Pengaruh Celebrity Endorsers (Luna Maya) terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Kartu Perdana XL.

(1)

Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengaruh Celebrity Endorsers (Luna Maya) Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk kartu perdana XL”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Celebrity Endorser dilihat dari sumber kredibilitasnya (attractiveness, trustworthiness, dan expertise) terhadap minat beli konsumen pada produk XL.

Untuk mengukur dan menganalisa hubungan antara kedua variabel diatas, penulis menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang pernah menonton / melihat iklan XL. Dalam penelitian ini metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert. Kemudian dari hasil tanggapan responden dihitung dengan mengunakan metode regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 12.

Hasil penelitian menjukkan bahwa Celebrity Endorser dalam iklan XL mempunyai hubungan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan dengan metode regresi sederhana yang menunjukkan bahwa Source Credibility mempengaruhi minat beli konsumen sebesar 17,9 % dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, sedangkan sisanya 82,1 % dipengaruhi oleh faktor lain. Ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Celebrity Endorser dengan minat beli konsumen pada produk XL.

Penulis memberikan saran kepada perusahaan untuk mempertimbangkan model iklan, identitas model sehingga meningkatkan kredibilitas seorang endoser, selain itu isi pesan yang disampaikan perlu mempertimbangkan dan memahami faktor psikologis agar konsumen dapat memahami arti pesan yang diterima dan isi pesan yang dapat lebih dipercaya. Disamping itu pesan sebaiknya memberikan informasi yang cukup mengenai produk. Mengingat semakin maraknya iklan yang menggunakan konsep Celebrity Endorser, agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain, maka unsur Attractiveness harus dipertimbangkan, dimana kemenarikan seorang endorser dalam menyampaikan kesaksiannya harus dapat menarik perhatian pemirsa. Terdapat unsur-unsur lain yang harus dipertimbangkan juga, yaitu Trustworthiness (kejujuran) dan Expertise (keahlian).

Kata Kunci : Celebrity Endorsers, Attractiveness , Trustworthiness , Expertise dan Minat Beli


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.4 Kegunaan Penelitian...10

1.5 Pembatasan Masalah...11

1.6 Sistematika Penulisan……….11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...12

2.1 Kajian Pustaka...12

2.1.1 Pemasaran...12

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran...12


(3)

2.1.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran...13

2.1.2.2 Unsur-unsur Bauran Pemasaran...14

2.1.3 Promosi...16

2.1.3.1 Pengertian Promosi...16

2.1.3.2 Fungsi Promosi...16

2.1.3.3 Tujuan Promosi...18

2.1.3.4 Bauran Promosi...19

2.1.4 Periklanan……...21

2.1.4.1 Pengertian Periklanan……...21

2.1.4.2 Fungsi Periklanan...22

2.1.4.3 Tujuan Periklanan...24

2.1.4.4 Teknik Kreativitas Periklanan...24

2.1.4.5 Keuntungan Media Periklanan Televisi...26

2.1.5 Celebriti Endorser...27

2.1.5.1 Pengertian Celebriti Endorser...27

2.1.5.2 Kredibilitas Sumber...28

2.1.5.3 Hal dalam pemilihan endorser...32

2.1.5.4 Keuntungan Celebrity Endorser...33

2.1.6 Minat Beli...34


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...41

3.1 Objek Penelitian...41

3.2 Metode Penelitian...41

3.2.1 Desain Penelitian…………...41

3.2.2 Jenis Data dan Sumber Data……….42

3.2.3 Operasional Variabel...43

3.2.4 Metode Pengambilan Data...46

3.2.5 Metode Penentuan dan Teknik Pengambilan Sampel...46

3.2.5.1 Populasi...46

3.2.5.2 Sampel...47

3.2.5.3 Teknik Sampling………48

3.2.5.4 Jumlah Sampel………...…48

3.2.6 Kuesioner dan Pengambilan Data...49

3.2.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data...49

3.2.8 Validitas dan Reliabilitas...50

3.2.8.1 Validitas...50

3.2.8.2 Reliabilitas...53

3.2.9 Analisis Regresi...54

3.2.9.1 Analisis Regresi Berganda……….54


(5)

