Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.
v
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This research is aimed to empirically analyze the factors that influence the going concern audit opinion. The factors used on this research are audit quality, company’s size, company’s growth, company’s financial condition, profitability, and liquidity. This research used sample of manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange during 2010-2012. Based on purposive sampling, there are 18 manufacturing companies which fulfilled the sample requirements. Hypothesis testing on this research was done by the logistic regression analysis. The hypothesis testing showed that audit quality have negative influence to the going concern opinion and company’s size have positive influence to the going concern audit opinion. Whereas company’s growth, profitability, and liquidity partially have no influence to the going concern audit opinion. But all the factors simultaneously have significant influence to the going concern audit opinion.
(2)
vi
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk secara empiris menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang digunakan adalah kualitas audit, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Berdasarkan hasil purpose
sampling, terdapat 18 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh negatif terhadap opini audit going concern dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap opini audit going concern. Sedangkan pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern. Namun semua faktor secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern.
(3)
vii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRACT ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 9
2.1.2 Auditor Independen ... 11
2.1.3 Opini Audit ... 11
2.1.4 Going concern ... 15
2.1.5 Opini Audit Going Concern ... 16
(4)
viii
Universitas Kristen Maranatha
2.1.7 Ukuran Perusahaan ... 24
2.1.8 Pertumbuhan Perusahaan ... 25
2.1.9 Profitabilitas ... 25
2.1.10 Likuiditas ... 26
2.2Kerangka Pemikiran ... 27
2.3Pengembangan Hipotesis ... 31
2.3.1 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 31
2.3.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 32
2.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 33
2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 33
2.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 34
2.3.6 Pengaruh Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 36
(5)
ix
Universitas Kristen Maranatha
3.2.1 Populasi ... 36
3.2.2 Sampel ... 37
3.3Jenis dan Sumber Data ... 40
3.4Metode Penelitian ... 40
3.5Operasionalisasi Variabel ... 41
3.6Analisis Data ... 44
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44
3.6.2 Analisis Statistik Inferensial ... 44
3.6.3 Menilai Model Fit ... 46
3.6.4 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 47
3.6.5 Estimasi Parameter Dan Interpretasi ... 47
3.6.6 Pengujian Hipotesis ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data ... 49
4.2 Analisis Data Deskriptif ... 49
4.3 Uji Hipotesis ... 52
4.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ... 52
4.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 54
4.3.3 Menguji Koefisien Regresi ... 55
(6)
x
Universitas Kristen Maranatha
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Kualitas Audit (ADQ) Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern ... 57
4.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern ... 57
4.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (GRO) Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 58 4.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Penerimaan (PRO) Opini
Audit Going Concern ... 59 4.4.5 Pengaruh Likuiditas Terhadap Penerimaan (LIQ) Opini Audit
Going Concern ... 60
4.4.6 Pengaruh Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan ... 62 5.2Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
(7)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Tak lama lagi Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 sebagai konsekuensi kesepakatan bersama pencapaian ASEAN Community yang telah dilakukan para pemimpin negara ASEAN dimana Pemberlakukan AEC di kawasan ASEAN tidak terkecuali di Indonesia akan menyebabkan arus barang keluar dan masuk menjadi lebih bebas, aliran tenaga kerja dari dan keluar negeri lebih mudah, serta semakin meningkatnya arus investasi dari maupun keluar negeri. Tantangan dari implementasi AEC adalah tidak adanya proteksi atas keluar masuknya barang, persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, tuntutan investor asing dan domestic yang semakin tinggi serta bervariasinya preferensi konsumen. Namun di saat yang bersamaan, AES member peluang untuk mendorong arus investasi ke dalam negeri yang kelak akan menciptakan multiplier
effect, kemudahan dalam melakukan kerja sama, ekonomi dan kemitraan, akselerasi
perpindahan arus kas modal dan tenaga kerja serta meningkatnya transfer teknologi (Majalah Tempo, 2014).
Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN yang hanya sebesar 15% (www.setneg.go.id). Hal ini dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi sehingga dapat mempengaruhi
(8)
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha penyedia modal dan pemegang saham lainnya dalam membuat keputusan dalam berinvestasi, kredit, maupun keputusan alokasi sumber daya lainnya yang berpotensi secara keseluruhan meningkatkan efisiensi pasar.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Namun pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan menurut teori keagenan berpotensi mengakibatkan konflik antara pihak-pihak yang terkait yaitu agen dan prinsipal. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi kepentingan prinsipal. Perilaku manajemen ini tentu saja dapat memengaruhi kualitas dari laporan keuangan yang saling bertentangan (Widyantari, 2011).
