PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI 101959 GALANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 101959 GALANG

T.A 2012/2013

Oleh : Yulia Siska Siahaan

NIM 408311057

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

ii

RIWAYAT HIDUP

Yulia siska Siahaan dilahirkan di Tanjung Balai, pada tanggal 18 Mei 1989. Ibu bernama Ilyum Zahrah Harahap dan ayah benama Jisman Siahaan B.A, dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 112134 Rantauprapat dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Selatan dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dengan judul skripsi “ Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas IV SD Negeri 101959 Galang T.A 2012/2013.”

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua dapat diatasi dengan bantuan yang tulus dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-sebesarnya kepada Bapak Drs Sahat Siahaan,Mpd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, Bapak Drs.M. Manulang , M.Pd, Bapak Prof.Dr. Mukhtar,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta pegawai direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed. Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua jurusan, Bapak Drs. Yasipati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku ketua prodi Pend.Matematika dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar,M.Pd selaku Dosen pembimbing akademik.

Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang tercinta atas balutan doa, semangat, motivasi, nasehat, perhatian, dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis. Terimakasih kepada adik-adikku tercinta (koko, lia, kiki dan arif).


(5)

v

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang sangat kusayangi (Rini Ramadhani, Dwi Febrianti, Ely Syafitri, Syu’aida Hazar Nst, S.Pd, Ramadani Asri, Elidar Tanjung) teman-teman PPLT SMP Negeri 2 Gebang Diah Fauzi Ningtyas, Rahmad Riski Rangkuti, Riskei kurniawan, Pangihutan Butar-butar yang bersedia memberikan bantuan, motivasi dan dukungan kepada penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Amin!

Medan, Maret 2013 Penulis,

Yulia Siska Siahaan NIM. 408311057


(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI 101959 GALANG

TAHUN AJARAN 2012/2013 Yulia Siska Siahaan (NIM. 408311057)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 101959 Galang yang berjumlah 25 orang dan objek penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada bilangan bulat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus dimana akhir siklus diberi tes hasil belajar yang telah divalidasi oleh validator. Sebelum diberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik awal dan diperoleh bahwa kemampuan awal siswa dalam memahami materi bilangan bulat masih sangat rendah, yaitu nilai rata – rata 50,67 dan 6 siswa (24%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan 19 siswa (76%) belum mencapai ketuntasan belajar individual.

Setelah diberikan tindakan, pada siklus I diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat sudah termasuk kriteria rendah, yaitu nilai rata – rata 61,2 dan 15 siswa (60%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan individu, sedangkan 10 siswa (40%) belum mencapai ketuntasan belajar individu. Pada siklus I ini ketuntasan belajar klasikal belum tercapai karena masih 61% siswa yang mencapai ketuntasan belajar individu, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II

Pada siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat mengalami peningkatan dan termasuk kriteria tinggi, yaitu nilai rata – rata 79,6 dan 22 siswa (88%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan belajar individu, sedangkan 3 siswa (12%) belum mencapai ketuntasan belajar individu. Pada siklus II ini ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai karena 88% siswa telah mencapai ketuntasan individu, sehingga pembelajaran tidak dilanjutkan ke siklus III.

Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal, individu dan terjadi peningkatan rata – rata siswa pada siklus I dan siklus II, maka dari tindakan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada materi bilangan bulat. Untuk itu kepada guru disarankan untuk menggunakan model berbasis masalah dalam mengajarkan matematika kepada siswa.


(7)

(8)

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 15

Tabel 2.2. Cara menyelesaikan Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat 23

dengan Menggunakan Chip Bilangan

Tabel 2.3. Cara menyelesaikan Operasi pengurangan Bilangan Bulat 25

dengan Menggunakan Chip Bilangan

Tabel 3.1. Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru dan Siswa 35

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 39

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan 44

Tabel 4.2. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 48

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 49

Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 49

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam

Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus I 51

Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 53

Tabel 4.7. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 65

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 65

Tabel 4.9. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada

Tes Hasil Belajar I danII 66

Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 66

Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kesalahan siswa menjumlahkan bilangan bulat positif dan

bilangan bulat negatif 3

Gambar 1.2. Kesalahan siswa mengoperasi bilangan bulat 4 Gambar 1.3. Siswa kurang memahami isi soal 5

Gambar 2.1. Thermometer 17

Gambar 2.2. Penampang Melintang Bumi 18

Gambar 2.3. Garis Bilangan 19

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 32 Gambar 4.1. Diagram Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa 74 Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa 75


(11)

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, mempercepat proses alih teknologi demi kemajuan bangsa dan negara untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Pendidikan di Indonesia diawali dengan jenjang pendididikan dasar yaitu SD dan SMP. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar adalah matematika.

Matematika adalah studi objek yang bersifat abstrak, sehingga sulit dicerna oleh anak-anak usia sekolah dasar (SD). Anak-anak usia sekolah dasar masih belum diklasifikasikan dalam tahap berfikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkrit. Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di sekolah dasar, bahkan Domain

(http://dinaferysophya.wordpress.com/2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-pembelajaran-siswa-SD) mengatakan, pada hakikatnya matematika lebih baik diajarkan sejak usia balita. Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan sejak siswa SD maka perlu dicarikan jalan penyelesaiannya, yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar matematika di SD sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa SD pada umumnya.

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi menanamkan kemampuan dan ketrampilan dasar untuk keperluan melanjutkan pelajaran pada tingkat diatasnya yaitu SMP, maupun untuk memberikan bekal kemampuan pada siswa mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat, serta kondisi lingkungannya. Kemampuan menghitung dan mengukur serta ketrampilan membaca dan menulis di SD merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan lain yang lebih tinggi.


(13)

2

Pelajaran matematika bagi pendidikan dasar, pada umumnya tidak disukai karena dianggap sukar dan ditakuti oleh siswa sehingga hal ini dapat mempengaruhi perkembangan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika terutama disebabkan oleh sifat khusus dari matematika yang memiliki obyek abstrak. Pelajaran matematika yang berjalan saat ini cenderung ditujukan pada ketrampilan siswa mengerjakan dan menyelesaikan soal-soal matematika. Banyak siswa secara individual kurang memahami konsep matematika yang pada hakikatnya merupakan ilmu deduktif aksiomatis dan berangkat dari hal-hal yang abstrak. Berkaitan dengan proses belajar mengajar yang ditekankan pada penataan nalar, pengembangan sikap kritis, logis dan ketrampilan menerapkan matematika, maka siswa harus memiliki kemampuan memahami konsep matematika sebagai prasyarat yang utama. Untuk itulah, guru sekolah dasar berperan penting dalam menyampaikan konsep-konsep matematika kepada siswanya yang memiliki taraf konkrit, yang mana kesalahan dalam penyampaian konsep oleh guru berakibat fatal terhadap siswa dalam menghadapi permasalahan berikutnya yang masih berhubungan dengan konsep tersebut. Pembelajaran matematika sekarang ini banyak yang hanya menekankan pada tujuan kognitif saja (Yunanto, 2004 : 48 ) Salah satu alternatif agar pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada tujuan kognitif saja adalah melalui pembelajaran berbasis masalah. Melalui pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa akan mampu menjadi pemikir handal dan mandiri. Pembelajaran berbasis masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan soal–soal seperti yang sering terjadi di lembaga bimbingan tes (belajar). Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahunya untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dengan mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain. Dalam penyelidikan sering dilakukan kerja sama dengan temannya. Hal ini memberikan implikasi pada pembelajaran di kelas, termasuk pada pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika mestinya juga harus menjadi wahana untuk mengembangkan kecakapan dalam memecahkan masalah, karenanya perlu ditetapkan model pembelajaran berbasis masalah sejak dini dan secara berkelanjutan, yaitu sejak


(14)

3

sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah, bahkan bila diperlukan sampai perguruan tinggi (PT).

Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan tes diagnostik yang peneliti berikan kepada 25 siswa kelas IV SDN 101959 Galang pada materi operasi hitung bilangan bulat terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa, berikut data kesalahan yang siswa alami dalam menyelesaikan soal :

Soal no.3 :

Suhu di kota tokyo pada pagi hari saat hujan turun adalah -5° C , pada siang hari suhu meningkat 6° C. Berapa derajatkah suhu dikota tokyo pada siang hari ? Jawaban yang diharapkan :

Dik : Suhu pagi hari : -5° C Suhu meningkat : 6° C Dit : suhu di kota Tokyo siang hari

Jawab : suhu di kota Tokyo siang hari = suhu pagi hari + peningkatan suhu = -5 + 6

= 1° C Jawaban siswa :

Gambar 1.1

Kesalahan siswa menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif


(15)

4

Kesalahan yang ditunjukkan pada gambar diatas menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif .

Soal no. 7: Tina dan Ani membeli es batu di warung. Es batu yang di beli Rina suhunya sedangkan suhu es yang dibeli Ani berapakah selisih kedua suhu es batu mereka?

Jawaban yang diharapkan: Dik ; Es batu Tina =

Es batu Ani =

Dit : selisih suhu es batu mereka Jwb : selisih suhu es batu mereka =

= Jawaban siswa :

Gambar 1.2

Siswa kurang mampu mengubah tanda-tanda pada operasi pengurangan bilangan dengan bilangan negatif.

Pada gambar diatas menunjukkan beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu siswa kurang mampu mengubah tanda-tanda pada operasi pengurangan bilangan dengan bilangan bulat negatif, kurang telitinya siswa pada proses penyelesaian soal.


(16)

5

Soal no. 8:

Dino sedang mengikuti ujian, soal yang harus dikerjakan Dino sebanyak 10 soal pilihan ganda. Tiap soal jika benar mendapat nilai 4, jika salah mendapat nilai –4, jika tidak dijawab mendapat nilai 0 (nol). Karena tidak belajar doni hanya mampu menjawab 4 soal, 3 soal benar dijawabnya dan 1 lagi salah. Berapa nilai yang di dapat doni?

Jawaban yang diharapkan :

Dik : Ada 10 soal yang harus dikerjakan Tiap soal Jika benar nilainya 4 Tiap soal jika salah nilainya -4 Jika tidak dijawab nilainya 0 (nol)

Dit : nilai yang didapat doni jika ia menjawab 4 soal, 3 jawaban benar dan 1 jawaban salah?

Jawab : nilai yang diperoleh = nilai benar - nilai salah = 4 + 4 + 4 – 4

= 8 Jadi nilai yang diperoleh Dino adalah 8 Jawaban siswa :

Gambar 1.3

Siswa kurang memahami isi soal

Kesalahan jawaban siswa pada gambar diatas menunjukkan beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu siswa kurang memahami isi soal, apa yang diketahui dan


(17)

6

ditanya dalam soal sehingga pada proses penyelesaian soal mengalami kesalahan. Dari hasil tersebut jelas tergambar bagaimana lemahnya pemahaman siswa-siswa tersebut tentang materi operasi hitung bilangan bulat, khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Dari 25 siswa yang mengikuti tes, hanya 6 siswa (24%) yang memperoleh nilai diatas nilai ketuntasan belajar minimal selebihnya 19 siswa (76%) dibawah nilai KKM. Padahal materi ini sebagai materi prasyarat untuk materi-materi selanjutnya, seharusnya materi bilangan bulat mutlak harus dipahami dan dikuasai oleh siswa-siswa tersebut. Jika tidak siswa akan mengalami kesulitan pada materi selanjutnya, misalnya dalam memfaktorkan persamaan kuadrat dan menyelesaikan operasi aljabar nantinya.

Rendahnya hasil belajar siswa selain disebabkan kurang memahami konsep operasi hitung bilangan bulat kemungkinan dilatarbelakangi oleh faktor belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi ataupun tidak adanya alat peraga yang digunakan dalam menyampaikan konsep-konsep matematika kepada siswanya yang memiliki taraf konkrit, yang mana kesalahan dalam penyampaian konsep oleh guru berakibat fatal terhadap siswa dalam menghadapi permasalahan berikutnya yang masih berhubungan dengan konsep tersebut menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba menerapkan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) menggunakan alat peraga. Kepentingan alat peraga disebabkan karena cara berfikir siswa SD yang masih konkret. Dengan alat peraga, siswa dapat langsung berhadapan dengan masalah yang nyata, lalu dengan menggunakan


(18)

7

kemampuan dan ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan pemecahannya. Pembelajaran berbasis masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan soal–soal seperti yang sering terjadi di lembaga bimbingan tes (belajar). Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahunya untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dengan mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain. Dalam penyelidikan sering dilakukan kerja sama dengan temannya. Hal ini memberikan implikasi pada pembelajaran di kelas, termasuk pada pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika mestinya juga harus menjadi wahana untuk mengembangkan kecakapan dalam memecahkan masalah, karenanya perlu ditetapkan model pembelajaran berbasis masalah sejak dini.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas IV SD Negeri 101959 Galang Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Adanya kesalahpahaman dalam konsep operasi hitung bilangan bulat 2. Rendahnya hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa

3. Tidak adanya alat peraga yang digunakan dalam membelajarkan operasi hitung bilangan bulat

4. Pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya menerima tanpa memiliki pengalaman belajar

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil


(19)

8

penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Sesuai identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada materi operasi hitung bilangan bulat.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat Peraga dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SD Negeri 101959 Galang ?

2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah terhadap pembelajaran matematika?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa dengan pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada alat peraga di kelas IV SD Negeri 101959 Galang.

2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah terhadap pembelajaran matematika


(20)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika mengenai penggunaan model pembelajaran dan alat bantu pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa

2. Bagi Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran berbantuan dengan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa. 3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa.

4. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.


(21)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar

siswa khususnya pada operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 101959 Galang.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah cukup baik dilakukan di

sekolah dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan langkah -langkah :

a. Menggiring siswa melalui proses Tanya jawab untuk mengenalkan

masalah sebelum terlibat dalam proses penyelesaian masalah.

b. Dalam membimbing penyelidikan guru lebih memotivasi siswa untuk

lebih berani mengeluarkan pendapatnya dan membuat terjadinya pertukaran ide.

c. Menyajikan lalu membandingkan hasil karya siswa

d. Merefleksi dan evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah.

e. Merayakan keberhasilan dengan memberi penghargaan terhadap


(22)

77

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses pembelajaran berbasis masalah masih memerlukan adanya

perbaikan yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru dengan siswa.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari

siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(23)

(24)

(1)

penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Sesuai identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada materi operasi hitung bilangan bulat.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat Peraga dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SD Negeri 101959 Galang ?

2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah terhadap pembelajaran matematika?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa dengan pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada alat peraga di kelas IV SD Negeri 101959 Galang.

2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah terhadap pembelajaran matematika


(2)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika mengenai penggunaan model pembelajaran dan alat bantu pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa

2. Bagi Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran berbantuan dengan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa. 3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa.

4. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 101959 Galang.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah cukup baik dilakukan di sekolah dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan langkah -langkah :

a. Menggiring siswa melalui proses Tanya jawab untuk mengenalkan masalah sebelum terlibat dalam proses penyelesaian masalah.

b. Dalam membimbing penyelidikan guru lebih memotivasi siswa untuk lebih berani mengeluarkan pendapatnya dan membuat terjadinya pertukaran ide.

c. Menyajikan lalu membandingkan hasil karya siswa

d. Merefleksi dan evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah.

e. Merayakan keberhasilan dengan memberi penghargaan terhadap kelompok yang unggul dalam proses penyelesaian masalah.


(4)

77

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses pembelajaran berbasis masalah masih memerlukan adanya perbaikan yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru dengan siswa.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK

0 10 16

PENERAPAN MEDIA PAPAN HITUNG PADA PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS V DI SDN DADAPREJO 1 BATU

4 23 23

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 68

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SDN 002 SEKIP HULU RENGAT Helminaria SDN 002 Sekip Hulu

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN I DAREN SKRIPSI

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PROBLEM SOLVING DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 10

PEMANFAATAN ALAT PERAGA DEKAK-DEKAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI BILANGAN CACAH PADA SISWA KELAS II SD 3 WATES UNDAAN KUDUS SKRIPSI

0 0 23

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA MATERI BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SEMESTER 2 DI SD 4 DERSALAM KUDUS

0 0 26