PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN.
No. Daftar : 225/UN.40.FPEB.1.PL/2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN
(Survey pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh: Marlinda Sari
0707568
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN (Survey pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA
Negeri di Kota Bandung)
Skripsi ini telah disetujui dan disyahkan oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP. 19690108 200604 1 001
Lizza Suzanti, S.Pd, M.Si NIP. 19790702 200501 2 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 19690327 200112 1 002
(3)
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN
(Survey pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung)
Oleh Marlinda Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Marlinda Sari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Survey pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung)
Disusun oleh : Marlinda Sari
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS Pembimbing II : Lizza Suzanti, S.Pd, M.Si
Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di kota Bandung. Inti kajiannya difokuskan pada faktor yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran yaitu kompetensi guru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey Eksplanatory. Teknik sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan sampel penelitian sebanyak 30 guru dari 9 sampel sekolah terpilih. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi dengan menggunakan lembar pengamatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi guru dan efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung telah memiliki kemampuan yang cukup baik. Begitu pun dengan efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung sudah cukup efektif.
Dengan demikian kompetensi guru berpengaruh secara positif terhadap efektivitas proses pembelajaran. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki guru maka proses pembelajaran akan semakin efektif. Oleh karena itu, saran yang direkomendasikan agar guru senantiasa meningkatkan kualitas mengajar serta mampu untuk lebih mengoptimalkan efektivitas proses pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
(5)
ABSTRACT
Influence of the Teacher Competency on Learning Process Effectiveness (Survey on Economic High School Teacher in The City of Bandung)
Written by : Marlinda Sari
Supervisor : Prof. Dr.. H. Eeng Ahman, MS Co-Supervisor : Lizza Suzanti, S.Pd, M.Si
Issues to be studied in this research is on the effectiveness of the learning process on economic subjects high schools in the city of Bandung. Core studies focused on factors that influence the effectiveness of the learning process of teacher competence. Accordingly, this study aims to determine influence the effectiveness of teacher competence on the learning process.
Subjects in this study were high school economic teachers in the city of Bandung. The method used in this study is a survey method explanatory. Sampling technique used is stratified random sampling with a sample of 30 teachers from 9 schools selected samples. Data collection techniques in this study is observational techniques using the observation sheet.
Results of this study indicate that teacher competence and effectiveness of the learning process on economic subjects high schools in the city of Bandung in middle category. It shows that economic subjects teacher high schoools in the city of Bandung has had a pretty good ability. So even with the effectiveness of the learning process on economic subjects high schools in Bandung is quite effective.
Thus the teacher’s competence has positive effect on the effectiveness of the learning process. The higher the competency of the teachers and the learning process willbe more effective. Therefore, the suggestion that it is recommended that teachers constantly improve the quality of teaching and be able to further optimize the effectiveness of the learning process to improve their competence.
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Mengajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Teori-teori Belajar... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Teori Belajar dari Robert Gagne .... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Teori Belajar Benjamin Bloom ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Teori Belajar Behaviorisme ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Konsep Efektivitas Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not
defined.
2.1.3.1 Pengertian Efektivitas ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.2 Efektivitas Proses Pembelajaran .... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Proses
Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Konsep Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1 Pengertian Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.2 Pengertian Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.3 Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.4 Jenis-jenis Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined.
(7)
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2.1 Sampel Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2.2 Sampel Guru ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Pengujian Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Pengujian Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2.1 Mencari Persamaan Regresi ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian . Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Karakteristik Guru Berdasarkan Jenis Kelamin . Error! Bookmark
not defined.
4.1.2.2 Karakteristik Guru Berdasarkan Umur ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.2.3 Karakteristik Guru Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Error!
Bookmark not defined.
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
(8)
4.1.3.2 Gambaran Umum Kompetensi Guru ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.4 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Pengujian Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Pengujian Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5.1 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Error! Bookmark not defined. 4.1.5.2 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi ... (R2) ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Efektivitas Proses
Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
(9)
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu sendiri. Bukan hanya pengetahuan dan pengembangan kemampuan saja yang dapat diperoleh, tetapi yang terpenting adalah dengan pendidikan akan terbentuk pola pikir atau mental yang lebih berkualitas.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam segi-segi kehidupan manusia dan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan. Kualitas atau mutu pendidikan merupakan masalah pokok dalam dunia pendidikan
(11)
nasional di negara kita.
Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Untuk menjadikan sumber daya manusia berkualitas yang berawal dari bidang pendidikan, maka diperlukan guru sebagai tenaga kependidikan yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Dalam menjalankan tugasnya, pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 Ayat (1) yang menyatakan bahwa “setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”.
Guru berkompeten yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah guru yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan kualitas lulusan pun akan meningkat dan secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sama halnya dengan pendapat Hamalik (2002:36) yang menyatakan bahwa “guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal”.
(12)
3
Pada kenyataannya, kualitas guru di Indonesia dinilai masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penilaian Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang diketahui bahwa hasil rata-rata UKA guru secara nasional masih rendah. Dengan nilai maksimal 100, nilai rata-rata tertinggi hanya mencapai 50,1 (Sumber: http://www.ujikompetensiguru.com/2012/03/pengumuman-uji-kompetensi-awal-uka-guru.html).
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugas. Oleh karena itu, guru yang berkompeten memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Akan tetapi jika berbicara tentang kualitas pendidikan di Indonesia masih belum mencapai kualitas yang diharapkan. Namun demikian, untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, perbaikan terhadap kualitas pendidikan di setiap sekolah harus terus dilakukan salah satunya yang sudah direalisasikan adalah penerapan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Salah satu indikator tinggi atau rendahnya kualitas pendidikan dapat ditunjukkan dengan tinggi atau rendahnya nilai hasil evaluasi belajar siswa, baik nilai evaluasi di setiap semester maupun nilai akhir Ujian Nasional (UN).
(13)
Menurut Muhibbin Syah (2010:142) bahwa “pada prinsipnya, evaluasi belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Ragamnya banyak, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Diantaranya berupa pre-test dan post test, evaluasi prasyarat, evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan UAN/UN”.
Hasil evaluasi belajar merupakan prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau nilai evaluasi belajar. Hasil evaluasi belajar akan memotivasi siswa dan guru agar melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dijadikan indikator untuk menentukan ketercapaian suatu proses belajar.
Di dalam KTSP, suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentukan oleh sekolah yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM adalah nilai batas minimal yang harus dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses pembelajaran. Setiap sekolah mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain. Hal ini disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
Berdasarkan data awal yang didapatkan oleh penulis, terdapat beberapa SMA Negeri di Kota Bandung yang bermasalah karena rata-rata nilai Ujian Kenaikan Kelas (UKK) siswa pada mata pelajaran ekonomi di sekolah tersebut tidak mampu mencapai KKM.
Berikut rata-rata nilai UKK siswa dari beberapa sampel SMA Negeri di kota Bandung pada mata pelajaran ekonomi yang dijadikan sumber informasi mengenai ketercapaian efektivitas proses pembelajaran.
(14)
5
Tabel 1.1
Daftar Nilai UKK Semester Ganjil Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung
Tahun Ajaran 2011/2012
Nama Sekolah KKM Nilai
Rata-rata
Ketercapaian Efektivitas Proses Pembelajaran
SMAN 1 Bandung 75 73.58 Tidak tercapai
SMAN 8 Bandung 75 57.78 Tidak tercapai
SMAN 10 Bandung 70 66.80 Tidak tercapai
SMAN 11 Bandung 75 60.25 Tidak tercapai
SMAN 12 Bandung 70 66.45 Tidak tercapai
SMAN 14 Bandung 75 70.90 Tidak tercapai
SMAN 16 Bandung 75 46.38 Tidak tercapai
SMAN 20 Bandung 70 55.82 Tidak tercapai
SMAN 23 Bandung 75 75.22 Tercapai
Sumber: Masing-masing Sekolah, data diolah
Tabel 1.2
Persentase Jumlah Siswa dengan Nilai Rata-rata UKK Berdasarkan KKM pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri di Kota Bandung
Nama Sekolah Jumlah Rombongan Belajar Jumlah Siswa Persentase Memenuhi KKM Belum Memenuhi KKM
SMA Negeri 1 Bandung 10 404 186
(46,07%)
218 (53,93%)
SMA Negeri 8 Bandung 11 473 46
(9,73%)
427 (90,27%)
SMA Negeri 10 Bandung 10 445 213
(47,87%)
232 (52,13%)
SMA Negeri 11 Bandung 10 453 122
(26,90%)
331 (73,10%)
SMA Negeri 12 Bandung 8 343 164
(47,78%)
179 (52,22%)
SMA Negeri 14 Bandung 8 341 83
(24,50%)
258 (75,50%)
SMA Negeri 16 Bandung 15 592 105
(17,70%)
487 (82,30%)
SMA Negeri 20 Bandung 10 403 117
(29,03%)
286 (70,97%)
SMA Negeri 23 Bandung 10 421 395
(93,82%)
26 (6,18%)
Rata-rata (38,15%) (61,85%)
(15)
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa SMA Negeri di kota Bandung yang bermasalah karena nilai rata-rata UKK siswa di sekolah tersebut tidak mampu mencapai KKM. Jumlah siswa dengan nilai rata-rata Ujian Kenaikan Kelas sebesar 61,85% belum memenuhi KKM. Hasil ini lebih besar bila dibandingkan dengan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu sebesar 38,15%. Ini mengindikasikan hasil evaluasi belajar siswa yang belum optimal. Belum optimalnya hasil UKK di atas salah satunya diduga karena proses pembelajaran belum efektif.
Efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika definisi ini diterapkan dalam proses pembelajaran, efektivitas berarti kemampuan seorang guru di dalam ranah pendidikan dapat melaksanakan program pembelajaran yang telah direncanakan dan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik.
Untuk dapat meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mempunyai kompetensi yang optimal. Seorang guru merupakan ujung tombak pendidikan dan sebagai salah satu penentu berhasil tidaknya tujuan pendidikan. Dengan guru yang berkualitas, maka pendidikan pun akan mempunyai kualitas tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan para guru yang mempunyai kompetensi tinggi sehingga dapat meningkatkan mutu lulusan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi guru berarti setiap aktivitas yang dilakukan secara terencana untuk
(16)
7
menjaga dan meningkatkan pengetahuan, sikap, perbuatan, dan keterampilan guru yang terkait dengan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, sehingga proses pembelajaran dan pendidikan berjalan efektif dan baik.
Melihat betapa pentingnya kompetensi guru dalam menciptakan efektivitas proses pembelajaran sehingga dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dalam pendidikannya, yang kemudian akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Survey pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota
Bandung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran umum efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
(17)
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran umum kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran umum efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran.
b. Sebagai bahan diskusi dan bahan kajian bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi dan masukan bagi institusi pendidikan guru untuk menciptakan guru yang memiliki kompetensi yang layak
(18)
9
sebagai tenaga pengajar.
b. Memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi sekolah yang menjadi objek penelitian terhadap guru-gurunya untuk lebih memaksimalkan efektivitas proses pembelajaran.
c. Memberikan panduan bagi penulis dalam mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisa fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara objektif dan ilmiah bagi kehidupan serta merupakan pengalaman yang berharga dalam melatih dan mengembangkan kemampuan dasar untuk menghadapi dunia kerja.
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas proses pembelajaran. Adapun variabel bebasnya adalah kompetensi guru. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Sugiyono (2011:2) mengemukakan bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatory. Menurut Kerlinger (Riduwan, 2004:49) “penelitian survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut”. Sedangkan eksplanatory merupakan penelitian untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Metode survey eksplanatory adalah suatu metode penelitian yang mengumpulkan data dari sampel suatu populasi untuk menjelaskan hubungan
(20)
59
kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung yang berjumlah 112 orang. Berikut tabel yang menunjukkan populasi guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
Tabel 3.1
Populasi Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung
No Nama Sekolah Jumlah Guru (Orang)
1 SMA Negeri 1 Bandung 3
2 SMA Negeri 2 Bandung 5
3 SMA Negeri 3 Bandung 2
4 SMA Negeri 4 Bandung 3
5 SMA Negeri 5 Bandung 3
(21)
7 SMA Negeri 7 Bandung 4
8 SMA Negeri 8 Bandung 4
9 SMA Negeri 9 Bandung 5
10 SMA Negeri 10 Bandung 5
11 SMA Negeri 11 Bandung 5
12 SMA Negeri 12 Bandung 3
13 SMA Negeri 13 Bandung 4
14 SMA Negeri 14 Bandung 5
15 SMA Negeri 15 Bandung 7
16 SMA Negeri 16 Bandung 5
17 SMA Negeri 17 Bandung 4
18 SMA Negeri 18 Bandung 4
19 SMA Negeri 19 Bandung 4
20 SMA Negeri 20 Bandung 3
21 SMA Negeri 21 Bandung 5
22 SMA Negeri 22 Bandung 5
23 SMA Negeri 23 Bandung 4
24 SMA Negeri 24 Bandung 5
25 SMA Negeri 25 Bandung 5
26 SMA Negeri 26 Bandung 2
27 SMA Negeri 27 Bandung 5
Total 112
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006:131) “sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”.
