PENGARUH PEMAHAMAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA BANDUNG.

(1)

Novita Fitriani, 2013

KEBERHASILAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN

PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA BANDUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh Novita Fitriani

0805340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

Novita Fitriani, 2013

KEBERHASILAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN

PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA BANDUNG

Oleh Novita Fitriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Novita Fitriani 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Novita Fitriani, 2013

PENGARUH PEMAHAMAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN

PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA BANDUNG

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Pembimbing II

Drs. Budi Santoso, M.Si NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

PENGARUH PEMAHAMAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN DI SMK

SE-KOTA BANDUNG

oleh:

Novita Fitriani 0805340

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh pemahaman kompetensi guru terhadap keberhasilan PLP. Penelitian ini mengenai rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap kompetensi guru pada saat melaksanakan kegiatan Program Latihan Profesi (PLP).

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pemahaman kompetensi guru (X) dan keberhasilan PLP (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang sedang mengikuti PLP di Kota Bandung dengan jumlah 52 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kompetensi guru. Ditunjukan dengan kompetensi sosial berada pada skor tertinggi, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional berada pada skor sedang dan kompetensi kepribadian berada pada skor terendah (2) Keberhasilan PLP mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran. Ditunjukan dengan evaluasi pembelajaran berada pada skor tertinggi, perencanaan pembelajaran berada pada skor sedang dan pelaksanaan pembelajaran berada pada skor terendah (3) Kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan PLP mahasiswa Program Studi Manajemen Perkantoran di SMK Se-Kota Bandung.


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF UNDERSTANDING COMPETENCE OF TEACHERS AGAINST THE SUCCESS OF THE PROGRAM EXERCISE A PROFESSION (PLP) STUDENT COURSE OF STUDY EDUCATION MANAGEMENT OFFICE

IN SMK SE-KOTA BANDUNG by:

Novita Fitriani 0805340

This script is guided by:

Dr. Janah Sojanah, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

The subject matter taken up in this research is progress influence of understanding competence teacher against success PLP. This research about the low understanding student against competence teacher when implementign programs exercise a profession (PLP).

This research consist of two variables which is the understanding competence of teachers (X) and the success of the PLP (Y). The methods used in this research is explanatory survey methods. The technique of data collecting by means of dissemination of the likerrt scale model with question form, were analized using simple regression. The respondents in this study were all student who are following the PLP in Bandung, with a total of 52 people.

This research result indicates that (1) Competence of teacher. Shows its competence social are at highest score, competence pedagogik and professional competency be on the score was and competence personality is at score lowest (2) Success PLP Student Study Program Education Management Offices. Shows its evaluation learning are at highest score, planning learning is at score was and enferoncement of learning is at score lowest (3) Competence teacher influential positive and significantly to success PLP Student Study Program Management Office in SMK Se-Kota Bandung.


(6)

Novita Fitriani, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru . Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Karakterisrik Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.3 Dimensi-dimensi Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.5 Pengertian Mengajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Teori Belajar... Error! Bookmark not defined. 2.2 Program Latihan Profesi (PLP) ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Profesi ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Pengertian Program Latihan Profesi ... Error! Bookmark not

defined.

2.2.3 Tujuan Program Latihan Profesi (PLP). Error! Bookmark not


(7)

Novita Fitriani, 2013 defined.

2.2.5 Prosedur Pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP) ... Error!

Bookmark not defined.

2.3 Hasil Penelitian Pendahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian . Error! Bookmark

not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not

defined.

3.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. Error! Bookmark

not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not


(8)

Novita Fitriani, 2013 defined.

4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data .... Error! Bookmark not

defined.

4.1.6 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Kompetensi Guru.. Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Gambaran Keberhasilan PLP . Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Keberhasilan PLPError!

Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Hasil Pra-Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2. 1 Kompetensi dan Sub Kompetensi GuruError! Bookmark not defined. Tabel 2. 2 Hasil Penelitian Pendahulu... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Operasional Variabel X ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 Operasional Variabel Y ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Populasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen

Perkantoran yang telah Melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif JawabanError! Bookmark not defined. Tabel 3. 5 Kriteria Penskoran Angket untuk Variabel X dan YError! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Karakteristik Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Uji ReliabilitasError! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Rekapitulasi Tanggapan RespondenError! Bookmark not defined. Tabel 4. 6 Jawaban Responden Terhadap Indikator Kompetensi

Pedagogik ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 7 Jawaban Responden Terhadap Indikator Kompetensi

Kepribadian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 8 Jawaban Responden Terhadap Indikator Kompetensi


(10)

Novita Fitriani, 2013

Tabel 4. 10 Rekapitulasi Tanggapan RespondenError! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 Jawaban Responden Terhadap Indikator Perencanaan

Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 Jawaban Responden Terhadap Indikator Pelaksanaan

Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 13 Jawaban Responden Terhadap Indikator Evaluasi

Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 14 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Kompetensi

Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 15 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Keberhasilan

PLP ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Persentase Tanggapan Responden Variabel Kompetensi GuruError! Bookmark not defin Tabel 4. 17 Persentase Tanggapan Responden Variabel Keberhasilan PLPError! Bookmark not def


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model Hubungan diantara Variabel Penelitian ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Rekapitulasi Tanggapan RespondenError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Rekapitulasi Tanggapan RespondenError! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Persentase Tanggapan Responden Variabel Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Persentase Tanggapan Responden Variabel Keberhasilan PLP


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap orang mengenal pendidikan. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi, serta sarana dalam membangun watak bangsa. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang berisi:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.

Menurut G.W. Denemark dalam Oemar Hamalik (2009:62) menyatakan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat modern, baik dari segi politik maupun dari segi ekonomi. Pembangunan masyarakat bergantung pada individu-individu yang bebas, rasional dan bertanggung jawab, dalam hal mana pendidikan mengandung nilai yang sangat penting. Maka dari itu pendidikan bukan saja hal yang penting bagi individu, tetapi juga sangat penting bagi kehidupan nasional.

Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kepribadiannya. Dengan adanya pendidikan juga diharapkan masyarakat dapat meningkakan


(13)

kualitas kehidupannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya. Pendidikan diselenggarakan melalui 3 jalur, yaitu jalur formal, non-formal dan informal. Sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan terselenggara melalui 3 jalur, yaitu jalur formal, non-formal dan informal. Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, dimana dalam proses tersebut sangat dibutuhkannya seorang pendidik atau yang lebih akrab disebut sebagai guru. Seperti yang tersirat dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Guru merupakan seseorang yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peserta didik dalam proses belajar mengajar, guru juga sangat berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar tersebut dengan baik. Gurulah yang berada digarda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Mengajar termasuk kegiatan yang kompleks, bukan saja melibatkan kemampuan guru/praktikan untuk


(14)

menguasai materi, tetapi juga menuntut berbagai teknik pengelolaan proses belajar-mengajar, pengelolaan waktu, pengendalian disiplin serta pelayanan terhadap perberdaan kemampuan siswa (Wardani, 1994:51).

Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional dan moral serta spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian, dibutuhkan guru yang visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan inovatif. Diperlukan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berkiprah dalam bidang pendidikan. UPI memiliki tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan akademik dan profesional yang berdaya saing global. Dengan begitu UPI dapat mencetak calon-calon tenaga pendidik yang memiliki kompetensi yang berkualitas. Untuk mencetak calon pendidik yang berkompeten UPI mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Mata Kuliah Latihan Profesi (MKLP) yang diantaranya yaitu mata kuliah Program Latihan Profesi (PLP). Para mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui


(15)

perkuliahan, tetapi mahasiswa dituntut untuk mendapat pengalaman mengajar secara profesional serta mengintegrasikan pengalamannya ke dalam pola perilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif, sehingga dapat mencetak lulusan yang berkompeten dalam bidang pendidikan.

Kegiatan PLP juga dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mahasiswa tersebut telah siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru.

Kualitas pendidikan di negara kita ini masih dianggap rendah oleh beberapa kalangan, salah satu penyebabnya adalah lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Menurut pengamat ekonomi Dr. Berry Priyono (Kunandar, 2007:1) berpendapat bahwa:

“Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak

memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga

peserta didik kurang inovatif dan kreatif”.

Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kompetensi guru demikian rendah. Mulai dari komitmen pemerintah rendah, kesejahteraan yang minim, pembinaan dan perlindungan profesi yang belum memadai, kualitas input, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga yang menghasilkan guru, sampai kepada persoalan kinerja guru yang sangat rendah. Permasalahan itu langsung atau tidak langsung akan berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai. Padahal sudah sangat jelas hal tersebut ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan


(16)

nasional yang rendah, salah satu penyebabnya adalah mutu guru yang rendah (Abdul Majid, 2011).

Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak memadai; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri (Abdul Majid, 2011).

Hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran angkatan 2009 yang bertempat di depan Program Studi Manajemen Perkantoran pada tanggal 10 April 2012, menyatakan masih kurangnya pemahaman mengenai kompetensi-kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik (pada saat melaksanakan PLP), yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Para mahasiswa sedikitnya mengerti mengenai ke empat kompetensi tersebut, karena pada saat di bangku kuliah telah dipelajari. Namun, pada saat melakukan praktek (PLP) mahasiswa dirasa kurang dapat mengaplikasikannya dengan baik. Selain itu juga kurangnya kesiapan yang dimiliki oleh mahasiswa


(17)

dalam melaksanakan pembelajaran secara optimal sesuai dengan komponen pembelajaran termasuk di dalamnya pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Administrasi Guru, Penampilan Mengajar, hingga evaluasi pembelajaran, hal tersebut merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak calon tenaga pendidik yang berkompeten. Hal tersebut dapat dilihat jelas pada tabel berikut :

Tabel 1. 1 Hasil Pra-Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Tahun 2012

Indikator Ukuran

Jawaban Responden Terbanyak Persentase Perencanaan Pembelajaran Tingkat perumusan tujuan pembelajaran Cukup menguasai 58,3% Tingkat penjabaran indikator (kriteria kinerja) Kurang menguasai 50% Tingkat perumusan materi dan langkah-langkah pembelajaran

Cukup menguasai

58,3%

Tingkat perencanaan media dan teknik evaluasi pembelajaran Kurang menguasai 50% Pelaksanaan Pembelajaran Tingkat kemampuan membuka dan menutup pelajaran Kurang menguasai 66,7% Tingkat komunikasi secara komunikatif dengan siswa pada saat

Kurang menguasai


(18)

penyampaian materi pelajaran

Tingkat sikap praktikan dalam proses pembelajaran Cukup menguasai 66,7% Tingkat penguasaan materi pembelajaran Cukup menguasai 83,3% Tingkat menggunakan waktu yang efektif dan efesien pada saat

memberikan pengajaran Kurang menguasai 83,3% Tingkat pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran Kurang menguasai 83,3% Tingkat pemberian motivasi kepada para siswa Cukup menguasai 75% Tingkat penggunaan media dalam pembelajaran Cukup menguasai 83,3% Tingkat pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah

Menguasai 83,3%

Tingkat pelayanan kepada siswa Cukup menguasai 83,3% Evaluasi Pembelajaran

Tingkat evaluasi yang sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP

Cukup menguasai

75%


(19)

alokasi waktu yang telah direncanakan

Tingkat pemberian penilaian terhadap prestasi siswa

Kurang menguasai

58,3%

Tingkat pemberian penguatan mengenai materi yang disampaikan

Kurang menguasai

83,3%

Berdasarkan tabel 1.1 di lihat dari persentasenya sebagian besar ukurannya berada pada ketegori kurang menguasai, seperti pada tingkat penjabaran indikator (kriteria kinerja), tingkat perencanaan media dan teknik evaluasi pembelajaran, tingkat kemampuan membuka dan menutup pembelajaran, tingkat komunikasi secara komunikatif dengan siswa pada saat penyampaian materi pelajaran, tingkat menggunakan waktu yang efektif dan efisien pada saat memeberikan pengajaran, tingkat pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran, tingkat pemberian penilaian terhadap prestasi siswa dan tingkat pemberian penguatan mengenai materi yang disampaikan. Ada beberapa ukuran yang berada pada kategori cukup menguasai, yaitu tingkat perumusan tujuan pembelajaran, tingkat perumusan materi dan langkah-langkah pembelajaran, tingkat sikap praktikan dalam proses pembelajaran, tingkat penguasaan materi pembelajaran, tingkat pemberian motivasi kepada para siswa, tingkat penggunaan media dalam pembelajaran, tingkat pelayanan kepada siswa, dan tingkat evaluasi yang sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP. Untuk ukuran lainnya berada pada kategori menguasai, yaitu tingkat pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah dan tingkat evaluasi dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.


(20)

Di lihat dari hasil pra-penelitian tersebut sebagian besar ukuran berada pada kategori kurang menguasai. Maka, dapat dijelaskan bahwa mahasiswa masih kurang paham atau menguasai mengenai kegiatan program latihan profesi dan merasa kebingungan dalam melaksanakannya, hal tersebut dilihat dari jawaban terbanyak dari responden pada pra-penelitian.

Dengan fenomena tersebut maka penulis terdorong untuk meneliti masalah tersebut menjadi judul skripsi tentang Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran di SMK Se-Kota Bandung.

1.2Rumusan Masalah

Setiap penelitian perlu adanya kejelasan, maka untuk memperjelas masalah yang akan diteliti penulis merumuskan masalah penelitian. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tingkat pemahaman mahasiswa PLP terhadap kompetensi guru?

2. Bagaimanakah tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran?

3. Adakah pengaruh tingkat pemahaman kompetensi guru terhadap keberhasilan program latihan profesi (PLP) mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran?


