PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SDN 002 SEKIP HULU RENGAT Helminaria SDN 002 Sekip Hulu

  

Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

JMP Online Vol 2, No. 9, 908-921.

  © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SDN 002 SEKIP HULU RENGAT Helminaria SDN 002 Sekip Hulu

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 06 September 2018 Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses Revisi pertama : 08 September 2018 pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar Matematika Diterima : 11 September 2018 siswa kelas V SDN 002 Sekip Hulu Rengat semester genat Tersedia online : 27 September 2018 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dan 1 kali ulangan harian. Peneliti menggunakan media gambar Kata Kunci :Hasil belajar,

  Matematika, Metode Demonstrasi yang merupakan penunjang dalam menyampaikan materi pembelajaran dan metode demonstrasi di dalam kelas.

  Setelah dilakukan evaluasi UH-1 dan UH-2 hasil belajar Email : helminaria26@gmail.com siswa menunjukkan peningkatan yaitu : prasiklus hanya 7 peserta didik yang mencapai KKM (78) atau 35%. Pada siklus 1 naik menjadi 12 orang siswa atau 60 % dan pada siklus 2 juga meningkat menjadi 16 orang siswa atau 16%.

  Jadi bisa disimpulkan dengan penggunaan metode demonstrasi dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Diharapkan guru dapat menerapkan metode Demonstrasi dalam proses pembelajaran.

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 PENDAHULUAN Latar Belakang

  Menurut Martinis Yamin dkk (2009) dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, dan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian di analisis, akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat mengelola proses pembelajaran secara baik. Kondisi yang menguntungkan didalam kelas mengutamakan persyaratan utama bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

  Pada hakekatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, baik di kelas maupun di luar kelas seyogyanya mampu merangsang para siswa untuk aktif dalam belajar dengan berbagai kegiatan pendidikan guna meningkatkan potensi dan daya saing siswa. Oleh karena itu, peran guru diharapkan mampu mengembangkan berbagai cara untuk membuat pembelajaran tersebut lebih menyenangkan tentunya agar menghasilkan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

  Disamping itu fokusnya pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa pada dasarnya ditentukan oleh kinerja dan kemampuan profesional guru dalam proses belajar mengajar, antara lain penguasaan dalam kelas, penguasaan kurikulum, penguasaan dan pengembangan metode, penguasaan materinya serta penilaian pendidikan. Jadi peranan guru sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pembelajaran para peserta didiknya.

  Menurut Karso, dkk (2014) Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal,hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Mengingat adanya perbedaan itu maka diperlukan kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir secara deduktif agar dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.

  Dari hasil observasi peneliti memiliki dokumen data kelas II pada mata pelajaran matematika dari hasil ulangan harian siswa masih yang dibawah KKM dan nilai rata-rata kelas yang tidak memuaskan. KKM yang telah ditetapkan guru yang telah disetujui kepala sekolah yaitu 70, dengan jumlah siswa 16 orang yang tidak mencapai.

  Permasalahan datang dari siswa dan gurunya, sehingga peneliti dapat menemukan fakta/data pembelajaran yang terjadi di dalam kelas diantaranya:

  1. Daya ingat kurang menyebabkan penguasaan materi kurang 2.

  Kurang konsentrasi dalam proses pembelajaran 3. Jarang mengerjakan PR ataupun dikerjakan disekolah 4. Kurangnya percaya diri siswa saat diminta mengerjakan soal ke depan anak sering menolak

  5. Guru kurang memberikan soal yang bervariasi Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis melakukan suatu penelitian pada mata pelajaran Matematika dengan judul

  “Penerapan

Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung

Bilangan Bulat Siswa Kelas V SDN 002 Sekip Hulu Rengat ”.

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 Rumusan Masalah

  Dari identifikasi masalah dan faktor-faktor penyebab diatas, maka masalah yang ada pada mata pelajaran Matematika dapat dirumuskan masalahnya adalah: “Apakah Penggunaan metode demonstrasi dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 002 Sekip Hulu Rengat semester genap tahun pelajaran 2017/2018? ”.

  Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 002 Sekip Hulu Rengat Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat dirasakan dari sebuah penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

  1. Bagi Siswa Kelas V SDN 002 Sekip Hulu Rengat Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam belajar Matematika.

