PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAPAL NAMA 10 MALAIKAT DAN TUGASNYA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

(1)

Indah Syarefah, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR BAGAN... ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI ... 8

A.Kemampuan Anak Tunagrahita ... 8

1. Anak Tunagrahita ... 8

2. Strategi Pembelajaran... ... 13

3. Bernyanyi... ... 15

4. Nama-nama 10 Malaikat dan Tugasnya... ... 16

B.Penelitian Terdahulu yang Relevan... 16

C.Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A.Metode Penelitian ... 21

B.Variabel Penelitian ... 23

1. Definisi Variabel ... 23

2. Definisi Operasional Variabel ... 24

C.Prosedur Penelitian ... 25

D.Subjek Penelitian ... 26

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Instrumen ... 26

2. Teknik Pengumpulan Data ... 32


(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Hasil Penelitian ... 36

1. Hasil Baseline 1 (A-1) ... 36

2. Hasil Intervensi (B) ... 37

3. Hasil Baseline 2 (A-2) ... 39

B.Analisis Data ... 41

1. Analisis Kondisi ... 41

2. Analisis antar Kondisi ... 51

C.Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59

A.Kesimpulan... 59

B.Rekomendasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat dilaksanakan melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang bermacam-macam. Salah satu jalur pendidikan yang dinaungi oleh pendidikan nasional adalah jalur pendidikan formal. Biasanya jalur pendidikan formal ini dilaksanakan di sekolah yaitu tempat berlangsungnya pembelajaran yang sering diartikan dengan proses atau kegiatan belajar mengajar, namun sebenarnya pengertian tersebut kurang tepat. Pembelajaran seharusnya diartikan dengan kegiatan untuk membelajarkan siswa. Seperti yang dikatakan oleh Asyafah (2011:11), “Saat ini pembelajaran sering diistilahkan dengan PBM atau proses belajar mengajar yang sebenarnya kurang sreg karena cenderung berpusat pada guru. Inti pembelajaran adalah upaya pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.”

Mungkin inilah pengertian yang mesti dipahami oleh setiap pendidik agar pembelajaran dapat berlangsung sebagai mana mestinya. Terlepas dari pengertian pembelajaran tersebut, ada hal yang lebih penting dari itu yakni tujuan pembelajarannya. Menurut Daradjat (Ramayulis, 2010:29), „tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai‟, dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah pembelajaran selesai. Begitu pula pembelajaran untuk anak tunagrahita, karena anak tunagrahita mempunyai hak yang sama dalam menerima pendidikan.


(4)

Menurut Somantri (2005:103) mengemukakan bahwa “anak tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut”. Proses menghapal seorang anak tunagrahita sangat berbeda dengan proses menghapal bagi anak pada umumnya. Anak tunagrahita pada dasarnya mempunyai hambatan perkembangan fungsi intelektual, sehingga mengalami hambatan yang berarti dalam proses belajar termasuk dalam proses menghapal.

Kualitas pengajaran dapat dilihat dari metode atau strategi yang digunakan oleh guru dalam suatu pembelajaran. Metode yang sudah umum (konvensional) seperti ceramah, cenderung hanya akan memberikan pengetahuan yang pasif kepada siswa. Ini adalah paradigma lama yang sudah harus diganti dengan paradigma yang seharusnya. Mengenai paradigma lama ini, Lie (2002:3) menyatakan bahwa “Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Dalam konteks pendidikan tinggi, paradigma lama ini juga berarti jika seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang, dia pasti akan dapat mengajar”. Dia tidak perlu tahu mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Banyak guru dan dosen menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mengajar dengan


(5)

metode ceramah dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat dan Hafal (3DCH) serta mengadu siswa dengan satu sama lain.‟

