HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES PADA SISWA AKSELERASI Hubungan Antara Strategi Copingdengan Stres Pada Siswa Akselerasi.

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES
PADA SISWA AKSELERASI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Diajukan oleh :
DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO
F 100 11 4011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES
PADA SISWA AKSELERASI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)


Diajukan oleh :
DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO
F 100 11 4011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

i

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES
PADA SISWA AKSELERASI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
untuk Memenuhi Sebagian Syaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Diajukan oleh :

DIMAS YUWANTO LEKSONOPUTRO
F 100 11 4011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI COPING DENGAN STRES
PADA SISWA AKSELERASI
Dimas Yuwanto Leksonoputro
dimas.yuwan@yahoo.co.id

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Eny Purwandari

Stres merupakan sebuah keadaan dimana seseorang dihadapkan dengan

dengan kondisi atau keadaan yang menekan. Usaha atau penanganan dalam
menghadapi stres dinamakan strategi coping. Strategi coping mempengaruhi
kondisi stres yang sedang dialami oleh individu. Siswa akselerasi yang dimana
dituntut untuk belajar lebih dari siswa pada umumnya merupakan individu yang
tergolong dalam keadaan yang tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antarastrategi coping dengan tingkat stres pada siswa kelas akselerasi
laki-laki dan perempuan. Dan juga untuk mengetahui kategorisasi stres dan
strategi coping yang dialami siswa kelas akselerasi laki-laki dan perempuan.
Sample dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas akselerasi di SMP Negeri 2
Surakarta. Dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang digunakan oleh
peneliti adalah studi populasi. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan alat ukur skala psikologis. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah korelasi product moment dari pearson. Kesimpulan hasil
penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada hubungan negatif antara strategi coping dan
stres. (2) Tidak ada perbedaan stres antara laki-laki dan perempuan. (3) Ada
perbedaan strategi coping antara laki-laki dan. (4) Stres siswa akselerasi termasuk
ke dalam kategori rendah. (5) Strategi coping termasuk ke dalam kategori tinggi
Kata Kunci : Stres, Strategi Coping

v


menyelesaikan

PENGANTAR

K

manusia

unggul

Usaha

yang

Sekolah

diharapkan

mampu


mencetak

generasi-

generasi

penerus

berkualitas

Kelas

Siswa

siswa

menghadapi

dalam proses


belajar

mengajar

di

pula

dirinya menyesuaikan diri dengan
kondisi stres tersebut. Semakin tinggi
cara penyesuaian diri seorang siswa

dalam cara menangkap materi di

masalah tersendiri

dapat

dari


pada siswa akselerasi dengan cara

perbedaan

menyebabkan

reguler

lebih

yang sangat signifikan antara stres

siswa memiliki daya tangkap yang

ini

mempunyai

diperoleh hasil ada hubungan negatif


pelajaran di dalam kelas. Setiap

kelas

akselerasi

tersebut. Penelitian Pristiana (2007)

daya tangkap siswa dalam menerima

dalam

reguler

menimbulkan stres pada diri siswa

beberapa aspek, salah satunya adalah

tetapi


dan

tuntutanberkemampuan

hasil belajar siswa ditentukan oleh

Akan

akselerasi

memiliki kurikulum yang berbeda.

tantangan globalisasi. Kualitas dari

berbeda.

memenuhi

yang khusus, yaitu kelas akselerasi.


daya

guna

dalam

diselenggarakan program pendidikan

bangsa yang memiliki
sumber

di

kebutuuhan anak cerdas istimewa

sangat

dibutuhkan.


lebih

cepat daripada siswa pada umumnya.

ebutuhan akan sumber
daya

pendidikan

akselerasi maka semakin rendah
tingkat

stres

sebaliknya

sekolah.

semakin

seorang

Terutama bagi siswa yang memiliki

yang

siswa

menyesuaikan

kecepatan menangkap materi diatas

dialaminya,
rendah

cara

akselerasi
diri

dengan

kondisinya maka tingkat stresnya

rata-rata teman sebayanya.Keadaan

akan semakin tinggi. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa siswa

tersebut menjelaskan bahwa siswa

yang memiliki kemampuan cerdas

akselerasi memiliki beban yang lebih

istimewa membutuhkan penanganan

banyak

yang khusus untuk menyalurkan

karena

kurikulum

yang

diberikan kepada siswa akselerasi

kemampuannya tersebut agar dapat

lebih banyak daripada kurikulum

6

yang diberikan pada siswa reguler.