  2. Bagi Guru SDN 002 Sekip Hulu Rengat Dapat memperluas ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan, keterampilan serta memotivasi diri untuk tetap semangat memperbaiki pembelajaran secara continu.

  3. Bagi Sekolah SDN 002 Sekip Hulu Rengat Sekolah dapat mengembangkan dan menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas yang pada akhirnya akan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain, dan disamping itu akan melahirkan guru-guru yang berkompeten dan profesional di bidangnya serta menjadi kepercayaan masyarakat dan pemerintah pada umumnya.

  KAJIAN PUSTAKA Pengertian Metode Demonstrasi

  Menurut Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

  Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan (Sanjaya 2009:150).

  Dari uraian dan definisi diatas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.

  Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dalam melakukan sesuatu hal dalam proses penyampaian materi

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 pelajaran. Semua metode pengajaran dapat mewakili pencapaian tujuan pendidikan.

  Pemakaiannya ditentukan oleh tujuan dan materi yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran Matematika metode demonstrasi sering digunakan karena materi materi dalam pembelajaran Matematika sebagian besar menggunakan media yang harus didemonstrasikan.

  Karakteristik Anak Didik pada Pembelajaran Matematika di SD

  Menurut IG.A.K. Wardani, dkk (2014) anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif praoperasional sampai konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI sangatlah strategis bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian anak.

  Dari pengertian tersebut diatas, bahwa pada tahap perkembangan intelektual siswa sekolah dasar pada hakekatnya seiring bertambah usia maka kemampuannya akan meningkat, sehingga mereka dapat berpikir secara konseptual artinya sudah mulai bisa diarahkan, dapat memecahkan masalah, mengingat, dan mempergunakan bahasa dengan baik. Adanya perubahan dari segi cara berpikir dan bertindak pada fase siswa sekolah dasar tersebut.

  Dari kajian teori diatas dapat diartikan pada dasarnya perkembangan intelektual anak pada masa sekolah dasar mengalami perubahan lebih bersifat kritis dan mereka lebih banyak mempertimbangkan suatu kejadian-kejadian yang pernah dialami dan memfokuskannya pada suatu aspek tertentunya, misalnya berkomunikasi lebih efektif dan dapat bernalar atau berpikir secara fleksibel (tidak kaku lagi). Walaupun cara berpikirnya masih terikat pada kejadian yang terjadi baru dialaminya. Disamping itu perkembangan emosinal anak mengalami berbagai fase/tahapan tertentu sesuai dengan usianya. Dalam hal ini peranan guru tentunya harus mengetahui sejauh mana perkembangan emosional siswa sekolah dasar agar tidak terjadinya hambatan atau ganguan pada diri siswa ketika proses pembelajaran. Demi tercapainya pembelajaran yang efektif dan hasil dari sikap siswa yang baik, maka interaksi atau komuniakasi dengan pendekatan yang kondusif kepada siswa harus tetap terjalin dengan memperhatikan berbagai aspek situasi dan kondisi siswa, dan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas.

  Pembelajaran Matematika di SD

  Menurut Karso dkk (2014), pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khusus antara anak dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada tingkat berpikirnya. Ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal, malahan para siswa SD di kelas-kelas rendah bukan tidak mungkin sebagian dari mereka berpikirnya masih berada pada tahapan (pra konret).

  Dari pendapat ahli diatas, maka dapat dikemukakan bahwa pembelajaran matematika di SD pada dasarnya dapat dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik dengan baik maka seyogyanya guru mengajarkan sesuatu materi atau bahasan itu harus diberikan kepada siswa yang sudah siap untuk dapat menerimanya. Dan

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

  matematika bagi siswa SD menurut Karso dkk, (2014) berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian. Kegunaan atau manfaat ilmu matematika bagi para siswa SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada era ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.

  Hasil Belajar Siswa

  Menurut Anitah W, dkk (2014) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamatioarang lain, akan tetapi oleh yang bersangkutan (orang yang bsedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

  Dari pendapat para ahli di tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah merupakan suatu proses perubahan dari kegiatan cara berfikir dan perubahan sikap yang tidak tahu menjadi tahu yang tidak baik menjadi baik . Jadi, pada dasarnya belajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang melibatkan seluruh komponen anggota tubuh baik dari pikirannya, fisiknya dan emosionalnya atau perasaannya berjalan secara aktif.

