PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

  

PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN

BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh

HAFIDH ARIF RAHMAN

  

NIM 11108081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hafidh Arif Rahman NIM : 111 08 081 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti

  Hafidh Arif Rahman NIM: 111 08 081

  

MOTTO

  Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An-

  Nisaa’ : 59) Dan...

  

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk

orang lain

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.

  Bapak dan Ibu tercinta, Mujiyo Abdul Rohman dan Sri Suwarni yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  2. Kakakku mas Nanang dan adikku Habib, bersama kita jalani masa depan yang indah.

  3. Pak dhe budhe, pak lek bu lek, dan saudara sepupu semua, terima kasih atas doanya.

  4. Umi Muslimatun, yang telah menjadi semangat bagi penulis untuk terus maju.

  5. Segenap loyalis Mapala MITAPASA, terima kasih atas semua nilai dan memori yang tidak pernah mudah untuk dilupakan.

  6. Bos – bos PENDASPALA XIV, kita tertawa dan menangis bersama.

  7. Sedulur-sedulur PKM, yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu, terima kasih telah menemani dalam berproses.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

  PIMPINAN CABANG Skripsi yang berjudul “PERAN

  MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

  ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI ” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

  Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Dalam proses penulisan skripsi ini banyak bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Sti Ruhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

  5. Segenap dosen dan karyawan IAINSalatiga 6.

  Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti mendo’akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini dapatterselesaikan dengan lancar.

7. Teman-teman Mapala Mitapasa IAIN Salatiga

  Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

  Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apayang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulissendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti

  Hafidh Arif Rahman NIM: 111 08 081

  

ABSTRAK

  Rahman, Hafidh Arif. 2015. Peran pimpinan Cabang Muhammadiyah Dalam

  Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M.Hum.

  Kata Kunci: Pendidikan Islam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah

  Pendidikan Islam merupakan dasar dari pembentukan karakter dan pengembangan potensi manusia secara maksimal dan menjadikan manusia sebagai insan kamil.Muhammadiyah Banyudono menghadirkan amal usaha meliputi bidang-bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam peningkatan mutu pendidikan Islam Masyarakat Banyudono. Pertanyaan utama yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah cabang Banyudono dalam pendidikan Islam?(2) Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? (3) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Pengamatan langsung dilakukan di lapangan melalui kegiatan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Peneliti juga mewancarai pengurus Cabang Muhammadiyah serta masyarakat Banyudono yang selanjutnya digunakan sebagai panduan data riil dalam penulisan.

  Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu sebagai pemberi pedoman, penjaga, dan sebagai pengontrol. Peranan tersebut dilaksanakan dalam jalur formal, non formal dan informal. Faktor pendukungnya ialah banyaknya sekolah berbasis Islam, menyebarnya masjid dan mushola di wilayah Banyudono dan maksimalnya peran tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat. Adapun penghammbatnya yaitu pemahaman masyarakat yang kurang akan ajaran agama Islam dan kurang antusiasnya masyarakat dalam program pendidikan Islam yang telah diupayakan.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ ii DEKLARASI .................................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v KATA PENGANTAR ...................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6 E. Penegasan Istilah ................................................................... 6 F. Telaah Pustaka ....................................................................... 9 G. Metodologi Penelitian .......................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah ...................................... 16 1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah .............................. 16 2. Identitas Muhammadiyah .............................................. 20 3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah ........................ 21

  4. Susunan Organisasi Muhammadiyah ............................ 22 5.

  Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah .................. 23 B. Peran Muhammadiyah ......................................................... 24 1.

  Pengertian Peran ............................................................ 24 2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial ........ 25 C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat ................ 26 1.

  Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 26 2. Sumber Pendidikan Islam .............................................. 30 3. Tujuan Pendidikan Islam ............................................... 31 4. Jalur Pendidikan Islam .................................................. 32 a.

  Pendidikan formal .................................................. 33 b.

  Pendidikan non formal ............................................ 33 c. Pendidikan informal ................................................ 34 5. Faktor peningkatan Mutu Pendidikan Islam ................. 35 a.

  Faktor Pendidik ....................................................... 35 b.

  Faktor Peserta Didik ................................................ 37 c. Faktor Alat Pendidikan ............................................ 37 d.