3.2.10 Koefisien Determinasi………..56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...57

4.1 Gamabran Umum Responden...57

4.2 Tanggapan Konsumen...59

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Attractiveness...67

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Trustworthiness………..69

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Expertise………71

4.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Minat Beli...73

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis………...74

4.3.1 Hipotesis 1………..………..75

4.3.2 Hipotesis 2………76

4.3.3 Hipotesis 3………77

4.3.4 Hipotesis 4………...….78

4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………80

4.4.1 Pengujian Validitas...80

4.4.2 Pengujian Reliabilitas...81

4.5 Analisis Akhir………82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...83

5.1 Kesimpulan...83


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA...86 LAMPIRAN...89


(7)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Operasional Variabel...44

TABEL 3.2 Uji Validitas Awal……….51

TABEL 3.3 Uji Validitas Akhir………...…..52

TABEL 3.4 Hasil Uji Reliabilitas………..54

TABEL 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...57

TABEL 4.2 Profil Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak...58

TABEL 4.3 Profil Responden Berdasarkan Frekuensi Melihat...58

TABEL 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Attractiveness...60

TABEL 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Trustworthiness...62

TABEL 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Expertise...64

TABEL 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Minat Beli...67

TABEL 4.8 Model Summary Attractiveness Terhadap Minat Beli……….……...69

TABEL 4.9 Model Summary Trustworthiness Terhadap Minat Beli……….70

TABEL 4.10 Model Summary Expertise Terhadap Minat Beli………....71

TABEL 4.11 Model Summary Source Credibility Terhadap Minat Beli………...72

TABEL 4.12 Uji Validitas Awal………...74

TABEL 4.13 Uji ValiditasAkhir………...75


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Seluler...1

GAMBAR 2.1 Model AIDA………37


(9)

Bab I. Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Telepon seluler berkembang dengan sangat pesat, hal tersebut ditunjukkan dengan presentase kenaikan jumlah pelanggan telepon seluler di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dalam periode tahun 1996-2004 pertumbuhan rata-rata pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai angka 65,5 % per tahun.

Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Seluler (1996-2002)

Sumber: Warta Ekonomi (23/03/06)

Salah satu produk sarana telekomunikasi yang saat ini mengalami perkembangan pasar cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak


(10)

Bab I. Pendahuluan 2

produk kartu perdana bermunculan mengikuti zaman sesuai dengan kebutuhan konsumen yang ditawarkan. dengan merek yang berbeda. Dengan adanya berbagai merek kartu seluler, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen sehingga menuntut pihak manajemen perusahaan untuk lebih berhati–hati dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya. Oleh karena itu dalam menghadapi persaingan perlu merumuskan strategi pemasaran yang tepat dan perusahaan harus mampu menganalisis lingkungan perusahaan. Pengetahuan mengenai strategi pemasaran sangat penting bagi perusahaan yan g ingin sukses di era globalisasi ini, diantaranya strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk menghadapi persaingan agar tetap eksis dan berkembang dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen adalah perusahaan harus benar-benar mempersiapkan secara matang baik dari penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, penawaran, dan juga mengidentifikasikan pasar sasaran yang dituju. Hal lain yang perlu dipersiapkan juga adalah dengan melakukan strategi bauran pemasaran, yaitu salah satunya dengan promosi. Menurut Boyd, Harper W. Walker, Orville C dan Larreche, Jean claude mengatakan bahwa perusahaan mengembangkan program pemasarannya melalui penggunaan advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), personal selling (penjualan pribadi), direct marketing (pemasaran langsung), serta public relation (hubungan masyarakat) yang dimana semuanya merupakan komponen-komponen bauran promosi.

Kotler (2003) mendefinikan Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan


(11)

Bab I. Pendahuluan 3

sponsor tertentu. Sedangkan menurut Jefkins (1997) Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Dimana periklanan juga merupakan suatu unsur penting yang bertujuan antara lain Kotler (2005) :

Informative advertising

Iklan yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu kepada konsumen misalnya memperkenalkan produk baru dan menjelaskan daya guna dari produk yang dipasarkan.

