PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB BC PERMATA HATI SUMEDANG (Studi Eksperimen dengan Single Subject Research).

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 6

BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU ... 8

A.Deskripsi Teori ... 8

1. Konsep Dasar Media Adobe Flash ... 8

2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat... 11

3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) ... 17

4. Konsep Dasar Anak Tunarungu ... 22

B.Penelitian yang relevan ... 28

C.Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A.Variabel Penelitian ... 31

B.Metode Penelitian ... 40

C.Prosedur Penelitian ... 41

D.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 45


(2)

G.Uji Coba Instrumen ... 48

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A.Hasil Penelitian ... 53

1. Subjek 1 ... 53

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 53

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 59

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 64

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 69

2. Subjek 2 ... 75

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 75

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 80

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 86

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 91

B.Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 100

A.Kesimpulan ... 100

B.Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Langkah Operasional Penggunaan Media Adobe Flash ... 33

Tabel 3.2 Identitas Subjek Penelitian ... 44

Tabel 3.3 Daftar Tim Expert-Judgement Instrumen Penelitian ... 49

Tabel 3.4 Daftar Tim Expert-Judgement Story Board ... 50


(4)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 41 Grafik 4.1 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2

(A-2) ... 54 Grafik 4.2 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 58 Grafik 4.3 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 59 Grafik 4.4 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 63 Grafik 4.5 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 65 Grafik 4.6 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 69 Grafik 4.7 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 70 Grafik 4.8 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 74 Grafik 4.9 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2

(A-2) ... 76 Grafik 4.10 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 80 Grafik 4.11 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 81 Grafik 4.12 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek


(5)

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 85 Grafik 4.13 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 87 Grafik 4.14 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 91 Grafik 4.15 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 92 Grafik 4.16 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 96


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan menu utama ... 18

Gambar 2.2 Tampilan menu materi ... 19

Gambar 2.3 Tampilan menu belajar ... 19

Gambar 2.4 Tampilan menu petunjuk latihan ... 20

Gambar 2.5 Tampilan menu latihan ... 20

Gambar 2.6 Tampilan level 1 menu latihan ... 21

Gambar 2.7 Tampilan level 2 menu latihan ... 21

Gambar 2.8 Tampilan level 3 menu latihan ... 22

Gambar 3.1 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 37

Gambar 3.2 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) ... 37

Gambar 3.3 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan- Tempat (SPK) ... 38

Gambar 3.4 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan-Tempat (SPOK) ... 39


(7)

DAFTAR BAGAN


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat – Surat Penelitian ... 104

1. SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 104

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 105

3. Surat Keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat ... 106

4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 107

5. Surat Izin Penelitian dari SLB BC Permata Hati Sumedang ... 108

6. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Permata Hati Sumedang ... 109

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Winaya Bhaki Kabupaten Sumedang ... 110

Lampiran 2 Kisi – Kisi dan Instrumen Penelitian ... 111

Lampiran 3 Expert Judgement ... 119

Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 162

Lampiran 5 Hasil Penelitian dan Analisis Data Penelitian ... 168

Lampiran 6 Dokumentasi ... 227

Lampiran 7 Kartu Bimbingan ... 229

Lampiran 8 Jadwal Penelitian ... 232


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial yang senantiasa memerlukan keberadaan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Dalam menjalankan fungsinya sebagai mahluk sosial, manusia dituntut memiliki berbagai keterampilan hidup, salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai aktivitas manusia dalam menjalankan kehidupannya tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alatnya. Menurut Bloom & Lakey (dalam Sadjaah, 2008, hlm.7) mengungkapkan bahwa „bahasa merupakan suatu kode dimana gagasan/ide tentang dunia lingkungan sekitar diwakili oleh seperangkat simbol yang telah disepakati bersama guna mengadakan komunikasi‟. Manusia dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, melakukan interaksi, dan melakukan berbagai kegiatan di masyarakat melalui bahasa sebagai alat komunikasinya.