Oleh karena itu, diperlukan peran auditor independen untuk memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Dengan demikian, diharapkan penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dapat membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang lebih tepat berdasarkan informasi yang telah diaudit oleh pihak independen (Solikah, 2007).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 (PSA No. 02) mengatur mengenai tanggung jawab dan fungsi auditor independen berkaitan dengan audit atas laporan keuangan perusahaan. Dalam paragraf 01 diatur bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
(9)
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam Standar Auditing (SA) seksi 341 menyebutkan bahwa auditor bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going
concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2001). Statement on Auditing Standards (SAS) No. 59 juga menyatakan bahwa auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (Auditing Standard Boards, 1988).
Ada dua penyebab munculnya opini audit going concern. Pertama, masalah
self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak
investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya (Venuti, 2007). Kedua, prosedur penentuan status going concern yang tidak terstruktur (Joanna, 1994 dalam Adityaningrum, 2012). Pemberian status going
concern bukanlah suatu tugas yang mudah, karena hampir tidak ada suatu panduan
(10)
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha opini going concern yang harus dipilih (LaSalle dan Anandarajan, 1996 dalam Abdul dan Baldric, 2010)
Kajian atas opini going concern dapat dilakukan dengan melihat kualitas audit maupun kondisi internal perusahaan seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan analisis rasio seperti profitabilitas dan likuiditas. Kualitas audit sering dikaitkan dengan reputasi KAP. Craswell et al (1995) menyatakan bahwa klien mempresepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional akan memiliki kualitas audit yang lebih tinggi, karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas seperti pelatihan, pengakuan internasional, dan adanya peer review. Auditor yang memiliki reputasi yang baik akan cenderung mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga dan tidak kehilangan klien.
Mutchler (1984) dalam Widyantari (2011) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar memiliki akses yg lebih mudah dalam mendapatkan dana baik itu berupa pinjaman dari kreditur atau dana investasi dari investor, maupun dari sumber dana eksternal lainnya.
Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang baik dan mampu menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri dapat diukur melalui rasio profitabilitas (Sartono, 2001). Semakin besar rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik untuk menghasilkan laba sehingga tidak menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk
(11)
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha melanjutkan usahanya dan dapat memperkecil kemungkinan penerimaan opini going
concern (Widyantari, 2011).
Tingkat likuiditas dianggap sebagai indikator penting kesehatan secara umum, karena untuk melihat kesehatan sebuah perusahaan, yang pertama kali dilihat adalah tingkat likuiditasnya dahulu. Ini dikarenakan tingkat likuiditas mengukur kemampuan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Wild, dkk. 2005). Hubungan likuiditas dengan opini audit adalah makin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern (Arma, 2008).
Beberapa peneliti telah menganalisis faktor yang memengaruhi opini audit
going concern di antaranya Abdul dan Baldric (2012), Januarti (2009), dan
Widyantari (2011), namun hasil yang ditunjukkan bervariasi dan tidak konsisten. Penelitian oleh Januarti (2009) memberikan hasil bahwa kualitas audit, variabel kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going
concern, dan kualitas auditor berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian oleh Widyantari (2011) menunjukkan bahwa kualitas
audit, pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Leverage berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan profitabilitas dan arus kas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian Abdul dan Baldric (2012) menunjukkan bahwa baik kondisi keuangan perusahaan maupun ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
(12)
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha audit going concern. Namun pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian kembali mengenai mengenai faktor-faktor yang memengaruhi opini audit going concern yaitu kualitas audit, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, likuidasi, dan profitabilitas. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rahman dan Baldric Siregar (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Abdul dan Baldric (2012) adalah terdapat pada variabel penelitiannya. Variabel dependen pada penelitian Abdul dan Baldric (2012) adalah kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio. Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu kualitas audit, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas. Selain itu, penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 sebagai sampel penelitian, sedangkan penelitian Abdul dan Baldric (2012) menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah kualitas audit, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
(13)
Bab I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha
concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010-2012?
2) Apakah kualitas audit, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh secara secara simultan terhadap audit
going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2010-2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Memberikan bukti mengenai pengaruh secara parsial kualitas audit, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap audit
going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2010-2012?
2) Memberikan bukti mengenai pengaruh secara simultan kualitas audit, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap audit
going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(14)
Bab I Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut ini.