Persuasive advertising

Iklan yang sifatnya membujuk atau mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkan misalnya mempengaruhi konsumen untuk pindah ke merek kita.

Reminder advertising

Iklan yang sifatnya mengingatkan para konsumen akan produk yang sudah ada. Misalnya mengingatkan konsumen untuk membeli produk tersebut, menjaga agar produk yang ditawarkan menjadi prioritas utama.

Menurut Agus Trianto (2001) iklan adalah sebuah tanggung jawab dalam proses penjualan dan pemasaran dan bentuk tulisan, gambar, film atau gabungan unsur-unsur tersebut. Selain itu juga iklan merupakan tawaran dan tantangan dengan iming-iming yang ditunjukan kepada khalayak agar mau mengikuti apa yang dicantumkan dalam penawaran dan tantangan tersebut dapat melalui tulisan,


(12)

Bab I. Pendahuluan 4

visual dan keduanyan. Iklan bisa menstimulasi konsumsi dan aktivitas ekonomi serta memperagakan gaya hidup dan orientasi nilai tertentu. Setiap saat konsumen dihadapkan pada begitu banyak iklan di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik sebagai alat untuk memenangkan dunia persaingan.

Kartu prabayar XL merupakan merek operator seluler yang pangsa pasarnya sangat luas, seperti Simpati dan Mentari dan kartu-kartu perdana lainnya yang juga merupakan pesaing-pesaing di bidang layanan komunikasi. Dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat, XL melakukan berbagai strategi pemasaran, salah satunya dengan melakukan promosi melalui iklan.

Media periklanan yang makin marak pada saat ini memaksa para pemasar untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat iklan dan pesan yang akan disampaikan. Media iklan televisi dianggap paling efektif karena sifatnya audio visual selain itu perusahaan juga melakukan iklan melalui media cetak. Di dalam pembuatan iklan tak luput dan semakin marak dari peran selebriti sebagai endorser. Dalam iklan tersebut, para selebriti menjelaskan berbagai fitur layanan komunikasi yang ditawarkan oleh kartu prabayar XL dan bagaimana kartu prabayar tersebut memberikan kemudahan dalam keseharian mereka. Iklan televisi kartu perdana XL yang ditayangkan tersebut mengusung celebrity endorser yang dikenal sebagai presenter, penyanyi dan aktris yang ngetop dan menarik. Yang diduga merupakan unsur yang paling kuat dalam membangun minat beli dari konsumen.

Wiryawan dan Pratiwi (2009) manyatakan saat ini, penggunaan selebriti dalam berbagai iklan terbukti sangat efektif untuk membentuk stopping power


(13)

Bab I. Pendahuluan 5

bagi penonton. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk mengkomunikasikan suatu merek produk dan membentuk identitas serta menentukan brand image produk yang diiklankan. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan (advertising appeals), dinilai dapat mempengaruhi preferensi konsumen karena selebriti dapat menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Namun perlu diingat pula bahwa produsen perlu berhati hati menggunakan sang selebriti dalam mengiklankan produknya, sebab bisa jadi pemilihan bintang iklan yang salah dapat menyebabkan turunnya value dari suatu merek. Perusahaan harus cermat dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan. Semua itu memiliki alasan karena personality artis mempengaruhi personality merek Wiryawan dan Pratiwi (2009). Pemilihan selebriti ini dapat dilakukan melalui berbagai pertimbangan. Saat ini XL masih mengikat kontrak dengan Luna Maya sebagai ikon sekaligus endorser pada iklan XL. Oleh karena itu peneliti menggunakan Luna Maya sebagai sampel penelitian.

Bagi produk baru, penggunaan endorser atau pembicara merupakan upaya pengiklan untuk meraih publisitas dan perhatian (attention getting power) produk tersebut. Meskipun mereka adalah aktor, selebriti, eksekutif, atau kepribadian yang diciptakan, endorser terbaik adalah mereka yang bisa membangun brand image yang kuat.

Davina (2008) mengatakan bahwa selebriti yang cocok akan menaikkan nilai perhatian dan persuasi. Keberhasilan upaya membangun brand image ini sangat ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi icon produk tersebut. Dengan dipersepsikannya seorang celebrity endorser secara


(14)

Bab I. Pendahuluan 6

positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula brand image yang terbentuk di benak konsumen.

