PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SPLB-C YPLB CIPAGANTI.

(1)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SPLB-C YPLB CIPAGANTI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Anggi Ariyani Nugraha 0705094

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SPLB-C YPLB CIPAGANTI

Oleh

Anggi Ariyani Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anggi Ariyani Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

LEMBAR PENGESAHAN

ANGGI ARIYANI NUGRAHA 0705094

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SPLB-C YPLB CIPAGANTI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Hidayat, Dipl. S.Ed., M.Si NIP. 195707111985031003

Pembimbing II,

Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP. 195701311986031001

Diketahui Oleh,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 195607221985031001


(4)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

ABSTRAK

Anggi Ariyani Nugraha (2013). Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti. Skripsi. Jurusan Pendidikan Khusus. FIP – UPI.

Anak tunagrahita ringan adalah mereka yang mengalami hambatan dalam inteligensi/kemampuan bawaan. Karena inteligensi itu sifatnya total maka anak tunagrahita itu akan mengalami kelemahan dalam banyak hal atau banyak bidang seperti rendahnya kemampuan akademik, kemampuan personal, kemampuan vokasional, dan mengalami gangguan berbicara. Kemampuan motorik halus dan koordinasi mata tangan sangat diperlukan berbicara dalam melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti untuk menulis.

Masalah yang ditemukan pada anak tunagrahita ringan yaitu berkaitan dengan hambatan berkomunikasi atau mengembangkan kemampuan bahasa lisan/berbicara sesuai dengan norma lingkungan dan dapat menangkap perasan dan gagasan lawan bicara serta berperan aktif dalam lingkungan. Untuk merealisasikan usaha tersebut perlu adanya latihan berbicara atau speech education yaitu melalui media video cerita yang memadai dan bentuk kegiatan yang menunjang. berdasarkan latar belakang masalah tersebut timbullah sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Adakah pengaruh penggunaan media cerita bergambar

terhadap peningkatan kemampuan berbicara Anak Tunagrahita Ringan?”

Dalam menjawab permasalahan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode eksperimen dengan bentuk One Group Pre test Post test Design uji Wilcoxon. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah empat orang siswa tunagrahita kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti


(5)

i

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Batasan Penelitian... 4

D.Rumusan Masalah... 4

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CERITA BERGAMBAR ... 6

A.Konsep Dasar Tunagrahita ... 6

B.Anak Tunagrahita Ringan ... 10

C.Media Video Cerita Bergambar …….. ... 12

D.Kemampuan Berbicara ... 21

E.Penelitian Terdahulu yang relevan………... ... 23

F. Kerangka Pemikiran……… ... 24


(6)

ii

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A.Variabel Penelitian ... 26

1. Definisi Konsep Variabel ... 26

2. Definisi Operasional Variabel ... 26

B.Metode Peneliatian ... 27

C.Lokasi dan Desain Penelitian ... 28

1. Lokasi... ... 28

2. Desain………. ... 28

D.Populasi dan Sampel ... 29

1.Populasi ... 29

2.Sampel ... 29

E.Instrumen penelitian ... 30

F.Prosedur Penelitian ... 30

G.Teknik Pengumpulan Data ... 31

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 34

A.Hasil Pengolahan ... 34

B.Pengolahan Data ... 36

C.Pengujian Hipotesis ... 37

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 41

A.Kesimpulan ... 41

B.Rekomendasi ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(7)

iii

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Desain Penelitian... 28 Tabel 3.2. Sampel Penelitian ... 29 Table 4.1 Skor Pre Test dan Post Test Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita

Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti... 35 Table 4.2. Perhitungan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon……...………. 37


(8)

iv

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Dale’s Cone of Experience ... 13 Gambar 2.2. Skematis Pembelajaran Penggunaan Media Video Cerita... 25


(9)

v

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1. Skor Pre test Kemampuan Berbicara Anak tunagrahita ... 35


(10)

vi

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian... Lampiran 2 Instrument Penelitian... Lampiran 3 Perhitungan Validitas... Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas... Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... Lampiran 6 Penilaian Validitas... Lampiran 7 Hasil Pre Test... Lampiran 8 Hasil Post Test... Lampiran 9 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing... Lampiran 10 Surat-surat Penelitian... Lampiran 11 Riwayat Hidup...


(11)

vii

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti


(12)

1 Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan aktivitas rutin individu yang dilakukan secara sadar dengan harapan tercapainya aktivitas yang lebih baik dari waktu ke waktu. Berdasarkan pengalaman, individu dapat belajar sehingga pengalaman yang kurang baik tidak dapat terulang kembali. Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang ke arah yang lebih baik. Nasution (1997:4) menjelaskan bahwa :

Belajar dalam arti luas diartikan sebagai proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku yang baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Menurut Surya (2004:48) menjelaskan bahwa “Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menerima pelajaran di sekolah bagi anak tunagrahita ringan memiliki hak yang sama seperti orang normal pada umumnya, meski anak tunagrahita ringan yang merupakan kondisi kecerdasannya di bawah rata–rata, yang ditandai dengan keterbatasan inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial, sehingga memerlukan perlakuan khusus. Soemantri (1995: 156) “Keterbatasan inteligensi mengakibatkan anak tunagrahita ringan sulit mengikuti pembelajaran di sekolah biasa secara klasikal”. Ketidakmampuan dalam interaksi sosial disebabkan oleh hambatan–hambatan yang umumnya di derita oleh anak dalam berbicara. Jadi kesimpulannya proses pemberian suatu pelajaran terhadap anak tunagrahita ringan perlu diperhatikan dan tidak membeda-bedakan karena keterbatasan yang dimiliki.


(13)

2

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Menurut Pamuji (2002:35) menyatakan bahwa “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata–kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Tujuan utama berbicara adalah komunikasi. Ide itu dapat disampaikan secara efektif seyogyanya pembicara memahami makna sesuatu yang ingin dikomunikasikan, mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap sasaran, memahami prinsip–prinsip yang mendasari situasi pembicaraan baik secara umum maupun perorangan. Rendahnya taraf kecerdasan menyebabkan anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan untuk mengamati rangsangan yang diterima dari lingkungannya. Hal inilah yang mengakibatkan anak tunagrahita ringan mengalami hambatan dalam berbicara.

Penyampaian materi pelajaran oleh guru merupakan kegiatan yang cukup berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Penyampaian materi pelajaran akan lebih mudah dimengerti apabila disertai dengan penggunaan media pembelajaran. Sehingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar akan sangat dipengaruhi oleh cara penyampaian materi pelajaran dan pengadaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Mengingat pentingnya peranan berbicara dalam kehidupan sehari–hari, maka perlu ditingkatkan pelatihan berbicara di sekolah. Pelatihan akan lebih efektif jika dalam pelaksanaannya dibantu dengan sarana atau media yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Media video cerita bergambar menurut Rinanto (1992:22) memberi batasan bahwa “Media video cerita bergambar adalah salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, media video cerita bergambar merupakan jenis bahasa yang diekspresikan lewat tanda dan simbol”. Gambar yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pesan tentang kehidupan anak, sehingga mudah dan menarik untuk diceritakan, dan dapat membantu serta mempermudah meningkatkan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan. Gambar yang digunakan dapat menimbulkan partisipasi siswa supaya mau dan


(14)

3

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

mampu berbicara tentang gambar yang dilihatnya. Di samping itu pengunaan media video cerita bergambar ini didasari karena anak tunagrahita ringan cenderung tertarik pada visualisasi gambar.

Video dapat mempermudah dan memperjelas proses daya simak siswa sehingga media video dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran sekaligus meningkatkan daya simak. Media video saat ini sudah mudah diperoleh, kemampuan media video dapat melukiskan gambar secara hidup dan bersuara sehingga dapat memberi daya tarik tersendiri. Media video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, dan mengajarkan keterampilan, mengatasi dalam jarak dan waktu, dan mempengaruhi sikap. Media video diharapkan dapat membantu memperjelas penyampaian pesan. Gambar yang ditampilkan melalui video tampak lebih hidup seperti aslinya, antara gerakan gambar dan suara menjadi sejalan, sehingga anak merasa lebih tertarik untuk menyimak materi yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka akan muncul beberapa masalah sebagai berikut:

1. Anak tunagrahita ringan mempunyai kecerdasan di bawah rata–rata yang ditandai dengan keterbatasan inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial, sehingga memerlukan perlakuan khusus.

2. Kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan pada umumnya mengalami hambatan dalam berkomunikasi.


(15)

4

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

3. Pembelajaran berbicara yang diberikan untuk anak tunagrahita ringan di sekolah kurang berhasil, salah satunya dikarenakan kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Mempertegas ruang lingkup penelitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka di dalam penelitian diperlukan batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan dalam mengkomunikasikan gagasan dan pikiran yang terkandung di dalam dirinya yang berbentuk ucapan, tuturan yang lancar dengan lafal yang baik sehingga mudah dipahami orang lain.

2. Media video cerita bergambar dalam penelitian ini adalah berupa gambar yang berurutan yang disertai kalimat.

3. Subjek dalam penelitian ini adalah empat siswa kelas IV SDLB ringan SPLB-C YPLB SPLB-Cipaganti

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penggunaan media video cerita bergambar terhadap peningkatan kemampuan berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara


(16)

5

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

khusus. Begitu juga dengan kegunaan penelitian ini dibagi dua yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh dari penggunaan media cerita bergambar terhadap peningkatan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan ringan.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk :

1) Mengetahui kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan ringan.

2) Menentukan media video cerita bergambar yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan ringan.

3) Mengetahui hambatan-hambatan berbicara yang dialami anak tunagrahita ringan ringan dalam berbicara.

4) Mengetahui penanganan terhadap hambatan berbicara yang dialami anak tunagrahita ringan ringan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan informasi terhadap ilmu pengetahuan mengenai kemampuan berbicara pada anak tunagrahita ringan ringan.

b. Kegunaan Praktis

Media video cerita bergambar dapat digunakan sebagai sarana utama atau penunjang siswa dalam meningkatkan minat dan motivasi berkomunikasi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan ringan.


(17)

26’

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel

Media merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Bahan pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media pengajaran yang menjadikan siswa seolah-olah bermain dan belajar. Menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:12) mengemukakan bahwa “Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan”.

Media cerita bergambar merupakan sebuah video yang memiliki bagian yang bergerak atau memiliki unsur 3 dimensiberupa perbuatan mekanis yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi prespektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun sealami mungkin.

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi suatu kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media cerita bergambar sebagai upaya meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan.


(18)

27

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Variabel terikat (Variabel Dependen) adalah kondisi yang menunjuk pada akibat atau pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa tunagrahita”. Khususnya pokok bahasan menceritakan isi cerita bergambar dan penggunaannya dalam sehari-hari dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita bergambar.

B. Metode Penelitian

Disampaikan oleh Nazir (2005:84) “Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku”. Jadi dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:2) “Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1997:151) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”.

Kaitannya dengan hal tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Disampaikan oleh Sugiyono (2010:72) “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) bahwa :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa “Penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan


(19)

28

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

pengontrolan yang ketat”. Mengenai tujuan penelitian eksperimen dijelaskan oleh Nazir (2005:64) adalah “Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen”.

C. Lokasi dan Desain Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti yaitu di SPLB C YPLB Cipaganti Bandung.

2. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan The One Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau Pretest sebanyak empat kali untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau Treatment. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti akan memberikan perlakuan sebanyak delapan kali pertemuan. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau Posttest sebanyak empat kali. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan peneilitan yang telah dilaksanakan.

Rancangan penelitian The One Group Pretest-Posttest Design, Sugiyanto

(2010:211). Mekanisme penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian


(20)

29

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

01 X 02

Keterangan :

O1 = Pre test sebelum diberikan perlakuan

X = Perlakuan, dalam hal ini penggunaan media cerita bergambar O2 = Post test setelah diberi perlakuan

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Disampaikan oleh Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SPLB C YPLB Cipaganti yang berjumlah enam siswa tunagrahita ringan.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Sugiyono (2010:81). Dalam menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik sampling jenuh.

Dengan demikian, maka penelitian ini berjumlah enam orang siswa tunagrahita ringan kelas IV SPLB C YPLB Cipaganti.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian.

No Subyek

1. RM


(21)

30

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

3. DP

4. GH

5. MI

6. SA

E. Instrumen Penelitian

Dalam mengukur data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen. Menurut Sugiyono (2010:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”. Sedangkan menurut Arikunto (2002:126) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode”.

Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan kelas IV SPLB C YPLB Cipaganti, digunakan instrumen penelitian berupa tes. Menurut pendapat Nurhasan (2007:3) menjelaskan bahwa “Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”.

F. Prosedur Penelitian

Adanya prosedur penelitian akan memudahkan kejelasan langkah-langkah peneliti dari awal sampai akhir. Tahap-tahap yang tersusun dan terprogram secara sistematis akan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Memberikan pre test yaitu siswa diminta mendengarkan cerita pendek yang berjudul “Shumo Malas Belajar”.

2. Melaksanakan Treatmen selama empat kali pertemuan, yaitu menggunakan video cerita pendek yang berjudul “Shumo Malas Belajar”. Tiap pertemuan


(22)

31

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

dilakasanakan 60 menit. Adapun langkah-langkah operasional dalam penggunaan media cerita bergambar ini sebagai berikut :

a. Pembelajaran menggunakan video cerita pendek yang berjudul “Shumo Malas

Belajar”.

b. Metode yang digunakandalam penggunaan media ini adalah metode ceramah, movie, tanya jawab, dan pemberian tugas

c. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar mengajar dengan situasi belajar saling duduk berdekatan, peneliti memutarkan video cerita pendek yang berjudul “Shumo Malas Belajar” kemudian siswa diminta melihat video yang berjudul “Shumo Malas Belajar”.

d. Siswa memperhatikan kembali penjelasan guru mengenai ilustrasi gambar mengenai cerita

e. Siswa diminta melihat gambar 1 – 12 dan menceritakan isi cerita gambar seri (1-4) dengan bahasa sederhana

3. Melaksanakan post test yaitu pengukuran kembali tentang cerita bergambar untuk mengetahui sampai sejauh mana treatmen yang diberikan yaitu pengguanaan media cerita bergambar terhadap kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan dalam pokok bahasan menceritakan isi gambar.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan relibilitas instrumen penelitian. Instrumen yang valid berarti “instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” Sugiyono (2006 :17). Instrumen yang variabel berarti yang bila digunakan berkali-kali mengukur objek yang sama, akan mendatangkan data yang sama (Sugiyon :2006 :17). Adapun aspek-aspek yang dianalisa umtuk menetapkan baik tidaknya butir soal adalah sebagai berikut.


(23)

32

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur atau instrumen disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai kriteria tertentu, artinya ada kesahihan antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Arikunto (2002:144) menyatakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen“. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur adalah dengan teknik korelasi product moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi Product Moment antara skor item dan skor total. ΣX = Jumlah skor item.

ΣY = Jumlah skor total. N = Banyaknya sampel.

b. Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur itu dapat mengukur suatu gejala yang dapat menunjukkan hasil yang sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Sehubungan dengan reliabilitas ini, Suharsimi Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa “Reliabilitas adalah sesuatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Untuk mengetahui reliabilitas tes, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik belah-dua yaitu membagi item-item soal menjadi dua belahan. Skor belahan pertama dikelompokkan menjadi belahan atas dan skor belahan kedua dikelompokkan menjadi belahan bawah. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan atas dengan skor belahan bawah, maka akan


(24)

33

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

diperoleh harga rxy. Untuk menghitung koefisien korelasi reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:

Keterangan :

R11 : reliabilitas

Rxy : Koefisien korelasi X dan Y

2. Uji Wilcoxon

Jika data hasil penelitian tidak normal hasilnya, maka digunakan Statistika Nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon. Uji ini merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari Uji Tanda. Dalam uji Wilcoxon bukan saja tanda yang diperhatikan, tetapi juga nilai selisih (X-Y).

Uji Wilcoxon dari Arikunto (2010:368). Caranya adalah sebagai berikut : a. Beri nomor urut untuk harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang

terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y). c. Hitung nomor urut jumlah yang bertanda positif dan nomor urut jumlah

bertanda negatif.

d. Untuk nomor urut yang didapat di c), ambilah harga mutlaknya paling kecil, sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

H0 =Tidak terdapat pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berbicara.

H1 = Terdapat pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berbicara.

Untuk menguji hipotesis diatas dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05, kita bandingkan J di atas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel 39.1. jika J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan J daftar yang berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak, dalam hal ini H1 diterima.


(25)

34

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Ada Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti”.


(26)

41

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan mengalami peningkatan kemampuan berbicara sebagai pengaruh perlakuan dengan menggunakan media video cerita bergambar. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor pada anak setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media video cerita bergambar dibandingkan skor anak sebelum diberikan perlakuan dengan penggunaan media tersebut pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menceritakan isi cerita bergambar. Hal ini bahwa media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa tunagrahita ringan. Hambatan-hambatan yang dialami anak tunagrahita ringan dalam berbicara dapat ditangani dengan menggunakan media cerita bergambar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media video cerita bergambar efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti dan berpengaruh signifikan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan yang menyatakan bahwa penggunaan media video cerita bergambar memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemmampuan berbicara anak tunagrahita ringan kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti, maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru

Penggunaan media video cerita bergambar dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran alternatif untuk membantu peningkatan kemampuan berbicara anak tunagrahita ringan.


(27)

42

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Diharapkan dapat mengadakan penelitian pada target behavior yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan-penemuan baru yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan penelitian yang penulis lakukan. Serta dapat melakukan penelitian kepada subjek yang lain dengan karakteristik yang berbeda


(28)

43

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Grahita. Bandung: Depdikbud. Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Delpie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang. Elang Emas

Maidar G. Arsyad dan Mukti U.S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Munawir Y. Sunardi dan Abdurrahman M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Nasution N, dkk. (1998). Psikologi Pendidikan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor

Pamuji. (2002). JJR. Tahun 12 No.1 ISSN 0854-0020. Surakarta: Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remediasi (PPRR) Lembaga Penelitian UNS.

Prasodio, S. (1999). Gangguan Psikiatrik. IKIP: Balai Pustaka.

Rinanto, A. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Pustek Kondikbub dan PT. Grafindo Persada.

Somantri, H.T. Sutjihati. (1995). Psikologi ALB. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif R&D. Bandung. Alfabeta


(29)

44

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Sukarno, A. (2003). Pengantar Statistik. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Suparlan, YB. (1983). Pengantar Pendidikan Anak Mental Subnormal. Yogyakarta: Pustaka Pengarang.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, PT Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Suryabrata, S. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tarigan D, HG. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarmansyah. (1995). Gangguan Komunikasi. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(30)

45

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti


(31)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Grahita. Bandung: Depdikbud. Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Delpie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang. Elang Emas

Maidar G. Arsyad dan Mukti U.S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Munawir Y. Sunardi dan Abdurrahman M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Nasution N, dkk. (1998). Psikologi Pendidikan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor

Pamuji. (2002). JJR. Tahun 12 No.1 ISSN 0854-0020. Surakarta: Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remediasi (PPRR) Lembaga Penelitian UNS.

Prasodio, S. (1999). Gangguan Psikiatrik. IKIP: Balai Pustaka.

Rinanto, A. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Pustek Kondikbub dan PT. Grafindo Persada. Somantri, H.T. Sutjihati. (1995). Psikologi ALB. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan

Tenaga Guru.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif R&D. Bandung. Alfabeta

Sukarno, A. (2003). Pengantar Statistik. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Suparlan, YB. (1983). Pengantar Pendidikan Anak Mental Subnormal. Yogyakarta: Pustaka

Pengarang.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, PT Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Suryabrata, S. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tarigan D, HG. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarmansyah. (1995). Gangguan Komunikasi. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru.


(32)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(1)

(2)

43

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Grahita. Bandung: Depdikbud. Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Delpie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang. Elang Emas

Maidar G. Arsyad dan Mukti U.S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Munawir Y. Sunardi dan Abdurrahman M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan

Problema Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Nasution N, dkk. (1998). Psikologi Pendidikan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor

Pamuji. (2002). JJR. Tahun 12 No.1 ISSN 0854-0020. Surakarta: Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remediasi (PPRR) Lembaga Penelitian UNS.

Prasodio, S. (1999). Gangguan Psikiatrik. IKIP: Balai Pustaka.

Rinanto, A. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Pustek Kondikbub dan PT. Grafindo Persada.

Somantri, H.T. Sutjihati. (1995). Psikologi ALB. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif


(3)

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, PT Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Suryabrata, S. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tarigan D, HG. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarmansyah. (1995). Gangguan Komunikasi. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(4)

45

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti


(5)

Maidar G. Arsyad dan Mukti U.S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Munawir Y. Sunardi dan Abdurrahman M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema

Belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Nasution N, dkk. (1998). Psikologi Pendidikan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor

Pamuji. (2002). JJR. Tahun 12 No.1 ISSN 0854-0020. Surakarta: Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remediasi (PPRR) Lembaga Penelitian UNS.

Prasodio, S. (1999). Gangguan Psikiatrik. IKIP: Balai Pustaka.

Rinanto, A. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Pustek Kondikbub dan PT. Grafindo Persada. Somantri, H.T. Sutjihati. (1995). Psikologi ALB. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan

Tenaga Guru.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif R&D.

Bandung. Alfabeta

Sukarno, A. (2003). Pengantar Statistik. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Suparlan, YB. (1983). Pengantar Pendidikan Anak Mental Subnormal. Yogyakarta: Pustaka

Pengarang.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, PT Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Suryabrata, S. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tarigan D, HG. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Anggi Ariyani Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Video Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB Cipaganti

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.