  Faktor Lembaga Pendidikan .................................... 38 e. Faktor Lingkungan .................................................. 40

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 1. Letak Geografis ............................................................. 42 2. Visi dan Misi ................................................................. 42

  3. Sejarah Cabang Muhammadiyah Banyudono ............... 43 4.

  Tujuan Cabang Muhammadiyah Banyudono ................ 45 5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah

  Banyudono ..................................................................... 46 B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang

  Muhammadiyah Banyudono ................................................ 49 1.

  Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah .................... 50 2. Mejelis Tarjih dan Tajdid .............................................. 52 3. Majelis Tabligh .............................................................. 53 4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqah .................. 54 5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji .................................. 55 6. Aisyiyah ......................................................................... 55 C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah ............................ 56 D.

  Realitas Penghambat dan Pendukung .................................. 62 1.

  Realitas pnghambat ........................................................ 62 2. Realitas Pendukung ........................................................ 63

  BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaa Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam .................................................................. 65 1. Jalur formal .................................................................... 66 2. Jalur Non Formal ........................................................... 67 3. Jalur Informal ................................................................ 68

  B.

  Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Mayarakat Banyudono68 1.

  Ranah Formal ................................................................ 69 2. Ranah Non Formal ........................................................ 70 3. Ranah Informal .............................................................. 70 4. Sumber Pedoman, Penjaga dan Pengontrol ................... 71 C. Faktor Penghammbat dan Pendukung Peningkatan Mutu

  Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono ........................... 72 1.

  Faktor Penghambat ........................................................ 72 2. Faktor Pendukung .......................................................... 72

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 74 B. Saran ..................................................................................... 77 C. Penutup ................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mulai

  dari lahir sampai menuju dewasa bahkan tua, yang diperoleh dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungan. Peran pendidikan dalam masyarakat sangatlah strategis, yaitu berperan dalam meningkatkan kualitas setiap individu di masyarakat. Dengan demikian dapatlah terwujud kelompok masyarakat yang berkualitas. Maka dari itu, Pendidikan turut menyumbangkan proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat.

  Atas dasar pentingnya peran pendidikan ini, pemerintah pun turut andil dalam memperhatikan sistem pendidikan di negara ini, terbukti sudah ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana dalam kutipan Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:

  “Pendidikan Nasional berfungsi mengambangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.(Achmadi, 2005:106) Bicara tentang pendidikan tidak hanya terpaku pada lembaga pendidikan formal saja, tetapi termasuk juga pendidikan non-formal maupun in-formal.

  Berkembangnya zaman dengan berkembangnya pola pikir masyarakat dan keterbukaan informasi, menyebabkan terkikisnya moral masyarakat dan nilai-nilai budi luhur dalam masyarakat. Di mana terlihat kepentingan umum tidak lagi nomor satu, akan tetapi kepentingan dan keuntungan pribadilah yang menonjol pada banyak orang. Kejujuran, kebenaran, keadilan dan keberanian telah tertutup oleh penyelewengan- penyelewengan baik yang terlihat ringan maupun berat (Daradjat, 1977:21).

  Menghadapi kenyataan tersebut, solusinya adalah usaha pengembangan pendidikan dan agama di masyarakat berdasarkan pada nilai nilai kebaikan yang terkandung dalam agama yang disesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan. Agama Islam khususnya sangat kaya atas nilai etika dan moral yang dapat membawa pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

  Untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam masyarakat, diadakan pendidikan keagamaan baik melalui jalur formal (sekolah), non formal (luar sekolah) maupun informal (pendidikan dalam keluarga). Jalur pendidikan islam non formal bisa diartikan pendidikan islam pada masyarakat. Pendidikan Islam pada masyarakat sangat lah bermacam- macam. Nuryanis (2013:21) menjelaskan ragam pendidikan Islam pada masyarakat di antaranya ialah pendidikan anak usia dini, pengajian- pengajian yang dilaksanakan di masjid, majlis taklim, pembinaan rohani Islam pada instansi pemerintah maupun swasta, pendidikan di panti-panti dan lainya.