1. Kegunaan teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi penelitian pasar modal mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada opini audit
going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan khususnya bidang pengauditan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi konfirmasi hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai opini audit going concern yang masih belum konsisten.
2. Kegunaan praktis
a) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern.
b) Bagi praktisi kantor akuntan publik terutama bagi auditor, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan dalam memberikan penilaian mengenai keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
c) Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
(15)
62
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh
negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa KAP yang lebih besar (The Big 4) menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan KAP kecil. KAP skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah yang dialami klien karena mereka lebih kuat untuk menghadapi proses pengadilan, sehingga mengurangi kemungkinan menerima opini audit going concern.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going
concern, artinya bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar
kemungkinan perusahaan tersebut mendapat kesulitan dalam menjalani kegiatan usahanya, sehingga kemungkinan perusahaan bangkrut lebih besar. Hal ini yang menyebabkan auditor lebih sering memberikan opini audit going concern kepada perusahaan berskala besar berdasarkan total aktiva perusahaan tersebut.
3. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tidak
(16)
Bab V Simpulan dan Saran 63
Universitas Kristen Maranatha audit going concern karena peningkatan penjualan tersebut belum tentu diikuti dengan peningkatan laba.
4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan semakin besar rasio rasio profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Namun hal itu tidak menghindari keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya.
5. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa rasio lancar (current ratio) atau tingkat kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya tidak diperhitungkan auditor dalam menentukan opini audit going concern. Artinya auditor lebih melihat pada kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
6. Kualitas audit, kondisi zkeuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas secara simultan (keseluruhan) berpengaruh signfikan terhadap audit going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.
5.2Saran
Beberapa keterbatasan memengaruhi hasil penelitian dan perlu menjadi bahan pengembangan pada penelitian selanjutnya. Saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan beberapa rasio keuangan agar
penerimaan going concern dapat dinilai secara mendetail melalui laporan keuangannya.
(17)
Bab V Simpulan dan Saran 64
Universitas Kristen Maranatha 2. Objek penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian dengan objek yang berbeda, misalnya sektor keuangan untuk memperoleh hasil yang konsisten.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan jarak waktu yang lama dalam
mengukur penerimaan opini audit going concern, dan menggunakan studi empiris dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia agar seluruh perusahaan dapat diteliti dan menjadi informasi yang relevan bagi para pengguna informasi.
(18)
65
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan. 2005, Management Control System. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Ely, Suhayati, dan Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING Konsep Dasar dan
Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fanny, Margaretta, dan Saputra, S, 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian
berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten BEJ.). Simposium
Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi, Balanced
Scorecard dan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
http://setneg.go.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Istijanto, M.M.,M.Com. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasar. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan rasio Non
Keuangan yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ 2000 – 2005). Jurnal Maksi Uiversitas Diponegoro Vol
8 no.1, Semarang.
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Ukuran Perusahaan, Kualitas
Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Jensen, M. and Meckling, W. 1976, Theory of the Firm: Managerial Behavior
(19)
66
Universitas Kristen Maranatha Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Nonkeuangan Pada Opini Going
Concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII,
Purwokerto.
Khrishnan, G., dan Gul, F. A., 2002, Has Audit Quality Declined? Evidence From
the Pricing of Discretionary Accruals. Working Paper.
Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going
Concern terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9.
Majalah TEMPO, edisi 18. 2014.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Petronela, Thio Anasthasia. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam
Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance.
Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi XV, Yogyakarta.
Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Menufaktur Yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal MAKSI, Vol 4,
Semarang.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going
Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi IX
Setyowati, Widhy. 2009. Strategi Manajemen sebagai Faktor Mitigasi Terhadap
Penerimaan Opini Going Concern Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Disertasi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Solikah, Badingatus. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Skripsi S1, Universitas Sebelas Maret. 2007.
(20)
67
Universitas Kristen Maranatha Standar Profesional Akuntan Publik – PSA 29 SA Seksi 508 (2001).
Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
5, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suroso, 2006. Investasi Pada Saham Perusahaan Yang Menghadapi Financial Distress. Usahawan No.2 Tahun XXXV
Triseptya, Ghaliyah Nimassita. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi Sarjana Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Venuti, Elizabeth K. 2007. The Going Concern Assumption Revisited : Assessing a
Company’s Future Viability. The CPA Journal Online.