Menurut Sadjaah (2003, hlm.1), sistem komunikasi yang digunakan pada umumnya yaitu komunikasi lisan dan tulisan, akan tetapi pada anak yang mengalami hambatan pendengaran akan berbeda sistem komunikasi dengan anak mendengar pada umumnya. Kondisi ketunarunguan mengakibatkan sebagian atau keseluruhan fungsi pendengaran terganggu sehingga menyebabkan terhambatnya komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pemerolehan bahasa pada anak tunarungu sangat erat kaitannya dengan fungsi pendengaran dan pengalaman visualnya, oleh karena itu dalam mengembangkan bahasa pada anak tunarungu tahapannya harus berawal dari memperbanyak pengalaman visual anak tunarungu karena melalui pengalaman visual anak tunarungu dapat menghubungkan lambang-lambang visual dengan pengalaman yang sudah diterimanya. Setelah itu anak belajar pada tahapan pembentukan bahasa reseptif visual melalui ujaran dan isyarat, dari ujaran yang baik anak tunarungu akan belajar mengucapkan huruf, kata maupun kalimat


(10)

2

hingga mencapai kemampuan ekspresif menulis dimana lambang-lambang bahasa yang dikuasai dalam bahasa reseptif dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kemampuan menulis anak tunarungu dengan anak mendengar memiliki perbedaan, karena proses pemerolehan bahasanya berbeda. Permasalahan utama yang dimiliki oleh anak tunarungu adalah hambatan dalam berbahasa, seperti yang diungkapkan oleh Meadows (dalam Bunawan, 2000, hlm.33) mengatakan bahwa „kemiskinan (deprivation) hakiki yang dialami seseorang yang tuli sejak lahir adalah bukan kemiskinan atau kehilangan akan rangsangan bunyi, melainkan kemiskinan dalam berbahasa‟. Hal yang dialami oleh anak tunarungu secara otomatis menjadikan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam melakukan keterampilan bahasa khususnya secara tulisan.

Ling (dalam Sadjaah, 2003, hlm.1).mengungkapkan bahwa

Ketunarunguan memberikan dampak pada hambatan perkembangan bahasa. Hambatan tersebut menjadikan penerimaan bahasa yang tidak utuh, oleh karena itu anak tunarungu memiliki kekurangan dalam memahami struktur bahasa.

Dalam memahami suatu bahasa, ada seperangkat kaidah/aturan tertentu yang harus dikuasai. Kaidah-kaidah dalam bahasa disebut tata bahasa, bagian dari tata bahasa adalah sintaksis. Sebagaimana dikemukakan oleh Keraf (1984, hlm. 137) bahwa “sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa”.

Hambatan pendengaran pada anak tunarungu menjadikan anak tunarungu memperoleh bahasa mengandalkan penglihatannya (visual). Hal ini tentunya membuat bahasa yang diperoleh anak tunarungu tidak sempurna sehingga memberi dampak khusus pada anak tunarungu, seperti yang dikemukakan oleh

Meadow (dalam Sadjaah, 2003, hlm.65) yaitu „Dalam menggunakan bahasa

tulisan nampak bahasanya pendek-pendek, sederhana, dan menggunakan bahasa yang diingatnya saja, anak sulit menggunakan bentuk/struktur kalimat‟.

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, peneliti menemukan masalah terhadap dua orang anak tunarungu (SG dan AT) kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang mengalami kesulitan dalam menulis struktur kalimat (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat). Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan menulis kalimat pada anak tunarungu, ditemukan beberapa


(11)

3

kesulitan tunarungu, diantaranya : kalimat kurang terstruktur, alur kalimat kurang jelas, dan penempatan kata kurang tepat. Contohnya : “Ibu di kamar mencuci mandi”, maksudnya [ibu mencuci di kamar mandi] dan “Anto buku baca”, maksudnya [Anto membaca buku]. Di samping itu, guru kadang-kadang mengabaikan cara berkomunikasi yang berdasarkan kaidah yang berlaku dengan menyampaikan kalimat yang kurang utuh. Contohnya yaitu : “bawa”, “baca”, dan “tulis”.