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode stratified random sampling. Menurut Moh. Nazir (2005:291) “stratified random
(22)
61
sampling adalah sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari setiap strata”.
Sejalan dengan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2011:44) yang mengatakan “proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional”, yang dilakukan dalam beberapa tahap.
3.3.2.1 Sampel Sekolah
Dari seluruh SMA Negeri yang ada di Kota Bandung dapat diklasifikasikan ke dalam tiga strata/cluster, yaitu berdasarkan ranking jumlah nilai Ujian Nasional (UN) SMA Negeri di Kota Bandung yang terdiri dari sekolah ranking tinggi, sekolah ranking sedang dan sekolah ranking rendah. Dalam penentuan jumlah sampel sekolah dilakukan secara proporsional dimana setiap cluster diwakili oleh beberapa sekolah yang dipilih sebagai sampel penelitian.
Penentuan sampel sekolah dari populasi yang berjumlah 27 sekolah diambil melalui metode persentase. Hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut:
Jika jumlah subjek populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut dari banyak sedikitnya data.
(23)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 35% dari populasi. Sehingga sampel sekolah yang diambil adalah sebanyak 35% × 27 = 9,45 = 9 sekolah.
Setelah sampel sekolah diketahui maka sampel tersebut dialokasikan ke dalam strata berdasarkan klasifikasi, yaitu cluster 1, cluster 2 dan cluster 3 dengan menggunakan teknik alokasi proporsional (proportional allocation). Adapun rumusnya yaitu:
Dimana: ni = jumlah sampel menurut strata n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut strata N = jumlah populasi seluruhnya
(Riduwan dan Kuncoro, 2011:210) Untuk itu ditentukan pengambilan sampel sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengambilan Sampel Sekolah SMA Negeri di Kota Bandung
Nama Sekolah Cluster Jumlah Sampel Sampel Sekolah
SMA Negeri 2 Bandung
1 Sekolah
1. SMAN 8 Bandung 2. SMAN 11 Bandung SMA Negeri 3 Bandung
SMA Negeri 4 Bandung SMA Negeri 5 Bandung SMA Negeri 8 Bandung SMA Negeri 11 Bandung SMA Negeri 24 Bandung SMA Negeri 1 Bandung
2 Sekolah
1. SMAN 1 Bandung 2. SMAN 20 Bandung SMA Negeri 6 Bandung
SMA Negeri 7 Bandung SMA Negeri 9 Bandung SMA Negeri 20 Bandung
(24)
63
SMA Negeri 10 Bandung
3
Sekolah
1. SMAN 10 Bandung 2. SMAN 12 Bandung 3. SMAN 14 Bandung 4. SMAN 16 Bandung 5. SMAN 23 Bandung SMA Negeri 12 Bandung
SMA Negeri 13 Bandung SMA Negeri 14 Bandung SMA Negeri 15 Bandung SMA Negeri 16 Bandung SMA Negeri 17 Bandung SMA Negeri 18 Bandung SMA Negeri 19 Bandung SMA Negeri 21 Bandung SMA Negeri 23 Bandung SMA Negeri 25 Bandung SMA Negeri 26 Bandung SMA Negeri 27 Bandung
Pengambilan sekolah dari setiap strata diambil secara random yang dilakukan dengan pengundian. Kesembilan sampel sekolah terpilih mewakili masing-masing cluster.
Cluster 1 diwakili oleh 2 sekolah yaitu SMA Negeri 8 Bandung dan SMA Negeri 11 Bandung. Cluster 2 diwakili oleh 2 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Bandung dan SMA Negeri 20 Bandung. Sedangkan cluster 3 diwakili oleh 5 sekolah yaitu SMA Negeri 10 Bandung, SMA Negeri 12 Bandung, SMA Negeri 14 Bandung, SMA Negeri 16 Bandung dan SMA Negeri 23 Bandung.