Pemakaian celebrity endorser merupakan salah satu alternatif yang cukup baik untuk meningkatkan pembelian suatu produk yang ditawarkan dan nilai akhirnya diharapkan dari pembelian produk yang ditawarkan akan mampu meningkatkan penjualan dan pada akhirnya tujuan dari perusahaan yaitu mendapatkan minat beli yang besar dari konsumen untuk membeli produknya (Kotler, 2005).

Dalam periklanan untuk menarik minat para pembeli salah satu promosinya adalah dengan pemakaian Celebrity Endorsers (Kotler, 2005). Dalam memilih suatu selebriti untuk memasarkan suatu produknya bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam studi yang dilakukan Ohanian (1990) mengemukakan skala pengukuran untuk mengukur persepsi adalah keahlian, daya tarik dan kejujuran Celebrity Endorsers. Ketiga dimensi ini dimaksudkan sebagai ukuran kredibilitas sumber (Source Credibility) yang didefinisikan sebagai karakteristik positif komunikator yang mempengaruhi akseptansi penerima pesan (Tjiptono et all, 2004).

Menurut Ohanian, Roobina (1990) terdapat 3 pengukuran dalam source credibility yaitu :

1. Keahlian (Expertise)

Keahlian adalah dimensi kedua dari kredibilitas sumber seperti yang didefinisikan oleh Hovland, Janis,dan Kelley (1953). Dimensi ini juga


(15)

Bab I. Pendahuluan 7

1698), “keahlian” (Applbaum dan Anatol, 1972), atau “kualifikasi” (Berlo,

Lemert, dan Mertz, 1996). Invetigasi penelitian tentang sumber keahlian dalam komunikasi yang menarik perhatian biasanya mengindikasikan bahwa sumber-sumber tersebut merasa keahlian mempunyai dampak yang positif atas peerubahan sikap (Horai, Naccari, dan Fatoullah 1974; Maddux dan Rogers 1980; Mills dan harvey 1972; Ross 1973).

2. Daya Tarik ( Attractiveness )

Organisasi riset yang signifikan dalam iklan dan komunikasi menyatakan bahwa daya tarik fisik adalah simbol penting dalam penilaian awal individu terhadap orang lain (Baker dan Churchill, 1997; Chaiken, 1979; Joseph, 1982; Kahle dan Homer, 1985; Mills dan Aroson, 1965; Widgery dan Ruch, 1981). Dalam tinjauan yang menyeluruh, Joseph (1982) merangkum bukti percobaan dalam iklan ilmu yang terkait dengan dampak komunikator yang menarik secara fisik terhadap perubahan opini, evaluasi produk, dan tolak ukur ketergantungan lainnya.

3. Kejujuran ( Trustworthiness )

Paradigma kejujuran dalam komunikasi adalah sebuah bentuk kepercayaan pemirsa dalam tingkat penerimaan pesan yang disampaikan. Griffin (1967) menilai konsep kepercayaan dalam perjalanan waktu dari jaman Aristoteles hingga King, menyimpulkan bahwa apa yang disimpulkan Aristoteles dengan

“etos” dan apa yang Hovland, Janis,dan Kelley (1953) menyebutkan sebagai

kredibilitas sumber adalah sebuah konsep yang sama: pendengar percaya kepada


(16)

Bab I. Pendahuluan 8

psikologis”, dan iklim kondusif yang dirasakan sering kali dinyatakan sebagai

sebuah konsekuensi pilihan dari kepercayaan tersebut (Griffin, 1967).

Ketiga dimensi tersebut sangat berpengaruh besar terhadap suatu produk sehingga dibutuhkan sekali dengan adanya celebrity endorser dapat membantu peningkatan volume penjualan. Penggunaaan selebriti dalam suatu perusahaan sebagai endorser atau yang biasa dikenal dengan istilah celebrity endorser marak digunakan karena mereka diyakini dapat mempercepat timbulnya brand awareness. Pasalnya, dengan semakin kompetitifnya persaingan di dunia bisnis saat ini, memaksa para perusahaan untuk lebih sering menggunakan selebritis untuk menciptakan brand awareness yang cepat atas produk-produknya Pohan, (2004).