Sebagaimana pengertian pembelajaran yang sudah dikemukakan sebelumnya, pembelajaran merupakan upaya agar terjadi proses belajar pada diri siswa agar pembelajaran berpusat pada siswa dan strategi pembelajaran yang digunakan dapat memotivasi siswa. Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai anak. Profesionalisme pendidik di dalam mengembangkan dan memanfaatkan strategi tersebut sangatlah dibutuhkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan, tempat dimana siswa dapat mengembangkan semua potensi yang mereka miliki sepenuhnya, tetapi masuk kedalam lingkungan sekolah, bagi beberapa siswa ternyata tidak terlalu menyenangkan, mungkin malah sebaliknya dapat membuat mereka stress, takut dan cemas. Hal tersebut disebabkan mereka merasa pelajaran yang mereka pelajari terlalu berat, sehingga meraka merasa tidak mampu mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru harus bisa mencari strategi pembelajaran yang menyenangkan untuk anak, salah satunya guru memberikan materi dengan bernyanyi, karena anak pada dasarnya senang bernyanyi dan manfaat menyanyi pada anak bukan sekedar menambah perbendaharaan lagu, bernyanyi juga dapat mengatasi kecemasan, merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, membantu rasa percaya diri anak, membantu daya ingat anak dan membantu mengembangkan keterampilan berpikir anak. Dengan demikian, memilih nyanyian bagi anak sangat


(6)

penting, maka akan sangat tepat bila dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran bernyanyi. Dengan strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena disisi lain, musik juga dikatakan sebagai bahasa nada, bahasa gerak dan bahasa rasa.

Pencapaian kompetensi peserta didik melalui proses pemberian teori, dipengaruhi banyak faktor diantaranya sarana prasarana, guru, waktu pembelajaran, daya tangkap peserta didik dan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut terkadang menghambat perserta didik dalam mencapai kompetensi yang seharusnya. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan guru juga sangat menentukan tercapai atau tidaknya kompetensi peserta didik. Ketidaktepatan dalam memilih strategi pembelajaran dapat menyebabkan pencapaian waktu kompetensi menjadi lebih lama atau bahkan kompetensi yang diinginkan tidak tercapai. Hambatan seperti ini yang biasanya muncul dalam pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba membantu anak untuk meningkat kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya, yang sebelumnya anak tersebut sulit untuk menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya, dengan menggunakan strategi pembelajaran bernyanyi.

Melalui studi pendahuluan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB-C kelas VII di SLBN Cinta Asih, kemampuan menghapalnya masih kurang. Melihat fenomena yang terjadi, proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menghapal anak kurang variatif dan menyenangkan, sehingga anak terlihat kurang merespon.


(7)

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud mengkaji secara ilmiah tentang: “Peningkatan Kemampuan Menghapal Nama 10 Malaikat dan Tugasnya dengan Strategi Pembelajaran Bernyanyi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Tunagrahita Ringan”.

B. Identifikasi masalah

Banyak permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini, maka penulis melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anak tunagrahita pada umumnya mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal yang abstrak, daya ingatnya lemah, dan mengalami kesulitan dalam menghapal.

2. Dalam menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya anak tunagrahita mengalami kesulitan, karena guru menggunakan strategi pembelajaran yang membuat anak bosan dan tidak tertarik dalam belajar.

3. Penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat akan menghambat kemampuan menghapal pada anak.

4. Pembelajaran yang disampaikan dengan strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan gembira.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Kemampuan anak tunagrahita ringan dalam menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya


(8)

2. Bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya

3. Penggunaan strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan memahami nama 10 malaikat dan tugasnya

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan Anak Tunagrahita Ringan dalam menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya?

2. Apakah strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya?

3. Seberapa besar pengaruh penggunaan strategi pembelajaran bernyanyi dalam meningkatkan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh strategi pembelajaran bernyanyi dalam meningkatkan kemampuan menghapal anak tunagrahita ringan dalam mata pelajaran agama Islam tentang nama 10 malaikat dan tugasnya pada anak tunagrahita ringan kelas VII SMPLB-C.

b. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kemampuan menghapal siswa tunagrahita ringan kelas VII SMPLB-C tentang nama 10 malaikat dan tugasnya


(9)

b. Memperoleh data tentang strategi pembelajaran bernyanyi dalam meningkatkan kemampuan menghapal siswa tunagrahita kelas VII SMPLB-C.

c. Menemukan besarnya pengaruh strategi pembelajaran bernyanyi dalam meningkatkan kemampuan memahami nama 10 malaikat dan tugasnya.