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom

  

Action Research . Menurut Arikunto (2006:58) yang dimaksud dengan penelitian

  tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

  Adlan (2011:4) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut: Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan; suatu kegiatan yang dilakukan dengan dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas ; adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

  Pelaksanaan PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut disatukan kedalam siklus. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

  Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan

  Pengamatan Pengamatan

  Refleksi Pelaksanaan

  Siklus II Pengamatan

  Sumber : Arikunto (2007)

  Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Penelitian ini bertempat di SDN 002 Sekip Hulu. Kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan ditujukan untuk mata pelajaran Matematika kelas V pada semester II (Dua) Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari tahun 2018.

  Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

  Desain penelitian yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini sudah selayaknya peneliti melakukan suatu perbaikan dengan cara penelitian tindakan kelas sebab disamping sebagai peneliti, peneliti juga langsung sebagai guru di kelas V SDN 002 Sekip Hulu tempat dimana penelitian ini dilaksanakan.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu teknik observasi dan Tes hasil belajar IPA.

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 1.

  Teknik Observasi Peneliti menggunakan dua lembar observasi yaitu lembar observasi guru dalam pembelajaran metode demonstrasi dan lembar keaktifan siswa yang digunakan pada setiap pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian

  2. Tes Hasil Belajar IPA Data tentang hasil belajar IPA yang berbentuk tes tertulis untuk menentukan tuntas atau tidak tuntasnya hasil belajar IPA dan keberhasilan tindakkan.

  Teknik Analisis Data

  Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif.

  1. Data kuantitatif tersebut diambil dari: Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan tes/evaluasi kepada siswa setelah selesai tindakan. Data tersebut diambil dengan rumus:

  Nilai per Indikator =

  SP SM

  X 100 Keterangan : SP = Skor yang diperoleh siswa

  SM = Skor Maksimum 2. Sedangkan data kualitatif diambil dari:

  Data pelaksanaan pembelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan bersama selama pelaksanaan tindakan perbaikan dengan menggunakan instrument observasi kegiatan guru dan siswa pada saat kegiatan perbaikan berlangsung.

  Data refleksi guru dan siswa diambil dari catatan peneliti dan mengenai perubahan peningkatan aktifitas dan kreatifitas yang terjadi pada siswa. Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah terstruktur dengan menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai, hanya tinggal mengisi kolom yang sudah disediakan

  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, pada setiap siklusnya terdiri

dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Rincian

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Siklus I a.

  Perencanaan Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan proses pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi. Materi pembelajaran yaitu tentang “Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat”. Selain itu peneliti juga membuat perangkat pembelajaran, merancang kegiatan dalam penerapan metode demonstrasi, mempersiapkan lembar observasi, LKS, dan soal-soal tes. Observer mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

  

Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

b.

  f) Guru menunjuk wakil dari masing-masing kelompok untuk melakukan demonstrasi secara bergantian.

  d) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.

  c)

Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran.

  b) Guru memberikan tes akhir.

  a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah berlangsung.

  c) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

  b) Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah disajikan oleh masing-masing kelompok.

  b) Setiap kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa lembar kerja siswa yang akan disajikan ke depan kelas. 3) Konfirmasi a) Masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

  g)

Kelompok siswa mengamati dan menganalisa hasil demonstrasi.

2) Elaborasi a) Siswa melakukan diskusi sesuai topik yang dibahas pada masing- masing kelompok.

  e) Guru melakukan demonstrasi di depan kelas dengan menggunakan mata dadu dan lakban hitam.

  Pelaksanaan Tahap pelaksanan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut. 1) Kegiatan Awal a) Guru masuk kelas dan memberikan salam.

  d) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang orang siswa yang dibentuk secara heterogen.

  c) Guru meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan untuk menggali

pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diajarkan.

  b) Guru menyajikan subtopik permasalahan yang akan dipelajari dan melibatkan siswa dalam mengidentifikasi topik tersebut.

  g)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

1) Kegiatan Inti Eksplorasi a) Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan metode demonstrasi.

  f)

Guru menyampaikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.

  e) Guru memberikan nomor pengamatan kepada siswa.

  d) Guru mengecek kehadiran siswa.

  c) Guru mengondisikan kelas.

  b) Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas.