Keterbatasan anak tunarungu dalam memperoleh bunyi bahasa melalui pendengarannya menjadikan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi. Anak tunarungu memiliki kesulitan untuk melakukan peniruan/ mengulang kata yang diperoleh menjadi bahasa. Sejumlah kata-kata yang dimiliki oleh anak tunarungu tidak dengan mudahnya dapat disusun menjadi struktur kalimat karena kesulitan anak menangkap suara-suara menjadi bahasa tersebut. Hal itu menjadi sebuah kondisi dan akan sulit ditangani jika penanganannya diberikan terlambat.

Penggunaan kalimat tidak terstruktur mengakibatkan maksud kalimat yang ingin disampaikan oleh anak tunarungu sulit dipahami oleh orang lain, jika hal tersebut terus dilakukan maka akan menghambat proses komunikasi anak tunarungu dengan orang lain baik secara lisan maupun tulisan, yang lebih lanjut

akan berpengaruh pada terhambatnya karir dan masa depan anak tunarungu di masyarakat.

Berdasarkan permasalahan yang nampak, maka upaya untuk membantu anak tunarungu dalam mengatasi kesulitan menulis struktur kalimat memerlukan kehadiran media pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Menurut Varkamp (dalam Sadjaah, 2003, hlm.17) menegaskan bahwa „dalam mengajar anak tunarungu berbahasa, media (alat bantu belajar) harus selalu menyertai kegiatan belajar itu, pemanfaatan alat bantu/media dalam proses belajar bisa membantu anak dalam mempertahankan daya ingat atas pengalaman yang dialaminya‟. Dengan demikian melalui media yang tepat dan sesuai dapat efektif bagi anak tunarungu dalam memahami dan mengingat materi pembelajaran berbahasa.


(12)

4

Media pembelajaran yang diperlukan untuk dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat sebaiknya media yang bersifat visual karena anak tunarungu dominan memanfaatkan indera visual, selain itu media harus menarik dan menyenangkan, serta membantu anak mengenal konsep dengan lebih mudah melalui situasi yang biasa dilihat anak dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mencoba membantu kesulitan anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer melalui program Adobe Flash. Arsyad (2013, hlm.54) menjelaskan bahwa:

Komputer memiliki keunggulan tersendiri sebagai sebuah media dibandingkan media yang lainnya, diantaranya yaitu: a) Komputer dapat mengakomodasi anak yang lamban menerima pelajaran, b) Komputer dapat merangsang anak untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan audio yang dapat menambah realisme, c) Komputer dapat berinteraksi secara perseorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.

Media Adobe Flash terpilih untuk membantu mengatasi permasalahan anak tunarungu karena selain media ini bersifat visual, Adobe Flash ini memiliki kelebihan lainnya yaitu memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek animasi yang menarik, memudahkan dalam memahami materi pembelajaran, serta dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar sehingga anak dapat meneruskan belajar di rumah.

Pembelajaran menulis struktur kalimat menggunakan media Adobe Flash akan membantu anak untuk menulis struktur kalimat dengan lebih mudah dan jelas melalui situasi yang ditampilkan melalui gambar seri (foto-foto) yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini mengacu pada pernyataan Somad &

Hernawati (1995, hlm.146) yang menyatakan bahwa “kalimat yang lengkap yang

ada hubungannya dengan situasi yang terjadi mudah dimengerti anak yang mengalami ketunarunguan daripada kata-kata yang tidak ada kaitannya dengan situasi”. Pembelajaran menulis struktur kalimat pada anak tunarungu diharapkan tidak hanya pemahaman akan konsep pembentukan struktur katanya saja, akan tetapi juga dihubungkan melalui situasi yang kontekstual dengan anak sehingga melalui pembayangan secara visual pembelajaran dapat efektif dan tepat untuk anak tunarungu.