2. Kegunaan

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat berguna, adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran pada siswa tunagrahita kelas VII SMPLB-C yang ada di lapangan serta menerapkannya pada pembelajaran di sekolah.

b. Bagi institusi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran bernyanyi yang digunakan dalam pembelajaran.

c. Bagi siswa, diharapkan strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan motivasi belajar agama Islam

d. Sebagai pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran bernyanyi diharapkan bisa digunakan untuk pelajaran lainnya tidak hanya pelajaran agama saja.


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (single subject research), yaitu penilitian yang dilaksanakan pada satu subjek dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang – ulang dalam waktu tertentu.

Dalam penelitian dengan metode subjek tunggal, desain yang digunakan adalah desain A-B-A yang tediri dari tiga tahapan kondisi, yaitu A-1 (baseline 1) tujuan utama pada baseline 1 ini untuk membandingkan data sebelum diberikan intervensi, B-1 (intervensi) menunjukkan pengukuran target behavior dimana intervensi (pengajaran) telah diberikan, A-2 (baseline 2) merupakan pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi setelah intervensi diberikan. Desain A-B-A merupakan penelitian yang diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis terjadinya suatu perubahan. “Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas” (Sunanto, 2006: 44). Berikut adalah gambar grafik desain A-B-A:


(11)

Grafik 3.1 Desain A-B-A

A-1 = Baseline. Baseline 1 (A-1) adalah kondisi awal kemampuan subjek, dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan perlakuan atau treatmen apapun, dalam penelitian ini kemampuan yang akan diungkapkan adalah kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya sebelum diberi perlakuan atau intervensi. Subjek diberikan tes tentang nama 10 malaikat dan tugasnya. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan anak dalam mengerjakan sola tentang nama 10 malaikat dan tugasnya. Subjek diamati dan diamati datanya sehingga terlihat kemampuan awal yang dimiliki oleh subjek. Pengukuran pada fase baseline 1 akan dilakukan sampai data cenderung stabil dengan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan.

B = Intervensi. Kondisi subjek penelitian selama diberi perlakuan, dalam hal ini adalah pemberian latihan untuk meningkatkan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya dengan menggunakan strategi pembelajaran bernyanyi. Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil.

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

P

E

RSE

NTA

S

E

(%

)

SESI


(12)

A2 = baseline 2. Yaitu pengamatan tanpa intervensi yang dilakukan subjek setelah diberikan intervensi atau perlakuan. Disamping sebagai kontrol dari kegiatan intervensi, baseline ini juga berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan dan sebagai evaluasi untuk melihat sejauh mana intervensi yang dilakukan memberi pengaruh kepada subjek. Pengukuran pada fase baseline 2 dilakukan sampai data cenderung stabil.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan persentase, persentase adalah satuan pengukuran variable terikat yang sering dilakukan oleh peneliti atau guru untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik maupun sosial.

B. Variabel Penelitian 1. Definisi Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Ada dua macam variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Menurut Sugiyono (2009:39) “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.


(13)

2. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2009:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran bernyanyi. Strategi pembelajaran bernyanyi adalah cara yang dipilih oleh guru dengan menggunakan instrumen suara yang dapat menambah perbendaharaan kata serta wawasan mengenai hal-hal yang belum ia ketahui yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran.

