Upaya meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui metode demonstrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013-2014

(1)

MELALUI METODE DEMONSTRASI

DI KELAS III MI NURUL HUDA SAWANGAN DEPOK

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ABDUL WAHAB

NIM : 1811018300058

`

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH /

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi di Kelas III MI Nurul Huda

Sawangan

Depok 2013/2014.”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan membaca Puisi

melalui metode demostrasi siswa keals III MI Nurul Huda.

Metode yang digunakan penelitian yakni penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus

I dansiklus II. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2014 di MI

Nurul Huda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,

dokumentasi, dan tes.

Hasil penelitian ini berupa data nilai

pretest

membaca puisi melalaui metode

demostrasi dari aspek lafal, nada suara dan aspek ekspresi atau penghayatan. Dari hasil

siklus I diperoleh hasil rata-rata siswa 72,1 % dengan tingkat ketuntasan 62,5%. Dan

pada siklus II diperoleh hasil rata-rata siswa 77,8 dengan tingkat ketuntasan 91,7 %.

Sedangkan hasil tes membaca puisi sebelum menggunakan penerapan metode

demonstrasi diperoleh hasil rata-rata siswa 64,4 dengan tingkat ketuntasan 58,3 %.

Respon siswa terhadap pembelajaran ini sangat positif, terlihat dari peningkatan yang

terjadi pada

pretest

, siklus I, dan siklus II. Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat

peningkatan keterampilan membaca Puisi melalui metode demostrasi siswa keals III MI

Nurul Huda tahun pelajaran 2013/2014.


(7)

i

Abdul Wahab, NIM 1811018300058, “Effort

to Increase the Ability of Recite the

Poetry Through Demonstration Method in Class III MI Nurul Huda, Sawangan, Depok,

2013/2014

.”

The purpose of this research is to describe the ability to recite the poetry through

demonstration method on student class III MI Nurul Huda. Method that is used in this research is

Classroom Action Research which is consists of cycle I and cycle II. Every cycle consist of

planning stage, observation action implementation, and reflection.

This research is conducted on January to March 2014 in MI Nurul Huda. The data

collection method used is interview, observation, documentation, and test.

The result of this research is in the form of data of recite poetry

siklus I

score through

demonstration method, from prounoun, inflection and expression and appreciation aspect is 72,1

with step of succesfull is 62,5%.And form of data of recite poetry

siklus II

score through

demonstration method, from prounoun, inflection and expression and appreciationaspect is 77,8

with step of succesfull is 91,7%. But if the score before use demonstration method, from

prounoun, inflection and expression and appreciationaspect is 64,4 with step of succesfull is

58,3,7%. Student responds on this learning is very positive. Appear from the increasing which is

happens on

pretest

, cycle I and cycle II. The research result is proved that there is increasing on

recite the poetry skill through demonstration method on student class III MI Nurul Huda school

year 2013/2014.


(8)

iii

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi penelitian dengan judul ''Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014''.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil pengamatan, buku-buku dan beberapa sumber yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi penelitian ini tidak akan terlaksana dan berjalan lancar tanpa bantuan, kerjasama, dorongan, serta do’a restu dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Rosida Erowati, M.Hum, selaku DosenPembimbing.

4. Dindin Ridwanudin, M.Pd, selaku Ketua Pengelola dua Mode Sistem Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu tersebut mendapat keberkahan dan manfaat.


(9)

iv

serta memberikan dorongan moril maupun materil.

7. Istriku tercinta Khoiriyah yang selalu setia menemani, memberikan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

8. Khoiriyah, S.Pd.I, selaku Kepala MI Nurul Huda Bedahan yang telah membantu dan member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Syatiri, S.Pd.I, selaku guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

10. Yuliana Sari, S.Pd, selaku guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah memberikan kontribusi selama penelitian berlangsung.

11. Seluruh Dewan Guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian.

12. Seluruh kawan-kawan khususnya B.3 yang selalu memberikan motivasi dan dukungan semangat.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan berikutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya kepada semua pihak.

Jakarta, Februari 2015

Abdul Wahab Penulis


(10)

v

ABSTRAK

... i

KATA PENGANTAR

... iii

DAFTAR ISI

... v

DAFTAR TABEL

... viii

BAB I PENDAHULUAN

A.

LatarBelakangMasalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 5

C.

Pembatasan Masalah ... 5

D.

Perumusan Masalah ... 6

E.

Tujuan Penelitian ... 6

F.

Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. HakikatKemampuanMembacaPuisi

1.

PengertianMembacaPuisi ... 8

2.

TujuandanManfaatMembacaPuisi ... 10

3.

Bentukdan Gaya MembacaaPuisi ... 12

4.

Penilaian Dalam Pembelajaran Puisi ... 13

B.

HakikatPuisi

1.

PengertianPuisi... 15

2.

Ciri-ciriPuisi ... 16

3.

JenisPuisi ... 17

4.

Unsur-unsurPuisi ... 17

C.

MetodeDemostrasi ... 18

a.

Langkah-LangkahMetodeDemonstrasi ... 18


(11)

vi

D.

Penelitian yang Relevan ... 20

E.

KerangkaBerpikir ... 20

F.

HipotesisTindakan ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

DesainPenelitian ... 21

1.

TempatdanWaktuPenelitan ... 21

2.

SubjekPenelitian ... 22

3.

ObjekPenelitian ... 22

B.

MetodedanDesianIntenvensiTindakan ... 22

C.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 23

D.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas... 25

E.

Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ... 26

a.

Perencanaan ... 26

b.

Tindakan ... 27

c.

Observasi ... 27

d.

Refleksi ... 28

F.

Hasil Intervensi Yang Diharapkan... 30

G.

Teknikdan Alat Pengumpulan Data ... 30

1.

Teknik Pengumpulan Data ... 31

2.

Alat Pengumpulan Data ... 31

H.

Teknik Analisis Data ... 32

I.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Profil Penelitian ... 34

B.

Hasil Penelitian ... 37

1.

Siklus I ... 37

2.

Siklus II... 44


(12)

vii

DAFTAR PUSTAKA


(13)

viii

Tabel 1.1 Keadaan Guru ... 36

Tabel 1.2 KeadaanMurid ... 37

Tabel 1.3 HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ... 40

Tabel 1.4 HasilObservasiAktifitas Guru Siklus I ... 40

Tabel 2.1 HasilPenilaianMembacaPuisiSiswaSiklus I ... 42

Tabel 2.2 HasilSebelumdanSesudahPenerapanMetodeDemonstrasi

PadaSiklus I ... 43

Tabel 3.1 HasilObsevasiAktifitasSiswaSiklus II ... 47

Tabel 3.2 HAsilObservasiAktifitas Guru Siklus II ... 47

Tabel 4.1 HasilPenilaianMembacaPuisiSiswaPadaSiklus II ... 49

Tabel 4.2 HAsilSesudahdanSebelumPenerapanMetodeDemonstrasi

PadaSiklus I danSiklus II ... 50


(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa.Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Tujuan berkomunikasi lewat isyarat adalah pencapaian saling paham antara pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pemahaman, teknik, dan tata cara berbahasa, karena komunikasi lewat bahasa yang efektif tergantung dan terikat pada beberapa faktor. Faktor-faktor penentu dalam komunikasi berbahasa yang efektif ialah: (1) kekhasan ciri hubungan antara pemakai bahasa atau antara para penutur, (2) waktu dan tempat berlangsungnya komunikasi berbahasa, (3) sarana yang dipakai untuk berkomunikasi berbahasa, (4) tujuan berkomunikasi berbahasa, (5) ciri amanat yang berlangsung, (6) lingkungan pemakaian.1 Selain itu pembelajaran bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar. Meningkatkan kemampuan berwawasan dan meningkatkan keterampilan berbahasa.

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang memungkinkan manusia untuk berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling memberi masukan, dan saling belajar dengan yang lain. Komunikasi dengan bahasa itu dapat dilakukan dengan lisan dan tulisan. Dalam komunikasi secara lisan, orang menggunakan keterampilan berbicara dan keterampilan

1


(15)

menyimak. Sedang komunikasi secara tulisan, orang menggunakan keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Keempat keterampilan diatas merupakan keterampilan berbahasa yaitu, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya. Segala sesuatu untuk meningkatkan salah satu segi lainnya, karena keempat keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa, Karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerdas dan jelas pikirannya.2

Keempat kerampilan tersebut harus diajarkan dalam pengajaran bahasa. Mengajar keterampilan bahasa bukan suatu yang bisa diajarkan melalui uraian dan penjelasan.salah satu keterampilan membaca yang ada adalah keterampilan membaca seperti: Standar Kompetansi (SK) “adalah memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Kompetensi Dasar (KD) adalah membaca indah puisi dengan irama, volume suara, mimik kinestik sesuai dengan isi puisi.3

Membaca puisi merupakan suatu sikap menyuarakan huruf atau deret huruf yang merupakan kata dan kalimat dengan mengekspresi pikiran dengan membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Membaca puisi berupaya untuk menangkap curahan perasaan, buah pikiran, dan pengalaman batin penyair yang tertuang dalam karya sastra yang berbetuk puisi. Membaca puisi yang baik selalui didahului interprestasi yang tepat seperti yang diinginkan penyair. Adapun yang dilakukan pembaca puisi di depan publik sebenarnya merupakan pencerminan perasaan, pikiran, dan pengalaman penyairnya. Kesedihan, kegembiraan, kebencian, semangat yang menyala,

2

H.G. Tarigan, Membaca Dalam Kehidupan ; Bandung, 1979, Angkasa, hlm. 7

3


(16)

kebahagian pembaca puisi sebenarnya merupakan manifestasi pengalaman batin penyairnya. 4

Bahasa puisi lebih indah, lebih padat, lebih cemerlang, lebih hidup daripada bahasa prosa ataupun bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa puisi mengandung bentuk-bentuk intuitif untuk mengekspresikan gagasan, perasaan, dan emosi.5 Kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat berkaitan secara sinkron dan integratif dengan penyair dalam upaya memadatkan sejumlah pikiran, perasaan, dan emosi serta pengalaman hidup yang diungkapkannya.

Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III disebutkan bahwa pembelajaran membaca puisi termuat dalam standar kompetensi (SK) membaca sastra, yang berbunyi memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan buku cerita anak. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai adalah membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik sesuai dengan isi puisi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan siswa kelas III belum menunjukan hasil yang memuaskan dan maksimal. Hasil ditersebut ditunjukkan dengan membaca puisi siswa terkesan apaadanya, artinya membaca puisi tidak layaknya orang membaca puisi. Intonasi, lafal, penghayatan maupun penampilan sangat kurang. Jarang terlihat siswa yang membaca puisi dengan memperhatikan naik turun, tinggi rendah, keras lembut volume suara dalam bacaaanya. Tidak ada siswa dengan kemauan sendiri tampil di depan kelas untuk membaca puisi. Hasilnya siswa membaca puisi dengan semaunya dan tidak bersungguh-sungguh.

Penghayatan saat tampil membaca puisi di depan kelas masih kurang. Tercermin dari ekspresi siswa saat membaca puisi. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami terlebih dahulu isi atau makna puisi yang akan dibacanya. Beberapa sisiwa terlihat menutupi wajahnya dengan

4

Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 21

5

Herman J Waluyu, Pengembangan Model Keterpaduan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Quantum Learing.


(17)

buku saat membaca puisi. Adapun dari segi lafal siswa kurang jelas dalam mengucapkan kata-kata, bahkan hanya terdengar samar dan adapula yang tidak terdengar sama sekali. Tempo rata-rata siswa membaca puisi dengan cepat. Hal ini terkesan bahwa membaca puisi adalah sesuatu yang memberatkan sehingga sesegera mungkin menyelesaikan puisi tersebut.

Seseorang yang akan membaca puisi, sebelumnya harus memahami dan menghayati isi atau makna dari puisi yang akan dibacakannya dengan bersungguh-sungguh. Persiapan sangat diperlukan sebelum seseorang tampil membacakan puisi. Persiapan tersebut antara lain; memahami isi puisi yang akan dibaca, menghayati dari makna isi puisi, mengekspresikan puisi, berlatih membaca sebelum tampil, dan beri tanda atau anotasi pada puisi.

Berdasarkan nilai dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi tersebut meperoleh data hanya 10 siswa dari 40 siswa yang mampu membaca puisi dengan baik. Jadi, hanya ada 25% siswa yang mampu membaca puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik sesuai dengan isi puisi.

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti permasalahan kemampuan siswa membaca puisi timbul karena, (1) siswa kurang antusias dalam pembelajaran membca puisi, (2) siswa kurang percaya diri dan masih malu terhadap kemampuan membaca karena siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dari sejak awal, (3) guru belum menggunakan strategi atau model pembelajaran yang tepat terhadap kemampuan membacanya. (4) guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.

Fakta-fakta diatas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan membaca puisi masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa untuk dapat memahami dan menghayati puisi yang akan dibacanya agar mampu membaca puisi tersebut dengan indah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah metode pembelajaran yang


(18)

dilakukan guru, yaitu dengan menerapkan metode demostrasi.Metode demonstrasi ini adalah metode atau teknik pengajaran puisi yang dilakukan dengan cara guru memberikan contoh membaca puisi yang baik dan benar, dengan memperlihatkan penjiwaan, ekspresi, keatraktifan dalam membaca puisi, sehingga pusi tersebut seolah-olah hidup saat dibaca. Kesempurnaan sebuah puisi dapat terlihat ketika seseorang mampu membacanya dengan baik, sehingga pendengar puisi akan merasakan kenikmatan dan kepuasan saat puisi tersebut di baca.

Berdasarkan uraian di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan membaca puisi dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Demostrasi di Kelas III MI Nurul Huda”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakangdapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya minat membaca puisi siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.

2. Siswa kelas III Nurul Huda Sawangan-Depok masih kesulitan memahami suatu teks.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topic kajian maka pembatasan msalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah :

1. Pokok bahasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca puisi melalui metode demonstrasi.

2. Subjek peneilitian adalah siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.


(19)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran membaca puisi melalui metode demostrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ? 2. Bagaimana kemampuan membaca puisi siswa melalui metode

demonstrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui metode demostrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.

Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah :

a. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran membaca puisi melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa membaca puisi melalui metode demostarsi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu secara

teoretis danpraktis.

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharpakan dapat memperluas wawasan khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam membaca puisi.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan metode demostrasi.


(20)

c. Sebagai pengembangan bahan mengajar membaca puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Menumbuhkan kesenangan siswa pada karya sastra khususnya puisi;

2) Memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa; 3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi;

4) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi siswa. b. Bagi guru

1) Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar khususnya dalam mengatasi kesulitan guru dalam pembelajaran membaca puisi; dan

2) Dapat digunakan sebagai alternative dalam mengajarkan materi membaca puisi.

c. Bagi sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang lain.

2) Memberikan konstribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah berdasarkan indikator-indikator pembelajaran membaca puisi yang telah ditentukan; dan

3) Meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi baik proses maupun hasil.

d. Bagi peneliti

1) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai pembelajaran terutama dalam pembelajaran membaca puisi; dan 2) Peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk

menyusun suatu rencana pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi.


(21)

8

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi 1. Pengertian Membaca Puisi

Kemampuan berbahasa adalah suatu daya yang harus diusahakan dan dipelajari secara formal atau informal sebelum manusia memiliki kemampuan tersebut.Seseorang dikatakan mampu berbahasa apabila orang tersebut dapat menggunakan bahasa lisan pada saat mendengarkan dan berbicara, atau dapat menggunakan bahasa tulis pada saat membaca dan menulis.

Sejalan dengan pengertian tersebut, Suharno mengartikan kemampuan sebagai ketrampilan proses. Keterampilan proses yaitu, keterampilan yang diperoleh dari latihan kemapuan-kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Dengan bekal kemampuan-kemampuan prose situ, siswa mampu mengikuti interaksi dalam kegiatan berbahasa secara penuh.1

Berdasakan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu kegiatan secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tuli yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam sutu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individu akan dapat diketahui. 2 Membaca merupakan perbuatan yang dikatakan bedasarkan kerja sama beberapa keterempilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan. Di samping itu, membaca adalah laku penguraian tulisan,

1

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2008, hlm 17.

2

Hendry Guntur Tarigan Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung : PT.Bumi Aksara, 1983, hlm 7.


(22)

suatu analisisi bacaan.Dengan demikian membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah.

Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan.3Menurut Nurhadi membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks, artinya dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksernal pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebaagainya.Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, faktor latar belakang, social, ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.4secara singkat dapat dikatakn membaca adalah memetik serta memahami arti atau makan yang terkandung di dalam bahan tertulis.5

Dari pengertian kemampuan dan membaca di atas, dapat disimpulkan kemampuan membaca pada dasarnya merupakan suatu proses kesanggupan individu baik fisik maupun psikologis yang dilakukan oleh individu tersebut untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui makna yang terkandung atau tersirat pada lamban-lambang tertulis secara maksimal. Makna itu akan berupah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang akan digunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Kegiatan fisik pada saat menbaca disebut prosesmekanik yang berupa kegiatan mengamati tulisan secara verbal sedangkan kegiaatan psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.

Kegiatan memabaca puisi merupakan upaya appresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahkan, memberi pengertian,

3

Ramlan A. Gani dan Mahmud Fitriyah Z A, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta; FITK Press, 2011.hlm. 149

4

Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 27

5

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Sesuatu Keterampilan Berbahasa, Bandung; Angkasa Bandung, 2008, hlm 9


(23)

memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana persajakkannya, irama, citra diksi, gaya bahasa dan apasja yang dikemukakan media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interprestasi terhadap yang dibacanya setelah diperoleh pemahaman yang dianggapnya cukup, pembaca dapat membaca puisi.6

2. Tujuan dan Manfaat Membaca Puisi

Nurhadi menyatakan bahwa tujuan membaca dibagi menjadi dua, umum dan khusus.Secara umum tujuan membaca adalah mendapat informasi, memperoleh pemahaman, dan memperoleh kesenangan.Secara umum tujuan membaca adalah memperoleh informasi yang factual, memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematic, member penilaian kritis terhadap karya sastra seseorang, memperoleh kenikmatan emosi, dan mengisi waktu luang.7

Menurut Tarigan tujuan utama membaca adalah mencari serta memperoleh informasi mencakup isi, memahami makna bacaan.Sementara itu tujuan khusus membaca sangat beagam, tergantung pada situasi dan kondisi membaca. Beikut ini beberapa tujuan khusus membaca:

1. Membaca untuk memperoleh informasi, informasi yang dimaksud mencakup informasi biasa tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta temuan ilmiah yang canggih.

2. Membaca dengan tujuan citra diri meningkat, orang membaca karya penulis kenamaan mungkin agar orang lain memberi nilai posifit terhadap dirinya.

3. Membaca untuk mlepas diri dari kenyataan, ketika merasa jenuh, sedih, dan putus asa orang bias saja melakukan membaca. Dalam hal

6

Didin Wiyartono, Membaca Puisi, dalam http://endonesa.wordpress.com/lenera.sastra/ membaca-puisi, diakses 13 Juni 2014

7


(24)

ini membaca dapat merumakan sublimasi dan oabt yang positif, apalagi dipilihnya bacaan yang bermanfaat.

4. Membaca tanap tujuan apa-apa, muncul karena iseng tak tentu apa yang dilakukan pembaca. Jadi untuk mengisi waktu.

5. Membaca untuk rekreatif, mendapat kesenangan atau hiburan, bacaan yang dipilih tentu saja bacaan yang ringan dan menghibut.

6. Membaca unutk mencari nilai-nilai, hal ini yang dicari pada saat membaca adalah nilai-nilai keindahan, penglaman, estetis, nilai kehidupan lainnya. Bacaan yang dipilih karya yang bernilai sastra.8

Manfaat membaca antara lain: menghilangkan kecemasan dan kegundahan, ketika membaca terhalang masuk kedalam kebodohan, kegiatan membaca membuat seseorang terlalu sibuk untuk bisaa berhubungan dnegan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, mengembangkan dan menfasihkan dalam bertutur kata, membantu mengembanagkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, meningkatkan kemampuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memperoleh ilmu pengetahuan maupuan untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, menyegarkan pikiran dari keluwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak sia-sia, menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe danpendekatan kata, lebih lanjut lagi membaca dapat meningkatkan kemampuan untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).9

Dengan demikian tujuan dan mafaat utama membaca adalah memperoleh informasi, pengetahuan, mencakup isi dan memahami makna bacaan. Makna erat sekali dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

8

Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi , Surakarta: Widya Duta 2006, 1981, hlm. 3

9

Wijaya Kusuma, Manfaat Membaca. dalam http;//edukasi.kompasiana.cpm/2010/01/19/ manfaatmembaca/,diakses 16 Juni 2014


(25)

3. Bentuk dan Gaya Membacaa Puisi

Setiap bentuk dan gaya membaca puisi selalu menuntut adanya ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan, 1).Jenis acara; pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance- art dan lain-lain. 2). Mencari jeni puisi yang cocok dangan tema; perenungan, perjuangan, pemberontakan, kasih sayang, ketuhanan, dan lain-lain 3). Pemahaman puisi yang utuh 4) pemilihan bentuk dan gaya puisi 5). Kualitas komunikasi dan 6).Totalitas.10

Suwignyo mengungkapkan bahwa bentuk dan gaya puisi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Bentuk dan gaya baca puisi secara poerty reading adalah diperkenankannya membaca puisi membawa teks puisi. Adapun posisi bentuk dan gaya membaca puisi ini dapat dilakukan dengan berdiri, duduk, dan berdiri-duduk-bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya puisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan dengan melalui gerakan kepala, badan, wajah dan tanggan. Intonasi baca seperti keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah dilakukan dengan cara sederhana. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya membaca puisi duduk, maka pesan puisi desampaikan dengan melalui, gerakan kepala; menengadah, menunduk, dan menoleh, gerakan raut wajah; mengerut dahi, mengangkat alis. Intonasi baca dengan cara membaca keras, lambat, dan tinggi untuk kata-kata tertentu. Maka jika pembaca memilih bentuk dan gaya membaca puisi berdiri-duduk-bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk, adalah memilih duduk dengan santai, arah dan pandangan mata dilakukan dengan bervariasi, dan melakukan gerakkan tangan dengan sepenuhnya. Adapun hal yang dilakukan pada saat berdiri adalah mengambil sikap santai, gerakan tangan, gerakan bahu dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, ekspresi wajah dengan kerutan dahi, gerakan mata, dan senyum yang dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah dilakukan dengan tenang dan terkendali dan menghindari dari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca yang dilakukan dengan cara keras, tinggi, dan lambat pada kata-kata tertentu.

2. Bentuk dan gaya membaca puisi secara deklamatoris, adalah lepasnya teks puisi dari pembaca puisi. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi, teks puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini daapat dilakukan dengan tiga posisi: 1) berdiri dengan disampaikan melalui gerakan tangan, gerakan kepala, gerakan mata, gerakan bibir dan

10


(26)

gerakan-gerakan tangan, bahu dan badan dan raut muka dilakukan dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara keras, lambat, dan tinggi pada kata-kata tertentu. 2) posisi duduk, jika deklamator dilakukan dengan bentuk dan gaya posisi duduk santai dengan kaki agak ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, dengan arah pandangan mata dilakukan dengan bervariasi. 3) posisi berdiri-duduk-bergerak, yaitu mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan nunjuk, wajah berseri-seri dan bibir tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak melakukan dengan tenang dan bertenaga, kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan baca keras, lambat, dan tinggi pada kata-kata tertentu.

3. Bentuk dan gaya membaca puisi teaterikal, adalah membaca puisi denga tertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung misalnya property, kostum, musik, seting, dan lain-lain, meskipun masih terikat pada teks puisi atau tidak. Bentuk dan gaya membaa puisi denan teaterikal lebih rumit daripada poertry reading dan deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan mempesona.11

4. Penilaian Dalam Pembelajaran Puisi

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan hasil) dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria.12 Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan dengan objek penilitian yang dilakukan.

Beredasarkan pedoman penilaian tersebut proses yang digunakan dalam penilaian pembelajaran puisi adalah sebagai berikut :

Table 1 Penilaian Proses Pembelajaran

No Nama

Siswa

Keaktifan Siswa pada saat guru menyampaikan

materi

Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti kegiatan

pembelajaran

Nilai

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kreteria berikut :

1= sangat kurang 4= baik

11

Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 37

12

Sawiji Suwandi, Penelitian tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah, Surakarta; UNS Press, 2009, hlm. 35


(27)

2=kurang 5=sangat baik 3=cukup

b) Menghitung nilai

1) Nilai 10-29 = sangat kurang 4) Nilai 70-89= baik

2) Nilai 30-49 = kurang 5) Nilai 90-100= sangat baik 3) Nilai 50-69 = cukup

1) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat pembelajaran

Skor 5 : jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi, dan aktif bertanya, menjawab, menamai serta member tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi dan sesekali mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan mteri dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus apabila guru sedang menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan. Skor 1 : jika siswa tidak sama sekali memperhatikan serta kurang

fokus apabila guru sedang menyampaikan materi.

2) Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran

Nana Sujana mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa


(28)

dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.13

Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian hasil pembelajaran membaca puisi sebaagai berikut :

Table. 2 Penilaian Hasil Pembelajaran

No Nama siswa

Aspek yang diamati

Nilai Lafal Nada

suara Ekspresi

B. Hakikat Puisi 1. Pengetian Puisi

Puisi adalah salah satu seni karya sastra yang dapat dikaji dari berbagai macam aspek, 14 struktur, unsur, jenis dan kesejarahannya.Sepanjang zaman, puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan.Hal ini mengingat hakikatnya puisi sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan atau inovasi.

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua.Karya-karya besar yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi sepeti Mahabaratha dan Ramayana yang berasal dari India.Puisi ditulis tidak hanya digunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun puisi juga erat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Suharianto berpendapat bahwa puisi adalah karya sastra yang paling sulit dipahami dan dinikmati isinya.15Coleridge mengungkapkan bahwa puisi adalah kata-kata indah dalam susunan terindah. Penyair atau pengarang memilih kata-kata setepatnya dan disusun secara

13

Nana Sujana ,Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Badung: Remaja Rosdakarya, 2 008, hlm. 3

14

Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press, 2009, hlm. 14.

15


(29)

baiknya, misalnya seimbang, simetris antara satu unsure dengan unsure yang lain yang sangat erat hubungannya.16

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian puisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan wacana berbentuk ekspresi dan konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa penyair yang berisi unsure-unsur emosi, imajinasi, pemikiran, ide, irama, nada, kesan pancaindra, susunan kata, kata hiasan, dan perasaan yang bercampur baur.

2. Ciri-ciri Puisi

Herman J Waluyo menyatakan jika menghadapi sebuah puisi tidak hanya dihadapi dengan unsure kebahasahan, tetapi juga kesatuan bentuk pemikiran yang hendak diucapkan penyair.17 Unsur kebahasaan tersebut antara lain :

1. Pamadatan bahasa 2. Pemilihan kata khas 3. Kata konkrit

4. Pengimajian 5. Irama 6. Tata wajah18

Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut :

1. Pemadatan unsur-unsur kekuatan bahasa

2. Meruapakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman jiwa yang bersifat imajinatif.

3. Mempunyai bentuk yang khas yang membedakan dari bentik prosa.

4. Bahasanya konotatif ditandai dengan pengimajian, perlambangan, dan pengiasan.

16

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi ,Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2003, hlm 7.

17

Herman J Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi , Jakarta: Erlangga, 1995, hlm 4

18

Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press, 2009.hlm.25


(30)

5. Bentuk fisik dan bentuk batin merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.19

3. Jenis-jenis puisi

Jenis-jenis puisi salah satunya adalah sebagai berikut :

a. Puisi naratif adalah puisi yang mengungkap cerita dan penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang kompleks. Puisi-puisi naratif misalnya : epik, romansa, balada, dan syair.

b. Puisi lirik adalah dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnya: elegi, ode, dan serenada.

c. Puisi deskriptif adalah merupakan puisi yang member kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana dipandang menarik perhatian penyair.

d. Puisi subjektif disebut juga puisi personal, yakni puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair sendiri.

e. Puisi objektif adalah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair sendiri. Puisi obejektif disebut juga puisi impersonal. Puisi naratif dan deskriptif kebanyakan adalah puisi objektif, meskipun ada juga beberapa yang subjektif.20

4. Unsur-unsur Puisi

Marjorie Bulthon mengungkapkan mengenai unsure-unsur yang membangun puisi yakni bentuk fisik dan bentuk mental. Bentuk fisik mencakup penampilan puisi dalam bentuk nada, larik puisi, irama, sajak, intoansi, pengulangan dan perangkat kebahasaan yang lain. Bentuk mental terdiri dari tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang dilambangkan, dan pola-pola citra dan emosi.

19

Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 1981, hlm 38

20

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi , Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2003, hlm 48


(31)

C. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah memberikan peluang kepada siswa untuk menerjeahkan dan menerapkan pengertahuan mereke kedalam pembelajaran sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari. Selain mengaitkan pengalaman dan nama, kemudian siswa diminta untuk menunjukkan atau mempraktekan tahap yang demikian merupakan konsep demostrasi.

a. Langkah-langkah Metode Demonstrasi - Perencanaan

Menentukan tujuan demonstrasi membaca puisi dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

- Pelaksanaan

Mengusahakan agar demonstrasi membaca puisi diikuti dan diamati oleh seluruh siswa, menumbuhkan sikap krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya jawab, dan diskusi tentang masalah oleh puisi, memberi kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba mendemonstrasikan puisi, membuat penilaian dari kegiatan siswa membaca puisi.

- Tindak Lanjut

Pemberian tugas kepada siswa untuk membuat puisi dan mendemonstrasikan membaca puisi.21

b. Kelebihan Metode Demonstrasi

- Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta didik yang diikutsertakan.

- Pengalaman peserta didik bertambah.

- Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung.

21

Dewi S Prawiradilaga dan Ervlin Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2008, hlm.87


(32)

- Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran dalam waktu relatif singkat.

- Dapat memusatkan perhatian anak didik.

- Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.

- Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung. - Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu

belajar.

c. Kelebihan Metode Demonstrasi

- Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.

- Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif.

- Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.

- Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan peserta didik.

- Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.22

Aktivitas dalam metode demonstrasi berwujud aktivitas gerak.Aktifitas ini dilakukan melalui praktik atau latihan.Praktik yang dilatihkan dalam metode demonstrasi dapat berupa praktik membaca, berbicara, dan menulis.Praktik membaca puisi, praktik diskusi membaca puisi dan menulis. Aktivitas ini menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat

22Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia:


(33)

memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan.

D. Penelitian yang Releven

No Judul Perbedaan

1 Upaya meningkatkan membaca puisi dengan metode variasi pemodelan VCD pada siswa kelas VII SMPN Harapan Bunda Semarang.

Menggunakan metode variasi pemodelan dengan menilai aspek :lafal, nada suara, ekspresi, intonasi dan penghayatan.

2 Upaya meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui metode demonstrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok

Menggunakan metode demonstrasi dengan menilai aspek : lafal, nada suara dan ekspresi.

E. Kerangka Berpikir

Kemampuan membaca puisi kelas III memang belum memuaskan.Hal ini disebabkan ada beberapa alasan mengapa siswa belum mampu membaca puisi dengan baik.Dilihat dari siswa kurang mempunyai minat dalam membaca puisi.Hal ini disebabkan karena siswa kurang mengetahui manfaat dan tujuan membaca puisi.Oleh karena itu siswa perlu diberikan motivasi dengan memberi tahu manfaat dan tujuan membaca puisi.

Dilihat dari segi proses pembelajaran, guru kurang bervariasi dalam penggunaan metode dalam pembelajaran membaca puisi membuat siswa kurang tertarik sehingga pasif dalam mengikuti pembelajaran membaca puisi.

Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan proses pembelajaran, yanki penggunaan metode demostrasi dalam pembelajaran, sehingga siswa akan merasa senang mengikuti pembelajaran membaca puisi.

F. Hipotesis Tindakan


(34)

Melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membacapuisi siswa.


(35)

21

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Sawangan Depok.Ketertarikan melakukan penelitian di MI Nurul Huda disebabkan beberapa alasan pertama karena peneliti merupakan salah satu pendidik di MI Nurul Huda. Dengan bekal pengalamannya mengajar di MI Nurul Huda tersebut peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan social psikologis siswa. Kedua, sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang.Ketiga, kemampuan membaca siswa kelas III, khususnya membaca puisi masih rendah.

Tidakan penelitian ini dilakasankan di kelas III.Hal tersebut berdasarkan pada hasil survei awal bahwa permasalahan pembelajaran membaca puisi terjadi dikelas III.

b. Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan sebagai berikut :

No Waktu dan

Kegiatan

Januari Februari Maret

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan survei x x

2. Menentukan

informan, dan


(36)

instrument

3. Pelaksanaan pembelajaran

1. Siklus I 2. Siklus II

x x x x

x x x x

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok tahun ajaran 2013-2014.Siswa kelas III yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran membaca puisi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.

B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan Kelas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).Dari nanamya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.1Sedangkan menurut Mills mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya.Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflective pratice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.2

Penelitian tindakan kelas dengan model Hopkins. Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus, di mana setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini berlangsung secara

1

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 2

2


(37)

simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi.3 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa penelitian ini terdiri dari dua tahap siklus. Masing-masing siklus dalam penelitian ini terdiri atas empat kegiatan pokok yaitu : perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini bergantung secara simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sebagai berikut:

1. Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran;

2. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan

pembelajaran.

3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi

3

E. Mulyasa, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung, : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), p. 181

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan


(38)

masalah-masalah pembelajaran;

4. Meningkatkan kolaborasi antartenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.4

Dengan kata lain, guru akan lebih banyak mendapatkan pengalamantentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif dan bukanbertujuan untuk mendapatkan ilmu baru dari penelitian tindakan yangdilakukannya.Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan guru.

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui proses peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat traning in-service, untuk melengkapi skill dan metode guru.

5. Sebagai alat untuk pendekatan tambahan terhadap sistem pembelajaran yang biasanya menghambat inovasi. 6. Peningkatan mutu hasil pendidikan.

7. Meningkatkan sikap profesional pendidik.

8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah. 9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan.5

Menurut Susilo tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

4

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 107

5

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: RajawaliPers, 2011). h. 63-64


(39)

3. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalammelaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangkamengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

4. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapatdicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selamaproses penelitian itu berlangsung.6

Dengan tujuan tersebut penelitian tindakan kelas memang sangat baikuntuk dilakukan para guru dalam memperbaiki proses pembelajaran, meningkatkan kinerja guru, dan penelitian ini tidak mengganggu tugas pokokguru. Ketika melaksanakan penelitian tindakan kelas guru dapat memecahkansendiri masalah yang dihadapinya saat proses pembelajaran.

D. Karakterisitik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya.Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riilatau nyata yang muncul dalam dunia kerja peneliti atau yang ada dalamkewenangan atau tanggung jawab peneliti).

2. Problem solving oriemted (berorientasi pada pemecahan masalah). 3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu).

4. Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melaluiurutan yang terdiri dari beberapa tahap.

5. Action Oriented. Dalam PTK selalu adanya tindakan tertentu untukmemperbaiki proses belajar mengajar di kelas.Pengkajian terhadap dampak tindakan.

6. Specifics Contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahn praktis yangdialami oleh guru dalam proses belajar mengajar.

7. Partisipatory. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra denganpihak lain.Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan

6


(40)

refleksi.Dilaksanakan dalam beberapa siklus. Satu siklus terdiri dari perencanaan,tindakan, observasi, dan refleksi.7

E. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan

Sebelum peneliti melakukan tahap perencanaan, penelitian mengawali dengan melakukan observasi terhadap kondisi kelas maupun permasalahan yang muncul.Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan tindakan.Perencanaan ini disusun berdasarkan hasil dari diskusi antar guru kelas dengan observasi.

Pada tahap ini peneliti merencanakan waktu pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, membuat instrument pemantau tindakan, pengumpulan data, dan evaluasi untuk semua siklus.

Tahap perencanaan tersebut dapat dilihat pada table berikut di bawah ini :

Tahap Perencanaan Setiap Siklus No. Perencanaan

1. Waktu setiap pertemuan 35 menit 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran 3. Metode

4. Evaluasi 5. Instrumen

Pada siklus I disiapkan

1) Menyusun satuan pelajaran yang sesuai dengan penelitian.

2) Menyusun rancangan kegiatan dalam bentuk rancangan pelaksanaan pembelajaran.

7

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). h. 59-62.


(41)

3) Menyiapkan obervasi, wawacara, dan dokumentasi untuk memproleh data di kelas ketika metode tersebut diamplikasikan 4) Menyiapakan berbagai keperluan yang diperlukan dalam

pembelajaran.

5) Menyusun rancangan evaluasi yang meluputi tes.

Pada tahap perencanaan ini dilakukan pembelajaran membaca yaitu membaca puisi dengan judul “Pahlawan yang Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bakhtiar.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan pada proses pembelajaran. Sebelum membaca puisi berlangsung para peserta didik menerima penjelasan guru tenang pengertian puisi, ragam puisi, apa-apa saja yang akan dinilai. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

Peserta didik menyimak serta memperhatikan tekhnik membaca puisi dan aspek-aspek yang berkaitan dengan membaca puisi yang dicontohkan oleh guru.Selanjutkan peserta didik meragakan pembacaan puisi dengan memperhatikan aspek yang telah ditentukan dan menirukan model yang telah dilihatnya.

Pada tahap ini peserta didik dievaluasi apakah peserta didik sudah dapat membaca puisi dengan baik atau belum sesuai dengan aspek-aspek yang ada dalam membaca puisi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama pembelajaran membaca belangsung.Pada pembelajaran dilakukan pula pengabilam penugasan.Tindakan ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca puisi setelah melaksnakan pembelajaran dengan teknik demostrasi, hal-hal yang diamati adalah pelafalan, jeda, intonasi, nada suara, tekanan, ekspresi, dan penghayatan.

c. Observasi

Observasi pada penelitian ini adalah pengamatan tindakan oleh guru kelas sebagai kolaborasi terhadap pembelajaran yang dilakukan


(42)

oleh peneliti.Paduan yang digunakan observer berupa lembar pengamatan yang telah disusun sebelumnya.Pengamatan tersebut meliputi kemampuan anak dalam membaca puisi dengan metode demostrasi

Hasil pengamatan proses pembelajaran dan catatan-catatan menjadi dasar pertimbangan untuk refleksi. Peneliti dan observer berkolaborasi untuk mengkritisi pelaksanaan-pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan selama pertemuan pada setiap siklusnya.

Kemudian hasil pengamatan dibuat dalam catatan lapangan berbentuk narasi yang memuat kelebihan dan kekurangan pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi yang telah dilakukan oleh peneliti.

Dalam observasi ini data dapat diperoleh melalui beberapa cara adalah sebagai berikut :

1) Tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca puisi siswa setelah dilakukan dua siklus.

2) Observasi dilakukan untuk mengetahui prilaku dan aktivitas siswa selama pembelajaran belangsung

3) Wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat siswa yang dilakukan diluar kegiatan pembelajaran.

4) Dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian.

d. Refleksi

Tahapan keempan ini peneliti dan observer melakukan refleksi setelah tindakan selesai dilakukan.Tujuannya adalah untuk menganalisis ketercapaian antara peneliti dan observer.Kekurangan-kekurangan dan faktor penyebab tidak tercapainya suatu tindakan serta merumuskan sebelumnya dikatakan sebagai hasil refleksi untuk selanjutnya hasil refleksi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan pada siklus berikutnya.Refleksi dari tidakan dihentikan apabila hasilnya telah sesuai dengan yang penelliti harapkan.


(43)

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan mengadakan observasi pelaksanaan proses belajar mengajar di lapangan, menganalisis (situasi) belajar, dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

Kegiatan berikutnya perencanaan tindakan dimana setiap tindakan akan disertai kegiatan refleksi berdasarkan hasil observasi atas implementasi tindakan guru terhadap anak didik di lapangan sebagai upaya perbaikan dari tindakan sebelumnya. Uaraian hasil tindakan yang telah dilakukan akan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan melalui instrument yang digunakan. Kemudian rancangan tindakan akan direvisi berdasarkan hasil temuan pada tindakan sebelumnya. Untuk melakukan revisi tindakan dilakukan oleh peneliti dengan pengamat/kolabolator berdasarkan hasil refleksi dan tujuan karakteristik pembelajaran menggambar bebas.

1. Tahap perencanaan

Merencanakan kegiatan pembelajaran, menyusun persiapan mengajar, menyiapkan materi pelajar, menentukan indicator pencapaian tujuan pembelajaran, merancang alat evaluasi, memilih dan menggunakan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, mengamati kondisi anak.

2. Tahap tindakan

Pelaksanaan proses belajar sesuai dengan rencana persiapan mengajar yang telah disusun sebelumnya dengan melibatkan observer sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Evaluasi dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dengan indicator yang telah dipersiapkan dan dianalisa.

3. Tahap pengamatan

Pengamat atau observatory akan mengamati kegiatan proses pembelajaran dengan format yang telah disiapkan oleh peneliti.


(44)

Pengamatan tersebut meliputi aspek pengamatan terhadap kegiatan guru mengajar, pengamatan terhadap kondisi/kreativitas anak selama mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan.

4. Tahap refleksi/tindakan

Pada tahapan ini peneliti dan pengamat atau observer akan melakukan refleksi atau pelaksanaan proses pembelajaran, hasil evaluasi yang diperoleh, hasil pengamatan observer dari berbagai catatan yang telah diperoleh. Apabila pada refleksi tindakan ini belum sesuai dengan harapan peneliti akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan

Indikator keberhasilan dan setiap tindakan pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang meningkatkan kemampuan membaca puisi dengan metode demostrasi pada siswa kelas III di MI Nurul Huda Sawangan-Depok.

Keberhasilan yang diharapkan pada akhir penelitian ini adalah rata-rata skor penilaian pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi yang diperoleh anak di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok mencapai 62 % dari total nilai seluruh jumlah anak, sedangkan data pendukung dari hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran membaca puisi mencapai 80,4 % pada akhir penelitian.

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan penggambaran variable yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotensis.8 Data yang digunakan untuk mendapatkan data penilaian adalah dengan cara :

8

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) , p.96


(45)

a. Observasi atau pengamatan, terhadap kegiatan yang sedang berlangsung yang berkenaan dengan kegiatan guru mengajar dan siswa belajar.

b. Teknik tes ialah teknik yang digunakan untuk mengukur bakat, minat,dan keterampilan. Penggunaan teknik tes ini disesuaikan denganyang diteliti.

a. Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi

2. Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka pengumpulan data diperoleh dari data pemantauan tindakan berupa pengembangan kreativitas anak melaui kegiatan pebelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi dan masukan observer sebagai bahan penulisan catatan lapangan.

Peneliti melakukan pengamatan dan membuat catatan kecil selama proses pembelajaran berlangsung dan merekam atau mendekumentasikan melalui foto pada saat anak melakukan kegiatan. Dari pengamtan tersebut peneliti dapat memperoleh hasil, nilai dan melakukan refleksi.

Kriteria penilaian dalam pelaksanaan peneliti menggunakan lima kategori penilaian yaitu :

1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik a) Menghitung nilai

1) Nilai 50-59 = sangat kurang 2) Nilai 60-69= kurang


(46)

4) Nilai 80-89= baik

5) Nilai 90-100= sangat baik

Keaktifan dan perhatian siswa pada saat pembelajaran

Skor 5 : jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi, dan aktif bertanya, menjawab, menamai serta member tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi dan sesekali mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan mteri dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus apabila guru sedang menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan. Skor 1 : jika siswa tidak sama sekali memperhatikan serta kurang fokus

apabila guru sedang menyampaikan materi.

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, catatan hasil obserasi atau pengamatan hasil dokumentasi kemudian disusun dalam bentuk menjadi deskripsi penelitian.Hasil dari setiap siklus dituangkan dalam bentuk prosentasi agar dapat membandingkan ada tidaknya peningkatan pengembangan kreativitas anak dalam setiap siklus yang digunakan.

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas ini, sebab menganalisis berarti mengidentifikasi dan mengetahui keberhasilan penelitian. Setelah data dianalisis, peneliti dan kolabolator atau pengamat akan menginterprestasi hasil analisis.


(47)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistic deskripsi, yaitu pengajian data menggunakan mean, sebagai berikut : mean adalah nilai rata-rata dari berbagai buah data. Nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan data dengan rumus : ∑ x/N.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, dimana penulis membandingkan antara keadaan di lapangan dengan teori yang ada serta pendapat penulis sendiri.

Triangulasi menurut Lexy J. Moleong adalah teknik pemeriksaan keaabsahan data memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding terhadap data tersebut.9 Menurutnya Dezim (1978) seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong, triangulasi data dibedakan menjadi empat macam yakni : triangulasi sumber, metode, penyidik dan teori. 10

Menurut Patton dikutip oleh Moelong, triangulasi data sumber dapat dicapai dengan cara sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum denga apa yang

dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitia dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.11

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kuanlitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), p.330

10

Ibid., p. 330

11


(48)

34

tentang membaca puisi, terhadap peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode demonstrasi pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Depok meliputi deskripsi data penelitian, analisis data dan pembahasan.

A. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah

Profil Sekolah : MI. Nurul Huda NomorStatistik Madrasah : 111232760053

Alamat : Jl. Alhidayah RT 02/03

Kelurahan : Bedahan

Kecamatan : Sawangan

Kab./Kota : Kota Depok

Kode pos : 16519

Provinsi : Jawa Barat

Akreditasi : B

NamaKepalaSekolah : SitiKhoiriyah, HR. No.HPKepalaSekolah :081315617909 No. Telp.Sekolah : 021-80313932

Email : yayasan.nurulhuda1@gmail.com

Web :-

Tahun berdiri :1970

Sk.izin pendirian : Kd.10.22/4/PP.01.0/308/2010 No. AktePendirian : 07

Kepemilikan Tanah : MilikPribadi

Luas Tanah : 500 m2


(49)

2. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi

Meningkatkan peserta didik yang dapat mengamalkan, melaksanakan, ajaran agama Islam secara utuh atau menyeluruh serta membentuk sumber daya manusia yang berkarakter, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi perkembangan dan tantangan zaman.

2. Misi

Menyiapkan generasi Islami unggul yang memiliki kompetensi dalam bidang IPTEK yang dilandasi IMTAQ kepada Allah.Swt dan membentuk sumber daya manusia yang berkarakter, krearif, dan inovatif dalam menghadapi pekembangan dan tantangan zaman.

3. Sejarah Sekolah

Sebelum berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hudamulanya adalah diniyah yang dikelola oleh H. Abdu Rojak, karena semakin banyak murid-muridnya akhirnya diniyah tersebut dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang kemudian diberi nama MI Nurul Hudadengan kepala madrasahnya masih dikelola oleh H. Abdul Rojak. Madrasah Ibtidaiyah tersebut dibuka secara resmi pada tahun 1971, beliau menjabat sebagai kepala madrasah, yang kemudian saat ini digantikan oleh putrinya yakni Siti Khoiriyah HR, S.Pd.I. sehingga proses kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar.

4. Keadaan dan Denah Bangunan

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hudaterletak di Kampung Bedahan JL. Masjid Al Hidayah Kecamatan Sawangan Kota Depok. Melihat keadaan bangunan madrasah tersebut cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adapun status bangunannya milik sendiri dengan 2 unit bangunan yang cukup permanen. Perkembangan madrasah tersebut meningkat dengan pesat sehingga kondisi fisik bangunannya terus mengalami perbaikan karena setiap tahunnya mendapat sumbangan dari Departemen Agama.


(50)

5.Organigram Pengajar MI Nurul Huda

Organigram Staf Pengajar MI Nurul Huda

6. Keadaan Guru dan Murid

A. Keadaan Guru

Jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hudaadalah 9 orang yang terdiri dari 3 orang guru laki-laki dan 6 orang guru perempuan. Adapun biodata dan pendidikan terakhir mereka yaitu:

Tabel 1.1 Keadaan Guru

No Nama Guru Tempat Tanggal Lahir Ijazah

Terakhir Jabatan

1 SitiKhoiriyah, HR, S.Pd.I. Bogor, 03September 1983 S1 Kepala Sekolah

2 SitiRogayah, S.Pd.I. Bogor, 06 September 1987 S1 Wk. Kepala Sekolah

3 Syatiri, S.Pd.I. Bogor, 16 Agustus 1979 S1 Guru Kelas

4 Zaenudin Bogor, 09Juli 1980 S1 Guru Kelas

5 Maryamah, S.Pd.I. Bogor, 04 November 1979 S1 Guru Kelas

6 Yuliana Sari, S.Pd. Bogor, 17Februari 1982 S1 Guru Kelas

7 Nurasiah, S.Pd.I. Bogor, 10 Juli 1990 S1 Guru Kelas

8 Abdul Wahab Bogor, 05Mei 1979 S1 Guru Kelas

Kepala Sekolah

SitiKhoiriyah, HR, S.PdI.

Wakil Kepala Sekolah

SitiRogayah, S.Pd.I.

Staf-staf

Guru Kelas 1

Nurasiah, S.Pd.I.

Guru Kelas III

Abdul Wahab

Wali Kelas V

Syatiri, S.Pd.I.

Wali Kelas VI

Zaenudin

Guru Kelas 1V

Yuliana Sari, S.Pd

Guru Kelas II


(51)

No Nama Guru Tempat Tanggal Lahir Ijazah

Terakhir Jabatan

9 Surti Bogor, 23Agustus 1989 S1 Guru Bahasa Arab

10 Solahudin Bogor, 26Desember1992 S1 Guru Penjas

Tabel 1.2 Keadaan Murid

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 8 Siswa 7 Siswa 15 Siswa 9 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 12 Siswi 6 Siswi 14 Siswi 5 Siswi 6 Siswi 2 Siswi 20 13 30 14 9 6

Jumlah 46 Siswa 45 Siswi 91

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat pedoman pengamatan (observasi) dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes membaca puisi di akhir tindakan. Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi.

b. Tindakan (Action)

Tindakan pembelajaran siklus I dilakukan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lembar lampiran.

1) Pertemuan Pertama (Selasa)

Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 10:00 sampai dengan 11:10 WIB, pokok bahasan yang disampaikan adalah membaca puisi karya sendiri dengan lafal dan intonasi yang tepat. Pada pertemuan pertama siswa yang hadir dengan jumlah 30 orang.


(52)

Memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan ialah membuat puisi karya anak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa terlihat sedang membuat puisi karya sendiri dari berbagai sumber buku, sebagaimana pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1

Guru Sedang Menjelaskancara membaca Puisi Karya Anak

2) Pertemuan Kedua (Rabu)

Pertemuan kedua berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 08:10 sampai dengan 09:20 WIB. Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu membagi siswa menjadi 6 kelompok yang dimana dalam satu kelompoknya terdiri dari delapan siswa/siswi, guru memberikan penjelasan kembali mengenai materi yang akan dibahas yaitu tentangcara membaca puisi karya sendiri dengan baik. Setelah itu guru memberikan bacaan puisi yang telah dibuat oleh siswa dan memulainya dengan menyuruh siswa untuk membacakannya didepan kelas. Setelah tahap


(53)

pertama dikerjakan selanjutnya siswa menjawab pertanyaan dari sebuah bacaan puisi secara individual meski duduk secara berkelompok agar mereka bekerjasama dalam mengerjakan soal tersebut. Tujuan duduk berkelompok agar ada pemerataan dan saling berbagi yang pintar mengajarkan yang tidak bisa.

Sebagian besar siswa terlihat cukup baik. Siswa sudahmemahami bacaan puisi, tapi ada juga yang belum paham dan belum memahami apa kandungan dan makna dari puisi yang dibaca dan masih banyak pula dari siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan. Dominasi guru pada pertemuan siklus I ini masih kuat karena siswa masih harus terus diarahkan agar mereka terbiasa dengan metode kontekstual ini. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas saat pembelajaran pada siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas siswa masih kurang memaknai dan memahami suatu bacaan puisi. Hal inilah yang harus diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II.

Selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa terlihat sedang membaca sebuah puisi karya anak, sebagaimana pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2


(54)

c. Pengamatan

c.1. Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti dibawah ini:

Tabel 1.3

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

No Komponen Demonstrasi Ya Tidak

1 Konstrukivisme (Constructivism) √ -

2 Bertanya (Questioning) - √

3 Menemukan (Inquiry) √ -

4 Masyarakat Belajar (Learning Community) √ -

5 Permodelan (Modeling) √ -

6 Refleksi (Reflection) √ -

7 Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) - √ Dari data tersebut, siswa sudah dapat melaksanakan pembelajaran mengingat 5 dari 7 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

c.2. Observasi Aktifitas Guru Siklus I

Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti dibawah ini:

Tabel 1.4

Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I

No Komponen Observasi

Hasil Observasi Dilakukan Tidak

Dilakukan

1 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan baik √

-2 Guru menjelaskan materi dengan

sistematis √

-3 Guru memberikan contoh

membaca puisi √


(55)

-suasana kelas yang

menyenangkan dengan

menggunakan metodedemonstrasi

5 Mimik dan gaya guru saat

pembelajaran baik √

-6 Suara dan intonasi guru sesuai

dengan kondisi kelas √

-7 Guru membangun suasana

komunikatif dan dialogis √

-8 Perhatian guru menyeluruh ke

semua siswa √

-9 Pertanyaan guru merata pada

seluruh siswa √

-10 Guru memberikan tugas individu √

-11 Guru memberikan bimbingan

pada kelompok yang memerlukan √

-12 Guru memberikan penguatan

berupa pujian secara merata - √

13 Guru berhasil mendorong

partisipasi aktif siswa √

-14 Guru mereview materi di akhir

pembelajaran - √

15

Pembelajaran sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran)

-Dari data tersebut, siswa sudahdapat melaksanakan pembelajaran mengingat 13 dari 15 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

Berdasarkan apa yang tampak pada Tabel 1.3dan Tabel 1.4 menyimpulkan bahwa dalam pengamatan menggunakan strategi kontekstual masih kurang sempurna.


(56)

1. Tabel penilaian membaca puisi siswa

Tabel 2.1

Hasil Penilaian Membaca Puisi Siswa Pada Siklus I

No. Urut Siswa

Poin Yang Dinilai

Kejelasan aspeklafal Nada Suara EkspresiPengha yatan & Penjiwaan JumlahNi laiPrakte k Predikat

1 25 25 25 75 Tuntas

2 20 25 25 70 Tuntas

3 20 25 30 75 Tuntas

4 20 15 25 65 Tidak Tuntas

5 20 25 15 65 Tidak Tuntas

6 25 25 25 70 Tuntas

7 30 25 20 75 Tuntas

8 20 22 30 72 Tuntas

9 23 20 30 73 Tuntas

10 20 25 20 65 Tidak Tuntas

11 30 25 25 80 Tuntas

12 25 25 25 75 Tuntas

13 25 30 25 80 Tuntas

14 25 25 23 73 Tuntas

15 20 25 20 65 Tidak Tuntas

16 20 20 25 65 Tidak Tuntas

17 20 20 25 65 Tidak Tuntas

18 20 30 25 75 Tuntas

19 20 20 25 65 Tidak Tuntas

20 25 25 25 75 Tuntas

21 25 25 25 75 Tuntas

22 30 20 25 75 Tuntas

23 30 30 20 80 Tuntas

24 25 25 25 75 Tuntas

25 20 25 20 65 Tidak Tuntas

26 22 30 20 72 Tuntas

27 25 25 25 75 Tuntas

28 15 20 10 65 Tidak Tuntas

29 23 25 25 73 Tuntas

30 30 25 25 80 Tuntas

Rata-Rata 72,1


(1)

80

C. Deskripsi Sub Materi Pokok ( Terlampir )

Pada saat kamu membaca puisi, perhatikan lafal dan intonasi yang tepat serta harus memperhatikan penggalan kata atau jeda agar puisi itu enak di dengar dan mudah dipahami isinya.

V. Metode Pembelajaran

 Metode Demonstrasi

VI. Langkah-langkah pembelajaran

A. Pendahuluan ( waktu 10 menit ) Kegiatan

Nilai karakter

Guru Siswa

 Mengucapkan salam, menyapa siswa, berdoa bersama, dan membaca basmalah sebelum memulai pelajaran

 Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan

 Memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

 Menjawab salam

 Menjawab sapaan guru

 Berdo’a bersama

 Membaca basmalah memulai pelajaran

 Memperhatikan

penjelasan guru dengan baik

 Melakukan apa yang diperintahkan guru

 Religius

Disiplin

Tanggung jawab

Rasa ingin tahu

Disiplin

Jujur

Tanggung jawab

Disiplin

Tanggung jawab

B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1. Eksplorasi (waktu 20 menit)

Kegiatan

Nilai karakter

Guru Siswa

 Menjelaskan materi (membaca puisi)

 Memberikan contoh pembacaan puisi

 Menyuruh siswa membaca puisi

 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru

 Memperhatikan, mendengarkan serta mengamati contoh pembacaan puisi

 Siswa membaca puisi bersama

 Disiplin

 Peduli

 Tanggung jawab

Tanggung Jawab

Disiplin

Peduli

Tanggung Jawab

Kreatif

Bersahabat


(2)

81 B.2. Elaborasi (waktu 20 menit)

Kegiatan

Nilai karakter

Guru Siswa

 Menyuruh siswa satu per satu untuk membaca puisi di depan teman-temannya

 Siswa maju satu per satu menurut absensi untuk membaca puisi di depan kelas

 Tanggung Jawab

 Mandiri

 Berani

B.3. Konfirmasi (waktu 10 menit ) Kegiatan

Nilai karakter

Guru Siswa

 Memfasilitasi siswa untuk mempertanyakan materi pembelajaran

 Siswa menanyakan pembelajaran yang belum dipahami yang telah disampaikan guru

 Rasa ingin tahu

 Tanggung Jawab

 Kreatif

 Berani

C. Penutup ( waktu 10 menit) Kegiatan

Nilai karakter

Guru Siswa

 Menilai dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan

 Memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran selanjutnya

 Menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam sebelum keluar kelas

 Berlatih membaca puisi

 Bersama-sama untuk melaksanakan apa yang diperintah guru kepadanya

 Bersama-sama membaca hamdalah dan menjawab salam

 Disiplin

 Tanggung Jawab

 Kreatif

 Rajin

 Kreatif

 Rajin

 Tanggung Jwab

 Religius

 Disiplin

 Peduli

VII. Sumber Belajar

 Judul Buku : Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas III

 Karya : Hanif Nurcholis dan Mafrukhi

 Penerbit : Erlangga


(3)

82 VIII. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Jenis Penilaian

Bentuk

Penilaian Contoh instrumen

 Membaca puisi dengan baik

 Membaca puisi karangan sendiri di depan kelas dengan lafal,

penghayatan dan intonasi yang tepat

 Menentukan jeda atau penggalan kata yang tepat untuk memperjelas arti/makna

 Menentukan ekspresi

Lisan

Lisan

Lisan

Fisik

Performance

Performance

-

-

 Bacalah puisi dengan baik

 Bacalah puisi dengan pelafalan, penghayatan dan intonasi yang tepat

 Menentukan jeda dalam membaca puisi

 Menentukan ekspresi Tes Hasil Belajar

 Tertulis

 Praktek

Keterangan : (20 – 40) Kurang (41 – 60) Cukup (61 – 80) Baik (81 – 100) Sangat Baik

No Butir-Butir Soal Skor

1 Membacakan Puisi 40

2 Apa kegunaan menentukan jeda atau penggalan kata 20 3 Sebutkan nilai karakter yang diharapkan dalam membaca puisi 20 4 Sebutkan jenis-jenis penggunaan ekspresi yang tepat dalam membaca

sebuah puisi 20

Jumlah Skor Maksimum 100

No Unsur Penilaian Skor

1 Kejelasan Suara 20

2 Lafal dan Intonasi 20

3 Irama dan Rima 20

4 Mimik atau Ekspresi Wajah 20

5 Penghayatan atau Penjiwaan 20


(4)

83

Mengetahui Depok, Mei 2014 Kepala Madrasah Guru Kelas

Siti Khoiriyah HR, S.Pd.I. Abdul Wahab


(5)

Nama : Abdul Wahab NIM :1811018300058

Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas :Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi

Melalui Metode Demostrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok

No Referensi Halaman Nomor

catatan kaki

Paraf pembimbing 1. Disiplin Berbahasa

Indonesia

149 3 (bab II) 2. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan

96 8 (bab III) 3. Metode Penelitian

Kuantitatif

330 9 (bab III) 4. Penelitian Tindakan

Kelas

17 1 (bab II) 5. Belajar

Mengemukakan Pendapat

3 1 (bab I)

6. Membaca Dalam Kehidupan

7 2 (bab I) 7. Pengembangan

Model Keterpaduan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Quantum Learning.

12 5 (bab I)

8. Tentang Standar Isi 23 3 (bab I) 9. Teori dan Apresiasi

Puisi

21 4 (bab I) 10. Memebaca Cepat dan

Efektif

27 4 (bab II) 11. Membaca Sebagai

Sesuatu Keterampilan Berbahasa

9 5 (bab II)

12. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah

35 10 (bab II)

13. Pengkajian Puisi 14 7

12 (bab II) 14 (bab II) 14. Penelitian Hasil

Proses Belajar


(6)

Mengajar

15. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra

7 2 (bab II) 16. Teori dan Apresiasi

Puisi

3 8 (bab II) 17. Teori dan Apresiasi

Puisi

103 13(bab II) 18. Teori dan Apresiasi

Puisi

4 15 (bab II) 19. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan

96 4 (bab III) 20. Penelitian Tindakan

Kelas

2 1 (bab III) 21. Penelitian Tindakan

Kelas

4 2 (bab III) 22. Penelitian Tindakan

Kelas

181 3 (bab III) 23. Metodologi

Penelitian Kuantitatif

330 5(bab III) 24. Metodologi

Penelitian Kuantitatif

330 6 (bab III) 25. Metodologi

Penelitian Kuantitatif


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Reading Aloud (Membaca Nyaring) Terhadap Pemahaman Bacaan Siswa Kelas Ii Mi Nurul Huda Curug Wetan Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014

3 12 203

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESIS PADA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESIS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PLOSOKEREP 1 KECAMATAN KARANGMALANG SRAGEN TAHUN 2013 / 2014.

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SDN Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas I SDN Kebon Gulo Musuk Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas I SDN Kebon Gulo Musuk Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE SPEED READING PADA SISWA Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Metode Speed Reading Pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Metode Speed Reading Pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 5

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE SPEED READING PADA SISWA KELAS V MI AL- Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Metode Speed Reading Pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMBACA PUISI MELALUI METODE DEMONSTRASI

1 1 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN MEDIA IQRO' MELALUI PENDEKATAN CBSA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KEBLUKAN KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 56