Penyelesaian Sengketa Status Kepemilikan Kepulauan Kuril Selatan antara Rusia dan Jepang Menurut Hukum Internasional.
ABSTRAK
Masalah teritorial merupakan masalah klasik yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat internasional. Masalah teritorial erat
kaitannya dengan kedaulatan negara, maka tidak heran jika masalah
teritorial suatu negara menimbulkan perselisihan dan persengketaan antar
negara yang berdaulat. Di kawasan Pasifik Utara, terdapat Kepulauan
Kuril Selatan yang terdiri atas Pulau Iturup, Kunashir, Shikotan dan
Habomai. Kepemilikan Kepulauan Kuril Selatan telah menjadi objek
sengketa yang diperebutkan oleh Rusia dan Jepang selama lebih dari 65
tahun dan hingga saat ini masih berlangsung. Beberapa kali kedua negara
telah melakukan upaya untuk merundingkan masalah kepemilikan
Kepulauan Kuril Selatan namun belum ada penyelesaian konkrit yang
terealisasi, karena baik Rusia maupun Jepang sama-sama berpegang
teguh atas klaim masing-masing. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk
mengetahui bagaimana status kepemilikan Kepulauan Kuril Selatan
berdasarkan prinsip hukum internasional dan bagaimana mekanisme
penyelesaian sengketa yang efektif untuk diterapkan terhadap sengketa
Kepulauan Kuril Selatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis melalui
pendekatan yuridis normatif yang menitikberatkan pada pengkajian bahan
pustaka seperti sumber-sumber hukum internasional yang berlaku dan
prinsip perolehan wilayah serta mekanisme penyelesaian sengketa
wilayah menurut hukum internasional, dikaitkan dengan fakta-fakta yang
terjadi pada objek penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa
penentuan status Kepulauan Kuril Selatan berdasarkan hak-hak sejarah
perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai sejauh mana batasan definisi dari
Kepulauan Kuril itu sendiri melalui dokumen-dokumen di masa lampau
dan penafsiran perjanjian-perjanjian di masa lalu. Berdasarkan
penelusuran sejarah diketahui bahwa definisi dari Kepulauan Kuril
mencakup Pulau Iturup, Kunashir, dan Shikotan sehingga hak berdaulat
atas tiga pulau tersebut berada di pihak Rusia. Sementara untuk Pulau
Habomai diketahui bahwa wilayah tersebut merupakan perpanjangan
geografis dari Pulau Hokkaido sehingga hak berdaulat atas pulau tersebut
seharusnya berada di pihak Jepang. Mengingat negosiasi yang dilakukan
oleh kedua negara hingga saat ini masih berlangsung alot, maka kedua
negara dapat memberlakukan joint development atau pengembangan
bersama atas wilayah Kepulauan Kuril Selatan yang diatur dalam
UNCLOS 1982 sebagai alternatif penyelesaian sengketa yang efektif bagi
sengketa Kepulauan Kuril Selatan. Pengembangan bersama tersebut
hanya sebagai pengaturan sementara yang dilakukan dengan
mempertimbangkan pendekatan pemanfaatan sumber daya alam yang
ada di wilayah tersebut dan tidak akan menghalangi tercapainya
kesepakatan akhir antara Rusia dan Jepang mengenai status Kepulauan
Kuril Selatan.
iv
ABSTRACT
Territorial issue is a classic problem that often occurs in the life of the
international society. Territorial issue is closely related to the sovereignty
of the state, so it is no wonder if a country's territorial problems led to
disputes between sovereign states. In the North Pacific, the Southern Kuril
Islands are consist of Iturup island, Kunashir, Shikotan and Habomai. The
ownership of the Southern Kuril Islands have been the object of dispute
which is contested by Russia and Japan for more than 65 years and still
ongoing. The two countries have made efforts to negotiate the issue of
ownership Southern Kuril Islands several times, but there is no concrete
settlement that has been realized, because both Russia and Japan are
clinging to the claims. The purpose of this thesis research is how to
determine the ownership status of the Southern Kuril Islands based on the
principles of international law and the effective dispute resolution
mechanism to be applied to the Southern Kuril Islands dispute.
The used method is descriptive-analytical through normative juridical
approach that focused on the assessment of book materials like the
sources of international law and the principle of the acquisition of territory
and also the territorial dispute resolution mechanisms under international
law, in relation to the facts that occurred on the object of research.
Based on the results of the research, the author concluded that the
determination of the status of the Southern Kuril Islands based on the
rights of history needs further exploration on limits of definition of the Kuril
Islands itself through the documents in the past and the interpretation of
treaties in the past. Based on the history research, it is known that the
definition of the Kuril Islands includes the Iturup island, Kunashir, and
Shikotan so the sovereign rights over the three islands belongs to the
Russian side. Meanwhile for the Habomai Island, it is known that the
region is a geographical extension of the Hokkaido island so the sovereign
rights over the island should be on the Japanese side. Given the
subsequent negotiations between the two countries are still held tough, so
the two countries can impose a joint development of the territory of the
Southern Kuril Islands which is regulated in UNCLOS 1982 as an effective
alternative dispute resolution for the Southern Kuril Islands dispute. The
joint development is only as a temporary arrangement which made by the
consideration of the utilization of natural resources approach in the region
and will not obstruct the settlement between Russia and Japan towards
the status of the Southern Kuril Islands.
v
Masalah teritorial merupakan masalah klasik yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat internasional. Masalah teritorial erat
kaitannya dengan kedaulatan negara, maka tidak heran jika masalah
teritorial suatu negara menimbulkan perselisihan dan persengketaan antar
negara yang berdaulat. Di kawasan Pasifik Utara, terdapat Kepulauan
Kuril Selatan yang terdiri atas Pulau Iturup, Kunashir, Shikotan dan
Habomai. Kepemilikan Kepulauan Kuril Selatan telah menjadi objek
sengketa yang diperebutkan oleh Rusia dan Jepang selama lebih dari 65
tahun dan hingga saat ini masih berlangsung. Beberapa kali kedua negara
telah melakukan upaya untuk merundingkan masalah kepemilikan
Kepulauan Kuril Selatan namun belum ada penyelesaian konkrit yang
terealisasi, karena baik Rusia maupun Jepang sama-sama berpegang
teguh atas klaim masing-masing. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk
mengetahui bagaimana status kepemilikan Kepulauan Kuril Selatan
berdasarkan prinsip hukum internasional dan bagaimana mekanisme
penyelesaian sengketa yang efektif untuk diterapkan terhadap sengketa
Kepulauan Kuril Selatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis melalui
pendekatan yuridis normatif yang menitikberatkan pada pengkajian bahan
pustaka seperti sumber-sumber hukum internasional yang berlaku dan
prinsip perolehan wilayah serta mekanisme penyelesaian sengketa
wilayah menurut hukum internasional, dikaitkan dengan fakta-fakta yang
terjadi pada objek penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa
penentuan status Kepulauan Kuril Selatan berdasarkan hak-hak sejarah
perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai sejauh mana batasan definisi dari
Kepulauan Kuril itu sendiri melalui dokumen-dokumen di masa lampau
dan penafsiran perjanjian-perjanjian di masa lalu. Berdasarkan
penelusuran sejarah diketahui bahwa definisi dari Kepulauan Kuril
mencakup Pulau Iturup, Kunashir, dan Shikotan sehingga hak berdaulat
atas tiga pulau tersebut berada di pihak Rusia. Sementara untuk Pulau
Habomai diketahui bahwa wilayah tersebut merupakan perpanjangan
geografis dari Pulau Hokkaido sehingga hak berdaulat atas pulau tersebut
seharusnya berada di pihak Jepang. Mengingat negosiasi yang dilakukan
oleh kedua negara hingga saat ini masih berlangsung alot, maka kedua
negara dapat memberlakukan joint development atau pengembangan
bersama atas wilayah Kepulauan Kuril Selatan yang diatur dalam
UNCLOS 1982 sebagai alternatif penyelesaian sengketa yang efektif bagi
sengketa Kepulauan Kuril Selatan. Pengembangan bersama tersebut
hanya sebagai pengaturan sementara yang dilakukan dengan
mempertimbangkan pendekatan pemanfaatan sumber daya alam yang
ada di wilayah tersebut dan tidak akan menghalangi tercapainya
kesepakatan akhir antara Rusia dan Jepang mengenai status Kepulauan
Kuril Selatan.
iv
ABSTRACT
Territorial issue is a classic problem that often occurs in the life of the
international society. Territorial issue is closely related to the sovereignty
of the state, so it is no wonder if a country's territorial problems led to
disputes between sovereign states. In the North Pacific, the Southern Kuril
Islands are consist of Iturup island, Kunashir, Shikotan and Habomai. The
ownership of the Southern Kuril Islands have been the object of dispute
which is contested by Russia and Japan for more than 65 years and still
ongoing. The two countries have made efforts to negotiate the issue of
ownership Southern Kuril Islands several times, but there is no concrete
settlement that has been realized, because both Russia and Japan are
clinging to the claims. The purpose of this thesis research is how to
determine the ownership status of the Southern Kuril Islands based on the
principles of international law and the effective dispute resolution
mechanism to be applied to the Southern Kuril Islands dispute.
The used method is descriptive-analytical through normative juridical
approach that focused on the assessment of book materials like the
sources of international law and the principle of the acquisition of territory
and also the territorial dispute resolution mechanisms under international
law, in relation to the facts that occurred on the object of research.
Based on the results of the research, the author concluded that the
determination of the status of the Southern Kuril Islands based on the
rights of history needs further exploration on limits of definition of the Kuril
Islands itself through the documents in the past and the interpretation of
treaties in the past. Based on the history research, it is known that the
definition of the Kuril Islands includes the Iturup island, Kunashir, and
Shikotan so the sovereign rights over the three islands belongs to the
Russian side. Meanwhile for the Habomai Island, it is known that the
region is a geographical extension of the Hokkaido island so the sovereign
rights over the island should be on the Japanese side. Given the
subsequent negotiations between the two countries are still held tough, so
the two countries can impose a joint development of the territory of the
Southern Kuril Islands which is regulated in UNCLOS 1982 as an effective
alternative dispute resolution for the Southern Kuril Islands dispute. The
joint development is only as a temporary arrangement which made by the
consideration of the utilization of natural resources approach in the region
and will not obstruct the settlement between Russia and Japan towards
the status of the Southern Kuril Islands.
v