Langkah operasional strategi pembelajaran bernyanyi untuk anak tunagrahita ringan yaitu sebagai berikut:

1) Anak mendengarkan lagu 10 malaikat dan tugasnya yang dinyanyikan oleh guru, lagu tersebut adalah sebagai berikut:

Ada 10 malaikat yang wajib diketahui Jibril menyampaikan wahyu

Mikail memberi rizki Isrofil meniup sangkakala Izroil mencabut nyawa

Malaikat Munkar dan Nakir bertanya di alam kubur Rakib mencatat yang baik

Atid mencatat yang buruk Malik menjaga neraka Ridwan yang menjaga surga


(14)

2) Anak mengulang nyanyian tiap baris yang dinyanyikan guru sambil membaca tulisan tentang nama 10 malaikat dan tugasnya yang ada di papan tulis

3) Anak mendiskusikan materi mengenai nama 10 malaikat dan tugasnya, kemudian melakukan tanya jawab mengenai nama 10 malaikat dan tugasnya

4) Anak dan guru menyanyikan lagu bersama-sama 5) Anak menyanyikan lagu secara mandiri

6) Anak menjawab pertanyaan tentang nama 10 malaikat dan tugasnya

b. Variabel Terikat

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2009:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hapalan anak tunagrahita ringan tentang nama 10 malaikat Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil, Munkar, Nakir, Rakib, Atid, Malik, dan Ridwan.

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Baseline 1 (A-1)

Pada Baseline 1 peneliti memberikan tes kepada subjek yang diteliti yaitu tes mengenai nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya sebanyak 20 soal. Pada fase ini terdiri dari empat sesi, setiap sesi dilakukan satu hari dengan periode waktu 30 menit. Pada fase ini subjek tidak mendapatkan intervensi


(15)

terlebih dahulu, tetapi subjek langsung diberikan tes. Perolehan skor dengan jawaban yang benar dibagi jumlah soal kemudian dikalikan 100%.

2. Intervensi

Dalam fase intervensi subjek diberikan perlakuan mengenai nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya, perlakuan ini diberikan setelah data pada baseline 1 stabil. Perlakuan yang digunakan pada fase ini adalah strategi pembelajaran bernyanyi. Intervensi ini dilakukan selama 70 menit pada setiap sesi. Pada fase ini terdiri dari delapan sesi.

3. Baseline 2 (A-2)

Pada baseline 2 peneliti memberikan tes pada subjek. Format tes, sesi dan periode waktu yang dilakukan pada fase ini sama dengan format tes, sesi dan periode waktu yang dilakukan pada baseline 1.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu orang subjek, yaitu seorang siswa kelas VII SMPLB C di SLBN Cinta Asih yang berjenis kelamin perempuan berinisial R berusia 16 tahun. Kemampuan subjek dalam menghapal kurang dan kelebihan subjek ini adalah dia sangat senang bernyanyi.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

„Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah‟ (Arikunto, 2006: 160). Pada penelitian ini metode yang


(16)

digunakan berupa tes soal yang dapat mengukur kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya pada anak tunagrahita.

a. Membuat kisi-kisi

Sebelum membuat instrumen terlebih dahulu peneliti perlu menyusun kisi-kisi instrumen. „kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Dari kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan instrumen berupa soal-soal. Adapun kisi-kisi instrumen pada kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya untuk anak tunagrahita ringan adalah sebagai berikut :

KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Kemampuan Menghapal Nama 10 Malaikat dan Tugasnya Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VII/ II SMPLB C

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Soal Aspek yang Dinilai Jenis Tes Meningkatkan keimanan pada Malaikat Menyebutkan nama-nama malaikat  Menyebutkan

nama 10

malaikat

1-10 Kemampuan menghapal

nama 10

Isian Singk at


(17)

Menyebutkan tugas-tugas malaikat

 Menyebutkan nama dan tugas-tugas 10 malaikat

11-20 malaikat dan tugasnya

Tabel 3.2

FORMAT INSTRUMEN PENELITIAN

Materi No

Soal Sesi

1 2 3 Menyebutkan

nama 10

malaikat

I. Sebutkan nama 10 malaikat! 1. Jibril

2. Mikail 3. Isrofil 4. Izroil 5. Munkar 6. Nakir 7. Rakib 8. Atid 9. Malik 10. Ridwan Menyebutkan

nama 10

malaikat dan

II. Sebutkan nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya! 11. Jibril menyampaikan wahyu


(18)

tugas-tugasnya

13. Isrofil meniup sangkakala 14. Izroil mencabut nyawa

15. Munkar bertanya di alam kubur 16. Nakir bertanya di alam kubur 17. Rakib mencatat yang baik 18. Atid mencatat yang buruk 19. Malik menjaga pintu neraka 20. Ridwan menjaga pintu surga

b. Kriteria Penilaian Butir Soal

Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor pada tahap baseline 1, intervensi dan baseline 2. Penilaiannya adalah skor 1 jika anak dapat menjawab dengan benar skor 1, dan skor 0 jika anak salah atau tidak dapat menjawab.

c. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran data dapat diukur secara ajeg (Sunanto, et al.2006:24). Untuk itu, dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan kan diperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya.


(19)

1) Uji Validitas

„Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat -tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.‟ (Arikunto, 2006: 168). Uji validitas dalam penelitian ini adalah untuk mengukur suatu tingkat validitas tes dalam pengajaran menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya ini digunakan validitas isi (content validity) dengan teknik penilaian ahli (judgement).

Validitas isi dengan teknik penilaian ahli digunakan untuk menentukan apakah instrument/tes tersebut sesuai antara tujuan pembelajaran yang ditetapkan dengan butir soal yang dibuat Proses validasinya dengan membandingkan isi tes dengan tabel spesifikasi kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli/guru mata pelajaran.

Hasil expert-judgment yang dilakukan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

a) Dr. Endang Rochyadi, M. Pd : Valid b) Drs. H. Maman Abdurachman SR, M. Pd : Valid

c) Nunung Andia, S. Pd : Valid

Adapun hasil perhitungan dari validitas dapat dilihat pada lampiran.

Skor hasil validitas diolah dengan menggunakan rumus :

� = �


(20)

Keterangan:

= Jumlah cocok

� = jumlah ahli penilai P = Presentase

2) Uji Reliabilitas

“reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.” (Arikunto, 2006: 178). Reliabilitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Salah satu syarat agar hasil penelitian dapat dipercaya yaitu data penelitian tersebut harus reliabel. Reliabilitas ini diuji dengan menggunakan metode belah dua (spilt half method) ganjil-genap dengan cara menghitung korelasi product moment, yang selanjutnya dilakukan perhitungan dengan teknik Spearmen Brown.

Adapun rumus korelasi product moment seperti di bawah ini :

= � − (� )(� )

� 2 ( )2 2 ( )2

Keterangan :

= koefisien korelasi n = jumlah siswa

X = jumlah skor butir soal ganjil untuk setiap siswa uji coba Y = jumlah skor butir soal genap tiap siswa uju coba


(21)

Dari hasil uji coba intrumen yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

= � − � �

� 2 ( )2 2 2

= 5 260 − (36)(36) 5 262−(36)2 (5 264(36)2

= 1306−1296 1310−1296 (1320−1296) = 10

14 (24) = 10

18.3 = 0.54

Nilai rb ini baru menunjukan reliabilitas setengah tes. Maka untuk menghitung hasil tes secara keseluruhan menggunakan rumus Spearmen Brown.

r = 2 1+

= 2 (0,54) 1+0.54 =

1.08 1.54 = 0,7

Suatu perangkat tes dapat dikatakan reliabel jika telah mencapai sekurang-kurangnya 0,5. Maka dengan itu instrumen penelitian ini sudah dapat dikatakan reliabel karena telah melebihi 0,5 yaitu 0,7.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:


(22)

a. Tes

Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam menghapal nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya. Peneliti menggunakan tes dari tahap baseline 1 (A-1), intervensi (B), dan baseline 2 (A-2) dengan durasi waktu pada fase baseline 1 (A-1) dan baseline 2 (A-2) adalah 30 menit, sedangkan untuk intervensi durasi waktunya ialah sekitar 70 menit setiap sesi pada setiap harinya. Untuk intervensi pada 50 menit pertama subjek mendapatkan pengajaran berulang-ulang mengenai materi nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya dengan menggunakan strategi bernyanyi dan pada 20 menit terakhir dilakukan evaluasi dengan bahan yang sama pada saat intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan anak dalam menghapal nama 10 malaikat dan tugas-tugasnya.