Maraknya penggunaan celebrity endorser didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pesan yang disampaikan oleh kaum selebriti yang terkenal akan mendapat perhatian yang lebih besar disamping sangat mudah diingat selain itu konsumen lebih memilih barang atau jasa yang diiklankan oleh selebriti daripada yang tidak diiklankan oleh selebriti.

Fenomena persaingan antar operator seluler yang menggunakan selebriti endorser dapat terlihat sejak awal Oktober 2007. SIMPATI semula memasang Indra Bekti sebagai ikon dan pada akhir Oktober menayangkan konsep iklan yang sangat sederhana berupa pengumuman paket Freetalk. Sedangkan MENTARI menayangkan iklan lelang tarif telepon terendah Rp 0 dengan Dian Sastro sebagai icon. Tidak mau kalah dengan para pesaingnya, XL kemudian menarik Luna Maya sebagai icon untuk meningkatkan penjualan dalam jumlah yang signifikan.


(17)

Bab I. Pendahuluan 9

Ini menjadi alasan utama peneliti memilih kartu perdana XL sebagai objek penelitian.

Dalam pemilihan Celebrity Endorser Luna Maya, ”PT XL Axiata Tbk”

tentu ingin memanfaatkan kekuatan Luna Maya untuk mendongkrak citra Kartu perdana XL guna meraih kepercayaan masyarakat luas. Dalam pemilihan Luna Maya sebagai Endorser diharapkan dapat mendorong dan mendongkrak penjualan. Kemolekan Luna tidak boleh dibiarkan sekedar sebagai pemanis, tetapi harus menjadi faktor pemicu yang menambah value pada konsumen yang membeli Kartu Perdana XL. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian akan melakukan penelitian dengan topik :

”PENGARUH CELEBRITY ENDORSERS (LUNA MAYA) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK KARTU

PERDANA XL”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis berusaha untuk mendekati beberapa pokok permasalahan dalam kaitannya dengan pengaruh celebrity endorsers terhadap minat beli konsumen pada produk KARTU PERDANA XL.

Adapun beberapa cakupan permasalahan yang berhasil penulis identifikasi diantaranya adalah:

1. Apakah Source Credibility berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk Kartu Perdana XL?


(18)

Bab I. Pendahuluan 10

2. Seberapa besar pengaruh Source Credibility terhadap minat beli konsumen pada produk Kartu Perdana XL?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang diadakan adalah:

1. Menganalisis pengaruh Source credibility terhadap minat beli pada produk Kartu Perdana XL.

2. Menganalisis seberapa besar pengaruh Source Credibility terhadap minat beli konsumen pada produk Kartu Perdana XL.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi penulis,

 Untuk membandingkan teori yang didapat selama penulis mengikuti perkuliahan dengan kenyataan yang ada di perusahaan.

 Untuk menambah pengetahuan dan wasasan mengenai pemahaman masalah pada celebrity endorsers dan minat beli.

2. Pihak lain

 Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan masukan bagi pihak-pihak lain yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh informasi yang dihasilkan dari penelitian ini.


(19)

Bab I. Pendahuluan 11

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pada konsumen yang pernah melihat iklan Kartu perdana XL dengan celebrity endorser Luna Maya.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi sistematika penulisan dalam beberapa bagian:

BABI: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

BABII: KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini menguraikan konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian sebelumnya. Bab ini juga menguraikan model dalam penelitian ini.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai sejarah singkat perusahaan, metode penelitian, jenis dan sumber data, pengukuran dan operasional variabel, teknik pengambilan sampel dan populasi, uji validitas, uji reliabilitas, dan metode analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai data, hasil pengolahan data, dan temuan penelitian.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN


(20)

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hubungan Celebrity Endorser sebagai penyampaian pesan iklan dengan minat beli konsumen pada produk XL, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Attractiveness (daya tarik)

Selain mempunyai penampilan fisik, Luna Maya sebagai model iklan produk XL ini juga mempunyai kepribadian khas, menarik dan mempunyai kemampuan untuk disukai ini berusaha menampilkan kesaksian dan pengalaman mereka semenarik mungkin sehingga responden menyukai Luna Maya. Semua efektifitas Luna Maya dapat menarik perhatian pemirsa dalam hal ini konsumen yang dituju, sehingga dapat menciptakan kesadaran akan keberadaan produk dan berkembang menjadi kesadaran akan merek, yang akhirnya mempengaruhi minat dan mendorong sikap untuk mencoba atau membeli produk XL.