Penelitian Scholichah (2005)

Sistem degradasi atau penurunan dan

menjelaskan

pengaruh dari lingkungan, seperti

akselerasi mengalami perasaan kaget,

interaksi siswa dengan sesama siswa

jenuh, takut gagal, dan takut tidak

atau dengan guru pengajarnya juga

bisa membahagiakan kedua orang tua

mempengaruhi adanya tekanan pada

mereka. Hal ini disebabkan karena

siswa kelas akselerasi. Hali itu

siswa kelas akselerasi sudah terbiasa

disebabkan karena siswa.

mendapatkan nilai baik dan menjadi

bahwa

siswa

kelas

juara, sehingga ketika mereka tidak
menjadi juara dan tidak menjadi

PERMASALAHAN
Harapan guru, orang

seseorang

yang

menonjol

di

tua serta masyarakat terhadap siswa

lingkungan belajar yang lebih tinggi

ekselerasi sangatlah besar. Akhir-

mereka

akhir ini adanya kelas khusus siswa

(Fadillah, 2004). Jika orang tua tidak

cerdas istimewa atau kelas akselerasi

memahami kondisi anak di sekolah,

menjadi

kemungkinan besar anak tersebut

buah

bibir.

Ada

yang

mengalami

tekanan

menyatakan bahwa kelas akselerasi

akan

tersebut mampu menampung dan

lingkungannya. Kondisi seperti itu

memfasilitasi

menyebabkan

bagi

anak

yang

mengalami

tekanan

seorang

di

individu

memiliki kecerdasan di atas anak-

mengalami stres. (Pikiran Rakyat,

anak biasa pada seusianya. Namun,

19/03/2011).

tak sedikit pula yang berpendapat

LANDASAN TEORITIS

bahwa kelas akselerasi membuat
siswanya
melatih

tertekan

dan

kemampuan

Reaksi

kurang

terhadap

stres

bervariasi antara individu dari waktu

sosialisasi

siswanya. Bahkan ada pula yang

kewaktu.

menyatakan

kelas

disebabkan oleh faktor psikologis

karena

dan sosial yang tampaknya dapat

akselerasi

siswa

masuk

bukan

Perbedaan

keinginannya sendiri, tapi justru

merubah

karena dorongan dari orang tua

individu.

(www.kompas.com 22/03/2015).

mengklasifikasikan

7

dampak
Smet

ini

stresor

sering

bagi
(1999)

faktor-faktor

yang mempengaruhi stres, antara

Siswa

lain:

dituntut

usia,

sekitar mempengaruhi siswa untuk
berproses dalam belajar. Lingkungan

intelegensi,
suku,

kebudayaan,

status

ekonomi,

dan

yang

mengalami

kelas

stres,

seorang

siswa

penyesuaian diri terhadap kondisi
yang sedang dihadapinya.

stabilitas

emosi secara umum, tipe
A,

siswa

berusaha untuk melakukan upaya

introvert-

ekstrovert,

mendukung

akselerasi mengalami stres. Ketika

kondisi

b. Karakteristik kepribadian,
lain:

kurang

mengakibatkan

fisik.

antara

memiliki

lingkungan dan tekanan dari orang

temperamen, faktor-faktor

pendidikan,

dapat

dari pada siswa reguler. Kondisi

tahap

kehidupan, jenis kelamin,

genetik,

untuk

akselerasi

penguasaan materi yang lebih cepat

a. Kondisi individu, antara
lain:

kelas

Menurut Baron dan Byrne

kepribadian

(2003)

(dalam

Triantoro

dan

“ketabahan” (hardiness),

Nofrans, 2009) ada beberapa faktor

locus

yang mempengaruhi stres salah satu

of

control,

kekebalan, dan ketahanan.

