Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Masehi Jepara: studi Kasus di Kota Jepara T1 162008002 BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bahasan teori ini berisikan teori – teori yang melandasi kegiatan mengenai
kepemimpinan kepala sekolah SMA Masehi Jepara. Landasan teori ini
memberikan konsep secara jelas agar tidak terjadi penyimpangan. Teori –
teori ini yang dibahas adalah mengenai pemimpin dan kepemimpinannya,
dan mengenai kepemimpinan di SMA Masehi Jepara.
a) Pemimpin dan Kepemimpinan
a. Pengertian Pemimpinan dan Kepemimpinan
Pembahasan pemimpin dan kepemimpinan dimulai
dengan pembahasan mengenai pengertian pemimpin dan
kepemimpinan.
Ada
banyak
pengertian
pemimpin
dan
kepemimpinan , namun untuk mempermudah maka akan di
bahas pengertian pemimpin lebih dahulu. Menurut Matondang
(2008:5),
“Pemimpin
adalah
seseorang
yang
mampu
mempengaruhi orang lain untuk melekukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatau yang diinginakan sesuai yang diinginkan.”
Dalam
Cattel,
1951
(dalam
Wahjosumidjo,
2003:40)
menyatakan, pemimpin merupakan orang yang menciptakan
perubahan yang paling efektif dalam kelompok kinerja.
Kemudian menurut Cowley, 1928 (dalam Wahjosumidjo,
2003:40) pemimpin adalah orang yang berhasil membuat orang
lain untuk mengikutinya. Jadi seorang pemimpin selalu
memiliki pengikut.
Menurut Joseph C. Rost, 1993 (dalam Triantoro,
2004:3) “Kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan)
yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan
tujuan bersama.” Sedangkan menurut Matondang (2008:5) “
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan.” Atau
“kepemimpinan adalah hubungan interaksi antara pengikut dan
pemimpian dalam mencapai tujuan bersama.” Selain itu
kepemimpinan menurut Tannembaum, Weshler
Massarik,
1961 (dalam Wahjosumidjo, 2003:17), kepemimpinan adalah
pengaruh interpersonal dilakukan dalam suatu situasi, dan
terarah, melalui proses komunikasi, menuju pencapaian tujuan
tertentu atau beberapa tujuan.
Berdasarkan pengertian pemimpin dan kepemimpinan
di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari pemimpin dan
kepemimpinan tidaklah sama, sehingga harus dibedakan.
Pemimpin merupakan suatu bagian kepemimpinan, sehingga
jika dibahas mengenai kepemimpinan tidak akan lepas dari
pemimpin.
b. Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan merupakan gambaran terhadap sikap dan
perilaku
bagaimana
organisasinya.
Karena
seorang
pemimpin
tipe
kepemimpinan
menjalankan
merupakan
gambaran sikap dan perilaku, maka dalam kepemimpinan ada
berbagai macam gaya dan tipe kepemimpinan seseorang.
Penentuan atak dan tipe pemimpinan menurut W.J. Reddin,
1982 yang telah disunting oleh Wahjosumidjo dalam Kartini
Kartono (2005:34) didasarkan atas tiga pola dasar, yaitu :
1) Berorientasikan tugas (task orientation)
2) Berorientasikan
hubungan
kerja
(relationship
3) Berorientasikan hasil yang efektif
(effectifvess
orientation)
orientation)
Berdasarkan penonjolan tiga orientasi tersebut, dapat
ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu :
1) Tipe deserter (pembelot)
Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki keterlibatan,
tan pengabdian, tanpa loyakitas dan ketaatan, sukar
diramalkan
2) Tipe birokrat
Sifatnya: corret, kaku, patuh pada peraturan dan norma.
Ia adalah manusia organisasi yang paling tepat, cermat,
berdisiplin, dank eras.
3) Tipe developer (pembangun)
Sifatnya:
kreatif,
dinamis,
inovatif,
memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik,
menaruh kepercayaan pada bawahan.
4) Tipe otokrat
Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras
kepala, sombong, bandel.
5) Tipe misionaris(missionary)
Sifatnya:terbuka, penolong, lembut hatinya, ramah –
tamah.
6) Benevolent autocrat(otokrat yang bijak)
Sifatnya: lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, basar
rasa keterlibatan diri.
7) Tipe compromiser(kompromis)
Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa
pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan
pendek dan sempit.
8) Tipe eksekutif
Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi
yang baik, berpandangan jauh, tekun.
c. Syarat pemimpin
Menjadi pemimpin merupakan hal yang sulit.
Menjadi seorang pemimpin berarti ia
harus dapat
memimpin orang lain. Jika dalam memimpin orang lain
tidak memiliki kelebihan maka bawahan akan meremehkan
pemimpinnya, sehingga untuk menjadi seorang pemimpin
harus memiliki kelebihan. Stogdill (dalam Kartini Kartono.
2005:36) menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki
beberapa kelebihan , yaitu:
a) Kapasitas
kecerdasan,
kewaspadaan,
kemampuan
berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan
menilai.
b) Prestai/achievement.
Gelar
kesarjanaan,
ilmu
pengetahuan, perolehan dalam olahraga dan atletik dan
lain – lain.
c) Tanggung jab: mandiri, beinisiatif, tekun, ulet, percaya
diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d) Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu
bergaul, kooperastif atau suka bekerja sama, mudah
menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e) Stauts: meliputi kedudukan sosial – ekonomi yang
cukup tinggi, popular, dan tenar.
