PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG : Penelitian Eksperimen Single Subject Research pada S

(1)

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG

(Penelitian Eksperimen Single Subject Research pada Siswa DN)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh:

EDI SUJATI MAULANA NIM: 1004911

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG

(Penelitian Eksperimen Single Subject Research pada Siswa DN)

Oleh :

Edi Sujati Maulana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Edi Sujati Maulana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN EDI SUJATI MAULANA

NIM: 1004911

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Musjafak Assjari, M.Pd. NIP. 195506161981011001

Pembimbing II

Dr. Iding Tarsidi, M.Pd. NIP.196601041993011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 195607221985031001


(4)

(5)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………... i

LEMBAR PERNYATAAN ………... ii

ABSTRAK ……….. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……….. 7

E. Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), dan Belajar (Learned) ……….. 8

1. Asal-usul Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), dan Belajar (Learned) ………... 8

2. Pengertian Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), dan Belajar (Learned) ………... 8

3. Pelaksanaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), dan Belajar (Learned) ………... 9


(6)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Konsep Dasar Membaca Pemahaman ………... 12

1. Pengertian Membaca Pemahaman ………. 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman ………... 13

3. Tujuan Membaca Pemahaman ………... 14

4. Pengukuran Membaca Pemahaman ………... 15

5. Kriteria Penilaian Membaca Pemahaman ……….. 18

C. Konsep Dasar Tunarungu ………. 18

1. Pengertian Tunarungu ………... 18

2. Klasifikasi Tunarungu ………... 20

3. Jenis-jenis Ketunarunguan ………. 23

4. Penyebab Ketunarunguan ……….. 24

5. Karakteristik Tunarungu ……… 25

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ……….. 26

E. Kerangka Berfikir ………. 28

F. Hipotesis Penelitian ……….. 29

BAB IV: METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian……….….... 30

1. Definisi Konsep ………. 30

2. Definisi Operasional ……….. 33

B. Metode Penelitian ………. 34

1. Desain Penelitian ………... 35

2. Prosedur Penelitian ……… 36

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ……… 37

1. Subjek Penelitian ………... 37

2. Lokasi Penelitian ………... 38

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………... 38


(7)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Pengumpulan Data ……… 43

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……….. 43

1. Pengolahan Data ……… 43

2. Analisis Data ………. 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 46

1. Aktivitas DN pada Saat Intervensi ... 46

2. Hasil Belajar DN Sebelum dan Sesudah Intervensi ... 47

B. Analisis Data ……… 53

1. Analisis Visual dalam Kondisi ……….. 53

2. Analisi Visual Antar Kondisi ………. 58

C. Pembahasan ……….. 61

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………... 64

B. Saran ………. 65

1.Saran untuk Guru ... 65

2.Saran untuk Sekolah ... 65

3.Saran untuk Peneliti Selanjutnya ... 66

DAFTAR PUSTAKA …………...……….. 67


(8)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang


(9)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 38

Tabel 3.2 : Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 41

Tabel 3.3 : Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.1 : Pencatatan Skor Berdasar Jenis Pemahaman pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 47

Tabel 4.2 : Persentase Skor pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 48

Tabel 4.3 : Pencatatan Skor Berdasar Jenis Pemahaman pada Kondisi Intervensi ... 49

Tabel 4.4 : Persentase Skor pada Kondisi Intervensi 49 Tabel 4.5 : Pencatatan Skor Berdasar Jenis Pemahaman pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 50

Tabel 4.6 : Persentase Skor pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 51

Tabel 4.7 : Rekapitulasi Pencatatan Skor Berdasar Jenis Pemahaman pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi, dan Baseline-2 (A-2) ... 52

Tabel 4.8 : Rekapitulasi Persentase Skor pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi, dan Baseline-2 (A-2) ... 52

Tabel 4.9 : Panjang Kondisi ... 54

Tabel 4.10 : Estimasi Kecenderungan Arah ... 55

Tabel 4.11 : Kecenderungan Stabilitas ... 55

Tabel 4.12 : Estimasi Jejak Data ... 56

Tabel 4.13 : Level Stabilitas dan Rentang ... 57

Tabel 4.14 : Level Perubahan ... 57

Tabel 4.15 : Rangkuman Analisis Visual dalam Kondisi ... 58

Tabel 4.16 : Jumlah Variabel yang Diubah ... 58

Tabel 4.17 : Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 59


(10)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19 : Perubahan Level ... 60 Tabel 4.20 : Data Overlap ... 61 Tabel 4.21 : Rangkuman Analisis Visual antar Kondisi ... 61


(11)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 : Pola Desain A-B-A ... 35

Grafik 4.1 : Persentase Skor pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 48

Grafik 4.2 : Persentase Skor pada Kondisi Intervensi ... 50

Grafik 4.3 : Persentase Skor pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 52

Grafik 4.4 : Rekapitulasi Persentase Skor DN pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi, dan Baseline-2 (A-2) ... 53

Grafik 4.5 : Estimasi Kecenderungan Arah ... 54

Grafik 4.6 : Data overlap Baseline-1 (A-1) dengan Intervensi, dan Intervensi dengan Baseline-2 (A-2) ... 60


(12)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat-surat Penelitian

1. Surat Pengangkatan Pembimbing 2. Lembar Bimbingan Skripsi

3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Fakultas 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kasbangpol 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian Dinas 7. Surat Keterangan

Lampiran II : Instrumen Penelitian 1. Silabus dan RPP

2. Kisi-kisi Instrumen Soal Penelitian 3. Lembar Kerja Siswa

Lampiran III : Expert Judgement. 1. Expert Judgement I 2. Expert Judgement II

3. Expert Judgement III

Lampiran IV : Dokumentasi

Lampiran V : 1. Hasil Kerja Siswa

2. Perhitungan Kecenderungan Stabilitas 3. Perhitungan Data Overlap


(13)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG

Edi Sujati Maulana (1004911) ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca pemahaman DN, salah seorang siswa kelas VII SLB PGRI Karya Winaya, sehingga digunakanlah teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah aktivitas siswa kelas VII SLB PGRI Karya Winaya dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned)? 2) bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII SLB PGRI Karya Winaya dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned)? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa tuna rungu kelas VII di SLB PGRI Karya Winaya, melalui penggunaan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) pada pembelajaran bahasa Indonesia sub pokok bahasan membaca pemahaman. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Data penelitian diperoleh dari hasil tes pilihan ganda yang dilakukan pada kondisi 1 (A-1), kondisi intervensi, dan kondisi

baseline-2 (A-baseline-2). Setelah data terkumpul, data diolah selanjutnya di analisis dalam tiap

kondisi dan antar kondisi. Ativitas DN mengalami perubahan positif selama kegiatan intervensi. Sedangkan hasil perhitungan kedua analisis memperlihatkan bahwa intervensi berupa penggunaan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman DN. Saran yang dapat peneliti sampaikan agar guru kelas VII SLB PGRI Karya Winaya menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dalam kegiatan membaca pemahaman khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.