(21)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui informasi mengenai tingkat pemahaman kompetensi yang dimiliki mahasiswa pada saat melaksanakan kegiatan PLP

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran

3. Untuk memperoleh informasi adakah pengaruh pemahaman kompetensi guru terhadap tingkat keberhasilan program latihan profesi (PLP) mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan masukan-masukan baru yang berkaitan dengan Program Latihan Profesi (PLP) , khususnya tentang bagaimana pengaruh pemahaman kompetensi guru terhadap keberhasilan PLP


(22)

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk memperoleh gambaran secara langsung bagaimana penerapan PLP yang selama ini dilakukan, khususnya mengenai PLP dan komptensi mahasiswa

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan khususnya oleh mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran dalam kesiapannya melaksanakan PLP dan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru yang profesional


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini mengenai Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran di SMK Se-Kota Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel bebas (independen), yaitu Variabel X dan variabel terikat (dependen), yaitu Variebel Y.

Maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Variabel X (Kompetensi Guru) dan Variabel Y (Keberhasilan Program Latihan Profesi). Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran angkatan 2009 yang telah mengikuti kegiatan PLP pada tahun 2012 di Kota Bandung.

3.2Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Sudah jelas, metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian. Sugiyono (2001:1) menyatakan bahwa “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Di sisi lain Arikunto (2006:149) dalam Dwi Puspita menjelaskan “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.


(24)

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP) secara umum dan untuk mengetahui kompetensi mengajar mahasiswa setelah melaksanakan PLP ini. Maka, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Menurut Uep dan Sambas (2011 : 6) yaitu,

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan.

Senada dengan Uep dan Sambas, Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2011:49) mengatakan bahwa

Penelitian survey adalah adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehinggga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Sedangkan menurut Nazir (1988 : 65) menyatakan bahwa “Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”.

Metode penelitian survey ini digunakan untuk memperoleh deskripsi, gambaran yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian


(25)

ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dari sinilah akan diketahui apakah varibel tersebut mempunyai pengaruh atau tidak.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi disini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi guru dengan keberhasilan program latihan profesi (PLP) mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran di SMK Se-Kota Bandung.

3.3Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dapat mempermudah pengukuran variabel-variabel. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nazir, 1988:149). Penelitian ini mengkaji dua variabel inti, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen), dimana menurut Sugiyono (2001:21) menyatakan bahwa:

Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini akan mengkaji dua variabel, yaitu variabel pemahaman kompetensi guru (X) sebagai variabel bebas dan keberhasilan program latihan profesi (Y) sebagai variabel terikat. Pemahaman kompetensi guru dalam penelitian ini diukur melalui indikator yang meliputi: (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Profesional, (3) Kompetensi Kepribadian, dan (4) Kompetensi Sosial.


(26)

Sedangkan program latihan profesi dalam penelitian ini diukur berdasarkan: (1) Perencanaan pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran, dan (3) Evaluasi pembelajaran.


(27)

Tabel 3. 1

Operasional Variabel X

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Kompetensi Guru (Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Dosen dan Guru) Kompetensi Pedagogik Tingkat kemampuan penguasaan karakteristik siswa

Ordinal 1,2

Tingkat pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

Ordinal 3

Tingkat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa

Ordinal 4,5

Tingkat penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Ordinal 6

Kompetensi Kepribadian

Tingkat kepribadian yang bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

Ordinal 7

Tingkat penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat


(28)

Tingkat bertindak sesuai dengan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri

Ordinal 9

Kompetensi Profesional

Tingkat penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran

Ordinal 10

Tingkat penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

Ordinal 11

Tingkat pengembangan materi pembelajaran secara kreatif

Ordinal 12

Tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Ordinal 13

Kompetensi Sosial

Tingkat bertindak secara objektif, serta tidak diskriminatif

Ordinal 14

Tingkat komunikasi secara efektif, empatik, dan santun

Ordinal 15

Tingkat beradaptasi di tempat bertugas

Ordinal 16

Tingkat komunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain


(29)

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Y

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) (Buku Panduan PLP, 2012 : 1)

Perencanaan Pembelajaran

Tingkat perumusan tujuan pembelajaran

Ordinal 1

Tingkat penjabaran indikator (kriteria kinerja)

Ordinal 2

Tingkat perumusan materi dan langkah-langkah pembelajaran

Ordinal 3

Tingkat perencanaan media dan teknik evaluasi

pembelajaran

Ordinal 4,5

Pelaksanaan Pembelajaran

Tingkat kemampuan membuka dan menutup pelajaran

Ordinal 6

Tingkat komunikasi secara komunikatif dengan siswa pada saat penyampaian materi pelajaran

Ordinal 7

Tingkat sikap praktikan dalam proses pembelajaran

Ordinal 8

Tingkat penguasaan materi pembelajaran


(30)

Tingkat menggunakan waktu yang efektif dan efesien pada saat memberikan pengajaran

