PENERAPAN MODEL MEMBACA PEMAHAMAN INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN CHUKYUU DOKKAI.
Penerapan Model Membaca Interaktif dalam Pembelajaran Chuukyuu
Dokkai
(Penelitian Eksperimen pada Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa
Jepang UPI)
Tesis
Diajukan sebagai Syarat Kelulusan Program Magister
Oleh: Annisa Prihandari
1009528
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
(2)
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berisi tentang penelitian eksperimen berupa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif dalam pembelajaran chuukyuu dokkai pada mahasiswa semester tiga pendidikan bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
Semoga semua hal yang tertuang di dalam tesis ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri, pembelajar bahasa Jepang, dan bagi pembaca skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulisan tesis ini, yaitu kepada:
1. Kedua orang tuaku, Mama dan Papa atas semua pengorbanan dan doanya, serta semua dukungan dan pompaan semangatnya selama ini.
2. Saudara-saudaraku Amrina Syarif, Afdillah Syarif, dan Alfadhli Syarif, terimakasih atas doa dan semangatnya.
3. Uda Romi A. Yulisef yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang sangat berarti.
(3)
Jepang Pascasarjana UPI dan selaku pembimbing II
6. Seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI dan SPs UPI 7. Teman-teman seperjuangan, Rita Agustina, Safitrie Indraningrum, dan
Floriana Gandi.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.
(4)
Penerapan Model Membaca Pemahaman Interaktif dalam Pembelajaran
Chukyuu Dokkai
ABSTRAK
Membaca pemahaman merupakan kemampuan yang tidak hanya membutuhkan pengetahuan tata bahasa atau kosakata, namun pembelajar juga harus memiliki pengetahuan tentang konteks sosial, budaya, atau hal yang dibicarakan oleh penulis di dalam sebuah teks tersebut. Model interaktif dalam membaca pemahaman mencoba untuk menggabungkan kedua aspek tersebut, agar pembelajar mampu memahami teks yang dibacanya.
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksperimen murni, penulis akan mengambil dua kelas sampel, satu kelas sebagai kelas eksperimen dimana metode ajar ini akan diterapkan, sedangkan kelas lainnya menjadi kelas kontrol sebagai pembanding hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas eksperimen, yang biasa disebut rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest control group design).
Berdasarkan data hasil pretest dan posttest siswa serta hasil analisis angket, yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian eksperimen, didapatkan hasil bahwa model interaktif ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi teks secara signifikan. Selain itu siswa juga berpendapat bahwa model ini menarik dan dapat meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
(5)
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ……… B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ……… C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……….. 1. Tujuan Penelitian ……… 2. Manfaat Penelitian ……… D. Definisi Operasional ……….. E. Sistematika Penulisan ………
BAB II. Kerangka Teori
A. Membaca ………. B. Membaca Pemahaman ……….. C. Model Proses Membaca ……… 1. Model Bottom-Up ... 2. Model Top-Down ………..……….. 3. Model Interaktif ………..……… D. Pembelajaran Dokkai di UPI ………..……… E. Hasil Penelitian Terdahulu ……….………… F. Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca berdasarkan Model
Interaktif ……… i iii v vii 1 2 4 4 4 5 8 9 10 16 16 18 21 25 27 30
(6)
A. Metode Penelitian ………. B. Teknik Pengumpulan Data ……… C. Teknik Pengolahan Data ………... D. Populasi dan Sampel ……….………. E. Prosedur Penelitian ……….………
BAB IV. Analisis Data dan Pembahasan
A. Pelaksanaan Kegiatan Eksperimen ……….…….. B. Hasil Analisis Data ………..………... C. Pembahasan ……….………...
BAB V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ……….………...