Kata kunci: teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned), membaca pemahaman, anak tunarungu.


(14)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN MENGETAHUI (KNOW), INGIN MENGETAHUI (WANT), DAN BELAJAR (LEARNED) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB PGRI KARYA WINAYA SUBANG

EDI SUJATI MAULANA (1004911)

ABSTRCT

This research is motivated by the lack of reading comprehension ability of DN, a student of class VII SLB PGRI Karya Winaya, so that the learning technique is used to know, wanted to know, and learning . The formulation of the problem in this study are: 1) How the activity of class VII SLB PGRI Karya Winaya in teaching reading comprehension using learning techniques to know, wanted to know, and learning? 2) How the learning outcomes of students of class VII SLB PGRI Karya Winaya in teaching reading comprehension using learning techniques to know, wanted to know, and learning? The purpose of this study was to determine the activity and student learning outcomes deaf class VII in SLB PGRI Karya Winaya, through the use of learning techniques to know, wanted to know, and learning in Bahasa Indonesian sub subject of reading comprehension. The research method used was experimental Single Subject Research (SSR) with A-B-A design. The research data were obtained from a multiple choice test results performed on baseline condition 1 (A-1), the intervention condition and baseline condition-2 (A-2 ). Once the data is collected, the data is processed further in the analysis in each condition and between conditions. DN ativitas positive changes during intervention activities. While the results of the second calculation analysis showed that interventions such as the use of learning techniques to know, wanted to know, and learning can improve reading comprehension ability of DN . Suggestions to convey to the seventh grade special teacher SLB PGRI Karya Winaya using learning techniques to know, wanted to know, and learning in reading comprehension activities especially Bahasa Indonesian subjects.

Keywords : learning techniques to know, wanted to know, and learning, reading comprehension, children with hearing impairment.


(15)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, maka mereka harus memiliki keterampilan berbahasa.Tampubolon (1987, hlm. 4) membagi keterampilan berbahasa menjadi empat bagian sebagaimana dikemukakannya bahwa:

... dalam pendidikan bahasa ada empat kemampuan bahasa pokok yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca dan menulis. Dua kemampuan pertama dan berada dalam komunikasi lisan dan dua yang belakangan terdapat dalam komunikasi tulisan. Urutan demikian didasarkan pada perolehan dan perkembangan bahasa. Anak-anak secara alamiah mula-mula menyimak bahasa (ujaran-ujaran) di sekitarnya, dan dengan potensi kebahasaan yang ada padanya dia memperoleh kaidah-kaidah bahasa yang bersangkutan. Kemudian dia memperoleh dan mengembangkan kemampuan berbicara. Setelah memiliki kedua kemampuan itu, dia dapat pula belajar membaca (secara formal di rumah atau di sekolah), dan kemudian belajar menulis. Dalam pendidikan bahasa, terutama dalam pendidikan formal, tekanan atau pengutamaan dapat diberikan pada kemampuan tertentu, misalnya pada membaca tau berbicara.

Salah satu bagian keterampilan berbahasa adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca untuk keperluan pembelajaran berarti membaca untuk mempelajari dan memperoleh informasi yang terdapat dalam bacaan, bukan hanya membunyikan lambang-lambang bunyi saja. Pembelajaran membaca memiliki kedudukan sangat penting dalam proses belajar mengajar di sekolah karena sebagian besar perolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Nurgiyantoro (2001, hlm. 247) mengemukakan bahwa:


(16)

2

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan dalam membacanya. Bahkan, setelah siswa menyelesaikan studinya kemampuan dan kemauan membacanya akan sangat mempengaruhi keluasan pandangan tentang berbagai masalah.

Kemampuan membaca meliputi kemampuan membaca permulaan dan kemampuan membaca pemahaman sebagaimana dikemukakan oleh Broughton (dalam Tarigan, 2008, hlm. 12) bahwa:

Terdapat dua aspek penting dalam membaca:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:

a) pengenalan bentuk huruf;

b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain;

c) pengenalan hubungan (korespondensi pola ejaan dan bunyi; d) kecepatan membaca ke taraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman(comprehension skills) yang anggap berada pada urutan lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:

a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); b) memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,

relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca); c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP (2006) kelas VII SMPLB Bagian Tunarungu (B) terdapat Standar Kompetensi: (6) Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi Dasar: (6.1) Mengungkapkan hal-hal yang dapat meneladani dari buku biografi yang dibaca dengan membaca intensif dan membaca memindai. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008, hlm. 14) bahwa “membaca intensif terdiri dari dua bagian, yaitu membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide.” Oleh karena, membaca pemahaman di


(17)

3

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ajarkan dalam membaca intensif, maka dalam penelitian ini difokuskan pada membaca pemahaman.

Hasil kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman tidak selamanya berlangsung sesuai harapan. Pada kegiatan ini sering kali anak tuna rungu memperoleh nilai lebih rendah dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan guru sebagai akibat mereka memiliki keterbatasan dalam perbendaharaan kosakata, daya abstraksi, dan kesulitan mengartikan kata kiasan. Penyebabnya, bukan berarti mereka memiliki kemampuan intelegensi yang rendah, tetapi lebih disebabkan kesulitan dalam memahami bahasa sehingga kemampuan intelegensi mereka tidak berkembang dengan maksimal.

Hal serupa terjadi pada DN, salah seorang dari tiga orang siswa tunarungu kelas VII di SLB PGRI Karya Winaya. Hasil pengamatan awal dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman DN masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan hasil ulangan harian yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia sub pokok bahasan membaca pemahaman, semester dua tahun pelajaran 2013/2014, DN hanya memperoleh skor 55, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan guru untuk setiap sub pokok bahasan adalah adalah 65.

Kondisi rendahnya kemampuan membaca pemahaman DN tersebut dipicu oleh beberapa faktor yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya adalah keterbatasan guru dalam menggunakan teknik dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu di kelas VII khususnya DN. Pada kegiatan pembelajaran membaca pemahaman, guru hanya memberikan bahan bacaan yang berasal dari buku pelajaran bahasa Indonesia sebagai buku sumber, kemudian siswa membaca bacaan tersebut dari awal sampai akhir serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan. Jika ada penjelasan, itupun hanya penjelasan singkat yang masih


(18)

4

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum dipahami siswa. Sementara, hasil pengamatan lainnya, diketahui bahwa DN sudah mampu membaca dan menulis namun seperti umumnya anak tunarungu, DN memiliki hambatan komunikasi secara verbal sehingga berdampak pada lemahnya kemampuan membaca pemahaman yang meliputi merumuskan pengertian, menarik kesimpulan, menilai, dan memberikan respon emosional terhadap bacaan. Pada kegiatan pembelajaran membaca, minat DN terhadap kegiatan membaca masih rendah. Dia mau membaca kalau ada perintah guru. Selain itu, DN tidak berani mengajukan pertanyaan, tidak berani mengungkapkan pendapat, dan sangat tergantung pada bantuan guru pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal ujian.

