Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo T1 362007006 BAB II

(1)

1

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Public Relations

2.1.1. Pengertian Public Relations

Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Cutlip, 2007:6). Definisi menurut Britih Institute of Public Relations yang dikutip oleh Jefkins (2003:9) menyatakan : “PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa public relations

atau hubungan masyarakat merupakan suatu fungsi manajemen dimana dalam menjalankan fungsinya dibutuhkan program komunikasi, good will, serta kepercayaan terhadap perusahaan juga terhadap publik atau masyarakat sekitar dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan dan juga dalam menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat agar tercipta hubungan yang baik antara perusahaan dengan publik. Dengan kata lain keberadaan public relations membantu dan menasehati manajemen dalam mencapai tujuan organisasi (perusahaan), membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan menciptakan reputasi yang baik bagi perusahaan dalam pandangan publiknya. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, maka PR Lor In Hotel Solo harus berusaha mendekatkan atau menginformasikan perusahannya dengan para konsumen agar tercipta hubungan yang baik, saling menguntungkan dan harmonis diantara keduanya.


(2)

2 2.1.2. Peran Public Relations

Menurut Dozier dan Broom (Ruslan, 2006:20-21), peranan Public Relations

dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu: 1. Penasehat ahli (expert presciber)

Seorang Public Relations dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi Public Relations dengan manajemen organisasi seperti misalnya hubungan antara “pihak manajemen hotel dengan konsumennya”. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima dan mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari Public Relations tersebut dalam memecahkan dan mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh organisasi.

2. Fasilitator komunikasi (communication fasilitator)

Praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengarkan apa yang diinginkan serta diharapkan oleh publiknya. Selain itu, Public Relations juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Adanya komunikasi timbal balik tersebut membuat tercipta saling pengertian, percaya, menghargai, mendukung, serta toleransi yang baik dari kedua pihak.

3. Fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan Public Relations merupakan bagian dari tim manajemen. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi atau keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Umumnya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim yang dikoordinir praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, atau perusahaan yang tengah menghadapi atau mengatasi krisis tertentu. 4. Teknisi komunikasi (communication technician)


(3)

3

Peranan public relations (PR) sebagai communication technician ini menjadikan PR sebagai journalist in resident yang menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization. Peran PR dalam teknisi komunikasi mencakup didalamnya melakukan komunikasi customer relations.

2.1.3. Tujuan Kegiatan Public Relations

Tujuan utama kegiatan Public Relations pada dasarnya adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses transfer komunikasi. Menurut Nova (2009: 40) tujuan kegiatan Public Relations dapat dikelompkkan sebagai berikut : 1. Performance Objective

Public Relations merupakan kegiatan komunikasi yang mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya (stakeholders), melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas, serta citra perusahaan di mata stakeholders.

2. Support of Consumber Market Objective

Kegiatan Public Relations dapat digunakan untuk mengidentifikasi persamalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap, dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi atau pendekatan yang sesuai.

Menurut Nova (2009:40) dari sekian banyak tugas yang diemban oleh PR, tujuan utama yang ingin dicapai dalam bidang PR adalah memperoleh hubungan baik dari komunikasi pihak internal dan komunikasi pihak eksternal.

1. Komunikasi Pihak Internal

Komunikasi pihak internal yang dimaksud adalah karyawan, top manajemen, pemegang saham/anggota institusi yaitu :


(4)

4

b. Menciptakan kesadaran anggota mengenai peran institusi dalam masyarakat.

c. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya. 2. Komunikasi Pihak Eksternal

Komunikasi pihak eksternal yang dimaksud adalah konsumen, komunikasi pemerintah, media, pemasok, pesaing, distributor, dan masyarakat.

a. Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi

b. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya. c. Motivasi untuk menyampaikan citra baik.

2.1.4. Fungsi Public Relations

Ruslan (2006:233) menyatakan bahwa,”Public relations memiliki fungsi ganda yaitu sebagai Marketing Public Relations (MPR) untuk mencapai tujuan pemasaran, sebagai Corporate Public Relations (CPR) untuk mencapai tujuan perusahaan yang positif, serta Stakeholder Relations (SR) dalam upaya membangun saling pengertian, saling menghargai, kemauan baik, dan toleransi baik terhadap publik internal yaitu publik yang berada di dalam perusahaan seperti karyawan, manager, pemegang saham, serta publik eksternal yaitu mereka berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan seperti penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas, dan pers”. Penjelasan sasaran utama public relations dapat terlihat pada Gambar berikut.


