Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

(1)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS,

INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA

TESIS

OLEH :

ARINI ASHAL LUBIS 127017092/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS,

INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI

SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

ARINI ASHAL LUBIS 127017092/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

Judul Penelitian: PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : ARINI ASHAL LUBIS

Nomor Pokok : 127017092

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA) (

Ketua Anggota

Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak.)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA) (Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 09 Februari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA

Anggota : 1. Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak.

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA. 3. Prof. Dr. Ramli, MS.


(5)

PERNYATAAN Judul Tesis

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian - bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian – bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 11 Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan


(6)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS

HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor secara simultan dan parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Pengalaman kerja diukur dengan indikator lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan. Independensi diukur dengan indikator independensi dalam penyusunan program, dalam pelaksanaan pekerjaan, dan independensi dalam pelaporan. Objektivitas diukur dengan indikator bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan kondisi sesuai fakta. Integritas diukur dengan indikator kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab yang dimiliki auditor. Kompetensi diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus. Etika auditor diukur dengan indikator imbalan yang diterima, organisasional, lingkungan keluarga, dan emotional quotient (EQ). Sedangkan kualitas hasil pemeriksaan diukur dengan indikator kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 121 auditor sektor publik pada BPKP Provinsi Sumatera Utara. Dari 121 kuesioner yang dikirim, ada 80 kuesioner yang kembali dan hanya 73 kuesioner yang memenuhi kriteria untuk dianalisis.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis penelitian secara simultan pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial, pengalaman kerja, independensi, objektivitas, dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Sementara kompetensi dan etika auditor, berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci: Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi, Etika


(7)

THE EFFECTS OF JOB EXPERIENCE, INDEPENDENCE, OBJECTIVITY, INTEGRITY, COMPETENCE, AND AUDITOR ETHICS ON THE QUALITY OF

AUDIT RESULTS AT REPRESENTATIVES BPKP OF NORTH SUMATERA ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effects of job experience, independence, objectivity, integrity, competence, and auditor ethics on the quality of audit results at Representatives BPKP of North Sumatera. Job experience was measured by indicators the length of works as an auditor and the number of inspection tasks are performed. Independence was measured by indicators of independence in programming, in the execution of work, and independence in reporting. Objectivity was measured by indicators, free from conflict of interest and disclosure of factual conditions. Integrity was measured by indicators, honesty, courege, prudence, and responsibility that auditors have. Competency was measured by indicators, personal quality, general knowledge, and specialized expertise. Auditor ethics was measured by indicators, the consideration received, organizational, family environtment,

and emotional quotient (EQ). While quality of audit results was measured by indicator of compliance with auditing standard and quality of examination report. The population of this study is 121 auditors at Representatives BPKP of North Sumatera. From 121 sent questionnaires, there are 80 questionnaires returned and only 73 questionnaires fulfill the requirements to be processed in final analysis. Data analysis was performed with classic assumption test and multiple linear regression analysis. Test result showed that job experience, independence, and objectivity has no effect on quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. While the integrity and competence have influence to quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. The result of the test revealed that job experience, independency, objectivity, integrity, competency, and ethics as well as simultaneously influence quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. Partially, job experience, independency, objectivity, and integrity have no effect on quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. While the competency and ethics have significant influence to quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera.

Keywords: Job Experience, Independency, Objectivity, Integrity, Competency, Ethics, Quality Of Audit Result


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan berkah, nikmat dan ridho-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tesis ini.

Selama proses penyusunan tesis ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang telah banyak memberikan bantuan, terutama kepada :

1. Bapak Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM)., Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam menyusun tesis;

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, M.A.F.I.S., M.B.A., Ak., CPA selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik;

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak., selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan dan penuh kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini;

5. Bapak Prof. Dr. Ramli, M.S., selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik;


(9)

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., selaku sekretaris Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik;

7. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan;

8. Suamiku tersayang, Donny Syafriadi, S.T., yang telah memberikan kasih sayang, bantuan, do’a, dukungan, dan pengertian serta menjadi teman diskusi dan berbagi cerita selama ini;

9. Kedua orangtuaku tersayang, H. Akrim Ashal Lubis, S.E., M.A. dan Hj. Siti Rapiah Pane, S.Pd., yang telah memberikan kasih sayang, do’a, pengorbanan, didikan dan semangat yang sangat berarti;

10.Anakku tersayang, Arsyad Khairul Azzam, yang telah memberikan hiburan dan semangat kepada Mama dan Papa;

11.Abang-abang, kakak dan adik-adikku, Iptu Adam Sofyan Ashal Lubis, Farid Fathony Ashal Lubis, Lc., M.A., Rezeky Ana Ashal Lubis, S.S., M. Hum., Amien Shaleh Ashal Lubis, Putri Bunga Batahan Ashal Lubis, Tamara Munjihatu Tazkiya Ashal Lubis, yang senantiasa memberikan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini;

12.Sahabatku, Aprilda Fiktri Dalimunthe, S.Pd., yang telah menjadi sahabat, tempat berbagi tawa, canda, keluh kesah bersama;

13.Rekan di Program Magister Akuntansi USU, Kak Nora, Tiwi, Bang Jaka, Bang Iki, Kak Uyun, Uwie, Bang Ardhan dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini;


(10)

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Januari 2015 Penulis


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Arini Ashal Lubis 2. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 27 Maret 1989

3. Alamat : Jl. Jermal IV No. 40 Medan 20227 4. No. Telepon : 085262702121

5. Agama : Islam

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Orang Tua : 1. H. Akrim Ashal Lubis, S.E., M.A. 2. Hj. Siti Rapiah Pane, S.Pd.

8. Pendidikan :

1. TK Aziddin, Lulus Tahun 1995

2. SD Swasta Tunas Harapan Medan, Lulus Tahun 2001 3. MTs Swasta Aisyiyah Medan, Lulus Tahun 2004 4. MA Negeri 1 Medan, Lulus Tahun 2007

5. Universitas Negeri Medan (S-1), Lulus Tahun 2011

6. Universitas Sumatera Utara, Program Magister Ilmu Akuntansi (S-2), Lulus Tahun 2015


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ...8

1.3. Tujuan Penelitian ...8

1.4. Manfaat Penelitian ...9

1.5. Originalitas Penelitian ...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...11

2.1. Landasan Teori ...11

2.1.1. Kualitas Hasil Pemeriksaan ...11

2.1.2. Pengalaman Kerja ...14

2.1.3. Independensi ...15

2.1.4. Objektivitas ...17

2.1.5. Integritas ...19

2.1.6. Kompetensi ...20

2.1.7. Etika Auditor ...21

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) ...22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...30

3.1. Kerangka Konsep ...30

3.2. Hipotesis ...34

BAB IV METODE PENELITIAN ...35

4.1. Jenis Penelitian ...35

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...35

4.2.1. Lokasi Penelitian ...35

4.2.2. Waktu Penelitian ...35

4.3. Populasi dan Sampel ...36

4.3.1. Populasi ...36

4.3.2. Sampel ...36

4.4. Metode Pengumpulan Data ...36

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ...37

4.6. Metode Analisa Data ...42

4.6.1. Pengujian Instrumen Penelitian ...42

4.6.2. Analisis Statistik Deskriptif ...43

4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik ...44


(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...49

5.1. Hasil Penelitian ...49

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...49

5.1.2. Karakteristik Responden ...49

5.1.3. Analisis Data ...50

5.1.3.1 Uji Kualitas Data Penelitian ...50

a. Uji Validitas ...51

b. Uji Reliabilitas ...58

5.1.3.2 Analisis Statistik Deskriptif Data Penelitian..59

5.1.3.3 Uji Asumsi Klasik Data Penelitian ...60

a. Uji Normalitas ...61

b. Uji Multikolinearitas ...64

c. Uji Heteroskedastisitas...65

5.1.3.4 Uji Hipotesis ...66

a. Analisis Koefisien Determinasi ...66

b. Uji F ...67

c. Uji t ...68

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ...71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...75

6.1. Kesimpulan ...75

6.2. Keterbatasan Penelitian ...76

6.3. Saran ...76

DAFTAR PUSTAKA ...78


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) ... 27

4.2 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 41

5.1 Pengumpulan Data ... 49

5.2 Karakteristik Responden ... 50

5.3 Uji Validitas Kuesioner Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor 52

5.4 Uji Validitas Kuesioner Pengalaman Kerja ... 53

5.5 Uji Validitas Kuesioner Independensi ... 54

5.6 Uji Validitas Kuesioner Objektivitas ... 55

5.7 Uji Validitas Kuesioner Integritas ... 56

5.8 Uji Validitas Kuesioner Kompetensi ... 57

5.9 Uji Validitas Kuesioner Etika Auditor ... 58

5.10 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 59

5.11 Descriptive Statistics ... 60

5.12 Hasil Uji Normalitas ... 63

5.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 64

5.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65

5.15 Koefisien Determinasi ... 66

5.16 Hasil Uji F ... 67


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 30 5.1 Hasil Uji Normalitas ... 62


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Surat Ijin Penelitian... 83

2 Daftar Kuesioner Penelitian ... 85

3 Data Mentah Uji Validitas ... 94

4 Hasil Uji Statistik Penelitian ... 96


(17)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS

HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor secara simultan dan parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Pengalaman kerja diukur dengan indikator lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang dilakukan. Independensi diukur dengan indikator independensi dalam penyusunan program, dalam pelaksanaan pekerjaan, dan independensi dalam pelaporan. Objektivitas diukur dengan indikator bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan kondisi sesuai fakta. Integritas diukur dengan indikator kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab yang dimiliki auditor. Kompetensi diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus. Etika auditor diukur dengan indikator imbalan yang diterima, organisasional, lingkungan keluarga, dan emotional quotient (EQ). Sedangkan kualitas hasil pemeriksaan diukur dengan indikator kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 121 auditor sektor publik pada BPKP Provinsi Sumatera Utara. Dari 121 kuesioner yang dikirim, ada 80 kuesioner yang kembali dan hanya 73 kuesioner yang memenuhi kriteria untuk dianalisis.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis penelitian secara simultan pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial, pengalaman kerja, independensi, objektivitas, dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara. Sementara kompetensi dan etika auditor, berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci: Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi, Etika


(18)

THE EFFECTS OF JOB EXPERIENCE, INDEPENDENCE, OBJECTIVITY, INTEGRITY, COMPETENCE, AND AUDITOR ETHICS ON THE QUALITY OF

AUDIT RESULTS AT REPRESENTATIVES BPKP OF NORTH SUMATERA ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effects of job experience, independence, objectivity, integrity, competence, and auditor ethics on the quality of audit results at Representatives BPKP of North Sumatera. Job experience was measured by indicators the length of works as an auditor and the number of inspection tasks are performed. Independence was measured by indicators of independence in programming, in the execution of work, and independence in reporting. Objectivity was measured by indicators, free from conflict of interest and disclosure of factual conditions. Integrity was measured by indicators, honesty, courege, prudence, and responsibility that auditors have. Competency was measured by indicators, personal quality, general knowledge, and specialized expertise. Auditor ethics was measured by indicators, the consideration received, organizational, family environtment,

and emotional quotient (EQ). While quality of audit results was measured by indicator of compliance with auditing standard and quality of examination report. The population of this study is 121 auditors at Representatives BPKP of North Sumatera. From 121 sent questionnaires, there are 80 questionnaires returned and only 73 questionnaires fulfill the requirements to be processed in final analysis. Data analysis was performed with classic assumption test and multiple linear regression analysis. Test result showed that job experience, independence, and objectivity has no effect on quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. While the integrity and competence have influence to quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. The result of the test revealed that job experience, independency, objectivity, integrity, competency, and ethics as well as simultaneously influence quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. Partially, job experience, independency, objectivity, and integrity have no effect on quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera. While the competency and ethics have significant influence to quality of audit result at representatives BPKP of North Sumatera.

Keywords: Job Experience, Independency, Objectivity, Integrity, Competency, Ethics, Quality Of Audit Result


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux (1992) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berpendapat bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu (Elfarini, 2005). Kualitas audit dianggap penting karena semakin tingginya kualitas audit maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dapat dipergunakan oleh para pihak yang berkepentingan.

Dalam memenuhi hasil audit yang berkualitas dibutuhkan standar umum bagi auditor dalam mengerjakan kewajibannya. Standar audit sektor publik secara garis besar mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia. Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya (Arens dkk, 2004). Purnamasari (2005) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal di antaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Untuk membuat audit judgement, pengalaman merupakan komponen keahlian audit yang penting dan merupakan faktor yang sangat vital dan mempengaruhi suatu judgement yang kompleks (Mabruri dan Winarna, 2010). Auditor yang tidak berpengalaman


(20)

akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman, sehingga dapat mempengaruhi kualitas audit (Nataline, 2007). Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing (Christiawan, 2002). Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan (Alim

dkk, 2007). Hasil penelitian Herliansyah dkk (2006) menunjukkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgement auditor.

Standar umum kedua (SA Seksi 220 SPAP, 2011) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Menurut Pusdiklatwas BPKP (2005), auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Dalam Arens dkk (2004) dinyatakan bahwa nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik akan independensi yang dimiliki auditor. Independen berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. Auditor tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Sikap independen meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam penampilan (in appearance). Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit di mana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen.

Pusdiklatwas BPKP (2005) menyatakan objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukakan pendapat menurut apa adanya. Unsur perilaku yang dapat menunjang objektivitas antara lain (1) dapat diandalkan dan dipercaya, (2) tidak merangkap sebagai


(21)

panitia tender, kepanitiaan lain dan atau pekerjaan-pekerjaan lain yang merupakan tugas operasional obyek yang diperiksa, (3) Tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain, (4) dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi, serta (5) dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, auditor akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa pretensi. Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005). Sunarto (2003) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya (Pusdiklatwas BPKP, 2005).

Standar umum kesatu (SA Seksi 220 SPAP, 2011) menyebutkan bahwa “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Pengertian keahlian dalam standar auditing ini adalah keahlian yang meliputi pendidikan formal serta pelatihan teknis dalam bidang akuntansi dan auditing. Kompetensi menjadi salah satu prinsip yang harus dijalankan oleh auditor guna menjamin


(22)

nilai audit yang dihasilkan. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir (Abdul, 2008:32). Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium (Suraida, 2005). Kompetensi menjadikan auditor lebih peka dan lebih dapat melakukan penilaian dalam pengambilan keputusan secara tepat sehingga data-data ataupun hasil audit yang diambil oleh auditor dapat diandalkan oleh para pemakai hasil audit tersebut. Etika secara garis besar didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang memiliki rangkaian nilai (Arens dkk, 2008:98). Etika menjadi dasar perilaku bagi auditor dalam menjalankan tugasnya. Auditor harus menjadikan aturan etika yang berlaku sebagai pedoman dalam pemberian jasa audit kepada masyarakat.

Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Di samping itu auditor sektor publik juga memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau program yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit sektor publik rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat pemerintah dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan. Auditor sektor publik yang menjadi objek penelitian adalah BPKP Provinsi Sumatera Utara. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah lembaga pemerintah non


(23)

kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa audit, konsultasi, asistensi, evaluasi, pemberantasan KKN, serta pendidikan dan pelatihan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jadi BPKP merupakan auditor internal yang bertugas membantu presiden dalam melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan Negara.

Auditor BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, Unit pengawasan LPND, Inspektorat Propinsi, Kabupaten, dan Kota termasuk dalam Auditor Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Di sisi lain terdapat pula auditor BPKP yang merupakan anggota IAI yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang menerbitkan laporan keuangan yang disusun berdasar PABU (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam PSAK. Sejak 15 Januari 2014 peran BPKP berubah menjadi supervisor atau inspektorat nasional. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan peran APIP. Selama ini peran APIP kurang maksimal karena berada di bawah struktur pemerintah dan Kementerian, jadi BPKP akan mengkoordinasikan APIP dengan Polri, Kejaksaan Agung, Mendagri, dan BIN untuk mendorong terbentuknya APIP yang lebih kuat, mandiri, independen, dan profesional.

Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman kerja (Sukriah dkk, 2009; Mabruri dan Winarna, 2010), independensi (Alim dkk, 2007; Fauziyah, 2009; Suyono, 2011; Septiari dan Sujana, 2012; Suseno, 2013; Carolina, 2013), objektivitas (Sukriah dkk, 2009; Mabruri dan Winarna, 2010), integritas (Mabruri dan Winarna, 2010; Badjuri, 2012), kompetensi (Alim dkk, 2007; Sukriah dkk, 2009; Fauziyah, 2009; Badjuri, 2012; Septiari dan Sujana, 2012; Yusnita, 2009), dan etika auditor (Kovinna dan Betri, 2014).

Sebaliknya beberapa hasil peneliti lain tidak menemukan pengaruh pengalaman kerja (Suyono, 2011; Badjuri, 2012; Kovinna dan Betri, 2014), independensi (Sukriah dkk, 2009; Badjuri, 2012; Kovinna dan Betri, 2014; Mabruri dan Winarna, 2010; Yusnita, 2009),


(24)

objektivitas (Badjuri, 2012), integritas (Sukriah dkk, 2009), kompetensi (Kovinna dan Betri, 2014; Carolina, 2013), dan etika auditor (Alim dkk, 2007) terhadap kualitas audit.

Oleh karena sebegitu pentingnya kualitas audit ditambah lagi dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan ketidak konsistenan hasil penelitian, hal ini menjadi faktor-faktor yang mendorong untuk melakukan penelitian kembali berkaitan dengan masalah kualitas hasil pemeriksaan ini. Adapun judul penelitian ini adalah ”Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara?

2. Apakah pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor berpengaruh secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara?


(25)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan sebagai sarana untuk mengetahui secara lebih luas tentang teori maupun praktek, sehingga dapat memperluas pandangan peneliti terhadap ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah, khususnya tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Objek Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.


(26)

3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah literatur yang dapat digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan dan pendalaman pembahasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sukriah dkk (2009), namun terdapat beberapa perbedaan yang meliputi :

1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak lima variabel, di mana lima variabel bebas mengacu pada variabel yang digunakan oleh Sukriah dkk

(2009) serta penambahan satu variabel yang mengacu pada teori dari Maryani dan Ludigdo (2001) sebagai variabel bebas.

2. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kualitas hasil pemeriksaan pada auditor di BPKP Provinsi Sumatera Utara, sedangkan variabel terikat yang digunakan Sukriah dkk (2009) mengacu pada kualitas hasil pemeriksaan pada auditor Inspektorat Se-Pulau Lombok.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori

2.1.1. Kualitas Hasil Pemeriksaan

Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dalam menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Deangelo, 1981).

Semakin tinggi kualitas audit dapat dihasilkan oleh auditor independen, maka semakin tinggi pula kepercayaan para pemakai informasi untuk menggunakan laporan keuangan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi, maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Elfarini, 2007).

Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Djamil (2001) menyimpulkan langkah-langkah yang dapat dilakukan auditor untuk meningkatkan kualitas audit adalah:

1. Auditor perlu melanjutkan pendidikan profesionalnya sehingga mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan audit.

2. Selalu mempertahankan independensi dalam mengerjakan tugas audit karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum sehingga auditor tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun.


(28)

3. Auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi terhadap pelaksanaan audit dan terhadap pertimbangan yang digunakan.

4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan semestinya. Kemudian dilakukan pengendalian dan pencatatan untuk semua pekerjaan audit yang dilaksanakan di lapangan.

5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern klien untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Dan pengungkapan yang informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, jika tidak maka harus dinyatakan dalam laporan audit.

8. Pada sektor publik melakukan VFM (Value for Money) audit yang bertujuan meningkatkan akuntabilitas sektor publik, yaitu melakukan audit kinerja yang mencakup: a. Audit tentang ekonomi dan efisiensi yang bertujuan untuk menentukan apakah suatu

entitas telah memperoleh, melindungi dan menggunakan sumber daya secara hemat dan efisien, dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan efisiensi.

b. Audit program yang mencakup penentuan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang, menentukan efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi instansi yang bersangkutan, dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Menurut Panduan Manajemen Pemeriksaan (BPK, 2002) standar kualitas audit terdiri dari: kualitas strategis, kualitas teknis dan kualitas proses. Kualitas strategis berarti hasil pemeriksaan harus memberikan informasi kepada pengguna laporan secara tepat waktu. Kualitas teknis berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan dan opini atau saran pemeriksaan yaitu penyajiannya harus jelas, konsisten, accessible dan objektif. Sedangkan kualitas proses mengacu kepada proses kegiatan pemeriksaan, sejak perencanaan, pelaksanaan, pelaporan sampai dengan tindak lanjut pemeriksaan.


(29)

Tingginya kualitas hasil audit ditentukan oleh dua bagian (Kovinna dan Betri, 2014) yaitu:

1. Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit

Kualitas audit bisa dihubungkan dengan kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit. Standar audit merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit. Standar audit juga berguna untuk memberikan suatu kerangka kerja dalam menyusun interpretasi-interpretasi. Bagian dari standar audit meliputi: standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.

2. Kualitas Laporan Hasil Audit

Hal yang penting dalam pelaksanaan audit adalah bagaimana auditor mengkomunikasikan hasil audit dalam bentuk laporan kepada semua pemakai laporan. Laporan audit akan memuat temuan dan simpulan audit yang diberikan beserta rekomendasi kepada para pihak berkepentingan. Laporan audit mengungkapkan informasi terkait laporan keuangan yang ada pada perusahaan/entitas yang diaudit.

2.1.2.Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja sangatlah penting diperlukan dalam rangka kewajiban seseorang auditor terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum audit. Pengetahuan seorang auditor itu dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman yang selanjutnya di lakukan dalam bentuk praktik. Menurut Herliansyah (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waku yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Purnamasari (2005) memberikan kesimpulan bahwa seseorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1. Mendeteksi kesalahan, 2. Memahami kesalahan, 3. Mencari penyebab munculnya kesalahan. Pada Standar umum yang terdapat pada Standar


(30)

Profesional Akuntan Publik (SPAP) dijelaskan bahwa seorang auditor diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dalam bidang industri yang digeluti (Arens dkk, 2004). Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan.

Menurut Christiawan (2002), pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2010) menjelaskan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum dibandingkan dengan auditor yang kurang atau tidak berpengalaman. Itu merupakan salah satu nilai lebih yang diberikan oleh auditor dengan mempunyai pengalaman kerja terlebih dahulu.

2.1.3.Independensi

Independen merupakan kebebasan seorang auditor dari ketergantungan atau pengaruh atau kontrol dari orang lain, organisasi ataupun pemerintah (INTOSAI). Independen berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. Auditor tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP, 2011) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena itu ia tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 2002). Tidak mudah menjaga tingkat


(31)

independensi agar tetap sesuai dengan jalur yang seharusnya (Alim dkk, 2007) karena kerjasama dengan klien yang terlalu lama dapat menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki oleh auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan klien selama penugasan audit untuk auditor. Bukan tidak mungkin, auditor menjadi mudah dikendalikan klien karena auditor berada dalam posisi yang dilematis.

Di beberapa Negara, dalam menjaga independensi auditor, perusahaan perlu mengganti KAP secara berkala (Olagunju, 2011). Nigeria, Amerika Serikat, Kanada, Austria dan Australia merupakan contoh Negara yang sedang membahas hal ini (Ottaway, 2014; Olagunju, 2011; INTOSAI, Schelker, 2008). Ini dapat menjaga independensi auditor karena manajer tidak dapat menjanjikan penghasilan yang lebih besar untuk perjanjian audit di periode selanjutnya (Schelker, 2008). Di Amerika Serikat independensi Inspektorat Jenderal (Itjen) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengangkatannya yang dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan Senat, pelaporan pengawasan dilaporkan tidak hanya kepada kementerian atau lembaga terkait, tetapi juga kepada Kongres dan dipublikasikan melalui internet, dan bebas dari pengaruh pimpinan di lembaga terkait (Inggas, 2014).

Jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Supriyono, 1988). Oleh sebab itu, independensi diperlukan agar auditor dapat mengemukakan kondisi yang sebenarnya dari hasil pemeriksaan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil audit.


(32)

2.1.4.Objektivitas

Pusdiklatwas BPKP (2005) menyatakan objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Unsur perilaku yang dapat menunjang objektivitas antara lain:

(1) dapat diandalkan dan dipercaya,

(2) tidak merangkap sebagai panitia tender, kepanitiaan lain dan atau pekerjaan-pekerjaan lain yang merupakan tugas operasional objek yang diperiksa,

(3) tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain,

(4) dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi, serta (5) dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis.

Objektivitas auditor dapat disimpulkan sebagai kemampuan seorang auditor untuk mengemukakan pendapat menurut apa adanya tanpa adanya pengaruh maupun tekanan dari pihak lain. Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya (IAPI, 2007-2008:6). Hal tersebut dijelaskan IAPI sehubungan dengan prinsip objektivitas. Hal ini berarti bahwa seorang auditor independen dalam menjalankan objektivitas harus dapat melaporkan kesalahan yang dilakukan oleh klien tanpa adanya pengaruh dari pihak luar. Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002).

Objektivitas merupakan keharusan yang dilakukan oleh seorang auditor. Para auditor harus objektif dalam melakukan aktivitas pelaporan dan menghindari timbulnya


(33)

pertentangan. Dalam prinsip tersebut dinyatakan bahwa objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan. Hubungan laporan keuangan dengan klien sangatlah dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat menimbulkan pihak ketiga yang dapat berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil audit yang diterbitkan. Oleh sebab itu, semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil auditnya.

2.1.5. Integritas

Integritas adalah merupakan karakteristik personal yang tidak dapat dihindari dalam diri seorang akuntan publik (Boynton dkk, 2002). Sebagaimana dinyatakan dalam Pernyataan Etika Profesi nomor 1, integritas didefinisikan sebagai suatu unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya.

Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005). Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa sehingga laporan yang disajikan itu dapat menje1askan suatu kebenaran akan fakta, karena dengan cara itulah maka masyarakat dapat mengakui profesionalisme seorang akuntan (Wurangian, 2005:13).


(34)

Auditor merupakan ujung tombak dari pelaksanaan tugas audit. Integritas adalah sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Sukriah dkk, 2009).

Mediasari dan Nellysari (2007) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak sengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya.

2.1.6. Kompetensi

Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama (Elfarini, 2007). Oleh karena itu auditor harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik agar dapat menemukan kesalahan yang dilakukan oleh klien sehubungan dengan kondisi dan laporan keuangan perusahaan. Seorang auditor memiliki peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik yang terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit, mereka bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, guna mendukung peran yang cukup mulia itu, seorang auditor harus didukung dengan kompetensi yang memadai akan teknik-teknik audit serta kompetensi lain yang mendukung. Rai (2008) menyatakan bahwa kompetensi auditor yaitu kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar.


(35)

Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya. Hal tersebut berarti auditor dapat menemukan penyelewengan yang terjadi apabila ia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman di bidang auditing dan akuntansi sehingga dengan memiliki kompetensi yang tinggi maka dapat meningkatkan kualitas hasil audit.

2.1.7. Etika Auditor

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya (Kell et al., 2002). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) PER/05/M.PAN/03/2008 menyebutkan bahwa kualitas auditor dipengaruhi oleh kepatuhan pada kode etik. Adanya harapan yang begitu tinggi pada penerapan etika bagi profesi akuntan publik yaitu dikarenakan merupakan hal yang penting bahwa klien dan pihak-pihak eksternal pengguna laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan dalam kualitas audit dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik (Arens et al, 2008).

Dalam menghasilkan audit yang berkualitas, akuntan publik harus menyadari adanya tanggung jawab kepada publik, kepada klien, dan kepada sesama praktisi, termasuk perilaku terhormat, bahkan jika hal tersebut berarti melakukan pengorbanan atas kepentingan pribadi (Arens dkk, 2008). Dalam melaksanakan audit, auditor harus menjaga perilaku sesuai dengan etika yang berlaku. Jika etika yang dimiliki auditor semakin baik, maka akan berpengaruh terhadap sikapnya dalam melaksanakan tugas pemeriksaan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil audit.


(36)

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian ini, beberapa hasil dari penelitian terdahulu perlu dikemukakan. Adapun hasil penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukriah dkk (2009) dengan judul Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Penelitian ini dilakukan pada auditor inspektorat se-Pulau Lombok. Peneliti ini menggunakan variabel bebas pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi, serta kualitas hasil pemeriksaan sebagai variabel terikat. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Secara simultan, kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Alim dkk (2007) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Peneliti ini menggunakan variabel bebas kompetensi dan independensi, etika auditor serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada KAP di Jawa Timur. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Interaksi kompetensi dan etika auditor, tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2012) dengan judul Analysis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris Pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Peneliti ini menggunakan variabel bebas pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, dan kompetensi serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah. Hasil


(37)

penelitiannya menunjukan bahwa pengalaman kerja, independensi dan obyektifitas auditor sektor publik tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan variabel integritas dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh auditor sektor publik pada kantor BPKP Perwakilan Jateng.

Penelitian yang dilakukan oleh Carolina (2013) dengan judul An Empirical Study Of Auditor Independence, Competence And Audit Tenure On Audit Quality–Evidence From North Jakarta, Indonesia. Peneliti ini menggunakan variabel bebas kompetensi dan independensi auditor, lamanya waktu seorang auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada 36 Kantor Akuntan Publik di Jakarta Utara. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan, Independensi dan lamanya waktu seorang auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah (2009) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit. Peneliti ini menggunakan variabel bebas kompetensi dan independensi auditor serta kualitas hasil audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada beberapa Kantor Akuntan Publik. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi dan independensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Kovinna dan Betri (2014) dengan judul Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Palembang). Peneliti ini menggunakan variabel bebas independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika auditor serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Palembang. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa hanya variabel etika auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel lainnya seperti


(38)

independensi, pengalaman kerja, dan kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah.

Peneliti ini menggunakan variabel bebas objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan integritas auditor serta kualitas hasil audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada lingkungan pemerintah daerah. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Variabel objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan integritas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Secara simultan variabel independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Septiari dan Sujana (2012) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali). Peneliti ini menggunakan variabel bebas kompetensi dan independensi serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada 5 kantor inspektorat provinsi Bali. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa (1) kompetensi yang ditinjau dari pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit; (2) kompetensi yang ditinjau dari pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas; (3) independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2013) dengan judul An Empirical Analysis Of Auditor Independence And Audit Fees On Audit Quality. Peneliti ini menggunakan variabel bebas independensi dan biaya audit serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini


(39)

dilakukan pada 73 Kantor Akuntan Publik yang merupakan anggota dari Forum of Capital Market Accountants in Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa independensi dan biaya audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2011) dengan judul The Effects Of Independence, Experience, And Accountability To The Audit Quality. Peneliti ini menggunakan variabel bebas independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada 28 Kantor Akuntan Publik di Provinsi Jawa Tengah dan Jogjakarta. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Independensi dan akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan, pengalaman kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Akuntabilitas merupakan faktor dominan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2009) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaannya (Survei Pada BPR Yang Ada Di Kota Tasikmalaya Tahun 2009). Peneliti ini menggunakan variabel bebas kompetensi dan independensi serta kualitas audit sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di kota Tasikmalaya tahun 2009. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa (1) kompetensi dan independensi auditor intern secara simultan berpengaruh positif signifikan dengan kualitas hasil pemeriksaannya; (2) kompetensi auditor intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaannya pada BPR yang berada di kota Tasikmalaya. Namun, independensi auditor intern secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaannya pada BPR yang berada di kota Tasikmalaya.


(40)

Berikut ini adalah ringkasan daftar peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saya lakukan.

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)

Nama/Tahun

Penelitian Judul

Variabel yang

dipakai Hasil

Sukriah dkk, 2009 Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Variabel X : Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Variabel Y : Kualitas Hasil Pemeriksaan

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengalaman kerja, objektivitasdan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Secara simultan, kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Alim dkk, 2007 Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi

Variabel X : Kompetensi Dan Independensi, Etika Auditor Variabel Y : Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Interaksi kompetensi dan etika auditor, tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Badjuri, 2012 Analysis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris Pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Variabel X: Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, Dan Kompetensi Variabel Y: Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

pengalaman kerja, independensi dan obyektifitas auditor sektor publik tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan variabel integritas dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh auditor sektor publik pada kantor BPKP Perwakilan Jateng.

Carolina, 2013

An Empirical Study Of Auditor Independence, Competence And Audit Tenure On Audit Quality – Evidence From North Jakarta, Indonesia

Variabel X : Kompetensi, Independensi Auditor, Lamanya Waktu Seorang Auditor Dalam Melaksanakan Tugas Pemeriksaan Variabel Y : Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan, Independensi dan lamanya waktu seorang auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan bpengaruh terhadap kualitas audit.

Fauziyah, 2009 Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit

Variabel X : Kompetensi Dan Independensi Auditor Variabel Y : Kualitas Hasil Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

kompetensi dan independensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit.


(41)

Betri, 2014 Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Palembang)

Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan Etika Auditor Variabel Y : Kualitas Hasil Audit

signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel lainnya seperti independensi,

pengalaman kerja, dan kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Mabruri dan Winarna, 2010 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah

Variabel X : Independensi, Objektivitas, Pengalaman Kerja, Pengetahuan, Dan Integritas Auditor

Variabel Y : Kualitas Hasil Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Variabel objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan integritas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Secara simultan variabel independensi, objektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Septiari dan Sujana, 2012 Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali)

Variabel X : Kompetensi Dan Independensi

Variabel Y : Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa (1) kompetensi yang ditinjau dari pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit; (2) kompetensi yang ditinjau dari

pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas; (3) independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Suseno, 2013 An Empirical Analysis Of Auditor Independence And Audit Fees On Audit Quality

Variabel X : Independensi Dan Biaya Audit Variabel Y : Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa independensi dan biaya audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Suyono, 2011

The Effects Of Independence, Experience, And Accountability To The Audit Quality

Variabel X : Independensi, Pengalaman Kerja, Dan Akuntabilitas Variabel Y : Kualitas Audit

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Independensi dan

akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan, pengalaman kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Akuntabilitas merupakan faktor dominan terhadap kualitas audit.

Yusnita, 2009 Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaannya (Survei Pada BPR Yang Ada Di Kota Tasikmalaya Tahun 2009)

Variabel X : Kompetensi Dan Independensi Auditor Variabel Y : Kualitas Hasil Pemeriksaannya

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa (1) kompetensi dan independensi auditor intern secara simultan berpengaruh positif signifikan dengan kualitas hasil pemeriksaannya; (2) kompetensi auditor intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaannya pada BPR yang berada di Kota Tasikmalaya. Namun, independensi auditor intern secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaannya pada BPR yang berada di Kota Tasikmalaya.


(42)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas yaitu pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap variabel terikat yaitu kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian Sukriah dkk (2009) menunjukan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Namun, secara simultan kelima variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dalam penelitian ini ditambah satu variabel yaitu variabel etika auditor. Adapun kerangka konsep yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini dapat dilihat dalam skema dibawah ini:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

1. Pengalaman Kerja

Semakin banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada seorang auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Dalam profesi auditor,

Pengalaman Kerja (X1) Independensi (X2)

Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y)

Objektivitas(X3) Integritas (X4) Kompetensi (X5) Etika Auditor (X6)


(43)

pengalaman akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya untuk melakukan audit serta semakin kompleksnya transaksi keuangan perusahaan yang diaudit agar memperluas pengetahuan dibidangnya (Christiawan, 2002). Dan dapat dikatakan, jika seseorang auditor yang mempunyai lama masa kerja dan pengalaman yang dimilikinya maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit.

2. Independensi

Jika seorang auditor bersikap independen, maka ia akan memberi penilaian yang senyatanya terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun. Maka penilaiannya akan mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor tersebut dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan. Seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi dalam hal kualitas hasil audit.

3. Objektivitas

Seorang auditor independen ketika melaksanakan pengauditan harus mampu menempatkan dirinya sebaik dan sebebas mungkin sehingga mampu melihat kenyataan secara apa adanya dan mampu menilai secara jujur serta menyajikan sesuai dengan hasil penilaian terhadap kenyataannya tersebut. Hal ini berarti bahwa seorang auditor independen dalam menjalankan objektivitas harus dapat melaporkan kesalahan yang dilakukan oleh klien tanpa adanya pengaruh dari pihak luar. Dengan kata lain, prinsip objektivitas yang dipatuhi oleh auditor independen berdampak pada kualitas auditor itu sendiri. Oleh sebab itu, semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil auditnya.


(44)

4. Integritas

Auditor independen dalam bekerja diharuskan untuk bersikap benar, adil, dan jujur dalam pelaksanaan prinsip integritas ini. Ia harus dapat berterus terang sehingga laporan yang nantinya dibaca oleh pemakai informasi berisi fakta-fakta yang ada. Dari sinilah auditor independen akan dapat dipercaya oleh masyarakat. Dengan sikap demikian berarti segala penyelewengan yang terjadi, auditor independen harus dapat bersikap benar dan tegas untuk dapat melaporkan adanya penyelewengan tersebut. Apabila prinsip integritas ini dapat dijalankan oleh auditor independen, maka penyelewengan yang terjadi dapat dilaporkan sehingga kualitas audit dapat tercapai.

5. Kompetensi

Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama (Elfarini, 2007). Sementara kualitas audit berhubungan dengan kemungkinan auditor untuk menemukan dan menentukan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Hal tersebut berarti auditor dapat menemukan penyelewengan yang terjadi apabila ia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman di bidang auditing dan akuntansi. Oleh karena itu, penemuan penyelewengan dan kesalahan dalam kualitas audit dipengaruhi oleh prinsip kompetensi. Kompetensi auditor merupakan kemampuan seorang auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki nya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, dan obyektif sehingga semakin tinggi kompetensi auditor maka dapat meningkatkan kualitas audit.


(45)

6. Etika Auditor

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya (Kell et al., 2002). Maryani dan Ludigdo (2001) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan

manusia atau masyarakat atau profesi. Jika etika yang dimiliki auditor semakin baik, maka akan berpengaruh terhadap sikapnya dalam melaksanakan tugas pemeriksaan sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang akan dilakukan, yang selanjutnya akan diuji kebenarannya melalui serangkaian penelitian yang akan dilakukan pada objek penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor

berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.

H2: Pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika auditor

berpengaruh secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara.


(46)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menurut tingkat eksplanasinya adalah jenis penelitian assosiatif yaitu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2007). Dengan penelitian ini dapat dibangun sebuah teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan suatu gejala. Penelitian ini menggunakan desain eksploratori dengan cara melakukan eksplorasi dalam rangka mencari ide-ide atau hubungan-hubungan baru yang bertitik tolak dari variabel (Umar, 2003). Desain eksploratori ini dapat dianggap sebagai langkah pertama yang diharapkan dapat dipakai untuk merumuskan persoalan dimana pemecahannya dapat memakai jenis penelitian yang lain (Umar, 2003).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPKP Provinsi Sumatera Utara.

4.2.2. Waktu Penelitian

Perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pemaparan hasil penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 6 bulan terhitung mulai bulan Mei 2014 sampai dengan November 2014.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 121 auditor di BPKP Provinsi Sumatera Utara (situs BPKP, 2014).


(47)

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini jumlah populasi dan sampel sama yaitu 121 auditor.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Metode pengumpulan data dilakukan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada kuesioner dari peneliti terdahulu yang telah meneliti tentang kualitas hasil pemeriksaan. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan kualitas hasil pemeriksaan mengacu pada kuesioner Sukriah dkk (2009) sedangkan kuesioner untuk mengukur etika auditor mengacu pada kuesioner yang dikemukakan oleh Maryani dan Ludigdo (2001). Penggunaan kuesioner yang mengacu pada kedua peneliti tersebut dikarenakan kuesioner yang dimaksud telah teruji pada penelitian terdahulu.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan definisi operasional dan metode pengukuran variabel. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan lima variabel X yang terdiri dari pengalaman kerja (X1), independensi (X2), objektivitas (X3), integritas (X4), kompetensi (X5),

etika auditor (X6) dan satu variabel Y yaitu kualitas hasil pemeriksaan. Untuk lebih jelasnya

definisi operasional dan metode pengukuran variabel dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut :


(48)

1. Kualitas Hasil Pemeriksaan

Kualitas hasil pemeriksaan adalah kemampuan auditor dalam menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system akuntansi kliennya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel kualitas hasil pemeriksaan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 2 indikator yaitu kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas hasil laporan pemeriksaan, dengan jumlah 10 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi kualitas hasil audit.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan lamanya masa kerja auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan auditor. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel pengalaman kerja menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 2 indikator yaitu tentang lamanya berkerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan, dengan jumlah 8 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi pengaruh pengalaman kerja.

3. Independensi

Independensi adalah sikap ketidak bergantungan seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya. Dalam menjalankan tugasnya, auditor harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam


(49)

memberikan jasa profesionalnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel independensi menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 3 indikator yaitu independensi penyusunan program, independensi pelaksanaan pekerjaan, dan independensi pelaporan dengan jumlah 9 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi independensi.

4. Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap adil, tidak memihak, jujur, serta bebas dan tidak berada dibawah pengaruh pihak luar seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel objektivitas menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah,dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 2 indikator yaitu bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan kondisi sesuai fakta, dengan jumlah 8 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi objektivitas auditor.

5. Integritas

Integritas merupakan sikap transparan, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya. Karena dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel integritas


(50)

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 4 indikator yaitu kejujuran auditor, keberanian auditor, sikap bijaksana auditor, dan tanggung jawab auditor dengan jumlah 13 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi integritas auditor.

6. Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan pengalaman seorang auditor terkait tugas pemeriksaan yang telah dilakukannya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel kompetensi menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah, dkk (2009). Dalam instrumen tersebut terdapat 3 indikator yaitu mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus, dengan jumlah 10 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi kompetensi aauditor.

7. Etika Auditor

Etika berkaitan dengan dasar perilaku seorang auditor yang melekat pada dirinya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur variabel etika auditor menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Maryani dan Ludigdo (2001). Dalam instrumen tersebut terdapat 4 indikator yaitu imbalan yang diterima, organisasional, lingkungan keluarga, dan emotional quotient (EQ) dengan jumlah 4 item pertanyaan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala likert lima poin, dari skala 1 menunjukkan jawaban sangat tidak


(51)

setuju sampai dengan skala 5 menunjukkan jawaban sangat setuju. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi etika auditor.

Dari hasil pemaparan definisi operasional dan metode pengukuran variabel di atas, ringkasan hasil pemaparan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter Skala

Pengukuran Kualitas Hasil

Pemeriksaan (Y)

Kualitas hasil pemeriksaan adalah kemampuan auditor dalam menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system akuntansi kliennya.

Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas hasil laporan pemeriksaan

Ordinal

Pengalaman Kerja (X1)

Pengalaman kerja merupakan lamanya masa kerja auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan auditor.

Lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan

Ordinal

Independensi (X2) Independensi adalah sikap ketidak bergantungan seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya.

Independensi penyusunan program, independensi pelaksanaan pekerjaan, dan independensi pelaporan

Ordinal

Objektivitas (X3) Objektivitas merupakan sikap adil, tidak memihak, jujur, serta bebas dan tidak berada dibawah pengaruh pihak luar seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya.

Bebas dari benturan

kepentingan dan pengungkapan kondisi sesuai fakta

Ordinal

Integritas (X4) Integritas merupakan sikap transparan, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab seorang auditor terhadap pihak yang berkepentingan terkait tugas pemeriksaan yang sedang dilakukannya.

Kejujuran auditor, keberanian auditor, sikap bijaksana auditor, dan tanggung jawab auditor

Ordinal

Kompetensi (X5) Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan pengalaman seorang auditor terkait tugas pemeriksaan yang telah dilakukannya.

Mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus

Ordinal

Etika Auditor (X6)

Etika berkaitan dengan dasar perilaku seorang auditor yang melekat pada dirinya.

Imbalan yang diterima, organisasional, lingkungan keluarga, dan emotional quotient (EQ).


(1)

i. Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

x1 73 3.00 4.75 3.7141 .44081 .194

x2 73 3.00 4.78 3.7196 .44700 .200

x3 73 1.00 5.00 3.9768 .63433 .402

x4 73 2.71 4.64 3.9159 .40302 .162

x5 73 3.20 4.50 3.8466 .29818 .089

x6 73 2.50 5.00 3.9863 .51012 .260

Y 73 3.00 4.80 3.7164 .45308 .205

Valid N (listwise) 73

j. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 73

Normal Parametersa Mean .0000000

Std.

Deviation .48515164

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .077

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .852

Asymp. Sig. (2-tailed) .462

a. Test distribution is Normal.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

k. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.820 4.084 1.180 .242

x1 -.082 .059 -.107 -1.386 .170 .570 1.755

x2 -.085 .043 -.170 -1.977 .052 .457 2.187

x3 -.019 .054 -.021 -.352 .726 .939 1.065

x4 -.116 .090 -.145 -1.293 .200 .271 3.684

x5 1.706 .150 1.123 11.410 .000 .350 2.859

x6 -1.362 .221 -.614 -6.164 .000 .342 2.925


(3)

l. Uji Heteroskedastisitas

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6 res2

Spearman's rho x1 Correlation Coefficient 1.000 -.301** -.178 .252* .456** .018 -.020

Sig. (2-tailed) . .010 .131 .031 .000 .878 .864

N 73 73 73 73 73 73 73

x2 Correlation Coefficient -.301** 1.000 .156 .505** .262* .814** -.076

Sig. (2-tailed) .010 . .187 .000 .025 .000 .523

N 73 73 73 73 73 73 73

x3 Correlation Coefficient -.178 .156 1.000 -.057 -.082 .075 -.208

Sig. (2-tailed) .131 .187 . .633 .492 .530 .078

N 73 73 73 73 73 73 73

x4 Correlation Coefficient .252* .505** -.057 1.000 .763** .736** -.029

Sig. (2-tailed) .031 .000 .633 . .000 .000 .811

N 73 73 73 73 73 73 73

x5 Correlation Coefficient .456** .262* -.082 .763** 1.000 .545** .085

Sig. (2-tailed) .000 .025 .492 .000 . .000 .472

N 73 73 73 73 73 73 73

x6 Correlation Coefficient .018 .814** .075 .736** .545** 1.000 -.134

Sig. (2-tailed) .878 .000 .530 .000 .000 . .257

N 73 73 73 73 73 73 73

res2 Correlation Coefficient -.020 -.076 -.208 -.029 .085 -.134 1.000

Sig. (2-tailed) .864 .523 .078 .811 .472 .257 .

N 73 73 73 73 73 73 73

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

m. Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .881a .776 .756 2.238

a. Predictors: (Constant), x6, x1, x3, x5, x2, x4 b. Dependent Variable: Y

n. Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1147.446 6 191.241 38.181 .000a

Residual 330.581 66 5.009

Total 1478.027 72

a. Predictors: (Constant), x6, x1, x3, x5, x2, x4 b. Dependent Variable: Y


(5)

o. Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.820 4.084 1.180 .242

x1 -.082 .059 -.107 -1.386 .170

x2 -.085 .043 -.170 -1.977 .052

x3 -.019 .054 -.021 -.352 .726

x4 -.116 .090 -.145 -1.293 .200

x5 1.706 .150 1.123 11.410 .000

x6 -1.362 .221 -.614 -6.164 .000

a. Dependent Variable: Y

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

Lampiran 5

Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

Nama: ARINI ASHAL LUBIS

NIM: 127017092

Program Studi: MAGISTER AKUNTANSI

Fakultas: EKONOMI

Universitas: SUMATERA UTARA

Kegiatan

Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari

2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan penyusunan dan bimbingan proposal

Kolokium

Pengumpulan Data

Pengelolahan Data

Penyusunan Laporan

Hasil

Penelitian dan bimbingan

Seminar Hasil

Perbaikan Seminar Hasil


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

1 27 66

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, INTEGRITAS, PENGALAMAN KERJA, DAN ETIKA Pengaruh Kompetensi, Independensi, Integritas, Pengalaman Kerja, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta dan Yogyakarta).

1 7 15

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, INTEGRITAS, PENGALAMAN KERJA, DAN ETIKA Pengaruh Kompetensi, Independensi, Integritas, Pengalaman Kerja, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta dan Yogyakarta).

0 2 19

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, OBYEKTIFITAS, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, AKUNTABILITAS DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP Pengaruh Pengalaman Kerja, Obyektifitas, Independensi, Kompetensi, Akuntabilitas Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus pada

0 2 15

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDITOR (STUDI KASUS BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA).

0 1 23

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Hasil Pemeriksaan - Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Auditor BPKP Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 1 16

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 0 16