B. Saran ……….
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
39 42 49 52 54
58 62 88
94 95
(7)
Tabel 3.1 Interpretasi korelasi koefisien validitas
Tabel 3.2 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal
Tabel 3.3 Interpretasi analisis daya pembeda
Tabel 3.4 Kriteria efektifitas pembelajaran
Tabel 4.1 Statistik deskriptif hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen
Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas pretest kelas kontrol
Tabel 4.5 Hasil uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.6 Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen
Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas posttest kelas kontrol
43
47
49
52
63
67
69
69
71
72
(8)
Tabel 4.9 Hasil uji -t nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 4.10 Hasil angket siswa kelas eksperimen 1
Tabel 4.11 Hasil angket siswa kelas eksperimen 2
Tabel 4.12 Hasil angket siswa kelas eksperimen 3
Tabel 4.13 Hasil angket siswa kelas eksperimen 4
Tabel 4.14 Hasil angket siswa kelas eksperimen 5
Tabel 4.15 Hasil angket siswa kelas eksperimen 6
Tabel 4.16 Kriteria efektifitas pembelajaran
76
77
79
81
83
84
86
(9)
Gambar 2.1 Proses Model Bottom-Up dan Top-down
Gambar 2.2 Proses Model Interaktif
Gambar 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian
Gambar 4.1 Deskripsi statistik hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Gambar 4.2 Standar deviasi hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
19
24
41
49
64
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran bahasa asing, keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh pembelajar meliputi 4 keterampilan, yaitu keterampilan mendengar
(listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca
(reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan ini
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.
Keterampilan membaca didapat dari kemampuan pembelajar untuk
mengenal huruf (decoding). Namun, pembelajar tidak hanya dituntut untuk dapat
membaca sebuah wacana atau teks, melainkan juga mampu memahami isi dan
makna yang disampaikan oleh penulis. Kemampuan ini disebut dengan membaca
pemahaman (comprehensive skill) yang dianggap sebagai kemampuan tertinggi dalam
keterampilan membaca. Membaca pemahaman merupakan kemampuan yang
kompleks yang tidak hanya membutuhkan pengetahuan tata bahasa atau kosakata,
namun pembelajar juga harus memiliki pengetahuan tentang konteks sosial,
budaya, atau hal yang dibicarakan oleh penulis di dalam sebuah teks tersebut.
Model interaktif dalam membaca pemahaman mencoba untuk
(11)
yang dibacanya. Tidak hanya membuat siswa mampu menerjemahkan teks, tetapi
lebih kepada kemampuan pembelajar untuk memahami dan menemukan makna
yang tersurat dan tersirat yang disampaikan penulis.
Ahli pendidikan bahasa asing, salah satunya Stanovich (dalam Ghazali,
2010:208) berpendapat bahwa pembacaan bahasa kedua secara efisien dapat
dilakukan dengan menggunakan model interaktif ini untuk merangsang siswa
berpikir, bernalar, dan memecahkan masalah dalam memahami sebuah teks.
Karena itu model interaktif ini dianggap tepat dalam pembelajaran membaca
pemahaman atau yang biasa disebut dokkai dalam pembelajaran bahasa Jepang di
UPI.
Karena hal itulah penulis mencoba mengangkat tema penerapan model
membaca interaktif dalam pembelajaran chuukyuu dokkai (Penelitian eksperimen
pada mahasiswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang UPI) sebagai tema
penelitian ini.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba merumuskan masalah sebagai
(12)
a. Bagaimana kemampuan pemahaman teks berbahasa Jepang mahasiswa
semester 3 pendidikan bahasa Jepang UPI sebelum dan sesudah penerapan
membaca pemahaman dengan model interaktif ?
b. Adakah perbedaan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap teks
berbahasa Jepang setelah penerapan membaca pemahaman dengan model
interaktif?
c. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan membaca pemahaman
dengan model interaktif?
d. Apakah membaca pemahaman dengan model interaktif efektif
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu teks?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis akan melakukan pembatasan
masalah yang akan diteliti pada penelitian tentang penerapan membaca
pemahaman dengan model interaktif pada pembelajaran chukyuu dokkai yang
diajarkan pada mahasiswa pendidikan bahasa Jepang UPI semester 3, yaitu:
a. Peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap teks berbahasa
Jepang setelah penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif.
b. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan membaca pemahaman
dengan model interaktif?
c. Efektifkah membaca pemahaman dengan model interaktif meningkatkan
(13)
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa semester 3 pendidikan
bahasa Jepang UPI terhadap teks berbahasa Jepang setelah penerapan
membaca pemahaman dengan model interaktif.
b. Untuk mengetahui tanggapan siswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang
UPI terhadap penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif.
c. Untuk mengetahui efektifitas membaca pemahaman dengan model
interaktif dalam meningkatkan pemahaman wacana siswa semester 3
pendidikan bahasa Jepang UPI .