Penggunaan Celebrity Endorser (Luna Maya) ini dalam iklan XL cukup dapat menarik perhatian pemirsa (dalam hal ini responden), walaupun pemirsa iklan tampaknya masih kurang yakin dengan informasi mengenai pengetahuan produk serta kebenaran isi pesan yang disampaikan endoser melalui kesaksiannya, sehingga unsur Attractiveness, Trustworthiness, dan Expertise dari Celebrity Endorser masih harus


(21)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 78

ditingkatkan.

Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya mempunyai daya tarik fisik yang mendukung dan dapat dikatakan sebagai model iklan yang menarik.

2. Trustworthiness (kepercayaan)

Mengacu pada kecenderungan untuk percaya kepada seseorang. Trustworthiness yaitu kelayakan suatu endorser untuk dipercaya, melalui kebenaran isi pesan yang disampaikan. Kebenaran isi pesan dapat dilihat berdasarkan kesaksian Luna Maya dalam menceritakan pengalamannya setelah menggunakan produk XL, sehingga dapat dipercayai bahwa isi pesan tersebut adalah suatu yang dipercaya. Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya dapat dipercaya dalam mengiklankan produk XL dan dapat dikatakan sebagai model iklan yang jujur.

3. Expertise (keahlian)

Hal ini mengacu pada keahlian, pengetahuan Luna Maya yang cukup mengenai produk sehingga menunjang kebenaran kesaksian dari endorser yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Hal ini dapat dilihat dari perolehan kuesioner dimana para responden lebih banyak menjawab setuju.


(22)

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 79

Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya mempunyai keahlian untuk mengiklankan produk XL. 4. Dari hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa Celebrity Endorser

(Luna Maya) dalam iklan XL mempunyai hubungan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan statistik yang menggunakan metode regresi sederhana sebesar 17,9%. Ini berarti menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Celebrity Endorser dengan minat beli konsumen. Artinya unsur-unsur dari Celebrity Endorser (Attractiveness, Trustworthiness, Expertise) cukup mempengaruhi minat beli konsumen. Sisanya 82,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga Luna Maya dapat diterima konsumen sebagai model iklan XL yang baik.

5.2. Saran

Setelah melakukan pengamatan langsung dan mengacu pada hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi iklan Pantene selanjutnya, yaitu:

1. Jika perusahaan menggunakan konsep Celebrity Endorser, maka tidak sembarang dalam memilih model iklannya, identitas model sehingga meningkatkan kredibilitas seorang endorser. Selain itu isi pesan yang disampaikan ini perlu mempertimbangkan dan memahami faktor psikologis (seperti reaksi emosional) sehingga konsumen dapat memahami arti pesan yang diterima, sehingga isi pesan lebih dipercaya. Selain itu isi pesan itu


(23)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 80

sebaiknya memberikan informasi yang cukup mengenai pengetahuan produk.

2. Melihat semakin maraknya iklan yang menggunakan konsep Celebrity Endorser, agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain, maka unsur Attractiveness harus dipertimbangkan, dimana kemenarikan seorang endorser dalam menyampaikan kesaksiannya harus dapat menarik perhatian pemirsa. Terdapat unsur-unsur lain yang harus dipertimbangkan juga, yaitu Trustworthiness (kejujuran) dan Expertise (keahlian).


(24)

Daftar Pustaka

Universitas Kristen Maranatha 86

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, BPFE, Yogyakarta, 2004.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran ”. Edisi Millenium, Jilid Kedua. PT. Prenhalindo. Jakarta, 2000.

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, edisi 11, Indeks, Jakarta, 2005. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, edisi 11, Indeks, Jakarta, 2005. Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Bandung, Linda Karya, 2004.