Ordinal 10

Tingkat pengimplementasian langkah-langkah

pembelajaran

Ordinal 11

Tingkat pemberian motivasi kepada para siswa

Ordinal 12

Tingkat penggunaan media dalam pembelajaran

Ordinal 13

Tingkat pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah

Ordinal 14,15, 16,17 Tingkat pelayanan kepada

siswa

Ordinal 18,19

Evaluasi Pembelajaran

Tingkat evaluasi yang sesuai dengan yang telah

direncanakan dalam RPP

Ordinal 20

Tingkat evaluasi dengan alokasi waktu yang telah direncanakan

Ordinal 21

Tingkat pemberian penilaian terhadap prestasi siswa

Ordinal 22

Tingkat pemberian

penguatan mengenai materi yang disampaikan

Ordinal 23

Sumber : UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1 dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.


(31)

3.4Sumber Data

Arikunto (2010:172) menjelaskan “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh”. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diinginkan dan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan PLP. Sedangkan sumber data sekunder yaitu sumber data yang subjeknya berhubungan secara tidak langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi unutk bahan penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dari mahasiswa yang telah mengikuti PLP, sumber yang diperoleh dari beberapa media seperti internet yang berkaitan dengan penelitian ini, selain itu dari beberapa arsip penelitian sebelumnya dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5Populasi Penelitian

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali M. (2011:131) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Senada dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2001:57) menjelaskan yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


(32)

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Riduwan (2011:8) menyatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran angkatan 2009 yang telah melaksanakan PLP pada tahun 2012 di Kota Bandung. Mengingat ukuran populasi dibawah 100 orang, maka seluruh anggota populasi dijadikan sampel (sensus). Secara rinci tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2, berikut:

Tabel 3. 3

Populasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran yang telah Melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP)

Unit Analisis Jumlah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran angkatan 2009 yang telah melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) tahun 2012 di Kota Bandung

52 orang

Sumber : Prodi Pend. Manajemen Perkantoran dan Divisi P2JK UPI

3.6Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yang dikumpulkan. Arikunto (2007:101) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam


(33)

mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali M. (2011:99) “Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

2. Angket

Angket atau dikenal juga sebagai kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali M., 2011:108). Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang atau checklist pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai. Seperti yang dikemukakkan oleh Arikunto (2007:103)


(34)

“Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai”.

Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah, antara lain:

a. Menyusun kisi-kisi angket.

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban.

c. Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala Likert, setiap alternatif diberi jawaban skor yang terentang 1-5. Skala tersebut terinci dalam tabel 3.3

Tabel 3. 4

Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

Option Skor Item

Positif Negatif

Sangat Menguasai 5 1

Menguasai 4 2

Cukup Menguasai 3 3

Kurang Menguasai 2 4


(35)

Sumber : Mengacu pada Skala Likert (Sugiyono, 2011:73), diolah ulang oleh peneliti

3.7Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya, angket yang akan digunakan terlebih dahulu di uji cobakan. Proses penguji cobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemampuan dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Uji instrumen dilakukan untuk mendapatkan kesahihan dan keandalan (validitas dan reliabilitas) dari instrumen yang digunakan, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti atau tidak.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Sedangkan menururt Sugiyono (2001:97) “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Untuk mengetahui validitasnya, formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment corelation.

Keterangan :


(36)

= Jumlah skor tiap item

= Jumlah total skor seluruh item

= Jumlah Responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

soal dari skor-skor yang diperoleh.

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :


(37)

1) jika r xy hitung > r tabel, maka valid 2) jika r xyhitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010:221) “Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Sedangkan menurut Sugiyono (2001:97) “Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach:

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen atau koefisien korelasi atau korelasi alfa

= Banyaknya bulir soal

= Jumlah varians bulir

= Varians total

= Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:


(38)

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r 11 hitung > r tabel, maka reliabel 2) Jika r 11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel


(39)

3.8Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Uji persyaratan teknik analisis data pada penelitiani ini meliputi Uji Homogenitas dan Uji Linieritas.

3.8.1 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji homogenitas yang akan digunakan yaitu Uji Barlett. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung χ2

> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus: (Ating dan Sambas, 2006:294)

χ2= (In10)[Σ

db. LogSi2)] Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi) S2gab = varians gabungan = S2gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.


(40)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai χ2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.8.2 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah :

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( JK Reg (a) ) dengan rumus:

JK Reg (a) =

 

n Y 2

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( JK Reg (b\a) ) dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)


(41)

5. Menghitung jumlah Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres = JKres

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k


(42)

F = RJKTC RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan :

a. Jika Fhitung < Ftabel maka data dinyatakan berpola linier. b. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linear.

