PENERAPAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SARANA MEMBENTUK KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN 2016/2017 - Test Repository

  

PENERAPAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

SEBAGAI SARANA MEMBENTUK KARAKTER PADA

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN

2016/2017

SKRIPSI

  

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  

RIA AMBARWATI

111-12-148

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016/2017

KEMENTERIAN AGAMA

  JalanLingkarSalatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50721 Website :

SKRIPSI

PENERAPAN PENDIDIKAN KEPPRAMUKAAN SEBAGAI SARANA

MEMBENTUK KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP N 6 SALATIGA

  

2016/2017

  DisusunOleh:

  

RIA AMBARWATI

111-12-148

  Telah di pertahankan di depan Panitia Dewan penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperole hgelar Sarjana Pendidikan Islam atau S.Pd.

  Susunan Panitia Penguji KetuaPenguji :Mufiq, S.Ag., M.Phil. _____________________ SekretarisPenguji :Dra. Sri Suparwi, M.A.

  Penguji I :DraUrifatunAnis, M.Pd.I. Penguji II : Drs. H. Wahyudhiana, M.M.Pd.

  Salatiga, 30Maret 2017 DekanFakultasTarbiyahdanIlmuKegurua n (FTIK) IAINSalatiga Suwardi, M.Pd NIP : 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawahini : Nama : RiaAmbarwati Nim : 11112148 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapa tatau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 1 Maret 2017 Yang Menyatakan

  RiaAmbarwati Nim : 11112148

  

MOTTO

َنوُمَحْرُت ْمُكَّلَعَل َ َّاللَّ اوُقَّتاَو ْمُكْيَوَخَأ َهْيَب اوُحِلْصَأَف ٌةَوْخِإ َنوُىِمْؤُمْلا اَمَّوِإ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalahb ersaudara karena

itu damaikanlah antara keduasaudaramu dan bertakwalah

kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah irabbilalamin dengan rahmat Allah SWT Skripsi ini telah

selesai

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah hadir di

hidupku dan selalu menemaniku dalam menggapaimimpi-mimpiku :

  1. Bapak (Suwartoyo) danIbu (EndangSusilawati)tercinta, yang

senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, memberikan

bimbingannya, dan doa yang tak pernah henti-hentinya untuk anaknya.

  2. Kakak-kakakku (Ari Wirawan, ZumarohIstikomah, Anton Herman, EkaPujiEmaSuryani) yang selalu memberikan motivasi.

  3. Keponakanku tersayang (MirzaArdaffa, Khansa Salsabila Rasendriya, Irfa’ul Huda) yang selalu membuatku termotivasi untuk menjadi lebih baik.

  4. Seluruh sahabat-sahabatku (Zulaekah, AnisaFauziah, Ariyani, DewiUswatun, VikaNurina, Datul, Iswanto, sam, AdiPradana, Zidni).

  5. Adek-adekkost 6.

  Keluarga besar PAI 2012 yang sedang berjuang bersama.

  7. Seluruh keluarga besar Sanggar Bhakti SMP Negeri 6 Salatiga yang menemaniku dalam perjalanan perkuliahanku.

  8. Bapak Ibu Guruku.

  KATA PENGANTAR Pujis yukur senantiasa penulis panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan inayah-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu di nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “PENERAPAN

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SARANA MEMBENTUK

KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SALATIGA

  “. Skripsi

  ini disusun sebagai sarat guna memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya .Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bias menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Insitut Agama Islam

  Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu DraSiti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI Salatiga.

  4. Ibu Dra Sri Suparwi, M.A. yang telah mencurahkan segala tenaga dan pikiranya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

  6. Bapak dan ibu serta kakakku yang telah membantu dan memberikan dorongan yang sangat berharga.

  7. Semua pihak yang telah membantu.

  Demikian semoga Allah swt menerima amal kebaikan beliau-beliau serta memberikan imbalan yang berlipat ganda. Selanjutnya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Salatiga. 1 Maret 2017 Penulis

  Ria Ambarwati 11112148

  

ABSTRAK

  Ambarwati, RiaAmbarwati. 2017. Penerapan Pendidikan Kepramukaan Sebagai

  Sarana Membentuk Karakter Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Salatiga tahun 2016/2017 . Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan

  pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Sri Suparwi, M.A.