Berdasarkan fakta di atas, diperlukan suatu pendukung dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman agar pembelajaran berlangsung dengan baik sehingga pada akhirnya siswa mampu memahami isi bacaan. Di lain pihak, guru pun berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu siswa tunarungu belajar dengan baik. Salah satu pendukung tersebut adalah dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned). Teknik pembelajaran ini diadaptasi dari teknik KWL (Know, Want, Learned) yang dikembangkan oleh Ogle (1986). Teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) memberikan kepada siswa tujuan membaca dan menjadikan siswa aktif sebelum, saat, dan sesudah membaca.

Berdasar pada karakteristik siswa tunarungu di atas, dengan diterapkannya teknik pembelajaran ini dalam kegiatan membaca pemahaman, diharapkan minat siswa terhadap kegiatan membaca meningkat, siswa berani mengajukan pertanyaan, mengungkap kanpendapat, tidak ada ketergantungan pada guru pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan siswa aktif dalam merespon pelajaran yang diberikan guru. Karena sebelum kegiatan membaca pemahaman dilaksanakan, dalam teknik pembelajaran ini siswa tunarungu


(19)

5

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan stimulus untuk berani mengemukakan pengetahuan apa saja yang telah diketahui siswa berkaitan dengan tema yang akan dibaca berdasarkan informasi-informasi yang telah disusun, berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan yang ingin siswa ketahui lebih dalam dari tema yang akan dibaca.

Pernyataan di atas berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Warsono dan Hariyanto (2012, hlm. 105) bahwa “tujuan pokok dari teknik KWL adalah membuat siswa aktif berfikir selama membaca suatu teks bacaan.” Sementara Asrori (2007, hlm. 230) mengemukakan bahwa:

Teknik KWL membantu siswa memikirkan informasi yang baru diterimanya dan melatih kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan dari teks yang dibacanya.

Senada dengan pendapat di atas, Rahim (2007, hlm. 41) mengemukakan bahwa:

Teknik KWL dapat membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya. Teknik ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai tema. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.

Pada prakteknya, teknik pembelajaran ini mengikutsertakan siswa beserta guru untuk terlibat dalam sebuah curah pendapat (brainstorming), mengenai topik/tema yang dipelajari. Kegiatan curah pendapat (brainstorming), sangat bermanfaat untuk mengantarkan pengetahuan awal siswa kepada teks yang akan mereka baca. Selain itu, kegiatan curah pendapat (brainstorming), tersebut berguna untuk mengaktifkan struktur pengetahuan yang telah siswa miliki serta membantu mereka mengungkap informasi yang ada dalam teks bacaan. Sebab dengan cara demikian siswa diberikan kesempatan secara leluasa untuk mengemukakan sesuatu yang selama ini dirasakan samar-samar, mengemukakan apa saja yang mereka ketahui, serta mengaktifkan memori dalam pikirannya sehingga sangat membantu mereka menemukan apa yang


(20)

6

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama ini tidak mereka ketahui. Selanjutnya, pada saat membaca siswa dibiasakan untuk membaca teks dengan teliti, sehingga setelah selesai kegiatan membaca, siswa diharapkan mampu menulis apa saja pengetahuan baru yang diperolehnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman salah seorang siswa tunarungu di kelas VII SLB PGRI Karya Winaya. Melalui teknik pembelajaran ini diharapkan agar minat siswa terhadap kegiatan membaca meningkat, siswa berani mengajukan pertanyaan, mengungkapkan pendapat, tidak ada ketergantung pada guru pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan siswa aktif dalam merespon pelajaran yang diberikan guru. Di lain pihak, guru pun berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu siswa tunarungu belajar dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul: Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), dan Belajar (Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas VII di SLB PGRI Karya Winaya Subang.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang penelitian, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tidak ada keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Adanya kertergantungan pada bantuan guru pada saat menjawab soal-soal yang berhubungan dengan teks bacaan.

3. Guru belum menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu kelas VII SLB PGRI Karya Winaya.


(21)

7

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Membaca pemahaman siswa tunarungu kelas VII SLB PGRI Karya Winaya masih rendah.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Sugiyono (2011, hlm. 55) mengemukakan rumusan masalah adalah

“suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.” Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas VII SLB PGRI Karya Winaya Subang dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned)?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII SLB PGRI Karya Winaya Subang dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned)?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa tuna rungu kelas VII di SLB PGRI Karya Winaya Subang, melalui penggunaan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) pada pembelajaran bahasa Indonesia sub pokok bahasan membaca pemahaman.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi dunia pendidikan luar biasa:


(22)

8

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi pendidikan luar biasa dalam mendesain teknik pembelajaran membaca pemahaman bagi anak tunarungu pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru, siswa dan sekolah.

a. Bagi guru sekolah luar biasa (SLB), diharapkan dapat memberikan informasi tentang teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemapuan membaca pemahaman siswa tunarungu.

b. Bagi siswa tunarungu, diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan membaca, meningkatkan keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat, mengurangi ketergantungan siswa pada guru saat menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan meningkatkan peran aktifsiswa dalam merespon kegiatan membaca pemahaman.

c. Bagi sekolah, diharapkan kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti konkrit untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah tersebut.


(23)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep

Variabel merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 60) menyebutkan bahwa “variabel adalah atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.” Penelitian ini terdiri dari dua variabel, sebagai berikut:

a. Variabel bebas

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2011, hlm. 61). Teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) adalah variabel bebas dalam penelitian ini. Ogle (1986) mengungkapkan bahwa teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) adalah sebuah teknik membaca yang menekankan pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca tentang sebuah tema/topik dengan tiga tahapan dasar, yaitu mengakses apa yang siswa ketahui, mengakses apa yang ingin siswa ketahui, dan mengingat apa yang telah siswa pelajari dari hasil kegiatan membaca. Teknik pembelajaran ini menggunakan pemandu grafis berupa tiga buah kolom. Kolom pertama diberi nama mengetahi, (know), kolom kedua diberi nama ingin mengetahui (want), dan kolom ketiga diberi nama belajar (learned).

b. Variabel terikat

“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2011, hlm. 61)


(24)

31

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu adalah variabel terikat dalam penelitian ini. Wainwright (2007, hlm. 42) menjelaskan “membaca pemahaman adalah proses kompleks yang melibatkan pemanfaatan seluruh kemampuan yang berhasil maupun yang gagal”.Lebih lanjut, Somadayo (2011, hlm. 10) menjelaskan “membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa serta dihubungkan dengan isi bacaan.”

Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagaian daya pendengarannya, sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal dan memerlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajarnya.

2. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman dan pengukuran setiap variabel dalam penelitian, maka setiap variabel harus dirumuskan secara operasional. Adapun definisi operasonal dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned), yaitu salah satu teknik pembelajaran yang menggunakan pemandu grafis berupa tiga buah kolom. Kolom pertama diberi nama mengetahui (know), kolom kedua diberi nama ingin mengetahui (want), dan kolom ketiga diberi nama belajar (learned).

Pelaksanaan teknik pembelajaran ini adalah sebagai berikut, pertama mengakses apa yang telah diketahui siswa, kedua menentukan apa yang ingin diketahui sebelum membaca, dan ketiga memahami apa yang dipelajari setelah membaca. Selengkapnya penerapan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar


(25)

32

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(learned) dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat di jabarkan sebagai berikut:

1) Langkah Mengetahui (Know)

Pada langkah ini ada empat kegiatan utama yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu: membimbing siswa menyampaikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan di baca, mencatat ide-ide siswa tentang topik yang akan dibaca, mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan siswa, dan memberikan stimulus agar siswa berani menyampaikan ide-idenya.

2) Langkah Ingin Mengatahui (Want)

Pada langkah kedua ini yang dilakukan adalah membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topik bacaan. Selain itu, guru juga membimbing siswa untuk membuat skala prioritas tentang pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar mereka ketahui jawabannya.

3) Langkah Belajar (Learn)

Pada langkah ketiga ini guru membimbing siswa mengidentifikasi dan membuat ringkasan terkait apa saja pengetahuan yang baru diperolehnya dari hasil membaca. Pernyataan-pernyataan pada langkah ini dapat diadaftasi sebagai jawaban bagi pertanyaan yang diajukan siswa pada langkah kedua. b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu. Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat diartikan sebagai kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami arti atau memperoleh informasi dari bahan bacaan melalui pengucapan simbol bahasa.


(26)

33

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu dalam penelitian ini akan menggunakan taksonomi Barrett yang terdiri dari 5 kelompok intelektual dalam kegiatan membaca pemahaman, yaitu: 1) Pemahaman literal

Pemahaman literal adalah sebuah pemahaman yang menekankan pada penguasaan pokok-pokok pikiran dan informasi yang secara jelas diungkapkan dalam teks bacan.

2) Penataan kembali (reorganisasi)

Penataan kembali (reorganisasi) adalah sebuah pemahaman agar siswa mampu menganalisis, mensintesis, dan mengorganisasikan pikiran atau informasi yang dikemukakan secara eksplisit dalam teks bacaan. Pada tingkat ini dapat dilakukan dengan menjelaskan atau menterjemahkan kata-kata yang belum dimengerti oleh siswa.

3) Pemahaman inferensial

Pemahaman inferensial adalah sebuah pemahaman agar siswa mampu membuat pemmikiran atau imajinasi yang berhubungan dengan teks bacaan. Tugas-tugas siswa dalam pemahaman inferensial adalah menarik detail penguat, menyimpulkan pikiran utama, menarik kesimpulan tentang urutan, menyimpulkan perbandingan, menyimpulkan sebab akibat, menarik kesimpulan tentang watak, menerka kelanjutan, dan menafsirkan bahasa kias.

4) Evaluasi

Pemahaman evaluasi adalah sebuah pemahaman agar siswa mampu melakukan tinjauan evaluasi dengan membandingkan buah pikiran yang disajikan dalam teks bacaan dengan kriteria luar yang berasal dari pengalaman dan pengetahuan siswa, atau nilai-nilai dari siswa sebelum proses belajar mengajar menggunakan teknik ini diterapkan.


(27)

34

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman apresiasi adalah sebuah pemahaman agar siswa mampu mengapresiasi teks bacaan sedemikian sehingga siswa secara emosional dan estetis peka terhadap suatu karya dan memintanya bereaksi terhadap nilai dan kekayaan unsur-unsur psikologis dan artistik yang ada dalam karya itu. Apresiasi ini mencakup pengetahuan tentang respon emosional terhadap teknik-teknik, bentuk-bentuk, gaya serta struktur sastra.

Peneliti akan menggunakan teks bacaan dengan judul Raden Ajeng Kartini sebagai bahan bacaan dalam kegiatan membaca pemahaman. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tunarungu dalam memahami isi bacaan dengan judul di atas adalah tes pilihan ganda. Tes ini menjadi pilihan dengan pertimbangan:

a. Penilaian dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, mencakup materi yang luas, dan jumlah butir tes yang banyak.

b. Pemeriksaan mudah dan cepat karena kunci jawaban telah disediakan. c. Kualitas butir tes dapat dianalisis secara empirik.

d. Obyektifitas penskoran sangat tinggi.

B.Metode Penelitian

Sugiyono (2011, hlm. 3) mengemukakan “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan metode penelitian eksperimen.

Sugiyono (2011, hlm. 107) menjelaskan “metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan”. Darmadi (2013, hlm. 216) menjelaskan:


(28)

35

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membagun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal effect relationship). Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti. Disamping itu penelitian eksperimen dilakukanoleh peneliti dengan tujuan situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi

Metode eksperimen yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR). Darmadi (2013, hlm. 244) menjelaskan:

SSR adalah penelitian yang dapat dipakai apabila ukuran sampel adalah satu. SSR biasanya digunakan pada penyelidikan perubahan tingkah laku dari seseorang yang timbul sebagai akibat beberapa intervensi atau treatment. Dalam SSR, subjek penelitian bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan dasar dalam SSR adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut.

1. Desain Penelitian

Desain SSR yang dipakai adalah A-B-A. Sunanto (2005, hlm. 59) menjelaskan “desain A-B-A adalah sebuah desain penelitian dimana kondisi baseline diulang dua kali.” Penambahan kondisi baseline ini dimaksudkan

untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat, sebagaimana dikemukakan Sunanto (2005, hlm. 59) bahwa “penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intrvensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.”

Agar lebih jelas, penelitian SSR dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

P e r s e n t a s e S ko r Sesi


(29)

36

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 3.1 Pola Desain A-B-A

Keterangan:

a. A-1adalah lambang untuk baseline 1.

b. B adalah lambang untuk intervensi.

c. A-2 adalah lambang untuk pengulangan baseline1.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian untuk melihat kemampuan membaca

pemahaman siswa tunarungu melalui teknik pembelajaran mengetahui

(know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dengan desain A-B-A memiliki tiga tahapan sebagai berikut:

a. Baseline-1 (A-1)

Data pada tahapan ini diperoleh dimelalui tes pilihan ganda sebanyak 20 soal. Pengambilan data dilakukan dalam tiga kali pertemuan tanpa melalui intervensi dimulai dari tanggal 22 Mei 2014 sampai 24 Mei 2014. Masing-masing pertemuan berdurasi selama 35 menit (1 jam pelajaran) dengan rincian lima menit untuk kegiatan membaca, dan 30 menit untuk tes. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini sebagai berikut:

1) Mengkondisikan siswa agar memiliki kesiapan belajar melalui:


(30)

37

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengucapkan salam, berdoa. tegur sapa, menyiapkan alat tulis siswa.