Saladin, Djaslim, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, 2002.

Simamora, Henry, Manajemen Pemasaran Internasional, Jakarta:Erlangga, 2000. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2005.

Swasta, Basu, dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 2004.

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi, Yogyakarta, 2002

Wiryawan, Driya dan Pratiwi, Anisa, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5 No. 3 Mei, 2009.

Jefkins, Frank, Periklanan, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1997

Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, 11th ed. Prentice Hall. New Jersey: Upper Saddle River.

Agus, Trianto, Copywriter Periklanan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Tjiptono, Chandra, Diana, “ Marketing Scale “ ANDI, Jogjakarta, 2004.


(25)

Daftar Pustaka 87

Ohanian, Roobina. 1990. ” Construction and Validation of Scale to Measure

Celebrity Endorsers Perceived Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness ”.

Journal of Advertising. ABI/INFORM Research. 19(3):39-52.

Shimp, Terence A, Periklanan Promosi-1st Ed, Jakarta:Penerbit Erlangga, 2000. Kotler, Philip dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kedelapan, Jakarta, Erlangga, 2001.

Suhandang, Kustadi, Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005 Swastha, Basu, Manajemen Penjualan. Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1998. Durianto, D.,S, Invasi Pasar Dengan iklan yang efektif: Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, Jakarta: Pustaka Utama Gandhi, 1993. Longman Dictionary of Contemporary English. England: Pearson Education Limited, 2001.

Rashid, Ma, Zabid A., Nallamuthu, Jainthy, & Sidin, Samsinar, Perseptions of advertaising ang celebrity endorsement in Malaysia, Asia Pasific Management Review, 2002.

Ismail, Solihin, Kamus Pemasaran, Edisi Kesatu, Bandung: Penerbit Pustaka, 2004.

Anoraga, pandji, Manajemen Bisnis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran 1 ”. Edisi Millenium, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2002.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran 2 ”. Edisi Millenium, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2002.


(26)

Daftar Pustaka

Universitas Kristen Maranatha 88

Sugiarto, ‘Teknik Sampling’, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Bungin, Burhan, Metodelogi penelitian sosial: Format-format kuantitatif dan kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Widayat, Metode Penelitian Pemasaran, UMM Press, Malang, 2004.

Sekaran,Uma, Research Menthod for Bussiness A skill-Building Approach, 4th ed., New York: John Wiley and Sons,inc, 2003.

Gohzali, Imam (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, edisi tiga, Semarang: Universitas Diponogoro.

Santoso dan Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.


(1)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 78

ditingkatkan.

Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya mempunyai daya tarik fisik yang mendukung dan dapat dikatakan sebagai model iklan yang menarik.

2. Trustworthiness (kepercayaan)

Mengacu pada kecenderungan untuk percaya kepada seseorang. Trustworthiness yaitu kelayakan suatu endorser untuk dipercaya, melalui kebenaran isi pesan yang disampaikan. Kebenaran isi pesan dapat dilihat berdasarkan kesaksian Luna Maya dalam menceritakan pengalamannya setelah menggunakan produk XL, sehingga dapat dipercayai bahwa isi pesan tersebut adalah suatu yang dipercaya. Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya dapat dipercaya dalam mengiklankan produk XL dan dapat dikatakan sebagai model iklan yang jujur.

3. Expertise (keahlian)

Hal ini mengacu pada keahlian, pengetahuan Luna Maya yang cukup mengenai produk sehingga menunjang kebenaran kesaksian dari endorser yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Hal ini dapat dilihat dari perolehan kuesioner dimana para responden lebih banyak menjawab setuju.


(2)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 79

Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Luna Maya mempunyai keahlian untuk mengiklankan produk XL. 4. Dari hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa Celebrity Endorser

(Luna Maya) dalam iklan XL mempunyai hubungan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan statistik yang menggunakan metode regresi sederhana sebesar 17,9%. Ini berarti menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Celebrity Endorser dengan minat beli konsumen. Artinya unsur-unsur dari Celebrity Endorser (Attractiveness, Trustworthiness, Expertise) cukup mempengaruhi minat beli konsumen. Sisanya 82,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga Luna Maya dapat diterima konsumen sebagai model iklan XL yang baik.