  Kata Kunci : Kepramukaan,Karakter Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

  (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) Bagaimana penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter, (2) Bagaimana peran pendidikan kepramukaan dalam pembentukan karakter, (3)Apa saja faktor-faktor yang menjadi Pendukung dan Penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter, dan (4) Apasolusi dari factor penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa kelas VII SMP N 6 Salatiga.

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian Kualitatif. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, wawacara, kemudian mengambil dokumentasi di SMP Negeri 6 Salatiga.

  Hasil penelitian adalah (a) Penerapan pendidikan kepramukaan di SMP N 6 Salatiga diterapkan sesuai dengan undang-undang kepramukaan dan kurikulum yang berlaku. Salah satunya menggunakan system Among dalam kepramukaan dan dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di Indonesia.(b) Pendidikan Kepramukaan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan karakter pada anak karena dengan adanya kegiatan kepramukaan siswa lebih mudah dalam menuangkan karakter yang dimilikinya dan di dalam Pendidikan Kepramukaan ini justru lebih mudah dalam pembentukan karakter. (c) Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada anak. Faktor pendukungnya yaitu (Pembina)yang menjadi kunci sukses penerapan kepramukaan dalampem bentuk ankarakter pada anak adalah Pembina, karena Pembina adalah factor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. (kader dan metode pembelajaran)salah satu yang membuatsiswaatauanggotasemangatdalamkegiatankepramukaanadalahsemangatkader dan atusias kader serta metode kegiatan yang ada dalam kegiatan kepramukaan, Faktor Penghambatnya yaitu kemampuan siswa yang bervareasi dan Kurangnya antusias Pembina dalam kegiatan kepramukaan.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….. i

HALAMAN BERLOGO …………………………………………………………... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING iii …..............….………………………………

  HALAMAN PENGESAHAN iv ….......................…………………………………...

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………………….. v

HALAMAN MOTTO vi …...………………………………………………………...

  HALAMAN PERSEMBAHAN vii …………………………………………………...

  

KATA PENGANTAR............ …………………………………………………….. viii

ABSTRAK ….....................................……………………………………………... x

DAFTAR ISI xi …....…………………………………………………………………

  

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xv

BAB I: PENDAHULUAN

  1 ….......………………………………………….

  A.

  1 Latar Belakang.........................……………...........…………………….....

  B.

  7 Rumusan Masalah...................……………………….……………............

  C.

  7 Tujuan Penelitian.........................…………....…………………………… D.

  8 Manfaat Penelitian.................. ...………………………………….............

  E.

  9 Penegasan Istilah.........................................................................................

  F.

  11 Metode Penelitian............... ……………………………………………....

  G.

  12 Sistematika Penulisan.............…………………………………………….

  BAB II: LANDASAN TEORITIS..................... ...……………………….

  14 A.

  14 Kajian Tentang Kepramukaan...…………………………………………..

  1.

  14 Pengertian Kepramukaan..………………………………….………...

  2.

  15 Sejarah Kepramukaan..……………………………...................…… 3.

  20 Sifat dan Fungsi Kepramukaan...…………………………………… 4.

  24 Asas, Tujuan, dan Sasaran Gerakan Pramuka....................................

  5.

  26 Prinsip Dasar Pendidikan & Metode Kepramukaan............................

  6.

  27 Metode Kehormatan Pramuka.............................................................

  B.

  28 Pembentuk Karakter...………………….............................................…...

  1.

  28 Makna Pendidikan Karakter…….................………....……………...

  2.

  37 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter.............................……....….

  3.

  38 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter.................................................

  4.

  40 Fungsi Pendidikan Karakter.................................................................

  C.

  40 Peran Pendidikan Kepramukaan dalam Pembentukan Karakter.........…...

  BAB III: PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN

  43 ........…………..

  A.

  49 Gambaran Umum Kepramukaan...........………………………………….

  B.

  49 Metode Pengumpulan Data........................................................................

  BAB IV: PEMBAHASAN......................................................................................