(5)

5 - In house journal

- Publikasi

- Eksternal dan Internal - Special Events

- Programs - Eksebisi, dll

- Iklan perusahaan dan

Sponsorship dll

- CommunityResponsibility and

Sosial Ca re

- Stakeholder (owner relations)

- Employee Relations

- Public Eksternal

- CustomerRelations

- Media and Press Relations

- Pressure Group Relations

- Government relation

- Community Relations

- Business and Investor

- Relations

- Peluncuran dan Publikasi - Produk

- Iklan Layanan Masyarakat

- -Advetorial (Artikel Sponsor)

- Special

Events:Promotion

- and Publications Progra m

- Road Show; Business

- Presentation, dll

Gambar 1.

Sasaran Utama Public Relations Sumber: Ruslan (2006:233)

Sasaran Utama Public Relations

Strategi Program Kerja Public Relations

Corporate Public Relations Stakeholder Relations Marketing Public Relations


(6)

6 2.2. Strategi Komunikasi

2.2.1. Pengertian Strategi Komunikasi

Dalam berkomunikasi, komunikator sebagai pengirim pesan juga tidak begitu saja menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikator dalam menyampaikan pesannya harus merancang sebuah rencana atau yang disebut dengan strategi.

Menurut Effendy (2007:32) strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktif operasionalnya.

Menurut Effendy (2008:29) strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan komunikasi manajemen (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahw apendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.

Menurut Kennedy (2009:60) untuk dapat mencapai strategi komunikasi yang dijalankan dalam sebuah perusahaan, perusahaan perlu mempunyai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen, yaitu :

1. Tahap Perubahan Pengetahuan

Pada perubahan pengetahuan, konsumen dapat mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa. Dengan demikian pesan yang disampaikan menunjukkan informasi penting dari produk tersebut.

2. Tahap Perubahan Sikap

Tahap perubahan sikap ditentukan oleh tiga unsur sebagai tri component, attitude, change yang menunjukkan tahap perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu cognition (pengetahuan), affection (perasaan), conation


(7)

7

perubahan, maka akan terjadi kemungkinan adanya perubahan sikap berupa keinginan untuk mencoba suatu produk.

3. Tahap Perubahan Perilaku

Pada tahap ini, dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakannya atau yang disebut dengan loyalitas pelanggan. Tahapan pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi digambarkan seperti skema berikut.

Awareness Stage

Gambar 2.

Tahapan Pencapaian Tujuan Komunikasi dan Strategi Komunikasi Tahapan pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada tahapan perubahan pengetahuan, pesan komunikasi baik verbal maupun non verbal diarahkan pada pengetahuan informasi tentang produk, mulai dari merek, fungsi, kegunaan, kemasan, dan figur penggunaan produk.

2. Pada tahap perubahan sikap, iklan bertujuan untuk memperkuat kedudukan merek dengan menggunakan strategi pesan misalnya kelebihan produk, gaya hidup, dan citra perusahaan.

Tahapan Pencapaian Komunikasi Strategi Komunikasi

Awa reness Stage Knowledge Changes Strategy

Interest Stage Attitude Changes Strategy

Loyalty Stage Behavior Changes Strategy


(8)

8

3. Pada tahap perubahan perilaku, pesan bertujuan untuk menunjukkan alasan mengapa produk ini adalah produk terbaik jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya dan menumbuhkan emosional kepada produk-produk tersebut.

Berbagai strategi komunikasi tersebut pada intinya untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Awareness yaitu menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk dan layanan baru.

2. Knowledge yaitu memberikan informasi yang dibutuhkan atau penggunaan sebuah produk dan layanan.

3. Likeability yaitu menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan.

4. Motivation, yaitu menjgajak konsumen untuk melakukan apa yang diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan.

