi-lan (Melempar) Melaksana-kan keterampi-lan (Menangka p) Memberikan dukungan Skor Total T/E 24 Nilai

T TT E TE E TE T TT

1 Abdin Nurohim IIII II IIIII I IIII II IIII II 14 58,33

2 Abin Natakusuma III III IIII II III III III III 13 54,16

3 Ahmad Abrori III III III III III III II IIII 12 50,00

Jumlah

Rata-rata

Keterangan : T = Tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien


(42)

Teknik pengelohan data yang digunakan dengan cara menghitung jumlah yang benar dan dibagi jumlah soal, kemudian dikali 100 % dengan menggunakan rumus seperti yang di jelaskan oleh Sucipto dkk. (2010, hlm. 21) bahwa:

“Rumus : Tingkat penguasaan = ℎ � � � � � � %"

Untuk teknik pengolahan data yang digunakan penulis pada penilaian gerak dasar melempar dan menangkap siswa pada pembelajaran permainan bolabasket adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa, dikali 100%, sehingga di hasilkan prosentase.

ℎ � �

ℎ � � % = � � � � � � �

Setelah mengetahui hasil nilai siswa secara individu maka seluruh nilai siswa akan dihitung dan dibagi dengan jumlah siswa sehingga dapat diketahui rata-rata hasil penilaian siswa. Untuk mencari skor rata-rata dapat dihitung dengan rumus. Untu rumus rata-rata menurut Abduljabar & Darajat (2013, hlm. 111) menjelaskan bahwa:

X= ∑�

Dimana : x : nilai rata-rata x = skor yang didapat n = banyaknya data ∑ = menyatakan jumlah

Setelah mengetahui hasil rata-rata dari setiap tindakan maka dibuatlah grafik penilaian dari hasil penelitian tentang pola gerak dasar lempar dan tangkap sehingga dapat diketahui hasil seluruh tindakan dari siklus 1 sampai siklus 2. Grafik penilaian penelitian dibuat dengan rumus tingkat penguasaan dari setiap siswa sehingga setiap siswa mendapatkan hasil penilaian dari setiap tindakan. Setelah siswa mendapatkan nilai individu maka dibuatlah hasil rata-rata dari nilai seluruh jumlah siswa di kelas. Hasil rata-rata dibuat dari siklus 1 sampai siklus 2 sehingga dapat diketahui hasil peningkatan dari setiap tindakan siklus.


(43)

Untuk instrumen output berkaitan dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah di tentukan. Menurut Subroto (2014, hlm. 39-40) mengatakan bahwa: “ jika prosentase 70% ditetapkan sebagai ambang batas peningkatan baik untuk proses maupun hasil akhir, maka prosentase di bawah 70% dianggap belum bisa mencapai target pencapaian, karena itu harus dilanjutkan ke tindakanatau siklus berikutnya.” Pada penelitian ini penulis sudah menetapkan prosentase minimal 70% untuk pencapaian indikator keberhasilan dalam permainan basketball like games guna untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai observasi awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus 2 tindakan 2, data awal adalah 47,91% dan siklus 1 tindakan 1 adalah 56,54%, siklus 1 tindakan 2 adalah 63,24%, siklus 2 tindakan 1 adalah 69,93%, dan siklus 2 tindakan 2 adalah 77,22%. Berdasarkan hasil penelitian dari mulai observasi awal sampai dengan siklus ke dua tindakan ke dua, dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran

basketball like games pada siswa kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten

Bogor telah meningkat dari 47,91% menjadi 77,22% peneliti menyimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran basketball like games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket pada kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Guru pendidikan jasmani, diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran

permainan bolabasket dengan bermacam-macam bentuk aktivitas permainan dan memperhatikan konsep pembelajaran yang menyenangkan namun tidak lupa dengan tujuan pendidikan jasmani itu sendiri dengan melihat indikator yang akan dicapai.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Namun perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.


(45)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar & Darajat. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: ALFABETA

Bahagia Y. (2010). Permainan Invasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Bahagia & Mujianto. (2010). Fasilitas Dan Perlengkapan Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

FIBA. (2006). Peraturan Resmi Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamzah. dkk. (2011). Menjadi Peneliti TPK Yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hoedaya, D. (2001). Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta Pusat: Derektorat Jenderal Olahraga

Irsyada M. (2000). Bola Basket. Departeman Pendidikan Nasional

Juliantine dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. (2010)

Mahendra. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Subroto, T. dkk. (2014). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan

Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Sucipto. dkk. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(46)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Suparlan. dkk. (2010). permainan bola kecil, Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Warsidi E. (2010). Olahraga menggunakan Bola Besar.