  53 A.

  53 Penerapan Pendidikan Kepramukaan........................................................

  B.

  56 Peranan Kepramukaan dalam Pembentukan Karakter..............................

  62 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepramukaan..........................

  66 D. Faktor Penghambat dan Penerapan Kepramukaan...........................

  68 BAB V: PENUTUP...............................................................................................

  68 A. Kesimpulan...............................................................................................

  72 B. Saran..........................................................................................................

  C.

  74 Penutup......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembina Pram uka …………………………………………........ 50Table 3.2 Kader

  Pramuka…………………………………………………. 50

Table 3.3 Anggo taPramuka……………………………………………… 51

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi 4. Daftar Riwayat Hidup 5. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 7. Instrument Pengumpulan Data 8. Dokumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

  pemerintah sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak merostnya bangsa ini, hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan sekarang yang saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek akademis dan kecerdasan, namun mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang di dapatkan dalam pendidikan moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini semakin di tinggalkan.Sebagai orang mulia tidak memperhatikan lagi bahwa pendidikan tersebut berdampak pada perilaku seseorang. Padahal pendidikan di harapkan mampu menghadirkan generasi yang berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya dapat dididik. Meskipun manusia memiliki karakter bawaan, tidak berarti karakter itu tak dapat di ubah. Pendidikan juga bertujuan untuk mengarahkan manusia untuk menjadi lebih baik.Pendidikan karakter menjadi isu sentral belakangan ini di kalangan pendidikan. Pendidikan yang banyak menghasilkan manusia-manusia super, genius, cerdas dan terampil, serta hanya sedikit yang memiliki karakter yang baik, berbudi pekerti, dan berakhlak mulia.Pendidikan di sekolah tidaklah cukup untuk mendidik karakter peserta didiknya.Pendidikan formal kebanyakan hanya mendidik dari aspek kognitif. Pendidikan karakter muncul sebagai jawaban atas belum berhasilnya sistem pendidikan menciptakan lulusan yang memiliki keseimbangan kompetensi antara kemampuan , ketrampilan dan sikap yang sebenernya yang telah menjadi philosophy dalam ranah pendidikan Indonesia.

  Dalam melaksanakan pembangunan karakter melalui pendidikan, dilakukan restrukturisasi pendidikan moral yang telah berlngsung lama di semua jenjang pendidikan di Indonesia.

  Pendidikan karakter adalah upaya mempersiapkan kekayaan batin dan pikiran peserta didik yang berdimensi agama, sosial, budaya yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian. Pendidikan karakter merupakan peranan pendidikan dalam membangun karakter peserta didik. Karena saat ini banyak kasus yang melibatkan pelajar ke arah perpecahan bangsa, mulai dari tawuran, tidak menghargai orang lain, tidak menghormati orang tua, kurangnya kedisiplinan, melakukan pornoaksi serta kasus lainnya yang sudah keluar dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Padahal sejak dahulu bangsa Indonesia di kenal memiliki sikap ramah tamah, gotong royong, dan sangat menghargai orang lain.

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia, karakter di artikan sebagai sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, karakter juga bisa di artikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu di lakukan atau kebiasaan. Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat keputusan yang di buatnya.

  Kepramukaan termasuk dalam pendidikan formal yang sering disebut dengan ekstrakulikuler atau kegiatan pendidikan yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Peserta didik diarahkan untuk menjadi siswa yang aplikatif, disiplin dan mandiri. Pada hakikatnya kegiatan kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan bagi anak atau remaja yang dilaksanakan diluar pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip dasar kepramukaan.

  Pramuka merupakan suatu proses kegiatan yang membentuk karakter manusia yang beriman, berakhlak mulia, taat hukum, dan disiplin (Kwartir Nasional, 2012:5). Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadinya secara utuh baik sosial, intelektual, fisik, ketrampilan dan sebagainya sebagai individu itu sendiri maupun sebagai anggota masyarakat.

  Dalam pembentukan karakter ini pendidikan formal memiliki peran yang sangat penting.Selaras dengan penjelasan diatas, pendidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan formal.Peran pendidikan kepramukaan dalam meningkatkan kwalitas pembentukan karakter sangatlah penting, yaitu pendidikan kepramukaan di tingkat SMP dan terutama ditingkat SMA didukung dengan adanya berbagai macam unit kegiatan siswa dengan macam latarnya.Sepanjang hidup manusia ada dua faktor yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya, yaitu faktor internal atau faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal atau faktor yang berasal lingkungan individu berada, bisa dari manusia, alam, ataupun yang lainnya.Untuk itu perkembangan seseorang sangatlah berbeda jauh dengan individu lainnya. Kemampuan penangkapan otak oleh setiap individu berbeda tingkatanya, karena pengaruh dari lingkungan dimana individu berada mempengaruhi perkembangan individu.

  Dalam kacamata peneliti, faktor yang berasal dari luar atau faktor eksternal adalah faktor yang berpengaruh besar dalam perkembangan individu. Proses sosialisasi dengan lingkungan sekitar adalah pembelajaran yang mempengaruhi pemikiran individu. Hal sekecil apapun dalam pandangan individu ketika itu dianggapnya baik akan di jadikan pijakan untuk dilakukan dalam kehidupannya. Termasuk dalam hal pola pemikiran individu juga sering di pengaruhi oleh keadaan sekitar dimana individu berada. Lingkungan seseorang berada mempengaruhi cara berfikir individu, hal ini juga berlaku ketika individu berada di sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya.

  Pendidikan kepramukaan sangat berkaitan dengan peningkatan atau proses pemantapan pembentukan karakter. Hal ini dikarenakan dalam gerakan pramuka terdapat sepuluh tiang penyangga yang dijadikan pijakan ataupun pondasi dalam menjalankan pondasi dalam menjalankan kegiatan, yaitu berupa Dharma Pramuka. Proses pendidikan pramuka adalah jalur bagi individu dalam mengembangkan dirinya. Selaras dengan tujuan gerakan pramuka yang bertujuan untuk menjadikan anggota untuk menjadi orang yang berkarakter. Pendidikan kepramukaan bukanlah pendidikan yang hanya sekedar tepuk-tepuk, hura-hura, ataupun bernyanyi bersama, akan tetapi merupakan proses belajar melatih diri sendiri guna mengerti dan memahami seseorang serta berlatih bagaimana memposisikan diri dalam lingkungan berada. Untuk itu, pendidikan kepramukaan cakupanya sangat luas, karena bukan hanya bermanfaat bagi individu akan tetapi bermanfaat juga bagi lingkungan dan juga bermanfaat bagi bangsa.

  Di SMP 6 Salatiga yang latar belakangnya sekolah umum tidak hanya mempunyai satu atau dua organisasi, melainkan lebih dari itu.Di dalam organisasi tingkat menengah yang sering dijadikan anggota pemimpin dinamakan Bantara, dan diatas bantara ada Pembina pramuka, dan di bawah itu ada anggota pramuka. Organisasi atau ekstrakulikuler pramuka ini sangatlah diminati siswa siswi di SMP N 6 Salatiga, karena didalam pendidikan kepramukaan atau ekstrakulikuler pramuka siswa tidak dituntut belajar didalam kelas, melainkan belajar diluar kelas menyatu dengan alam sekitar. Pramuka atau pendidikan karakter ini harus punya banyak cara atau kreatifitas agar siswa atau anggotanya tidak jenuh dan bosen dalam mengikuti ekstrakulikuler ini, melainkan banyak yang minat dalam mengikutinya. Di dalam kegiatan ekstrakulikuler ini agar banyak diminati anggotanya dan tidak ditakuti anggotanya, pemimpin harus pinter-pinter mengkondisikan dalam sistem pengajaran dalam ekstrakulikuler pramuka ini. Pemimpin atau senior tidak boleh membedakan mana yang senior mana yang junior, senior dan junior harus bisa merangkul satu sama lain, apalagi yang senior bagaimana caranya harus bisa merangkul junior menjadikanya mereka sahabat dalam dunia ekstra ini. Sehingga junior tidak merasa ketakutan karena jika salah diberi pertanyaan oleh senior mereka akan dihukum, tapi bagaimana seorang senior magajari atau memberikan contoh kepada juniornya. Kemudian senior harus bisa lebih inovatif dan kalau bisa buat satu trobosan baru agar para pemuda nantinya melihat kinerja kita yang berani.

  Di sekolah ini sama halnya dengan dunia sekolah lainya. Sebagai seorang siswa siswi pastinya juga harus mentaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan di sekolah tersebut. Aturan-aturan yang dibuat bertujuan untuk menumbuh kembangkan individu ke arah yang lebih baik.Peraturan yang dibuat untuk menahan perbuatan-perbuatan yang kurang menyenangkan atau perbuatan yang merugikan bagi individu atau lembaga sekolah.Tapi dengan adanya peraturan terkadang malah membuat individu merasa jenuh atau merasa frustasi dengan keadaan yang dialami. Hal tersebut membutuhkan pemahaman akan peraturan yang dibuat dengan menggunakan kepala dingin.

  Dari kerangka piker diatas, penulis tertarik untuk meneliti tingkat penerapan pendidikan kepramukaan dalam pendidikan karakter anggotanya.

  Oleh karena itu penulis mengambil judul ”Penerapan Pendidikan

  Kepramukaan Sebagai Sarana Membentuk Karakter Pada SiswaKelas VII SMP Negeri 6 Salatiga 2016/2017” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan masalah di atas, penulis menggambarkan beberapa poin penting untuk di kaji, yaitu

  1. Bagaimana penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter di SMP N 6 Salatiga?

  2. Bagaimana peran pendidikan kepramukaan dalam pembentukan karakter di SMP N 6 Salatiga?

  3. Apa saja faktor-faktor yang menjadi Pendukung dan Penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa kelas VII SMP N 6 Salatiga? 4. Apa solusi dari faktor penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa kelas VII

  SMP N 6 Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan adanya gambaran point penting di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter di SMP 6 Salatiga.

  2. Mengetahui peran pendidikan kepramukaan dalam pembentukan karakter di SMP N 6 Salatiga.

  3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa kelas VII SMP N 6 Salatiga.

  4. Untuk mengetahui solusi dari faktor penghambat dalam penerapan pendidikan kepramukaan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa kelas VII SMP N 6 Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Dengan adanya penelitian ini, di harapkan mampu memberikan informasi yang bermanfaat, diantaranya :

  1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi SMP N 6 Salatiga terutama bagi pengurus pramuka. Hal ini di karenakan pengurus akan lebih kreatif lagi dalam menggabungkan, menyatukan, dan memadukan berbagai pendapat dari anggotanya. Selain itu, akan memberikan gambaran yang jelas bagi pengurus dalam menggunakan teknik yang tepat dalam memfasilitasi anggotanya

  2. Praktis a.

  Bagi SMP N 6 Salatiga dan Pengurus Pramuka Peneliti ini akan memberikan gambaran bagi anggota pramuka mengenai pembentukan karakter. selain itu, memberikan pengertian pentingnya bahwasanya pembentukan karakter sangatlah penting. b.

  Bagi Peneliti

  a) Menambah wawasan keilmuan bagi peneliti berkaitan dengan pembentukan karakter b)

  Peneliti dapat mengetahui bagaimana peran ekstrakulikuler pramuka di tingkat Sekolah Menengah Pertama dalam proses mematangkan pembentukan karakter siswa.

E. Penegasan Istilah 1.

  Implementasi pendidikan kepramukaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa implementasi adalah proses penerapan, pelaksanaan atau hasil dari usaha. Sedangkan pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 Tahun 2003). Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih dalam arti mental (Sudirman 1991:4).

  Sedangkan kepramukaan adalah suatu kegiatan yang di lakukan di luar ruangan yang bertujuan untuk melengkapi ketrampilan peserta didik.

  Kepramukaan adalah nama atau sebutan bagi kegiatan pramuka yang berisi tentang pendidikan yang bersifat menyenangkan tanpa mengesampingkan penguatan karakteristik peserta didik.

  Jadi pendidikan kepramukaan proses belajar mandiri yang progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, agar menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat lingkungan.

2. Pembentukan karakter

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter adalah sifat-sifat

  kejiwaan akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter adalah nilai-nilai yang unik dalam diri seseorang. Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang di ambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain.

  Menurut Bije Widjajanto, karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan seseorang dari tindakan yang berulang-ulang setiap harinya.

  Tindakan tersebut pada awalnya di sadari atau di sengaja, tetapi karena begitu seringnya tindakan yang sama dilakukan maka pada akhirnya sering kali kebiasaan tersebut menjadi reflex yang tidak disadari oleh orang yang bersangkutan, sebagai contoh : orang berjalan, gerakan tubuh pada saat berbicara di depan umum atau gaya bahasa. Orang melakukan tindakan karena dia menginginkan untuk melakukan tindakan tersebut.Pembangunan dan pembentukan karakter sangat perlu di lakukan oleh manusia karena pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah di berikan oleh manusia (syamsul 2014:29).

F. Metode Penelitian 1.

  Observasi Observasi adalah proses di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian, metode ini sangat sesuai di gunakan dalam penelitian yang meliputi pengamatan kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku bermain anak-anak dan interaksi kelompok. Observasi merupakan dasar fundamental dari semua metode riset, observasi juga memberi makna penting ihwal mengakses dan memahami cara-cara yang di gunakan orang-orang dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif (Christine Daymon, 2008:320). Pengamatan yang terdapat dalam penelitian ini di lakukan di SMP N 6 Salatiga. Metode ini di gunakan penulis dalam proses pengamatan secara langsung di SMP N 6 Salatiga.

2. Wawancara

  Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.Tujuan dari wawancara untuk memperoleh informasi dengan menyelidiki pengalaman masa lalu dan masa kini partisipan, guna menemukan perasaan, pemikiran, dan persepsi mereka (Christine Daymon, 2008:262).Objek penelitian di sini yaitu SMP N 6 Saaltiga.

3. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto,1998:236). Dokumentasi ini di gunakan penulis guna memperoleh gambaran umum dari keadaan SMP N 6 Salatiga.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mengetahui isi dari penelitian ini, maka penulis merumuskan menjadi tiga bagian

  1. Bagian muka Pada bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman moto, halaman persembahan, dan halaman daftar isi.

  2. Bagian isi Pada bagian ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu : a.

  BAB 1 yang berisi latar belakang masalah, pengesahan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat Penelitian. Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  b.

  BAB II berisi tentang landasan teoritis mengenai permasalahan yang di teliti oleh peneliti. c.

  BAB III berisi tentang gambaran umum tentang objek yang di teliti serta informasi mengenai penelitian.

  d.

  BAB IV berisi tentang analisis data e. BAB V berisi tentang penutup atau berupa kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir

  Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka atau rujukan yang di pakai peneliti serta lampiran yang berkaitan dengan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORITIS Sebuah penelitian tidak mungkin dapat dilepaskan dari penjabaran atau penjelasan tentang teori yang di pakai untuk menguatkan peneliti itu tersendiri. Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan tentang landasan yang di gunakan dalam

  penelitian, baik itu yang dari hasil pemikiran dari para ahli maupun dari peneliti tersendiri :

A. Kajian tentang kepramukaan 1. Pengertian Kepramukaan

  Istilah kepramukaan berasal dari kata pramuka yang merupakan kepanjangan dari “praja muda karana”, berarti rakyat muda yang suka berkarya (Poerdarminto, 1976:230). Akar kata ini mendapat awalan ke- dan akhiran

  • –an, sehingga menjadi kata kepramukaan yang berarti suatu proses dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa. Lord Bodden Powell menyatakan tentang kepramukaan sebagai berikut :

  “scounting is not a science to be solemnly studied, nor is it a collecting of doctrine and text. No, it is a jolly game in the out of doors, where boy man and boy can go adventuring together asleader ang younger brothers picking of helaty and happiness handicraff an d help filness”. Artinya: kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus di pelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah- naskah buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberikan pertolongan (Gerakan Pramuka1983:26).

2. Sejarah Kepramukaan a.

  Sejarah Kepramukaan Dunia Sejarah kepramukaan Dunia disebutkan bahwa pada awal tahun1908,

  Lord Bodden Powell selalu menulis ceritanya penggalamanya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan dari tulisanya itu kemudian terbit sebagai buku “ Scouting Four Boys ”, buku ini cepat beredar di inggris, bahkan ke negara-negara lainya.Pada perkembangan selanjutnya banyak negara berdiri organisasi kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang yang di sebut Boy Scout kemudian di susul organisasi yang di beri nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Bodden Powell dan diteruskan oleh Ny.

  Bodden Powell ( Kwarda Jateng, 2003:14-15 ).

  Pada tahun 1916 Gerakan Pramuka semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan berdirinya kelompok pramuka seusia siaga yang di sebut CUB (anak srigala) dengan bukunya The Jungle Book, Yang berisi tentang Mowgli Anak didikan rimba (anak yang di pelihara di hutan oleh induk srigala). Pada tahun 1918 Bodden Powell membentuk Rover Scout (pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat 17 tahun tetapi masih senang dan giat dibidang kepramukaan. Tahun 1922 Bodden Powell menerbitkan buku Rovering to Success (mengembara menuju kebahagiaan) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi pantangan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan.

  Pada tahun 1920 diselenggarakan jamboree sedunia yang bertempat diarea Olimpya London.Bodden Powell mengandung pramuka 27 negara.

  Setelah kegiatan ini berlangsung Lord Bodden Powell di angkat menjadi bapak pandu Sedunia (Chief Scout Of The World), dan akhirnya Jambore Sedunia tersebut di selenggarakan 5 tahun sekali. Pada tahun yang sama, dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan biro sekretariatnya yang berada di London (Santoso, Zakiyah, 2011:20-21). Lord Bodden Powell yang telah mempelopori gerakan pramuka mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat sedunia. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pramuka di negara Belanda dengan sebutan Padvindeer dan Padvinderij.

  b.

  Sejarah Singkat Gerakan Pramuka di Indonesia Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Melalui uraian sejarah singkat kepramukaan, diharapkan para pembaca dapat mengerti dan memahami hubungan erat antara oganisasi kepramukaan dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sampai masa sekarang, bukan pada masa mendatang, kemudian di harapkan para pembaca dapat mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui peranan apa yang dilakukan dalam sejarah perjuangan bangsa. Proses kelahiran gerakan kepramukaan di Indonesia dijiwai oleh sumpah pemuda yang dicetuskan dalam konggres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang saat itu lebih dikenal dengan sebutan Gerakan Kepanduan, istilah kepanduan dikarenakan adanya larangan pemerintah Belanda kepada organisasi Kepanduan di luar NIVP untuk menggunakan istilah Padvinder dan Panvinderij, maka KH. Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan, untuk menggunakan istilah pandu dan kepandduan menggunakan istilah Padvinder dan Panvinderij (Tim Pelatih Kwarda Jateng, 2003:16).

  Semakin meningkatnya kesadaran Nasional, maka timbul niat untuk menggerakan persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan pada tahun 1930 antara lain: IPO (Indische Padvinders Organizatie), PK (Paduan Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Ketiga organisasi itu bergabung menjadi satu organisasi yaitu: KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian dalam perkembanganya, terbentuknya suatu perjanjian yang dinamakan Persatuan antar Pandu-Pandu Indonesia

  (PAPI) Pada tahun 1931 dan berubah lagi menjadi Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia (BPPKAI) tahun 1938. Saat kedudukan Jepang (Perang Dunia II), Organisasi kepanduan di Indonesia dilarang keberadaanya.Banyak tokoh-tokoh pandu yang beralih ke organisasi yang bersifat perlawanan seperti Seinenden, Keibondan, dan PETA. Sesudah proklamasi kemerdekaan dan perang kemerdekaan, di bentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo sebagai satu-satunya organisasi Kepanduan di alam wilayah Negara Republik Indonesia.