5.2. Saran

Setelah melakukan pengamatan langsung dan mengacu pada hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi iklan Pantene selanjutnya, yaitu:

1. Jika perusahaan menggunakan konsep Celebrity Endorser, maka tidak sembarang dalam memilih model iklannya, identitas model sehingga meningkatkan kredibilitas seorang endorser. Selain itu isi pesan yang disampaikan ini perlu mempertimbangkan dan memahami faktor psikologis (seperti reaksi emosional) sehingga konsumen dapat memahami arti pesan yang diterima, sehingga isi pesan lebih dipercaya. Selain itu isi pesan itu


(3)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 80

sebaiknya memberikan informasi yang cukup mengenai pengetahuan produk.

2. Melihat semakin maraknya iklan yang menggunakan konsep Celebrity Endorser, agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain, maka unsur Attractiveness harus dipertimbangkan, dimana kemenarikan seorang endorser dalam menyampaikan kesaksiannya harus dapat menarik perhatian pemirsa. Terdapat unsur-unsur lain yang harus dipertimbangkan juga, yaitu Trustworthiness (kejujuran) dan Expertise (keahlian).


(4)

Daftar Pustaka 86

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman, BPFE, Yogyakarta, 2004.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran ”. Edisi Millenium, Jilid Kedua. PT. Prenhalindo. Jakarta, 2000.

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, edisi 11, Indeks, Jakarta, 2005. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, edisi 11, Indeks, Jakarta, 2005. Saladin, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Bandung, Linda Karya, 2004.

Saladin, Djaslim, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, 2002.

Simamora, Henry, Manajemen Pemasaran Internasional, Jakarta:Erlangga, 2000. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2005.

Swasta, Basu, dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 2004.

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi, Yogyakarta, 2002

Wiryawan, Driya dan Pratiwi, Anisa, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5 No. 3 Mei, 2009.

Jefkins, Frank, Periklanan, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta, 1997

Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, 11th ed. Prentice Hall. New Jersey: Upper Saddle River.

Agus, Trianto, Copywriter Periklanan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Tjiptono, Chandra, Diana, “ Marketing Scale “ ANDI, Jogjakarta, 2004.


(5)

Daftar Pustaka 87

Ohanian, Roobina. 1990. ” Construction and Validation of Scale to Measure

Celebrity Endorsers Perceived Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness ”.

Journal of Advertising. ABI/INFORM Research. 19(3):39-52.

Shimp, Terence A, Periklanan Promosi-1st Ed, Jakarta:Penerbit Erlangga, 2000. Kotler, Philip dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kedelapan, Jakarta, Erlangga, 2001.

Suhandang, Kustadi, Pengantar Jurnalistik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005 Swastha, Basu, Manajemen Penjualan. Yogyakarta : Penerbit BPFE, 1998. Durianto, D.,S, Invasi Pasar Dengan iklan yang efektif: Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, Jakarta: Pustaka Utama Gandhi, 1993. Longman Dictionary of Contemporary English. England: Pearson Education Limited, 2001.

Rashid, Ma, Zabid A., Nallamuthu, Jainthy, & Sidin, Samsinar, Perseptions of advertaising ang celebrity endorsement in Malaysia, Asia Pasific Management Review, 2002.

Ismail, Solihin, Kamus Pemasaran, Edisi Kesatu, Bandung: Penerbit Pustaka, 2004.

Anoraga, pandji, Manajemen Bisnis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran 1 ”. Edisi Millenium, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2002.

Kotler, Philip,“ Manajemen Pemasaran 2 ”. Edisi Millenium, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2002.


(6)

Daftar Pustaka 88

Sugiarto, ‘Teknik Sampling’, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Bungin, Burhan, Metodelogi penelitian sosial: Format-format kuantitatif dan kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Widayat, Metode Penelitian Pemasaran, UMM Press, Malang, 2004.

Sekaran,Uma, Research Menthod for Bussiness A skill-Building Approach, 4th ed., New York: John Wiley and Sons,inc, 2003.

Gohzali, Imam (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, edisi tiga, Semarang: Universitas Diponogoro.

Santoso dan Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.