  Sejalan dengan paradigma di atas, telah turut berperan berbagai lembaga dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga tersebut diantaranya lembaga pemerintahan, yaitu Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan Nasional, dan juga dari lembaga ataupun organisasi sosial diluar pemerintahan seperti Nahdhotul Ulama’, Al-Irsyad dan Muhammadiyah.

  Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan

  Moehammadijah ” (Nashir, 2010:15).

  Sejak awal berdirinya Muhammadiyah hingga berjalannya waktu hingga sekarang, terus meningkatkan peran dan memperluas kerja dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, rumah sakit, balai bersalin, panti asuhan, panti jompo, rumah-rumah sosial, dan lembaga ekonomi.

  Muhammadiyah juga merupakan sebuah gerakan dakwah Islam

  amar makruf nahi munkar

  . “Dakwah dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, bidang sosial lainnya, dan bidang pelayanan keagamaan langsung” (Anwar, 2003:35). Adapun dalam menjalankan pelayanan pendidikan keagamaan langsung kepada masyarakat, Muhammadiyah menjalankan berbagai macam kegiatan seperti pengajian, khutbah, tabligh akbar, dan lain sebagainya.

  Begitu pula dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono yang merupakan cabang dari organisasi Muhammadiyah setingkat kecamatan, telah bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam terutama di masyarakat kecamatan Banyudono. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya amal usaha yang telah dilakukan, berupa pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, panti asuhan, pengajian rutin, khotbah serta pengelolaan zakat dan shodaqah. Masyarakat di kecamatan Banyudono pun menyambut kegiatan-kegiatan tersebut dengan baik, serta masyarakat lebih marak dalam pengamalan ibadah dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama. Hal ini terlihat dari semangat masyarakat mengikuti dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

  Bermula dari temuan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut pelaksanaan pendidikan Islam masyarakat yang diselenggarakan oleh organisasi sosial keagamaan terutama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian yang berjudul PERAN PIMPINAN CABANG

MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

  ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI B. Rumusan Masalah 1.

  Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam pendidikan Islam?

  2. Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

3. Bagaimana realitas pendukung dan penghambat Pimpinan

  Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam perannya untuk meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian dari latar belakang dan latar belakang yang telah dipaparkan diatas meliputi :

  1. Untuk mengetahui program Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono.

  2. Untuk mengetahui peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono.

  3. Untuk mengetahui dimensi penghambat dan pendukung dalam menjalankan peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono D.

   Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya meliputi :

  1. Manfaat Teoritis Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca, serta menambah wacana pengetahuan tentang peran organisasi sosial keagamaan dalam pengembangan pendidikan islam khususnya pada masyarakat.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, sumbangan pemikiran dah bahan pertimbangan dalam pengembangan mutu pendidikan Islam masyarakat, terutama bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup penelitian pembahasan dalam penelitian ini, maka sekiranya perlu dijelaskan istilah pokok yang tekandung dalam judul skripsi ini, yaitu :

  1. Peran Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap, 2007:

  854). Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut (Djamarah, 1997:31).

  2. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cabang Muhammadiyah merupakan kesatuan dari beberapa ranting dalam satu kawasan (kecamatan). Pimpinan Cabang

  Muhammadiyah terdiri sekurang-kurangnya tujuh orang yang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabataan (Hidayat dan Shobahiya, 2009: 244). Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 14 ayat 1, dinyatakan bahwa Pimpinan Cabang bertugas “memimpin Muhammadiyah dalam cabangnya serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya” (Hidayat dan Shobahiya, 2009: 246).Sedangkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islamiyah

  amar ma‟ruf nahi munkar, yaitu “seruan

  dan ajakan kepada seluruhumat manusia untuk memahami dan mengamalkan aj aran Islam” (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 76).

  3. Peningkatan Mutu.

  Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI, 1999:677). Menurut Enco Mulyasa (2007: 31) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.

  4. Pendidikan Islam.

  Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara danmengembangkan fitrahmanusia serta sumberdaya insaniyang adapadanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insankamil) sesuai dengan norma Islam

  ”(Achmadi,1992: 20). Lebih lanjut Zakiah Daradjat (2011: 27) menambahkan pendidikan Islam bercirikan“perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk dan ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya”. Dilain sisi, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis yang menekankan pada segi keyakinan atau keimanan saja, akan tetapi juga diimbangi dengan penekanan pada segi perbuatan atau pengamalan. Maka dari itu pendidikan Islam adalah pendidikan iman sekaligus pendidikan amal. Dengan demikian, pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem dan program pendidikan dalam masyarakat yang diarahkan pada peningkatan potensi manusia yang didasari atas ajaran agama Islam.

