PENGARUH OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT : Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se – Bandung Raya.

(1)

No. Daftar FPEB: 49/UN.40.FPEB.I.PL/2013

PENGARUH OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS AUDITOR

INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se-Bandung Raya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh:

YUGA LUTHFI HIDAYAT NIM. 0801102

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH OBJEKTIVITAS DAN

INTEGRITAS AUDITOR INTERNAL

TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Kasus Pada Inspektorat

Daerah Se-Bandung Raya)

Oleh

Yuga Luthfi Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yuga Luthfi Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Yuga Luthfi Hidayat, 2013

ABSTRAK

PENGARUH OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se – Bandung Raya) Oleh :

YUGA LUTHFI HIDAYAT 0801102

Dosen Pembimbing:

Dr. H. Memen Kustiawan.,SE.,M.Si.,Ak Indah Fitriani.,SE.,M.Ak.,Ak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh objektivitas dan integritas auditor internal terhadap kualitas audit secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan menggunakan alat analisis regresi linear berganda. Teknik sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh..

Hasil penelitian ini dengan tingkat signifikansi 5% menunjukan secara simultan objektivitas dan integritas auditor internal memberikan pengaruh signifikan terhadap kualitas audit dimana F hitung (91,837) > F tabel (3,232), dan secara parsial objektivitas auditor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit dimana T hitung (4,914) > (2,021), demikian juga dengan integritas auditor memberi pengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dimana T hitung (10,721) lebih besar dari T tabel (2,021).


(5)

Yuga Luthfi Hidayat, 2013

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF OBJECTIVITY AND INTEGRITY OF INTERNAL AUDITORS TO AUDIT QUALITY

(Case Study of Inspektorat Daerah in Bandung Raya)

By :

YUGA LUTHFI HIDAYAT 0801102

Supervisor:

Dr. H. Memen Kustiawan.,SE.,M.Si.,Ak Indah Fitriani.,SE.,M.Ak.,Ak

This research is aim to know the influence of objectivity and integrity of internal auditors towards the audit quality partially and simultaneously, whether it significantly affects or not towards the audit quality on Inspektorat Daerah of

Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, and Kabupaten Bandung Barat.

The method used for this research is the descriptive method, and the analysis used is the multiple linear regression analysis. The sampling technique for this research is saturated sampling.

The result of the research with 5% signification level shows that objectivity and integrity of internal auditors simultaneously influences the audit quality where the value F (91,837) > the table F (3,232), and objectivity of auditor partially influences significantly the audti quality where the value T (4,914) > the table T (2,021) as well as the integrity of auditor influences significantly the audit quality where the value T (10,721) is bigger than the table T (2,021).


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12

1.4.2 Kegunaan Teoritis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Auditing ... 13

2.1.1.1 Pengertian Auditing ... 13

2.1.1.2 Tujuan Audit ... 14

2.1.1.3 Jenis-jenis audit... 16

2.1.1.4 Jenis-jenis Auditor ... 16

2.1.2 Kode Etik ... 17

2.1.3 Objektivitas Auditor ... 23

2.1.4 Integritas Auditor ... 27

2.1.5 Kualitas Audit ... 29

2.1.5.1 Pengertian Kualitas audit ... 29

2.1.5.2 Indikator Kualitas audit ... 31

2.1.6 Pengaruh Objektivitas Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 34

2.1.7 Pengaruh Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 37

2.1.8 Standar Audit Aparat Pengawasan Internal Pemerintah ... 38

2.1.9 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) ... 44

2.2 Penelitian Terdahulu ... 47

2.3 Kerangka Pemikiran ... 49


(7)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...55

3.1 Objek Penelitian ... 55

3.2 Metode Penelitian... 55

3.2.1 Desain Penelitian ... 55

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 56

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 56

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 60

3.2.5 Teknik Analisis Data ... 60

3.2.5.1 Analisis Data ... 60

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...66

4.1 Hasil penelitian... 66

4.1.1 Gambaran Umum Responden... 66

4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 68

4.1.2.1 Hasil Uji Validitas ... 68

4.1.2.2 Hasil Uji Realibilitas ... 71

4.1.3 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 72

4.1.3.1 Objektivitas Auditor ... 73

4.1.3.2 Integritas auditor ... 77

4.1.3.3 Kualitas audit ... 82

4.1.4 Pengaruh Objektivitas Auditor dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 89

4.1.4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 89

4.1.4.2 Estimasi Persamaan Regressi... 92

4.1.4.3 Koefisien Determinasi ... 94

4.1.4.4 Pengujian Hipotesis ... 95

4.2 Pembahasan ... 101

4.2.1 Pengaruh Objektivitas Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 102

4.2.2 Pengaruh Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit ... 104

4.2.3 Pengaruh Objektivitas dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit ...106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...108

5.1 Simpulan ...108

5.2 Saran ...109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kabupaten/Kota ... 7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 47

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 57

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 67

Tabel 4.2 Demografi Responden ... 68

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Objektivitas Auditor ... 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Integritas Auditor ... 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kualitas audit ... 70

