PERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PENUGASAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA SEDERHANA: Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung.

(1)

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PENUGASAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA SEDERHANA

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Widya Vera Lusiana 0900880

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


(2)

Widya Vera Lusiana, 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi

dengan Metode Penugasan Terhadap

Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen

Pengolah Angka Sederhana

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung)

Oleh

Widya Vera Lusiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Widya Vera Lusiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013


(3)

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

WIDYA VERA LUSIANA 0900880

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PENUGASAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA SEDERHANA

(Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh : PEMBIMBING 1

Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd 19620207 198703 1 001

PEMBIMBING 2

Dr. Laksmi Dewi, M.Pd 19770613 200112 2 001

Mengetahui,


(4)

Widya Vera Lusiana, 2013

Dr. Toto Ruhimat, M. Pd 19591121 198503 1 001

Dr. Rusman, M.Pd 19720505 199802 1 001


(5)

ABSTRAK

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi dengan Metode Penugasan terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana. (Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung)

Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya siswa memiliki kemampuan yang maksimal dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana, karena kemampuan tersebut memiliki manfaat yang besar untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hariyang membutuhkan pengolahan angka. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana. Lebih rinci tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah: 1) Memperoleh informasi tentang perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana.2) Memperoleh informasi tentang perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif bentuk pilihan ganda dan observasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster Sampling. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Adapun secara khusus kesimpulannya adalah 1). terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. 2) terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Hasil temuan ini memberikan rekomendasi kepada Sekolah, Pendidik dan Peneliti selanjutnya.

Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Metode Penugasan, Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana, Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.


(6)

ABSTRACT

Comparison of the Effectiveness of the Demonstration Method with the Method of Assignment to Increased Ability to Make Simple Figures for Processing Documents. (Quasi Experiments on Subject of Information Technology and Communication In Junior High 8th Grade State 1 bandung)

The background of this research is the importance of students having maximum ability in making documents simple numeric processing, because of the ability to have great benefits to apply to everyday life that require processing rates. The general objective of the research is to know the difference between significant effectiveness demonstration method with methods of assignment against the increase in students ability in making documents simple numeric processing. More detailed objectives specifically from the research is: 1) get information about the difference between significant effectiveness demonstration method with the method of assignment to an increase in student’ability in the aspect of understanding how to make simple figures for processing documents. 2) get information about the difference between significant effectiveness demonstration method with the method of assignment to an increase in student’ability in the application of aspects of how to create a simple numeric processing documents. The methods used in this research was quasi experiment method with nonequivalent control group research design. Instrument in this research is the objective from of multiple choice tests and observations. Sampling in this research using cluster sampling. In general it can be concluded that there is a significant difference in effectiveness between the demonstration method with method of the assignment against the increase in student ability in making a simple numeric processing documents on subjects of information technology and communication. As for the point is specifically: 1) There is a significant difference in effectiveness between the demonstration method with methods of the assignment against the increase in students ability in the aspect of understanding how to make simple figures for processing documents. 2) There is a significant difference in effectiveness between the demonstration method with methods of the assignment against the increase in students ability in the application of aspects of how to create a simple numeric processing documents. The results of this research provide recommendations to schools, educators and researchers next.

keywords : Method Demonstrations, Method of Assignment, Ability to make simple figures for processing documents, subjects Information and Communication technology


(7)

v

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoretis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 9

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 10

A. Konsep Pembelajaran ... 10

1. Hakekat Pembelajaran ... 10

2. Prinsip Pembelajaran ... 12

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ... 14

4. Komponen-komponen Pembelajaran ... 16

B. Metode Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 18


(8)

vi

Widya Vera Lusiana, 2013

3. Pemilihan dan Penentuan Metode Pembelajaran ... 21

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran ... 21

C. Metode Demonstrasi ... 22

1. Hakikat Metode Demonstrasi ... 22

2. Prinsip Penggunaan Metode Demonstrasi ... 23

3. Tahap Pembelajaran Metode Demonstrasi... 24

4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 25

D. Metode Penugasan ... 26

1. Hakikat Metode Penugasan ... 26

2. Tahap Pembelajaran Metode Penugasan ... 26

3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Penugasan ... 27

E. Hasil Belajar ... 27

F. Karakteristik Mata Pelajaran TIK ... 32

1. Latar Belakang Mata Pelajaran TIK ... 32

2. Tujuan Mata Pelajaran TIK ... 32

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran TIK ... 33

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran TIK ... 33

G. Kesulitan Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi... 33

H. Analisis Kebutuhan Metode Pembelajaran dalam Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 34

I. Asumsi ... 34

J. Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Populasi Penelitian ... 37

3. Sampel Penelitian ... 38


(9)

vii

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan

C. Metode Penelitian... 40

D. Definisi Operasional... 41

E. Instrumen Penelitian... 42

1. Tes Objektif ... 42

2. Observasi ... 43

F. Teknik Pengembangan Instrumen ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 48

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 49

4. Daya Pembeda ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 55

1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Homogenitas ... 56

3. Uji Hipotesis ... 56

H. Prosedur Penelitian... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ... 61

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 61

2. Uji Hipotesis ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh siswa agar terjadi pengalaman belajar yang dapat meningkatkan taraf hidup, baik keterampilan, wawasan, serta kepribadian yang diperlukan. Begitu pentingnya pendidikan, maka pemerintah menyediakan fasilitas belajar berupa lembaga pendidikan dan guru dalam rangka mengembangkan potensi siswa. Hal tersebut, sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni :

Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Potensi siswa dikembangkan dengan cara belajar tekun dan sungguh-sungguh, agar dapat menambah wawasan dan menggali kemampuan yang dimiliki siswa. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh siswa untuk mengubah tingkah laku secara keseluruhan yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa, siswa memiliki naluri untuk berubah ke arah yang lebih baik. Hamalik (2001:27) mengungkapkan bahwa “Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakukan”.

Pengalaman belajar tersebut, diperoleh siswa melalui beberapa tahapan proses pendidikan dimulai dari jenjang Taman Kanan-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum


(11)

(SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga di jenjang perguruan tinggi.

Memasuki abad ke-21, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan alam dan sosial, lebih dari itu siswa juga dituntut untuk menguasai bidang teknologi informasi dan komunikasi yang sudah berkembang pesat dan berpengaruh terhadap aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktifitas manusia banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi tersebut secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Contohnya, di zaman sekarang sumber belajar siswa tidak hanya guru, teknologi seperti komputer dan internet dapat dijadikan alternatif sumber belajar yang secara berkesinambungan, dapat membantu siswa untuk lebih mengembangkan wawasan secara luas.

Dapat disadari, bahwa banyak sekali alat-alat teknologi informasi dan komunikasi, yang tersebar bahkan secara tidak langsung, manusia justru sudah semakin terpengaruh oleh penggunaan teknologi. Pengaruh tersebut ada yang sifatnya positif, maupun negatif. Maka dari itu, untuk meminimalisir adanya pengaruh negatif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa, pendidikan harus mampu membuat siswa dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tersebut secara arif.

Dari landasan tersebut, maka setiap jenjang pendidikan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) diberikan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mata pelajaran TIK diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai oleh siswa agar dapat mengikuti perubahan yang sangat cepat dapat terjadi di zaman globalisasi ini. Hasil-hasil TIK banyak membantu manusia untuk dapat belajar dengan efektif dan efisien.

Tujuan dari mata pelajaran TIK sebagaimana yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, yakni :


(12)

Siswa memiliki kemampuan memahami teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, serta menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Implementasi dari mata pelajaran TIK ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, khususnya pada bidang studi TIK. Standar isi untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII semester 2, yakni :

Memiliki standar kompetensi menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi, sedangkan kompetensi dasarnya yakni dapat mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah angka, menjelaskan fungsi menu dan ikon pada program pengolah angka, menggunakan menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah angka, serta dapat membuat dokumen pengolah angka sederhana.

Berdasarkan pada standar isi tersebut, yang harus dikuasai oleh siswa diantaranya adalah dapat membuat dokumen pengolah angka sederhana. Kompetensi ini berhubungan dengan teknik pengolah angka dengan memanfaatkan program Microsoft Excel. Agar siswa dapat mencapai kompetensi tersebut, maka proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan maksimal. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan guru, siswa, metode serta komponen lain yang mendukung untuk pencapaian kompetensi pembelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2009:137) yang menyatakan “Dimana didalam pembelajaran akan terdapat komponen -komponen sebagai berikut : tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak didik/siswa, dan adanya pendidik/guru”.

Komunikasi dalam proses pembelajaran akan efektif apabila pesan yang akan disampaikan guru kepada siswa dapat diterima dengan baik. Dengan demikian, diperlukan upaya dari guru untuk mencari teknik pembelajaran yang efektif dan efisien yang dapat membantu mentransformasikan pesan


(13)

yang akan disampaikan, salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran, yang diharapkan dapat menjembatani komunikasi yang maksimal antara guru, bahan ajar, siswa, serta lingkungan belajar.

Namun, upaya tersebut di atas faktanya masih kurang dirasakan ketika melakukan observasi di lapangan. Berdasarkan pengamatan pada saat melakukan analisis di lapangan, pendidik masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang merangsang siswa untuk aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, banyak siswa yang kurang memerhatikan pemaparan yang disampaikan guru ketika dilakukan secara verbal, sehingga perhatian siswa terhadap mata pelajaran TIK kurang.

Selain itu, observasi yang telah dilakukan juga menemukan bahwa siswa tidak antusias untuk mengikuti mata pelajaran TIK dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung dikarenakan guru yang tidak memiliki teknik pembelajaran yang kurang baik, sehingga ketika materi disampaikan secara konvensional, timbul rasa bosan dari siswa untuk mengikuti pembelajaran. Tidak antusias dari siswa tersebut di tunjukkan dengan ketika mata pelajaran TIK sedang berlangsung, siswa mengerjakan tugas mata pelajaran lain.

Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal, pada ulangan harian mengenai materi membuat dokumen pengolah angka sederhana, 52% dari total keseluruhan siswa yang berjumlah 481 orang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 78.

Hasil analisis lain dari lapangan juga, menemukan bahwa guru lebih banyak memberikan tugas berupa mengerjakan soal-soal kepada siswa, hasil dari tugas tersebut kemudian dikumpulkan minggu selanjutnya, untuk kemudian dipaparkan di depan kelas/laboratorium. Dengan begitu, proses pembelajaran oleh siswa lebih banyak dilakukan diluar jam pelajaran TIK daripada melaksanakan proses pembelajaran di kelas atau laboratorium komputer. Sehingga, peneliti memiliki persepsi apabila pendidik tidak memiliki teknik pembelajaran yang tepat terutama dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana, siswa tidak akan memahami, padahal begitu


(14)

banyak manfaat yang bisa didapatkan, ketika dapat membuat dokumen pengolah angka. Karena pada pengolah angka Microsoft excel ini, banyak sekali cara-cara untuk mengolah data angka dengan memanfaatkan rumus (fungsi) yang dapat dikerjakan oleh siswa dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, ketika siswa belajar secara maksimal bagaimana membuat dokumen pengolah angka sederhana, pada akhirnya kemampuan ini dapat diimplementasikan kepada mata pelajaran atau kebutuhan lainnya yang membutuhkan pengolahan angka.

Hasil wawancara tidak langsung yang dilakukan kepada salah satu siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung mengungkapkan bahwa mata pelajaran TIK sulit untuk dimengerti terutama untuk materi pengolah angka, sehingga pada saat di berikan tugas oleh guru, siswa tersebut memilih untuk tidak mengerjakan tugas (Sumber: hasil wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung, 2013).

Masalah-masalah yang ditemukan selama melakukan observasi ke lapangan, dapat digaris bawahi bahwa teknik penyajian materi dari guru sangat membantu siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Penyajian materi yang baik, akan mendorong siswa untuk mengasah kemampuan TIK, sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat menyatukan antara teori dan kenyataan, sehingga dapat memberikan kemampuan praktis kepada siswa. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran juga dapat memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. Sanjaya (2011:147), mengungkapkan bahwa, “metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”. Beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa metode pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2011: 61), bahwa persentase keterlaksanaan penerapan metode Quantum Learning pada tiap siklus mengalami peningkatan yaitu siklus I sebesar 58% , siklus II sebesar 71% dan siklus III sebesar 90% dengan interpretasi tinggi. Penelitian ini menekankan pada pokok bahasan Microsoft Excel pada Mata Pelajaran TIK.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2009:71), membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan menggunakan metode

Discovery lebih baik secara signifikan daripada siswa yang mendapatkan

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan model konvensional.

Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara signifikan metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh karena banyaknya jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu dalam proses pembelajaran. Maka, penelitian ini dimaksudkan untuk mencari jawaban apakah metode demonstrasi secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam membuat dokumen pengolah angka sederhana, dibandingkan dengan metode penugasan.

Demonstrasi adalah metode yang dipergunakan oleh pendidik atau guru dalam proses pembelajaran dengan cara memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Metode ini diharapkan mampu membuat siswa memahami dan pada akhirnya siswa dapat menerapkan materi yang sedang dipelajari. Pada penelitian ini, metode demonstrasi digunakan pada proses pembelajaran membuat dokumen pengolah angka sederhana, yang diharapkan secara signifikan mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal, khususnya pada ranah kognitif.

Sedangkan, metode penugasan adalah suatu teknik pembelajaran yang diberikan kepada siswa, dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar, baik itu di dalam kelas maupun di luar. Metode ini dapat membantu guru, ketika materi pelajaran yang akan


(16)

disampaikan banyak, namun alokasi waktu belajar yang singkat. Sama halnya dengan metode demonstrasi, penggunaan metode penugasan pada penelitian digunakan pada proses pembelajaran membuat dokumen pengolah angka sederhana.

Merujuk pada latar belakang tersebut, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut : Perbandingan keefektifan metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan penelitian mencakup pada proses pembelajaran kurang merangsang siswa untuk terlibat aktif, kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran TIK yang disebabkan oleh penyampaian materi oleh guru dilakukan secara teoritis, serta guru tidak memilih metode yang tepat sehingga minat belajar siswa tidak maksimal.

Permasalahan pokok yang akan dikaji pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung?”

Mengingat permasalahan di atas masih terlalu luas, maka dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini, kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana dibatasi pada dua aspek, yakni aspek memahami dan menerapkan, secara lebih khusus masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana?


(17)

2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbedaan keefektifan metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana. Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah:

1. Memperoleh informasi tentang perbedaan efektivitas antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana.

2. Memperoleh informasi tentang perbedaan efektivitas antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan terutama bagi guru dan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Penjabaran manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan secara praktis, yakni:

1. Manfaat teoretis

Kajian penelitian terhadap bagaimana keefektifan penggunaan metode demonstrasi ini diharapkan dapat digunakan dengan maksimal, terutama untuk mata pelajaran TIK. Sehingga tujuan dari mata pelajaran TIK sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya dapat tercapai, dengan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan memahami teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan keterampilan untuk


(18)

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, serta menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Masalah yang diteliti, hanya terbatas pada kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana domain kognitif. Akan tetapi, pada domain psikomotor dan afektif perlu dilakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi berbagai pihak, diantaranya bagi:

a. Guru

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat penting diera globalisasi, menjadikan mata pelajaran ini dipandang perlu untuk dilakukan inovasi-inovasi agar teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dengan baik, khususnya oleh siswa. Dengan begitu, penelitian mengenai keefektifan penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru khususnya pada mata pelajaran TIK agar menjadi salah satu metode yang dapat dipilih sebagai penunjang pembelajaran

b. Sekolah

Dapat dijadikan pertimbangan oleh pihak sekolah dalam pengambilan kebijakan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik kepada siswa khususnya pada proses pembelajaran.

c. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswanya dalam pengembangan metode pembelajaran sehingga dapat relevan dengan tingkat kebutuhan sekolah.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bandung yang beralamat di Jalan Ksatrian No. 12 Tlp. (022) 6011429 Kota Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang akan diteliti. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Martono (2011:74) yang menyatakan, populasi merupakan “keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti”. Populasi pada penelitian ini adalah, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung yang mengikuti Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yaitu berjumlah 481 orang siswa dari 12 kelas.

Tabel 3.1 Populasi penelitian

Kelas Jumlah

VIII 1 41 Siswa

VIII 2 40 Siswa

VIII 3 41 Siswa

VIII 4 40 Siswa

VIII 5 40 Siswa

VIII 6 40 Siswa

VIII 7 40 Siswa


(20)

Kelas Jumlah

VIII 9 40 Siswa

VIII 10 40 Siswa

VIII 11 40 Siswa

VIII 12 39 Siswa

Jumlah 481 Siswa

3. Sampel Penelitian

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling karena sesuai dengan ciri khas dari metode penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah kuasi eksperimen dimana penentuan sampel tidak dilakukan secara random. Teknik Cluster Sampling ini adalah teknik dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kelompok-kelompok yang sudah ada sehingga peneliti menggunakan kelas yang sudah ada untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Menurut Bungin (2010:113) “Cluster Sampling tidak memilih individu-individu sebagai anggota unit

sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi.” Maka sampel yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 yang berjumlah 40 orang untuk kelas eksperimen dan siswa kelas VIII-5 yang berjumlah 40 orang untuk kelas kontrol.

Kelas VIII-8 dan kelas VIII-5 dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol karena kedua kelas tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama yakni dari tingkat prestasi belajar yang relatif homogen. Hal tersebut sesuai dengan rata-rata nilai Ujian Tengah Semester (UTS) kelas VIII-5 dan VIII-8, yakni sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rata-rata Nilai Ujian Tengah Semester (UTS)

VIII-8 VIII-5


(21)

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonequivalent

Control Group Design. Desain ini dipilih karena pemilihan sampel dari

populasi tidak dilakukan secara acak. Hal tersebut sesuai dengan ciri dari kuasi eksperimen yaitu tidak dilakukan penugasan random, melainkan melakukan pengelompokan yang telah dibentuk sebelumnya atau dengan kata lain sampel di pilih dari kelompok yang sudah terbentuk yakni kelas secara utuh. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:79) mengenai

Nonequivalent Control Group Design yakni “desain ini hampir sama dengan

Pretest-Postest Control Group Design hanya pada desain ini kelompok

eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random”.

Pada penelitian ini, yang menjadi kelompok eksperimen diberikan perlakukan menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan yang menjadi kelompok kontrol diberikan perlakukan menggunakan metode penugasan. Metode penugasan dilakukan dengan cara guru memberikan tugas kepada siswa secara kelompok, dan dikerjakan diluar jam pelajaran. Metode ini, menjadi pembanding dari metode demonstrasi.

Berikut adalah desain yang digunakan pada penelitian ini:

Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T2 X2 T2

(Sugiyono, 2011:116) Keterangan:

T1 : Pre-test T2 : Post-test

X1 : Perlakuan di Kelas Eksperimen dengan metode demonstrasi X2 : Perlakuan di Kelas Kontrol dengan metode penugasan

Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah menentukan kelas yang akan menjadi kelas ekperimen dan yang akan menjadi kelas kontrol.


(22)

Sebelum kedua kelas tersebut diberikan perlakukan menggunakan metode yang berbeda, terelebih dahulu diberikan pretest, kemudian diberikan perlakukan menggunakan metode demonstrasi untuk kelas eksperimen dan metode penugasan untuk kelas kontrol sebanyak 1 kali perlakuan. Setelah itu, pada tahap akhir kedua kelas tersebut diberikan posttest sehingga akan diperoleh selisih dari nilai prestest dan posttest.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menjawab masalah yang diangkat dan hasilnya dapat dijadikan evaluasi. Pada praktiknya, peneliti akan memilih satu metode yang dianggap efektif dan efisien dari segi keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Sehingga, peneliti memilih satu metode yang sesuai dengan data yang diperoleh serta masalah yang akan dipecahkan yakni dengan memilih metode penelitian kuasi eksperimen.

Pada metode penelitian kuasi eksperimen ini, siswa tidak merasa bahwa mereka sedang diteliti, sehingga diharapkan hasilnya akan lebih sesuai dengan fakta dilapangan. Pada metode ini, keberhasilan dari penelitian ini dapat terlihat dari pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakukan.

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif dikarenakan penelitian ini ditujukan untuk menguji teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan data menggunakan prosedur statistik. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah penggunaan metode demonstrasi dan metode penugasan, sedangkan untuk variabel terikat (Y) adalah hasil belajar ranah kognitif aspek pemahaman dan mengaplikasikan. Lebih jelas, hubungan kedua varaibel tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(23)

Tabel 3.3

Hubungan Antar Variabel Penelitian Variabel bebas

Variabel terikat

Penggunaan metode demonstrasi (X1)

penggunaan metode penugasan (X2)

Hasil belajar

ranah kognitif

(Y)

Pemahaman

(Y1) X1, Y1 X2, Y1

Penerapan

(Y2) X1, Y2 X2, Y2

Keterangan :

X1,Y1 = Efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana

X1,Y2 = Efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana

X2, Y1 = Efektivitas penggunaan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana

X2, Y2 = Efektivitas penggunaan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkah dan menghindari kesalahpahaman dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka makna dari istilah-istilah yang dipakai pada penelitian ini adalah :


(24)

1. Efektivitas

Efektivitas adalah suatu usaha atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, keefektifan berarti keberhasilan siswa terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran TIK.

1. Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dimana pendidik memperagakan langkah-langkah suatu proses kepada siswa.

Pada penelitian ini, metode demonstrasi oleh guru akan digunakan untuk memperlihatkan proses membuat dokumen pengolah angka sederhana pada program pengolah angka Microsoft Excel. Pada materi membuat dokumen pengolah angka sederhana, secara khusus dipelajari oleh siswa kelas VIII pada mata pelajaran TIK.

2. Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Dokumen pengolah angka sederhana merupakan pengelolaan data-data, khususnya untuk data berbentuk angka. Data-data tersebut diolah dalam lembar kerja pada program Microsoft Excel. Dalam program

Microsoft Excel ini, siswa mampu mengolah data angka dengan

memanfaatkan formula (fungsi), sehingga pengerjaannya lebih efektif dan efisien. Formula-formula yang ada pada program Microsoft Excel ini, terdiri dari formula, sum, average, max, min, count, counta,

countif, countblank, if, hlookup, dan vlookup. E. Instrumen Penelitian

1. Tes Objektif

Tes ini bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif berupa nilai-nilai yang dapat mengukur hasil belajar siswa. Bentuk tes objektif yang digunakan adalah soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (a, b, c, dan d). Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti pada


(25)

kognitif aspek memahami (C2) dan mengaplikasikan (C3). Tes objektif ini diberikan pada awal (pretest) dan akhir (posttest) setelah sebelumnya diberikan perlakuan penggunaan metode demonstrasi pada kelas ekperimen dan metode penugasan pada kelas kontrol.

Sebelum tes objektif tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu soal pilihan ganda tersebut di uji coba bukan pada kelas kontrol dan eksperimen, melainkan pada kelas lain yang masih merupakan satu populasi dengan sampel. Uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dari instrument tersebut sehingga tes objektif tersebut dapat dengan layak diberikan kepada sampel.

Tahap-tahap dari penyusunan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda ini adalah sebagai berikut:

a. Memilih jenis instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data penelitian.

b. Menentukan materi yang akan dipakai pada penelitian yang relevan dengan penggunaan metode demonstrasi.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen

d. Membuat soal tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban dan kunci jawabannya.

e. Peneliti melakukan konsultasi mengenai tes objektif yang telah dibuat kepada dosen dan guru bidang studi TIK

f. Uji coba instrumen

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, dan daya beda agar instrumen yang akan diberikan kepada sampel sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan sebagai penguat dari instrumen tes objektif yang telah dilakukan, sehingga data yang dihasilkan dapat lebih akurat. Observasi yang dilakukan mengacu pada pedoman atau format observasi agar hasilnya lebih akurat.


(26)

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. (Arifin, 2009:153)

Pada penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung dengan mengamati proses pembelajaran yang dilakukan di kelas atau laboratorium yang menggunakan metode demonstrasi, tujuannya adalah untuk mengemati bagaimana jalannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok eksperimen. Seperti yang diungkapkan oleh Arifin (2009:153), yakni :

Tujuan utama observasi adalah (1) untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun situasi buatan, (2) untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills).

Sehingga, dengan adanya observasi, dapat secara langsung dinilai, apakah proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi atau belum sesuai.

F. Teknik Pengembangan Instrumen

Sebelum dilakukan uji coba sebenarnya kepada sampel yang telah ditentukan oleh peneliti, terlebih dahulu instrumen penelitian berbentuk tes pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban di uji coba kepada kelas di luar sampel namun masih dalam lingkup poulasi yang sama. Uji coba ini dilakukan untuk menilai akurat atau tidak. Sehingga ketika tes tersebut diberikan kepada sampel, hasilnya dapat mewakili populasi. Teknik pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Sebagai langkah awal, tes objektif berbentuk pilihan ganda yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terlebih dahulu, soal pilihan ganda tersebut diuji ke sahihannya. Caranya adalah dengan


(27)

mengujicobakan soal tes objektif tersebut pada kelas lain, diluar dari kelas pada kelompok eksperimen dan kontrol.

Ada dua unsur penting dalam validitas ini. pertama, validitas menunjukkan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. (Arifin, 2009:247)

Pengujian validitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes korelasi product moment, yang rumusnya adalah :

{√ }{ }

(Arifin, 2009:254) Keterangan :

r : koefisien korelasi yang dicari

N : jumlah responden

X : jumlah jawaban item

Y : jumlah item keseluruhan

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria yang

diungkapkan oleh Zainal Arifin (2009:257), sebagai berikut : 0,81-1,00 = sangat tinggi

0,61-0,80 = tinggi 0,41-0,60 = cukup 0,21-0,40 = rendah

0,00-0,20 = sangat rendah

Setelah diperoleh koefisien korelasinya (r), selanjutnya dilakukan uji tingkat signifikansi dengan rumus uji t :

√ √

(Sugiyono, 2008:230) Keterangan :

t : nilai t hitung r : koefisien korelasi


(28)

n : jumlah banyak subjek

jika thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan

dk= n-2, maka soal tersebut dikatakan valid.

Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen. Uji coba instrumen dilakukan kepada kelas VIII-2 yang berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui validitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.4 Uji Validitas

No. Soal r hitung r tabel Validitas

1 0.654 0.312 Valid

2 0.621 0.312 Valid

3 0.518 0.312 Valid

4 0.443 0.312 Valid

5 0.683 0.312 Valid

6 0.397 0.312 Valid

7 0.318 0.312 Valid

8 0.449 0.312 Valid

9 0.583 0.312 Valid

10 0.299 0.312 Tidak Valid

11 0.366 0.312 Valid

12 0.602 0.312 Valid

13 0.336 0.312 Valid

14 -0.623 0.312 Tidak Valid

15 0.329 0.312 Valid

16 0.572 0.312 Valid

17 0.596 0.312 Valid

18 0.460 0.312 Valid

19 0.587 0.312 Valid


(29)

No. Soal r hitung r tabel Validitas

21 0.409 0.312 Valid

22 0.005 0.312 Tidak Valid

23 0.351 0.312 Valid

24 -0.114 0.312 Tidak Valid

25 0.056 0.312 Tidak Valid

26 0.591 0.312 Valid

27 0.701 0.312 Valid

28 0.597 0.312 Valid

29 0.594 0.312 Valid

30 0.472 0.312 Valid

31 0.452 0.312 Valid

32 0.462 0.312 Valid

33 0.111 0.312 Tidak Valid

34 0.336 0.312 Valid

35 0.318 0.312 Valid

36 0.338 0.312 Valid

37 0.331 0.312 Valid

38 -0.121 0.312 Tidak Valid

39 0.361 0.312 Valid

40 0.249 0.312 Tidak Valid

(Sumber : hasil penelitian dan hasil perhitungan, 2013) Berdasarkan hasil perhitungan, dari 40 soal yang telah diujicoba, hasilnya menunjukkan terdapat 10 soal yang dinyatakan tidak valid, yakni soal no 10, 14, 22, 24, 25, 33, 38, 40. Soal-soal tersebut tidak akan digunakan pada penelitian.

Dari hasil perhitungan data hasil uji coba alat pengumpul data dan pengujian tingkat signifikansinya, diperoleh data pada tabel berikut.


(30)

Tabel 3.5 Validitas Alat Ukur

r Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan

0.799 Tinggi 8.190 2.024 Signifikan

Koefisien korelasi r=0.799 diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antara jumlah skor benar soal ganjil dengan skor benar soal genap dari alat pengumpul data pada saat uji coba. Maka berdasarkan interpretasi, koefisien korelasi r=0.799 berada pada interpretasi tinggi.

Setelah koefisien korelasi diketahui, maka dilakukan uji signifikansi menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh hasil t hitung sebesar 8.190, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 0.05 dengan derajat kebebasan dk= n-2, yakni 2.024. Maka, t hitung> t tabel (8.190>2.024). Dapat disimpulkan, uji signifikansi alat pengumpul data adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Selain dilakukan pengujian validitas, instrumen yang akan diujikan pada kelas eksperimen juga terlebih dahulu harus di cari nilai ketepatannya. Maksudnya adalah ketika instrumen ini akan di ujikan pada kelompok lain maka akan memperoleh hasil yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda. Digunakan rumus Spearman Brown :

(Arifin, 2009:261) Keterangan : n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes =

Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui reliabilitas soal adalah sebagai berikut:


(31)

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas

rhitung rtabel Interpretasi Keterangan

0.899 0.312 Tinggi Reliabel

Dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas dari soal pilihan ganda adalah 0.899, sedangkan nilai rtabel dari n = 40 pada α = 0.05 adalah 0.312.

Dengan demikian nilai rhitung > rtabel. Maka instrument penelitian

dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Mencari tingkat kesukaran pada soal yang secara khusus pada penelitian ini adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda, memiliki tujuan agar peneliti memiliki tes yang tingkat kesukarannya tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sulit. Jika tes objektif tersebut terlalu mudah, siswa tidak akan terangsang untuk mengasah kemampuannya, namun jika sebaliknya maka siswa tersebut justru akan merasa putus asa yang akhirnya tes objektif tersebut tidak dikerjakan secara maksimal. Berdasarkan kepentingan tersebut, maka untuk mencari tingkat kesukaran tes objektif yang akan diberikan kepada sampel digunakan rumus :

(Arifin, 2009:266) Keterangan :

WL : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL : jumlah kelompok bawah

nH : jumlah kelompok atas

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Zainal Arifin (2009:270) yaitu :


(32)

b. Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang c. Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Soal

No. Soal Persentase Tingkat Kesukaran

Penafsiran

1 32% Sedang

2 27% Sedang

3 27% Sedang

4 23% Mudah

5 36% Sedang

6 41% Sedang

7 45% Sedang

8 55% Sedang

9 23% Mudah

10 27% Sedang

11 41% Sedang

12 32% Sedang

13 27% Sedang

14 73% Sukar

15 27% Sedang

16 27% Sedang

17 36% Sedang

18 41% Sedang

19 45% Sedang

20 23% Mudah

21 32% Sedang


(33)

23 36% Sedang

24 59% Sedang

No. Soal Persentase Tingkat Kesukaran

Penafsiran

25 73% Sukar

26 23% Mudah

27 36% Sedang

28 45% Sedang

29 36% Sedang

30 50% Sedang

31 32% Sedang

32 32% Sedang

33 55% Sedang

34 36% Sedang

35 32% Sedang

36 41% Sedang

37 27% Sedang

38 50% Sedang

39 27% Sedang

40 36% Sedang

Klasifikasi soal berdasarkan tingkat kesukarannya, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran

Soal

Nomor Soal Persentase

Mudah P 27% 4, 9, 20, 26 10%

Sedang P 28% - 72% 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, 40


(34)

Sukar P 73% 14, 25 5%

4. Daya Pembeda

Teknik pengembangan instrumen daya pembeda ini difungsikan untuk mengetahui sejauh mana tes objektif yang diberikan baik kepada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol dapat memberikan pernyataan bahwa tes objektif tersebut sudah menguasai kompetensi mengenai materi rumus (fungsi) atau belum. Menurut Zainal Arifin (2009:273), “semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi”. Untuk mengetahui koefisien daya pembeda pada setiap butir soal, maka digunakan rumus :

(Arifin, 2009:273) Keterangan :

DP : daya pembeda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n : 27% x N

Untuk melihat nilai signifikansi daya pembeda, maka dapat menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Zainal Arifin, 2009:274), yakni:


(35)

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Daya Pembeda

Index of Discrimination Item Evaluation

0,40 and up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement

Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision

(Arifin, 2009:274) Berdasarkan hasil pengujian instrumen uji coba. dapat dilihat daya pembeda dari instrumen ini, yakni:

Tabel 3.10

Daya Pembeda Uji Instrumen

No WL WH WL+WH WL-WH DP Penafsiran

1 7 0 7 7 0.65 Sangat baik

2 6 0 6 6 0.56 Sangat baik

3 6 0 6 6 0.56 Sangat baik

4 5 0 5 5 0.46 Sangat baik

5 8 0 8 8 0,74 Sangat baik

6 8 1 9 7 0.83 Sangat baik

7 7 3 10 4 0.93 Sangat baik

8 10 2 12 8 1.11 Sangat baik

9 5 0 5 5 0.46 Sangat baik

10 4 2 6 2 0.56 Sangat baik

11 7 2 9 6 0.83 Sangat baik

12 6 1 7 5 0.65 Sangat baik


(36)

14 5 11 16 6 1.48 Sangat baik

No WL WH WL+WH WL-WH DP Penafsiran

15 4 2 6 2 0.56 Sangat baik

16 5 1 6 4 0.56 Sangat baik

17 7 1 8 6 0.74 Sangat baik

18 7 2 9 5 0.83 Sangat baik

19 8 2 10 6 0.93 Sangat baik

20 5 0 5 5 0.46 Sangat baik

21 7 0 7 7 0.65 Sangat baik

22 7 7 14 0 1.30 Sangat baik

23 6 2 8 4 0.74 Sangat baik

24 6 7 13 1 1.20 Sangat baik

25 8 8 16 0 1.48 Sangat baik

26 4 1 5 3 0.46 Sangat baik

27 8 0 8 8 0.74 Sangat baik

28 8 2 10 6 0.93 Sangat baik

29 7 1 8 6 0.74 Sangat baik

30 8 3 11 5 1.02 Sangat baik

31 6 1 7 5 0.65 Sangat baik

32 6 1 7 5 0.65 Sangat baik

33 6 6 12 0 1.11 Sangat baik

34 7 1 8 6 0.74 Sangat baik

35 6 1 7 5 0.65 Sangat baik

36 7 2 9 5 0.83 Sangat baik

37 6 0 6 6 0.56 Sangat baik

38 5 6 11 1 1.02 Sangat baik

39 5 1 6 4 0.56 Sangat baik


(37)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah tahapan yang dilakukan setelah data-data dari siswa yang dijadikan sampel telah terkumpul. Setelah data dari responden terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan perhitungan statistik untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah ditentukan oleh peneliti. Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah cara atau teknik yang dilakukan oleh peneliti yang dilakukan untuk menguji keabsahan/normalitas sampel. Setelah data diperoleh maka uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov dengan cara membandingkan data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Pengujian normalitas ini menggunakan bantuan program pengolah data SPSS 17 (Statistical Passage for Social Science). Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan memasukkan data hasil penelitian aspek memahami kelompok eksperimen, aspek memahami kelompok kontrol, aspek mengaplikasikan kelompok eksperimen, serta aspek mengaplikasikan pada kelompok kontrol. Kemudian melakukan analyze dengan memilih non parametric tes sample K-S. Setelah diperoleh hasil, diketahui bahwa jika signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal, namun jika signifikansi di bawah 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Tahap selanjutnya adalah melakukan uji signifikansi untuk mengetahui tingkat perbedaan rata-rata skor dari kelompok eksperimen dan kontrol. Uji signifikansi ini menggunakan uji-t independent. Jika, nilai signifikansi lebih dari 0.05, maka terdapat perbedaan skor rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, jika kurang dari 0.05 maka tidak terdapat perbedaan skor rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol.


(38)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui keseragaman penelitian. Uji homogentias dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program pengolah data SPSS 17 (Statistical Passage for Social Science) dengan menggunakan uji Levene Test. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probablitas < 0.05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis khusus pertama dan kedua pada penelitian ini digunakan rumus uji-t independen dua rata-rata (t-test independent) dibantu dengan menggunakan program data SPSS 17 (Statistical Passage

for Social Science). Yang dibandingkan adalah gain skor pretest dan posttest sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan

metode demonstrasi pada kelas eksperimen dan metode penugasan pada kelompok kontrol baik secara keseluruhan maupun setiap aspek, yakni aspek memahami dan mengaplikasikan. Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji signifikansi hasil penelitian berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel.

Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu, daerah penolakan hipotesis terdapat pada daerah negative dan positif dengan batas ttabel. Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 80, maka dapat

diketahui bahwa ttabel dengan dk (80-2) dan tingkat kepercayaan 95%

sebesar 1.991. Kriterianya apabila –ttabel ≥ thitung≥ + ttabel, maka H0 ditolak


(39)

H. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum penelitian sampai penelitian terlaksana. Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :

a. Perencanaan penelitian 1) Memilih masalah

2) Studi pendahuluan ke lapangan 3) Merumuskan masalah

4) Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel penelitian yakni metode pembelajaran demonstrasi dan hasil belajar pada ranah kognitif, aspek memahami dan mengaplikasikan.

5) Memilih populasi dan sampel penelitian

6) Melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran TIK 7) Menetapkan kompetensi dasar dan materi ajar yang sesuai 8) Membuat dan mengembangkan instrumen

9) Menyusun kisi-kisi instrumen 10) Melaksanakan expert judgement

11) Melaksanakan uji coba instrument pada kelas VIII-2 SMPN 1 Bandung tahun pelajaran 2012/2012

12) Memberikan Pre-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai kelompok eksperimen, yakni:

1. Kegiatan awal

a) Berdoa menurut kepercayaan masing-masing dipimpin oleh ketua kelas.

b) Bertanya kepada sekretaris siswa yang tidak hadir

c) Mengatur posisi duduk, agar siswa dapat melihat dengan jelas jalannya proses pembelajaran.

d) Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(40)

e) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti

a) Eksplorasi

Memberikan tugas analisis kasus yang berkaitan dengan pokok materi rumus (fungsi). Tugas ini diberikan untuk menggali kemampuan awal siswa mengenai materi rumus (fungsi) sum,

average, max, min, count, counta, countif, countblank, hlookup, vlookup dan if pada program pengolah angka Microsoft Excel.

b) Elaborasi

(1) Menunjukkan fungsi dari rumus (fungsi) sum, average,max dan min dalam perangkat lunak pengolah angka.

(2) Menunjukkan fungsi dari rumus (fungsi) count, counta,countif dan countblank dalam perangkat lunak

pengolah angka

(3) Menunjukkan fungsi dari rumus (fungsi) hlookup, vlookup dan if dalam perangkat lunak pengolah angka

(4) Mencontohkan penggunaan rumus (fungsi) sum, average,max dan min dalam perangkat lunak pengolah angka

(5) Mencontohkan penggunaan rumus (fungsi) count, counta,countif dan countblank dalam perangkat lunak

pengolah angka

(6) Mencontohkan penggunaan rumus (fungsi) hlookup, vlookup dan if dalam perangkat lunak pengolah angka

(7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan ulang. Jika masih belum paham, guru harus mengulangi langkah-langkah demonstrasi mengenai fungsi dan penggunaan rumus (fungsi) dengan rinci.

(8) Untuk menguatkan pemahaman materi, siswa difasilitasi untuk mempraktikkan rumus (fungsi) tersebut.


(41)

c) Konfirmasi

Membuka sesi tanya-jawab untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dari siswa mengenai materi yang sebelumnya telah didemonstrasikan.

3. Penutup

Mengecek hasil dan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan bertujuan untuk mengecek kemajuan dan dampak demonstrasi. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode penugasan sebagai kelompok kontrol, yakni:

1. Kegiatan Awal

a. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing dipimpin oleh ketua kelas.

b. Bertanya kepada sekretaris siswa yang tidak hadir

c. Mengatur posisi duduk, agar siswa dapat melihat dengan jelas jalannya proses pembelajaran.

d. Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

e. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Memberikan informasi secara ringkas mengenai rumus (fungsi) sum, average, max, min.

- Memberikan informasi secara ringkas mengenai rumus (fungsi) count, counta, countif, countblank

- Memberikan informasi secara ringkas mengenai rumus (fungsi) hlookup, vlookup, if

b. Elaborasi

- Memberikan tugas kepada siswa secara mandiri untuk merangkum semua materi mengenai rumus (fungsi) sum, average, max, min, count, counta, countif, countblank, hlookup, vlookup, dan if


(42)

- Siswa diberikan tugas untuk mempraktikkan sendiri mengenai rumus (fungsi) tersebut secara mandiri, kemudian hasilnya di

screenshoot.

c. Konfirmasi

Guru memberikan penilaian mengenai tugas yang telah diberikan pada pertemuan selanjutnya. Sebagai umpan balik. siswa mengerjakan posttest.

3. Penutup

- Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan tentang indikator yang telah dijelaskan pada eksplorasi

- Guru memberikan garis besar materi yang akan dibahas minggu selanjutnya

c. Melaksanakan Post-test pada kelompok kontrol dan eksperimen d. Pengolahan data hasil penelitian

e. Membuat kesimpulan hasil laporan

f. Pelaporan hasil penelitian yang mengacu pada kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah yang telah ditentukan.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian hipotesis, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini ditunjukkan dengan siswa pada kelompok yang menggunakan metode demonstrasi memperoleh hasil posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode penugasan. Secara lebih khusus hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Selain itu, adanya penggunaan metode demonstrasi dapat membantu siswa untuk menghindari verbalisme, yakni menghindari siswa untuk tidak hanya sekedar mengingat lalu kemudian melupakan materi tersebut, tetapi siswa tersebut harus mampu memahami, sehingga dapat dirasakan manfaat dari belajar membuat dokumen pengolah angka sederhana.

2. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan antara sebelum diberi


(44)

perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Selain itu, dengan penggunaan metode demonstrasi, siswa secara langsung mengamati proses dari langkah-langkah untuk membuat dokumen pengolah angka ini secara terperinci. Sehingga, dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan pengolahan data berupa angka.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian, bahwa Penggunaan metode demonstrasi memiliki efektivitas lebih tinggi terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VIII, baik dilihat dari kemampuan dalam aspek pemahaman dan penerapan. Maka peneliti mencoba memberikan sarani sebagai berikut.

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki keefektifan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VIII. Dengan demikian disarankan kepada pendidik untuk melakukan tahapan-tahapan metode demonstrasi sesuai dengan aturan-aturan dari tahapan pelaksanaan demonstrasi. Tahapan metode demonstrasi tersebut yakni merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mempersiapkan garis besar pelaksanaan demonstrasi, melakukan uji coba demonstrasi, mengatur tempat duduk siswa dan memberikan aturan-aturan yang harus dicermati siswa selama meengamati demonstrasi, melakukan demonstrasi yang dapat merangsang siswa untuk berfikir, Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa, akhiri dengan pemberian tugas kepada siswa. Sehingga, metode demonstrasi ini dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa, agar mendapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.

2. Penelitian ini baru terbatas pada kemampuan aspek pemahaman dan aspek penerapan. Sehingga, diharapkan metode demonstrasi ini dapat juga


(45)

mengukur aspek kognitif lainnya, seperti mengukur kemampuan pada aspek mengingat, menganalisis, evaluasi, dan membuat. Selain itu, materi yang digunakan juga tidak terbatas pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pokok bahasan membuat dokumen pengolah angka sederhana saja, namun dapat juga diimplementasikan pada mata pelajaran dan materi lainnya.

3. Subjek penelitian lainnya, yang mungkin masih belum bisa dilengkapi pada penelitian ini, dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya adalah penggunaan variasi metode pembelajaran lebih dari satu dalam proses belajar-mengajar. Karena semakin banyak metode yang bisa divariasikan sebagai salah satu strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran, proses belajar akan lebih membuat siswa untuk memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2010). Menjadi Guru profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Bungin, B. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dimyati, & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineke Cipta. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineke Cipta.

Fathurrohman, P., & Sutikno, M. S. (2009). Strategi Belajar Mengajar melalui

penanaman konsep umum & islami. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, O. (2001). proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Handayani, A. (2011). Penerapan Metode Quantum Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi siswa kelas VIII Mts. Multazam Bandung. Skripsi

pada FIP UPI Bandung :: tidak diterbitkan.

Ibrahim, R., & S, Nana Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Makarao, N. R. (2009). Metode Mengajar dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Murtiningsih, S. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan : Teori Pendidikan Radikal

Paulo Freire. Magelang: RESIST Book.

DEPDIKNAS. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: BSNP.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(47)

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Tim MKDP Jurusan Kurikulum dan Tekonologi Pendidikan. (2009). Kurikulum &

Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP.

Rachmawati, R. P. (2009). Penerapan Metode Discovery Dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :: tidak

diterbitkan.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

---(2010). model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slameto. (1995). belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. (1996). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode

R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

---. (1999). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

---.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

---. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanti, M. N. (2010). statistik deskriptif dan induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syamsudin, M. A. (2002). Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Wulan, Ana Ratna.(2012).Taksonomi Bloom Revisi.[Online].Tersedia:


(48)

(1)

90

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian hipotesis, secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini ditunjukkan dengan siswa pada kelompok yang menggunakan metode demonstrasi memperoleh hasil posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode penugasan. Secara lebih khusus hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode

demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan

kemampuan siswa dalam aspek pemahaman cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam aspek pemahaman antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Selain itu, adanya penggunaan metode demonstrasi dapat membantu siswa untuk menghindari verbalisme, yakni menghindari siswa untuk tidak hanya sekedar mengingat lalu kemudian melupakan materi tersebut, tetapi siswa tersebut harus mampu memahami, sehingga dapat dirasakan manfaat dari belajar membuat dokumen pengolah angka sederhana.

2. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara metode

demonstrasi dengan metode penugasan terhadap peningkatan

kemampuan siswa dalam aspek penerapan cara membuat dokumen pengolah angka sederhana. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam aspek penerapan antara sebelum diberi


(2)

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Selain itu, dengan penggunaan metode demonstrasi, siswa secara langsung mengamati proses dari langkah-langkah untuk membuat dokumen pengolah angka ini secara terperinci. Sehingga, dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan pengolahan data berupa angka.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian, bahwa Penggunaan metode demonstrasi memiliki efektivitas lebih tinggi terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VIII, baik dilihat dari kemampuan dalam aspek pemahaman dan penerapan. Maka peneliti mencoba memberikan sarani sebagai berikut.

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki keefektifan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan membuat dokumen pengolah angka sederhana pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VIII. Dengan demikian disarankan kepada pendidik untuk melakukan tahapan-tahapan metode demonstrasi sesuai dengan aturan-aturan dari tahapan pelaksanaan demonstrasi. Tahapan metode demonstrasi tersebut yakni merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mempersiapkan garis besar pelaksanaan demonstrasi, melakukan uji coba demonstrasi, mengatur tempat duduk siswa dan memberikan aturan-aturan yang harus dicermati siswa selama meengamati demonstrasi, melakukan demonstrasi yang dapat merangsang siswa untuk berfikir, Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa, akhiri dengan pemberian tugas kepada siswa. Sehingga, metode demonstrasi ini dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa, agar mendapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.

2. Penelitian ini baru terbatas pada kemampuan aspek pemahaman dan aspek penerapan. Sehingga, diharapkan metode demonstrasi ini dapat juga


(3)

92

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur aspek kognitif lainnya, seperti mengukur kemampuan pada aspek mengingat, menganalisis, evaluasi, dan membuat. Selain itu, materi yang digunakan juga tidak terbatas pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pokok bahasan membuat dokumen pengolah angka sederhana saja, namun dapat juga diimplementasikan pada mata pelajaran dan materi lainnya.

3. Subjek penelitian lainnya, yang mungkin masih belum bisa dilengkapi pada penelitian ini, dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya adalah penggunaan variasi metode pembelajaran lebih dari satu dalam proses belajar-mengajar. Karena semakin banyak metode yang bisa divariasikan sebagai salah satu strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran, proses belajar akan lebih membuat siswa untuk memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi.


(4)

93

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2010). Menjadi Guru profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Bungin, B. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Dimyati, & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineke Cipta. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineke Cipta.

Fathurrohman, P., & Sutikno, M. S. (2009). Strategi Belajar Mengajar melalui

penanaman konsep umum & islami. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, O. (2001). proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Handayani, A. (2011). Penerapan Metode Quantum Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi siswa kelas VIII Mts. Multazam Bandung. Skripsi

pada FIP UPI Bandung :: tidak diterbitkan.

Ibrahim, R., & S, Nana Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Makarao, N. R. (2009). Metode Mengajar dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Murtiningsih, S. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan : Teori Pendidikan Radikal

Paulo Freire. Magelang: RESIST Book.

DEPDIKNAS. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: BSNP.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(5)

94

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim MKDP Jurusan Kurikulum dan Tekonologi Pendidikan. (2009). Kurikulum &

Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP.

Rachmawati, R. P. (2009). Penerapan Metode Discovery Dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :: tidak

diterbitkan.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

---(2010). model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme

guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slameto. (1995). belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. (1996). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode

R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

---. (1999). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

---.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

---. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanti, M. N. (2010). statistik deskriptif dan induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syamsudin, M. A. (2002). Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Wulan, Ana Ratna.(2012).Taksonomi Bloom Revisi.[Online].Tersedia:


(6)

Widya Vera Lusiana, 2013

Perbandingan Efektivitas Metode Demonstrasi Dengan Metode Penugasan Terhadap Peningkatan Kemampuan Membuat Dokumen Pengolah Angka Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui metode demonstrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013-2014

2 13 82

Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh Kelas VII Di Madrasah Islamiyah Ciputat

2 35 155

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

0 0 17

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA E-COMIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK): Studi Kuasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Pada Materi Menggunakan Menu dan Ikon P

0 0 40

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK): Studi quasi eksperimen di kelas VII SMP Negeri 43 Bandung pada materi menjela

0 0 46

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN E-MODUL DENGAN MODUL TERCETAK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA POKOK BAHASAN MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA SEDERHANA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 42

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Kota Sukabumi.

0 1 44

PENINGKATAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ( TIK ) DENGAN METODE DEMONSTRASI YANG DISERTAI LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

0 0 1

UPAYA MENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII D DENGAN METODE TEAM TEACHING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP NEGERI 1 TEGALREJO.

0 0 158