5. Masyarakat.

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:721) masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah warga masyarakat di Kecamata Banyudono Kabupaten Boyolali.

F. Telaah Pustaka

  Tinjauan pustaka yang dapat penulis kemukakan diantaranya adalah :

  1. Umar Abdul Jabbar (IAIN Walisongo Semarang. 2007) dalam skripsinya yang berjudul “Peran Muhammadiyah Dalam

  Pemberdayaan Civil Society Pasca Reformasi

  ”, menyimpulkan bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan sosial keagamaan dengan senantiasaberpegang pada

  amar ma‟ruf nahi munkar terbukti telah

  berperan aktif dalampemberdayaan civil society pasca reformasi baik dalam bidang keagamaan,pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun sosial kemasyarakatan.

2. Mukminin (UNNES, 2013) dalam skripsinya yang berjudul “Peran

  Yayasan Pendidikan Safinatul Huda Terhadap Pendidikan Masyarakat

  Nelayan Miskin Di Karimunjawa Tahun 2001-2012

  ”, yang mengutarakan peran Yayasan Pendidikan Safinatul Huda bagi pendidikan di Karimunjawa yaitu menyediakan pendidikan tingkat SLTP dan SLTA, alumni yang memiliki motivasi kuliah yang tinggi, alumni yang mengabdikan diri bagi pendidikan di Karimunjawa, peran dalam pengembangan pendidikan Islam, sekolah gratis bagi orang yang tidak mampu, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.

  Dari uraian data-data diatas, disimpulkan bahwa sudah ada penelitian serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun demikian, dari kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, dimana yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan islam masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan.

G. Metodologi Penelitian

  Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, logis dan berencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis data serta menyimpulkan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul (Kasiram, 2010: 37). Adapun realitas di lapangan mengenai proses awal, metode-metode yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Dalam upaya menyajikan pemahaman yang menyeluruh maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiono menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiono, 2005 :1).

  Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena peneliti di sini berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat di kecamatan Banyudono.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah

  Banyudono dan dilaksanakan pada bulan November 2014

  • – Maret 2015.

  3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh keterangan penelitian (Amirin, 1990: 92). Untuk memperjelas subjek penelitian, maka penulis mengemukakan bahwa data diperoleh dari pengurus Pimipinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

4. Metode Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a.

  Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto menjelaskan dokumentasi yang dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang berupa dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik.

  Dokumen-dokumen yang dihimpun disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu dokumen yang berkenaan dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Banyudono, struktur personalia pimpinan, kegiatan-kegiatan dan data-data lain yang berkenaan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

  b.

  Metode Wawancara Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Sukmadinata, 2008: 216).

  Dalam melakukan wawancara tentang peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat Banyudono, peneliti menggunakan teknik informal, yaitu pertanyaan yang tergantung pada spontanitas pertanyaan yang diajukan. Adapun pertanyaannya berisikan tentang sejarah berdiri, program kerja, amal usaha, faktor penunjang serta penunjang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

  c.

  Metode Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008:220). Peneliti dalam melakukan observasi program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dapat berupa observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Peneliti juga menjalankan pengamatan terhadap kegiatan yang diprogramkan, seperti mengikuti beberapa pengajian yang dilakukan oleh tokoh Muhammadiyah, mengamati beberapa lembaga pendidikan naungan Muhammadiyah dan keseharian tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Analisis Data

  Secara garis besar, analisis data memiliki 3 hal yaitu : persiapan, tabulasi serta penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006: 235). Selanjutnya dijelaskan oleh Lexy J. Moleong

  (2009: 247) bahwa dalam teknik analisis data, dapat menggunakan 3 tahap, yaitu : a.

  Reduksi data Data yang diperoleh di lapangan ditulis dengan sangat lengkap dan banyak, data tersebut kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting tentang peningkatan pendidikan Islam masyarakat yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

  b.

  Penyusunan dalam Satuan Data yang sangat banyak kemudian dianalisis secara mendalam untuk diambil kesimpulan. Dalam hal ini dengan cara pembuatan triangulasi data, sehingga dapat dijadikan satuan-satuan yang jelas.

  c.

  Pengecekan Keabsahan Data Setelah data terkumpul secara menyeluruh maka diperlukan pengecekan keabsahanya. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 324) ada 4 kriteria yang harus diguanakan, yaitu :

  1) Derajat kepercayaan

  2) Keteralihan

  3) Kebergantungan

  4) Kepastian H.

   Sistematika Penulisan

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun sistematika pembahasanya sebagaimana berikut :

  BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,

  tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Berisikan landasan-landasan teori penelitian meliputi teori

  tentang oraganisasi sosial keagamaan, organisasi Muhammadiyah dan peningkatan mutu pendidikan islam masyarakat.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisikan gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi

  sejarah, visi misi, sarana prasarana dan keadaan lembaga juga penyajian data.

  BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini diisi dengan uraian tentang analisis data yang meliputi analisis deskriptif. BAB V : PENUTUP Berisikan kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah 1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pada waktu

  berdiri dan mengajukan pengesahan kepada Pemerintah Hindia Belanda memakai tanggal dan tahun Miladiyah atau Masehi. Adapun tanggal tersebut bertepatan waktu dengan penanggalan hijriyah ialah 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpuna resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”, y ang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah” (Nashir, 2010: 15).

  Usaha Muhammadiyah pada mulanya tidaklah mulus. Tolakan, ancaman, halangan dan cercaan banyak diterima K.H Ahmad Dahlan.

  Namun berkat ketekunan dan kesabaran beliau, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesi K.H Ahmad Dahlan sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakanya menyebar ke luar kampung Kauman, bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut, maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air.

  Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuagan Islam yang diperoleh K.H Ahmad Dahlan selaku pendirinya. Gagasan pembaharuan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Makkah seperti Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan Kyai Fakih Maskumambang (Gresik, Jawa Timur), juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam, seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaharu pemikiran Islam telah menanamkan benih ide-ide pembaharuan dalam diri Kyai Dahlan (Nashir, 2010: 26).

  Sekembalinya dari Arab Saudi, K.H Ahmad Dahlan membawa spirit, ide dan gerakan pembaharuan. K.H Ahmad Dahlan yang lahir dari tradisi santri tradisional dan budaya Jawa kraton yang penuh dengan “pakem” tradisional yang konservatif, pergi melaksanakan ibadah haji dan bermukim disebuah negeri yang berada dalam pengaruh Wahabisme yang kental, justru pulang ke Tanah Air menjadi pembaharu.

  Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasan dalam konteks sosial merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawan- kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkanKyai Dahlan, yakni R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler. Para siswa tersebut sering datang kerumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahan tidak diurus oleh Kyai sendiri tapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan apabila suatu saat Kyai wafat (Nashir, 2010: 26).

  Men urut Djarnawi dalam Haedar Nashir (2010: 28) “gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari Kyai Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-

  Qur’an”. Yakni surat Ali-Imran ayat 104 :

  Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

  Melalui pemahaman terhadap ayat diatas, pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 Hijjriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama “Moehammadijah”.

  Dari pemaparan di atas, kelahiran Muhammadiyah tidak lepas dari sikap, pemikiran dan langkah K.H Ahmad Dahlan sebagai pendirinya. K.H Ahmad Dahlan mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-

  Qur’an dan Sunnah Nabi dengan orientasi

  

tajdiid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga

  memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.

  Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah antara lain ialah : a.

  Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabnkan merajalelanya syirik, bid’ah dan khufarat yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurnianya.

  b.

  Ketiadaan persatuan dan kesatuan antar umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan organisasi yang kuat.

  c.

  Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memproduser kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman.

  d.

  Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berfikir secara dogmatif, berada dalam konservatisme, formalisme dan tradisionalisme.

  e.

  Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan dengan kegiatan misi dan zending kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruh dikalangan rakyat . f.

  Keadaan bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya sangat menyedihkan sekali, yang hidup dalam kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran.

  g.

  Menghadapi kolonialisme dan imperalisme belanda di Indonesia.

  h.