2) Melakukan apersepsi dengan cara memberi pertanyaan, misalnya: Peneliti memperlihatkan foto RA Kartini kemudian bertanya kepada siswa: “Apakah kalian mengenal foto ini?”

3) Selanjutnya siswa dipersilahkan untuk membaca teks bacaan RA Kartini dan mengerjakan tes evaluasi.

b. Intervensi (B)

Kondisi intervensi merupakan kondisi pemberian perlakuan sebelum dilakukan tes. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini sebagai berikut:

1) Melakukan intervensi (pembelajaran) dengan menerapkan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dalam kegiatan membaca pemahaman pada teks bacaan dengan judul Raden Ajeng Kartini.

2) Intervensi dilakukan selama 7 x 35 menit (4 pertemuan).

3) Memberikan tes kepada siswa sebanyak empat kali setelah intervensi selesai dilaksanakan. Tes dimulai tanggal 2 Juni 2014 sampai 2 Juni 2014 dengan durasi 35 menit (1 jam pelajaran) dengan rincian lima menit untuk kegiatan membaca dan 30 menit untuk tes.

c. Baseline-2 (A-2)

Pada kondisi baseline-2 (A-2) ini, peneliti kembali melakukan tes setelah intervensi tidak lagi diberikan atau dihentikan. Tes pada kondisi ini dilaksanakan selama tiga kali pada hari yang berbeda yaitu dari tanggal 6 Juni 2014 sampai 10 Juni 2014. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini pada dasarnya sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap baseline-1 (A-1),sebagai berikut:


(31)

38

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengucapkan salam, berdoa. tegur sapa, menyiapkan alat tulis siswa.

2) Melakukan apersepsi dengan cara memberi pertanyaan, misalnya:

Kemarin kamu sudah belajar tentang RA Kartini. Siapa RA Kartini itu?

3) Selanjutnya siswa dipersilahkan untuk membaca teks bacaan RA Kartini dan mengerjakan tes evaluasi.

C.Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti merupakan subjek tunggal, berdasar pada metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian subjek tunggal. Adapun identitas subjek sebagai berikut:

Nama : DN

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 07 Juli 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Jenis Kelainan : Tunarungu

Kelas : VII (SMPLB)

Agama : Islam

DN adalah anak tunarungu, sudah mampu membaca dan menulis. Namun, seperti umumnya anak tunarugu, DN memiliki hambatan komunikasi secara verbal sehingga berdampak pada lemahnya kemampuan membaca pemahaman yang meliputi merumuskan pengertian, menarik kesimpulan, menilai, dan memberikan respon emosional terhadap bacaan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB PGRI Karya Winaya, yang beralamat di Jl. Raya Rancasari RT. 11 RW. 04 Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang. Penelitian dilaksanakan pada saat jam pelajaran dengan seijin guru kelas subjek. Kegiatan intervensi dan tes


(32)

39

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan bersama-sama dengan dua orang teman subjek pada kelas yang sama.

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Meneliti pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, sehingga harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan dengan instrumen penelitian. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan selama menyusun instrumen penelitian:

a. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

Kisi-kisi dalam penelitian ini disusun untuk mengukur

kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu dengan

menggunakan taksonomi Barrett.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian No Judul

Bacaan Indikator

Kelompok Taksonomi Barret

1 RA

Kartini

Siswa mampu menyebutkan tanggal lahir RA Kartini

Literal

2 Siswa mampu menyebutkan

tempat lahir RA Kartini

Literal

3 Siswa mampu menyebutkan buku

kumpulan surat-surat RA Kartini

Literal

4 Siswa mampu menyebutkan

tanggal meninggalnya RA Kartini

Literal

5 Siswa mampu menyebutkan

tanggal Hari Kartini

Literal

6 Siswa mampu menyebutkan

pengertian emansipasi

Reorganisasi

7 Siswa mampu menyebutkan

pengertian dipingit

Reorganisasi


(33)

40

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengertian pahlawan

9 Siswa mampu menyebutkan

pengertian biografi

Reorganisasi

10 Siswa mampu menemukan isi

paragraf kedua pada teks biografi RA Kartini

Inferensial

11 Siswa mampu menemukan isi

praragraf ketiga pada teks biografi RA Kartini

Inferensial

12 Siswa mampu mengidentifikasi

kondisi wanita jawa pada masa RA Kartini

Inferensial

13 Siswa mampu mengidentifikasi

cita-cita tinggi RA Kartini yang ada pada teks biografi

Inferensial

14 Siswa mampu mengidentifikasi

sifat rela berkorban pada teks biografi RA Kartini

Inferensial

15 Siswa mampu mengidentifikasi

kegiatan yang dilakukan RA Kartini pada masa dipingit dalam biografi RA Kartini

Inferensial

16 Siswa mampu menilai sikap orang

tua RA Kartini pada masalah pendidikan

Evaluasi

17 Siswa mampu memberikan

penilaian tentang perjuangan RA Kartini

Evaluasi

18 Siswa mampu menilai hasil

perjuangan RA Kartini yang nampak pada masa sekarang

Evaluasi

19 Siswa mampu megidentifikasi

keseluruhan sifat yang dapat diteladani dari RA Kartini yang ada pada teks biografi


(34)

41

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 Siswa mampu menyimpulkan isi

biografi

Apresiasi

b. Menyusun instrumen penelitian

Penyusunan instrumen menjadi pegangan penting peneliti untuk terjun ke lapangan. Penyusunan instrumen disesuikan dengan kisi-kisi instrumen penelitian. Adapun bentuk instrumen penelitian adalah tes pilihan ganda. Tes ini menjadi pilihan dengan beberapa pertimbangan, antara lain:

1) Komprehensip, karena dalam waktu singkat dapat mencakup materi yang luas dan jumlah butir tes yang banyak.

2) Mudah dan cepat dalam pemeriksaan jawaban dan pemberian skor. 3) Kualitas butir tes dapat dianalisis secara empirik.