5. Kegiatan Penutup

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 c.

  Pengamatan/observasi Peneliti melakukan pengamatan tentang jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kinerja guru dan hasil belajar siswa dengan lembar observasi dan lembar penilaian. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

  d.

  Refleksi Peneliti bersama guru kelas menganalisis hasil pengamatan kinerja gurudan hasil belajar siswa. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan ketuntasan nilai belajar siswa. Hasil analisis digunakan sebagai kajian dan pembanding terhadap rencana pembelajaran pada siklus berikutnya. 2) Siklus II

  Tahapan yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus

  I. Hasil belajar pada siklus II dapat lebih baik dibandingkan dengan hasil pembelajaran siklus I. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut.

  a.

  Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti membuat rencana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Siklus II pada penelitian ini, peneliti menyiapkan proses pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi. Materi pembelajaran yaitu tentang “Penjumlahan Bilangan Bulat”. Selain itu, peneliti juga membuat perangkat pembelajaran, merancang kegiatan dalam penerapan metode demonstrasi, mempersiapkan lembar observasi, LKS, dan soal-soal tes. Observer mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

  b.

  Pelaksanaan Tahap pelaksanan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

  1) Kegiatan Awal a) Guru masuk kelas dan memberikan salam.

  b) Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas.

  c) Guru mengondisikan kelas.

  d) Guru mengecek kehadiran siswa.

  e) Guru memberikan nomor pengamatan kepada siswa.

  f) Guru menyampaikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.

  g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. 2) Kegiatan Inti Eksplorasi a) Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan metode demonstrasi.

  b) Guru menyajikan subtopik permasalahan yang akan dipelajari dan

melibatkan siswa dalam mengidentifikasi topik tersebut.

  c) Guru meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diajarkan.

  d) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang orang siswa yang dibentuk secara heterogen.

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

  e) Guru melakukan demonstrasi di depan kelas dengan menggunakan mata dadu dan lakban hitam.

  f) Guru menunjuk wakil dari masing-masing kelompok untuk melakukan demonstrasi secara bergantian.

  g) Kelompok siswa mengamati dan menganalisa hasil demonstrasi. 3) Elaborasi a) Siswa melakukan diskusi sesuai topik yang dibahas pada masing- masing kelompok.

  b) Setiap kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa lembar kerja siswa yang akan disajikan ke depan kelas. 4) Konfirmasi a) Setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

  b) Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah disajikan oleh masing-masing kelompok.

  c) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 5) Kegiatan Penutup a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah berlangsung.

  b) Guru memberikan tes akhir.

  c) Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran.

  d) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.

  c.

  Pengamatan/observasi Tahap ini peneliti melakukan pengamatan tentang jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kinerja guru dengan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Data yang diperoleh diolah agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan.

  d.

  Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan kinerja guru dan hasil belajar siswa, kemudian membandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I dalam bentuk persentase. Jika pada siklus II pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Karena pada siklus II ini siswa sudah mencapai indikator keberhasilan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini cukup sampai siklus II.

  Indikator Keberhasilan Keberhasilan dalam menerapkan metode demonstrasi dapat dilihat dari indikator berikut ini yaitu: Persentase siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan dari satu siklus

ke siklus berikutnya, sehingga mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut.

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Prasiklus

  Hasil tes kondisi awal pelajaran Matematika sebelum dilaksanakan tindakan diketahui bahwa, pada siswa kelas V SDN 002 Sekip Hulu tahun pelajaran 2017/2018 ada 13 siswa belum tuntas, dan 7 siswa dinyatakan tuntas dari total 20 orang siswa di kelas, nilai yang masih dibawah KKM 78,00. yang masuk dalam kategori rendah. Bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

  

Tabel 1. Ketercapaian KKM Pada Pra Siklus

Siklus I No Tingkat Ketuntasan Jumlah Siswa % tercapai

  1. Tidak Tuntas

  13

  65

  2. Tuntas

  7

  35 Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada kondisi sebelum dilakukan tindakan, masih banyak siswa yang tidak tuntas atau nilainya tidak mencapai KKM, yaitu sebanyak 13 siswa dan hanya 7 siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 002 Sekip Hulu tahun pelajaran 2017/2018.