3.3.2.2 Sampel Guru
Sampel guru diambil dari jumlah guru mata pelajaran ekonomi kelas X dan kelas XI pada setiap sampel sekolah terpilih. Berikut jumlah sampel guru dari setiap sampel sekolah:
(25)
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung
No. Sampel Sekolah Jumlah Guru
(Orang)
Sampel Guru (Orang)
1 SMA Negeri 1 Bandung 3 3
2 SMA Negeri 8 Bandung 4 4
3 SMA Negeri 10 Bandung 5 4
4 SMA Negeri 11 Bandung 5 3
5 SMA Negeri 12 Bandung 3 3
6 SMA Negeri 14 Bandung 5 3
7 SMA Negeri 16 Bandung 5 3
8 SMA Negeri 20 Bandung 3 3
9 SMA Negeri 23 Bandung 4 4
Jumlah 37 30
Berdasarkan tabel di atas, maka yang menjadi sampel guru dalam penelitian ini adalah 30 orang yang mewakili seluruh guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan untuk mengukur suatu variabel. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan di dalam menafsirkan permasalahan yang diteliti, maka berikut ini dibuat penjabaran konsep yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan aspek-aspek yang diteliti.
Adapun bentuk operasional variabel dari masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:
(26)
65
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Indikator Skala Kompetensi guru (X) Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Tingkat kompetensi guru pada mata pelajaran ekonomi yang meliputi: 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajara n peserta didik.
Data diperoleh dari lembar pengamatan tentang kompetensi pedagogik guru yang meliputi:
1. Menguasai
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 3. Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan.
4. Mendorong siswa dalam pencapaian prestasi secara optimal untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. 5. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
6. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
7. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 8. Melakukan refleksi
Skor-skor kompetensi guru yang diperoleh dari aspek:
1. Memahami
karakteristik peserta didik.
2. Tidak bersikap
membeda-bedakan peserta didik. 3. Menggunakan multi metode saat menyampaikan materi pelajaran. 4. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang disampaikan. 5. Menggunakan multimedia (OHP, Infocus/Power Point, alat peraga, dsb) dalam menjelaskan materi pelajaran. 6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapat/ide di kelas. 7. Memberikan Interval
(27)
2. Kompetensi profesional terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. penghargaan kepada siswa yang aktif. 8. Mengajar dengan senyuman dan bersikap ramah.
9. Bersikap sabar
menjawab pertanyaaan-pertanyaan dari siswa yang belum dimengerti. 10. Menghargai usulan yang disampaikan oleh siswa.
11. Terjadi tanya
jawab yang aktif antara guru dengan siswa. 12. Memberikan evaluasi hasil belajar berupa tugas-tugas. 13. Memberikan hasil penilaian sesuai dengan hasil kerja siswa.
14. Mengadakan remedial untuk siswa yang nilainya belum memenuhi standar kelulusan. 15. Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa. 1. Menguasai
materi dan konsep pelajaran ekonomi
(28)
67 adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Data diperoleh dari lembar pengamatan tentang kompetensi profesional guru yang meliputi:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran.
2. Memahami tujuan pembelajaran. 3. Mengembangkan
materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar berbagai sumber. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar.
sehinggamembu at siswa mudah memahami pelajaran. 2. Memiliki pola
pikir yang terstruktur tentang materi ekonomi. 3. Menjelaskan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada siswa.
4. Menjelaskan SK dan KD dalam setiap kegiatan pembelajaran. 5. Memberitahukan
materi pembelajaran terlebih dahulu. 6. Menyampaikan
materi pelajaran ekonomi dengan kreatif.
7. Cara mengajar guru membuat suasana belajar menjadi menyenangkan 8. Bahan ajar yang diberikan guru tidak hanya berasal dari satu buku paket dan LKS saja
melainkan berasal dari berbagai sumber lainnya. 9. Mencari dan
menggunakan bahan ajar dari internet. 10. Menggunakan
(29)
software (PowerPoint, Microsoft Word, dll) dalam proses mengajar. Efektivitas proses pembelajaran (Y) Efektivitas proses pembelajaran merupakan ukuran keberhasilan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dan sumber belajar yang direncanakan dan dirancang
sedemikian rupa untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang lebih baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Tingkat kemampuan guru yang terkait dengan
efektivitas proses
pembelajaran yang terdiri dari: 1. Perencanaan
program belajar mengajar.
Data diperoleh dari lembar pengamatan tentang perencanaan program belajar
mengajar yang meliputi: 1. Perumusan tujuan
pembelajaran. 2. Penyusunan
urutan/sistematika materi pelajaran. 3. Penyusunan metode
atau strategi pembelajaran. 4. Penyusunan
perangkat penilaian. 5. Penetapan durasi
(lamanya) waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan setiap sub pokok bahasan.
Skor-skor efektivitas proses pembelajaran yang diperoleh dari aspek:
1. Terdapat adanya rumusan tujuan pembelajaran pada RPP. 2. Materi pelajaran
disusun secara sistematis pada RPP.
3. Dalam
pembuatan RPP guru menyusun metode atau strategi pembelajaran. 4. Tingkat
penyusunan perangkat penilaian dalam RPP.
5. Ketepatan waktu belajar dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan RPP. Interval
(30)
69 2. Pelaksanaan interaksi atau mengelola proses pembelajaran.
Data diperoleh dari lembar pengamatan tentang pelaksanaan interaksi atau mengelola proses pembelajaran yang meliputi:
1. Membuka pelajaran. 2. Penyajian materi
pembelajaran yang sistematis.
3. Ketepatan menggunakan metode dan media pembelajaran. 4. Penggunaan model
dan contoh kongkrit yang relevan dengan materi sub pokok bahasan.
5. Menjawab
pertanyaan siswa. 6. Pembuatan
kesimpulan dan refleksi setiap akhir mata pelajaran. 7. Pelaksanaan
penilaian.
8. Menganalisis dan menindaklanjuti hasil belajar. 9. Melakukan
apersepsi, eksplorasi, dan evaluasi pada setiap jam
pertemuan.
1. Membuka pelajaran dengan cara memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam belajar.
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sebelum menyajikan materi pelajaran. 3. Menyajikan
materi pelajaran sesuai dengan sistematika pelajarannya. 4. Siswa lebih
mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. 5. Dalam setiap
proses pembelajaran guru menggunakan metode dan media secara bervariasi. 6. Menggunakan
model dan contoh kongkrit yang relevan dengan materi sub pokok bahasan. 7. Dapat menjawab
setiap
(31)
diajukan oleh siswa.
8. Di akhir proses pembelajaran guru membuat kesimpulan dan refleksi.
9. Di akhir proses pembelajaran guru
melaksanakan penilaian. 10. Di akhir proses
pembelajaran guru menganalisis dan menindaklanjuti hasil belajar siswa.
11. Dalam setiap jam pertemuan guru melakukan apersepsi, eksplorasi, dan evaluasi. 3. Evaluasi (Penilaian)
Data diperoleh dari lembar pengamatan tentang evaluasi (penilaian) yang meliputi: 1. Pembuatan perencanaan penilaian dalam bentuk kisi-kisi tes. 2. Pembuatan acuan
skoring/pembobotan penilaian soal. 3. Pemberian respon
atas hasil ujian siswa dengan membahas soal.
4. Pengolahan dan penentuan hasil belajar siswa.
1. Membuat kisi-kisi
tes dalam setiap perencanaan penilaian terhadap siswa. 2. Dalam pembuatan soal guru membuat acuan skoring atau pembobotan penilaian soal.
3. Dalam setiap
akhir penilaian guru memberikan respon atas hasil ujian siswa dengan
membahas soal.
4. Dalam setiap
akhir penilaian guru mengolah
(32)
71
dan menentukan hasil belajar siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi, yaitu proses pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran (kenyataan lapangan) dengan cara menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan pengamatan ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaannya suatu kegiatan pembelajaran, yang diisi oleh observer dengan indikator yang telah ditetapkan.
2. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data langsung dari tempat penelitian dengan cara mempelajari dokumen-dokumen, laporan-laporan, dan data lain yang relevan dengan penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi pengujian normalitas dan
pengujian regresi kemudian dilanjutkan dengan teknik pengolahan data untuk pengujian hipotesis. Masing-masing akan dibahas sebagai berikut:
3.6.1 Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
(33)
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik didasarkan atas asumsi yang ketat tentang keadaan populasi. Asumsi utama adalah bahwa populasi atau sampel harus berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyai hubungan yang linier dan data bersifat homogen (Riduwan, 2004:143).
Menurut Riduwan (2004:151) rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah rumus Chi Kuadrat, yaitu:
∑
Keterangan:
: chi-kuadrat : hasil pengamatan : hasil yang diharapkan
Untuk menentukan sampel data tersebut berdistribusi normal atau tidak, dalam penelitian ini menggunakan salah satu uji normalitas dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Windows. Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel artinya distribusi data tidak normal Jika χ2 hitung < χ2 tabel artinya data berdistribusi normal.
3.6.2 Pengujian Regresi Berganda 3.6.2.1 Mencari Persamaan Regresi
(34)
73
menggunakan rumus sebagai berikut:
̂
Keterangan:
X1 = Kompetensi Pedagogik X2 = Kompetensi Profesional
Ŷ = Efektivitas Proses Pembelajaran
a = Nilai konstanta, yaitu harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan Y jika b bertanda positif (+), atau nilai penurunan Y jika b bertanda negatif (-).
Dimana:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
3.7 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan uji statistik berupa pengujian hipotesis secara parsial (uji t), pengujian hipotesis secara simultan (uji f ), dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Dalam penelitian ini tingkat kesalahan atau error sebesar 0.05 atau 5% atau tingkat signifikansi sebesar 95%. Untuk berbagai pengujian statistik lebih
(35)
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
3.7.2 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis antar variabel dengan uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Dimana untuk menguji hipotesis secara parsial dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
̃
(Gujarati, 2003:249) Setelah diperoleh tstatistik atau thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabeldengan α disesuaikan.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai thitung yang didapat dari tabel coefficient dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) sebesar (n-k) dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran
Ha : terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran
Kriteria uji t adalah :
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (variabel bebas X berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (variabel
(36)
75
bebas X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y).
3.7.2 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
Untuk menguji hipotesis secara keseluruhan dengan signifikansinya, menurut Riduwan (2006:187) dapat dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji hipotesis secara simultan (keseluruhan) dirumuskan sebagai berikut:
Kriteria yang digunakan yaitu:
H0 ditolak danHa diterima, jika Fhitung > Ftabel artinya secara keseluruhan variabel X berpengaruh terhadap variabel Y.
H0 diterima danHa ditolak, jika Fhitung < Ftabel artinya secara keseluruhan variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.
3.7.2 Menguji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengetahui persentase kontribusi variabel X (Kompetensi Guru) terhadap variabel Y (Efektivitas Proses Pembelajaran). Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut:
Dengan rumus R2 sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
∑ ∑
(37)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R2<1). Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
2) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(38)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di kota Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung
berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung telah memiliki kemampuan yang cukup baik, yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik serta kemampuan yang cukup baik dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.
2. Efektivitas proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran SMA Negeri di Kota Bandung sudah cukup efektif. 3. Kompetensi guru berpengaruh positif terhadap efektivitas proses pembelajaran.
Dengan demikian semakin tinggi kompetensi yang dimiliki guru maka proses pembelajaran akan semakin efektif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan berbagai kondisi yang penulis temui di lapangan serta ditunjang dengan hasil analisis data, maka penulis ingin memberikan beberapa saran, diantaranya:
(39)
1. Bagi Pihak Guru
Guru senantiasa meningkatkan kualitas mengajar agar siswa semangat dan lebih terpacu untuk lebih meningkatkan hasil belajarnya misalnya dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik dan tidak monoton.
Guru diharapkan mampu untuk lebih mengoptimalkan efektivitas proses pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya seperti mengikuti acara-acara penataran, pelatihan keilmuan, workshop, melakukan penelitian dan seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang dimiliki.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai efektivitas proses pembelajaran, agar mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran yang belum dibahas dalam penelitian ini.
(40)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. (2005). Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiwati, Neti dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Lab. Pendidikan Ekonomi Koperasi UPI.
Azis, Abdul. (2009). Metode & Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Gujarati (2003).Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2010). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta: Gramedia..
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oxford University. (2003). Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Third Edition. Oxford: Oxford University Press.