2. Manfaat penelitian
Bagi pengajar bahasa Jepang
1) Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pengajar bahasa Jepang
dalam mencari model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan dokkai
2) Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi pertimbangan penerapan
(14)
Bagi pendidikan bahasa Jepang
1) Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan
tentang membaca pemahaman dengan model interaktif.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap judul dan hasil
penelitian ini, penulis mencoba untuk menjelaskan definisi operasional terhadap
masing-masing variabel penelitian yang direpresentasikan oleh judul penelitian.
Adapun definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membaca
Menurut Hodgson (dalam Tarigan, 1979:7), membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan tersirat tidak
dapat tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
(15)
Spache dan Spache (dalam Kasiyanto, 2009:14) berpendapat bahwa
membaca adalah pengenalan kembali lambang-lambang tertulis yang merupakan
stimulus untuk memahami arti bacaan yang dibentuk lewat pengalaman pada masa
lampau; sedangkan proses membaca itu melibatkan pemahaman tentang apa yang
dimaksud penulis dan kemudian mengadakan interpretasi dan refleksi.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah suatu proses dimana pembaca menyaring
pemahaman melalui pengetahuan, motivasi, kemampuan kognitif dan pengalaman
mereka. Pembaca yang efektif memiliki tujuan untuk membaca, dan menggunakan
latar belakang pengetahuan dan pengalaman mereka untuk berhubungan dengan
teks, pembaca tidak akan memahami makna teks kecuali mereka menarik
hubungan antara apa yang mereka baca dan pengetahuan mereka. (Tankersley
dalam May, 2010:7) Selanjutnya, Pang et.al (dalam May, 2010:7) menggambarkan
membaca pemahaman sebagai proses aktif pembaca untuk membangun makna dari
teks. Proses tersebut terdiri dari interaksi antara pengetahuan sebelumnya, dan
menarik kesimpulan dari berbagai kata dan ungkapan yang digunakan penulis,
dalam rangka untuk memahami informasi, gagasan, dan sudut pandangnya. Smith
(dalam May, 2010:7) juga berpendapat bahwa membaca pemahaman melibatkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya yang berinteraksi dengan apa dibaca,
(16)
Goodman (dalam Kasiyanto, 2009:15) mengemukakan bahwa membaca
pemahaman merupakan rekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca.
Proses rekonstruksi pesan menurut Goodman berlapis, interaktif, dan proses
pembentukan serta pengujian hipotesis. Pesan digali melalui lapisan-lapisan makna
yang terdapat di dalam teks; berinteraksi dengan makna yang terdapat dalam teks
tersebut pembaca membuat dan menguji hipotesis, hasil pengujian hipotesis itu
dipakai sebagai dasar untuk menarik inferensi bagi pembaca mengenai pesan yang
dimaksud dan ingin disampaikan oleh penulis.
3. Model Membaca Interaktif
Model ini pertama kali dikemukakan oleh Rumelhart. Ia menyatakan
bahwa pemahaman bacaan bergantung kepada informasi grafis serta pengetahuan
yang dimiliki pembaca. Rumelhart mengemukakan bahwa membaca adalah hasil
interaksi antara persepsi terhadap simbol-simbol grafis, kemampuan bahasa, dan
latar belakang pengetahuan pembaca.
Untuk memperoleh makna dalam membaca, respon intelektual merupakan
hal yang penting. Dalam proses memperoleh makna itu pembaca secara aktif
berpikir, bernalar, memilih, menilai, serta memecahkan masalah. Proses membaca
(17)
E. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini nantinya akan ditulis dalam 5 bab, yaitu bab
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan, dan penutup.
Bab I sebagai pendahuluan di dalamnya terdiri dari uraian tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta metode
penelitian secara garis besar. Bab II adalah landasan teori berisi tentang referensi
dari berbagai sumber yang nantinya akan digunakan penulis sebagai landasan
dalam melakukan penelitian. Bab III model penelitian menjabarkan lebih rinci
model dan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian yang garis
besarnya telah dibahas pada bab pendahuluan. Pembahasan masalah serta hasil
penelitian nantinya akan ditulis dalam bab pembahasan. Pada dasarnya bab ini
terdiri dari dua hal utama, yaitu pengolahan/analisis data untuk menghasilkan
temuan dan pembahasan /analisis temuan. Serta yang terakhir adalah bab IV
penutup, berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dan
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana penulis melakukan eksperimen penerapan sebuah metode ajar, dalam hal ini adalah membaca pemahaman dengan metode interaktif dalam mata kuliah chukyuu dokkai pada mahasiswa tingkat 2 pendidikan bahasa Jepang UPI. Hal ini sejalan dengan pendapat Danim yang menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. (Syamsuddin dan Damaianti, 2007:150)
Penelitian eksperimen memiliki karakteristik yang berbeda dengan model penelitian lainnya, Danim mendeskripsikan karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
1. Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, manipulasi langsung, maupun random (acak).