5. Believing, yaitu menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk dan layanan.

6. Image, yaitu memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan. 7. Remembering, yaitu mengingatkan kembali tentang keberadaan produk. 8. Loyalty, yaitu mengajak konsumen untuk menggunakan produk.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan sebuah proses komunikasi sangat ditentukan oleh strategi komunikasi yang baik. Hal ini inilah yang akan dilakukan Lor In Hotel Solo dalam membentuk citranya dengan cara menarik minat konsumen, yaitu dengan melakukan strategi komunikasi yang baik demi tercapainya tujuan yang diinginkan dalam pembentukan citra hotel.


(9)

9 2.2.2. Strategi Komunikasi Public Relations

Keberadaan public relations dalam perusahaan memiliki peran penting dalam pembentukan citra perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi komunikasi yang tepat. Menurut Kotler & Keller (2009:568) strategi komunikasi public relations dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Publications

Perusahaan menyelenggarakan publikasi dan menyebarluaskan informasi umtuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran. Melalui berbagai media seperti laporan tahunan, brosur, artikel, newletter perusahaan dan majalah, dan media elektronik/audiovisual.

2. Events

Perusahaan dapat menarik perhatian untuk produk baru atau kegiatan perusahaan lain dengan merancang special events seperti konferensi berita, seminar, acara, pameran, kontes dan kompetisi, untuk mempengaruhi opini

public.

3. Sponsorship

Perusahaan dapat mempromosikan merek mereka dan nama perusahaan dengan mensponsori suatu kegiatan misalnya kegiatan olah raga dan event kebudayaan dan lain-lain.

4. News

Salah satu tugas utama dari profesional PR adalah untuk menemukan atau membuat berita yang menguntungkan tentang perusahaan, produk, dan konsumen untuk mendapatkan berita dan menghadiri konferensi pers.

5. Speeches

Perusahaan harus bisa menjawab pertanyaan dari media atau memberikan suatu pembicaraan tentang asosiasi pasar atau rapat penjualan.

6. Public Service Activities

Merupakan aspek tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada masyarakat untuk membangun goodwiil serta mencapai sukses memperoleh simpati atau


(10)

10

empati dari masyarakat dengan menyumbangkan uang dan waktu dengan tujuan yang baik.

7. Identity Media

Perusahaan memerlukan identitas visual yang dapat segera dikenali oleh masyarakat. Identitas visual yang diberikan oleh perusahaan seperti logo, alat tulis, brosur, tanda formulir bisnis, bangunan dan cara berpakaian. Pelaksanaan ma rketing public relations harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya berusaha melibatkan konsumen secara tidak langsung dalam perancangan program kerja dengan cara meminta umpan balik dan masukan-masukan lainnya serta mengumpulkan berbagai informasi di pasar sasaran melalui survey atau cara lainnya, cepat tanggap atas segala perubahan dan bersikap proaktif.

2.3. Model Komunikasi Harold D Lasswell

Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi dalam mencapai hasil yang maksimal, ketika seorang komunikator menyampaikan pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feed back yang positif dari penerimanya. Efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikais. Setiap unsur yang terlibat dalam proses komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan, maupun komunikan, harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses komunikasi mencapai tujuannya (Komala, 2009:139-140).

Untuk memahami proses komunikasi salah satunya dapat dipelajari melalui model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswell yaitu dengan menjawab pertanyaan : who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium (dalam media apa), to whom (kepada siapa), dan what effect (apa efeknya)? (Arni, 2001:5). Rumusan pertanyaan tersebut mengandung lima unsur, yang digambarkan dalam model sebagai berikut:


(11)

11

Gambar 3.

Model Komunikasi Harold D.Lasswell Sumber : Arni (2001:6)

Kelima pertanyaan yang dimaksud pada Model Komunikasi Lasswell tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Siapa yang mengatakan ?

Pertanyaan pertama menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif unfuk memulai komunikasi, yaitu dapat berupa seseorang dan sekelompok orang seperti organisasi atau persatuan.

2. Apa yang dikatakan ?

Pertanyaan Says what ? atau Apa yang dikatakan? berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. 3. Dengan saluran mana?

Pertanyaan ini berhubungan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan gambar.