Skoring dilakukan dimana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Data yang telah diperoleh dicatat pada cacatan data yang telah disiapkan, setelah semua data terkumpul kemudian masing-masing komponen dijumlahkan dan untuk menghitung persentase kemampuan anak dalam melakukan operasi hitung pengurangan sampai 10 dapat dihitung dengan cara:

�� ℎ� �


(23)

b. Observasi

Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan pada anak. Kesulitan yang dialami anak tersebut akan dikembangkan kemampuannya. Hal ini akan disesuaikan dengan instrumen yang akan dibuat. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:229) bahwa observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Observasi tetap dilakukan pada saat penelitian berlangsung untuk melihat perkembangan yang dicapai oleh anak tunagrahita tersebut.

3. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah “Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” (Sugiyono, 2011). Penyajian data penelitian ini melalui tabel dan grafik garis.

Dalam membuat grafik terdapat komponen-komponen dasar yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Sunanto (2005: 36-37), yaitu ;

1) Absis, adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan variabel bebas (mislanya sesi, hari, tanggal) 2) Ordinat, adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3) Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.


(24)

4) Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran (mislanya : 0%, 25%, 50%, 75%).

5) Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen mislanya baseline atau intervensi.

6) Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

7) Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Peneliti memperoleh kesimpulan tentang subjek yang diteliti ini, yaitu subjek ini kurang dalam kemampuan menghapalnya, mampu menunjukkan perkembangan positif setelah diberikan intervensi dengan menggunakan strategi pembelajaran bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan menghapalnya, hal ini dapat dilihat pada saat anak menjawab soal tentang nama 10 malaikat dan tugasnya.

Rata-rata (mean level) perkembangan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya terus meningkat mulai dari baseline 1, intervensi, hingga baseline 2. Strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan menghapal pada anak tunagrahita ringan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya presentase pada setiap fase yang bisa dilihat pada bab sebelumnya.

Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran bernyanyi berpengaruh besar, yakni bahwa strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam mata pelajaran pendidikan agama islam yaitu tentang nama 10 malaikat dan tugasnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :


(26)

Memberikan rekomendasi bagi institusi lembaga pendidikan untuk menjadikan strategi pembelajaran bernyanyi sebagai bahan pertimbangan untuk strategi dalam kegiatan pembelajaran. Pertimbangan ini bertujuan untuk menyelaraskan antara kebutuhan anak dengan materi yang dianggap sulit sehingga jika ada masalah yang timbul dapat terpecahkan dengan mudah. 2. Pengembangan Kurikulum

Memberikan rekomendasi untuk pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran bernyanyi diharapkan bisa digunakan untuk pelajaran lainnya tidak hanya pelajaran agama saja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penelitian, maka penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk peneliti selanjutnya agar menelaah lebih jauh tentang strategi pembelajaran bernyanyi ini. Hendaknya penelitian dilakukan dengan kelas, lokasi, dan materi pembelajaran yang berbeda.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud PPTG.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Astati. (2010). Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya Mandiri.

Asyafah, A. (2011). Metode Tadabur Qur’ani dalam Pembelajaran Agama Islam. Bandung: Maulana Media Grafika.

Busroh, J.H. (1991). Pendidikan Kesenian I Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Campbell, D. (2002). Efek Mozart Bagi Anak-anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (Di Indonesiakan oleh Alex Tri Kantjono Widodo)

Daradjat, Z. (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Farhati, S.I. (2010). Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Semester 1. Bandung: Reza Grafika

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Durat Bahagia.

Montolalu, B.E.F., dkk. (2008). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Ramayulis. (2010). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Ruswandi, I. (2004). Lagu Anak-Anak Karta A.T. Mahmud. Skripsi S1 Jurusan

Seni Musik FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


(28)

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta :Alfabeta

Sunanto, J., dkk. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Sudjana, S. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Uno, H.B. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wardani, I.G.A.K, at al. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

Indah Syarefah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menghapal Nama 10 Malaikat dan Tugasnya dengan Strategi

Pembelajaran Bernyanyi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Observasi

Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan pada anak. Kesulitan yang dialami anak tersebut akan dikembangkan kemampuannya. Hal ini akan disesuaikan dengan instrumen yang akan dibuat. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:229) bahwa observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Observasi tetap dilakukan pada saat penelitian berlangsung untuk melihat perkembangan yang dicapai oleh anak tunagrahita tersebut.

3. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah “Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” (Sugiyono, 2011). Penyajian data penelitian ini melalui tabel dan grafik garis.

Dalam membuat grafik terdapat komponen-komponen dasar yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Sunanto (2005: 36-37), yaitu ;

1) Absis, adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan variabel bebas (mislanya sesi, hari, tanggal) 2) Ordinat, adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3) Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.


(2)

4) Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran (mislanya : 0%, 25%, 50%, 75%).

5) Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen mislanya baseline atau intervensi.

6) Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

7) Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.


(3)

Indah Syarefah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menghapal Nama 10 Malaikat dan Tugasnya dengan Strategi

Pembelajaran Bernyanyi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Peneliti memperoleh kesimpulan tentang subjek yang diteliti ini, yaitu subjek ini kurang dalam kemampuan menghapalnya, mampu menunjukkan perkembangan positif setelah diberikan intervensi dengan menggunakan strategi pembelajaran bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan menghapalnya, hal ini dapat dilihat pada saat anak menjawab soal tentang nama 10 malaikat dan tugasnya.

Rata-rata (mean level) perkembangan kemampuan menghapal nama 10 malaikat dan tugasnya terus meningkat mulai dari baseline 1, intervensi, hingga baseline 2. Strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan menghapal pada anak tunagrahita ringan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya presentase pada setiap fase yang bisa dilihat pada bab sebelumnya.

Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran bernyanyi berpengaruh besar, yakni bahwa strategi pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam mata pelajaran pendidikan agama islam yaitu tentang nama 10 malaikat dan tugasnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut :


(4)

Memberikan rekomendasi bagi institusi lembaga pendidikan untuk menjadikan strategi pembelajaran bernyanyi sebagai bahan pertimbangan untuk strategi dalam kegiatan pembelajaran. Pertimbangan ini bertujuan untuk menyelaraskan antara kebutuhan anak dengan materi yang dianggap sulit sehingga jika ada masalah yang timbul dapat terpecahkan dengan mudah. 2. Pengembangan Kurikulum

Memberikan rekomendasi untuk pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran bernyanyi diharapkan bisa digunakan untuk pelajaran lainnya tidak hanya pelajaran agama saja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penelitian, maka penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk peneliti selanjutnya agar menelaah lebih jauh tentang strategi pembelajaran bernyanyi ini. Hendaknya penelitian dilakukan dengan kelas, lokasi, dan materi pembelajaran yang berbeda.


(5)

Indah Syarefah, 2012

Peningkatan Kemampuan Menghapal Nama 10 Malaikat dan Tugasnya dengan Strategi

Pembelajaran Bernyanyi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud PPTG.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Astati. (2010). Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya Mandiri.

Asyafah, A. (2011). Metode Tadabur Qur’ani dalam Pembelajaran Agama Islam. Bandung: Maulana Media Grafika.

Busroh, J.H. (1991). Pendidikan Kesenian I Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Campbell, D. (2002). Efek Mozart Bagi Anak-anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (Di Indonesiakan oleh Alex Tri Kantjono Widodo)

Daradjat, Z. (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Farhati, S.I. (2010). Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Semester 1. Bandung: Reza Grafika

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Durat Bahagia.

Montolalu, B.E.F., dkk. (2008). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Ramayulis. (2010). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Ruswandi, I. (2004). Lagu Anak-Anak Karta A.T. Mahmud. Skripsi S1 Jurusan

Seni Musik FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


(6)

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta :Alfabeta

Sunanto, J., dkk. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press Susilana, R. dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Sudjana, S. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Uno, H.B. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wardani, I.G.A.K, at al. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.