diantaranya

adalah

kemampuan

kognitif,

antara

coping seorang individu. Berarti

dukungan

sosial

berdasarkan hasil pernyataan dari

yang dirasakan, jaringan

Baron dan Byrne dapat diketahui

sosial, dan kontrol pribadi

bahwa ada hubungan antara stres

yang dirasakan.

dengan bagaimana seorang individu

c. Sosial
lain:

d. Hubungan

dengan

lingkungan
dukungan
diterima,

dan

mengurangi

sosial,

situasi yang menekan. Oleh sebab

yag

itu strategi coping merupakan salah

integrasi

satu faktor yang mempengaruhi

sosial
dan

mengendalikan

dalam jaringan sosial.

tingkat stres seorang individu.

e. Strategi coping.

8

Berdasarkan latar belakang
diatas,

peneliti

tertarik

0.9483 (Fadhilah, 2012). Sedangkan
untuk Ways of Coping α= 0.850

ingin

(Dian, 2008).

mengetahui apakah ada hubungan
antara strategi coping dengan stres

Metode

pada siswa yang bersekolah di kelas

analisis

yang

digunakan adalah korelasi Product

akselerasi

Moment

dari

SPSS

15.0

for

Windows, untuk hubungan antara

METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian : Seluruh

strategi copyng dengan tingkat stress

siswa dan siswi kelas akselerasi di

iswa laki-laki dan siswa perempuan

SMP Negeri 2 Surakarta berjumlah

kelas akselerasi di SMP Negeri 2

102 siswa.

Surakarta.

Instrumen

pengukuran

HASIL PENELITIAN

menggunakan DASS – 42 dan Ways

Ada

of Coping.
Validitas

yang

pada siswa akselerasi yang artinya
semakin positif strategi coping maka

konstruk (Construct validity), yaitu

stres

bahwa alat ukur yang digunakan
skala

yang

koefisian

korelasi

ini

koefisien korelasi (r) sebesar -0,188
dengan signifikansi (p) = 0,029 >

Order

0,01.

Correlation” dari Spearman Rho.

Tidak ada perbedaan stres

Perhitungan validitas dan
reliabilitas

dalam

dilakukan

dengan

penelitian

pada siswa laki-laki dan perempuan.

ini

Stres pada laki-laki memiliki mean

menggunakan

29,87 dan pada perempuan sebesar

formula Cronbach’s Alpha formula
dari

SPSS

15.0

for

rendah,

tinggi. Hal ini dilihat dari nilai

digunakan

“Rank

semakin

coping maka stres akan semakin

Untuk mengukur validitas alat ukur
penelitian

akan

sebaliknya semakin negatif strategi

dibuat

berdasarkan teori yang telah valid.

dalam

negatif

antara strategi coping dengan stres

digunakan

dalam penelitian ini adalah validitas

merupakan

hubungan

28,13 dengan signifikansi (p) = 0,106

Windows.

> 0,05. Ada perbedaan strategi

Reliabilitas dari DASS yaitu α=

coping pada siswa laki-laki dan

9

perempuan, laki-laki memiliki mean

ini mendukung pendapat dari

55,91 dan pada perempuan sebesar

Siegel dan Lane (dalam Maria,

58,18 dengan signifikansi (p) = 0,031

2004) yaitu stres adalah segala

> 0,05.

sesuatu

pada

penlitian

dapat

menimbulkan

Kondisi strategi coping siswa
akselerasi

yang

ancaman.

Kemudian Siegel dan Lane

ini

memecah individu menjadi 2

tergolong positif (tinggi), yaitu dapat

yaitu

dilihat dari rerata empirik (RE)

individu

menganggap

sebesar 72,26 dan rerata hipotetik

stres

yang
sebagai

tantangan dan individu manusia

(RH) sebesar 60.

yang menganggap stres sebagai

Stres siswa akselerasi pada

ancaman.