4. Kepada Siapa?

Pertanyaan ini berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. Dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ia ingin disampaikan diberikan.

5. Apa efeknya?

Pertanyaan ini berhubungan dengan apa efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan apa yang dilakukan orang sebagai hasil dari komunikasi. Akan tetapi kadang-kadang tingkah laku seseorang dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain.

Siapa (pembicara)

Apa (Pesan)

Saluran (Medium)

Siapa


(12)

12 2.4. Corporate Image (Citra Perusahaan) 2.4.1. Pengertian Citra Perusahaan

Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu, para personelnya kini jauh lebih dituntut untuk mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Menurut Kotler (2000:259) pengertian antara identitas dengan citra adalah berbeda. Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya. Citra atau image adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.

Menurut Atmosoeprapto (2000:137) ”Citra adalah suatu persepsi orang atas diri kita atau suatu organisasi, yang tumbuh dari opini masyarakat”. Produk yang baik dari suatu perusahaan akan menumbuhkan citra yang baik atas perusahaan itu. Citra yang baik dapat menumbuhkembangkan dukungan stakeholder pada perusahaan (pemegang saham, karyawan, instansi terkait, mitra usaha, dan pelanggan). Katz dalam Soleh dan Elvinaro (2004) menyataka bahwa “Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas”. Menurut Kotler dan Armstrong (2006:299) ”Citra perusahaan merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap perusahaan”.

Menurut Jefkins (2003:20) terdapat lima jenis citra, yaitu :

1. Citra bayangan (mirror image), merupakan citra yang dianut oleh orang dalam atau anggota-anggota organisasi mengenai pandangan pihak luar terhadap organisasinya.

2. Citra yang berlaku (current image), yaitu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.


(13)

13

3. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.

4. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra akan produk dan pelayanan yang diberikan. 5. Citra majemuk (multiple image), yaitu citra yang beraneka ragam (banyak)

yang hampir sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh organisasi/ perusahaan.

2.4.2. Model Pembentukan Citra

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon dalam Soemirat dan Ardianto (2004:115) menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene dalam Soemirat dan Ardianto (2004:115) sebagai berikut:


(14)

14

Rangsang

Gambar 4.

Model Pembentukan Citra Sumber : Soemirat dan Ardianto (2004:115)

Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha

untuk mengerti tentang rangsang tersebut.

Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat

Kognisi

Persepsi Sikap

Motivasi Stimulus

(Rangsang)

Respon (Perilaku)


(15)

15

mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sedangkan sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu.

2.3.3. Dimensi-dimensi Corporate Image

Eksistensi sebuah hotel berkaitan erat dengan citra hotel tersebut, atau berkaitan erat dengan corporate image hotel. Corporate image In Business Hotels Resorts & Spa Solo yang akan peneliti teliti lebih jauh mempergunakan teori Kotler dan Keller (2009:453). Philip Kotler, seperti yang disitir Ruslan (1998), menampilkan gagasan megamarketing. Ia memasukan unsur dua “P” baru, yakni “Power” dan ”Public Relations” ke dalam marketing mix (bauran pemasaran) konvensional 4-Ps, yang terdiri dari product, price, promotions, and placement.

Perkembangan system pemasaran berubah menjadi formula 6-Ps, yakni dengan menambah power yang menyandang potensi mendorong (push strategy), dan Public Relations yang berpotensi menarik (pull strategy). (Ardianto, 2009:71). Dimensi-dimensi citra perusahaan terdiri dari empat asosiasi penting yaitu:

1. Common, Product Atribute, Benefits or Attitude adalah nama atau merek perusahaan yang dapat menarik pelanggan pada asosiasi yang tinggi mengenai atribut suatu produk dan inovasi-inovasi pemasaran yang dilakukan perusahaan.