Widya. (2004). Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Yonny A. (2010). Menyusun penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta

El1ardiani. (2012). Teknik Passing Dalam Bola Basket. [Online]. https://el1ardiani.wordpress.com/2012/09/05/teknik-passing-dalam-bola-basket/

Krisna. (2009). Pengertian Dan Ciri-Ciri Pembelajaran. [Online]. Diakses dari

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/

Mahendra & Saputra. (2006). Perkembangan Dan Belajar Motorik. [Online]. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824 1989031AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Mot orik_Agus_Mahendra/Modul_5.pdf, [20 juli 2015]

Nur Taufik. (2014). [Online]. Teknik Dasar Melempar Dan Menangkap Bola

Basket. [Online]. Diakses dari

ttp://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/10/teknik-dasar-melempar-dan-menangkap.html

http://3.bp.blogspot.com/8s3hjF8VyBA/VTfFTI6QKGI/AAAAAAAAA2w/t505k YCsdlE/s1600/bounce.png

http://rocketsepakbola.blogspot.co.id/2014/02/Cara-Dasar-Main-Basket.html http://www.kiosparquet.com/2014/02/luas-lapangan-basket.html


(1)

60

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah menelaah data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan presentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam proses kegiatan pembelajaran.

Dalam penilaian permainan basketball like games penulis menentukan dalam satu permainan di beri waktu selama 10 menit dan terdapat 6 poin dalam satu kriteria permainan, dalam pelaksanaan penilaian GPAI penulis membagi menjadi dua kelompok yaitu yang pertama kelompok laki-laki dan kedua kelompok perempuan. Permainan yang akan dilakukan oleh siswa kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor yaitu: A. Tan Ball. B. End Zone Ball. C.

Three Mat Ball. D. Circle Ball.

Tabel 3.4 Contoh Format Penilaian GPAI IPPB Bola Basket

Komponen Penampilan Bermain Kriteria 4. Keputusan yang diambil

(Decision Making)

Pemain berusaha melempar bola ke teman yang berdiri bebas.

5. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)

Melempar

 Siswa dapat melempar bola terarah kepada temannya. Menangkap

 Siswa dapat menangkap bola yang di lempar oleh temannya.

6. Memberi dukungan

(Support)

Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola.

No. Nama Komponen Penampilan Bermain Keputusan Yang diambil Melaksana-kan keterampi-lan (Melempar) Melaksana-kan keterampi-lan (Menangka p) Memberikan dukungan Skor Total T/E 24 Nilai

T TT E TE E TE T TT

1 Abdin Nurohim IIII II IIIII I IIII II IIII II 14 58,33 2 Abin Natakusuma III III IIII II III III III III 13 54,16 3 Ahmad Abrori III III III III III III II IIII 12 50,00 Jumlah

Rata-rata Keterangan : T = Tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien


(2)

61

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengelohan data yang digunakan dengan cara menghitung jumlah yang benar dan dibagi jumlah soal, kemudian dikali 100 % dengan menggunakan rumus seperti yang di jelaskan oleh Sucipto dkk. (2010, hlm. 21) bahwa:

“Rumus : Tingkat penguasaan = ℎ � � � � � � %"

Untuk teknik pengolahan data yang digunakan penulis pada penilaian gerak dasar melempar dan menangkap siswa pada pembelajaran permainan bolabasket adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa, dikali 100%, sehingga di hasilkan prosentase.

ℎ � �

ℎ � � % = � � � � � � �

Setelah mengetahui hasil nilai siswa secara individu maka seluruh nilai siswa akan dihitung dan dibagi dengan jumlah siswa sehingga dapat diketahui rata-rata hasil penilaian siswa. Untuk mencari skor rata-rata dapat dihitung dengan rumus. Untu rumus rata-rata menurut Abduljabar & Darajat (2013, hlm. 111) menjelaskan bahwa:

X= ∑�

Dimana : x : nilai rata-rata x = skor yang didapat n = banyaknya data

∑ = menyatakan jumlah

Setelah mengetahui hasil rata-rata dari setiap tindakan maka dibuatlah grafik penilaian dari hasil penelitian tentang pola gerak dasar lempar dan tangkap sehingga dapat diketahui hasil seluruh tindakan dari siklus 1 sampai siklus 2. Grafik penilaian penelitian dibuat dengan rumus tingkat penguasaan dari setiap siswa sehingga setiap siswa mendapatkan hasil penilaian dari setiap tindakan. Setelah siswa mendapatkan nilai individu maka dibuatlah hasil rata-rata dari nilai seluruh jumlah siswa di kelas. Hasil rata-rata dibuat dari siklus 1 sampai siklus 2 sehingga dapat diketahui hasil peningkatan dari setiap tindakan siklus.


