PENGARUH KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS, DUE PROFESSIONAL CARE, DAN SKEPTISISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi pada Inspektorat Aceh)
PENGARUH KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS,
TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
1) 2) 3)(Studi pada Inspektorat Aceh)
Astuti, Dr. Darwanis, M. Si, Ak, Dr. Mulya Saputra, SE. M. Si, Ak, CA
1) 2,3) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh h.Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Ace
Abstract: This research aims to; 1. Determine the influence of competence, objectivity, due
professional care and skepticism auditors simultaneously on the quality of audit results in the
Inspectorate of Aceh. 2. Determine the effect of competence on the quality of audit results in
the Inspectorate of Aceh. 3. Determine the effect of objectivity on the quality of audit results in
the Inspectorate of Aceh. 4. Determine the effect of due professional care to the quality of
audit results in the Inspectorate of Aceh. 5. Determine the effect of auditor skepticism on the
quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. The object of this research is the
Government Internal Supervisory Apparatus (APIP) working in the Inspectorate Aceh
amounted to 55 people who perform inspection tasks, thus this study using census method. In
this study, the primary data source used is the result of the acquisition of the questionnaire
respondents, secondary data obtained from the document online news media, government
regulations, articles and journals. The analytical method used is Multiple Linear Regression
Analysis. The results showed that; 1. Competence, objectivity, due professional care and
skepticism auditors simultaneously affect the quality of audit results. 2. Competence affects the
quality of audit results. 3. Objectivity affects the quality of audit results. 4. Due professionals
care affect the quality of audit results. 5. The auditor skepticism affects the quality of audit
results.
Keyword: Competence, Objectivity, Due Professional Care, Skepticism Auditor, Quality of
Audit Result.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; 1. menguji pengaruh kompetensi, objektivitas, due
professional care , dan skeptisisme auditor secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan
pada Inspektorat Aceh. 2. menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
Inspektorat Aceh. 3. menguji pengaruh objektivitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
Inspektorat Aceh. 4. menguji pengaruh due professional care terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
Inspektorat Aceh. 5. menguji pengaruh skeptisisme auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada
Inspektorat Aceh. Objek penelitian ini adalah Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang bekerja
di Inspektorat Aceh berjumlah 55 orang yang melakukan tugas pemeriksaan, dengan demikian
penelitian ini menggunakan metode sensus. Pada penelitian ini, sumber data primer yang digunakan
yaitu hasil perolehan kuesioner dari responden penelitian, data sekunder diperoleh dari dokumen berita
media online, peraturan pemerintah, artikel maupun jurnal.. Metode analisis yang digunakan yaitu
Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1. Kompetensi, objektivitas,
due professional care , dan skeptisisme auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan. 2. Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Objektivitas
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 4. Due professional care berpengaruh terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. 5. Skeptisisme auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Kata kunci: Kompetensi, Objektivitas, Due Professional Care, Skeptisisme Auditor, Kualitas
Hasil Pemeriksaan.
PENDAHULUAN daerah, diperlukan aparat pengawas daerah yang
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan mampu mengontrol kebijakan pengelolaan otonomi dan desentralisasi pengelolaan keuangan keuangan secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel (Subhan, 2011).
Opini tersebut muncul karena masyarakat menuntut akan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan oleh lembaga-lembaga sektor publik, diantaranya lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/daerah maupun organisasi publik lainnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 (pasal 24) menyatakan bahwa pemeriksaan dan pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
Namun fenomena yang terjadi saat ini terkait kinerja Inspektorat dalam kegiatan pemeriksaan yaitu pelaksanaan kinerja pembinaan dan pengawasan belum memenuhi standar yang ditetapkan (terbatasnya personil, waktu dan banyaknya tugas kepengawasan dan tugas-tugas lain), hasil kinerja kepengawasan belum menjadi pertimbangan kebijakan pimpinan, dan kurangnya kewibawaan Inspektorat selaku aparat pengawas internal, sehingga auditee/SKPD/unit kerja kurang responsif terhadap hasil pengawasan Inspektorat (BPK RI, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka kualitas audit oleh APIP masih perlu perbaikan, peningkatan, dan penguatan peran sebagai pengawas, pemeriksa dan pemberi peringatan dini terhadap sistem pengendalian intern dan tata kelola keuangan Pemda yang handal karena dengan meningkatnya kualitas audit intenal, maka tingkat kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi, sehingga keraguan masyarakat lambat laun akan terkikis dan dengan harapan pengawasan dan pengelolaan keuangan lebih transparan dan akuntabel, pada akhirnya mewujudkan good governance dan clean
governance, serta dapat mempertahankan hasil opini WTP (Parasayu, 2014).