3.9Teknik Analisis Data

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali M. menyatakan bahwa:

“Teknik analisis data diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab maslah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskriptif data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Setelah data terkumpul, maka prosedur analisis selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Editing

Kegiatan ini diantaranya memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.


(43)

Kegiatan ini mengidentifikasi dan mengklasifikasikan setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

c. Tabulasi Data

Kegiatan ini yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Rumusan yang peneliti gunakan dalam menghitung rata-rata jawaban responden, yaitu:

Sesuai dengan skor alternatif jawaban angket yang terentang dari satu sampai lima, banyak kelas interval ditentukan sebanyak lima kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

Rincian slaka penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Kriteria Penskoran Angket untuk Variabel X dan Y

Rentang Kategori Skor Penafsiran

1,00 – 1,79 Tidak Menguasai


(44)

2,60 – 3,39 Cukup Menguasai

3,40 – 4,19 Menguasai

4,20 – 5,00 Sangat Menguasai

Sumber : Diadaptasi dari skor Skala Likert (Sugiyono,2001), diolah ulang oleh peneliti Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Terdapat beberapa macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, namun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif.

Tujuannya adalah untuk megetahui adakah pengaruh pemahaman kompetensi guru terhadap keberhasilan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran dan seberapa besar pengaruhnya.

Sehubungan dengan jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu „lebih‟ atau „kurang‟ dari yang lain (Sugiyono, 2001:70). Untuk menjawab permasalahan seperti yang ada dalam rumusan masalah, maka teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi (Ating dan Sambas, 2006:243), yaitu:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris. 2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh

variabel independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok


(45)

Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu (Ŷ= a + bX) Keterangan:

Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga) X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

Berkaitan dengan analisis regresi, dimana analisis regeresi termasuk analisis parametrik, dimana pengelolaan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data yang akan diukur dalam skala interval. Tingkat pengukuran interval memberikan ciri angka kepada kelompok objek yang mempunyai data skala nominal dan ordinal, ditambah dengan jarak yang sama pada urutan objeknya. Menurut Sugiyono (2001:71) mengungkapkan bahwa “variabel interval adalah skala yang jarak satu data dengan data lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (nol yang tidak berarti tidak ada nilainya)”.

Data yang akan terkumpul berupa data ordinal, maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut diubah menjadi data skala interval. Oleh karena itu data ordinal hasil pengukuran harus dinaikan atau diturunkan terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval / MSI.

Langkah-langkah mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut:


(46)

1) Untuk setiap pertanyaan, hitung setiap frekuensi jawaban responden.

2) Untuk butir tersebut, tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5 dari setiap butir pertanyaan pada kuesioner, disebut dengan frekuensi (f). 3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

dengan proporsi (Pi=f/n).

4) Menghitung proporsi komulatif (PK).

5) Dengan menggunakan tabel distribusi normal, ingga nilai Z tabel untuk setiap proporsi komulatif yang diperoleh.

6) Tentukan nilai Densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dari tabel). 7) Menghitung Scale Value (SV) dengan rumus:

Keterangan:

Dencity at Lower Limit : Kepadatan Batas Bawah

Dencity at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas

Area Bellow Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas

Area Bellow Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah

8) Tentukan nilai transformasi (Y) dengan menggunakan rumus: Y = NS + k K= 1 + Nsmin


(47)

3.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali, 2001:83):

1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

2. Menentukan taraf kemaknaan atua nyata α (level of significance α).

3. Menghitung nilai koefisien tertentu, sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

4. Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) H0.

5. Perhatikan apakah nilai hitung koefisien jatuh di daerah atau daerah penolakan?

6. Berikan kesimpulan:

H0 : ρ = 0 : Tidak adanya Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran di SMK Se-Kota Bandung.

H1 : ρ ≠ 0 : Adanya pengaruh Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran di SMK Se-Kota Bandung.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara empiris diperoleh informasi bahwa gambaran pemahaman mahasiswa PLP mengenai kompetensi guru yang meliputi indikator: (1) Kompetensi Sosial berada pada skor tertinggi, (2) Kompetensi Pedagogik berada pada skor sedang, (3) Kompetensi Profesional berada pada skor sedang dan (4) Kompetensi Kepribadian berada pada skor terendah. Hal ini mengandung arti bahwa pemahaman para mahasiswa mengenai kompetensi guru dipersepsikan oleh responden adalah baik.

2. Secara empiris diperoleh informasi bahwa gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran yang meliputi indikator: (1) Evaluasi Pembelajaran berada pada skor tertinggi, (2) Perncanaan Pembelajaran berada pada skor sedang dan (3) Pelaksanaan Pembelajaran berada pada skor terendah. Dalam nilai hasil ujian PLP pun para praktikan mendapatkan nilai tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran adalah tinggi.