(41)
Riduwan dan Kuncoro. (2011). Pengantar Statistika: untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surya, M. (2004).Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Syafarudin dan Irwan (2005). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teaching.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsudin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. (2011). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran.(2001). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP UPI.
Usman, M. Uzer.(2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(42)
103
Sumber Karya Tulis:
Inggit Sitoresmi. (2009). Pengaruh Tingkat Penguasaan Kompetensi Profesional Guru terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran pada SMK Negeri Rumpun Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Administrasi Perkantoran di Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Siti Kulsum. (2011). Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran Di SMP Negeri Ciparay Kabupaten Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Wahyu Erian Tiarno. (2012). Implikasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Penelitian pada SMK Kiansantang Kota Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Sumber Internet:
One Stop Bandung .(2011). Pembagian Kluster SMAN/MAN Kota Bandung
2011-2012.[Online].Tersedia:http://onestopbandung.com/component/k2/item/ 104-pembagian-kluster-sman-man-kota-bandung-2011-2012.html Ihsan, Asep. (2012). Pengumuman Uji Kompetensi Guru 2012. [Online].
Tersedia:http://www.ujikompetensiguru.com/2012/03/pengumuman-uji-kompetensi-awal-uka-guru.html. [4 April 2012].
Dokumen:
_______. (2005). Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______.(2005). Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
(1)
Marlinda Sari, 2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R2<1). Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
2) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(2)
Marlinda Sari, 2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di kota Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung
berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung telah memiliki kemampuan yang cukup baik, yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik serta kemampuan yang cukup baik dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.
2. Efektivitas proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran SMA Negeri di Kota Bandung sudah cukup efektif. 3. Kompetensi guru berpengaruh positif terhadap efektivitas proses pembelajaran.
Dengan demikian semakin tinggi kompetensi yang dimiliki guru maka proses pembelajaran akan semakin efektif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan berbagai kondisi yang penulis temui di lapangan serta ditunjang dengan hasil analisis data, maka penulis ingin memberikan beberapa saran, diantaranya:
(3)
Marlinda Sari, 2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagi Pihak Guru
Guru senantiasa meningkatkan kualitas mengajar agar siswa semangat dan lebih terpacu untuk lebih meningkatkan hasil belajarnya misalnya dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik dan tidak monoton.
Guru diharapkan mampu untuk lebih mengoptimalkan efektivitas proses pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya seperti mengikuti acara-acara penataran, pelatihan keilmuan, workshop, melakukan penelitian dan seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang dimiliki.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai efektivitas proses pembelajaran, agar mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran yang belum dibahas dalam penelitian ini.
(4)
Marlinda Sari, 2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri Djamarah, Syaiful. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. (2005). Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiwati, Neti dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Lab. Pendidikan Ekonomi Koperasi UPI.
Azis, Abdul. (2009). Metode & Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Gujarati (2003).Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2010). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta: Gramedia..
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oxford University. (2003). Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Third Edition. Oxford: Oxford University Press.
(5)
Riduwan dan Kuncoro. (2011). Pengantar Statistika: untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surya, M. (2004).Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Syafarudin dan Irwan (2005). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teaching.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsudin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. (2011). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran.(2001). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP UPI.
Usman, M. Uzer.(2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(6)
Marlinda Sari, 2013
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber Karya Tulis:
Inggit Sitoresmi. (2009). Pengaruh Tingkat Penguasaan Kompetensi Profesional Guru terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran pada SMK Negeri Rumpun Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Administrasi Perkantoran di Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Siti Kulsum. (2011). Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran Di SMP Negeri Ciparay Kabupaten Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Wahyu Erian Tiarno. (2012). Implikasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Penelitian pada SMK Kiansantang Kota Bandung. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.
Sumber Internet:
One Stop Bandung .(2011). Pembagian Kluster SMAN/MAN Kota Bandung
2011-2012.[Online].Tersedia:http://onestopbandung.com/component/k2/item/ 104-pembagian-kluster-sman-man-kota-bandung-2011-2012.html Ihsan, Asep. (2012). Pengumuman Uji Kompetensi Guru 2012. [Online].
Tersedia:http://www.ujikompetensiguru.com/2012/03/pengumuman-uji-kompetensi-awal-uka-guru.html. [4 April 2012].
Dokumen:
_______. (2005). Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______.(2005). Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.