(3)

62

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk instrumen output berkaitan dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah di tentukan. Menurut Subroto (2014, hlm. 39-40)

mengatakan bahwa: “ jika prosentase 70% ditetapkan sebagai ambang batas

peningkatan baik untuk proses maupun hasil akhir, maka prosentase di bawah 70% dianggap belum bisa mencapai target pencapaian, karena itu harus

dilanjutkan ke tindakanatau siklus berikutnya.” Pada penelitian ini penulis sudah

menetapkan prosentase minimal 70% untuk pencapaian indikator keberhasilan dalam permainan basketball like games guna untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.


(4)

88 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai observasi awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus 2 tindakan 2, data awal adalah 47,91% dan siklus 1 tindakan 1 adalah 56,54%, siklus 1 tindakan 2 adalah 63,24%, siklus 2 tindakan 1 adalah 69,93%, dan siklus 2 tindakan 2 adalah 77,22%. Berdasarkan hasil penelitian dari mulai observasi awal sampai dengan siklus ke dua tindakan ke dua, dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran

basketball like games pada siswa kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten

Bogor telah meningkat dari 47,91% menjadi 77,22% peneliti menyimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran basketball like games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket pada kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Guru pendidikan jasmani, diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran

permainan bolabasket dengan bermacam-macam bentuk aktivitas permainan dan memperhatikan konsep pembelajaran yang menyenangkan namun tidak lupa dengan tujuan pendidikan jasmani itu sendiri dengan melihat indikator yang akan dicapai.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Namun perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.


(5)

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

89

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar & Darajat. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: ALFABETA

Bahagia Y. (2010). Permainan Invasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Bahagia & Mujianto. (2010). Fasilitas Dan Perlengkapan Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

FIBA. (2006). Peraturan Resmi Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamzah. dkk. (2011). Menjadi Peneliti TPK Yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hoedaya, D. (2001). Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta Pusat: Derektorat Jenderal Olahraga

Irsyada M. (2000). Bola Basket. Departeman Pendidikan Nasional

Juliantine dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. (2010)

Mahendra. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Subroto, T. dkk. (2014). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan

Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Sucipto. dkk. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

90

Aji Zaenal Mutaqin, 2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Suparlan. dkk. (2010). permainan bola kecil, Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Warsidi E. (2010). Olahraga menggunakan Bola Besar.

Widya. (2004). Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Yonny A. (2010). Menyusun penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta

El1ardiani. (2012). Teknik Passing Dalam Bola Basket. [Online]. https://el1ardiani.wordpress.com/2012/09/05/teknik-passing-dalam-bola-basket/

Krisna. (2009). Pengertian Dan Ciri-Ciri Pembelajaran. [Online]. Diakses dari

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/

Mahendra & Saputra. (2006). Perkembangan Dan Belajar Motorik. [Online]. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824 1989031AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Mot orik_Agus_Mahendra/Modul_5.pdf, [20 juli 2015]

Nur Taufik. (2014). [Online]. Teknik Dasar Melempar Dan Menangkap Bola

Basket. [Online]. Diakses dari

ttp://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/10/teknik-dasar-melempar-dan-menangkap.html

http://3.bp.blogspot.com/8s3hjF8VyBA/VTfFTI6QKGI/AAAAAAAAA2w/t505k YCsdlE/s1600/bounce.png

http://rocketsepakbola.blogspot.co.id/2014/02/Cara-Dasar-Main-Basket.html http://www.kiosparquet.com/2014/02/luas-lapangan-basket.html


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLA KECIL: Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Isola Bandung.

0 1 9

PENERAPAN AKTIVITAS BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Penelitan Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Jati 1 Saguling.

2 6 5

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MANIPULATIF SISWA KELAS V DI SDN NENGKELAN.

1 21 41

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1.

4 37 31

PENGGUNAAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI.

1 7 49

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

0 0 45

UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOCCER LIKE GAMES : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

1 5 50

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

0 0 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGFU PADA PERMAINAN DODGEBALL TERHADAP KETERAMPILAN LEMPAR TANGKAP.

3 28 45

this PDF file IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET | Mutaqin | JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA 1 SM

0 0 5