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 72

Tabel 4.7 Rekapitulasi Rata-Rata Skor Tanggapan Responden Mengenai Objektivitas Auditor ... 73

Tabel 4.8 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Bebas Dari Benturan Kepentingan ... 74

Tabel 4.9 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Pengungkapan Sesuai Fakta ... 75

Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-Rata Skor Tanggapan Responden Mengenai Integritas Auditor ... 77

Tabel 4.11 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Kejujuran Auditor ... 78

Tabel 4.12 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Keberanian Auditor ... 79

Tabel 4.13 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Sikap Bijaksana Auditor ... 80

Tabel 4.14 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Tanggungjawab Auditor ... 81

Tabel 4.15 Rekapitulasi Rata-Rata Skor Penilaian Responden Mengenai Kualitas Audit ... 82

Tabel 4.16 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Standar Umum ... 84


(9)

Tabel 4.17 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir

Pernyataan Pada Indikator Standar Pelaksanaan ... 85

Tabel 4.18 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Standar Pelaporan ... 86

Tabel 4.19 Rekapitulasi Distribusi Tanggapan Responden Untuk Setiap Butir Pernyataan Pada Indikator Standar Tindal Lanjut ... 88

Tabel 4.20 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 90

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 92

Tabel 4.22 Koefisien Regressi ... 93

Tabel 4.23 Koefisien Determinasi ... 94

Tabel 4.24 Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama ... 96

Tabel 4.25 Nilai thitung Masing-Masing Variabel Independen ... 98


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 52

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Tanggapan Responden ... 73

Gambar 4.2 Grafik Uji Heterokedastisitas ... 91

Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Bersama-sama ... 97

Gambar 4.4 Daerah penerimaan dan penolakan Ho pada uji pengaruh objektivitas auditor ... 99

Gambar 4.5 Daerah penerimaan dan penolakan Ho pada uji pengaruh integritas auditor ...101


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis tentang Pengangkatan dan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi. Lampiran 2 Formulir Frekuensi Bimbingan Skripsi.

Lampiran 3 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Usulan Penelitian. Lampiran 4 Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Skripsi.

Lampiran 5 Surat Permohonan dan Izin Penelitian. Lampiran 6 Daftar Kuesioner.

Lampiran 7 Data Hasil Observasi. Lampiran 8 Tabulasi Data Ordinal. Lampiran 9 Tabulasi Data Interval. Lampiran 10 Hasil Perhitungan SPSS 18. Lampiran 11 Riwayat Hidup.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pencapaian sasaran sesuai dengan upaya untuk mewujudkan suatu iklim pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat menjalankan amanah dari rakyat melalui penyelenggaraan pemerintahan yang dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan amanah tersebut kepada rakyat. Hal ini dapat mewujudkan transparansi yang dapat menimbulkan kepercayaan kepada Pemerintah, dan masyarakat mau berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Kondisi ini dalam kenyataannya belum terwujud sebagaimma yang diharapkan, ha1 ini dibuktikan dengan berbagai hasil penelitian dan kejadian yang ada di masyarakat. (Sadeli, 2008)

Fenomena di masyarakat yang mengambarkan akuntabilitas keuangan belum berjalan sepenuhnya antara lain, tingkat korupsi yang masih tinggi, adanya kebocoran anggaran, pengukuran kinerja Instansi Pemerintah lebih menekankan kepada kemampuan Instansi Pemerintah dalam menyerap anggaran, pengawasan fungsional belum efektif karena belum dilaksanakan secara professional. Akuntabilitas keuangan yang dibuat oleh Instansi Pemerintah Daerah bukan hanya sekadar laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang bersifat formalitas, tetapi berisi informasi yang kredibel bagi para penggunanya. Dengan informasi yang kredibel, pengguna akan terpengaruh dalam melakukan


(13)

2

pengambilan keputusan yang terbaik. Masalahnya apakah akuntabilitas keuangan yang dibuat oleh Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota telah bejalan sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu akuntabilitas keuangan yang berkualitas. Untuk menghasilkan akuntabilitas keuangan yang berkualitas perlu didukung dengan unsur pengawasan. Hal ini diperlukan agar akuntabilitas keuangan berisi informasi yang tidak mengandung kesalahan yang material dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Sadeli, 2008)

Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. (Mardiasmo, 2005)

Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Menurut Falah (2005), inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang


(14)

3

dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. (Mardiasmo, 2005)

Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. (Efendy, 2010)

Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kegiatan ini dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Audit merupakan salah satu bagian dari pengawasan. Pada praktisnya audit terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta


(15)

4

menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan.

Pemeriksaan yang dilakukan APIP terkadang menemui kendala dalam pelaksanaannya dimana adanya rasa kekeluargaan, kebersamaan dan pertimbangan manusiawi yang terlalu menonjol. Masalah lain yang dihadapi dalam peningkatan kualitas APIP adalah bagaimana meningkatkan sikap/perilaku, kemampuan aparat pengawasan dalam melaksanakan pemeriksaan, sehingga pengawasan yang dilaksanakan dapat berjalan secara wajar, efektif dan efisien. (Sukriah, et.al, 2009)

Pengguna laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh APIP menginginkan adanya aparat pengawasan yang bersih, berwibawa, tertib dan teratur dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan dan norma yang berlaku. Norma dan ketentuan yang berlaku bagi auditor intern pemerintah terdiri dari Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP. Kode etik dimaksudkan untuk menjaga perilaku APIP dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan APIP. Dengan adanya aturan tersebut, masyarakat atau pengguna laporan dapat menilai sejauh mana auditor pemerintah telah bekerja sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan. (Sukriah, et.al, 2009)

Kode Etik APIP dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor PER/04/M.PAN/03/2008, salah satu tujuannya adalah mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit


(16)

5

sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit. Prinsip-prinsip perilaku yang berlaku bagi auditor antara lain integritas, objektivitas dan kompetensi. Integritas diperlukan agar auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit; objektivitas diperlukan agar auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil audit; serta kompetensi auditor didukung oleh pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. (Sukriah, et.al, 2009)

Standar Audit APIP sebagaimana diatur dalam PERMENPAN Nomor PER/05/M.PAN/03/2008, dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit. Standar umum dalam standar audit tersebut antara lain mengatur tentang independensi APIP dan objektivitas auditor. Disebutkan dalam standar umum tersebut bahwa “dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya”. Hal ini mengandung arti bahwa independensi APIP serta objektivitas auditor diperlukan agar kualitas hasil pekerjaan APIP meningkat. (Sukriah, et.al,

2009)

Peran dan kinerja inspektorat daerah kini tengah menjadi sorotan masyarakat. Dalam Pikiran Rakyat Online (Senin, 26/03/2012) “Peran inspektorat daerah dalam mengawasi kinerja pemerintah daerah layak untuk diambil alih pemerintah pusat atau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI. Sebab, selama ini Inspektorat Daerah dinilai tidak mampu memberikan transparansi dari


(17)

6

Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa “Peran inspektorat daerah belum

pernah terdengar fungsi jelasnya. Ada sejumlah asumsi yang mengatakan inspektorat daerah tidak berjalan sesuai perannya karena berada satu level dengan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan dinas lain”. Bahkan, Pengamat dari Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Barat Holid Nurjamil menduga, posisi inspektorat daerah yang mempunyai hierarki di bawah kepala daerah membuat fungsinya dianggap meragukan. Inspektorat daerah memiliki beban moral ketika berada di bawah kepala daerah. Ketika pengawasan ada di bawah kepala daerah, pengawasan kinerja pemerintah daerah tidak akan pernah dianggap objektif.

Dalam Rapat Paripurna Pembacaan Rekomendasi DPRD Kota Bandung terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Bandung 2011 di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (1/5), banyaknya temuan pada hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada setiap SKPD termasuk Inspektorat sendiri, dianggap DPRD mencerminkan lemahnya pengawasan internal Inspektorat. "Untuk itu, Dewan meminta agar Wali Kota melakukan reformasi di tubuh Inspektorat Kota Bandung," tutur Erwan Setiawan. (Pikiran Rakyat Online, Selasa, 01/05/2012)

Hal tersebut mengindikasikan bahwa LKPj kota Bandung belum bisa dikatakan baik, bisa dilihat dari masih banyaknya temuan dari hasil pemeriksaan BPK. Hal ini berkaitan dengan perwujudan good governance yang harus didukung dengan pertanggungjawaban pemerintah. Jika akuntabilitas pemerintah baik, maka akan menghasilkan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian. Namun pada


(18)

7

kenyataannya, jarang sekali pemerintah daerah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Untuk menghasilkan opini tersebut harus diimbangi dengan kualitas audit yang baik. Sedangkan untuk menciptakan kualitas audit yang baik harus didukung dengan objektivitas dan integritas auditor yang baik pula.

Fenomena lain yaitu dalam siaran pers BPK RI perwakilan Provinsi Jawa Barat mengenai penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas LKPD di Provinsi Jawa Barat. BPK RI memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap LKPD Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi untuk tahun anggaran 2011. Hal tersebut mengakibatkan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor aparat Inspektorat menjadi perhatian masyarakat. Hal ini disebabkan dari temuan pemeriksaan audit tidak terdeteksi oleh aparat Inspektorat sebagai auditor internal. Akan tetapi ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai auditor eksternal, ini menunjukkan bahwa kualitas audit aparat Inspektorat masih relatif kurang baik. (Rosnidah, et.al, 2011)

Tabel 1.1

Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kabupaten/Kota

Inspektorat

Jumalah Rekomendasi

Belum Ditindak Lanjut

Tindak Lanjut Sedang

Berjalan Selesai Ditindak Lanjut

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Kota

Bandung 352 405 450 0 0 0 0 0 0 100% 100% 100% Kota

Cimahi 352 263 223 0,57% 0 0,45% 35,79% 0,38% 0 63,64% 99,62% 99,55% Kab.

Bandung Barat

84 44 51 0 0 0 7,14% 9,09% 15,69% 92,86% 90,91% 84,31%


(19)

8

Berdasarkan tindak lanjut hasil audit yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Bandung Barat ada beberapa temuan dan rekomendasi berkisar 7-15% dari temuan tahun 2009-2011 yang belum selesai ditindak lanjut atau sedang berjalan. Begitupun Inspektorat Kota Cimahi, berkisar 35% dari temuan tahun 2009 masih belum selesai ditindak lanjut. Bahkan di tahun 2011 ada temuan yang sama sekali belum ditindak lanjuti oleh Inspektorat. Hal tersebut menandakan bahwa kualitas audit Inspektorat masih kurang baik.

Selain itu berdasarkan temuan-temuan yang ditemukan oleh Inspektorat daerah Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat sering ditemukan temuan yang sama di tiga tahun terakhir. Seperti yang diungkapkan oleh Haryati yang menjabat sebagai P2UPD di Inspektorat kota Cimahi bahwa rata-rata temuan yang sering ditemukan yaitu dalam tiga hal: (1) Aset; (2) Pelayanan dan kedisiplinan; (3) Pencapaian kinerja.

Sementara di Kabupaten Bandung Barat juga terdapat temuan yang terus berulang dari tahun ke tahun. Moch. Lukmanul yang menjabat sebagai Kasubag Evaluasi dan Perencanaan mengatakan bahwa temuan yang sering berulang yaitu dalam hal: (1) Sistem Pengendalian Internal (SPI), yaitu aset dan persediaan, baik itu dalam hal penilaian maupun pencatatan; (2) Kepatuhan, yaitu kurangnya volume pekerjaan.

Berbeda halnya dengan Inspektorat Kota Bandung, menurut Bagus Sukma yang menjabat sebagai auditor ahli pertama mengungkapkan bahwa Inspektorat Kota Bandung menghindari kejadian temuan yang berulang dari tahun ke tahun dengan cara langsung memberikan sanksi teguran yang dilaporkan kepada


(20)

9

pimpinan SKPD atau kecamatan yang bersangkutan. Beliau mengatakan lebih lanjut temuan yang berulang dari tahun ke tahun tersebut mengindikasikan bahwa kinerja dan pembinaan Inspektorat kurang baik, dengan kata lain Inspektorat belum bisa dikatan memiliki kualitas audit yang baik.

Melihat fenomena-fenomena diatas, memunculkan pertanyaan apakah Inspektorat daerah memiliki kualitas audit yang baik dan apakah auditor memakai sikap objektivitas dan integritasnya dalam menjalankan tugas Negara. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat objektivitas dan integritas auditor saat ini dan apakah objektivitas dan integritas auditor tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Memang bukan hal yang mudah menjaga objektivitas dan integritas auditor. Pengalaman kerja dan kompetensi yang melekat pada diri auditor bukan jaminan bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Alim

et.al. (2007) menyatakan bahwa kerjasama dengan obyek pemeriksaan yang terlalu lama dan berulang bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan obyek pemeriksaan selama penugasan dapat mempengaruhi objektivitas auditor, serta bukan tidak mungkin auditor menjadi tidak jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan rendahnya integritas auditor. Oleh karena itu merupakan hal menarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh objektivitas dan integritas terhadap kualitas audit.

Pusdiklatwas BPKP (2005) menyatakan objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang


(21)

10

berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Objektivitas diduga berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Hasil penelitian Sukriah et.al (2009) menunjukkan bahwa objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hai ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang juga menunjukkan bahwa objektivitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit. Semakin tinggi tingkat objektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.

Faktor integritas auditor juga dapat berpengaruh terhadap kulitas hasil audit. Sunarto dalam Sukriah, et.al. (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2005). Penelitian yang dilakukan Sukriah, et.al. (2009) menguji pengaruh integritas terhadap kualitas audit dan hasilnya tidak signifikan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan bahwa integritas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian dengan judul: “Pengaruh Objektivitas dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit

(Studi Kasus Pada

Inspektorat Daerah Se-Bandung Raya)”.


(22)

11

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut :

1. Apakah objektivitas auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah integritas auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah objektivitas dan integritas auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi, sebagai salah satu syarat menempuh ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pendidikan Indonesia.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh objektivitas auditor terhadap kualitas audit secara parsial.

2. Untuk mengetahui pengaruh integritas auditor terhadap kualitas audit secara parsial.

3. Untuk mengetahui pengaruh objektivitas dan integritas auditor terhadap kualitas audit baik secara simultan.


(23)

12

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya penulis itu sendiri, bagi Inspektorat, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan :

1. Bagi Penulis

Dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan permasalahan tersebut dengan disiplin ilmu yang diteliti.

2. Bagi Inspektorat

Dapat memberikan masukan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dan dalam rangka mewujudkan good governance. Sehingga Inspektorat diharapkan dapat membuat program yang berkontribusi pada peningkatan kualitas dan kapabilitasnya.

1.4.2 Kegunaan Teoritis

Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas topik yang berkaitan dengan penelitian ini, ataupun pada objek yang cakupannya lebih luas pada disiplin ilmu yang diteliti.


(24)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2006) “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Berdasarkan pernyataan di atas, objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah objektivitas auditor, integritas auditor, dan kualitas audit. Penelitian ini dilaksanakan pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2012): “penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2012),


(25)

56

metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis. Tahap-tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah :

1. Operasionalisasi variabel.

2. Penentuan populasi dan sampel penelitian.

3. Pengumpulan data.

4. Analisa Data dan pengujian hipotesis. 5. Penarikan kesimpulan.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2012) variabel sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu hal yang menjadi objek pengamatan penelitian atau sering pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.


(26)

57

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel a. Variabel Independen atau Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2012) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel ini adalah Objektivitas Auditor (X1) dan Integritas Auditor (X2).

b. Variabel Dependen atau Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2012) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, yang menjadi variabel ini adalah Kualitas Audit (Y).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala No Kuesioner

Objektivitas Auditor (Variabel X1)

(Sukriah et al: 2009,

Kode Etik APIP:

2008)

1. Bebas dari benturan kepentingan

2. Pengungkapan kondisi sesuai fakta

Ordinal 1,2,3

4,5,6,7

Integritas Auditor (Variabel X2)

(Sukriah et al: 2009,

Kode Etik APIP:

2008)

1. Kejujuran auditor 2. Keberanian auditor 3. Sikap bijaksana auditor 4. Tanggungjwab auditor

Ordinal 8,9,10

11,12,13 14,15,16 17,18,19, 20,21 Kualitas audit (Variabel Y)

(Efendy: 2010,

SPKN: 2007, Standar Audit APIP: 2008)

1. Standar Umum 2. Standar Pelaksanaan 3. Standar Pelaporan 4. Standar Tindak Lanjut

Ordinal 22,23,24,25, 26,27,28 29,30,31, 32,33 34,35,36,37, 38,39 40,41,42, 43,44


(27)

58

Untuk mengukur ketiga variabel tersebut dilakukan penyebaran kuisioner kepada responden. Setiap variabel dijabarkan indikator yang kemudian dituangkan kedalam pernyataan-pernyataan tertutup yang disusun dalam suatu daftar pernyataan. Setiap indikator dari objektivitas auditor, integritas auditor, dan kualitas audit dijabarkan kedalam sebuah pernyataan dan menuangkannya dalam daftar pertanyaan dengan menetapkan Skala Likert pada alternatif jawaban sebagai berikut :

• Skor 5 untuk jawaban selalu.

• Skor 4 untuk jawaban sering.

• Skor 3 untuk jawaban kadang-kadang.

• Skor 2 untuk jawaban pernah.

• Skor 1 untuk jawaban tidak pernah.

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Sugiyono (2012) mendefinisikan populasi mempunyai arti sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan


(28)

59

Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 50 orang. Alasan penelitian dilakukan kepada seluruh auditor adalah untuk melihat sejauh mana pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan audit yang juga dapat berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data primer. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan terutama dimaksudkan untuk memperoleh data primer. Dalam hal ini peneliti berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan cara menyebarkan kuisioner. Penulis memberikan suatu daftar pertanyaan (kuisioner) yang harus diisi dan diserahkan kembali ke peneliti. Pengisian kuisioner ini berdasarkan atas pengalaman dan pengetahuan pihak yang bersangkutan sesuai dengan penelitian yang dibutuhkan. Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah tersedia, dimana responden hanya memilih satu dari alternatif jawaban tersebut.


(29)

60

3.2.5 Teknik Analisis Data 3.2.5.1 Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012), “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh responden yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan menggunakan variabel berukuran ordinal, untuk diolah dengan statistik, skala ukuran ordinal kemudian ditansformasikan menjadi skala ukuran interval dengan Method of Succecive Interval (MSI).

Setelah data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan, selanjutnya dilakukan proses analisis data sebagai berikut :

1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti (Ghozali, 2006).


(30)

61

Sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2008), Masrun menjelaskan bahwa dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi Product Moment,

pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan rtabel bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30 (didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Item

instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.

b. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha


(31)

62

lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2006).

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF


(32)

63

(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2006).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Selain itu, heteroskedastisitas dapat diketahui melalui uji Glejser. Jika probabilitas signifikansi masing-masing variabel independen > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi (Ghozali, 2006).

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresinya adalah :

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 +

Dimana:

Y = Kualitas audit

X1 = Objektivitas auditor X2 = Integritas auditor


(33)

64

b0 = konstanta

bi = koefisien regressi variabel Xi

 = Pengaruh faktor lain

Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu objektivitas dan integritas auditor dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji simultan dan uji parsial.

a. Uji Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi menunjukkan prosentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus Koefisien determinasi dapat ditunjukkan sebagai berikut:

KD = R2 x 100 %

Nilai R2 berada antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variabel terikat atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka H0 ditolak dan jika p value > 0,05, maka H0 diterima. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (n-k-1), maka H0 ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua


(34)

65

variabel independen (X1, X2) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung < F tabel (n-k-1), maka H0 diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika p value < 0,05, maka H0 ditolak dan jika p value > 0,05, maka H0 diterima.


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh objektivitas auditor dan integritas auditor terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Objektivitas sebagian besar auditor pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sudah tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa objektivitas auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Objektivitas auditor yang tinggi akan meningkatkan kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

2. Integritas sebagian besar auditor pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sudah sangat tinggi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa integritas auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Semakin tinggi integritas yang dimiliki auditor akan


(36)

109

meningkatkan kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

3. Objektivitas auditor dan integritas auditor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Objektivitas auditor dan integritas auditor secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 82,1% terhadap kualitas audit pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Diantara kedua variabel independen, integritas auditor memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas audit.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh objektivitas auditor dan integritas auditor terhadap kualitas audit beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Sebagian besar objektivitas auditor pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sudah tinggi, hal ni tentu harus bisa dipertahankan. Namun bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden sebagian besar termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan ada juga yang termasuk dalam kategori cukup. Yang termasuk kategori cukup yaitu mengenai penolakan penugasan audit dengan pihak yang memiliki hubungan kerjasama, paling banyak


(37)

110

responden sering menolak penugasan audit dengan pihak yang memiliki hubungan kerjasama. Namun banyak juga responden yang hanya kadang-kadang bahkan ada yang pernah dan tidak pernah menolak penugasan audit dengan pihak yang memiliki hubungan kerjasama. Oleh karena itu diharapkan auditor pada Inspektorat Daerah tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan agar objektivitasnya tetap terjaga sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang baik.

2. Sebagian besar integritas auditor pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sudah sangat tinggi. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden terhadap sebagian besar butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Agar dapat lebih meningkatkan kualitas audit maka disaranakan bagi auditor Inspektorat Daerah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, ujian sertifikasi maupun jabatan fungsional.

3. Kualitas audit Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat secara umum sudah sangat baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden terhadap sebagian besar butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat baik.


(38)

111

Namun jika dilihat dari item pernyataan ada beberapa pada indikator standar tindak lanjut yang termasuk dalam kategori cukup. Melihat fenomena yang terjadi mengenai tindak lanjut hasil audit yang menandakan bahwa kualitas audit inspektorat masih kurang baik, hal tersebut tentu harus menjadi perhatian baik bagi inspektorat maupun auditor agar bisa meningkatkan kualitas audit dengan cara memperbaiki tindak lanjut hasil audit yang dilakukan.

4. Penelitian ini hanya menggunakan objektivitas auditor dan integritas auditor sebagai variabel independen yang mempengaruhi kualitas audit. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya, seperti tanggung jawab, independensi, kecermatan, lingkup dan sifat jasa, kepatuhan terhadap standar umum dan prinsip akuntansi, dan lain sebagainya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Disaranakan pula agar penelitian selanjutnya dilaksanakan pada perusahaan daerah dengan populasi sasaran yaitu auditor internal pada Perusahaan Daerah, agar dapat terlihat perbandingan antara kualitas audit yang dihasilkan oleh Inspektorat Daerah dengan Perusahaan Daerah.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M.N., et.al. (2007). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap

Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar

Arens, Alvin. A dan Loebbecke James .K. (2003). Auditing (Pendekatan Terpadu). Buku I. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. Alvin., et.al. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Jilid I Edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Boynton, William C., et.al. (2002). Modern Auditing, 7th Edition. New York :

John Willey Sons Inc.

Djamil, N. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik Dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya”. Tersedia: http://freewebs.com, [1 Mei 2012]

Duska, Ronald., et.al. (2011). Accounting Ethics, Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.

Efendy, M.T. (2010). “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Dipenogoro. Elfarini, E.C. (2005). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap

Kualitas Audit”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Erlina dan Mulyani, Sri. (2007) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi danManajemen. Medan: USU press.

Falah, S. (2005). “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Financial Reporting Council. (2006). Discussion Paper Promoting Audit Quality.

[Online]. Tersedia: http://www.frc.org.uk [10 Juli 2012]

Ghozali, Imam dan Arfan Ikhsan. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen. Medan: PT. Madju Depan Cita


(40)

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: BP Undip.

Halim, Abdul. (2008). Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Hardiningsih, Pancawati. (2010). “Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan”.

Kajian Akuntansi Vol. 2 No. 1

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Khomsiyah dan Nur Indriantoro. (1998). ”Pengaruh Orientasi Etika terhadap

Komitmen dan sensitivitas etika auditor Pemerintahan di DKI Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.1 No.1.

Lowenshon, S., et.al. (2005). “Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction, and Audit Fees in the Local Government Audit Market”.

Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. (2010). “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Mardiasmo. (2005). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Messier, F.W., et.al. (2005). Jasa Audit dan Assurance: Suatu Pendekatan Sistematis. Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan. Edisi 4 Buku 1 & 2. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Nugrahaningsih, P. (2005). “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP

dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus

of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”. SNA VIII. Solo.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.


(41)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Pratama, F. (2010, 28 September). Didakwa 5 Tahun Penjara, Sekda Bekasi Tak Ajukan Eksepsi. detikNews [Online]. Tersedia: http://news.detik.com [9 Mei 2012]

Pusdiklatwas BPKP. (2005). Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Keempat.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2008). Auditing ”Konsep dasar dan

pedoman pemeriksaan akuntan publik”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rosnidah, Ida. “Studi Komparatif Karakteristik Kualitas Audit Dan Kontribusinya Bagi Perkembangan Auditing Di Masa Depan.” Tersedia: http://unswagati-crb.ac.id, [3 Mei 2012]

Rosnidah, Ida. (2010). “Kualitas Audit : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi volume XIV/03/September/2010.

Rosnidah, Ida., et.al. (2011). “Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme

Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan

Daerah”. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2.

Sadeli, D. (2008). “Profesionalitas Aparat Pengawasan Fungsional Intern

Terhadap Pelaksanaan Audit Pemerintahan Dan Implikasinya Kepada

Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah Daerah”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol. 10. No.2, Hlm.101-111

Sawyer, Lawrence B., et.al. (2009). Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B., et.al. (2006). Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sososutikno, (2003), “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku

Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya.

Sri Lastanti, Hexana. (2005). “Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1.


(42)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukriah, Ika., et.al. (2009). “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,

Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.

Sunarsip. (2001). “Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance”. Media Akuntans. No. 17/Th. VII.pp. II-VII

Sunarto. (2003). Auditing. Edisi Revisi Cetakan Pertama. Yogyakarta: Panduan.

Sutton, S. G. (1993). “Toward an Understanding of the Factors Affecting the Quality of the Audit Process.” Decision Sciences, 24:88-105.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.

Watkins, A.L. W. Hillison, dan S.E. Morecroft. 2004. “Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence”. Journal of Accounting Literature. 23. pp. 153—193.

... (2012, 1 Mei). DPRD Kota Bandung Soroti Kinerja Enam SKPD. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com [3 Mei 2012] ... (2012, 26 Maret). Inspektorat Daerah Lemah, Pusat Harus Ambil Alih.

Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com. [30 April 2012]


(1)

110

Yuga Luthfi Hidayat, 2013

Pengaruh Objektivitas Dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se – Bandung Raya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

responden sering menolak penugasan audit dengan pihak yang memiliki hubungan kerjasama. Namun banyak juga responden yang hanya kadang-kadang bahkan ada yang pernah dan tidak pernah menolak penugasan audit dengan pihak yang memiliki hubungan kerjasama. Oleh karena itu diharapkan auditor pada Inspektorat Daerah tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan agar objektivitasnya tetap terjaga sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang baik.

2. Sebagian besar integritas auditor pada Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sudah sangat tinggi. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden terhadap sebagian besar butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Agar dapat lebih meningkatkan kualitas audit maka disaranakan bagi auditor Inspektorat Daerah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, ujian sertifikasi maupun jabatan fungsional.

3. Kualitas audit Inspektorat Daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat secara umum sudah sangat baik. Demikian juga bila dilihat berdasarkan butir pernyataan, terlihat bahwa rata-rata skor tanggapan responden terhadap sebagian besar butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat baik.


(2)

111

Namun jika dilihat dari item pernyataan ada beberapa pada indikator standar tindak lanjut yang termasuk dalam kategori cukup. Melihat fenomena yang terjadi mengenai tindak lanjut hasil audit yang menandakan bahwa kualitas audit inspektorat masih kurang baik, hal tersebut tentu harus menjadi perhatian baik bagi inspektorat maupun auditor agar bisa meningkatkan kualitas audit dengan cara memperbaiki tindak lanjut hasil audit yang dilakukan.

4. Penelitian ini hanya menggunakan objektivitas auditor dan integritas auditor sebagai variabel independen yang mempengaruhi kualitas audit. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya, seperti tanggung jawab, independensi, kecermatan, lingkup dan sifat jasa, kepatuhan terhadap standar umum dan prinsip akuntansi, dan lain sebagainya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Disaranakan pula agar penelitian selanjutnya dilaksanakan pada perusahaan daerah dengan populasi sasaran yaitu auditor internal pada Perusahaan Daerah, agar dapat terlihat perbandingan antara kualitas audit yang dihasilkan oleh Inspektorat Daerah dengan Perusahaan Daerah.


(3)

Yuga Luthfi Hidayat, 2013

Pengaruh Objektivitas Dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se – Bandung Raya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alim, M.N., et.al. (2007). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”.

Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar

Arens, Alvin. A dan Loebbecke James .K. (2003). Auditing (Pendekatan Terpadu). Buku I. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. Alvin., et.al. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Jilid I Edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Boynton, William C., et.al. (2002). Modern Auditing, 7th Edition. New York :

John Willey Sons Inc.

Djamil, N. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik Dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya”. Tersedia: http://freewebs.com, [1 Mei 2012]

Duska, Ronald., et.al. (2011). Accounting Ethics, Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.

Efendy, M.T. (2010). “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Dipenogoro. Elfarini, E.C. (2005). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap

Kualitas Audit”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Erlina dan Mulyani, Sri. (2007) Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi

danManajemen. Medan: USU press.

Falah, S. (2005). “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Financial Reporting Council. (2006). Discussion Paper Promoting Audit Quality.

[Online]. Tersedia: http://www.frc.org.uk [10 Juli 2012]

Ghozali, Imam dan Arfan Ikhsan. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi


(4)

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: BP Undip.

Halim, Abdul. (2008). Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Hardiningsih, Pancawati. (2010). “Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan”.

Kajian Akuntansi Vol. 2 No. 1

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Khomsiyah dan Nur Indriantoro. (1998). ”Pengaruh Orientasi Etika terhadap Komitmen dan sensitivitas etika auditor Pemerintahan di DKI Jakarta”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.1 No.1.

Lowenshon, S., et.al. (2005). “Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction, and Audit Fees in the Local Government Audit Market”.

Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. (2010). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”.

Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Mardiasmo. (2005). Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Messier, F.W., et.al. (2005). Jasa Audit dan Assurance: Suatu Pendekatan Sistematis. Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan. Edisi 4 Buku 1 & 2. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Nugrahaningsih, P. (2005). “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”. SNA VIII. Solo.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.


(5)

Yuga Luthfi Hidayat, 2013

Pengaruh Objektivitas Dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se – Bandung Raya)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Pratama, F. (2010, 28 September). Didakwa 5 Tahun Penjara, Sekda Bekasi Tak Ajukan Eksepsi. detikNews [Online]. Tersedia: http://news.detik.com [9 Mei 2012]

Pusdiklatwas BPKP. (2005). Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Keempat.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2008). Auditing ”Konsep dasar dan

pedoman pemeriksaan akuntan publik”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rosnidah, Ida. “Studi Komparatif Karakteristik Kualitas Audit Dan Kontribusinya Bagi Perkembangan Auditing Di Masa Depan.” Tersedia: http://unswagati-crb.ac.id, [3 Mei 2012]

Rosnidah, Ida. (2010). “Kualitas Audit : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”.

Jurnal Akuntansi volume XIV/03/September/2010.

Rosnidah, Ida., et.al. (2011). “Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah”. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2.

Sadeli, D. (2008). “Profesionalitas Aparat Pengawasan Fungsional Intern Terhadap Pelaksanaan Audit Pemerintahan Dan Implikasinya Kepada Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah Daerah”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol. 10. No.2, Hlm.101-111

Sawyer, Lawrence B., et.al. (2009). Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B., et.al. (2006). Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sososutikno, (2003), “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya.

Sri Lastanti, Hexana. (2005). “Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1.


(6)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukriah, Ika., et.al. (2009). “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.

Sunarsip. (2001). “Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance”. Media Akuntans. No. 17/Th. VII.pp. II-VII

Sunarto. (2003). Auditing. Edisi Revisi Cetakan Pertama. Yogyakarta: Panduan. Sutton, S. G. (1993). “Toward an Understanding of the Factors Affecting the

Quality of the Audit Process.” Decision Sciences, 24:88-105.

Tugiman, Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Watkins, A.L. W. Hillison, dan S.E. Morecroft. 2004. “Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence”. Journal of Accounting Literature. 23. pp. 153—193.

... (2012, 1 Mei). DPRD Kota Bandung Soroti Kinerja Enam SKPD. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com [3 Mei 2012] ... (2012, 26 Maret). Inspektorat Daerah Lemah, Pusat Harus Ambil Alih.

Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com. [30 April 2012]


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

5 102 117

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

1 27 66

Pengaruh profesionalisme auditor internal dan objektivitas auditor internal terhadap lapoiran audit internal pada BUMN di Kota Bandung

0 2 1

Pengaruh Kompetensi Auditor Internal, Dukungan Manajemen dan Objektivitas Auditor Internal Terhadap Efektivitas Fungsi Audit Internal

2 12 133

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TENGAH).

0 2 16

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA BUKITTINGGI.

0 0 7

Pengaruh Independensi, Objektivitas dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit (Survei pada Kantor Akuntan Publik di Bandung).

0 1 27

Pengaruh kompetensi, independensi, integritas, objektivitas, dan persepsi pengalaman kerja aparat pengawas intern pemerintah terhadap kualitas hasil audit di pemerintah daerah: studi kasus pada Kantor Inspektorat Kabupaten Manggarai.

2 7 116

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Auditor Di Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Doc1

0 1 1

PENGARUH KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS, DUE PROFESSIONAL CARE, DAN SKEPTISISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi pada Inspektorat Aceh)

0 0 11