  Keputusan Presiden No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka

  Kami Presiden Republik Indonesia, Menimbang : (a) bahwa anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan warganegara Republik Indonesia yang berkepribadian dan berwatak luhur yang cerdas, cakap, tangkas, terampil, dan rajin, yang sehat jasmaniyah dan rokhaniyah, yang ber Pancasila dan setia patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan berpikir dan bertindak atas landasan- landasan Manusia Sosial Indonesia, sehingga dengan demikian anak-anak dan pemuda Indonesia menjadi kader pembangun yang cakap dan bersemangat bagi peyelenggara amanat penderitaan rakyat, (b) bahwa pendidikan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas itu harus dilakukan dalam lingkungan anak-anak dan pemuda di samping pendidikan di lingkungan keluarga dan di samping pendidikan di lingkungan sekolah, dan harus diselenggarakan dengan jalan kepanduan yang disesuaikan dengan pertumbuhan Bangsa dan Masyarakat Indonesia dewasa ini, (c) bahwa sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat sementara No. I/MPRS/1960, tanggal 19 November 1960 tentang garis-garis besar Haluan Negara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960 tanggal 3 Desember 1960, Garis-garis besar pola pembangunan nasional semesta berencana tahapan pertama 1961-1969 yang mengenai pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu menetapkan suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal untuk di beri tugas melaksanakan pendidikan tersebut di atas.

  Keputusan Presiden Republik Indonesia No.118 Tahun 1961 tentang

Penganugerahan Pandji Kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja

Muda Karana. Kami, Presiden Republik Indonesia, Memperhatikan : (a)

  bahwa gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia sejak mulai diadakan dan selama masa perkembangan sampai sekarang ini, telah senantiasa turut serta dalam usaha pendidikan nasional Indonesia yang bertujuan menggalang dan menegakan bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dengan hasil yang bermanfaat bagi penjajahan Bangsa dan Negara, (b) bahwa dengan demikian gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia dapat diharapkan akan kesangupan dan kemampuanya dalam menunaikan tugas untuk turut serta mendidik anak dan disamping pendidikan dilingkungan sekolah, (c) bahwa gerakan pramuka seperti yang telah di tetapkan dengan Surat Keputusan Presiden Indonesia No.

  238 tahun 1961 tangal 20 Mei 1961 adalah penyempurnaan dari pada usaha gerakann pendidikan kepaduan nasional Indonesia, dan sekarang turut serta menyelenggarakan pendidikan Indonesia sesuai Manifesto politik yang telah menjadi garis-garis besar dari pada Haluan Negara, disamping pendidikan di lingkungan keluarga dan disamping pendidikan dilingkungan sekolah, demi kepentingan Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (c) bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut diatas cukuplah alasan untuk memberikan tanda kehormatan kepada Gerakan Pramuka, berupa janji yang merupakan lambang perorangan dalam penjajahan Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk masa yang akan datang.

3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan a.

  Sifat Kepramukaan Merujuk dari Resolusi koperensi Kepramukaan sedunia pada bulan

  Agustus 1942 di Kopenhagen, menyatakan bahwa Kepramukaan itu mempunyai tiga sifat/arti khas, yaitu : 1)

  Kepramukaan Bersifat Nasional Sifat nasional mempunyai arti bahwa setiap organisasi kepaduan harus bersifat nasional artinya didirikan untuk kepentingan nasional, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan nasional serta menunjang program pendidikan dan pembangunan nasional. Begitu pula disediakan atau hanya diperuntukkan bagi anak-anak atau pemuda-pemuda nasional. 2)

  Kepramukaan Bersifat Internasional Sifat internasional adalah mencakup arti bahwa organisasi kepramukaan di Dunia ini harus dibina dan mengembangkan rasa persaudaraan, persahabatan dunia, dan ikut serta membina perdamaian dunia Untuk mencapai perdamaian dunia tanpa membedakan sesuatu.

  3) Kepramukaan Bersifat Universal

  Kepramukaan itu dapat dilaksanakan dimana saja untuk mendidik anak dari suku dan bangsa apa saja yang mendalam pelaksanaanya harus selalu menggunakan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepanduan oleh semua badan atau organisasi kepanduan. (Marwan,1985:42)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 9 48

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 20014/2015

1 15 76

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI STRATEGI INKUIRI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANDAR SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 12

PENERAPAN NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 NGABANG

0 0 17

PERAN GURU MEMBENTUK KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 24 KOTA PONTIANAK

0 0 9

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 1 125

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS LIMA SD NEGERI TLOGOREJO KEC GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 127

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110