Kampanye Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Pantai Pangandaran Jawa Barat (Balawista).

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 2 1.3Permasalahan dan Ruang Lingkup 3 1.4Tujuan Perancangan 3 1.5Cara Pengumpulan Data 4 1.6Skema Perancangan 5 BAB II LANDASAN TEORI 6 2.1 Kampanye Sosial 6 2.1.1 Kampanye Untuk Pelatihan 7 2.2 Teori Komunikasi 7 2.2.1 Teori Tipografi 8

2.2.3 Teori Komunikasi Masa 8

2.2.4 Teori Media 9 2.3 Strategi Kreatif 10

2.3.1 Strategi Berorientasi Konsumen 12 2.4 Pantai di Wilayah Indonesia 12 2.4.1 Ombak 13


(2)

viii

2.4.2 Definisi dan Jenis Bencana di Pantai 14 2.4.3 Penjaga Keselamatan Pantai (lifeguard) 16

2.4.4 Fungsi Penjaga Pantai 17

2.4.5 Metode Patroli 18

2.4.6 Pelatihan Penjaga Keselamatan 20

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 22

3.1 Lembaga yang Terkait 22

3.1.1 Dinas Pariwisata dan Budaya 22

3.1.2 Badan Penyelamat Wisata Tirta (BALAWISTA) Pangandaran 24

3.1.3 Pembentukan Tim BALAWISTA Pangandaran 25

3.2 Sponsorship 27

3.2.1 Yamaha Marine 27

3.2.2 Billabong 28

3.2.3 Rip Curl 29

3.3 Data Khalayak Sasaran 30

3.4 Tinjauan Terhadap Penelitian atau Proyek Sejenis 31 3.4.1 Badan Penyelamat Wisata Tirta (BALAWISTA) Badung Bali 31

3.4.2 Pembentukan Tim BALAWISTA 32

3.4.3 Surf Life Saving Australia 39

3.5 Analisis Terhadap Permasalahan Sesuai Dengan Data dan Fakta 41

3.5.1 Hasil Angket Data Kuisoner 41

3.5.2 SWOT BALAWISTA INDONESIA 48

3.5.3 SWOT Kampanye Pelatihan BALAWISTA 49

3.5.4 Hasil Wawancara terhadap Narasumber atau Informan 50

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 54

4.1 Konsep Komunikasi 54

4.2 Konsep Kreatif 54

4.2.1 Fotografi 55

4.2.2 Visual Effect 55


(3)

4.2.4 Layout 55

4.2.5 Tipografi 56

4.3 Konsep Media 57

4.4 Hasil Karya 58

4.4.1 Logo Kampanye 58

4.4.2 Poster 61

4.4.3 Brosur 68

4.4.4 Baligo 68

4.4.5 Umbul-umbul 69

4.4.6 Spanduk 71

4.4.7 Jejaring Sosial 71

4.4.8 Ambient media 75

4.4.9 Stand 75

4.4.10 Gift / Merchandise 76

BAB V KESIMPULAN 88

5.1 Kesimpulan 88

5.2 Kata Penutup 89

5.3 Saran Penulis 89

DAFTAR PUSTAKA 90

BUDGETING 92

TIMELINE 93

LAMPIRAN 94

DATA PENULIS 113


(4)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat 23

Gambar 2 Logo BALAWISTA Pangandaran 25

Gambar 3 Logo Yamaha Marine 28

Gambar 4 Logo Billabong 29

Gambar 5 Logo Rip Curl 30

Gambar 6 Logo BALAWISTA Badung Bali 32

Gambar 7 Logo Surf Life Australia (SLSA) 40

Gambar 8 Poster pelatihan SLSA 41

Gambar 9 Kampanye SLSA 41

Gambar 10 Kampanye SLA untuk Pantai Coolangatta 42

Gambar 11 Poster kompetisi SLSA 42

Gambar 12 Logo Kampanye Pencarian Pemuda Tangguh 59

Gambar 13 Logo Grid 61

Gambar 14 Aplikasi Logo 62

Gambar 15 Poster Conditioning A 63

Gambar 16 Poster Conditioning B seri 1 64

Gambar 17 Poster Conditioning B seri 2 64

Gambar 18 Poster Conditioning B seri 3 65

Gambar 19 Poster Informing seri 1 66

Gambar 20 Poster Informing seri 2 67

Gambar 21 Poster Informing seri 3 67

Gambar 22 Poster Reminding 68

Gambar 23 Brosur dan formulir 69

Gambar 24 Brosur dan formulir 2 69

Gambar 25 Baligo 70

Gambar 26 Umbul-umbul di pantai 71

Gambar 27 Umbul-umbul 71


(5)

Gambar 29 Profil di media elektronik 73

Gambar 30 Cover Facebook tahap Conditioning 1 73

Gambar 31 Cover Facebook tahap Conditioning 2 73

Gambar 32 Cover Facebook tahap Informing 74

Gambar 33 Cover Facebook tahap Reminding 74

Gambar 34 Tampilan twitter 74

Gambar 35 Tampilan Youtube PC 75

Gambar 36 Tampilan Youtube Galaxy Tab Samsung 75

Gambar 37 Screen Shoot video 76

Gambar 38 Jamper 77

Gambar 39 Seragam pelatihan 78

Gambar 40 Tanda penghargaan 78

Gambar 41 Buku modul 79

Gambar 42 Buku catatan 79

Gambar 43 Tanda pengenal peserta 80

Gambar 44 Waterproof bag 80

Gambar 45 Hand band 81

Gambar 46 Pin 82

Gambar 47 Kaos komersil 82

Gambar 48 Gantungan kunci 83

Gambar 49 Kipas 83

Gambar 50 Botol minum 84

Gambar 51 Sticker 84

Gambar 52 Sticker 2 85

Gambar 53 Sandal jepit 85

Gambar 54 Topi 86

Gambar 55 Bendera 86

Gambar 56 Payung 87

Gambar 57 Photobooth 87


(6)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-tahap pendidikan lifeguard

Tabel 3.1 Jumlah kecelakaan laut di wilayah Pantai Pangandaran dan Batu Karas Tabel 3.2 Peserta Penjaga Pantai Bali

Tabel 3.3 Pos-pos Penyelamat Pantai Bali Tabel 3.4 Peralatan Penyelamat Pantai Bali Tabel 3.5 Pertandingan Penyelamat Pantai Tabel 3.6 Prestasi

Tabel 3.7 Jumlah Ijasah Anggota BALAWISTA Diagram 3.8 Jenis kelamin responden

Diagram 3.9 Pendidikan responden Diagram 3.10 Pendapatan responden Diagram 3.11 Pengenalan negara maritim Diagram 3.12 Mengunjungi wisata tirta

Diagram 3.13 Mengunjungi pariwisata tirta lebih dari tiga kali Diagram 3.14 Pengenalan lifeguard

Diagram 3.15 Pentingnya lifeguard Diagram 3.16 Pelayanan lifeguard

Diagram 3.17 Pengenalan rambu-rambu bahaya Diagram 3.18 Pengelaman ditolong oleh lifeguard Diagram 3.19 Lifeguard Indonesia bertaraf Internasional Diagram 3.20 Persetujuan lifeguard memakai atribut Indonesia Diagram 3.21 Minat mengikuti pelatihan dasar


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantai selalu menjadi daerah yang menarik untuk bersantai, berekreasi melepas lelah, baik bersama keluarga maupun bersama kerabat. Akan tetapi aktifitas wisata di pantai mengandung resiko-resiko tersendiri karena besarnya pengaruh faktor alam. Kondisi alam sulit diprediksi, dapat berubah drastis dengan amat cepat dan waktu yang sigkat. Gelombang dan ombak tinggi seringkali muncul tanpa diduga. Faktor lainnya, karena kurang pahamnya wisatawan di pantai terhadap rambu-rambu keselamatan di Pantai. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan pentingnya keberadaan petugas penjaga pantai untuk memberikan bantuan, pelayanan, serta pertolongan bagi wisatawan yang membutuhkan atau yang jiwanya terancam.

Petugas penyelamat pantai atau yang di luar negeri dikenal sebagai lifeguard pada hakekatnya adalah penjaga keselamatan wisatawan ketika tengah melaksanakan aktivitas wisata di pantai. Namun ini tidaklah berarti bahwa petugas hanya bertugas ketika terjadi suatu insiden. Petugas juga seorang pelayan masyarakat, masyarakat yang dilayani ialah masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke pantai. Dengan demikian petugas disamping harus menguasai teknik-teknik penyelamatan, memiliki jiwa pemandu, stamina yang tinggi serta mampu berenang cepat dan cukup jauh di laut. Petugas diharapkan mampu memberikan informasi dengan jelas dan simpatik tentang aspek keselamatan wisata bahari, di daerah-daerah mana saja wisatawan boleh berenang, dalam kondisi-kondisi seperti apa wisatawan yang tengah berenang harus kembali ke darat, atau bahkan memerintahkan evakuasi dari laut dalam kondisi tertentu.

Kini seiring dengan semakin meningkatnya tingkat resiko aktivitas wisata, kesiapsiagaan petugas pun perlu ditingkatkan dengan kemampuan untuk tanggap bila


(8)

2

insiden yang dihadapi lebih gawat, misalnya tindak kriminal atau teroris yang menyebabkan terjadinya kebakaran di laut, dengan kondisi ada korban yang tenggelam, ada yang luka, dan ada pelaku kriminal yang masih berada di wilayah pantai sehingga mengncam jiwa dan keselamatan pengunjung lainnya. Bila terjadi situasi ini tentu petugas berada di garis terdepan untuk mengkomunikasikan ancaman serta meminta bantuan aparat terkait lainnya seperti kepolisian, ambulans, dan pemadam kebakaran. Suksesnya pelaksanaan tugas keselamatan penjaga pantai tentu tidak terlepas dari perhatian dan dukungan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pengunjung wisata lainnya. Oleh karenanya disamping ditunjang oleh sumber daya manusia yang mumpuni serta disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sarana prasarana tersebut di antaranya seperti menara pengawasan, alat pengeras suara, alat-alat penyelamatan di laut berupa boat, perahu karet, scooter laut, motor ATV, pelampung, alat bantu pernapasan, alat-alat penginderaan jarak jauh seperti binocular, alat-alat komunikasi dan sebagainya. Termasuk juga pelatihan-pelatihan secara rutin untuk melatih para personil penjaga.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas berikut ini akan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dibahas diteliti dan dipecahkan yaitu sebagai berikut:

1. Bagimana cara yang tepat yang dapat dilakukan agar Kota Pangandaran dikenal potensi tim penjaga pantai dalam menjamin keselamatan berwisata?

2. Bagaimana perancangan kampanye tim penjaga keselamatan pantai Pangandaran dengan mengandalkan potensi yang ada serta memanfaatkannya sebagai kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam tim keselamatan?


(9)

3

1.3 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Masalah keselamatan jiwa akan menjadi salah satu standar berwisata di sekitar pantai. Hal ini ini dapat dilihat ketika pengunjung selalu waspada terhadap keadaan sekitar. Oleh karena sesuai dengan uraian diatas, maka permasalahan dalam dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pangandaran sebagai kota pariwisata yang masih kurang peduli terhadap pengembangan potensi pantai untuk melindungi pengunjung yang datang

2. Sarana keselamatan publik masih kurang terencana dan kurang tersedia sehingga meningkatkan resiko peningkatan korban yang sedang berwisata di pantai

Untuk memecahkan dan menjawab setiap permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek yang ditelaah dan diteliti serta prinsip-prinsip teori yang digunakan sebagai kerangka pikir atau tolok ukur pembahasan dan pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menjawab dan memecahkan pertanyaan dalam butir (1), aspek-aspek yang diteliti dan dijadikan kerangka acuan adalah aspek penyebab berkurangnya minat pemerintah dan masyarakat Pangandaran dalam menggapi potensi pantai yang membutuhkan jaminan keselamatan bagi para wisatawan.

2. Untuk menjawab dan memecahkan pertanyaan butir (2) dalam rumusan masalah, prinsip-prinsip teori yang dijadikan tolok ukur ialah jenis promosi pentingnya tim penjaga keselamatan pantai Pangandaran dalam meningkatkan keamanan wisata pantai serta membentuk kesadaran masyarak untuk bergabung sebagai partisipan dalam kenyamanan serta keamanan berwisata di pantai.

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok-pokok persoalan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah dibahas dan dipecahkan, yaitu sebagai berikut:


(10)

4

1. Menjabarkan faktor-faktor yang tepat yang dapat ditempuh sebagai solusi untuk meningkatkan potensi wisata pantai Pangandaran sebagai tempat wisata yang nyaman dan aman serta mendeskripsikan tim penjaga keselamatan pantai sebagai komponen penting

2. Mendesain dan merancang suatu kampanye pendidikan dan pelatihan tim penjaga keselamatan pantai sebagai daya tarik masyarakat lokal maupun wisatawan dalam memperhatikan keselamatan dalam beraktivitas di pantai.

1.5 Cara Pengumpulan Data

Berdasarkan informasi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan jenis-jenis data, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam observasi ini penulis memosisikan diri sebagai partisipan pasif terlibat mengamati pedagang asongan yang berdagang dijalanan serta aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari. Secara mendalam cermat dan penuh ketelitian tersebut diamati dari jarak dekat.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan ialah tidak terstruktur atau wawancara mendalam, yaitu penulis bertanya kepada narasumber tanpa merujuk pada daftar pertanyaan, wawancara dilakukan kepada ketua pengurus tim penjaga keselamatan, masyarakat lokal, wisatawan serta pengurus Dinas Pariwisata kota Pangandaran untuk mendapatkan data-data terkait.

3. Studi Pustaka


Studi kepustakaan dan survey literatur yang dilakukan dari sumber tertulis dan gambar. Informasi ini melalui buku-buku referensi dan internet tentang teori DKV, pemasaran, branding, psikologi kemiskinan, serta artikel-artikel terkait dengan masalah ini.


(11)

(12)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari setiap proses yang dilakukan hingga saat ini, baik itu berhubungan dengan proses pencarian data sampai dengan proses pengerjaan. Masalah yang ada ada berkembang saat ini di kalangan remaja dewasa ada pada pola pikir mereka yang selalu terkesan modern dengan menerapkan budaya barat terhadap diri mereka. Begitupun yang terjadi terhadap kepedulian kepada Indonesia yang seharusnya sebagai negara maritim namun mereka lebih peduli dengan kehidupan perkotaan. Sesuatu yang tradisional dan nasional masih dianggap kuno atau ketinggalan zaman.

Sekarang ini kalangan muda sudah banyak mengalami perkembangan untuk mau menghargai budaya bangsa, seperti penggunaan batik, menggunakan produk dalam negri dan membuat suatu perubahan yang menunjukan citra dan identitas dari bangsa Indonesia. Dengan gaya tradisional namun dipadukan dengan gaya modern akan lebih menarik dan mendapat respon yang baik dari kalangan muda.

Maka dengan cara menampilkan sesuatu yang tradisional gaya khas Jawa Barat khususnya bagian Priangan Selatan bisa dikemas dengan gaya modern, menjadi nilai baru yang dapat menarik minat banyak orang di masa sekarang ini. Perpaduan gaya antara sesuatu yang berasal dari Indonesia dengan gaya visual saat ini menjadikan visual yang lebih menarik dan khas. Perpaduan ini memberikan warna baru yang dapat memberikan sumbangan yang baik terhadap kepedulian generasi muda untuk lebih berkontribusi dalam memajukan potensi yang ada di Indonesia.


(13)

89

5.2 Kata Penutup

Indonesia adalah negara maritim yang memiliki banyak potensi pariwasata pantai. Dengan wisata akan mendatangkan banyak sekali keuntungan yang didapat. Tidak hanya masyarakat sekitar yang dapat menikmati namun dapat dikenal secara internasional. Hal ini mebawa dampak yang baik bagi Indonesia. Oleh sebab itu dibutuhkan infrastruktur yang baik untuk kenyamanan dalam berwisata pantai di Indonesia.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk perhatian dan keikhlasan waktu dan kesempatan membaca laporan ini. Penulis juga memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam proses sampai hasil karya ini.

5.3 Saran Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan perkembangan di masa sekarang ini, tidak menutup kemungkinan kita mendapatkan informasi dari banyak tempat termasuk dari media disekitaran kita. Oleh sebab itu melihat dan mengingat sesuatu yang berguna merupakan salah satu mendapatkan inspirasi oleh sebab itu sesuatu yang berhubungan dengan tradisi bukanlah sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Buatlah apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan bangsa.


(14)

90

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Myra P. 1990. The Changing Face of Tourism in Indonesia. Bandung : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB.