Konsep ini tidak dapat dipisahkan karena merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah


(16)

16

kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut, dan melindungi konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. (Aaker, 1997 : 9). Kendati merek sejak lama mempunyai peran dalam perniagaan, namun baru abad ke 20 merek dan asosiasi merek menjadi begitu penting bagi para pelaku kompetisi. Kenyataannya, karakteristik untuk dari pemasaran modern bertumpu pada penciptaan merek-merek yang bersifat membedakan. Riset pemasaran telah dilancarkan untuk membantu mengidentifikasi dan mengembangkan basis-basis pembeda merek. Asosiasi merek yang unik telah memantapkan penggunaan berbagai atribut produk, nama, kemasan, strategi distribusi, dan periklanan. Gagasan telah bergerak dari komoditas menuju produk-produk bermerek, sehingga mengurangi nilai penting harga dalam keputusan pembelian, dan menekankan basis pembeda. ( Aaker, 1997 : 10)

2. People and Relationship adalah citra perusahaan yang dapat terlihat dari karakteristik karyawannya seperti pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

3. Value and Programs adalah citra perusahaan yang dapat terlihat dari nilai-nilai dan program-program dari perusahaan yang tidak harus berhubungan dengan produk yang dijual, misalnya kepedulian sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

4. Corporate Credibility adalah citra perusahaan dapat berupa pendapat atau pernyataan mengenai perusahaan, juga sikap percaya terhadap perusahaan yang kompeten dalam menjual produk dan menyampaikan jasanya, serta besarnya tingkat kesukaan juga ketertarikan bagi pelanggan kepada perusahaan.

Berdasarkan hasil pra survei melalui interview dengan Ibu Vita Octavia selaku PR (Public Realtions) Lor In Hotel Solo tanggal 25 Juli 2012 pukul 14.00 WIB diperoleh informasi bahwa pembentukan citra Lor In adalah “Menciptakan kepercayaan dan reputasi yang baik sebagai hotel bisnis resort & spa di Solo yang


(17)

17

menonjolkan suasana budaya dan alam pertanian Jawa yang digabungkan dengan pelayanan ramah dan fasilitas modern dengan kelas hotel resort bintang lima”. Pentingnya pembentukan citra Lor In Solo yang pertama adalah memberikan informasi kepada publik bahwa Hotel Lor In sebagai penyedia jasa akomodasi tidak hanya ditujukan bagi para pelaku bisnis tetapi juga didisain dengan konsep

resort & spa yang diharapkan dapat menarik minat wisatawan yang ingin berlibur atau berekreasi. Kedua, konsep resort & spa adalah hotel yang didesain dan dibangun dengan konsep tradisonal Jawa yang menyatu dengan unsur budaya yang ada di kota Solo. Selain itu juga menonjolkan landscape hotel berupa patung-patung yang khas, taman-taman yang tertata indah (nuansa green), dan dikelilingi oleh sungai buatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat para tamu.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut.


(18)

18 Tabel 2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1 Anita Tandiono (2011)

Studi Korelasional Strategi Komunikasi

Public Relations Officer Dalam Membangun Citra Perusahaan Grand Angkasa

International Hotel Medan

(Skripsi: Ilmu Komunikasi, FISIP USU Medan)

a.Variabel independen public relations

b. Variabel Dependen Citra hotel

Korelasi Rank Spearman

Strategi komunikasi yang dilakukan

Public Relations Officer memiliki hubungan yang cukup kuat dalam membagun citra hotel

2 Mayangsa ri Putri (2011)

Pengaruh Kegiatan

Marketing Public Relations

PT.Telkom, Tbk BSD Terhadap Citra Merek Speedy Internet

(Skripsi: Ilmu Komunikasi Univ. Binus Jakarta) a.Variabel independen: Kegiatan MPR b.Variabel Dependen Citra merek Speedy Internet Analisis Regresi

Kegiatan MPR PT. Telkom, Tbk BSD berpengarh positif terhadap citra merk Speedy internet.


(19)

19 3 David

Kusnadi (2011)

Analisis Pengaruh Public Relations Terhadap Citra Mall Central Park Jakarta

(Skripsi Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara Jakarta) a.Variabel independen public relations

b. Variabel Dependen Citra mall

Analisis Regresi sederhana

Public Relations

mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Citra Mall Central Park di mata pengunjung

4 Vica Natalia Nugroho (2012)

Pengaruh strategi komunikasi Public Relations dengan pembentukan citra

Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo

a.Variabel Independen strategi komunikasi Public Relations b.Variabel Dependen: corporate image Analisis Regresi Sederhana

Sedang dilakukan penelitian

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan objek penelitian pada perusahaan jasa. Selain itu penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen public relations atau variabel lain yang berkaitan dengan strategi komunikasi public relations sedangkan variabel dependennya secara umum menggunakan citra perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo

2. Sampel yang digunakan adalah tamu yang menginap di Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo.


(20)

20

3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara strategi komunikasi

Public Relations dengan Corporate Image Lor In Business Hotel Resorts & Spa Solo.