4) Obyektifitas penskoran sangat tinggi, karena kunci jawaban telah disediakan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan Rencana Pelaksanan Penbelajaran mutlak diperlukan sebagai panduan dalam memberikan pembelajaran dalam bentuk intervensi pada siswa tunarungu.

d. Uji validasi

Peneliti perlu mengetahui layak tidaknya instrumen penelitian di gunakan sebagai alat tes. Instrumen penelitian dikatakan layak digunakan sebagai alat tes apabila memenuhi beberapa kriteria, antara lain instrumen harus valid. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dilakukan melalui proses judgement yang oleh tiga orang ahli, yaitu:

Penilai I : Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd. (Dosen PLB UPI) Penilai II : Drs. Endang Rusyani, M.Pd. (Dosen PLB UPI)


(35)

42

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilai III : Dra. Eni Erliani (Kepala Sekolah/Guru SLB PGRI Karya Winaya)

Skor validitas instrumen penelitian diolah dengan menggunakan persamaan:

Persentase (P) =

x 100%

Berikut adalah hasil perhitungan validitas instrumen penelitian: Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir

Soal

N I N II N III

P (%) Keterangan

C TC C TC C TC

A. Validasi RPP

1 √ √ √ 100 Valid

2 √ √ √ 100 Valid

3 √ √ √ 100 Valid

4 √ √ √ 66,67 Valid

5 √ √ √ 100 Valid

6 √ √ √ 100 Valid

7 √ √ √ 66,67 Valid

8 √ √ √ 100 Valid

9 √ √ √ 100 Valid

10 √ √ √ 66,67 Valid

11 √ √ √ 66,67 Valid

12 √ √ √ 100 Valid

13 √ √ √ 100 Valid

B. Validasi Soal

1 √ √ √ 100 Valid

2 √ √ √ 100 Valid

3 √ √ √ 100 Valid

4 √ √ √ 100 Valid

5 √ √ √ 100 Valid

6 √ √ √ 100 Valid

7 √ √ √ 100 Valid

8 √ √ √ 100 Valid


(36)

43

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 √ √ √ 100 Valid

11 √ √ √ 66,67 Valid

12 √ √ √ 100 Valid

13 √ √ √ 100 Valid

14 √ √ √ 100 Valid

15 √ √ √ 100 Valid

16 √ √ √ 100 Valid

17 √ √ √ 100 Valid

18 √ √ √ 100 Valid

19 √ √ √ 100 Valid

20 √ √ √ 100 Valid

Keterangan:

P = Persentase C = Cocok

N = Penilai TC = Tidak Cocok

Hasil uji validitas instrumen melalui proses judgement para ahli di atas dapat dikatakan valid karena kecocokan butir soal semuanya lebih besar dari 50%.

e. Menyusun jadwal penelitian

Penyusunan jadwal penelitian diperlukan supaya penelitian lebih teratur. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Kondisi Sesi ke- Waktu

Baseline-1 (A-1)

1 22 Mei 2014

2 23 Mei 2014

3 24 Mei 2014

KBM

28 Mei 2014 30 Mei 2014 31 Mei 2014

4 2 Juni 2014

Intervensi

5 3 Juni 2014

6 4 Juni 2014

7 5 Juni 2014

Baseline-2 (A-2) 8 6 Juni 2014


(37)

44

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 10 Juni 2014

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu. Tes yang dilakukan sebanyak tiga kali pada kondisi baseline-1 (A-1), empat kali pada kondisiintervensi, dan tiga kali pada kondisi baseline-2 (A-2). Setiap butir soal diberi skor satu selanjutnya jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap sesi dihitung dengan mengacu pada kunci jawaban.

E.Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2 (A-2). Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh intervensi terhadap target behavior. Langkah-langkah pengolahan data dalam setiap sesi sebagai berikut:

a. Menghitung skor siswa berdasar pada kunci jawaban. b. Mengkonversikan skor menjadi persentase skor.

c. Menampilkan persentase skor siswa dalam bentuk grafik sehingga perubahan dalam setiap sesi atau kondisi dapat dilihat secara jelas.

d. Membandingkan persentase skor yang diperoleh siswa pada setiap kondisi.

Grafik yang digunakan untuk menampilkan persentase skor siswa adalah grafik garis. Grafik ini digunakan karena sudah dikenal secara luas sehingga peneliti maupun pembaca mudah memahaminya. Sunanto (2005,


(38)

45

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm. 40) menjelaskan mengenai kelebihan grafik garis sebagaimana dikemukakannya:

... relatif mudah dibuat dan memungkinkan para guru dan peneliti untuk mengevaluasi secara kontinyu efek intervensi terhadap variabel terikat. Dengan demikian akan mempermudah untuk melakukan evaluasi formatif atau mengembil keputusan untuk melanjutkan atau mengubah intervensi.

Secara umum grafik garis memiliki beberapa komponen penting agar data yang ditampilkan bisa dibaca dan dipahami, yaitu:

a. Absis adalah sumbu x yang merupakan sumbu horizontal yang menunjukan satuan untuk variabel bebas (misalnya sesi, hari, tanggal, dll.).

b. Ordinat adalah sumbu y yang merupakan sumbu vertikal yang menunjukan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi, dll.).

c. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu x dan y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat. Titik awal ini biasanya dimulai dari 0. d. Skala adalah garis-garis pendek pada sumbu x dan y yang menunjukan

ukuran.

e. Label kondisi adalah keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen (misalnya kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi, dan kondisibaseline-2 (A-2).

f. Garis perubahan kondisi adalah garis vertikal yang menunjukan adanya perubahan kondisi dari yang satu ke yang lainnya.

g. Judul grafik adalah nama grafik yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Sunanto (2005, hlm. 93)


(39)

46

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan “pada penelitian dengan kasus tunggal biasanya menggunakan statistik deskriptif yang sederhana”. Hal tersebut dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil intervensi terhadap target behavior dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dalam tiap kondisi dan antar kondisi.

Analisis data dalam kondisi meliputi komponen sebagai berikut:

a. Menentukan panjang kondisi, yaitu banyaknya data dalam kondisi yang juga menggambarkan banyaknya sesi dalam kondisi tersebut.

b. Menentukan estimasi kecenderungan arah, yaitu suatu kondisi yang digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi di mana banyaknya data yang berada di atas dan bawah garis sama banyak.

c. Menentukan kecenderungan stabilitas (level stability) adalah tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.

d. Estimasi jejak data (data path) adalah perubahan dari data yang satu ke data yang lain dalam satu kondisi dengan tiga kemungkinan, menaik, menurun, atau mendatar.

e. Menentukan level stabilitas dan rentang adalah besarnya perubahan data antara dua data.Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terkahir.

f. Menentukan tingkat perubahan (level change) adalah selisih antara data terakhir dan data pertama pada setiap kondisi yang ditandai dengan tanda (+) jika menaik, (-) jika menurun, dan (=) jika tidak ada perubahan.

Analisis data antar kondisi meliputi komponen sebagai berikut:

a. Variabel yang diubah menunjukan variabel terikat atau sasaran yang difokuskan.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya menunjukan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya menunjukan tingkat stabilitas perubahan dari sederetan data.


(40)

47

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Perubahan level data menunjukan tingkat perubahan level data dalam dua kondisi dengan cara menghitung selisih antara data terakhir pada kondisi

baseline dengan data pertama pada kondisi intervensi.

e. Data overlap (data tumpang tindih) menunjukan dua kondisi data yang sama pada kedua kondisi.


(41)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman DN. Hal ini terbukti dari paparan di bawah ini:

1. Terjadi perubahan positif sikap DN dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman tentang RA Kartini, meskipun semua perubahan tersebut terjadi tak lepas dari bimbingan yang ketat. Dengan menggunakan teknik pembelajaran ini, DN mulai berani mengungkapkan pengetahuan yang dimilikinya tentang RA Kartini, berani bertanya tentang apa yang ingin diketahuinya tentang RA Kartini, dan berkurangnya sifat ketergantungan DN pada guru dalam mengerjakan soal-soal karena peneliti menuntut DN untuk membuka dan mempelajari kembali catatan-catatan yang ditulis pada tahap belajar (learned).

2. Perolehan mean level pada kondisi baseline-1 adalah 25 yang berarti kemampuan membaca pemahaman DN sangat rendah. Dengan kondisi seperti ini, DN membutuhkan intervensi berupa teknik pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai dengan karakteristiknya. Peneliti memahami betul bahwa teknik pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini tidak sepenuhnya sesuai dengan karakteristik DN, namun setidaknya bisa membantu dia dalam mememenuhi kebutuhan belajarnya. Diketahui, level perubahan pada kondisi

baseline-1adalah 0 yang berarti data yang diperoleh selama tiga sesi dalam

kondisi ini adalah konstan dengan tingkat kecenderungan stabilitas 100% yang berarti stabil.

3. Perolehan mean level pada kondisi intervensi adalah 72,50 mengalami peningkatan sebesar 47,5 poin dari kondisi sebelumnya. Diketahui level


(42)

65

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan pada kondisi ini adalah (+10) yang berarti data yang diperoleh selama empat sesi dalam kondisi intervensi adalah meningkat dengan tingkat kecenderungan stabilitas 75% yang berarti tidak stabil.

4. Tingkat peubahan (level change) pada kondisi baseline-1 (A-1) adalah konstan (0) dan mengalami peningkatan pada kondisi intervensi dan

baseline-2 (A-2) masing-masing (+10).

5. Perubahan level antara sesi terakhir kondisi baseline-1 (A-1) dengan sesi awal kondisi intervensi terdapat selisih yang cukup besar, yaitu (+40) yang merupakan peningkatan sebelum intervensi dan selama intervensi diberikan. 6. Hasil data overlap dari baseline-1 ke intervensi adalah 0% yang berarti tidak terdapat data overlap (tumpang tindih) data intervensi pada baseline-1 sehingga dapat disimpulkan intervensi berpengaruh terhadap target behavior. Kondisi yang sama terjadi dari kondisi intervensi ke baseline-2, data overlap adalah 0% yang berarti dapat diyakini pengaruh intervensi terhadap target behavior yang telah ditentukan. Dengan kondisi seperti di atas, berarti hipotesis penelitian dapat diterima.

B.Saran

1. Saran untuk guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan agar guru menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dalam kegiatan membaca pemahaman mata pelajaran bahasa Indonesia. Karena melalui teknik pembelajaran ini DN mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan teks bacaan RA Kartini. Penggunaan teknik pembelajaran ini tidak terbatas pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi peneliti berkeyakinan dapat digunakan pada mata pelajaran lain, karena pada dasarnya semua mata pelajaran membutuhkan pemahaman siswa.


(43)

66

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan penelitian sangat bermanfaat bagi guru, maka diharapkan kegiatan penelitian ini dikembangkan lebih lanjut pada materi dan populasi yang lebih luas di sekolah. Hendaknya sekolah melengkapi fasilitas belajar, untuk menunjang kelancaran belajar mengajar di kelas, supaya hasil belajar siswa meningkat.

4. Saran untuk peneliti selanjutnya.

Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned), pada subjek dengan karakteristik, target

behavior yang berbeda sehingga dapat memberikan sumbangsih ilmu yang lebih luas.


(44)

67

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. (2010) Penerapan Metode KWL sebagai Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas III SD Negeri 5 Kota Sukabumi.Bandung: Universitas Islam Nusantara.

Arikunto, S. (2007) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asmani, J. (2013) 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: Diva Press.

Asrori, M. (2007) Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Bellanca, J. (2011) 200+ Strategi dan Proyeksi Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.

Darmadi, H. (2012) Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005) Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah

Inklusif. Jakarta. Depdiknas.

Elliot, SN., dkk. 2000 Educational Psychology: Effective Teaching, Effective

Learning. Jakarta: PT. Gramedia.

Haryadi dan Zamzami. (1997) Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia.Yogyakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek

Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Husna, N. (2012) The Effect of Using KWL Technique Toward Students’ Reading

Comprehension. [Online]. Tersedia di: http://pbs.unp.ac.id [Diakses 20 Januari 2103].

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990) Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhadi. (2004) Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?: Suatu

Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nurhidayat, W. (2007) Keefektifan Penggunaan Teknik KWL dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMPN 1 Subang. Bandung: Universitas Islam Nusantara.

Nurgiyantoro, B. (2001) Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


(45)

68

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ogle, D. (1987) KWL In Action: Secondary Teachers Find Applications that Work . National-Louis University. [Online]. Tersedia di:

http://academic.research.microsoft.com/Paper/3294647[Diakses 22 Januari 2013]. Rahim, F. (2007) Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua). Jakarta. Bumi Aksara.

Somad, P. dan Hernawati, T. (1995) Ortopedagogik Anak Tunarungu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukasih, E. (2008) Mengenal Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional. Surakarta: CV Mediatama.

Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian dengan

Subyek Tunggal. Otsuka: Center for on International Cooperation in Educational

Development (CRICED) University of Tsukuba.

Sunanto, J. (2005) Penelitian dengan SSR (Single Subject Research). [Online].Tersedia di : http://file.upi.edu [Diakses23 Januari 2013]

Susetyo, B. (2011) Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan

Teori Responsi Butir. Bandung: CV. Cakra.

Susetyo, B. (2010) Statistik Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tampubolon. (1990) Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. (2008) Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim. (2006) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia untuk SMPLB-B. Jakarta: BSNP Depdiknas.

Wainwright, G. (2007) Speed Reading Better Recalling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(46)

69

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Warsono dan Hariyanto. (2012) Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.


(1)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman DN. Hal ini terbukti dari paparan di bawah ini:

1. Terjadi perubahan positif sikap DN dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman tentang RA Kartini, meskipun semua perubahan tersebut terjadi tak lepas dari bimbingan yang ketat. Dengan menggunakan teknik pembelajaran ini, DN mulai berani mengungkapkan pengetahuan yang dimilikinya tentang RA Kartini, berani bertanya tentang apa yang ingin diketahuinya tentang RA Kartini, dan berkurangnya sifat ketergantungan DN pada guru dalam mengerjakan soal-soal karena peneliti menuntut DN untuk membuka dan mempelajari kembali catatan-catatan yang ditulis pada tahap belajar (learned).

2. Perolehan mean level pada kondisi baseline-1 adalah 25 yang berarti kemampuan membaca pemahaman DN sangat rendah. Dengan kondisi seperti ini, DN membutuhkan intervensi berupa teknik pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai dengan karakteristiknya. Peneliti memahami betul bahwa teknik pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini tidak sepenuhnya sesuai dengan karakteristik DN, namun setidaknya bisa membantu dia dalam mememenuhi kebutuhan belajarnya. Diketahui, level perubahan pada kondisi baseline-1adalah 0 yang berarti data yang diperoleh selama tiga sesi dalam kondisi ini adalah konstan dengan tingkat kecenderungan stabilitas 100% yang berarti stabil.

3. Perolehan mean level pada kondisi intervensi adalah 72,50 mengalami peningkatan sebesar 47,5 poin dari kondisi sebelumnya. Diketahui level


(2)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan pada kondisi ini adalah (+10) yang berarti data yang diperoleh selama empat sesi dalam kondisi intervensi adalah meningkat dengan tingkat kecenderungan stabilitas 75% yang berarti tidak stabil.

4. Tingkat peubahan (level change) pada kondisi baseline-1 (A-1) adalah konstan (0) dan mengalami peningkatan pada kondisi intervensi dan baseline-2 (A-2) masing-masing (+10).

5. Perubahan level antara sesi terakhir kondisi baseline-1 (A-1) dengan sesi awal kondisi intervensi terdapat selisih yang cukup besar, yaitu (+40) yang merupakan peningkatan sebelum intervensi dan selama intervensi diberikan. 6. Hasil data overlap dari baseline-1 ke intervensi adalah 0% yang berarti tidak terdapat data overlap (tumpang tindih) data intervensi pada baseline-1 sehingga dapat disimpulkan intervensi berpengaruh terhadap target behavior. Kondisi yang sama terjadi dari kondisi intervensi ke baseline-2, data overlap adalah 0% yang berarti dapat diyakini pengaruh intervensi terhadap target behavior yang telah ditentukan. Dengan kondisi seperti di atas, berarti hipotesis penelitian dapat diterima.

B.Saran

1. Saran untuk guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan agar guru menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned) dalam kegiatan membaca pemahaman mata pelajaran bahasa Indonesia. Karena melalui teknik pembelajaran ini DN mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan teks bacaan RA Kartini. Penggunaan teknik pembelajaran ini tidak terbatas pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi peneliti berkeyakinan dapat digunakan pada mata pelajaran lain, karena pada dasarnya semua mata pelajaran membutuhkan pemahaman siswa.


(3)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan penelitian sangat bermanfaat bagi guru, maka diharapkan kegiatan penelitian ini dikembangkan lebih lanjut pada materi dan populasi yang lebih luas di sekolah. Hendaknya sekolah melengkapi fasilitas belajar, untuk menunjang kelancaran belajar mengajar di kelas, supaya hasil belajar siswa meningkat.

4. Saran untuk peneliti selanjutnya.

Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan teknik pembelajaran mengetahui (know), ingin mengetahui (want), dan belajar (learned), pada subjek dengan karakteristik, target behavior yang berbeda sehingga dapat memberikan sumbangsih ilmu yang lebih luas.


(4)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. (2010) Penerapan Metode KWL sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas III SD Negeri 5 Kota Sukabumi.Bandung: Universitas Islam Nusantara. Arikunto, S. (2007) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, J. (2013) 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: Diva Press.

Asrori, M. (2007) Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Bellanca, J. (2011) 200+ Strategi dan Proyeksi Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.

Darmadi, H. (2012) Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005) Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Inklusif. Jakarta. Depdiknas.

Elliot, SN., dkk. 2000 Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning. Jakarta: PT. Gramedia.

Haryadi dan Zamzami. (1997) Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Husna, N. (2012) The Effect of Using KWL Technique Toward Students’ Reading Comprehension. [Online]. Tersedia di: http://pbs.unp.ac.id [Diakses 20 Januari 2103].

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990) Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhadi. (2004) Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?: Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nurhidayat, W. (2007) Keefektifan Penggunaan Teknik KWL dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMPN 1 Subang. Bandung: Universitas Islam Nusantara.

Nurgiyantoro, B. (2001) Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


(5)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ogle, D. (1987) KWL In Action: Secondary Teachers Find Applications that Work . National-Louis University. [Online]. Tersedia di:

http://academic.research.microsoft.com/Paper/3294647[Diakses 22 Januari 2013].

Rahim, F. (2007) Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua). Jakarta. Bumi Aksara.

Somad, P. dan Hernawati, T. (1995) Ortopedagogik Anak Tunarungu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukasih, E. (2008) Mengenal Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional. Surakarta: CV Mediatama.

Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal. Otsuka: Center for on International Cooperation in Educational Development (CRICED) University of Tsukuba.

Sunanto, J. (2005) Penelitian dengan SSR (Single Subject Research). [Online].Tersedia di : http://file.upi.edu [Diakses 23 Januari 2013]

Susetyo, B. (2011) Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV. Cakra.

Susetyo, B. (2010) Statistik Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tampubolon. (1990) Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. (2008) Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim. (2006) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMPLB-B. Jakarta: BSNP Depdiknas.

Wainwright, G. (2007) Speed Reading Better Recalling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(6)

Edi Sujiati Maulana, 2014

Penggunaan Teknik Pembelajaran Mengetahui (Know), Ingin Mengetahui (Want), Dan Belajar (Learned) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Vii Di Slb Pgri Karya Winaya Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Warsono dan Hariyanto. (2012) Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB BC PERMATA HATI SUMEDANG (Studi Eksperimen dengan Single Subject Research).

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA : Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung.

1 1 50

PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DALAM MENINGKATKAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunarungu Kelas VIII SLB-B Sukapura.

3 14 34

PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi.

4 29 29

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG REPRODUKSI PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada anak tunarungu kelas 2 SMPN di SLB YP3ATR 1 Cicendo.

0 0 30

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KWL (KNOW-WANT-LEARNED) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SEDERHANA PADA SISWA TUNARUNGU : Eksperimen pada Siswa Tunarungu Kelas II SDLB di SLB-X.

0 2 36

Pengaruh Penerapan know-Want to Know-Learned (KWL) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Tunarungu kelas VII SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 0 17

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK K-W-L PLUS (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED PLUS) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH.

0 1 194

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED DI KELAS VA

0 0 10