Menjadi seorang pemimpin tidak hanya harus
memiliki kelebihan, melainkan juga harus memenuhi
criteria-kriteria tertentu, criteria itu berisikan kemampuan
dan juga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kartini
Kartono
(2005:37)
dituliskan
kemampuan
pemimpin dan syarat yang harus dimiliki seorang
pemimpin adalah:
a) Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri
b) Besar ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan
benda – benda
c) Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka
ragam
d) antusiasme tinggi, suka berkawan,memiliki rasa humor
e) Perfectsionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna
f) Mudah menyesuaikan diri, adaptasi tinggi
g) Waspada, peka, jujur, potimistis, berani, gigih, ulet,
realistis
h) Komunikatif, serta pandai berbicara dan berpidato
i) Berjiwa wiraswasta
j) Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima
tugas yang berat, serta berani mengambil resiko
k) Tajam firasatnya, tajam, dan adil timbangannya
l) Berpengetahuan luas, dan haus aakan ilmu pengetahuan
m) Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau
tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh
idealisme tinggi
n) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya
inovasi
Setelah seorang mempunyai pemimpin dianggap
mampu memenuhi syarat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin maka dalam pelaksanaan kepemimpin seorang
pemimpin akan dievaluasi atau dinilai. Ada du belas faktor
yang
perlu
diperhatikan
kepemimpinan
menurut
untuk
menilai
Stogdrill,
perilaku
1963
dalam
Wahjosumidjo(2003:25), yaitu:
a) Perawakilan(representation), pemimpin berbicara dan
bertindak sebagai akil kelompok.
b) Tuntutan
perdamaian(reconciliation),
mendamaikan
tuntutan
konflik
dan
pemimpin
mengurangi
ketidakteraturan dari sistem yang ada.
c) Toleran
terhadap
ketidakpastian
(tolerance
of
uncertainty), pemimpin mampu memberikan tolenransi
terhadap
ketidakpastian
dan
kekhawatiran atau gangguan(upsef)
penundaan
tanpa
d) Keyakian (persuasiveness), pemimpin mempergunakan
persuasi
dan
organisasi
secara
efektik,
serta
memperlihatkan keyakinan yang kuat (conviction).
e) Struktur inisiasi (initiation of structure), pemimpin
dengan jelas mendefinisikan peran kepemimpinan dan
memberikan kesempatan bawahan mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka.
f) Tolenransi kebebasab (tolerance of freedom), pemimpin
membiarkan bawahan berkesempatan untuk berinisiasi ,
terlibat dalam keputusan dan berbuat.
g) Asumsi peranan (role assumption), pemimpin secara
aktif menggunakan peranan kepemimpinannya daripada
menyerahkan kepemimipinannya kepada orang lain.
h) Konsiderasi(consideration), pemimpin memperhatikan
ketenangan, kesejahteraan dan kontribusi (bantuan)
bawahan
i) Penekanan pada hal – hal yang produktif (production
emphasis),
pemimpin
lebih
mementingkan
atau
menekankan kepada hal – hal yang bersifat produktif.
j) Ketetapan yang bersifat prediksi ( predictive accuracy),
pemimpin memperlihatkan wawasan ke depan dan
kecakapan untuk memperkirakan hasil yang akan
datang secara akurat.
k) Integrasi (integration), pemimpin memelihara secara
akrab jaringan (knit) organisasi dan mengatasi konflik
antar anggota.
l) Orientasi
kepada
atasan
(superior
orientation),
pemimpin memelihara hubungan dengan penuh ramah –
tamah dengan para atasan yang mempunyai pengharuh
terhadap pemimpin (mereka), dan berjuang untutk
memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.
d. Peran pemimpin
Dalam
menghadapi
tuntutan
jaman
dimana
seseorang pemimpin harus menghadapi perubahan, maka
diperlukan adanya peran pemimpin. Peran pemimpin
merupakan ukuran mengenai apa saja yang harus dilakukan
oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat
bejalan dengan baik. Menurut Wirawan dalam Matondang
(2006:6) ada 8 hal menjalani peran sebagia seorang
pemimpin, yaitu:
1) memberdayakan pengikut
2) membelajarkan organisasi secara terus menerus
3) menciptakan visi
4) mengembangkan budaya organisasi
5) menciptakan sinergi
6) memotivasi pengikut
7) menciptakan perubahan
8) menjadi tokoh, symbol sosial di luar organisasi
Selain itu peran tersebut Dr.R. Stephen Covey
dalam Matondang (2008:6) juga mengatakan bahwa
seorang pemimpin melaksanakan empat peran penting,
yaitu:
1) menjadi panutan (moral personal)
2) menjadi perintis (moral visioner)
3) menjadi penyelaras ( moral institutional)
4) menjadi pembudaya ( moral cultural)
e. Prinsip – prinsip sebagai pemimpin
Kadang keraguan itu timbul karena mendengar cerita
tentang keadaan pemimpin di tempat lainnya. Hal seperti ini
juga pasti timbul dalam setiap diri pemimpin. Setiap cabang,
setiap daerah, ataupun setiap budaya seorang pemimpin pasti
berhasil dalam kepemimpinannya dengan menjalani prinsipprinsip
dalam
memimpin
dalam
(http://ridwanloekito.wordpress.com). Prinsip yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
Kenali diri sendiri: sebelum mengenal siapa yang akan
kita pimpin, kita harus mengenali diri kita sendiri.
Dalam pergaulan sehari-hari kita merasakan perbedaan
karakter manusia. Perbedaan karakter orang di sekitar
kita terkadang sesuai dengan karakter kita.
Mengetahui setiap job description: sebagai seorang
pemimpin, kita harus tahu pekerjaan yang dikerjakan
tim kita. Jika bisa memungkinkan kita menjadi ahli agar
dapat memecahkan setiap masalah yang ada.
Menjadi orang yang bertanggung jawab atas setiap
tindakan: pemimpin yang berhasil selalu bertanggung
jawab atas segala tindakan yang diambil. Mengarahkan
tim ke pencapaian yang lebih dari sebelumnya.
Mengambil
keputusan
yang
tepattim
selalu
mengandalkan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan. Gunakan pemecahan masalah yang baik,
pengambilan keputusan dan segala perencanaan tujuan
ke depan.
Memberi contoh: ini adalah elemen yang penting.
Jadilah teladan yang baik bagi tim. Mereka tidak harus
mendengar apa yang
melihat.
mereka harapkan, tetapi juga
Kenali setiap tim: sesuaikan diri kita dengan setiap
kepribadian dari tim. Lain orang, lain kepribadian dan
cara menghadapinya.
Kembangkan rasa tanggung jawab pada tim: jika tadi
membuat diri kita menjadi orang yang bertanggung
jawab,
maka
bertanggung
sekarang
jawab
dari
buatlah tim
setiap
kita
pekerjaan
untuk
yang
dihasilkan.
Mengontrol: pastikan bahwa tugas yang ada dalam tim
dimengerti, diawasi, dan dicapai. Komunikasi adalah
kunci untuk tanggung jawab ini.
Gunakan kemampuan sebagai pemimpin: ketegasan,
wibawa, dan citra diri yang positif adalah sosok dari
pemimpin. Semua itu diperlukan saat kita memimpin.
Dengan begitu akan mengembangkan semangat tim
serta kampuan tim yang maksimal.
Dengan prinsip seperti diatas, seorang pemimpin tidak
perlu ragu dalam menjalankan tugasnya dimanapun. Yakin
dengan kemampuan sebagai pemimpin, membuat kita bisa
menjalankan tugas memimpin dimanapun.
f. Tugas pemimpin
Seorang pemimpin harus mampu meyakinkan dan
memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan tugas dan
kewajiban
secara
maksimal
untuk
pencapaiaan
tujuan
organisasi.
Menurut James A.F Stone, tugas utama seorang pemimpin
(agwi02.blogspot.com/2010) :
Pemimpin
bekerja
dengan
orang
lain:
seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan
orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
Pemimpin
adalah
tanggunjawab
dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas) : seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan
stafnya tanpa kegagalan.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan
prioritas: proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi
pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelagasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat
mengatur
waktu secara efektif, dan menyelesaikan
masalah secara efektif.
Pemimpin
harus
berpikir
secara
analitis
dan
konseptual: seorang pemimpin harus menjadi seorang
pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin
harus dapat mengurai seluruh pekerjaan menjadi lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
Manajer adalah forcing mediator: konflik selalu terjadi
pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator
(penengah).
Pemimpin adalah politisi dan diplomat: seorang
pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan
kompromi.
Sebagai
seorang
diplomat,
seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasi.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit: seorang
pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
b) Kepala sekolah
Seorang pemimpin mempunyi strategi untuk mengarahkan
dan memotivasi bawahan agar secara sadar terlibat dalam
kerjasama untuk mencapai tujuan. Didalam sebuah sekolah, maka
pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah, sedangkan
bawahannya yang dimaksud adalah guru dan staff pengelola
sekolah.
Dalam Wahjosumidjo (2003:3) kepala sekolah adalah orang
yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh karena itu
dikatakan pula bahwa keberhasilan sekolah adalah sekolah yang
memiliki pemimpin yang berhasil. Kepala sekolah pada hakekat
etimologisnya merupakan pandangan dari school principal, yang
tugas
kesehariannya
menjalankan
principalship
atau
kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting,
karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala
sekolah, seperti administrasi sekolah (school administrator),
pimpinan sekolah (school
leader),
manajer
sekolah(school
manajer), dan sebagainya.
Wahjosumidjo
(2003:83)
dengan
demikian
secara
sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “ seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran. Menurut H. Mintzberg dalam
(Wahjosumidjo 2003:85) kepala sekolah pada hakikatnya adalah
pejabat formal, sebab itu pengngkatnya melalui suatu proses dan
prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara
singkat sistem penjabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau
pemimpin formal dapat di uaraikan melalui berbagai pendekatan
yaitu pengangkatan, pembinaann tanggungjawab.
Maka dari itu, seorang kepala sekolah harus mempunyai
kriteria atau kualifikasi umum sebagai seorang kepala sekolah,
yaitu:
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia
setinggi-tingginya 56 tahun.
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5
tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali
di taman kanak-kanak / raudhatul athfal (TK / RA)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3
tahun di TK / RA.
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya iii/c bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan non PNS disertakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang berwenang.
c) Kompetensi
kepemimpinan
menurut
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April
2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi
Kepemimpinan ada lima yaitu:
1) Kompetensi Kepribadian
Matondang (2008:19) para pemimpin bangsa abad
21 haruslah orang – orang yang memiliki hal sebagai
berikut :
1. Memiliki integritas yang tinggi (jujur, loyal, beriman)
2. Memiliki visi yang jelas
3. Intelengensia yang tinggi (minimal s.1)
4. Kreatif dan inovatif
5. Tidak mudah merasa puas
6. Fleksibel dan memiliki kematangan jia
7. Sehat jasmani dan rohani
8. Memiliki iba dan kharismatik
9. Mempunyai idealism dan cinta tanah air (NKRI)
2) Kompetensi Manajerial
Mulyasa
(2012:103)
Manajemen
pada
hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan
mengendalikan usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumber – sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam melakukan peran dan fungsinya
sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
untuk
meningkatkan
keterlibatan
seluruh
profesinya,
tenaga
dan
mendorong
kependidikan
dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
3) Kompetensi Kewirausahaan
Berkaitan dengan kegiatan sekolah, maka
kepala sekolah harus mampu menafsirkan berbagai
kebijakan dari pemeritah secara umum, sedangkan
operasionalisasi kebijakan tersebut secara maksimal
perlu ditunjang oleh kiat – kiat kewirausahaan.
4) Kompetensi supervisi
Sekolah
melaksanakan tanggung
jawab
paling produktif jika terdapat konsensus tentang tujuan
sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha
mencapainya. Posisi kepala sekolah dalam hal ini
adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
sekolah secara produktif. Persoalannya adalah bahwa
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut kepala
sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan
sendiri, oleh karena itu ada pendelegasian kepada guru
maupun staff, untuk memastikan bahwa pendelegasian
tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara
yang tepat atau tidak maka diperlukanlah supervisi
yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud,
2007:227).
Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi
jika staff, peserta didik, dan orang tua memandang
kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang
hal-hal yang terjadi disekolahnya. Dalam kontek ini,
dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan
tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru, peserta
didik,
dan orang
tua,
mengikuti perkembangan
masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang
terjadi dalam rangka memenuhi tanggungjawab ini
(Peter F.Olivia,1992).
5) Kompetensi Sosial
Kompetensi
kepala
sekolah
yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola
hubungan
sekolah
dengan
masyarakat
bisa
diwujudkan melalui kemampuannya dalam hal:
a) memfasilitasi
dan
memberdayakan
dewan
sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan
masyarakat terhadap pengembangan sekolah.
b) mencari dan mengelola dukungan dari masyara- kat
(dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi
pengembangan sekolah.
c) menyusun rencana dan program pelibatan orangtua
siswa dan masyarakat.
d) mempromosikan sekolah kepada masyarakat.
e) membina kerjasama dengan pemerintah dan lembagalembaga masyarakat.
f) membina hubungan yang harmonis dengan orangtua
siswa
B. Hasil penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Usman tahun 2011
yang
berjudul
“Kemampuan
kepemimpinan,
motivasi
kerja,
kepemimpinan kepala sekolah SMKN Surabaya”Yang ingin menelaah
kebenaran mengenai kompetensi kepemimpinan kepala sekolah dalam
manciptakan efektivitas organisasi. Untuk menjadi efektifetas seoarng
pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi tidak semata – mata
ditentukan oleh sifat yang melekat pada seseoarang, tetapi karena
kapasitasnya dalam memimpin. Disamping kapasitas, pemimpin yang
efektif bagi efektivitas organisasi dapat juga dipengaruhi oleh lima faktor
penting mencakup pemilihan dan penempatan pemimpin dan bahwa teknik
pengelolaan organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan dan
teknologi.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April
2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi
Kepemimpinan ada lima yaitu
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada atau tidaknya
kepemimpinan. Kompetensi kepemimpinan terdiri Kompetensi Manajerial
dipergunakan untuk menganalisa kompetensi kepemimpinan yang terdapat
pada seorang kepala sekolah di SMA Masehi Jepara. Ada atau tidaknya
kompetensi kepemimpinan manajerial dalam diri kepala sekolah SMA
Masehi Jepara dapat dihasilkan dari kemungkinan bahwa kepala sekolah
mempunyai kemampuan yang baik, dan kemungkinan bahwa kemampuan
kepala sekolah belum cukup baik. Apabila tebukti bahwa kepala sekolah
memiliki kepemimpinan, diharapkan kepala sekolah tersebut telah menjadi
seorang pemimpin sekolah yang berjiwa kepemimpinan. Sehingga
kerangka dasar pemikirannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Kompetensi kepemimpinan
Kompetensi kepemimpinan
manajerial kepala sekolah SMA
Masehi Jepara
Ada atau tidaknya kompetensi
kepemimpinan manajerial
kepala sekolah di SMA Masehi
Jepara
Gambar 1: kerangka pemikiran
Gambar 1: kerangka pemikiran kompetensi kepemimpinan kepala sekolah di
SMA Masehi Jepara
1. Kompetensi Kepemimpinan Manajerial
Kompetensi kepala sekolah lain yaitu yang berhubungan
dengan
kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah
sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di
antaranya
adalah
pengetahuan
tentang
manajemen.
Dengan
kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai
pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah
dengan cara berpikir seorang manajer. Ketika kepala sekolah
menunjukkan perilakunya dan mampu untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan jenis-jenis input sekolah; mengembangkan proses
seko- lah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan
keputusan,
pem-
berdayaan,
pemotivasian,
pemantauan,
pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu
kepal sekolah juga harus sudah mampu menunjukkan upaya dalam
mening- katkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi,
efektivitas, dan inovasi).
Sesuai
Keputusan
Mendiknas
mengenai
kompetensi
ini,
di
antaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam
bidang-bidang ga- rapan manajerial sebagai berikut:
1) Menyusun
perencanaan
sekolah/madrasah
mengenai
berbagai tingkatan perencanaan
2) Mengembangkan
organisasi
sekolah/madrasah
sesuai
dengan kebutuhan
3) Memimpin
sekolah/madrasah
pendayagunaan
sumberdaya
dalam
sekolah/madrasah
rangka
secara
optimal
4) Mengelola
perubahan
dan
pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolahyang kondusif dan
inovatif
bagi
pembelajaran.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal
7) Mengelola
sarana
dan
prasarana
sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar
dan pembiyanaan sekolah/madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan
kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan
kurikulum
dan
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranfaran
dan
efisien.
12) Mengelola
ketatausahaan
sekolah/madrasah
dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengam- bilan
keputusan.
15) Memanfaatkan
kemajuan
peningkatan
teknologi
embelajaran
dan
informasi
bagi
manajemen
sekolah/madrasah.
24
16) Melakukan
pelaksanakan
monitoring,
program
evaluasi,
dan
pelaporan
kegiatan
sekolah/ma-drasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjut.
Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini
juga termasuk di dalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Jadi
dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian penegasan
terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu
lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan,
yang mencakup:
1) menyusun sistem administrasi sekolah
2) mengembangkan kebijakan operasional sekolah
3) mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan
dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman
kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya
4) melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan
struktur organisasi yang efisien dan efektif.
5) mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar
fungsi.
25
D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran kemampuan kepemimpinan kepala
sekolah di atas, maka penelitian menyatakan pertanyaan penelitian yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: bagaimana kompetensi
kepemimpinan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara dalam kaitannya
dengan
kompetensi
kepemimpinan
manajerial?