Widyantari, A.A.A. Putri. 2011. Opini Audit Going Concern Dan Faktor-Faktor
yang Memengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Program Pasca Sarjana Ekonomi, Universitas Udayana, Bali.
Widyawati, Dyah Putri. 2009. Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Profitabilitas
Dan Auditor Changes Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Dan Non Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007. Thesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh
negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti bahwa
KAP yang lebih besar (The Big 4) menghasilkan kualitas audit yang lebih baik
dibandingkan KAP kecil. KAP skala besar juga lebih cenderung untuk
mengungkapkan masalah yang dialami klien karena mereka lebih kuat untuk
menghadapi proses pengadilan, sehingga mengurangi kemungkinan menerima
opini audit going concern.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going
concern, artinya bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut mendapat kesulitan dalam menjalani kegiatan
usahanya, sehingga kemungkinan perusahaan bangkrut lebih besar. Hal ini yang
menyebabkan auditor lebih sering memberikan opini audit going concern kepada
perusahaan berskala besar berdasarkan total aktiva perusahaan tersebut.
3. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tidak mempertimbangkan pertumbuhan penjualan perusahaan dalam memberikan opini
(2)
Bab V Simpulan dan Saran 63
audit going concern karena peningkatan penjualan tersebut belum tentu diikuti
dengan peningkatan laba.
4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hal ini menunjukkan semakin besar rasio rasio profitabilitas suatu perusahaan
maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
Namun hal itu tidak menghindari keraguan auditor akan kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan usahanya.
5. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal
ini menunjukkan bahwa rasio lancar (current ratio) atau tingkat kemampuan
perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya tidak diperhitungkan
auditor dalam menentukan opini audit going concern. Artinya auditor lebih
melihat pada kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
6. Kualitas audit, kondisi zkeuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas secara simultan (keseluruhan)
berpengaruh signfikan terhadap audit going concern perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.
5.2 Saran
Beberapa keterbatasan memengaruhi hasil penelitian dan perlu menjadi bahan
pengembangan pada penelitian selanjutnya. Saran-saran yang dapat disampaikan
berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan beberapa rasio keuangan agar
penerimaan going concern dapat dinilai secara mendetail melalui laporan
(3)
Bab V Simpulan dan Saran 64
2. Objek penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian dengan objek
yang berbeda, misalnya sektor keuangan untuk memperoleh hasil yang konsisten.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan jarak waktu yang lama dalam
mengukur penerimaan opini audit going concern, dan menggunakan studi empiris
dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia agar
seluruh perusahaan dapat diteliti dan menjadi informasi yang relevan bagi para
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan. 2005, Management Control System. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Ely, Suhayati, dan Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fanny, Margaretta, dan Saputra, S, 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten BEJ.). Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi, Balanced Scorecard dan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
http://setneg.go.id
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Istijanto, M.M.,M.Com. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasar. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ 2000 – 2005). Jurnal Maksi Uiversitas Diponegoro Vol 8 no.1, Semarang.
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Ukuran Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Jensen, M. and Meckling, W. 1976, Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Finance Economics 3.
(5)
66
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Nonkeuangan Pada Opini Going Concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII, Purwokerto.
Khrishnan, G., dan Gul, F. A., 2002, Has Audit Quality Declined? Evidence From the Pricing of Discretionary Accruals. Working Paper.
Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going Concern terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9. Majalah TEMPO, edisi 18. 2014.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Petronela, Thio Anasthasia. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance.
Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XV, Yogyakarta.
Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Menufaktur Yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal MAKSI, Vol 4, Semarang.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi IX
Setyowati, Widhy. 2009. Strategi Manajemen sebagai Faktor Mitigasi Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Disertasi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Solikah, Badingatus. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Skripsi S1, Universitas Sebelas Maret. 2007.
(6)
67
Standar Profesional Akuntan Publik – PSA 29 SA Seksi 508 (2001).
Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 5, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suroso, 2006. Investasi Pada Saham Perusahaan Yang Menghadapi Financial Distress. Usahawan No.2 Tahun XXXV
Triseptya, Ghaliyah Nimassita. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi Sarjana Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Venuti, Elizabeth K. 2007. The Going Concern Assumption Revisited : Assessing a Company’s Future Viability. The CPA Journal Online.
Widyantari, A.A.A. Putri. 2011. Opini Audit Going Concern Dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Program Pasca Sarjana Ekonomi, Universitas Udayana, Bali. Widyawati, Dyah Putri. 2009. Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Profitabilitas
Dan Auditor Changes Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Dan Non Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007. Thesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.