Individu

yang

penelitian ini tergolong rendah, yaitu

menganggap

dapat dilihat dari rerata empirik (RE)

tantangan merasa bahwa dirinya

sebesar 28,93 dan rerata hipotetik

merasa

(RH) sebesar 35.

menanggulangi

yang

sehingga

stres

dikarenakan

penanggulangan stres (strategi
coping) yang baik. Sedangkan

Product Moment dari Pearson

untuk

maka diperoleh ada hubungan

individu

menganggap

negatif antara strategi coping
Hali

stres

rendah

menggunakan teknik korelasi

stres.

untuk

yang dirasakannya cenderung

analisis

yang telah dilakukan dengan

dengan

sebagai

mampu

dirasakannya,

PEMBAHASAN
Berdasarkan

stres

stres

yang
sebagai

ancaman merasa bahwa dirinya

ini

tidak

menunjukkan bahwa semakin

mampu

menanggulangi

tinggi strategi coping maka

dirasakannya,

stres akan semakin rendah.

untuk

stres

yang

sehingga

stres

yang dirasakannya cenderung

Begitu pula apablia strategi

tinggi karena penanggulangan

coping rendah maka stres akan

stres (strategi coping) yang

semakin tinggi. Hasil penelitian

kurang baik. Dari pernyataan

10

Lazarus dan Siegel ini dapat

pengalihan

disimpulkan

penarikan diri sosial (social

coping

dan

memiliki

bahwa

strategi

stres

memang

sebuah

(distratction),

withdrawal),

berkhayal

(wishfulthinking),

hubungan

dan

yang negatif, namun hal ini

pengunduran diri (resignation).

tergantung pula dari individu

Kedua strategi coping negatif

tersebut dalam menyikapi stres

(negative-coping)

yang dialaminya.

adanya penggunaan mengkritisi

dicirikan

Uji linieritas diperoleh

diri (self-criticism), kompensasi

hasil ada hubungan yang tidak

negatif (negative compensation)

linier

dan menyalahkan orang lain

(tidak

searah)

antara

others)

strategi coping dengan stres

(blaming

pada siswa akselerasi. Dengan

menghadapi

kata lain, jika skor strategi

menekan atau masalah. Ketiga

coping positif, maka skor stres

adalah

akan

(activecoping).

kurang

Sebaliknya
positif,

(rendah).

jika

maka

skor
skor

kurang

yang

coping

aktif

Hasil dari uji ANOVA

strategi

untuk stres Ho ditolak. Berarti
ada

perbedaan

stres

antara

seseorang

siswa laki-laki dan perempuan

dalam

namun perbedaan tersebut tidak

mampu

menanggulangi

situasi

stres

coping akan kurang (rendah).
Apabila

ketika

rasa

signifikan.

stres

Untuk

strategi

(strategi coping) yang sedang

coping Ho ditolak. Berarti ada

dia rasakan, maka dirinya pun

perbedaan antara strategi coping

akan mengalami stres yang

antara

berkepanjangan. Ada 3 jenis

perempuan namun perbedaan

strategi coping yang pertama

tersebut tidak signifikan. Hal ini

coping

sejalan dengan pendapat Coral

menghindar (avoidant-coping).

Gilligan (dalam Ratna, 1999)

Coping

ini

yang menerangkan bahwa laki-

dicirikan dengan penggunaan

laki dan perempuan memiliki

adalah

startegi

menghindar

11

siswa

laki-laki

dan

perbedaan cara berpikir dalam

karena

menghadapi sebuah masalah.

percaya bahwa mereka dapat

Laki-laki memiliki cara berpikir

berhasil mengendalikan situasi

yang formal, linier dan abstrak.

menekan

Sedangkan perempuan memiliki

2006).

cara berpikir yang naratif dan

individu

tersebut

tersebut

Stres

(Safaria,

pada

siswa

kontekstual. Dari pernyataan ini

akselerasi tergolong rendah. Hal

terlihat bahwa laki-laki dan

ini

perempuan

cara

penelitian Lazarus dan rekannya

untuk

(dalam Triantoro dan Nofrans,

memiliki

masing-masing

sejenis

menghadapi permasalahan yang

2009)

dihadapinya.

diberikan

Strategi coping

dengan

tentang

subjek

tontonan

hasil

yang
film

pada

kecelakaan. Subjeknya dibagi

siswa akselerasi tegolong tinggi

menjadi 3 kelompok. Kelompok

atau positif. Strategi coping

1 adalah kelompok kontrol,

yang yang tergolong tinggi ini

kelompok ini tidak diberikan

individu menggunakan sumber

penjelasan sama sekali terkait

daya pribadi dan lingkungan

dengan

untuk menghadapi situasi yang

yang

penuh tuntutan dan menekan.