(19)
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian eksperimental juga meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan sebjek, serta penempatan subjek dalam kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat study memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. (Syamsuddin dan Damaianti, 2007:153)
(20)
Dengan mempertimbangkan karakteristik penelitian eksperimen menurut Danim di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksperimen murni, penulis akan mengambil 2 kelas sampel, 1 kelas sebagai kelas eksperimen dimana metode ajar ini akan diterapkan, sedangkan kelas lainnya menjadi kelas kontrol sebagai pembanding hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas eksperimen, yang biasa disebut rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest control group design).
R O1 X1 O2
R O3 O4
Gambar 3.1
The randomized pretest-posttest control group design (Syamsuddin dan Damaianti, 2007:160)
Keterangan:
R : Sampel yang dipilih secara random
O : Pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X : Treatment yang diberikan di kelas eksperimen berupa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif.
Sebelum diberikan treatment di kelas eksperimen, dilaksanakan pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
(21)
Kemudian setelah diberikan treatment dilaksanakan posttest untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa kelas eksperimen yang diberikan treatment dan kelas kontrol yang tidak diberikan treatment.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan angket. Tes terdiri atas pretest dan posttest yang dilakukan pada kedua kelas eksperimen dan kontrol. Pretest dilakukan sebelum diberikannya
treatment di kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Kemudian setelah diberikan treatment di kelas eksperimen barulah dilakukan posttest
untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Hasil pretest dan posttest ini kemudian digunakan untuk membandingkan kemampuan siswa kedua kelas, dan juga digunakan untuk mengetahui apakah penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif ini efektif atau tidak dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi teks.
Sedangkan angket digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa tentang penerapan membaca pemahaman dengan metode interaktif dalam pembelajaran chukyuu dokkai.
(22)
1. Tes Kemampuan Siswa a. Analisis validitas tes
Menurut Purwanto (2010:137), validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur.
Selanjutnya Purwanto (2010:139) menjabarkan bahwa validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berikut
Table 3.1
Interpretasi korelasi koefisien validitas
Korelasi koefisien Interpretasi
0.90 – 1.00 korelasi sangat tinggi (sempurna)
0.70 – 0.90 korelasi tinggi
0.40 – 0.70 korelasi cukup
0.20 – 0.40 korelasi rendah
(23)
Menghitung validitas suatu tes dapat dilakukan dengan beberapa rumus berikut:
1) Dengan product moment correlation (metode Pearson)
2) Dengan rank method of correlation (metode Spearman)
b. Analisis reliabilitas tes
Perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sample yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula. (Sutedi, 2009:184)
Terdapat beberapa cara untuk menghitung reliabilitas tes, salah satunya adalah dengan KR20 dan KR21. Cara ini dilakukan dengan membandingkan skor setiap butir soal, melalui langkah berikut:
(24)
1) Menganalisis jawaban benar dan jawaban salah dari tiap butir soal untuk tiap sampel (siswa), dengan cara jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
2) Menghitung jawaban benar persampel (secara horisontal), sehingga nantinya menjadi bahan untuk mengetahui besarnya mean dan standar deviasi
3) Menghitung jawaban benar perbutir soal (secara vertikal), dari data ini bisa dihitung proporsi jawaban benar (p) dan jawaban salah (q). Nilai (p) bisa diari dengan cara jumlah jawaban benar dibagi jumlah sampel (siswa), sedangkan nilai (q) diperoleh dengan rumus “l-p”. Kemudian antara (p) dan (q) dikalikan sehingga diperoleh ∑pq. (Sutedi, 2009:186)
Rumus untuk mencari nilai KR20
Rumus untuk menari nilai KR21
Keterangan:
r : koefisien reliabilitas tes
(25)
p : proporsi jawaban benar (∑B:sampel) q : proporsi jawaban salah (1-p)
St2 : varians total
M : Mean
Untuk menguji reliabilitas soal bentuk esai dapat digunakan rumus koefisiensi Alpha Cronbach (Sutedi, 2009:198). Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
r : koefisien reliabilitas tes
k : jumlah butir soal
p : proporsi jawaban benar (∑B: sampel)
q : proposi jawaban salah (1-p) St2 : varians total
(26)
c. Analisis tingkat kesukaran soal
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dari suatu tes digunakan rumus berikut:
Keterangan:
TK : tingkat kesukaran
BA : jumlah jawaban benar kelompok atas
BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah
N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah
Setelah didapatkan hasil tingkat kesukarannya, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Interpretasi
0.76 – 1.00 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
(27)
d. Analisis daya pembeda
Menurut Purwanto (2010: 120) yang dimaksud dengan daya pembeda suatu soal tes adalah bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper class) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower class). Untuk mengetahui daya pembeda tiap soal digunakan rumus berikut:
Keterangan:
DP : Daya pembeda
BA : Jumlah jawaban benar kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar kelompok bawah
n : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah
Setelah didapatkan hasil daya pembeda, dilakukan interpretasi menggunakan kriteria di bawah ini.
(28)
Tabel 3.3
Interpretasi analisis daya pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
0.76 – 1.00 tinggi
0.26 – 0.75 sedang
0.00 – 0.25 rendah
C. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan penulis gunakan adalah statistik komparasional, yaitu membandingkan hasil tes yang didapat oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah penerapan analisis wacana. Jika hasil yang diperoleh oleh kelas eksperimen lebih tinggi, dapat diartikan bahwa teknik pembelajaran membaca pemahaman dengan metode interaktif lebih baik dibandingkan dengan metode yang digunakan di kelas kontrol.
Untuk memudahkan dalam pengolahan data, penulis menggunakan SPSS 21 dan windows excel dalam perhitungan. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Standar deviasi. Standar deviasi digunakan untuk mencari tahu penyebaran kemampuan siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat dari hasil yang diperoleh siswa dalam pretest dan posttest.
(29)
2. Uji normalitas. Uji normalitas ditujukan untuk mencari tahu apakah nilai pretest
dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi secara normal. Pengujian ini dilakukan sebagai salah satu input data dalam menghitung uji-t.
Uji normalitas dinyatakan dengan 2 hipotesis, yaitu: H0: Data berdistribusi normal
H1: Data berdistribusi tidak normal
Untuk menguji normalitas data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji normalitas Kolmogorov_Smirnov melalui SPSS 21 dengan nilai signifikansi α=0.05. Dimana jika nilai uji normalitas pretest dan posttest memiliki skor di atas 0.05 maka nilai pretest dan posttest dianggap berdistribusi secara normal. Sebaliknya jika uji normalitas memiliki skor dibawah 0.05 maka nilai pretest dan posttest dianggap tidak berdistribusi secara normal.
3. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah hasil pretest dan posttest yang didapat kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak, dan apakah sampel kelas eksperimen dan posttest ini berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.
Penulis menggunakan bantuan SPSS 21 untuk menghitung homogenitas hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf
(30)
signifikansi α=0.05. Jika hasil uji homogenitas >0.05 maka hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen, namun jika hasil uji homogenitas <0.05 maka hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan tidak homogen. Uji homogenitas dinyatakan dengan dua hipotesis, yaitu:
H0: Variansi pada tiap kelompok sama (homogen)
H1: Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
4. Uji –t. Uji –t dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam peningkatan kemampuan siswa setelah dilakukannya treatment.
Penulis menggunakan bantuan SPSS 21 untuk menghitung uji-t ini dengan taraf signifikansi α=0.05. Hipotesanya adalah:
H0= Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1= Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Jika hasil perhitungan dari uji –t memiliki skor <α maka hipotesa H0 ditolak, namun jika hasil uji –t >0.05 makan H0 diterima.
(31)
5. Analisis gain. Analisis gain atau normalized gain digunakan untuk mengetahui apakah model pengajaran yang diterapkan efektif atau tidak dalam meningkatkan kemampuan siswa. Analisa ini menggunakan peningkatan skor posttest siswa dibandingkan dengan skor pretest.