  Adanya rencana “Kristening Politik” dari pemerintah kolonial belanda, dalam rangka kepentingan politik kolonialnya (Salam dalam Nashir, 2010: 34).

  Pada saat Muhammadiyah lahir memang dipicu oleh situasi sosial, sehingga memacu kelahiran gerakan Islam ini. Umat Islam pada saat itu mempunyai pemahaman yang diwarnai oleh campur aduk ajaran islam. Contohnya praktik kemusyrikan (menyekutukan Allah dalam ajaran aqidah dan tauhid), tahayul (percaya pada hal-hal yang bersifat hayal atau mitos),

  bid‟ah (mempraktikan hal-hal yang

  baru dalam agama, yang tidak ada tuntunanya dari ajaran Nabi) dan

  khurafat (mempercayai pada tanda-tanda alam yang dikaitkan dengan kejadian hidup menyerupai paham metafisika dan nujum).

2. Identitas Muhammadiyah

  Identitas merupakan bukti dari berupa keterangan tertulis yang mana dapat membedakan seseorang dengan yang lainya. Adapun identitas Muhammadiyah sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 1 ayat 1, dinyatakan sebagai gerakan Islam dan dakwah

  amar ma‟ruf nahi munkar, berakidah Islam

  dan bersumber pada Al- Qur’an dan As-Sunnah (Shobron, Hidayah dan Shobahiya, 2009: 76).

  Dengan identitas tersebut, menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan Islam, yaitu semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada ajaran Islam yang telah diyakini kebenaranya.

3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah

  Qur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Dakwah Islam

  amar ma‟ruf nahi munkardi

  segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama yang diridhai Allah

  Subhanahu Wata‟ala dalam kehidupan di dunia ini (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 95).

  Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah

  Amar Ma‟ruf Nahi Munkar , Muhammadiyah memiliki misi sebagai berikut :

  Adapun visi Muhammadiyah adalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-

  Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad SAW.

  b.

  Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

  c.

  Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah Rasul.

  d.

  Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 96).

  a.

  Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 243).

4. Susunan Organisasi Muhammadiyah

  Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Sedangkan cabang sendiri merupakan kesatuan ranting di suatu tempat (kecamatan) yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Dalam pendirian sebuah cabang terdapat syarat-syarat tertentu, yaitu sekurang-kurangnya mempunyai : a.

  Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang sekurang- kurangnya sekali dalam sebulan.

  b.

  Pengajian/kursus muballigh/muballighah dalam lingkungan cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

  c.

  Korps muballigh/muballighat Cabang sekurang-kurangnya 10 orang.

  d.

  Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar.

  e.

  Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi dan kesehatan.

  f.

  Kantor/sekretariat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 265)

  Cabang Muhammadiyah yang bergerak secara aktif, kuat dan dinamis dapat mencapai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah

  K.H Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah, langsung mengkonsentrasikan kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Muhammadiyah sejak awal berdiri memiliki komitmen yang tinggi dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan. Demikian pun berlanjut hingga saai ini, dimana lembaga-lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah terus berkembang dan bertambah, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Walaupun tidak dipungkiri ada juga lembaga pendidikan Muhammadiyah yang mengalami kemunduran bahkan hingga tutup. Hal itu merupakan dinamika lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.

  Hakikat pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas dalam pengembangan potensi manusia. Di samping itu, pendidikan juga bertalian erat denagn tugas pengembangan aspek sosial yang sangat penting dalam pembentukan kehidupan beragama dan berbangsa. Menurut K.H Ahmad Dahlan, nilai dasar pendidikan yang perlu ditegakkan dan dilaksanakan untuk membangun bangsa yang besar adalah : a.

  Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah.

  b.

  Pendidikan Individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal, dunia dan akhirat.

  c.

  Pendidikan Sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 155)

  Adapun konsep pendidikan dalam Muhammadiyah yang tercantum dalam Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (2010: 130) didasarkan pada nilai-nilai dasar berikut : a.

  Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al- Qur’an dan Sunnah Nabi.

  b.

  Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

  c.

  Menerapkan prinsip kerjasama (musyarakah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Jepang, Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru.

  d.

  Memelihara prinsip pembaharuan (tajdid), inovasi dalam menjalankan amal usaha dibidang pendidikan.

  e.

  Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami kesengsaraan (