Kualitas pemeriksaan sangat penting dalam kegiatan pemeriksaan, karena dengan kualitas pemeriksaan yang tinggi maka akan dihasilkan laporan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Ahmad et al, 2011).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; 1. untuk menguji pengaruh kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 2. untuk menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 3. untuk menguji pengaruh objektivitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 4. untuk menguji pengaruh due professional care terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 5. untuk menguji pengaruh skeptisisme auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kualitas Hasil Pemeriksaan
Menurut Batubara (2008) seperti dikutip Sumarni, Herawati, dan Yunilma (2014) mendefinisikan kualitas hasil pemeriksaan sebagai “Pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang- undangan”.
Selanjutnya Sukriah, Akram, Inapty (2009) mendefinisikan kualitas hasil pemeriksaan sebagai “kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan”.
Peraturan BPK RI (2007) Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada pernyataan standar pelaporan ketiga menyatakan “Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin.
Kompetensi
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi (IAI, 2007). Hal tersebut sesuai dengan teori Bedard (1986) seperti dikutip Fauziyah (2010) yang mengartikan kompetensi sebagai “seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit”.
Akuntan publik yang berkompeten adalah yang bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) No. PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Objektivitas
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) No. PER/04M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP, objektivitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip perilaku yang harus dipatuhi oleh auditor. Prinsip perilaku objektivitas berbunyi: “Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan professional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi.
Pusdiklatwas BPKP (2005) menyatakan objektivitas sebagai “bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukakan pendapat menurut apa ada nya”.
Dalam Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, Standar Profesional Akuntan Publik, 2008), standar ini mengharuskan auditor bersikap objektivitas, artinya tidak subjektivitas, karena auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak memihak guna untuk menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukan.
Due Professional Care
PSA No.4 SPAP (2011) mendefinisikan due
professional care
sebagai “kemahiran profesional yang cermat dan seksama”. Kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).
Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional care dalam pekerjaan auditnya. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama (due
professional care ) memungkinkan auditor untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan (fraud) (Nirmala, 2013).
Due professional care
juga penting diterapkan oleh auditor di dalam pelaksanaan tugas-tugas auditnya. Dalam hal ini auditor dituntut untuk selalu berpikir kritis, cermat dan seksama terhadap bukti- bukti audit yang telah ditemukan, demi tercapainya kualitas pemeriksaan audit yang baik dan berkualitas (Wilasita, Sujana, dan Musmini (2014).
Skeptisisme Auditor
SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik, 2001:230.2) menyatakan “skeptisisme auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit”. Didalam proses audit skeptisisme sering terjadi, kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor.
Rai (2008:51) menyatakan “skeptisisme auditor merupakan sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis t erhadap bukti audit”. Dalam menggunakan skeptisisme, auditor tidak boleh puas dengan bukti yang kurang meyakinkan walaupun menurut anggapannya manajemen adalah jujur.
Sikap skeptisisme professional juga dapat menjadi salah satu indikator penentu kualitas audit. Skeptisisme professional auditor merupakan sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan sebagai dasar pemberian opini (IAI 2001).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan unit analisis penelitian adalah seluruh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang melakukan tugas pemeriksaan yang terdapat pada Inspektorat Aceh.
Pada penelitian ini, sumber data primer yang digunakan yaitu hasil perolehan kuesioner dari responden penelitian, data sekunder diperoleh dari dokumen berita media online, peraturan pemerintah, artikel maupun jurnal. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda.
Operasionalisasi Variabel Kompetensi (X 1 )
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) No. PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. Indikator kompetensi berdasarkan Pusdiklatwas BPKP (2005) yaitu mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus, alat ukur yang digunakan berdasarkan penelitian Sukriah, Akram, dan Inapty (2009). Skala yang digunakan yaitu skala interval 5 poin.
Objektivitas (X 2 )
Menurut Mulyadi (2002:9) “prinsip objektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain”. Indikator objektivitas berdasarkan Pusdiklatwas BPKP (2005) yaitu bebas dari benturan kepentingan, dan pengungkapan kondisi sesuai fakta, alat ukur yang digunakan berdasarkan penelitian Sukriah, Akram, dan Inapty (2009). Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
Due Professional Care (X 3 )
Menurut Singgih dan Bawo no (2010) “due
professional care yaitu suatu sikap auditor yang
berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut”. Indikator due professional
care diukur dengan aspek-aspek due professional care
yang dikembangkan yaitu sikap cermat dan keyakinan yang memadai (Singgih dan Bawono, 2010). Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
Skeptisisme Auditor (X 4 )
SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik, 2001:230.2) menyat akan “skeptisisme auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit”. Indikator skeptisisme auditor diukur dengan aspek-aspek skeptisisme dari model HEP (Hurtt, Eining, Plumlee, 2003) yang dimodifikasi oleh Noviyanti (2008) yaitu (1) a questioning mind, (2) the suspension of judgement, (3) a search for knowledge, (4) interpersonal understanding, (5) self-confidence, (6) self-determination. Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
Kualitas Hasil Pemeriksaaan (Y)
Sukriah, Akram, Inapty (2009) mendefinisikan kualitas hasil pemeriksaan sebagai “kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan”. Indikator kualitas hasil pemeriksaan auditor menggunakan model kualitas hasil pemeriksaan auditor Pusdiklatwas BPKP yang dikembangkan dalam penelitian Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dengan modifikasi yaitu, (1) kesesuaian pemeriksaan dengan Standar Audit, dan (2) kualitas laporan hasil pemeriksaan. Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis
Penelitian ini akan menilai suatu hubungan dimana satu atau lebih variabel (variabel independen) mempengaruhi variabel lainnya (variabel dependen). Oleh karena itu, analisis regresi berganda akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.
Tujuan menggunakan analisis regresi berganda yaitu untuk melihat secara langsung pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi dilakukan dengan menggunakan
software SPSS (Statistical Package for Social Science ).
Penelitian ini merupakan penelitian sensus, sehingga tidak dilakukan pengujian signifikansi. Rancangan pengujian hipotesis dilakukan dua tahap, yaitu rancangan pengujian hipotesis secara bersama-sama dan rancangan pengujian hipotesis secara terpisah
Uji multikolinieritas menghasilkan bahwa nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10 persen (0,304
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas, diketahui nilai koefisien alpha untuk masing- masing variabel berada diatas 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini layak untuk digunakan (Reliable).
HASIL PENELITIAN
- –0,977) yang berarti tidak ada korelasi antarvariabel bebas. Nilai
Dari hasil pengujian validitas data menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh dari masing-masing item variabel kompetensi (X 1 ), objektivitas (X 2 ), Due
Professional Care (X 3
), skeptisisme auditor (X 4 ) dan kualitas hasil pemeriksaan (Y) berada di atas nilai kritis korelasi product moment Melalui hasil program SPSS maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Sebanyak 55 orang APIP yang menjadi responden penelitian ini telah menyelesaikan pengisian kuesioner penelitian, sehingga kuesioner yang kembali dan dapat dilanjutkan untuk tahap pengujian selanjutnya adalah 100%. Sedangkan yang menjadi lokasi penelitian yaitu pada lingkungan Inspektorat Aceh.
Unit analisis penelitian ini adalah seluruh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang melakukan tugas pemeriksaan yang terdapat pada Inspektorat Aceh.
Gambaran Umum Observasi Penelitian
VIF menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (1,024- 3,285). Berdasarkan ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian ini tidak mengandung problem multikolinieritas.
Berdasarkan pengujian heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu pada grafik, oleh karena itu data tidak terdapat heteroskedastisitas.
Dalam penelitian uji normalitas yang digunakan adalah grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, model regresi penelitian ini berdistribusi normal.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji serta menganalisis rumusan hipotesis berdasarkan struktur model. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut.
(koefisien korelasi > 0,266) sehingga kuesioner yang digunakan dapat dinyatakan valid.
Y = 0,497 + 0,507X 1 + 0,066 X 2 + 0,130 X 3 + 0,406 X 4 + ε Pengujian Secara Bersama-sama
secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Persamaan Regresi : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε
Pengaruh dari keempat variabel tersebut dinilai cukup kuat, berdasarkan hal tersebut maka perlu diperhatikan oleh seluruh APIP yang melakukan tugas pemeriksaan pada
secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengaruh tersebut juga dapat dilihat dari besarnya nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) yaitu 0,797. Nilai tersebut bermakna bahwa kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor sebesar 79,7%, sedangkan sebesar 20,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
professional care , dan skeptisisme auditor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi, objektivitas, due
Pembahasan Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, Due Professional Care, dan Skeptisisme Auditor Secara Bersama-Sama terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Aceh
kualitas hasil pemeriksaan. Skeptisisme auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Professional Care berpengaruh terhadap
Hasil tersebut mendukung hipotesis kedua, ketiga, keempat, dan kelima (H 2 , H 3 , H 4, dan H5) yang telah dirumuskan yaitu Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Due
Professional Care , dan skeptisisme auditor
Hasil pengujian bersama dari regresi linear berganda menunjukkan nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel adalah, 0,507 untuk variabel kompetensi (β 1 ), 0,066 untuk variabel objektivitas (β 2 ), 0,130 untuk variabel Due Inspektorat Aceh agar terus meningkatkan kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor, sehingga laporan laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Hal tersebut juga telah ditetapkan dalam PERMENPAN No: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
= 0,406. Penentuan hipotesis menyebutkan jika β i (i=1,2,3,4) ≠ 0 : Ha 2, Ha 3, Ha 4, dan Ha 5 diterima. Artinya kompetensi, objektivitas, Due
Hasil pengujian regresi linear berganda pertama menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 1 = 0,507, β 2 = 0,066, β 3 = 0,130, dan β 4
Pengujian Secara Parsial
Hasil ini mendukung hipotesis pertama (H 1 ) yang telah dirumuskan yaitu kompetensi, objektivitas, Due Professional Care, dan skeptisisme auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Professional Care , dan skeptisisme auditor
β i ≠ 0 (i=1,2,3,4) : Ha diterima, artinya kompetensi, objektivitas, Due
(β 3 ) dan 0,406 untuk variabel skeptisisme auditor (β4). Penentuan hipotesis menyebutkan jika paling sedikit ada satu
Professional Care
Y = 0,497 + 0,507 X 1 + 0,066 X 2 + 0,130 X 3 + 0,406 X 4 R = 0,893 R 2 = 0,797
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Inspektorat Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β 1 ) untuk kompetensi sebesar 0,507 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kompetensi auditor sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 50,7 satuan skala interval.
Diperoleh hubungan yang positif antara kompetensi dengan kualitas hasil pemeriksaan. Artinya peningkatan kompetensi juga akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Badjuri (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam penugasan audit. Kompetensi audit diperlukan bagi audit pada lembaga pemerintah karena banyak prosedur audit dan standar yang harus dipahami oleh auditor. Kompetensi auditor sektor publik bisa dibangun melalui pelatihan-pelatihan rutin yang sering dilakukan oleh BPKP dalam rangka membangun kompetensi auditor.
Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β 2 ) untuk objektivitas sebesar 0,066 menunjukkan bahwa setiap kenaikan objektivitas auditor sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 6,6 satuan skala interval.
Hubungan yang diperoleh antara objektivitas dengan kualitas hasil pemeriksaan adalah positif. Artinya bila objektivitas meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh juga akan meningkat.
Objektivitas merupakan state of mind auditor, bahwa perilaku disebabkan faktor internal. Seorang auditor dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya, sehingga semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas audit (Parasayu, 2014).
Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa due
professional care berpengaruh terhadap kualitas
hasil p emeriksaan. Koefisien regresi (β 3 ) untuk
due professional care sebesar 0,130
menunjukkan bahwa setiap kenaikan due
professional care sebesar 1 satuan skala
interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 13,0 satuan skala interval. Pengaruh yang dihasilkan due professional
care dengan kualitas hasil pemeriksaan yaitu
positif. Artinya bila due professional care meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh juga meningkat.
Seorang auditor memerlukan kecermatan yang memadai dalam pekerjaannya untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dan menghindarkan dari terjadinya salah saji material dalam laporannya. Seorang auditor juga harus selalu menggunakan kecermatan profesionalnya dalam penugasan dengan mewaspadai kemungkinan adanya kecurangan, kesalahan yang disengaja, kesalahan/error dan kelalaian, inefisiensi, ketidakefektifan, dan konflik kepentingan serta kondisi-kondisi dan kegiatan lain dimana penyimpangan sangat mungkin terjadi agar dapat meminimalisir terjadinya salah saji material laporan keuangan yang disampaikan pihak manajemen kepada yang berkepentingan (Wiratama dan Budiartha, 2015).
Pengaruh Skeptisisme Auditor terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skeptisisme auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β 3 ) untuk skeptisisme auditor sebesar 0,406 menunjukkan bahwa setiap kenaikan skeptisisme auditor sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 40,6 satuan skala interval.
Pengaruh yang dihasilkan skeptisisme auditor dengan kualitas hasil pemeriksaan yaitu positif. Artinya bila skeptisisme auditor meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh juga meningkat.
Menurut standar etik akuntan publik, menyiratkan auditor perlu bersikap waspada dan skeptik dalam menjalankan tugas audit. Hal ini tidak terlepas dari pertimbangan risiko potensial yang akan dihadapi oleh auditor dan risiko litigasi atau risiko tuntutan atas kegagalan audit. Dengan demikian, auditor yang memiliki kewaspadaan dan memiliki sikap skeptik dalam melakukan tugassnya dapat mengungkapkan keadaan organisasi yang diauditnya secara benar dan dengan adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu (Rusyanti, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah; Kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Due professional care berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Skeptisisme auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah;
Bagi peneliti yang akan datang disarankan untuk melakukan pengujian dengan memperluas lingkup responden pada instansi auditor Diakses pada 28/02/2015. Hurtt, R. Kathy, Martha Eining, dan David
Fauziyah. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal online melalui
sektor publik (pemerintah) yang lain, misalnya; BPK, Bapeda Provinsi/Kabupaten/Kota, Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat LPND dan unit kerja bidang pengawasan pada instansi pemerintah lainnya.
Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mempertimbangkan metode dalam pengambilan data, yaitu tidak hanya dengan menggunakan kuesioner akan tetapi juga menggunakan metode wawancara sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Nirmala, Rr. Putri Arsika. 2013. Pengaruh
Profesional Akuntan Publik . Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Standar
Working Paper . University of Wisconsin.
Plumlee. 2003. Professional Skepticism: A Model With Implications for Research, Practice, and Education.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan . Vol. 1, No. 2. Hal: 120
Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit .
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
PERMENPANNomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
PERMENPANNomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah .
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan
Parasayu, Annisa. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Internal. Artikel online melalui eprints.undip.ac.id. Diakses pada 28/02/2015. Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan
Artikel online melalui Eprints.Undip.Ac.Id. Diakses pada 28/02/2015.
Ahmad, Afridian Wirahadi, Fera Sriyunianti, Nurul Fauzi, dan Yosi Septriani. 2011.
Batubara, Rizal Iskandar 2008. Analisis
Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi & Manajemen . Vol. 6. No.
2:63 – 73. Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. 2013. BPK dan Inspektorat:
Mencari Solusi Melalui Diskusi . Siaran Pers BPK RI.
Badjuri, Ahmad. 2012. Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik.
- – 135.
Auditing: A Journal Of Practice And Theory . Vol. 12.
repository.usu.ac.id. Diakses pada 28/02/2105. Bedard, J., Chi. 1993. Expertice In Auditing.
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan . Artikel online melalui
Rusyanti, Rina. 2010. Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme.
Auditor dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit . Artikel online
melalui Repository.Uinjkt.Ac.Id. Diakses pada 28/02/2015.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2009. Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi Pada KAP “Big Four‟ di Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Purwokerto. Subhan. 2011. Analisis Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan . Artikel online melalui
fe.unira.ac.id. Diakses pada 28/02/2015. Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty.
2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII. Palembang.
Sumarni, Herawati, dan Yunilma. 2014.
Pengaruh Kecermatan Profesi, Obyektifitas, Independensi, Kepatuhan pada Kode Etik dan Integritas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan . Artikel
online melalui Ejurnal.Bunghatta.Ac.Id. Vol. 4, No. 1:1-17. Diakses pada 28/02/2015.
Wilasita, Ida Ayu Putu, Edy Sujana, dan Lucy Sri Musmini. 2014. Pengaruh
Independensi, Due Professional Care dan Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit . Vol. 2. No. 1:1-10. Artikel online
melalui ejournal.undiksha.ac.id. Diakses pada 28/02/12015.
Wiratama, William Jefferson dan Ketut Budiartha. 2015. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.
E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana .
Vol. 10, No. 1: 91-106.