Kelompok

Dalam hal ini, penilaian dari

kelompok

pribadi individu dan sumber

kelompok

daya lingkungan mempengaruhi

kesempatan untuk menganalisa

strategi coping apa yang akan

tangan kecelakaan tersebut dari

digunakan.

yang

sudut

yang

yang dinamis. Dan kelompok

untuk

yang ketiga adalah kelompok

menghadapi semua situasi yang

pengingkar, kelompok ini diberi

menekan

cenderung

informasi bahwa seluruh adegan

pendekatan

di dalam tayangan tersebut

coping yang lebih aktif. Hal ini

hanyalah akting dan seluruh

menilai

Individu

sumber

dimilikinya

daya

memadai

akan

menggunakan

12

tayangan
akan

kecelakaan

dipertontonkan.
kedua

adalah

intelektualitas,
ini

pandang

diberikan

interpersonal

pemainnya dipastikan baik-baik

strategi coping yang rendah

saja setelah adegan tersebut.

dapat menimbulkan efek stres

Hasilnya kelompok intelektual

yang tinggi. Dalam penelitian

dan pengingkar efektif untuk

ini terdapat kelemahan yaitu

mengurangi respon emosional

hasil penelitian ini tidak dapat

dari

digeneralisasikan untuk siswa

film

tersebut

karena

petunjuk

yang

diberikan

memberi

subjek

kesempatan

akselerasi

lain.

Untuk

menerapkan

pada

populasi

untuk menilai stimulus yang

yang

terjadi dengan cara yang lebih

karakteristik

tidak mengancam. Dari hasil

beda, maka perlu dilakukan

penelitian dari Lazarus ini dapat

penelitian yang lebih lanjut

disimpulkan bahwa kondisi dan

dengan

pengetahuan

menambahkan

yang

menentukan
individu

berbeda

kemampuan
untuk

lebih

luas
yang

berbeda-

menggunakan

variabel

lain

dan

atau

variabelyang

belum

mengatasi

disertakan di dalam penelitian

kondisi yang menekan tersebut.

ini. Dalam pengisian skala,

Tergantung

peneliti

dari

bagaimana

tidak

mengetahui

individu dalam memaknai suatu

secara pasti bagaimana kondisi

peristiwa yang menimbulkan

subjek

hal yang menekan tersebut. Hal

sehingga dalam pengisian skala

ini membuktikan bahwa strategi

ada

coping yang baik (tinggi) maka

pengisian yang tidak sesuai

dapat menimbulkan stres yang

dengan kondisi subjek yang

rendah juga.

sebenarnya.

.Berdasarkan
penelitian

coping

bahwa

yang

sesungguhnya,

kemungkinan

terjadi

hasil
ini

disimpulkan

yang

baik

dapat

KESIMPULAN

strategi
Berdasarkan hasil penelitian

dapat

dan pembahasan yang telah diuraikan

menimbulkan efek stres yang
rendah. Begitu pula sebaliknya

13

seluruhnya,

dapat

disimpulkan

masalah seperti saat ini. Siswa-

bahwa :

siswa juga diharapkan dapat

1. Ada hubungan negatif antara

berlatih memecahkan masalah

strategi coping dengan stres pada

atau persoalan yang dialami di

siswa akselerasi yang artinya

dalam sekolah. Hal ini bertujuan

semakin positif strategi coping

agar

stres

akan

sebaliknya
strategi

rendah,

menanggulangi

semakin

negatif

memecahkan

coping

stres

akan

dan
persoalan

yang

2. Bagi orangtua
Orang tua dapat berperan

siswa laki-laki dan perempuan.

aktif dan menerapkan sistem

3. Ada perbedaan strategi coping
siswa

laki-lai

keterbukaan

dan

dengan

4. Strategi coping siswa akselerasi
pada penlitian ini

dirumah

cara

menanyakan

bagaimana perasaan anaknya.

tergolong

Jangan langsung menanyakan

positif (tinggi).

masalah
akselerasi

ketika

terhadap kondisi anak. Semisal

perempuan

siswa

dapat

dialaminya secara baik.