(13)

5

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasusmsi bahwa media Adobe

Flash dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat dan untuk

pembuktiannya peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media

Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada

Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang”

Dengan penelitian ini, diharapkan adanya suatu alternatif media pembelajaran yang dapat membantu anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat (SPOK) sehingga komunikasi anak tunarungu dengan orang lain dapat lebih dipahami dengan struktur kalimat yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap

Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang?”.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan media Adobe Flash terhadap kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang.

Tujuan khusus penelitian ini adalah memberikan intervensi terhadap kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) kepada anak tunarungu kelas VII SMPB di SLB BC Permata Hati Sumedang dengan menggunakan media Adobe

Flash. Adapun materi menulis struktur kalimat meliputi : struktur kalimat

Subjek-Predikat (SP) sebanyak lima kalimat, Subjek-Subjek-Predikat-Objek (SPO) sebanyak lima kalimat, Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) sebanyak lima kalimat, dan Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) sebanyak lima kalimat.


(14)

6

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah :

1. Secara teoritis dapat menambah khazanah keilmuan mengenai pengembangan media Adobe Flash dalam pembelajaran menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.

2. Secara praktis bagi anak tunarungu akan mendapatkan kemudahan dalam berlatih menulis struktur kalimat (SPOK) yang tentunya akan membawa dampak positif terhadap peningkatan kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK). Sedangkan bagi sekolah dan guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi dalam menentukan alternatif media pembelajaran yang menarik untuk melatih kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi dalam penelitian ini terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penulisan

BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU

A.Deskripsi Teori

1. Konsep Dasar Media Adobe Flash

2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat

3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan

Menulis Struktur Kalimat (SPOK)

4. Konsep Dasar Anak Tunarungu

B. Penelitian yang relevan C.Kerangka Berpikir


(15)

7

BAB III METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian B.Metode Penelitian C.Prosedur Penelitian

D.Lokasi dan Subjek Penelitian E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G.Uji Coba Instrumen

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Subjek 1

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Keterangan (SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

2. Subjek 2

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Keterangan(SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

B.Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan


(1)

hingga mencapai kemampuan ekspresif menulis dimana lambang-lambang bahasa yang dikuasai dalam bahasa reseptif dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kemampuan menulis anak tunarungu dengan anak mendengar memiliki perbedaan, karena proses pemerolehan bahasanya berbeda. Permasalahan utama yang dimiliki oleh anak tunarungu adalah hambatan dalam berbahasa, seperti yang diungkapkan oleh Meadows (dalam Bunawan, 2000, hlm.33) mengatakan bahwa

kemiskinan (deprivation) hakiki yang dialami seseorang yang tuli sejak lahir adalah bukan kemiskinan atau kehilangan akan rangsangan bunyi, melainkan

kemiskinan dalam berbahasa‟. Hal yang dialami oleh anak tunarungu secara otomatis menjadikan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam melakukan keterampilan bahasa khususnya secara tulisan.

Ling (dalam Sadjaah, 2003, hlm.1).mengungkapkan bahwa

Ketunarunguan memberikan dampak pada hambatan perkembangan bahasa. Hambatan tersebut menjadikan penerimaan bahasa yang tidak utuh, oleh karena itu anak tunarungu memiliki kekurangan dalam memahami struktur bahasa.

Dalam memahami suatu bahasa, ada seperangkat kaidah/aturan tertentu yang harus dikuasai. Kaidah-kaidah dalam bahasa disebut tata bahasa, bagian dari tata bahasa adalah sintaksis. Sebagaimana dikemukakan oleh Keraf (1984, hlm. 137)

bahwa “sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan

proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa”.

Hambatan pendengaran pada anak tunarungu menjadikan anak tunarungu memperoleh bahasa mengandalkan penglihatannya (visual). Hal ini tentunya membuat bahasa yang diperoleh anak tunarungu tidak sempurna sehingga memberi dampak khusus pada anak tunarungu, seperti yang dikemukakan oleh Meadow (dalam Sadjaah, 2003, hlm.65) yaitu „Dalam menggunakan bahasa tulisan nampak bahasanya pendek-pendek, sederhana, dan menggunakan bahasa

yang diingatnya saja, anak sulit menggunakan bentuk/struktur kalimat‟.