2.6. Kerangka Pikir

Gambar 5. Skema Kerangka Pikir Keterangan :

Dalam kaitannya dengan komunikasi pihak eksternal, public relations (PR) menjalankan komunikasi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah efek, yaitu berupa gambaran/citra korporasi (corporate image). Apabila terselenggara komunikasi yang baik antara korporasi dengan masyarakat maka akan terbentuk citra yang baik di mata pihak luar (masyarakat). Komunikasi PR dalam pembentukan citra hotel melalui serangkaian proses sebagai berikut :

1. PR hotel Lor In Solo adalah sumber (source) yang memiliki inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada publik yaitu “Menciptakan kepercayaan dan reputasi yang baik sebagai hotel bisnis resort & spa di Solo yang menonjolkan

Lor In Business Hotel Resorts & Spa

Strategi PR

1. Publications 2. Events.

3. News

4. Public Service Activities 5. Identity Media

Citra Perusahaan

1. Common, Product

Atribute, Benefits or Attitude

2. People and Relationship 3. Value and Programs 4. Corporate Credibility


(21)

21

suasana budaya dan alam pertanian Jawa yang digabungkan dengan pelayanan ramah dan fasilitas modern dengan kelas hotel resort bintang lima”.

2. Mekanisme penyampaian pesan memerlukan strategi komunikasi dengan menggunakan channel yang tepat (media/sarana untuk menyalurkan pesan). Media utama yang digunakan yaitu publikasi, events, berita, kegiatan sosial, media identitas.

3. Kelima program PR tersebut diharapkan dapat mempengaruhi opini publik (receiver) sehingga tercipta efek yaitu terbentuknya citra positif publik terhadap perusahaan.

4. Citra positif hotel Lor In diharapkan menghasilkan feed back yaitu meningkatnya minat konsumen ke hotel Lor In.

2.7. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka pikir, dan hasil penelitian sebelumnya hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara strategi komunikasi Public

Relations dengan pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts & Spa

Solo.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi komunikasi Public Relations terhadap pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts & Spa


(22)

(1)

17

menonjolkan suasana budaya dan alam pertanian Jawa yang digabungkan dengan pelayanan ramah dan fasilitas modern dengan kelas hotel resort bintang lima”. Pentingnya pembentukan citra Lor In Solo yang pertama adalah memberikan informasi kepada publik bahwa Hotel Lor In sebagai penyedia jasa akomodasi tidak hanya ditujukan bagi para pelaku bisnis tetapi juga didisain dengan konsep resort & spa yang diharapkan dapat menarik minat wisatawan yang ingin berlibur atau berekreasi. Kedua, konsep resort & spa adalah hotel yang didesain dan dibangun dengan konsep tradisonal Jawa yang menyatu dengan unsur budaya yang ada di kota Solo. Selain itu juga menonjolkan landscape hotel berupa patung-patung yang khas, taman-taman yang tertata indah (nuansa green), dan dikelilingi oleh sungai buatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat para tamu.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut.


(2)

18 Tabel 2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Penelitian Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1 Anita Tandiono (2011)

Studi Korelasional Strategi Komunikasi Public Relations Officer Dalam Membangun Citra Perusahaan Grand Angkasa

International Hotel Medan

(Skripsi: Ilmu Komunikasi, FISIP USU Medan)

a.Variabel independen public relations

b. Variabel Dependen Citra hotel

Korelasi Rank Spearman

Strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations Officer memiliki hubungan yang cukup kuat dalam membagun citra hotel

2 Mayangsa ri Putri (2011)

Pengaruh Kegiatan Marketing Public Relations

PT.Telkom, Tbk BSD Terhadap Citra Merek Speedy Internet

(Skripsi: Ilmu Komunikasi Univ. Binus Jakarta) a.Variabel independen: Kegiatan MPR b.Variabel Dependen Citra merek Speedy Internet Analisis Regresi

Kegiatan MPR PT. Telkom, Tbk BSD berpengarh positif terhadap citra merk Speedy internet.


(3)

19 3 David

Kusnadi (2011)

Analisis Pengaruh Public Relations Terhadap Citra Mall Central Park Jakarta

(Skripsi Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara Jakarta) a.Variabel independen public relations

b. Variabel Dependen Citra mall

Analisis Regresi sederhana

Public Relations mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Citra Mall Central Park di mata pengunjung

4 Vica Natalia Nugroho (2012)

Pengaruh strategi komunikasi Public Relations dengan pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo a.Variabel Independen strategi komunikasi Public Relations b.Variabel Dependen: corporate image Analisis Regresi Sederhana

Sedang dilakukan penelitian

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan objek penelitian pada perusahaan jasa. Selain itu penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen public relations atau variabel lain yang berkaitan dengan strategi komunikasi public relations sedangkan variabel dependennya secara umum menggunakan citra perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo

2. Sampel yang digunakan adalah tamu yang menginap di Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo.


(4)

20

3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara strategi komunikasi Public Relations dengan Corporate Image Lor In Business Hotel Resorts & Spa Solo.

2.6. Kerangka Pikir

Gambar 5. Skema Kerangka Pikir Keterangan :

Dalam kaitannya dengan komunikasi pihak eksternal, public relations (PR) menjalankan komunikasi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah efek, yaitu berupa gambaran/citra korporasi (corporate image). Apabila terselenggara komunikasi yang baik antara korporasi dengan masyarakat maka akan terbentuk citra yang baik di mata pihak luar (masyarakat). Komunikasi PR dalam pembentukan citra hotel melalui serangkaian proses sebagai berikut :

1. PR hotel Lor In Solo adalah sumber (source) yang memiliki inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada publik yaitu “Menciptakan kepercayaan dan reputasi yang baik sebagai hotel bisnis resort & spa di Solo yang menonjolkan

Lor In Business Hotel Resorts & Spa

Strategi PR 1. Publications 2. Events. 3. News

4. Public Service Activities 5. Identity Media

Citra Perusahaan

1. Common, Product Atribute, Benefits or Attitude

2. People and Relationship 3. Value and Programs 4. Corporate Credibility


(5)

21

suasana budaya dan alam pertanian Jawa yang digabungkan dengan pelayanan ramah dan fasilitas modern dengan kelas hotel resort bintang lima”.

2. Mekanisme penyampaian pesan memerlukan strategi komunikasi dengan menggunakan channel yang tepat (media/sarana untuk menyalurkan pesan). Media utama yang digunakan yaitu publikasi, events, berita, kegiatan sosial, media identitas.

3. Kelima program PR tersebut diharapkan dapat mempengaruhi opini publik (receiver) sehingga tercipta efek yaitu terbentuknya citra positif publik terhadap perusahaan.

4. Citra positif hotel Lor In diharapkan menghasilkan feed back yaitu meningkatnya minat konsumen ke hotel Lor In.

2.7. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka pikir, dan hasil penelitian sebelumnya hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara strategi komunikasi Public

Relations dengan pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi komunikasi Public Relations terhadap pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts & Spa Solo


(6)

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kreatif Public Relations Best Western Star Hotel Dalam Penyelesaian Konflik T1 362008033 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kreatif Public Relations Best Western Star Hotel Dalam Penyelesaian Konflik T1 362008033 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo T1 362007006 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo T1 362007006 BAB IV

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo T1 362007006 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Strategi Komunikasi Public Relations dengan Pembentukan Citra Hotel Lor in Business Hotels Resorts & Spa Solo

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB II

0 0 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran dan Strategi Public Relations dalam Membangun Brand Awareness di Le Beringin Hotel Salatiga T1 362007040 BAB II

0 0 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MENGINAP ULANG (Studi Pada Lor In Bussiness Hotels Resorts & Spa, Solo) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 76