2. Tidak ada perbedaan stres pada

5. Stres

siswa

semakin

semakin tinggi.

antara

para

pada

apa

yang

sedang

dihadapi, karena terkadang yang

penelitian ini tergolong rendah.

semula orang tua menganggap
bahwa

anak

belum

bisa

menyelesaikan masalah tersebut

SARAN
Dari

hasil

penelitian,

tapi ternyata anak sudah mampu

pembahasan, dan kesimpulan di atas

menyelesaikan

maka peneliti mengajukan beberapa

dihadapi. Terkadang memang

saran sebagai berikut :

hal yang dianggap masalah dari

1. Bagi siswa akselerasi

sudut pandang orang tua dan

Bagi

siswa

disarankan

dan

yang

anak memang berbeda. Maka

untuk

mempertahankan
memandang

akselerasi

masalah

dari

itu,

setelah

ditanya

cara

bagaimana perasaan sang anak,

mengatasi

baru ditanyakan masalah apa

14

yang sekiranya sedang dihaapi

yang

oleh anak. Hal ini juga dapat

meminimalisir

melatih anak bagaimana cara

(stres)

memecahkan

menekan tersebut.

atau

mengatasi

masalah yang sedang dihadapi

menekan
efek

dari

kondisi

akan
negatif
yang

5. Bagi peneliti lain

anak dengan adanya diskusi

Peneliti lain disarankan untuk
melakukan teknik random sampling

antara orang tua dan anak.
3. Bagi guru

dalam mengambil subjek penelitian.

Guru

dapat

memantau

Karena

dengan

teknik

random

kondisi belajar yang berjalan

sampling cakupan penelitian bisa

apakah anak merasa nyaman

lebih luas daripada menggunakan

dengan kondisi tersebut atau

studi populasi.

tidak. Dibuatnya variasi dari
model

pembelajaran

membuat

anak

tidak

dapat

DAFTAR PUSTAKA

cepat

Aat, S., 2008. Tinjauan Tentang
Stres. Bandung: Universitas
Padjadajran

merasa bosan, selain itu anak
menjadi

nyaman

dengan

Agus, I., 2004. Statistik: Konsep
Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: Kencana

lingkungan belajarnya disekolah.
4. Bagi teman sebaya
Teman

sebaya

Andi, M., 1983, Psikologi Orang
Dewasa. Surabaya: Usaha
Nasional

sangat

dekat dan berpengaruh dengan
pembentukan sikap anak dalam
menyikap
dihadapi.
siswa

masalah

Arthur, S. R., Emily, S. R., 2010.
Kamus Psikologi. (cet 1).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

yang

Untuk

pergaulan,

akselerasi

diharapkan

Bart, S., 1994. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: Grasindo

dapat berteman dengan teman

Desiva,

yang mampu menyikapi suatu
permasalahan atau kondisi yang
menekan dalam hidup secara
positif.

Karena

sikap

yang

positif dalam menyikapi kondisi

15

N. K., 2005. Skripsi:
Hubungan Antara Stres
Dengan
Kecenderungan
Migren
Pada
Wanita.
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Dian, Fifit., 2008. Skripsi: Hubungan
Antara Konsep Diri Dengan
Coping
Strategy
Pada
Developed Kiddie Dalam
Komunitas
Hacker
Di
Perguruan
Tinggi
X
Bandung.
Bandung:
Universitas Islam Bandung

Irma, R., Hartiah, H., Neti, J., 2008.
Penelitian:
Perbedaan
Tingkat Stres Sebelum dan
Sesudah Terapi Musik pada
Kelompok Remaja di Panti
Asuhan Yayyasan Bening
Nurai
Kabupaten
Sumedang.
Bandung:
Universitas Padjadjaran

Dwiasih, V., 2009.Tingkat Stres
Siswa Kelas XII Di
Yogyakarta
Dalam
Menghadapi
Ujian
Nasional.
Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma

James, P. C., 1995. Kamus Lengkap
Psikologi. (cet 2). Jakarta:
Grafindo Persada
James, W. K., Michelle, N. S., 2007.
Emotion. USA: Thomson
Wadsworth