  Siklus I

  Dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN 002 Sekip Hulu dengan materi operasi hitung bilangan bulat. Pada siklus I indikatornya dilaksanakan pada hari Senin, 05 Februari 2018 masih terjadi beberapa kelemahan yang dialami, pada saat penerapan metode demonstrasi masih ada siswa yang belum aktif, guru tidak membagi waktu untuk membimbing siswa, sehingga tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu, pada pra siklus ketercapaian KKM siswa adalah 7 orang siswa (35%) lalu pada siklus I ketercapaian KKM naik menjadi 16 siswa (60%). Bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

  

Tabel 2. Ketercapaian KKM Pada Siklus I

Siklus I Tingkat No Ketuntasan Jumlah Siswa % tercapai

  1. Tidak Tuntas

  8

  40

  2. Tuntas

  12

  60 Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan tabel 2 diatas, setelah diterapkan metode demonstrasi pada siklus

  I, terlihat terjadi peningkatan. Hal ini ditunjukkan pada jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 8 siswa dan siswa tuntas mengalami peningkatan menjadi 12 siswa.

  Siklus II

  Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 26 februari 2018, Pada siklus

  II rencana pelaksanaan perbaikan dalam proses pembelajaran Matematika dilaksanakan di Kelas V SDN 002 Sekip Hulu siswa sangat termotivasi dan terlihat

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

  aktif dalam proses pembelajaran. Tetapi ditemukan sedikit permasalahan siswa yang tidak dapat menyelesaikan kesimpulan hasil demonstrasi. Pada siklus II ini terjadi peningkatan seperti yang diharapkan dari siklus I yaitu, pada siklus I ketercapaian KKM adalah 12 orang siswa (60%) dan pada siklus II naik menjadi 16 siswa (80%).

  Keberhasilan pembelajaran diatas disebabkan oleh adanya dampak positif dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode demonstrasi siswa lebih aktif dan termotivasi serta mudah memahami konsep tumbuhan hijau dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  

Tabel 3. Ketercapaian KKM Pada Siklus II

Siklus I No Tingkat Ketuntasan Jumlah Siswa % tercapai

  1. Tidak Tuntas

  4

  20

  2. Tuntas

  16

  80 Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan tabel diatas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dari data awal terdapat yang mencapai KKM, 7 orang siswa ( 35 %) naik menjadi 12 orang siswa pada siklus I ( 60%) dengan jumlah kenaikan sebesar 25 %, pada siklus II jumlah ketercpaian KKM dari siswa kelas V adalah 16 orang ( 80%) berarti terdapat kenaikan tingkat ketercapaian KKM sebesar 20 % dari siklus I ke siklus II.

  Pembahasan

Tabel 4. Ketercapaian Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Siklus

  No Ketuntasan

  I II

  III

  1 Tidak Tuntas

  13

  8

  4

  2 Tuntas

  7

  12

  16 Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini :

  

Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

  20

  15

  10

5 Pra Siklus Siklus I Siklus II

  Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

  Dari hasil pengamatan, dan pelaksanaan siklus I dan siklus II pelajaran Matematika dengan penggunaan metode demonstrasi sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan, aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam belajar terlihat antusias dan bersemangat. Disebabkan karena telah terbiasa menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil pembelajaran siswa lebih meningkat.

  Pada siklus I dilihat dari data awal pembelajaran Matematika ketuntasan 60%. Dari hasil kategori ini tergolong belum memuaskan sehingga diperlukan usaha agar nilai siswa meningkat pada siklus I, salah satu upaya adalah menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran Matematika.

  Maka dari itu pembelajaran Matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat lebih efektif menggunakan penerapan metode demonstrasi, dimana kegiatan belajar yang dilakukan guru tidak hanya bersifat pada aktivitas guru semata, melainkan seperangkat aktivitas yang memungkinkan peserta didik aktif di dalamnya.