26
LANDASAN TEORI
A. Bahasan teori ini berisikan teori – teori yang melandasi kegiatan mengenai
kepemimpinan kepala sekolah SMA Masehi Jepara. Landasan teori ini
memberikan konsep secara jelas agar tidak terjadi penyimpangan. Teori –
teori ini yang dibahas adalah mengenai pemimpin dan kepemimpinannya,
dan mengenai kepemimpinan di SMA Masehi Jepara.
a) Pemimpin dan Kepemimpinan
a. Pengertian Pemimpinan dan Kepemimpinan
Pembahasan pemimpin dan kepemimpinan dimulai
dengan pembahasan mengenai pengertian pemimpin dan
kepemimpinan.
Ada
banyak
pengertian
pemimpin
dan
kepemimpinan , namun untuk mempermudah maka akan di
bahas pengertian pemimpin lebih dahulu. Menurut Matondang
(2008:5),
“Pemimpin
adalah
seseorang
yang
mampu
mempengaruhi orang lain untuk melekukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatau yang diinginakan sesuai yang diinginkan.”
Dalam
Cattel,
1951
(dalam
Wahjosumidjo,
2003:40)
menyatakan, pemimpin merupakan orang yang menciptakan
perubahan yang paling efektif dalam kelompok kinerja.
Kemudian menurut Cowley, 1928 (dalam Wahjosumidjo,
2003:40) pemimpin adalah orang yang berhasil membuat orang
lain untuk mengikutinya. Jadi seorang pemimpin selalu
memiliki pengikut.
Menurut Joseph C. Rost, 1993 (dalam Triantoro,
2004:3) “Kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut (bawahan)
yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan
tujuan bersama.” Sedangkan menurut Matondang (2008:5) “
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan.” Atau
“kepemimpinan adalah hubungan interaksi antara pengikut dan
pemimpian dalam mencapai tujuan bersama.” Selain itu
kepemimpinan menurut Tannembaum, Weshler
Massarik,
1961 (dalam Wahjosumidjo, 2003:17), kepemimpinan adalah
pengaruh interpersonal dilakukan dalam suatu situasi, dan
terarah, melalui proses komunikasi, menuju pencapaian tujuan
tertentu atau beberapa tujuan.
Berdasarkan pengertian pemimpin dan kepemimpinan
di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari pemimpin dan
kepemimpinan tidaklah sama, sehingga harus dibedakan.
Pemimpin merupakan suatu bagian kepemimpinan, sehingga
jika dibahas mengenai kepemimpinan tidak akan lepas dari
pemimpin.
b. Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan merupakan gambaran terhadap sikap dan
perilaku
bagaimana
organisasinya.
Karena
seorang
pemimpin
tipe
kepemimpinan
menjalankan
merupakan
gambaran sikap dan perilaku, maka dalam kepemimpinan ada
berbagai macam gaya dan tipe kepemimpinan seseorang.
Penentuan atak dan tipe pemimpinan menurut W.J. Reddin,
1982 yang telah disunting oleh Wahjosumidjo dalam Kartini
Kartono (2005:34) didasarkan atas tiga pola dasar, yaitu :
1) Berorientasikan tugas (task orientation)
2) Berorientasikan
hubungan
kerja
(relationship
3) Berorientasikan hasil yang efektif
(effectifvess
orientation)
orientation)
Berdasarkan penonjolan tiga orientasi tersebut, dapat
ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu :
1) Tipe deserter (pembelot)
Sifatnya: bermoral rendah, tidak memiliki keterlibatan,
tan pengabdian, tanpa loyakitas dan ketaatan, sukar
diramalkan
2) Tipe birokrat
Sifatnya: corret, kaku, patuh pada peraturan dan norma.
Ia adalah manusia organisasi yang paling tepat, cermat,
berdisiplin, dank eras.
3) Tipe developer (pembangun)
Sifatnya:
kreatif,
dinamis,
inovatif,
memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik,
menaruh kepercayaan pada bawahan.
4) Tipe otokrat
Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras
kepala, sombong, bandel.
5) Tipe misionaris(missionary)
Sifatnya:terbuka, penolong, lembut hatinya, ramah –
tamah.
6) Benevolent autocrat(otokrat yang bijak)
Sifatnya: lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, basar
rasa keterlibatan diri.
7) Tipe compromiser(kompromis)
Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa
pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan
pendek dan sempit.
8) Tipe eksekutif
Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi
yang baik, berpandangan jauh, tekun.
c. Syarat pemimpin
Menjadi pemimpin merupakan hal yang sulit.
Menjadi seorang pemimpin berarti ia
harus dapat
memimpin orang lain. Jika dalam memimpin orang lain
tidak memiliki kelebihan maka bawahan akan meremehkan
pemimpinnya, sehingga untuk menjadi seorang pemimpin
harus memiliki kelebihan. Stogdill (dalam Kartini Kartono.
2005:36) menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki
beberapa kelebihan , yaitu:
a) Kapasitas
kecerdasan,
kewaspadaan,
kemampuan
berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan
menilai.
b) Prestai/achievement.
Gelar
kesarjanaan,
ilmu
pengetahuan, perolehan dalam olahraga dan atletik dan
lain – lain.
c) Tanggung jab: mandiri, beinisiatif, tekun, ulet, percaya
diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
d) Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu
bergaul, kooperastif atau suka bekerja sama, mudah
menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e) Stauts: meliputi kedudukan sosial – ekonomi yang
cukup tinggi, popular, dan tenar.