Tingkat keefektifan membaca pemahaman dengan model interaktif dapat kita lihat dengan membandingkan skor yang didapat dengan tabel kriteria di bawah ini.
Tabel 3.4
Kriteria efektifitas pembelajaran
Rentang Normalized Gain Kriteria Efektivitas
0,71-1,00 Sangat Efektif
0,41-0,70 Efektif
0,01-0,40 Kurang Efektif
6. Pengolahan data angket. Pengolahan data angket dilakukan dengan penghitungan frekwensi jawaban siswa pada setiap pertanyaan yang diberikan.
D. Populasi dan Sampel
Siswa yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan bahasa Jepang yang telah memiliki kemampuan membaca huruf (decoding) yang baik dan
(32)
diutamakan juga yang memiliki pengetahuan umum tentang kebudayaan dan kebiasaan hidup masyarakat Jepang. Kemampuan membaca huruf ini dimaksudkan agar pada saat pemberian treatment, pembelajaran berfokus pada peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap isi teks bukan pada kegiatan yang bersifat pemecahan cara baca huruf, sedangkan pengetahuan umum yang dimiliki oleh siswa dapat memudahkan saat dilakukannya diskusi dan language experience activities, yaitu kegiatan dimana guru dan siswa berbagi pengalaman atau pengetahuan yang mereka miliki tentang tema teks.
Dengan pertimbangan tersebut, tidak mungkin bagi peneliti untuk mengambil sampel dari mahasiswa semester 1 yang masih pada tahap untuk mempelajari huruf dan yomikata. Sehingga penulis memutuskan bahwa populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan bahasa Jepang UPI semester 3. Mahasiswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang UPI terbagi ke dalam 2 kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Sedangkan sampel diambil secara random terdiri dari 20 siswa sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa lagi sebagai kelas kontrol.
(33)
E. Prosedur Penelitian
1. Alur Penelitian
Perumusan masalah
Studi literatur/ kajian teori
Penyusunan instrumen tes hasil belajar
Penyusunan instrumen pengajaran di kelas
Validasi instrumen pengajaran Validasi instrumen tes hasil belajar
Kelas eksperimen Pretest
Kelas kontrol
Pembelajaran dokkai dengan model interaktif reading Pembelajaran dokkai dengan metode yang
diterapkan saat ini (honyakuhou)
Posttest
Pengumpulan angket Pengolahan data dan analisis data
Pembahasan
Pelaporan hasil penelitian
Gambar 3.2
(34)
2. Tahap pendahuluan
a. Perumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada masalah tertentu.
b. Studi literatur/kajian teori yang berkaitan dengan membaca, membaca pemahaman, dan model membaca interaktif.
3. Tahap persiapan
a. Penyusunan instrumen tes hasil belajar. Instrumen berupa tes dan angket. b. Validasi instrumen tes hasil belajar
c. Penyusunan instrumen pengajaran di kelas. Instrumen pengajaran di kelas berupa materi pengajaran, prosedur pengajaran, rancangan SAP, dan sebagainya.
d. Validasi instrumen pengajaran di kelas. Sebelum diterapkan dalam pengajaran di kelas, instrumen yang telah disusun oleh penulis akan divalidasi terlebih dahulu.
(35)
4. Tahap pelaksanaan
a. Pelaksanaan pretest. Pretest dilakukan guna mengumpulkan gambaran awal tentang kemampuan siswa di kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diterapkannya membaca pemahaman dengan model interaktif. b. Pemberian treatment berupa penerapan membaca pemahaman dengan model
interaktif pada kelas eksperimen
c. Posttest. Posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah penerapan membaca interaktif dengan model interaktif untuk kemudian dibandingkan dengan kemampuan siswa setelah penerapan model pengajaran yang diterapkan saat ini.
d. Pengumpulan data melalui angket. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model interaktif dan kemudian dibandingkan dengan model pengajaran yang digunakan oleh dosen mata kuliah chukyuu dokkai.