3. Secara empiris yang diperoleh berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi guru yang meliputi kompetensi sosial berada pada skor


(49)

tertinggi, kompetensi pedagogik berada pada skor sedang, kompetensi profesional berada pada skor sedang dan kompetensi kepribadian berada pada skor terendah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan PLP, yang meliputi evaluasi pembelajaran berada pada skor tertinggi, perencanaan pembelajaran berada pada skor sedang, dan pelaksanaan pembelajaran berada pada skor terendah, artinya jika pemahaman mahasiswa mengenai kompetensi guru baik, maka keberhasilan PLP akan tinggi dan sebaliknya. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel pemahaman kompetensi guru memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan PLP.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh penulis, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan PLP antara lain sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa mengenai kompetensi guru sudah baik, namun masih belum optimal karena dalam beberapa indikator skornya rendah. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kompetensi kepribadian merupakan kompetensi terendah dari keempat kompetensi guru, maka penguasaan kompetensi kepribadian perlu terus ditingkatkan. Dalam upaya peningkatannya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : kemampuan dalam memegang teguh norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencerminkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, memiliki tanggung jawab yang tinggi dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan


(50)

dengan meningkatkan mutu pembelajaran pada mata kuliah keahlian profesi, mengadakan microteaching untuk melatih calon praktikan agar lebih menguasai dan memahami bagaimana menjadi guru yang professional selain itu juga dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan PLP sudah baik, namun

masih belum optimal karena dalam beberapa indikator skornya rendah. Dari hasil tersebut diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan indikator terendah, dengan merujuk kepada hasil tersebut maka penulis menyarankan kepada praktikan berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Seperti, kemampuan dalam pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemampuan dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran, kemampuan dalam penguasaan bahan pengajaran, dan praktikan juga harus mampu mencari sumber untuk materi pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan, seperti sumber dari internet dan memberikan contoh pengaplikasian di lapangan sehingga peserta didik memiliki wawasan yang lebih luas.

3. Pemahaman kompetensi guru berpengaruh positif terhadap keberhasilan PLP namun dalam beberapa hal masih dinilai kurang optimal dalam pelaksanaannya, untuk itu harus ditingkatkan sehingga akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari PLP. Diharapkan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran melakukan evaluasi


(51)

secara berkala untuk mengetahui dan memperbaiki hal-hal yang belum optimal.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tenang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia, Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia.

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni, dkk. (2007). Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto , Yadi. (2007). Etika Profesi. Bandung: Refika Aditama.

Puspitasari, Dwi. (2010). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran

terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

Pada Sekolah Menengah Kejuruan Rumpun Bisnis dan Manajemen Se-Kota Cimahi. Skripsi pada FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.


(53)

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjipto, & Raflis Kosasi. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Citra

Somantri, Ating & sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang & Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: alfabeta.

Usman, Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardani, I.G.K & Anah Suhaenah. (1994). Program Pengalaman Lapangan.

Jakarta: Depdikbud.

__________. Panduan Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Bandung: Direktorat Akademik UPI.

__________. Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Online:

Majid, Abdul. (2011). Rendahnya Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia: http://abdulmadjid.staff.umy.ac.id/?p=24 [01 Mei 2012].

Purwadarminta. (2010). Pengertian Kompetensi. [Online]. Tersedia: http://karir-pekerjaan.infogue.com/pengertian_kompetensi [01 Mei 2012].

Rasto. (2009). Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia: www.rastodio.com [19 Maret 2012].

Rasto. (2009). Pengertian Mengajar. [Online]. Tersedia: www.rastodio.com [19 Maret 2012].


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara empiris diperoleh informasi bahwa gambaran pemahaman mahasiswa PLP mengenai kompetensi guru yang meliputi indikator: (1) Kompetensi Sosial berada pada skor tertinggi, (2) Kompetensi Pedagogik berada pada skor sedang, (3) Kompetensi Profesional berada pada skor sedang dan (4) Kompetensi Kepribadian berada pada skor terendah. Hal ini mengandung arti bahwa pemahaman para mahasiswa mengenai kompetensi guru dipersepsikan oleh responden adalah baik.

2. Secara empiris diperoleh informasi bahwa gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran yang meliputi indikator: (1) Evaluasi Pembelajaran berada pada skor tertinggi, (2) Perncanaan Pembelajaran berada pada skor sedang dan (3) Pelaksanaan Pembelajaran berada pada skor terendah. Dalam nilai hasil ujian PLP pun para praktikan mendapatkan nilai tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat keberhasilan pelaksanaan PLP mahasiswa program studi pendidikan manajemen perkantoran adalah tinggi.

3. Secara empiris yang diperoleh berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi guru yang meliputi kompetensi sosial berada pada skor


(2)

114

Novita Fitriani, 2013

Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru Terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Di SMK Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tertinggi, kompetensi pedagogik berada pada skor sedang, kompetensi profesional berada pada skor sedang dan kompetensi kepribadian berada pada skor terendah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan PLP, yang meliputi evaluasi pembelajaran berada pada skor tertinggi, perencanaan pembelajaran berada pada skor sedang, dan pelaksanaan pembelajaran berada pada skor terendah, artinya jika pemahaman mahasiswa mengenai kompetensi guru baik, maka keberhasilan PLP akan tinggi dan sebaliknya. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel pemahaman kompetensi guru memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan PLP. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh penulis, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan PLP antara lain sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa mengenai kompetensi guru sudah baik, namun masih belum optimal karena dalam beberapa indikator skornya rendah. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kompetensi kepribadian merupakan kompetensi terendah dari keempat kompetensi guru, maka penguasaan kompetensi kepribadian perlu terus ditingkatkan. Dalam upaya peningkatannya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : kemampuan dalam memegang teguh norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencerminkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, memiliki tanggung jawab yang tinggi dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan


(3)

dengan meningkatkan mutu pembelajaran pada mata kuliah keahlian profesi, mengadakan microteaching untuk melatih calon praktikan agar lebih menguasai dan memahami bagaimana menjadi guru yang professional selain itu juga dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan PLP sudah baik, namun

masih belum optimal karena dalam beberapa indikator skornya rendah. Dari hasil tersebut diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan indikator terendah, dengan merujuk kepada hasil tersebut maka penulis menyarankan kepada praktikan berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Seperti, kemampuan dalam pengimplementasian langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemampuan dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran, kemampuan dalam penguasaan bahan pengajaran, dan praktikan juga harus mampu mencari sumber untuk materi pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan, seperti sumber dari internet dan memberikan contoh pengaplikasian di lapangan sehingga peserta didik memiliki wawasan yang lebih luas.

3. Pemahaman kompetensi guru berpengaruh positif terhadap keberhasilan PLP namun dalam beberapa hal masih dinilai kurang optimal dalam pelaksanaannya, untuk itu harus ditingkatkan sehingga akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari PLP. Diharapkan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran melakukan evaluasi


(4)

116

Novita Fitriani, 2013

Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru Terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Di SMK Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

secara berkala untuk mengetahui dan memperbaiki hal-hal yang belum optimal.


(5)

Novita Fitriani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tenang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia, Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia.

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni, dkk. (2007). Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto , Yadi. (2007). Etika Profesi. Bandung: Refika Aditama.

Puspitasari, Dwi. (2010). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Profesional Guru Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran

terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

Pada Sekolah Menengah Kejuruan Rumpun Bisnis dan Manajemen Se-Kota Cimahi. Skripsi pada FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.


(6)

Novita Fitriani, 2013

Pengaruh Pemahaman Kompetensi Guru Terhadap Keberhasilan Program Latihan Profesi (PLP) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Di SMK Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjipto, & Raflis Kosasi. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Citra

Somantri, Ating & sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang & Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: alfabeta.

Usman, Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardani, I.G.K & Anah Suhaenah. (1994). Program Pengalaman Lapangan.

Jakarta: Depdikbud.

__________. Panduan Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Bandung: Direktorat Akademik UPI.

__________. Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Online:

Majid, Abdul. (2011). Rendahnya Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia: http://abdulmadjid.staff.umy.ac.id/?p=24 [01 Mei 2012].

Purwadarminta. (2010). Pengertian Kompetensi. [Online]. Tersedia: http://karir-pekerjaan.infogue.com/pengertian_kompetensi [01 Mei 2012].

Rasto. (2009). Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia: www.rastodio.com [19 Maret 2012].

Rasto. (2009). Pengertian Mengajar. [Online]. Tersedia: www.rastodio.com [19 Maret 2012].


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK (SMEA) NEGERI SE KOTA SEMARANG

2 26 118

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI GURU, PENDIDIKAN GURU, DAN BAHASA PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMK Se Kota Karanganyar).

0 0 11

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PERKANTORAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-KOTA SUKABUMI.

2 3 59

PENGARUH KEMAMPUAN SOSIALISASI MAHASISWA PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA.

0 1 39

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 1 52

PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FKIP UNS TAHUN 2013/2014 (Studi Kasus di SMK Bidang Bisnis dan Manajemen Se-Kota Surakarta).

0 2 1

MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA YOGYAKARTA.

2 3 196

PENDAPAT GURU PEMBIMBING TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA PPL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015.

0 0 145

PENGARUH KEBIJAKAN PENDIDIKAN MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI PROFESI GURU TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMK SE-KECAMATAN BANTUL.

0 0 170