Kurniawan, Mugi. 2011. Social Marketing and Social Campaigne. Jakarta : Mizan.

Lasswell, Harrold D. 1950. Power and Society. New Haven : Yale University Press.

Lawrence, Melvin DeFleur. 1983. Theories of Mass Communication. United States : Chealsea House.

Levitt, Ted. 1983. . The University of Michigan : The Free Pres.

Mcdonald, Colin. 1996. . United States of America : Ntc Business Books.

Ongkosongo, Otto SR. 2011. The Natural of Coastline Changes in Indonesia. Jakarta : Indonesia Journal of Gheography.

Rose, Chris. 2005. How to Win Campaigne. Trowbrige London UK : Cromwell press.

Rosilawati, Yeni. 2008, Employee Branding sebagai Strategi Komunikasi Organisasi untuk Mengkomunikasikan Citra Merek. Yogayakarta : Jurnal Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Salim, Emil. 1976. Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.


(15)

Schein, Jerome D. 1995. Language in Motion. United States of America : Gallaudet University Press.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Spengler, J.O. 2001. Risk Management in Sport and Recreation, Campaigne. Ohio : Human Kinetics

Sullivan, Luke. 2003. The Classic Guide to Creating Great Ads. Hoboken New Jersey : John Wiley and Sons, inc.

Susanto, Ermawan. 2009. Diktat Jurusan Olah Raga. Yogyakarta : Universitas Negri Yogyakarta

www.balawistabadung.com/about.html (pk. 18.38, 10 Februari 2013)

www.basarnas.go.id/index.php/operasional (pk. 23.10, 18 Februari 2013)

www.billabong.com/asia/blog/history (pk. 22.00, 1 Maret 2013)

www.ripcurl.com/surfing_co.html (pk. 20.38, 25 Februari 2013)

www.sls.au/who-we-are (pk. 19.00, 10 Februari 2013)

www.yamahaoutboards.com/yamaha-advantage/history-of-innovation (pk. 21.00, 3 Maret 2013)

Daftar Wawancara


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1. Menjabarkan faktor-faktor yang tepat yang dapat ditempuh sebagai solusi untuk

meningkatkan potensi wisata pantai Pangandaran sebagai tempat wisata yang nyaman dan aman serta mendeskripsikan tim penjaga keselamatan pantai sebagai komponen penting

2. Mendesain dan merancang suatu kampanye pendidikan dan pelatihan tim penjaga keselamatan pantai sebagai daya tarik masyarakat lokal maupun wisatawan dalam memperhatikan keselamatan dalam beraktivitas di pantai.

1.5 Cara Pengumpulan Data

Berdasarkan informasi dan data yang dikumpulkan dapat dibedakan jenis-jenis data, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam observasi ini penulis memosisikan diri sebagai partisipan pasif terlibat mengamati pedagang asongan yang berdagang dijalanan serta aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari. Secara mendalam cermat dan penuh ketelitian tersebut diamati dari jarak dekat.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan ialah tidak terstruktur atau wawancara mendalam, yaitu penulis bertanya kepada narasumber tanpa merujuk pada daftar pertanyaan, wawancara dilakukan kepada ketua pengurus tim penjaga keselamatan, masyarakat lokal, wisatawan serta pengurus Dinas Pariwisata kota Pangandaran untuk mendapatkan data-data terkait.

3. Studi Pustaka


Studi kepustakaan dan survey literatur yang dilakukan dari sumber tertulis dan gambar. Informasi ini melalui buku-buku referensi dan internet tentang teori DKV, pemasaran, branding, psikologi kemiskinan, serta artikel-artikel terkait dengan masalah ini.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5


(3)

88 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari setiap proses yang dilakukan hingga saat ini, baik itu berhubungan dengan proses pencarian data sampai dengan proses pengerjaan. Masalah yang ada ada berkembang saat ini di kalangan remaja dewasa ada pada pola pikir mereka yang selalu terkesan modern dengan menerapkan budaya barat terhadap diri mereka. Begitupun yang terjadi terhadap kepedulian kepada Indonesia yang seharusnya sebagai negara maritim namun mereka lebih peduli dengan kehidupan perkotaan. Sesuatu yang tradisional dan nasional masih dianggap kuno atau ketinggalan zaman.