  Pada perbaikan pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi Matematika dalam kegiatan pembelajaran ini siswa mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi Matematika. Siswa juga tampak sulit dalam membedakan tumbuhan hijau sehingga dalam mengerjakan latihan tidak seluruh siswa dapat menjawab dengan sempurna. Adapun perbaikan yang harus diberikan adalah diharapkan siswa untuk lebih teliti dalam mengalisa soal-soal dan persediaan media yang harus mencukupi.

  Siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 80%. Meningkatnya prestasi belajar siswa pada siklus II ini karena siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan menggunakan metode demonstrasi Matematika. Selain itu meningkatnya prestasi belajar siswa tidak terlepas dari aktivitas siswa serta peranan guru memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru dituntut mempunyai keluwesan dan kemampuan. Metode demonstrasi adalah metode yang dapat mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui menggunakan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran Matematika.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika siswa kelas V 002 Sekip Hulu. Proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ini telah memunculkan beberapa perilaku belajar siswa yang lebih baik. Perilaku tersebut berupa aktivitas siswa yang aktif dalam belajar, seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan berani tampil di depan. Siswa juga merasa senang dan berkesan positif dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dilihat dari hasil kemampuan pemahaman siswa dalam belajar matematika yang diukur dengan hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan dari setiap

  Helminaria / JMP Online Vol. 2 No. 9 September (2018) 908-921

  siklusnya mengalami peningkatan. Dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa. Ketuntasan belajar siswa juga terjadi peningkatan dari 60% pada siklus 1 meningkat jadi 80% pada siklus ke 2 yang sekaligus menunjukkan bahwa pembelajaran telah tuntas.

  Saran 1.

  Bagi Siswa Siswa diharapkan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Bagi Guru

  Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, guru menggunakan metode demonstrasi, karena dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika 3. Bagi Sekolah

  Memfasilitasi sarana dan prasarana untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

  DAFTAR PUSTAKA Adlan, A. 2011. Bimbingan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Kudus: Dita Kurnia.

  Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Aksara Karso, dkk. 2014. Pendidikan Matematika I. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

  Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

  Jakarta: Prenada. Undang, Gunawan. 2009. Teknik Penulisan Tindakan Kelas. Jakarta: Sayagatama. Wardani, IGAK, dkk. 2014. Perspektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

  Anitah. W., Sri, Dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Yamin, Martinis, dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi

  Meningkatkan Mutu Pembelajaran . Jakarta: Gaung Persada Press

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ROUND ROBIN PADA SISWA KELAS VIB SD NEGERI 004 TELUK BINJAI Yusniar SD Negeri 004 Teluk Binjai

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PROGRAM JTV PADA MATERI SPLDV PADA KELAS VIII-3 SMPN 5 PENAJAM PASER UTARA Fitrawati SMPN 5 Penajam Paser Utara

0 0 11

PENERAPAN PERMAINAN BONEKA MAGNET DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBAHASA PADA ANAK TUNA GRAHITA DI KELAS B TK NEGERI PEMBINA 3 KUALA TUNGKAL Siti Aisyah TK Negeri Pembina 3 Kuala Tungkal

0 0 13

PENGARUH METODE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK Marsya Naqiya Azzahra

0 2 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Bambang Winarto SMK Negeri 3 Probolinggo

0 1 11

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERSTRUKTUR KOMPETENSI DASAR MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT DENGAN MEMFAKTORKAN PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMKN 1 DLANGGU Totok Sugianto SMK Negeri 1 Dlanggu Kabupaten Mojokerto

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS III SDN 013 TALANG SEI LIMAU Suliyem SDN 013 Talang Sei Limau

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V MENGGUNAKAN METODE TUTORIAL TEMAN SEBAYA DI SDN 022 TITIAN TINGGI KECAMATAN RENGAT BARAT Sri Martini SDN 022 Titian Tinggi Kecamatan Rengat Barat

0 0 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DI SDN 018 BINJAI RENGAT BARAT 20172018 Sri Kayati SDN 018 Binjai Rengat Barat

0 0 13

PENERAPAN METODE DRILL GUNA MEMPERBAIKI HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 018 BINJAI RENGAT BARAT Herliana BR Damanik SDN 018 Binjai Rengat Barat

0 0 16