5. Tahap penyelesaian
a. Analisis dan pengolahan data b. Pelaporan hasil penelitian
(36)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pretest dan posttest siswa serta hasil analisis angket, yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian eksperimen berupa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif pada mata kuliah chuukyuu dokkai pada mahasiswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang UPI didapatkan kesimpulan seperti berikut:
1. Setelah penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif diketahui bahwa kemampuan pemahaman teks berbahasa Jepang mahasiswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang UPI mengalami peningkatan dibanding sebelum penerapan model ini. Hal ini ditandai dengan terdapatnya peningkatan terhadap skor yang mereka dapatkan dalam posttest setelah treatment dibandingkan dengan skor pretest yang dilakukan sebelum pemberian treatment.
2. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen, mereka berpendapat bahwa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif cukup menarik. Language experience activities yang berupa kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang tema teks antara
(37)
guru dan siswa merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan bagi siswa, mereka sangat bersemangat dalam menyampaikan ide dan pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa model interaktif ini merangsang mereka untuk mengeksplorasi pengetahuan yang mereka miliki dalam memahami isi teks, dan merangsang mereka untuk dapat belajar mandiri dalam memahami isi teks.
3. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi terhadap data skor pretest dan posttest yang diperoleh oleh siswa kelas eksperimen didapatkan hasil bahwa membaca pemahaman dengan model interaktif cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami isi teks.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian eksperimen berupa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif, penulis mendapatkan hasil bahwa model interaktif ini cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi teks. selain itu berdasarkan data yang dikumpulkan melalui angket juga didapatkan hasil bahwa tanggapan siswa cukup bagus terhadap model ini. Sehingga penulis menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan model pengajaran membaca ini dengan sampel dan populasi lain untuk mencari tahu apakah model ini juga efektif digunakan pada populasi yang memiliki perbedaan dalam kemampuan siswa atau level pembelajaran yang berbeda. Selain itu, penulis juga
(38)
menyarankan untuk menerapkan model ini dalam pembelajaran teks panjang, seperti makalah, artikel koran, atau novel.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Barretine, Shelby. 1996. Engaging with Reading Through Interactive Read-Alouds. Dalam jurnal The Reading Teacher. 50, (1), 36-43.
Boothe, Ken dan Walter, Leah B. What is An Interactive Reading Model. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/whatisaninteractivereadingmode.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What is A Top-Down Reading Model. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatIsATopDownReadingModel.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What is A Bottom-Up Reading Model. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatIsABottomUpReadingModel.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What are Reading Skill. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/whatarereadingskills.htm [20 Agustus 2012]
(40)
---,---. What are Comprehension Skills. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatAreComprehensionSkills.htm [20 Agustus 2012]
Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung:
Rizqi Press
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Wacana: pemahaman dan Hubungan Antarunsur.
Bandung: Refika Aditama
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama
Karlysokolowski, Parsley. [Online]. Barret’s Taxonomy of Reading Comprehension. Tersedia:
http://teacherpages.nhcs.net/schools/parsley/karlysokolowski/Documents/Readi ngComprehension/Barrett's%20Taxonomy%20of%20Reading%20Comprehension. pdf [20 Agustus 2012]
Kasiyanto. 2009. Efektivitas Membaca Pemahaman Melalui Model Interaktif dengan Latihan Menjawab Pertanyaan dan Meringkas di SMAN 2 Serui Papua. Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Machida, Sayuki. [Online]. A Step Forward to Using Translation to Teach a Foreign/Second Language. Tersedia: http://e-flt.nus.edu.sg/v5sp12008/machida.htm [25 September 2012]
(41)
May, Chamseddine. 2010. Explicit Instruction of Reading Strategies That Enable EFL Learners to Achieve Comprehension in Reading : The Case of Third Year Lycée Learners. Thesis Master pada Department of English Mentouri University-Constantine Aljazair: tidak diterbitkan
Mehta, Naveen. [Online]. English Language Teaching Through the Translation Method. Tersedia: http://www.bokorlang.com/journal/51mongolian.htm [25 September 2012]
Mina, Kobayashi. 1998. Yokuwakaru kyojuhou. Tokyo: Space alc
Muneo, Kimura. 1988. Kyojuhuo Nyumon. Tokyo: Bohjinsha
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda
Rumelhart, David.E dan McClelland, James.L. 1981. Interactive Processing Through Spreading Activation, dalam Lesgold, Alan dan Perfetti, Charles (Eds), Interactive Processes in Reading (pp 37-60). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher
Setiadi, Riswanda dan Piyakun, Araya. 2012. Understanding: The Process of Reading in Teaching Literacy. Bandung: Rizqi
Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Syamsuddin, dan Damaianti, Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
(42)
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
(1)
guru dan siswa merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan bagi siswa, mereka sangat bersemangat dalam menyampaikan ide dan pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa model interaktif ini merangsang mereka untuk mengeksplorasi pengetahuan yang mereka miliki dalam memahami isi teks, dan merangsang mereka untuk dapat belajar mandiri dalam memahami isi teks.
3. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi terhadap data skor pretest dan posttest yang diperoleh oleh siswa kelas eksperimen didapatkan hasil bahwa membaca pemahaman dengan model interaktif cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami isi teks.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian eksperimen berupa penerapan membaca pemahaman dengan model interaktif, penulis mendapatkan hasil bahwa model interaktif ini cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi teks. selain itu berdasarkan data yang dikumpulkan melalui angket juga didapatkan hasil bahwa tanggapan siswa cukup bagus terhadap model ini. Sehingga penulis menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan model pengajaran membaca ini dengan sampel dan populasi lain untuk mencari tahu apakah model ini juga efektif digunakan pada populasi yang memiliki perbedaan dalam kemampuan siswa atau level pembelajaran yang berbeda. Selain itu, penulis juga
(2)
menyarankan untuk menerapkan model ini dalam pembelajaran teks panjang, seperti makalah, artikel koran, atau novel.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Barretine, Shelby. 1996. Engaging with Reading Through Interactive Read-Alouds. Dalam jurnal The Reading Teacher. 50, (1), 36-43.
Boothe, Ken dan Walter, Leah B. What is An Interactive Reading Model. [Online]. Tersedia:
http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/whatisaninteractivereadingmode.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What is A Top-Down Reading Model. [Online]. Tersedia: http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatIsATopDownReadingModel.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What is A Bottom-Up Reading Model. [Online]. Tersedia: http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatIsABottomUpReadingModel.htm [20 Agustus 2012]
---,---. What are Reading Skill. [Online]. Tersedia: http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/whatarereadingskills.htm [20 Agustus 2012]
(4)
---,---. What are Comprehension Skills. [Online]. Tersedia: http://www.sil.org/lingualinks/literacy/referencematerials/glossaryofliteracyterm s/WhatAreComprehensionSkills.htm [20 Agustus 2012]
Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Press
Djajasudarma, Fatimah. 2010. Wacana: pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Refika Aditama
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama
Karlysokolowski, Parsley. [Online]. Barret’s Taxonomy of Reading Comprehension. Tersedia:
http://teacherpages.nhcs.net/schools/parsley/karlysokolowski/Documents/Readi ngComprehension/Barrett's%20Taxonomy%20of%20Reading%20Comprehension. pdf [20 Agustus 2012]
Kasiyanto. 2009. Efektivitas Membaca Pemahaman Melalui Model Interaktif dengan Latihan Menjawab Pertanyaan dan Meringkas di SMAN 2 Serui Papua. Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Machida, Sayuki. [Online]. A Step Forward to Using Translation to Teach a Foreign/Second Language. Tersedia: http://e-flt.nus.edu.sg/v5sp12008/machida.htm [25 September 2012]
(5)
May, Chamseddine. 2010. Explicit Instruction of Reading Strategies That Enable EFL Learners to Achieve Comprehension in Reading : The Case of Third Year Lycée Learners. Thesis Master pada Department of English Mentouri University-Constantine Aljazair: tidak diterbitkan
Mehta, Naveen. [Online]. English Language Teaching Through the Translation Method. Tersedia: http://www.bokorlang.com/journal/51mongolian.htm [25 September 2012]
Mina, Kobayashi. 1998. Yokuwakaru kyojuhou. Tokyo: Space alc
Muneo, Kimura. 1988. Kyojuhuo Nyumon. Tokyo: Bohjinsha
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda
Rumelhart, David.E dan McClelland, James.L. 1981. Interactive Processing Through Spreading Activation, dalam Lesgold, Alan dan Perfetti, Charles (Eds), Interactive Processes in Reading (pp 37-60). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher
Setiadi, Riswanda dan Piyakun, Araya. 2012. Understanding: The Process of Reading in Teaching Literacy. Bandung: Rizqi
Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Syamsuddin, dan Damaianti, Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda
(6)
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa