PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK.
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program StudiPendidikan Teknologi Agroindustri
oleh :
Rani Nuraini
0811692
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) untuk meningkatkan
Hasil Belajar pada Standar
Kompetensi Memupuk
Oleh
Rani Nuraini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi
Kejuruan
© Rani Nuraini 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
HALAMAN PENGESAHAN
RANI NURAINI
0811692
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMUPUK
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dr. H. Kamin Sumardi, MPd
NIP. 196709261997021001
Pembimbing II,
Erna Krisnanto, ST. MT
NIP. 19720607199801002
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI
Dr. Sri Handayani, MPd
NIP. 1966093011997032001
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Nuraini, R. (2013). “Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL)
untuk meningkatkan Prestasi Belajar pada Standar Kompetensi Memupuk”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Contextual
Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar siswa pada standar
kompetensi memupuk yang dilaksanakan di SMK Pertanian Pembangunan Negeri
Cianjur (SMK-PP N Cianjur). Latar belakang dilaksanakannnya penelitian ini
adalah pembelajaran disekolah yang masih kurang efektif dan efisien. Hasil
belajar yang sangat rendah menyebabkan masalah tersebut sangat penting dan
mendesak untuk dipecahkan. CTL dirasa tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah
Siswa SMK-PP N Cianjur Kelas Xb tahun ajaran 2012-2013. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan test. Instrument yang digunakan
adalah Lembar Observasi berupa lembar observasi kinerja guru dan lembar
observasi aktivitas siswa, soal test berupa pre-test dan post-test. Nilai hasil
observasi kinerja guru tiap siklus berturut-turut adalah 81,25, 85, dan 91. Nilai
hasil observasi siswa tiap siklus berturut-turut adalah 65,45, 72,52, dan 90,9. Hasil
belajar siswa tiap siklus dilihat dari post test adalah 61,76, 68,56, 76,52. Hasil
belajar siswa tiap siklus dilihat dari N-gain berturut-turut adalah 0,29, 0,52, 0,71.
Hasil belajar siswa dilihat dari pencapaian KKM adalah 25,47%, 45,45%,
78,78%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pembelajaran CTL berjalan
dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya.
Kata kunci: Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar, Standar
Kompetensi Memupuk
v
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ii
PERNYATAAN ...............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
PRAKATA .......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar belakang ......................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
6
C. Batasan Masalah...................................................................................
6
D. Rumusan Masalah ................................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
G. Penjelasan Judul ...................................................................................
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
9
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran .......................................................
9
B. Hasil Belajar .........................................................................................
11
C. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ....................
12
D. Standar Kompetensi Memupuk ............................................................
21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
23
B. Subjek Penelitian..................................................................................
23
C. Metode Penelitian.................................................................................
23
vii
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Prosedur Penelitian...............................................................................
24
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
26
F. Instrumen Penelitian
.......................................................................
27
G. Analisis Data ........................................................................................
31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
34
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
34
B. Pembahasan ..........................................................................................
47
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................
54
A. Kesimpulan ..........................................................................................
54
B. Rekomendasi ........................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
56
LAMPIRAN .....................................................................................................
58
viii
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Sudjana (2002:28) menyatakan “Belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, mengajar
menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar”. Usman
(2005:4) mengemukakan tentang proses belajar mengajar “Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas yang belangsung dalam situasi edukatif”. Interaksi dalam
peristiwa belajar mengajar bukan hanya penyampaian pesan berupa materi
pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang
belajar.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur
(SMK-PP Negeri Cianjur) yang bergerak dalam bidang Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura (ATPH). Dalam kurikulum bidang tersebut diberikan
mata pelajaran produktif kompetensi kejuruan yaitu standar kompetensi
memupuk. Mata pelajaran ini sangat penting diberikan dalam mempersiapkan
siswa dalam menghadapi lingkungan kerja. Sebagaimana tujuan dari SMK
adalah mencetak lulusan yang siap untuk bekerja. Isi mata pelajaran ini
merupakan rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam bidang pertanian dan
saling berhubungan dengan mata pelajaran produktif lainnya.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Pembelajaran memupuk menyangkut materi-materi yang berhubungan
dengan lapangan kerja tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja,
melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.
Pembelajaran ini diperlukan model pembelajaran yang menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Oleh karena itu
pembelajaran memupuk menekankan pada pemberian pelajaran secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah.
Akan tetapi pada kenyataanya jarang sekali guru yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berfikirnya,
bersikap
ilmiah,
serta
mengkomunikasikannya
dengan
memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung melalui pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran memupuk di
SMK-PP Negeri Cianjur masih bersifat konvensional, dimana pada saat
pembelajaran
berlangsung
siswa
hanya
mendengarkan
materi
yang
disampaikan guru dan mencatat apa yang dipelajari. Pengetahuan siswa hanya
meliputi apa yang disampaikan guru saja. Hal ini menyebabkan kejenuhan
pada siswa, siswa cenderung tidak memperhatikan guru dan mengobrol saat di
kelas.
Pembelajaran seperti itu siswa cenderung pasif. Siswa kurang mampu
mengungkapan pendapat secara sistematis, baik lisan maupun tulisan, bahkan
ketika dicoba untuk melakukan tanya jawab, siswa cenderung diam tidak bisa
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
menjawab. Hal ini diakui siswa bahwa mereka tidak terbiasa untuk
mengungkapkan pendapat mereka, mereka malu untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri. Selain itu, siswa hanya menghafal konsep-konsep dalam
materi sehingga kurang memahami makna dari materi tersebut.
Materi pemupukan dari segi prestasi menunjukan bahwa sebagian besar
nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah, sebagian besar belum memenuhi
kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Untuk memenuhi nilai KKM tersebut
siswa harus mengikuti remedial terlebih dahulu. Data prestasi belajar siswa
bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1. Data prestasi siswa kelas x SMK-PP N Cianjur tahun ajaran 20112012 yang pada standar kompetensi memupuk
No
1
2
3
4
Kelas
Jumlah siswa
Xa
Xb
Xc
Xd
29
31
32
32
Banyak siswa
tuntas
5
4
4
3
Presentase siswa
tuntas
17,24%
12,9%
12,5%
9,3%
Proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran,
sehingga diperlukan interaksi belajar dan mengajar yang berkualitas agar
tujuan pembelajaran bisa tercapai. Sadirman (2011:19-20) menyatakan bahwa
“Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam pengetahuan,
sikap, dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi”. Sehingga untuk memenuhi
kualifikasi tersebut, pembelajaran konvensional untuk standar kompetensi
memupuk masih kurang efektif dan efisien.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Sementara dalam proses pendidikan, untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif dan efisien perlu dikembangkannya standar proses. Standar proses
adalah standar pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Sebagaimana
amanat yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 19 mengenai standar proses yaitu:
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2) Dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. (3) Setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien”.
Berdasarkan uraian diatas permasalahan-permasalahan tersebut penting
dan mendesak untuk dipecahkan, karena apabila dibiarkan akan menghambat
perkembangan kognitif, apektif, dan psikomotor peserta didik. Sehingga
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan rendah dan akan menghambat
pembangunan bangsa. Peneliti berasumsi bahwa pengaruh terbesar atas
kualitas hasil belajar siswa disekolah adalah tindakan guru dalam menerapkan
metode pembelajaran yang relevan sesuai dengan kondisi dan karakteristik
siswa.
Untuk
mengatasi
berbagai
problematika
dalam
pelaksanaan
pembelajaran tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang
mampu mengatasi guru melaksanakan tugas belajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Untuk itu peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran yang relevan
untuk diterapkan dalam pelajaran ini adalah Contextual Teaching and Learning
(CTL). Adapun alasan penulis memilih model pembelajaran ini adalah melalui
model ini guru dibantu untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung secara
ilmiah, dan siswa dapat mengalaminya sendiri. Siswa mempelajari dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sebagai hasil dari pengalamannya
dalam upaya itu siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing
bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Selain itu mencoba
memanfaatkan lahan pertanian yang ada di SMK-PP N Cianjur yang dirasa
tepat dalam menghubungkan materi pelajaran dengan lapangan, dan
keterkaitan antara materi pemupukan dengan pelajaran produktif lainnya, untuk
itu CTL diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami makna belajar
dan mendorong siswa dalam motivasi belajar sehingga prestasi belajarpun
dapat meningkat.
Adapun menurut Suprijono (2011:79-80) “Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara
materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata”. CTL mendorong
perserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan
mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Consextual Teaching and
Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar
Kompetensi Memupuk”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran masih berfokus pada guru.
2. Motivasi dan konsentrasi belajar siswa kurang.
3. Siswa hanya mendengar dan mencatat, cenderung tidak mengajukan
pertanyaan saat belajar, dan tidak mengajukan pendapat.
4. Nilai hasil belajar siswa sebagian besar masih dibawah Kriteria KKM,
untuk mencapai KKM tersebut sebagian siswa harus mengikuti remedial.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, mendalam dan tidak terlalu luas,
maka penelitian ini difokuskan pada:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah CTL
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Pemupukan terkait materi
idendifikasi pupuk organik dan anorganik, unsur hara tanaman, dan
menghitung kebutuhan pupuk.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pelaksanaan penerapan CTL pada standar kompetensi
memupuk di kelas Xb SMK-PP N Cianjur?
2.
Apakah penerapan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
standar kompensi memupuk di kelas Xb SMK-PP N Cianjur?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini memberikan sebuah alternatif model
pembelajaran yang relevan di terapkan oleh guru di SMK Pertanian. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan CTL pada standar
kompetensi memupuk di SMK-PP N Cianjur kelas Xb.
2.
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran CTL di SMK-PP N Cianjur kelas Xb.
F. Manfaat Penelitian
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
1. Bagi siswa, Dapat meningkatkan Hasil belajar siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Bagi guru, Sebagai alternatif atau variasi dalam menggunakan metode
pembelajaran.
3. Bagi sekolah, Memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, sehingga menjadi lembaga
yang bermutu.
G. Penjelasan Judul Penelitian
1. Pembelajaran Contextual Teaching and Leaning (CTL): merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk
memahami
makna
materi
pelajaran
yang
dipelajarinya
dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan
yang
secara
fleksibel
dapat
diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks
lainnya. (Heriawan, dkk. 2012:19-20).
2. Belajar: suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang
terjadi seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti
(Warsita 2008:62).
3. Hasil Belajar: Taraf kemampuan belajar siswa yang dicapai setelah
pembelajaran. Hasil belajar dari penelitian ini adalah taraf kemampuan
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
yang dilihat peningkatan nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkannya
CTL.
4. Standar Kompetensi Memupuk: Salah satu pelajaran kompetensi kejuruan
yang diberikan di SMK pertanian.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari
2013. Penetapan tempat ini didasarkan pada pengalaman peneliti dalam
program Pengalaman Lapangan (PPL).
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa-siswi SMK-PP N Cianjur kelas Xb
tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 35 orang.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hopkins (1993) dalam Muslish (2012:8) mendefinisikan PTK yaitu:
“PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakannnya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktek pembelajaran”.
Metode PTK dipilih untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Sebagaimana
Sanjaya
(2013:150)
menjelaskan
tujuan
PTK
yaitu
“memperbaiki kinerja guru, menumpuhkan sikap profesional guru, dan
peningkatan situasi tempat praktik berlangsung.
Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslish (2012), yaitu
model spiral. Desainya adalah sebagai berikut:
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc. Taggart
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi dalam tahap siklus dan
akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan, di antaranya yaitu:
a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian,
b. Merundingkan mitra, dalam hal ini kolaborator untuk penelitian,
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
c. Menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) setiap
siklusnya,
d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas pada setiap siklusnya,
e. Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar di kelas dari setiap siklusnya,
f. Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan tindakan, serta
g. Merencanakan bagaimana langkah atau tindakan perbaikan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang sebelumnya.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan dalam setiap siklusnya. Peningkatan atau
perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap siklusnya yang
menyangkut komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL).
3. Observasi Tindakan
Observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti dengan mitra peneliti mengamati kegiatan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran kemudian menganalisa hasil
pengamatannya. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti juga
melakukan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh. Setiap akhir
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
tindakan, peneliti dengan mitra peneliti melakukan diskusi balikan
mengenai hal-hal yang harus diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, atau
dikurangi
bahkan
dihilangkan
dalam
tindakan
berikutnya
untuk
memperoleh data yang diinginkan. Hasil diskusi balikan tersebut
kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk tindakan berikutnya yang
akan dilakukan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir tiap tindakan. Pada kegiatan ini
peneliti dan teman sejawat atau observer mendiskusikan hasil pengamatan
tindakan yang dilaksanakan. Dalam tahap ini, peneliti akan menganalisa dan
menginterpretasikan data dari hasil observasi dan evaluasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah
mencapai target yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam menyempurnakan tindakan berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
a. Observasi siswa oleh peneliti
Observasi siswa dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai
participant observation (observasi berperan serta). Peneliti mengamati
langsung peran serta siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diterapkan yaitu model pembelajaran CTL.
b. Observasi guru oleh observer
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
Observasi guru dilakukan oleh teman sejawat, atau observer.
Teman sejawat atau observer mengamati peneliti sebagai guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL.
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Tes yang
dimaksud adalah berupa pre-test dan post test. Tes yang digunakan adalah
tes buatan guru yang diuji cobakan terlebih dahulu.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi tentang ceklist pengamatan selama
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini akan divalidasi terlebih
dahulu dengan menggunakan judgement expert (validasi pakar). Validasi
pakar adalah validasi kepada para ahli (ekpert judgement) mengenai
instrumen yang akan diujikan. Lembar observasi yang digunakan ada dua
yaitu :
a. Lembar observasi siswa oleh peneliti.
b. Lembar observasi guru oleh observer.
2. Soal Tes
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Soal tes berisi tentang soal-soal terkait standar kompetensi
memupuk. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
standar kompetensi tersebut. Bentuk tes yang digunakan adalah tes
objektif pilihan ganda berjumlah 35 soal untuk semua siklus. Soal ini
diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa SMK-PP N Cianjur kelas XIc
tahun ajaran 2012-2013 untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda.
a. Uji validitas
Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid
tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila test itu
dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.Validitas instrumen,
dihitung melalui koefisien korelasi. Korelasi dihitung dengan
menggunakan rumus produk momen dari Pearson sebagai berikut:
rxy
N X
N XY X Y
2
X N Y 2 Y
2
2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = banyaknya peserta tes
X = nilai hasil ujicoba
Y = nilai rata-rata ulangan harian
(Arikunto: 2009:72)
Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen,
nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut Arikunto
(2009:75) sebagai berikut:
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
0,800 ≤ rxy ≤ 1,00
0,600 ≤ rxy< 0,800
0,400 ≤ rxy< 0,600
0,200 ≤ rxy< 0,400
0,00 ≤ rxy ≤ 0,200
korelasi sangat tinggi
korelasi tinggi
korelasi sedang
korelasi rendah
korelasi sangat rendah.
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut tetap
apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu
instrumen atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung
koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliablitas ini
dihitung
dengan
menggunakan
rumus
Spearman-Brown
(Arikunto,2009:93) berikut:
r11
2r 1 2 1 2
(1 r 12 12 )
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
r 1 2 1 2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
Selanjutnya
diinterpretasikan
koefisien
dengan
reliabilitas
menggunakan
yang
klasifikasi
diperoleh
koefisien
reliabilitas menurut Guliford (Erman, 2003 : 139) sebagai berikut:
r11< 0,20
0,20 ≤ r11< 0,40
0,40 ≤ r11< 0,70
0,70 ≤ r11< 0,90
0,90 ≤ r11< 1,00
derajat reliablitas sangat rendah
derajat reliablitas rendah
derajat reliablitas sedang
derajat reliablitas tinggi
derajat reliablitas sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah
soal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap
butir soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:208):
P
B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2009:210):
1,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya
pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :
D
Ba Bb
Pa Pb
Ja Jb
Keterangan :
D = Daya Pembeda
Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan
benar
Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan
benar
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan
adalah sebagai berikut (Arikunto,2009:218) :
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
jelek
cukup
baik
sangat baik
G. Analisis Data
Teknik analisis data untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang
diperoleh melalui pengamatan dengan cara memilih data sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Berdasarkan data tersebut, kemudian dipaparkan lebih
sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa paparan data dan akhirnya
ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,
tetapi mengandung pengertian yang luas (Muslich,2012:52).
Proses penyederhanaan data atau reduksi data diambil dari analisis
data observasi peneliti sebagai guru, observasi siswa dan data prestasi siswa.
1. Analisis observasi guru dan observasi siswa
Data hasil observasi didapatkan menggunakan skala likert. Sugiyono
(2009) menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Langkah pemaparan data untuk aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Skor, Skor observasi guru dan observasi siswa yang
digunakan dalam skala likert adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
=5
=4
=3
=2
=1
b. Perhitungan Pressentase, Data yang diperoleh dari pemberian skor
akan dihitung dengan rumus (Sudjana,2006:78):
N=
Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel dibawah:
Tabel 4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran
Nilai
Keterangan
10-29
Sangat kurang
30-49
Kurang
50-69
Cukup
70-89
Baik
90-100
Baik sekali
Sumber: (Sudjana, 2006)
2. Analisis data untuk hasil belajar
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
Data hasil belajar diambil dari pre-test dan post-test siswa, nilai ini
diolah dengan pemberian skor. kemudian diambil presentase nilai yang
melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu dengan rumus
sebagai berikut:
Presentase
Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman siswa
tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk
mengetahui
efektifitas
peningkatan
hasil
belajar
yaitu
dihitung
menggunakan teknik Normalized Gain.
Normalized Gain dihitung dengan rumus:
N-Gain =
Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5. Kriteria Normalized Gain
Skor N-gain
Kriteria N-gain
0,70 < N-gain
Tinggi
0,30 ≤ N-gain < 0,70
Sedang
N-gain , 0,30
Rendah
Sumber: (Hake, 1998)
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dilihat refleksi tindakan, observasi kinerja peneliti dan aktivitas belajar
siswa yang semakin baik tiap siklus, Penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada standar kompetensi memupuk di SMK-PP N 1
Cianjur berlangsung dengan baik.
2.
Dilihat dari test hasil belajar yang meningkat dari tiap siklus, Penerapan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan Hasil
belajar siswa pada standar kompetensi memupuk di SMK-PP N 1 Cianjur
kelas Xb tahun ajaran 2012-2013.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL), maka dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru direkomendasikan untuk menerapkan Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebagai alternatif pembelajaran pada standar kompetensi
memupuk.
2. Bagi guru direkomendasikan untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja
mengajar agar siswa belajar dengan baik dan bersemangat, sehingga
prestasi belajar siswapun dapat meningkat.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
3. Penelitian
terhadap
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
direkkomendasikan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain
pada kajian yang lebih luas, baik dari segi materi atau waktu.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aritmaxx. (2010). Pembelajaran Contextual Teaching and Learning.[Online]
Tersedia:http/aritmaxx.wordpress.com/2010/11/15/sintaks-pembelajarancontekstual-teaching –and-learning/. (2 Januari 2013)
Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Erman, S. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic
Cours. [Online]. Tersedia: http://www.Physics.indana/edu/IEM_2bfdf. (7
Juni 2012).
Hamalik, O.(2008). Dasar-Dasar Pengembangan kurikulum.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Heriawan, dkk. (2012).Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten:
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G).
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Rineka
Cipta.
Johnson, E. B. (2012). CTL Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa.
Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama.
Muslish, M. (2012). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah
Clasroom Action Research. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
Sadirman, A.M.(2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sagala, S.(2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Kencana: Prenada Media Group,
Sudjana, N.(2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. (2006). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Usman, M.U. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI MEMUPUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program StudiPendidikan Teknologi Agroindustri
oleh :
Rani Nuraini
0811692
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) untuk meningkatkan
Hasil Belajar pada Standar
Kompetensi Memupuk
Oleh
Rani Nuraini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi
Kejuruan
© Rani Nuraini 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
HALAMAN PENGESAHAN
RANI NURAINI
0811692
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMUPUK
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dr. H. Kamin Sumardi, MPd
NIP. 196709261997021001
Pembimbing II,
Erna Krisnanto, ST. MT
NIP. 19720607199801002
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI
Dr. Sri Handayani, MPd
NIP. 1966093011997032001
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Nuraini, R. (2013). “Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL)
untuk meningkatkan Prestasi Belajar pada Standar Kompetensi Memupuk”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Contextual
Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar siswa pada standar
kompetensi memupuk yang dilaksanakan di SMK Pertanian Pembangunan Negeri
Cianjur (SMK-PP N Cianjur). Latar belakang dilaksanakannnya penelitian ini
adalah pembelajaran disekolah yang masih kurang efektif dan efisien. Hasil
belajar yang sangat rendah menyebabkan masalah tersebut sangat penting dan
mendesak untuk dipecahkan. CTL dirasa tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah
Siswa SMK-PP N Cianjur Kelas Xb tahun ajaran 2012-2013. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan test. Instrument yang digunakan
adalah Lembar Observasi berupa lembar observasi kinerja guru dan lembar
observasi aktivitas siswa, soal test berupa pre-test dan post-test. Nilai hasil
observasi kinerja guru tiap siklus berturut-turut adalah 81,25, 85, dan 91. Nilai
hasil observasi siswa tiap siklus berturut-turut adalah 65,45, 72,52, dan 90,9. Hasil
belajar siswa tiap siklus dilihat dari post test adalah 61,76, 68,56, 76,52. Hasil
belajar siswa tiap siklus dilihat dari N-gain berturut-turut adalah 0,29, 0,52, 0,71.
Hasil belajar siswa dilihat dari pencapaian KKM adalah 25,47%, 45,45%,
78,78%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pembelajaran CTL berjalan
dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya.
Kata kunci: Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar, Standar
Kompetensi Memupuk
v
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ii
PERNYATAAN ...............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
PRAKATA .......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar belakang ......................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
6
C. Batasan Masalah...................................................................................
6
D. Rumusan Masalah ................................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
G. Penjelasan Judul ...................................................................................
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
9
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran .......................................................
9
B. Hasil Belajar .........................................................................................
11
C. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ....................
12
D. Standar Kompetensi Memupuk ............................................................
21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
23
B. Subjek Penelitian..................................................................................
23
C. Metode Penelitian.................................................................................
23
vii
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Prosedur Penelitian...............................................................................
24
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
26
F. Instrumen Penelitian
.......................................................................
27
G. Analisis Data ........................................................................................
31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
34
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
34
B. Pembahasan ..........................................................................................
47
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................
54
A. Kesimpulan ..........................................................................................
54
B. Rekomendasi ........................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
56
LAMPIRAN .....................................................................................................
58
viii
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Sudjana (2002:28) menyatakan “Belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, mengajar
menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar”. Usman
(2005:4) mengemukakan tentang proses belajar mengajar “Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas yang belangsung dalam situasi edukatif”. Interaksi dalam
peristiwa belajar mengajar bukan hanya penyampaian pesan berupa materi
pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang
belajar.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur
(SMK-PP Negeri Cianjur) yang bergerak dalam bidang Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura (ATPH). Dalam kurikulum bidang tersebut diberikan
mata pelajaran produktif kompetensi kejuruan yaitu standar kompetensi
memupuk. Mata pelajaran ini sangat penting diberikan dalam mempersiapkan
siswa dalam menghadapi lingkungan kerja. Sebagaimana tujuan dari SMK
adalah mencetak lulusan yang siap untuk bekerja. Isi mata pelajaran ini
merupakan rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam bidang pertanian dan
saling berhubungan dengan mata pelajaran produktif lainnya.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Pembelajaran memupuk menyangkut materi-materi yang berhubungan
dengan lapangan kerja tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja,
melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.
Pembelajaran ini diperlukan model pembelajaran yang menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Oleh karena itu
pembelajaran memupuk menekankan pada pemberian pelajaran secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah.
Akan tetapi pada kenyataanya jarang sekali guru yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berfikirnya,
bersikap
ilmiah,
serta
mengkomunikasikannya
dengan
memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung melalui pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran memupuk di
SMK-PP Negeri Cianjur masih bersifat konvensional, dimana pada saat
pembelajaran
berlangsung
siswa
hanya
mendengarkan
materi
yang
disampaikan guru dan mencatat apa yang dipelajari. Pengetahuan siswa hanya
meliputi apa yang disampaikan guru saja. Hal ini menyebabkan kejenuhan
pada siswa, siswa cenderung tidak memperhatikan guru dan mengobrol saat di
kelas.
Pembelajaran seperti itu siswa cenderung pasif. Siswa kurang mampu
mengungkapan pendapat secara sistematis, baik lisan maupun tulisan, bahkan
ketika dicoba untuk melakukan tanya jawab, siswa cenderung diam tidak bisa
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
menjawab. Hal ini diakui siswa bahwa mereka tidak terbiasa untuk
mengungkapkan pendapat mereka, mereka malu untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri. Selain itu, siswa hanya menghafal konsep-konsep dalam
materi sehingga kurang memahami makna dari materi tersebut.
Materi pemupukan dari segi prestasi menunjukan bahwa sebagian besar
nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah, sebagian besar belum memenuhi
kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Untuk memenuhi nilai KKM tersebut
siswa harus mengikuti remedial terlebih dahulu. Data prestasi belajar siswa
bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1. Data prestasi siswa kelas x SMK-PP N Cianjur tahun ajaran 20112012 yang pada standar kompetensi memupuk
No
1
2
3
4
Kelas
Jumlah siswa
Xa
Xb
Xc
Xd
29
31
32
32
Banyak siswa
tuntas
5
4
4
3
Presentase siswa
tuntas
17,24%
12,9%
12,5%
9,3%
Proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran,
sehingga diperlukan interaksi belajar dan mengajar yang berkualitas agar
tujuan pembelajaran bisa tercapai. Sadirman (2011:19-20) menyatakan bahwa
“Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam pengetahuan,
sikap, dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi”. Sehingga untuk memenuhi
kualifikasi tersebut, pembelajaran konvensional untuk standar kompetensi
memupuk masih kurang efektif dan efisien.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Sementara dalam proses pendidikan, untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif dan efisien perlu dikembangkannya standar proses. Standar proses
adalah standar pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Sebagaimana
amanat yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 19 mengenai standar proses yaitu:
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2) Dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. (3) Setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien”.
Berdasarkan uraian diatas permasalahan-permasalahan tersebut penting
dan mendesak untuk dipecahkan, karena apabila dibiarkan akan menghambat
perkembangan kognitif, apektif, dan psikomotor peserta didik. Sehingga
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan rendah dan akan menghambat
pembangunan bangsa. Peneliti berasumsi bahwa pengaruh terbesar atas
kualitas hasil belajar siswa disekolah adalah tindakan guru dalam menerapkan
metode pembelajaran yang relevan sesuai dengan kondisi dan karakteristik
siswa.
Untuk
mengatasi
berbagai
problematika
dalam
pelaksanaan
pembelajaran tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang
mampu mengatasi guru melaksanakan tugas belajar dan juga kesulitan belajar
peserta didik.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Untuk itu peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran yang relevan
untuk diterapkan dalam pelajaran ini adalah Contextual Teaching and Learning
(CTL). Adapun alasan penulis memilih model pembelajaran ini adalah melalui
model ini guru dibantu untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung secara
ilmiah, dan siswa dapat mengalaminya sendiri. Siswa mempelajari dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sebagai hasil dari pengalamannya
dalam upaya itu siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing
bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Selain itu mencoba
memanfaatkan lahan pertanian yang ada di SMK-PP N Cianjur yang dirasa
tepat dalam menghubungkan materi pelajaran dengan lapangan, dan
keterkaitan antara materi pemupukan dengan pelajaran produktif lainnya, untuk
itu CTL diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami makna belajar
dan mendorong siswa dalam motivasi belajar sehingga prestasi belajarpun
dapat meningkat.
Adapun menurut Suprijono (2011:79-80) “Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara
materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata”. CTL mendorong
perserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan
mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Consextual Teaching and
Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar
Kompetensi Memupuk”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran masih berfokus pada guru.
2. Motivasi dan konsentrasi belajar siswa kurang.
3. Siswa hanya mendengar dan mencatat, cenderung tidak mengajukan
pertanyaan saat belajar, dan tidak mengajukan pendapat.
4. Nilai hasil belajar siswa sebagian besar masih dibawah Kriteria KKM,
untuk mencapai KKM tersebut sebagian siswa harus mengikuti remedial.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, mendalam dan tidak terlalu luas,
maka penelitian ini difokuskan pada:
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah CTL
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Pemupukan terkait materi
idendifikasi pupuk organik dan anorganik, unsur hara tanaman, dan
menghitung kebutuhan pupuk.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pelaksanaan penerapan CTL pada standar kompetensi
memupuk di kelas Xb SMK-PP N Cianjur?
2.
Apakah penerapan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
standar kompensi memupuk di kelas Xb SMK-PP N Cianjur?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini memberikan sebuah alternatif model
pembelajaran yang relevan di terapkan oleh guru di SMK Pertanian. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan CTL pada standar
kompetensi memupuk di SMK-PP N Cianjur kelas Xb.
2.
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran CTL di SMK-PP N Cianjur kelas Xb.
F. Manfaat Penelitian
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
1. Bagi siswa, Dapat meningkatkan Hasil belajar siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Bagi guru, Sebagai alternatif atau variasi dalam menggunakan metode
pembelajaran.
3. Bagi sekolah, Memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, sehingga menjadi lembaga
yang bermutu.
G. Penjelasan Judul Penelitian
1. Pembelajaran Contextual Teaching and Leaning (CTL): merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk
memahami
makna
materi
pelajaran
yang
dipelajarinya
dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan
yang
secara
fleksibel
dapat
diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks
lainnya. (Heriawan, dkk. 2012:19-20).
2. Belajar: suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang
terjadi seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti
(Warsita 2008:62).
3. Hasil Belajar: Taraf kemampuan belajar siswa yang dicapai setelah
pembelajaran. Hasil belajar dari penelitian ini adalah taraf kemampuan
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
yang dilihat peningkatan nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkannya
CTL.
4. Standar Kompetensi Memupuk: Salah satu pelajaran kompetensi kejuruan
yang diberikan di SMK pertanian.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari
2013. Penetapan tempat ini didasarkan pada pengalaman peneliti dalam
program Pengalaman Lapangan (PPL).
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa-siswi SMK-PP N Cianjur kelas Xb
tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 35 orang.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hopkins (1993) dalam Muslish (2012:8) mendefinisikan PTK yaitu:
“PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakannnya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktek pembelajaran”.
Metode PTK dipilih untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Sebagaimana
Sanjaya
(2013:150)
menjelaskan
tujuan
PTK
yaitu
“memperbaiki kinerja guru, menumpuhkan sikap profesional guru, dan
peningkatan situasi tempat praktik berlangsung.
Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslish (2012), yaitu
model spiral. Desainya adalah sebagai berikut:
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
Gambar 1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc. Taggart
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Refleksi dalam tahap siklus dan
akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan, di antaranya yaitu:
a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian,
b. Merundingkan mitra, dalam hal ini kolaborator untuk penelitian,
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
c. Menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) setiap
siklusnya,
d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas pada setiap siklusnya,
e. Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar di kelas dari setiap siklusnya,
f. Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan tindakan, serta
g. Merencanakan bagaimana langkah atau tindakan perbaikan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang sebelumnya.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan dalam setiap siklusnya. Peningkatan atau
perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap siklusnya yang
menyangkut komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL).
3. Observasi Tindakan
Observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini peneliti dengan mitra peneliti mengamati kegiatan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran kemudian menganalisa hasil
pengamatannya. Peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti juga
melakukan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh. Setiap akhir
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
tindakan, peneliti dengan mitra peneliti melakukan diskusi balikan
mengenai hal-hal yang harus diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, atau
dikurangi
bahkan
dihilangkan
dalam
tindakan
berikutnya
untuk
memperoleh data yang diinginkan. Hasil diskusi balikan tersebut
kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk tindakan berikutnya yang
akan dilakukan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir tiap tindakan. Pada kegiatan ini
peneliti dan teman sejawat atau observer mendiskusikan hasil pengamatan
tindakan yang dilaksanakan. Dalam tahap ini, peneliti akan menganalisa dan
menginterpretasikan data dari hasil observasi dan evaluasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah
mencapai target yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam menyempurnakan tindakan berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
a. Observasi siswa oleh peneliti
Observasi siswa dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai
participant observation (observasi berperan serta). Peneliti mengamati
langsung peran serta siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diterapkan yaitu model pembelajaran CTL.
b. Observasi guru oleh observer
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
Observasi guru dilakukan oleh teman sejawat, atau observer.
Teman sejawat atau observer mengamati peneliti sebagai guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL.
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Tes yang
dimaksud adalah berupa pre-test dan post test. Tes yang digunakan adalah
tes buatan guru yang diuji cobakan terlebih dahulu.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi tentang ceklist pengamatan selama
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini akan divalidasi terlebih
dahulu dengan menggunakan judgement expert (validasi pakar). Validasi
pakar adalah validasi kepada para ahli (ekpert judgement) mengenai
instrumen yang akan diujikan. Lembar observasi yang digunakan ada dua
yaitu :
a. Lembar observasi siswa oleh peneliti.
b. Lembar observasi guru oleh observer.
2. Soal Tes
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Soal tes berisi tentang soal-soal terkait standar kompetensi
memupuk. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
standar kompetensi tersebut. Bentuk tes yang digunakan adalah tes
objektif pilihan ganda berjumlah 35 soal untuk semua siklus. Soal ini
diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa SMK-PP N Cianjur kelas XIc
tahun ajaran 2012-2013 untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda.
a. Uji validitas
Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid
tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila test itu
dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.Validitas instrumen,
dihitung melalui koefisien korelasi. Korelasi dihitung dengan
menggunakan rumus produk momen dari Pearson sebagai berikut:
rxy
N X
N XY X Y
2
X N Y 2 Y
2
2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = banyaknya peserta tes
X = nilai hasil ujicoba
Y = nilai rata-rata ulangan harian
(Arikunto: 2009:72)
Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen,
nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut Arikunto
(2009:75) sebagai berikut:
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
0,800 ≤ rxy ≤ 1,00
0,600 ≤ rxy< 0,800
0,400 ≤ rxy< 0,600
0,200 ≤ rxy< 0,400
0,00 ≤ rxy ≤ 0,200
korelasi sangat tinggi
korelasi tinggi
korelasi sedang
korelasi rendah
korelasi sangat rendah.
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut tetap
apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu
instrumen atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung
koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliablitas ini
dihitung
dengan
menggunakan
rumus
Spearman-Brown
(Arikunto,2009:93) berikut:
r11
2r 1 2 1 2
(1 r 12 12 )
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
r 1 2 1 2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
Selanjutnya
diinterpretasikan
koefisien
dengan
reliabilitas
menggunakan
yang
klasifikasi
diperoleh
koefisien
reliabilitas menurut Guliford (Erman, 2003 : 139) sebagai berikut:
r11< 0,20
0,20 ≤ r11< 0,40
0,40 ≤ r11< 0,70
0,70 ≤ r11< 0,90
0,90 ≤ r11< 1,00
derajat reliablitas sangat rendah
derajat reliablitas rendah
derajat reliablitas sedang
derajat reliablitas tinggi
derajat reliablitas sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah
soal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap
butir soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:208):
P
B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2009:210):
1,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya
pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut :
D
Ba Bb
Pa Pb
Ja Jb
Keterangan :
D = Daya Pembeda
Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan
benar
Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan
benar
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan
adalah sebagai berikut (Arikunto,2009:218) :
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
jelek
cukup
baik
sangat baik
G. Analisis Data
Teknik analisis data untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang
diperoleh melalui pengamatan dengan cara memilih data sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Berdasarkan data tersebut, kemudian dipaparkan lebih
sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa paparan data dan akhirnya
ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,
tetapi mengandung pengertian yang luas (Muslich,2012:52).
Proses penyederhanaan data atau reduksi data diambil dari analisis
data observasi peneliti sebagai guru, observasi siswa dan data prestasi siswa.
1. Analisis observasi guru dan observasi siswa
Data hasil observasi didapatkan menggunakan skala likert. Sugiyono
(2009) menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Langkah pemaparan data untuk aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Skor, Skor observasi guru dan observasi siswa yang
digunakan dalam skala likert adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
=5
=4
=3
=2
=1
b. Perhitungan Pressentase, Data yang diperoleh dari pemberian skor
akan dihitung dengan rumus (Sudjana,2006:78):
N=
Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel dibawah:
Tabel 4. Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran
Nilai
Keterangan
10-29
Sangat kurang
30-49
Kurang
50-69
Cukup
70-89
Baik
90-100
Baik sekali
Sumber: (Sudjana, 2006)
2. Analisis data untuk hasil belajar
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
Data hasil belajar diambil dari pre-test dan post-test siswa, nilai ini
diolah dengan pemberian skor. kemudian diambil presentase nilai yang
melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu dengan rumus
sebagai berikut:
Presentase
Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman siswa
tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk
mengetahui
efektifitas
peningkatan
hasil
belajar
yaitu
dihitung
menggunakan teknik Normalized Gain.
Normalized Gain dihitung dengan rumus:
N-Gain =
Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5. Kriteria Normalized Gain
Skor N-gain
Kriteria N-gain
0,70 < N-gain
Tinggi
0,30 ≤ N-gain < 0,70
Sedang
N-gain , 0,30
Rendah
Sumber: (Hake, 1998)
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dilihat refleksi tindakan, observasi kinerja peneliti dan aktivitas belajar
siswa yang semakin baik tiap siklus, Penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada standar kompetensi memupuk di SMK-PP N 1
Cianjur berlangsung dengan baik.
2.
Dilihat dari test hasil belajar yang meningkat dari tiap siklus, Penerapan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan Hasil
belajar siswa pada standar kompetensi memupuk di SMK-PP N 1 Cianjur
kelas Xb tahun ajaran 2012-2013.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL), maka dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi guru direkomendasikan untuk menerapkan Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebagai alternatif pembelajaran pada standar kompetensi
memupuk.
2. Bagi guru direkomendasikan untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja
mengajar agar siswa belajar dengan baik dan bersemangat, sehingga
prestasi belajar siswapun dapat meningkat.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
3. Penelitian
terhadap
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
direkkomendasikan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain
pada kajian yang lebih luas, baik dari segi materi atau waktu.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aritmaxx. (2010). Pembelajaran Contextual Teaching and Learning.[Online]
Tersedia:http/aritmaxx.wordpress.com/2010/11/15/sintaks-pembelajarancontekstual-teaching –and-learning/. (2 Januari 2013)
Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Erman, S. (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hake. (1998). Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanic
Cours. [Online]. Tersedia: http://www.Physics.indana/edu/IEM_2bfdf. (7
Juni 2012).
Hamalik, O.(2008). Dasar-Dasar Pengembangan kurikulum.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Heriawan, dkk. (2012).Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten:
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G).
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Rineka
Cipta.
Johnson, E. B. (2012). CTL Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa.
Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama.
Muslish, M. (2012). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah
Clasroom Action Research. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
Sadirman, A.M.(2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sagala, S.(2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Kencana: Prenada Media Group,
Sudjana, N.(2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, N. (2006). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Usman, M.U. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rani Nuraini, 2013
Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada
Standar Kompetensi Memupuk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu