Komunikasi Wakil Rakyat.
Pikiran Rakyat
. o o o
o
o
o Senin
1
17
OJan
2
18
3
19
8Peb
Salasa
4
6
5
20
Rab'u
8
23
7
22
;'1
Kamis
9
10
24
Sabtu
Jumat
12
11
26
25
o Mar OApr OMei OJun o Jut OAgs
13
27
OSep
Komunikasi
Wakil Rakyat
Oleh DEDDY MULYANA
Tahun lalu, sebagai konsultan, saya
mendampingi salah satu lembaga survei
multinasional dalam rapat dengar pendapat dengan suatu komisi DPR. Kami tiba
sebelum pukul 9.00 pagi, namun rapat
dimulai terlambat 45 men it.
Dari 49 orang anggota komisi yang tereantum namanya dalam daftar hadir,
hanya belasan orang yang muncul saat rapat. Salah seorang anggota terlambat
datang satu jam lebih. Dari segelintir
anggota DPR yang hadir itu, ada yang
asyik mengobrol, ada yang tampak mengantuk. Ada pula yang membaea majalah dan ada yang makan kaeang. Ketua komisi tak henti-hel)tinya mengunyah makanan. Tiga
orang saya lihat mengutak-atik HP kemudian menelefon.
Pukull0.15 muneullagi seorang anggota dewan. Anggota dewan
lain sibuk membaca koran. Padahal saat itu bos lembaga survei multinasional sedang memberikan presentasi. Di balkon, para wartawan
menyimak aeara dengan serius. Pukull0.20 seorang anggota mulai
merokok, sementara yang lainnya mengobrol. Seorang anggota dewan
yang sebelumnya sibuk membaea dan sempat ke luar ruangan kemudian menginterupsi agar pembieara menyingkat presentasinya.
Apa makna kehadiran dan tindakan para anggota DPR yang terhormat itu? Dari 49 orang anggota komisi itu, hanya belasan or.angyang
hadir, dan hampir semuanya datang terlambat. Padahal mereka
adalah pribumi, sedangkan kami tamu. Jelas, keterlambatan itu menunjukkan bahwa mereka meremehkan kami.
Lebih parah lagi, komunikasi mereka tanpa etika saat berdialog.
Tidakkah mereka sadar, apa pun yang mereka lakukan saat itu
ditafsirkan oleh orang yang hadir. Sungguh ironis. Mereka menganggap diri lembaga terhormat, tapi mereka tidak menghargai bukan saja orang lain, tetapi juga diri sendiri. itulah faktanya.
Saya tidak keeil hati. Jangankan kita orang biasa, bahkan Kepala
Negara pun sering tidak mereka hormati. Saat Presiden SBY
menyampaikan pidato mengenai nota RAPBN 2009 pada pertengahan Agustus 2008, tidak sedikit anggota DPR yang ber-SMS, bertelefon ria, dan tertidur di kursi. Dalam pertemuan lain,. bahkan ada
anggota DPR yang menggebrak meja atau bahkan berdiri di atasnya
sambi I berteriak-teriak.
Kini, para anggota DPR itu telah menjalankan tugasnya hampir lima
tahun. Adakah perilaku komunikasi mereka berubah? Tampaknya
tidak, meskipun saya yakin sebagian di antara mereka punya Ike-.
mampuan berkomunikasi secara santun, seperti Happy Bone Zulkarnain dan Dedy Djamaluddin Malik. Apakah wakil rakyat yang baru nanti mampu belajar dari kesalahan komunikasi yang dilakukan generasi
wakil rakyat se~lumnya.
Waktulah yang akan menjawabnya. * **
Penulls, Dekan dan Guru Besar Fikom Unpad.
--Kliping
---
Humos
--
Unpoo
2009
~ ---
28
OOkt
Minggu
14
16
15
29
ONov
30
31
ODes
. o o o
o
o
o Senin
1
17
OJan
2
18
3
19
8Peb
Salasa
4
6
5
20
Rab'u
8
23
7
22
;'1
Kamis
9
10
24
Sabtu
Jumat
12
11
26
25
o Mar OApr OMei OJun o Jut OAgs
13
27
OSep
Komunikasi
Wakil Rakyat
Oleh DEDDY MULYANA
Tahun lalu, sebagai konsultan, saya
mendampingi salah satu lembaga survei
multinasional dalam rapat dengar pendapat dengan suatu komisi DPR. Kami tiba
sebelum pukul 9.00 pagi, namun rapat
dimulai terlambat 45 men it.
Dari 49 orang anggota komisi yang tereantum namanya dalam daftar hadir,
hanya belasan orang yang muncul saat rapat. Salah seorang anggota terlambat
datang satu jam lebih. Dari segelintir
anggota DPR yang hadir itu, ada yang
asyik mengobrol, ada yang tampak mengantuk. Ada pula yang membaea majalah dan ada yang makan kaeang. Ketua komisi tak henti-hel)tinya mengunyah makanan. Tiga
orang saya lihat mengutak-atik HP kemudian menelefon.
Pukull0.15 muneullagi seorang anggota dewan. Anggota dewan
lain sibuk membaca koran. Padahal saat itu bos lembaga survei multinasional sedang memberikan presentasi. Di balkon, para wartawan
menyimak aeara dengan serius. Pukull0.20 seorang anggota mulai
merokok, sementara yang lainnya mengobrol. Seorang anggota dewan
yang sebelumnya sibuk membaea dan sempat ke luar ruangan kemudian menginterupsi agar pembieara menyingkat presentasinya.
Apa makna kehadiran dan tindakan para anggota DPR yang terhormat itu? Dari 49 orang anggota komisi itu, hanya belasan or.angyang
hadir, dan hampir semuanya datang terlambat. Padahal mereka
adalah pribumi, sedangkan kami tamu. Jelas, keterlambatan itu menunjukkan bahwa mereka meremehkan kami.
Lebih parah lagi, komunikasi mereka tanpa etika saat berdialog.
Tidakkah mereka sadar, apa pun yang mereka lakukan saat itu
ditafsirkan oleh orang yang hadir. Sungguh ironis. Mereka menganggap diri lembaga terhormat, tapi mereka tidak menghargai bukan saja orang lain, tetapi juga diri sendiri. itulah faktanya.
Saya tidak keeil hati. Jangankan kita orang biasa, bahkan Kepala
Negara pun sering tidak mereka hormati. Saat Presiden SBY
menyampaikan pidato mengenai nota RAPBN 2009 pada pertengahan Agustus 2008, tidak sedikit anggota DPR yang ber-SMS, bertelefon ria, dan tertidur di kursi. Dalam pertemuan lain,. bahkan ada
anggota DPR yang menggebrak meja atau bahkan berdiri di atasnya
sambi I berteriak-teriak.
Kini, para anggota DPR itu telah menjalankan tugasnya hampir lima
tahun. Adakah perilaku komunikasi mereka berubah? Tampaknya
tidak, meskipun saya yakin sebagian di antara mereka punya Ike-.
mampuan berkomunikasi secara santun, seperti Happy Bone Zulkarnain dan Dedy Djamaluddin Malik. Apakah wakil rakyat yang baru nanti mampu belajar dari kesalahan komunikasi yang dilakukan generasi
wakil rakyat se~lumnya.
Waktulah yang akan menjawabnya. * **
Penulls, Dekan dan Guru Besar Fikom Unpad.
--Kliping
---
Humos
--
Unpoo
2009
~ ---
28
OOkt
Minggu
14
16
15
29
ONov
30
31
ODes