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, peneliti menemukan masalah terhadap dua orang anak tunarungu (SG dan AT) kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang mengalami kesulitan dalam menulis struktur kalimat (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat). Dari hasil pengamatan terhadap kemampuan menulis kalimat pada anak tunarungu, ditemukan beberapa


(2)

kesulitan tunarungu, diantaranya : kalimat kurang terstruktur, alur kalimat kurang

jelas, dan penempatan kata kurang tepat. Contohnya : “Ibu di kamar mencuci mandi”, maksudnya [ibu mencuci di kamar mandi] dan “Anto buku baca”, maksudnya [Anto membaca buku]. Di samping itu, guru kadang-kadang mengabaikan cara berkomunikasi yang berdasarkan kaidah yang berlaku dengan menyampaikan kalimat yang kurang utuh. Contohnya yaitu : “bawa”, “baca”, dan

“tulis”.

Keterbatasan anak tunarungu dalam memperoleh bunyi bahasa melalui pendengarannya menjadikan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi. Anak tunarungu memiliki kesulitan untuk melakukan peniruan/ mengulang kata yang diperoleh menjadi bahasa. Sejumlah kata-kata yang dimiliki oleh anak tunarungu tidak dengan mudahnya dapat disusun menjadi struktur kalimat karena kesulitan anak menangkap suara-suara menjadi bahasa tersebut. Hal itu menjadi sebuah kondisi dan akan sulit ditangani jika penanganannya diberikan terlambat.

Penggunaan kalimat tidak terstruktur mengakibatkan maksud kalimat yang ingin disampaikan oleh anak tunarungu sulit dipahami oleh orang lain, jika hal tersebut terus dilakukan maka akan menghambat proses komunikasi anak tunarungu dengan orang lain baik secara lisan maupun tulisan, yang lebih lanjut

akan berpengaruh pada terhambatnya karir dan masa depan anak tunarungu di masyarakat.

Berdasarkan permasalahan yang nampak, maka upaya untuk membantu anak tunarungu dalam mengatasi kesulitan menulis struktur kalimat memerlukan kehadiran media pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Menurut Varkamp (dalam Sadjaah, 2003, hlm.17) menegaskan bahwa „dalam mengajar anak tunarungu berbahasa, media (alat bantu belajar) harus selalu menyertai kegiatan belajar itu, pemanfaatan alat bantu/media dalam proses belajar bisa membantu anak dalam mempertahankan daya ingat atas pengalaman yang dialaminya‟. Dengan demikian melalui media yang tepat dan sesuai dapat efektif bagi anak tunarungu dalam memahami dan mengingat materi pembelajaran berbahasa.


(3)

Media pembelajaran yang diperlukan untuk dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat sebaiknya media yang bersifat visual karena anak tunarungu dominan memanfaatkan indera visual, selain itu media harus menarik dan menyenangkan, serta membantu anak mengenal konsep dengan lebih mudah melalui situasi yang biasa dilihat anak dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mencoba membantu kesulitan anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer melalui program Adobe Flash. Arsyad (2013, hlm.54) menjelaskan bahwa:

Komputer memiliki keunggulan tersendiri sebagai sebuah media dibandingkan media yang lainnya, diantaranya yaitu: a) Komputer dapat mengakomodasi anak yang lamban menerima pelajaran, b) Komputer dapat merangsang anak untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan audio yang dapat menambah realisme, c) Komputer dapat berinteraksi secara perseorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.

Media Adobe Flash terpilih untuk membantu mengatasi permasalahan anak tunarungu karena selain media ini bersifat visual, Adobe Flash ini memiliki kelebihan lainnya yaitu memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek animasi yang menarik, memudahkan dalam memahami materi pembelajaran, serta dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar sehingga anak dapat meneruskan belajar di rumah.

Pembelajaran menulis struktur kalimat menggunakan media Adobe Flash akan membantu anak untuk menulis struktur kalimat dengan lebih mudah dan jelas melalui situasi yang ditampilkan melalui gambar seri (foto-foto) yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini mengacu pada pernyataan Somad & Hernawati (1995, hlm.146) yang menyatakan bahwa “kalimat yang lengkap yang ada hubungannya dengan situasi yang terjadi mudah dimengerti anak yang mengalami ketunarunguan daripada kata-kata yang tidak ada kaitannya dengan

situasi”. Pembelajaran menulis struktur kalimat pada anak tunarungu diharapkan tidak hanya pemahaman akan konsep pembentukan struktur katanya saja, akan tetapi juga dihubungkan melalui situasi yang kontekstual dengan anak sehingga melalui pembayangan secara visual pembelajaran dapat efektif dan tepat untuk anak tunarungu.


(4)

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasusmsi bahwa media Adobe Flash dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat dan untuk

pembuktiannya peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media

Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang”

Dengan penelitian ini, diharapkan adanya suatu alternatif media pembelajaran yang dapat membantu anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat (SPOK) sehingga komunikasi anak tunarungu dengan orang lain dapat lebih dipahami dengan struktur kalimat yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap

Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada Anak Tunarungu

Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang?”.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan media Adobe Flash terhadap kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang.

Tujuan khusus penelitian ini adalah memberikan intervensi terhadap kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) kepada anak tunarungu kelas VII SMPB di SLB BC Permata Hati Sumedang dengan menggunakan media Adobe Flash. Adapun materi menulis struktur kalimat meliputi : struktur kalimat Subjek-Predikat (SP) sebanyak lima kalimat, Subjek-Subjek-Predikat-Objek (SPO) sebanyak lima kalimat, Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) sebanyak lima kalimat, dan Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) sebanyak lima kalimat.


(5)

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah :

1. Secara teoritis dapat menambah khazanah keilmuan mengenai pengembangan media Adobe Flash dalam pembelajaran menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.

2. Secara praktis bagi anak tunarungu akan mendapatkan kemudahan dalam berlatih menulis struktur kalimat (SPOK) yang tentunya akan membawa dampak positif terhadap peningkatan kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK). Sedangkan bagi sekolah dan guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi dalam menentukan alternatif media pembelajaran yang menarik untuk melatih kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi dalam penelitian ini terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penulisan

BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU

A.Deskripsi Teori

1. Konsep Dasar Media Adobe Flash 2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat

3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK)

4. Konsep Dasar Anak Tunarungu B. Penelitian yang relevan


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian B.Metode Penelitian C.Prosedur Penelitian

D.Lokasi dan Subjek Penelitian E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data G.Uji Coba Instrumen

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Subjek 1

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

2. Subjek 2

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan(SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

B.Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan B. Rekomendasi


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK TUNARUNGU MELALUI LIRIK LAGU HALO-HALO BANDUNG DI SLB-B PRIMA BHAKTI MULIA KOTA CIMAHI: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunarungu Kelas VI SLB-B Pri

0 0 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA PADA ANAK DOWN SYNDROME MELALUI MEDIA ADOBE FLASH DI SLB ABC BINA BANGSA CIANJUR: (Studi Eksperimen Dengan Single Subject Research Terhadap Anak Down Syndrome Kelas I SDLB.

0 1 74

PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI : Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR).

0 0 44

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG : Penelitian Eksperimen Single Subject Research pada S

1 2 46

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor.

1 1 35

PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA : Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

1 1 50

PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DALAM MENINGKATKAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunarungu Kelas VIII SLB-B Sukapura.

3 14 34

PENGARUH KECEPATAN RUNNING TEXT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU:Penelitian Single Subject Pada Anak Tunarungu Kelas VIII SMPLB B Prima Bhakti Mulia Cimahi.

0 4 33

PENGARUH PENGGUNAAN PUZZLE BERSERI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA SISWA TUNARUNGU DI KELAS V SDLB NEGERI CICENDO BANDUNG.

4 10 50

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG REPRODUKSI PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada anak tunarungu kelas 2 SMPN di SLB YP3ATR 1 Cicendo.

0 0 30