Elizabeth, B. H., 1997. Psikologi
Perkembangan. (edisi 5).
Jakarta: Erlangga

Jeffrey, S. D., 2003. Psikologi
Abnormal. (edisi 5 jilid 1).
Jakarta: Erlangga

Evelin, D. D., 2006. Pengujian
reliabilitas,
validitas,
analisis
item
dan
pembuatan
norma
Depression Anxiety Stress
Scale (DASS): Berdasarkan
penelitian pada kelompok
sampel Yogyakarta dan
Bantul yang mengalami
gempa bumi dan kelompok
sampel
Jakarta
dan
sekitarnya
yang
tidak
mengalami gempa bumi.
Jakarta:
Universitas
Indonesia

John, J. S., Eugene, B. Z., Jeanne, S.
Z.,
2007.
Metodologi
Penelitian Psikologi. (cet 1).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kansil., Christine, K., 2001. Kamus
Istilah
Aneka
Hukum.
Jakarta:
Pustaka
Sinar
Harapan
Kartono, K dan Gulo, D., 1987.
Kamus Psikologi. Bandung:
Pionir Jaya
Maria, E.2004. Mengelola Emosi:
Tips
Praktis
Meraih
Kebahagiaan.
(cet
2).
Jakarta: Grasindo Persada.
Jakarta: Kedokteran EGC

Fadhilah,
N.,
2012.
Skripsi:
Perbedaan Stres Ditinjau
Dari Jenis Kelamin Pada
Warga Binaan Lembaga
Pemsyarakatan
Klas
1Semarang Dan Lembaga
Pemasyarakatan
Wanita
Semarang.
Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Monks, F. J., Knoers, A. M. P.,
Haditono, S. R., 2006.
Psikologi
Perkembangan
dan
Pengantar
dalam
Berbagai
Bagian.

16

Triantoro, S., Nofrans, E. S.2009.
Manajemen
Emosi.
Yogyakarta: Bumi Aksara

Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press
Muhammad, N., 2009. Pendekatan
Statistik Modern untuk Ilmu
Sosial.Jakarta:
Salemba
Humanika

Yunita,

K. P., 2010. Profil
Narapidana
berdasarkan
Hierarki
Kebutuhan
Abraham Maslow (Skripsi).
Surakarta: UMS

Neil, N. 2002.Psikologi Kesehatan:
Pengantar Untuk Perawat
dan Profesional Kesehatan
Lain. (cet 1). Jakarta:
Kedokteran EGC

Zakaria, Ibarahim., 2002. Psikologi
Wanita. Bandung: Pustaka
Hidayah.

Philip, L. R., 1999.Stress and Health.
(edisi 3). California: Cole
Publishing Company

http://en.wikipedia.org/wiki/Diathesi
s-stress_model, dikutip 25
September 2014.

Ratna,

M.,
1999.Membiarkan
Berbeda? Sudut Pandang
Baru tentang Relasi Gender.
Bandung: Mizan

http://megapolitan.kompas.com/read/
2013/05/19/10053313/takut.
tak.lulus.un.seorang.siswi.g
antung.diri
dikutip
25
September 2014
http://megapolitan.suaramerdeka.co
m/read/2004/04/06/dikutip
25 September 2014

Safaria, T., 2006. Stres Ditinjau Dari
Active Coping Avoidance
Coping
Dan
Negative
Coping. Universitas Ahmad
Dahlan, Vol.03, No.02, 8793

http://megapolitan.pikiranrakyat.com
/read/2005/10/19/dikutip 25
September 2014

Santrock, J. W. 2002. Life-span
Development
:
perkembangan masa hidup.
Jakarta: Erlangga

http://www.rmol.co/read/2014/05/09/
154492/Takut-Gagal,Karena-Jumlah-Soal-&Jawaban-Tidak-Samadikutip 25 September 2014

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: Grasindo
Suharsimi, A., 2010. Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan Praktik. (cet
14). Jakarta: PT Asdi
Mahasatya

http://www.tempo.co/read/news/201
3/05/18/064481412/TakutTak-Lulus-Ujian-NasionalFanny-Gantung-Diri dikutip
25
September
2014

17