Sekarang ini kalangan muda sudah banyak mengalami perkembangan untuk mau menghargai budaya bangsa, seperti penggunaan batik, menggunakan produk dalam negri dan membuat suatu perubahan yang menunjukan citra dan identitas dari bangsa Indonesia. Dengan gaya tradisional namun dipadukan dengan gaya modern akan lebih menarik dan mendapat respon yang baik dari kalangan muda.

Maka dengan cara menampilkan sesuatu yang tradisional gaya khas Jawa Barat khususnya bagian Priangan Selatan bisa dikemas dengan gaya modern, menjadi nilai baru yang dapat menarik minat banyak orang di masa sekarang ini. Perpaduan gaya antara sesuatu yang berasal dari Indonesia dengan gaya visual saat ini menjadikan visual yang lebih menarik dan khas. Perpaduan ini memberikan warna baru yang dapat memberikan sumbangan yang baik terhadap kepedulian generasi muda untuk lebih berkontribusi dalam memajukan potensi yang ada di Indonesia.


(4)

89

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Kata Penutup

Indonesia adalah negara maritim yang memiliki banyak potensi pariwasata pantai. Dengan wisata akan mendatangkan banyak sekali keuntungan yang didapat. Tidak hanya masyarakat sekitar yang dapat menikmati namun dapat dikenal secara internasional. Hal ini mebawa dampak yang baik bagi Indonesia. Oleh sebab itu dibutuhkan infrastruktur yang baik untuk kenyamanan dalam berwisata pantai di Indonesia.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk perhatian dan keikhlasan waktu dan kesempatan membaca laporan ini. Penulis juga memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam proses sampai hasil karya ini.

5.3 Saran Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan perkembangan di masa sekarang ini, tidak menutup kemungkinan kita mendapatkan informasi dari banyak tempat termasuk dari media disekitaran kita. Oleh sebab itu melihat dan mengingat sesuatu yang berguna merupakan salah satu mendapatkan inspirasi oleh sebab itu sesuatu yang berhubungan dengan tradisi bukanlah sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Buatlah apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan bangsa.


(5)

90

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Myra P. 1990. The Changing Face of Tourism in Indonesia. Bandung : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB.

Kurniawan, Mugi. 2011. Social Marketing and Social Campaigne. Jakarta : Mizan.

Lasswell, Harrold D. 1950. Power and Society. New Haven : Yale University Press.

Lawrence, Melvin DeFleur. 1983. Theories of Mass Communication. United States : Chealsea House.

Levitt, Ted. 1983. . The University of Michigan : The Free Pres.

Mcdonald, Colin. 1996. . United States of America : Ntc Business Books.

Ongkosongo, Otto SR. 2011. The Natural of Coastline Changes in Indonesia. Jakarta : Indonesia Journal of Gheography.

Rose, Chris. 2005. How to Win Campaigne. Trowbrige London UK : Cromwell press.

Rosilawati, Yeni. 2008, Employee Branding sebagai Strategi Komunikasi Organisasi untuk Mengkomunikasikan Citra Merek. Yogayakarta : Jurnal Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Salim, Emil. 1976. Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.


(6)

91

Universitas Kristen Maranatha Schein, Jerome D. 1995. Language in Motion. United States of America : Gallaudet University Press.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Spengler, J.O. 2001. Risk Management in Sport and Recreation, Campaigne. Ohio : Human Kinetics

Sullivan, Luke. 2003. The Classic Guide to Creating Great Ads. Hoboken New Jersey : John Wiley and Sons, inc.

Susanto, Ermawan. 2009. Diktat Jurusan Olah Raga. Yogyakarta : Universitas Negri Yogyakarta

www.balawistabadung.com/about.html (pk. 18.38, 10 Februari 2013)

www.basarnas.go.id/index.php/operasional (pk. 23.10, 18 Februari 2013)

www.billabong.com/asia/blog/history (pk. 22.00, 1 Maret 2013)

www.ripcurl.com/surfing_co.html (pk. 20.38, 25 Februari 2013)

www.sls.au/who-we-are (pk. 19.00, 10 Februari 2013)

www.yamahaoutboards.com/yamaha-advantage/history-of-innovation (pk. 21.00, 3 Maret 2013)

Daftar Wawancara