Menjadi seorang pemimpin tidak hanya harus
memiliki kelebihan, melainkan juga harus memenuhi
criteria-kriteria tertentu, criteria itu berisikan kemampuan
dan juga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kartini
Kartono
(2005:37)
dituliskan
kemampuan
pemimpin dan syarat yang harus dimiliki seorang
pemimpin adalah:
a) Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri
b) Besar ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan
benda – benda
c) Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka
ragam
d) antusiasme tinggi, suka berkawan,memiliki rasa humor
e) Perfectsionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna
f) Mudah menyesuaikan diri, adaptasi tinggi
g) Waspada, peka, jujur, potimistis, berani, gigih, ulet,
realistis
h) Komunikatif, serta pandai berbicara dan berpidato
i) Berjiwa wiraswasta
j) Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima
tugas yang berat, serta berani mengambil resiko
k) Tajam firasatnya, tajam, dan adil timbangannya
l) Berpengetahuan luas, dan haus aakan ilmu pengetahuan
m) Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau
tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh
idealisme tinggi
n) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya
inovasi
Setelah seorang mempunyai pemimpin dianggap
mampu memenuhi syarat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin maka dalam pelaksanaan kepemimpin seorang
pemimpin akan dievaluasi atau dinilai. Ada du belas faktor
yang
perlu
diperhatikan
kepemimpinan
menurut
untuk
menilai
Stogdrill,
perilaku
1963
dalam
Wahjosumidjo(2003:25), yaitu:
a) Perawakilan(representation), pemimpin berbicara dan
bertindak sebagai akil kelompok.
b) Tuntutan
perdamaian(reconciliation),
mendamaikan
tuntutan
konflik
dan
pemimpin
mengurangi
ketidakteraturan dari sistem yang ada.
c) Toleran
terhadap
ketidakpastian
(tolerance
of
uncertainty), pemimpin mampu memberikan tolenransi
terhadap
ketidakpastian
dan
kekhawatiran atau gangguan(upsef)
penundaan
tanpa
d) Keyakian (persuasiveness), pemimpin mempergunakan
persuasi
dan
organisasi
secara
efektik,
serta
memperlihatkan keyakinan yang kuat (conviction).
e) Struktur inisiasi (initiation of structure), pemimpin
dengan jelas mendefinisikan peran kepemimpinan dan
memberikan kesempatan bawahan mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka.
f) Tolenransi kebebasab (tolerance of freedom), pemimpin
membiarkan bawahan berkesempatan untuk berinisiasi ,
terlibat dalam keputusan dan berbuat.
g) Asumsi peranan (role assumption), pemimpin secara
aktif menggunakan peranan kepemimpinannya daripada
menyerahkan kepemimipinannya kepada orang lain.
h) Konsiderasi(consideration), pemimpin memperhatikan
ketenangan, kesejahteraan dan kontribusi (bantuan)
bawahan
i) Penekanan pada hal – hal yang produktif (production
emphasis),
pemimpin
lebih
mementingkan
atau
menekankan kepada hal – hal yang bersifat produktif.
j) Ketetapan yang bersifat prediksi ( predictive accuracy),
pemimpin memperlihatkan wawasan ke depan dan
kecakapan untuk memperkirakan hasil yang akan
datang secara akurat.
k) Integrasi (integration), pemimpin memelihara secara
akrab jaringan (knit) organisasi dan mengatasi konflik
antar anggota.
l) Orientasi
kepada
atasan
(superior
orientation),
pemimpin memelihara hubungan dengan penuh ramah –
tamah dengan para atasan yang mempunyai pengharuh
terhadap pemimpin (mereka), dan berjuang untutk
memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.
d. Peran pemimpin
Dalam
menghadapi
tuntutan
jaman
dimana
seseorang pemimpin harus menghadapi perubahan, maka
diperlukan adanya peran pemimpin. Peran pemimpin
merupakan ukuran mengenai apa saja yang harus dilakukan
oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat
bejalan dengan baik. Menurut Wirawan dalam Matondang
(2006:6) ada 8 hal menjalani peran sebagia seorang
pemimpin, yaitu:
1) memberdayakan pengikut
2) membelajarkan organisasi secara terus menerus
3) menciptakan visi
4) mengembangkan budaya organisasi
5) menciptakan sinergi
6) memotivasi pengikut
7) menciptakan perubahan
8) menjadi tokoh, symbol sosial di luar organisasi
Selain itu peran tersebut Dr.R. Stephen Covey
dalam Matondang (2008:6) juga mengatakan bahwa
seorang pemimpin melaksanakan empat peran penting,
yaitu:
1) menjadi panutan (moral personal)
2) menjadi perintis (moral visioner)
3) menjadi penyelaras ( moral institutional)
4) menjadi pembudaya ( moral cultural)
e. Prinsip – prinsip sebagai pemimpin
Kadang keraguan itu timbul karena mendengar cerita
tentang keadaan pemimpin di tempat lainnya. Hal seperti ini
juga pasti timbul dalam setiap diri pemimpin. Setiap cabang,
setiap daerah, ataupun setiap budaya seorang pemimpin pasti
berhasil dalam kepemimpinannya dengan menjalani prinsipprinsip
dalam
memimpin
dalam
(http://ridwanloekito.wordpress.com). Prinsip yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
Kenali diri sendiri: sebelum mengenal siapa yang akan
kita pimpin, kita harus mengenali diri kita sendiri.
Dalam pergaulan sehari-hari kita merasakan perbedaan
karakter manusia. Perbedaan karakter orang di sekitar
kita terkadang sesuai dengan karakter kita.
Mengetahui setiap job description: sebagai seorang
pemimpin, kita harus tahu pekerjaan yang dikerjakan
tim kita. Jika bisa memungkinkan kita menjadi ahli agar
dapat memecahkan setiap masalah yang ada.
Menjadi orang yang bertanggung jawab atas setiap
tindakan: pemimpin yang berhasil selalu bertanggung
jawab atas segala tindakan yang diambil. Mengarahkan
tim ke pencapaian yang lebih dari sebelumnya.
Mengambil
keputusan
yang
tepattim
selalu
mengandalkan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan. Gunakan pemecahan masalah yang baik,
pengambilan keputusan dan segala perencanaan tujuan
ke depan.
Memberi contoh: ini adalah elemen yang penting.
Jadilah teladan yang baik bagi tim. Mereka tidak harus
mendengar apa yang
melihat.
mereka harapkan, tetapi juga
Kenali setiap tim: sesuaikan diri kita dengan setiap
kepribadian dari tim. Lain orang, lain kepribadian dan
cara menghadapinya.
Kembangkan rasa tanggung jawab pada tim: jika tadi
membuat diri kita menjadi orang yang bertanggung
jawab,
maka
bertanggung
sekarang
jawab
dari
buatlah tim
setiap
kita
pekerjaan
untuk
yang
dihasilkan.
Mengontrol: pastikan bahwa tugas yang ada dalam tim
dimengerti, diawasi, dan dicapai. Komunikasi adalah
kunci untuk tanggung jawab ini.
Gunakan kemampuan sebagai pemimpin: ketegasan,
wibawa, dan citra diri yang positif adalah sosok dari
pemimpin. Semua itu diperlukan saat kita memimpin.
Dengan begitu akan mengembangkan semangat tim
serta kampuan tim yang maksimal.
Dengan prinsip seperti diatas, seorang pemimpin tidak
perlu ragu dalam menjalankan tugasnya dimanapun. Yakin
dengan kemampuan sebagai pemimpin, membuat kita bisa
menjalankan tugas memimpin dimanapun.
f. Tugas pemimpin
Seorang pemimpin harus mampu meyakinkan dan
memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan tugas dan
kewajiban
secara
maksimal
untuk
pencapaiaan
tujuan
organisasi.
Menurut James A.F Stone, tugas utama seorang pemimpin
(agwi02.blogspot.com/2010) :
Pemimpin
bekerja
dengan
orang
lain:
seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan
orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
Pemimpin
adalah
tanggunjawab
dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas) : seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan
stafnya tanpa kegagalan.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan
prioritas: proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi
pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelagasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat
mengatur
waktu secara efektif, dan menyelesaikan
masalah secara efektif.
Pemimpin
harus
berpikir
secara
analitis
dan
konseptual: seorang pemimpin harus menjadi seorang
pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin
harus dapat mengurai seluruh pekerjaan menjadi lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
Manajer adalah forcing mediator: konflik selalu terjadi
pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator
(penengah).
Pemimpin adalah politisi dan diplomat: seorang
pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan
kompromi.
Sebagai
seorang
diplomat,
seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasi.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit: seorang
pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
b) Kepala sekolah
Seorang pemimpin mempunyi strategi untuk mengarahkan
dan memotivasi bawahan agar secara sadar terlibat dalam
kerjasama untuk mencapai tujuan. Didalam sebuah sekolah, maka
pemimpin yang dimaksud adalah kepala sekolah, sedangkan
bawahannya yang dimaksud adalah guru dan staff pengelola
sekolah.
Dalam Wahjosumidjo (2003:3) kepala sekolah adalah orang
yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh karena itu
dikatakan pula bahwa keberhasilan sekolah adalah sekolah yang
memiliki pemimpin yang berhasil. Kepala sekolah pada hakekat
etimologisnya merupakan pandangan dari school principal, yang
tugas
kesehariannya
menjalankan
principalship
atau
kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting,
karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala
sekolah, seperti administrasi sekolah (school administrator),
pimpinan sekolah (school
leader),
manajer
sekolah(school
manajer), dan sebagainya.
Wahjosumidjo
(2003:83)
dengan
demikian
secara
sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai “ seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran. Menurut H. Mintzberg dalam
(Wahjosumidjo 2003:85) kepala sekolah pada hakikatnya adalah
pejabat formal, sebab itu pengngkatnya melalui suatu proses dan
prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara
singkat sistem penjabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau
pemimpin formal dapat di uaraikan melalui berbagai pendekatan
yaitu pengangkatan, pembinaann tanggungjawab.
Maka dari itu, seorang kepala sekolah harus mempunyai
kriteria atau kualifikasi umum sebagai seorang kepala sekolah,
yaitu:
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia
setinggi-tingginya 56 tahun.
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5
tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali
di taman kanak-kanak / raudhatul athfal (TK / RA)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3
tahun di TK / RA.
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya iii/c bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan non PNS disertakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang berwenang.
c) Kompetensi
kepemimpinan
menurut
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April
2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi
Kepemimpinan ada lima yaitu:
1) Kompetensi Kepribadian
Matondang (2008:19) para pemimpin bangsa abad
21 haruslah orang – orang yang memiliki hal sebagai
berikut :
1. Memiliki integritas yang tinggi (jujur, loyal, beriman)
2. Memiliki visi yang jelas
3. Intelengensia yang tinggi (minimal s.1)
4. Kreatif dan inovatif
5. Tidak mudah merasa puas
6. Fleksibel dan memiliki kematangan jia
7. Sehat jasmani dan rohani
8. Memiliki iba dan kharismatik
9. Mempunyai idealism dan cinta tanah air (NKRI)
2) Kompetensi Manajerial
Mulyasa
(2012:103)
Manajemen
pada
hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan
mengendalikan usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumber – sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam melakukan peran dan fungsinya
sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
untuk
meningkatkan
keterlibatan
seluruh
profesinya,
tenaga
dan
mendorong
kependidikan
dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
3) Kompetensi Kewirausahaan
Berkaitan dengan kegiatan sekolah, maka
kepala sekolah harus mampu menafsirkan berbagai
kebijakan dari pemeritah secara umum, sedangkan
operasionalisasi kebijakan tersebut secara maksimal
perlu ditunjang oleh kiat – kiat kewirausahaan.
4) Kompetensi supervisi
Sekolah
melaksanakan tanggung
jawab
paling produktif jika terdapat konsensus tentang tujuan
sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha
mencapainya. Posisi kepala sekolah dalam hal ini
adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
sekolah secara produktif. Persoalannya adalah bahwa
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut kepala
sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan
sendiri, oleh karena itu ada pendelegasian kepada guru
maupun staff, untuk memastikan bahwa pendelegasian
tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara
yang tepat atau tidak maka diperlukanlah supervisi
yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud,
2007:227).
Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi
jika staff, peserta didik, dan orang tua memandang
kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang
hal-hal yang terjadi disekolahnya. Dalam kontek ini,
dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan
tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru, peserta
didik,
dan orang
tua,
mengikuti perkembangan
masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang
terjadi dalam rangka memenuhi tanggungjawab ini
(Peter F.Olivia,1992).
5) Kompetensi Sosial
Kompetensi
kepala
sekolah
yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola
hubungan
sekolah
dengan
masyarakat
bisa
diwujudkan melalui kemampuannya dalam hal:
a) memfasilitasi
dan
memberdayakan
dewan
sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan
masyarakat terhadap pengembangan sekolah.
b) mencari dan mengelola dukungan dari masyara- kat
(dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi
pengembangan sekolah.
c) menyusun rencana dan program pelibatan orangtua
siswa dan masyarakat.
d) mempromosikan sekolah kepada masyarakat.
e) membina kerjasama dengan pemerintah dan lembagalembaga masyarakat.
f) membina hubungan yang harmonis dengan orangtua
siswa
B. Hasil penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Usman tahun 2011
yang
berjudul
“Kemampuan
kepemimpinan,
motivasi
kerja,
kepemimpinan kepala sekolah SMKN Surabaya”Yang ingin menelaah
kebenaran mengenai kompetensi kepemimpinan kepala sekolah dalam
manciptakan efektivitas organisasi. Untuk menjadi efektifetas seoarng
pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi tidak semata – mata
ditentukan oleh sifat yang melekat pada seseoarang, tetapi karena
kapasitasnya dalam memimpin. Disamping kapasitas, pemimpin yang
efektif bagi efektivitas organisasi dapat juga dipengaruhi oleh lima faktor
penting mencakup pemilihan dan penempatan pemimpin dan bahwa teknik
pengelolaan organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan dan
teknologi.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April
2007Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi
Kepemimpinan ada lima yaitu
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada atau tidaknya
kepemimpinan. Kompetensi kepemimpinan terdiri Kompetensi Manajerial
dipergunakan untuk menganalisa kompetensi kepemimpinan yang terdapat
pada seorang kepala sekolah di SMA Masehi Jepara. Ada atau tidaknya
kompetensi kepemimpinan manajerial dalam diri kepala sekolah SMA
Masehi Jepara dapat dihasilkan dari kemungkinan bahwa kepala sekolah
mempunyai kemampuan yang baik, dan kemungkinan bahwa kemampuan
kepala sekolah belum cukup baik. Apabila tebukti bahwa kepala sekolah
memiliki kepemimpinan, diharapkan kepala sekolah tersebut telah menjadi
seorang pemimpin sekolah yang berjiwa kepemimpinan. Sehingga
kerangka dasar pemikirannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Kompetensi kepemimpinan
Kompetensi kepemimpinan
manajerial kepala sekolah SMA
Masehi Jepara
Ada atau tidaknya kompetensi
kepemimpinan manajerial
kepala sekolah di SMA Masehi
Jepara
Gambar 1: kerangka pemikiran
Gambar 1: kerangka pemikiran kompetensi kepemimpinan kepala sekolah di
SMA Masehi Jepara
1. Kompetensi Kepemimpinan Manajerial
Kompetensi kepala sekolah lain yaitu yang berhubungan
dengan
kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah
sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di
antaranya
adalah
pengetahuan
tentang
manajemen.
Dengan
kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai
pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah
dengan cara berpikir seorang manajer. Ketika kepala sekolah
menunjukkan perilakunya dan mampu untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan jenis-jenis input sekolah; mengembangkan proses
seko- lah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan
keputusan,
pem-
berdayaan,
pemotivasian,
pemantauan,
pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu
kepal sekolah juga harus sudah mampu menunjukkan upaya dalam
mening- katkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi,
efektivitas, dan inovasi).
Sesuai
Keputusan
Mendiknas
mengenai
kompetensi
ini,
di
antaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam
bidang-bidang ga- rapan manajerial sebagai berikut:
1) Menyusun
perencanaan
sekolah/madrasah
mengenai
berbagai tingkatan perencanaan
2) Mengembangkan
organisasi
sekolah/madrasah
sesuai
dengan kebutuhan
3) Memimpin
sekolah/madrasah
pendayagunaan
sumberdaya
dalam
sekolah/madrasah
rangka
secara
optimal
4) Mengelola
perubahan
dan
pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolahyang kondusif dan
inovatif
bagi
pembelajaran.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal
7) Mengelola
sarana
dan
prasarana
sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar
dan pembiyanaan sekolah/madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan
kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan
kurikulum
dan
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranfaran
dan
efisien.
12) Mengelola
ketatausahaan
sekolah/madrasah
dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengam- bilan
keputusan.
15) Memanfaatkan
kemajuan
peningkatan
teknologi
embelajaran
dan
informasi
bagi
manajemen
sekolah/madrasah.
24
16) Melakukan
pelaksanakan
monitoring,
program
evaluasi,
dan
pelaporan
kegiatan
sekolah/ma-drasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjut.
Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini
juga termasuk di dalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Jadi
dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian penegasan
terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu
lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan,
yang mencakup:
1) menyusun sistem administrasi sekolah
2) mengembangkan kebijakan operasional sekolah
3) mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan
dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman
kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya
4) melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan
struktur organisasi yang efisien dan efektif.
5) mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar
fungsi.
25
D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran kemampuan kepemimpinan kepala
sekolah di atas, maka penelitian menyatakan pertanyaan penelitian yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: bagaimana kompetensi
kepemimpinan kepala sekolah di SMA Masehi Jepara dalam kaitannya
dengan
kompetensi
kepemimpinan
manajerial?
26