PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

  Perpustakaan i

  STAIN

  Salatiga

  ■i n i i n m i i n i ___ ____08TD 10ia 770.01

  

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAM UKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN

BERIBADAH SISWA SEKOLAH M ENENGAH KEJURUAN NEGERI 01

SALATIGA TAHUN 2007/2008

SKRIPSI

  Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

  O le h :

  

MASHURI

N IM : 111 03 007

i

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2008

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Saalatiga 50721 Website :.

  

DEKLARASI

B ism Ulahi *rahmani r rahim

  Dengan Penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi Salatiga, 29 Februari 2008

  Penulis

  Mashuri NIM 111 03 007

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

  Dosen STAIN salatiga Jl. Stadion NO. 03 Salatiga

NOTA PEMBIMBING

  Lampiran : 3 (tiga) eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Sdr Mashuri Salatiga, 29 Februari 2008 Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga

  di Salatiga

  Assalamu 'alaikum Wr. Wb

  Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Mashuri NIM : 111 03 007 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI Judul : Pengaruh Pendidikan Kepramukaan terhadap Kedisiplinan

  Beribadah Siswa SM K Negeri I Salatiga Tahun 2007/2008 Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut diatas agar dapat segera di munaqosyahkan.

  Demikian harap menjadikan perhatian.

  W assalamu *alaikum W r. W b.

  Dra. Siti FarikhahJM.Pd NIP.150 234 916

  iii

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  J l Stadion No. 03 Salatiga 8 (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : MASHURI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 007 yang berjudul : ’ PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP

  

KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008”.

  'lelah dimunaqosahkan dalam pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul Awal 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

  Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

  11 Rabiul Awal 1429 H Salatiga,

  19 Maret 2008 M Panitia Ujian

  Sekretaris Dr. 1______________ . Ag.

  NIP. 150 247 014

  Penguji II Dra. Hi. Lilik Sriyanti, M. SI.

  NIP. 150 245 903

Dra. Siti Farikhah, M. Pd.

  

NIP. 150 234 916

  iv M O T TO M O T TO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (Al-Insyrah : 6)

  2. Kepedihan mendatangkan kedewasaan, hidup dari mimpi dan beijuang meraihnya, usaha, do’a, sabar dan ikhlas adalah kunci keberhasilan

  3. Masa lalu adalah kematian dalam langkah, tapi kehidupan untuk menjadi lebih baik

4. Kesulitan melahirkan pemikiran baru, so nikmati hidup.

  (Bening Levee)

  PERSEMBAHAN

  Ku persembahkan skripsi ini untuk :

  1. Bapakku Harmin dan Ibuku Mujinah yang kucintai dan kubanggakan

  2. Kakakku M ba’ Mudlikah, Adikku Dwi Fatmawati yang kusayang selalu

3. Kus Endar Isnaini “Endar” my end’lless Hatoba aijin

  4. Teman-teman terbaikku “D ’kcick alias Udin, Wiwid, Kampret alias Amrina, Vitri, Youlie and Imoet, juga teman-teman PAI angkatan 2003 vi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabatnya yang telah menghantarkan kepada manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

  Penyusunan Skripsi yang berjudul : “PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA PADA SISWA-SISWI SMKN I SALATIGA 2007/2008. Dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.

  Sebagai insan yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketud Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Salatiga.

  2. Drs. Sa'adi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

  3. Fatchurrahman, M.Pd, selaku Ketua Progran Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. vii

  D A FTA R ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  BAB II LANDASAN TEORI

  

  

  

  

   viii

  

  

  

  

  

  C. Pengaruh Pendidikan Ke r .ukaan Terhadap Kedisiplinan

  

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENEI .** , .N DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

  D A FTA R TA B EL

   x

  

BA BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan adalah medium bagi terjadinya informasi nilai dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetak corak kebudayaan dan peradaban manusia. Pendidikan berhubungan dengan upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa frekuensi dan tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada. Dengan pembinaan dan pengembangan seluruh potensi tersebut pendidikan di harapkan dapat menghantarkan manusia pada suatu pencapaian tingkat kebudayaan manusia, menunjang harkat dan martabat kemanusiaan.

  Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar anak didik baik dalam pendidikan formal ataupun non formal. Selain itu pendidikan merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang akan termanifestasi dalam kepribadianya. Pembentukan kepribadian dan kedisiplinan seseorang ditentukan oleh lingkungan dimanapun dia berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

  Lingkungan merupakan tempat dari proses pendidikan berlangsung, kebiasaan-kebiasaan dan aktivitas-aktivitas tertentu yang di lakukan dalam suatu lingkungan akan menjadi diri seseorang sebagai cermin dari

  1

  2 perilakunya, dengan demikian hasil yang diperoleh seseorang baik dan tidaknya disandarkan pada realitas lingkungannya. Jika ditinjau dari fakor lingkungan pendidikan dapat terbagi menjadi tiga macam yaitu : Pendidikan formal yang berbentuk sekolah, pendidikan non formal yang berbentuk lingkungan dan masyarakat. Ketiga faktor pendidikan diatas akan dapat menghantarkan seseorang untuk memperoleh jati diri, kepribadian dan kedisiplinannya dalam menerapkan hasil belajar pada kehidupan sehari-hari.

  Didalam pendidikan formal akan menambah dan memperluas ilmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapi realitas, supaya memungkinkan manusia dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Membangun dialog dengan mengakui yang lain dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.1 Mengetahui secara ilmiah itu bukan menjadi lingkup mengadanya manusia yang lengkap, akan tetapi merupakan suatu sarana yang memungkinkan adanya tindakan manusia. Paling tidak itu meliputi tiga macam pengetahuan pendukung.

  Pertama, dorongan untuk mengetahui justru lahir dari keterpaksaan

  untuk mempertahankan hidupnya, berbeda dengan makhluk-makhluk lain seperti binatang, yang lahir dengan kemampuan mengerti secara naluriah yang dibawa sejak lahir, sedangkan manusia tidak mempunyai naluri sejak lahir yang siap dipakai untuk dapat mempertahankan hidupnya, tetapi dia harus mencari dan memahami, menafsirkan dan mengantisipasi alam di sekalilingnya. 1

1 Anton Bakkcr, M etodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta,Kanisius,1990, hal. 12

  3 Kedua , manusia mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataannya.

  Berbeda dengan makhluk lain yang hubungannya dengan alam bersifat alamiah dan berupa ketundukan mutlak, sedangkan hubungan manusia dengan alam mengandung unsur ikhtiar atau upaya untuk hidup secara manusiawi.

  Ketiga, dorongan untuk mengetahui dan menyangkut penilaian mengenai realisasi adanya manusia.2 Kegiatan kepramukaan juga termasuk pendidikan formal yang sering disebut dengan pendidikan ekstrakurikuler, kegiatan ini merupakan suatu pendidikan yang menarik bagi anak atau remaja yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Peserta didik diarahkan pada hal-hal yang aplikatif, siswa diberikan sentuhan-sentuhan pada penetapan norma-norma tertentu sehingga teijadi internalisasi., gerakan pramuka berperan dalam usaha membawa anak didik menuju kemandirian dan kedisiplinan.3

  Kegiatan Kepramukaan akan membawa dampak yang positif pada peserta didik. Dengan demikian pendidikan kepramukaan dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk mengarahkan remaja pada kedisiplinan yang tinggi serta menjalankan segala aktifitasnya sesuai dengan jadwal yang dimilikinya dengan baik dan tepat waktu.

  2 Ibid. hal. 13 ■'Gerakan Pramuka Kwartir Cabang 11.09 Boyolali, Bahan Kursus Pembina pramuka M ahir tingkat Lanjutan, hal.30

  4 Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penulis mencoba menuangkan dalam suatu penelitian dengan menyusun sebuah judul : PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN, TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SMKN 1 SALATIGA TAHUN 2007/2008).

B. Penegasan Istilah

  Dalam upaya menghindarkan diri dari interpretasi yang bias, penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan judul penelitian ini. Selain itu akan lebih mudah memahami gambaran judul ini dengan lebih jelas dan spesifik.

  Adapun istilah-istilah itu adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Kepramukaan

  Pendidikan Kepramukaan merupakan pemahaman dan keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kepramukaan disekolah.

  Jadi siswa yang mengikuti kepramukaan disekolah dapat:

  a. Mengikuti kegiatan kepramukaan dengan baik

  b. Disiplin dalam menjalankan kepramukaan

  c. Menerima dan merespon pembelajaran kepramukaan dengan baik

  d. Memahami dan mengamalkan isi Dasa Dharma Pramuka

2. Kedisiplinan Beribadah Siswa

  Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.4

4 Masfuk Zuhri, Studi Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 1998, hal. 15

  5 Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan beribadah siswa adalah ketepatan dan kepatuhan siswa dalam menjalankan ibadah yang mencakup waktu, ketepatan waktu, rukun dan syarat-syaratnya.

  Jadi kedisiplinan dalam beribadah menurut penulis adalah sikap yang tampak pada diri anak dalam mencerminkan sikap disiplin dalam melaksanakan aktivitas beribadah serta ketepatan waktu dalam segala aspek kegiatanya. Ukuran kedisiplinan beribadah siswa menggunakan indikator individu bagi siswa yang telah mengikuti pendidikan kepramukaan dapat disiplin sebagai berikut: a. Taat beribadah

  b. Beribadah tepat pada waktunya

  c. Menepati janji

  d. Bersikap j ujur dalam segala aktivitas Jadi maksud judul skripsi ini adalah kepramukaan dapat menciptakan sikap kedisiplinan dalam beribadah siswa, dengan jalan mengikuti pendidikan kepramukaan disekolah.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dialas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana variasi pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga

  2. Bagaimana kedisiplinan beribadah siswa-siswi SMK N 01 Salatiga

  6

  3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman dan keaktifan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah pada siswa-siswi SMK N 01 Salatiga.

D. Tujuan Penelitian

  Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga

2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01

  Salatiga

  3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01 Salatiga

E. Hipotesis

  Hipotesis adalah ’suatu jawaban yang masih bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris’.5 Berdasarkan pengamatan sementara, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa. Dengan kata lain makin tinggi siswa memahami dan menjalankan pendidikan kepramukaan, maka makin tinggi pula tingkat kedisiplinan dalam menjalankan ibadahnya.

  5 Sumadi Suryabrata, M etodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.hal.69

  7 Dari hipotesis diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa.

  Artinya siswa yang selalu memusatkan waktu dan perhatianya pada pendidikan kepramukaan maka akan memotivasi dirinya untuk selalu bersikap disiplin dalam menjalankan ibadahnya.

F. Metode Penelitian

  Dalam pembicaraan metodologi diatas ada beberapa komponen yang akan digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sedangkan menurut

  Sutrisno Hadi, populasi adalah siapa saja kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Populasi siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan adalah 604 siswa yang terdiri dari kelas I, II dan III. Untuk sampel penulis mengambil 80 siswa yang meliputi kelas I, II, dan III. Siswa kelas I sebanyak 52 siswa, kelas II sebanyak 19 siswa dan kelas III sebanyak 9 siswa.

  Penulis menggunakan tehnik random sampling, sehingga penulis mengambil sampel secara acak sebanyak 13,24% dari 604 siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan. 6

6 Suharsini Arikunio J ’rosedur Suatu Pendekatan Praktek, Reneka Cipta , Jakarta, 1996, hal. 115.

  8

  2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel sebagai fokus penelitian, yaitu pemahaman dan keaktifan kepramukaan sebagai variabel pertama dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variabel kedua.

3. Tehnik Pengumpulan Data

  Tehnik pengumpulan data adalah cara dan alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik untuk mengumpulkan data yaitu :

  a. Metode angket Metode angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan pemahaman dan keaktifan pendidikan kepramukaan khususnya yang berhubungan dengan kedisiplinan, fungsi, sifat kepramukaan dan dasar-dasarnya. Penggunaan metode angket ini juga digunakan untuk mengetahui sampai dimana tingkat kedisiplinan beribadah siswa setelah mengikuti pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga.

  b. Metode interview Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dan tanya jawab untuk memperoleh informasi dari koresponden.7

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMK N 1 Salatiga. Kemudian bertanya kepada salah satu

  7 Cholid Narbuko, M etodologi Penelitian Sosial, Fakultas Tarbiah IAIN Walisongo, Semarang, 1998.hal.91

  9 guru pembina pramuka untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pendidikan pramuka disekolah.

  c. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan sejumlah besar data yang tersedia berupa data variabel seperti yang terdapat pada surat-surat, catatan harian dan jurnal.8 Metode ini digunakan untuk mencari data struktur organisasi dan aspek-aspek yang berhubungan dengan tata administrasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.

  4. Tehnik Analisis Data Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul penulis menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  a. Tehnik Analisis Kwantitatif Yaitu tehnik statistik sederhana yang merupakan prosentase analisis, adapun rumus yang digunakan untuk mencari prosentase adalah :

  F P = ----------- x 100%

  N Keterangan :

  P = Prosentase yang dicapai F = Frekwensi

  N = Jumlah responden

8 Winamo, Pengantar Penelitian Ilmiah, Fasito, Bandung, 1989,edisi x,hal. 162

  10

  b. Analisis Uji Hipotesis Hubungan antara Pendidikan Kepramukaan dengan Kedisiplinan Beribadah Siswa SMK N 1 Salatiga Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa di

  SMK Negeri I Salatiga, maka penulis menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik antara nilai pendidikan kepramukaan dan nilai kedisiplinan beribadah siswa menggunakan rumus statistik “korelasi product moment” sebagai berikut:

  NSXY- ( I X ) ( IY )

  rxy = —------------------------------------ -

  V{ N EX2 -(X X )2 } { N E Y 2- ( E Y ) 2 } Keterangan :

  T x y : Koefisien korelasi antara x dan y

  X : Variabel pendidikan kepramukaan Y : Variabel kedisiplinan beribadah siswa N : Jumlah responden.9 Sigma : Jumlah

  Kemudian langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa dengan membandingkan hasil keofesien korelasi yang ada pada tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > r,abei maka menunjukkan

9 Sutrisno Hadi, Statistik II, Andi Offset, Yogyakarta.

  11 bahwa ada hubungan yang positif antar dua variabel tersebut, yang berarti hipotesis yang penulis ajukan diterima,akan tetapi apabila r^ung

  < rtabei maka tidak terdapat hubungan yang positif antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah sisiwa SMK N I Salatiga, yang berarti hipotesis yang penulis ajukan ditolak.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,metodologi penelitian, dan sisitematika penulisan skripsi

  BAB II : LANDASAN TEORI Dalam landasan teori, penulis akan melaporkan uraian tentang pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa, tentang kepramukaan meliputi : pengertian kepramukaan, sejarah pramuka, sifat dan fungsi kepramukaan , asas dasar,tujuan dan sasaran gerakan pramuka, prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Tentang kedisiplinan beribadah sisiwa meliputi : macam-macam disiplin, uraian kedisiplinan beribadah, dan seterusnya.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam laporan bab ini penulis akan melaporkan tentang sejarah berdirinya SMK N I Salatiga, yang meliputi nama dan

  12 statusnya, keadaan gedung dan penggunaanya, keadaan siswa- siswi SMK N I Salatiga dan kegiatan pramuka yang ada di SMK N I Salatiga.

  BAB IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini meliputi : analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut

BAB V : PENUTUP Penutup merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

  BABU

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Kepramukaan

1. Pengertian Kepramukaan

  Istilah Kepramukaan berasal dari kata Pramuka kepanjangan dari

  “Praja Muda K aram i ’ berarti rakyat muda yang suka berkarya.10 * Akar kata

  mendapat awalan ke dan akhiran an sehingga menjadi kepramukaan yang artinya proses dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan oleh anak dibawah tanggung jawab orang dewasa.11 Pendidikan kepramukaan dilaksanakan diluar pendidikan sekolah dan diluar lingkungan pendidikan keluarga dan dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota gerakan pramuka yang berusia antara 7 sampai 25 tahun, dan kedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak dan pramuka pendega. Sedangkan menurut Lord Baden Powell yaitu ; “scouting is not a science to be solemnly student, NOR is it

  a collection o f doctrine and lexis. NO ! it is a jo lly game in the out o f doors, where hoy-men and... boy can go adventuring together as leader and younger brother picking up health and happiness, is it a collection o f doctrine and texts. NO ! it is a jo lly game in the out o f doors, where boy-

  10 W.J.S Porwodarmito, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, Hal. 230 " Ibid, Hal. 649

  13

  14

  men and... boy can go adventuring together as leader and younger

breather picking up health and happiness, handicraft and halpfulness.

  Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku, kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya.12

  Jadi kepramukaan merupakan pendidikan yang menyenangkan dan bisa menjadi obat stress bagi orang yang mengikutunya. Pramuka bukanlah pelajaran yang membosankan karena selalu bervariasi dalam melaksanakan kegiatan, selain itu pramuka banyak menghabiskan waktu di alam terbuka sehingga peserta yang mengikutinya akan merasa tertantang untuk menyelesaikan kegiatannya dengan baik.

2. Sejarah Pramuka

a. Pramuka Dunia

  Sejarah Kepramukaan disebutkan bahwa pada awal tahun 1908 Lord Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.13 Kumpulan dari tulisan itu kemudian terbit sebagai scouting fo r boys, buku ini cepat beredar di inggris, bahkan ke Negara-negara lainnya. Pada

12 Boyman, Ragam Latih Pramuka, Nuansa Muda, Bandung, 2001, Hal. 03

  13 Gerakan Pramuka Kwartir Jawa Tengah, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, Lemdikada candra birawa, 2004, hal. 11

  15 perkembangan selanjutnya di banyak Negara berdiri organisasi kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang yang disebut boy scout kemudian disusul organisasi puteri yang diberi nama girl guides atas bantuan agnes, adik perempuan Lord Baden Powell dan diteruskan oleh Ny. Boden Powell. Tahun 1916 gerakan pramuka semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan berdirinya kelompok pramuka seusia siaga yang disebut dengan CUB (anak srigala) dengan buku the jungle book, berisi tentang mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara dihutan oleh induk srigala).

  Karangan Rudyard kibling sebagai cerita pembungkus CUB.

  Pada tahun 1918 Boden Powell Rover Scout (Pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat 17 tahun tetapi senang dan giat dibidang pramuka, disusul 4 tahun kemudian Boden Powell menerbitkan buku Revering to success (mengembara menuju kebahagiaan) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi tantangan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan.

  Pada tahun 1920 di selenggarakan jamboree sedunia yang bertempat di arca Olympia, London, Boden powcll mengundang 27 negara setelah kegiatan ini Lord Boden Powcll diangkat menjadi Bapak Pandu Dunia (chif scout the world). Pada tahun yang sama dabentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan biro sekertariatnya berada di Londan.

  16 Lord Boden Powell yang telah mempelopori gerakan pramuka mendapatkan sambutan yang besar bagi masyarakat dunia. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pramuka di Negara Belanda dengan sebutan Padvender dan Padvinderej. Seperti Netherland indische

  padvinders verininging / persatuan pandu-pandu Belanda.

  Sedangkan tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia mendirikan gerakan kepanduan yang jumlahnya mencapai 100 organisasi kepanduan diantaranya JPO (Javanse Padvinders Organizatie), JPP (Jong Java Padvinders), SIAP (Serekat Islam Afdelling Padvinders), NATIPI (National Islamitiche Padvinders) dan HW (Hisbul Wathon).

b. Pramuka Indonesia

  Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Melalui uraian sejarah singkat kepramukaan, diharapkan para pembaca dapat mengerti dan memahami hubungan antara organisasi kepramukaan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sampai pada masa sekarang, bahkan sampai pada masa yang akan datang. Proses kelahiran pramuka di Indonesia dijiwai oleh sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang pada saat itu lebih dikenal dengan sebutan gerakan kepanduan.14 Istilah kepanduan dikarenakan adanya larangan perintah Belanda kepada organisasi kepanduan diluar NIVP

14 Gerakan Pramuka Kwartir Daerah II Jawa Tengah, Pedoman Pembina Pramuka Mahir

  Tingkat Dasar, 2005,hal 17

  17 untuk menggunakan istilah Padvinders dan Padvinderej. Maka Kiai Haji Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan untuk menggunakan istilah asing Padvinders dan Padvinderej itu.

  Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran nasional, timbul niat untuk menggerakkan persatuan organisasi-organisasi kepanduan pada tahun 1930 antara lain : INPO (Indonesische Padvinderes Organizatie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Ketiga organisasi tersebut bergabung menjadi 1 organissasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian dalam perkembangannya terbentuk suatu federasi yang dinamakan persatuan antar pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931 dan berubah lagi menjadi Badan Pusat Kepanduan-Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.

  Pada saat pendudukan jepang organisasi kepanduan di Indonesia dilarang keberadaannya, banyak tokoh yang beralih ke organisasi yang bersifat perlawanan seperti seinendra, Keibodan dan Peta. Sesudah proklamasi kemerdekaan dan perang kemerdekaan, dubentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu pandu rakyat Indonesia pada tanggal 28 desember 1945 di Solo sebagai satu-satunya organisasi kepanduan didalam wilayah Negara Repoblik Indonesia. Setelah pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia di dalam alam liberal dibuka kesempatan kepada siapa saja untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan. Atas dasar adanya

  18 kebebasan tersebut berdiri kembali organisasi-organisasi seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Pandu Ansor, KBI dan lain-lain. Menjelang tahun 1961 kapanduan Indonesia berjumlah lebih dari 100. Kondisi yang demikian itu, menjadikan kepanduan di Indonesia terpecah belah dan lemah. Meskipun sebagian dari organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi kepanduan, yaitu : satu, Kepanduan federasi putera (IPINDO), dua, Kepanduan puteri (POPPINDO) dan (PKPI).

  Menyadari lemahnya kepanduan Indonesia. Tiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Anggota organisasi ini hanya 60 orang saja dari 100 lebih organisasi kepanduan. Namun demikian sebagian dari 60 organisasi anggota PERKINDO terutama yang berada dibawah organisasi politik tetap saling berhadapan satu sama lain.

  Akibatnya tetap terasa lemah gerakan kepanduan di Indonesia.

  Kelemahan gerakan kepanduan di Indonesia dimanfaatkan dan akan di pergunakan pihak komunis sebagaimana yang berlaku di Negara-negara komunis. Kondisi yang genting tersebut dapat tercium oleh kekuatan Pancasila yang berada didalam Perkindo sehingga terjadi gerakan pertentangan. Atas jasa Perdana Menteri, perjuangan kekuatan

  Pancasila menghasilkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 23 tahun 1%1 tentang gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 mei 1961 ditandatangani Ir. Juanda sebagai pejabat Republik Indonesia.

  19 Berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia tersebut ditetapkan : Pertama : Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan gerakan pramuka

  Kedua : Diseluruh wilayah Republik Indonesia perkumpulan gerakan pramuka adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan. Ketiga : Badan-Badan yang lain sama sifatnya atau yang menyerupai perkumpulan gerakan pramuka dilarang adanya. Keempat : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 mei 1961.

  Berdasarkan keputusan presiden diatas, gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan memperoleh tanggapan yang positif di masyarakat luas, sehingga pada waktu yang relatife singkat telah berkembang ke kota-kota sampai ke desa-desa yang jumlahnya meningkat dengan pesat. Kemajuan itu itu juga adanya partisipasi aktif tiap tingkat dari nasional sampai gugus depan.

  Hari pramuka adalah tanggal 14 Agustus, karena pada tanggal

  14 Agustus 1961 Pemerintah Indonesia menganugerahkan panji kepanduan Indonesia kepada gerakan pramuka. Keberadaan gerakan pramuka di Indonesia sangat membantu pemerintah dan masyarakat

  20 dalam melakukan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan di luar sekolah.

3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan

  a. Sifat Kepramukaan Merujuk pada resolusi konferensi kepramukaan sedunia pada bulan agustus 1942 di kopenhagen, Denmark, menyatakan bahwa kepramukaan itu memiliki 3 sifat,15 yaitu :

  1. Kepramukaan Bersifat Nasional Kepramukaan diselenggarakan di Negara manapun hendaknya menyesuaikan pendidikan dengan keadaan dan perkembangan masyarakat Bangsa dan Negara masing-masing.

  2. Kepramukaan Bersifat Internasional Organisasi kepramukaan dinegara manapun didunia harus dibina dan dikembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antar sesama anggota kepramukaan dan sebagai sesama manusia.

  3. Kepramukaan Bersifat Universal Kepramukaan biasa dilakukan dimana saja untuk mendidik anak dari Suku dan Bangsa apa saja yang dalam pelaksanaanya harus selalu menggunakan prinsip dasar pendidikan kepramukaan.

  b. Fungsi Kepramukaan Anggaran dasar gerakan pramuka pada bab II pasal 6 menegaskan tentang fungsi pramuka yaitu sebagai lembaga pendidikan

  ,s Ib id , hal. 04

  21 diluar sekolah dan diluar kelas sebagai wadah pembinaan generasi muda. Merupakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan serta sisitem among yang pelaksanaanya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan bangsa serta masyarakat Indonesia.

  Dari landasan diatas, kepramukaan mempunyai 3 fungsi yaitu :

  1. Merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan, bagi anak-anak, remaja dan pemuda.

  2. Merupakan suatu pengabdian bagi para anggota dewasa yang merupakan tugas yang memerlukan keiklasan, kerelaan dan pengabdian.

  3. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau Negara untuk mencapai tujuan.16

  4. Dasar Asas, Tujuan dan Sasaran Gerakan Pramuka

  Dalam pola umum gerakan pramuka disebutkan mengenai landasan-landasan sebagai berikut: a. Landasan ideal

  1. Pancasila

  2. Undang-Undang Dasar 1945

  b. Landasan Konstitutional dan Struktural

  I. Undang-Undang Dasar 1945

  16 Ibid. hal.4

  22

  2. Keppres Republik Indonesia no.238 tahun 1961 dan no. 12 tahun 1971.

  3. Undang-Undang Dasar lainya.

  c. Landasan Konsepsional

  1. I lakikat gerakan pramuka

  2. Tujuan gerakan pramuka

  3. Kedudukan dan peran majlis pembimbing

  4. Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia

  5. Asas pembangunan nasional

  d. Landasan Operasional

  1. Peraturan per Undang-undangan tentang pendidikan

  2. Keputusan musyawarah nasional gerakan pramuka

  3. Keputusan kwartir nasional

e. Landasan Moral Rental dan Spiritual

  1. Satya pramuka

  2. Dasa cjharma pramuka yang berisi pramuka itu :

  • T^qwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

  Patriot yang sopan dan ksatria -

  • Patuh dan suka bermusyawarah
  • Rela menolong dan tabah

  Rajin terampil dan gembira - Hemat cermat dan bersahaja

  23 Disiplin berani dan setia - Bertanggung jawab dan dapat dipercaya -

  Suci dalam pikiran, perkatan dan perbuatan Adapun azas dan tujuan gerakan pramuka adalah sebagai berikut: a. Azas setiap anggota gerakan pramuka adalah penghayatan dan pengalaman pancasila yang diwujudkan dalam setiap sikap perilaku sehari-hari.

  b. Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia agar menjadi : manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

  Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi mutu kecerdasan dan ketrampilannya serta kuat dan sehat jasmani.

5. Bentuk-bentuk Kegiatan Pramuka.

  Bentuk kegiatan pramuka banyak ragamnya, misalnya mengadakan acara perkemahan yang melatih mental siswa, kegiatan kerohanian yang berisikan tentang pengamalan dasa dharma pramuka, uji SKU dan SK K penegak, kemah penerimaan anggota baru, bakti sosial dan latihan rutin pramuka di Sekolah.

  24 B. Kedisiplinan Beribadah Disiplin mempunyai arti menaati peraturan perundang-undangan.

  Dalam bahasa Arab disiplin sering dipakai dalam menerjemahkan kata-kata sajaah, al iqdam, yang artinya melakukan sesuai dengan peraturan atau perundang-undangan dan bersikap berani. Maka dari itu disiplin berarti perbuatan seseorang yang selalu mengikuti peraturan yang berlaku.

  Dalam kehidupan dunia ini manusia senantiasa dituntut untuk selalu disiplin dalam beribadah, bekerja, belajar dan lain-lain. Suatu Sekolah yang maju hanya akan menerima karyawan dan tenaga pengajar yang

  Profesional dan berlaku disiplin dalam keija, sebab tenaga yang professional dan disiplin akan menghasilkan kinerja yang maksimal, sehingga dengan adanya guru yang professional dan disiplin akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula.

  Demikian pula dengan kedisiplinan beribadah, kalau manusia sudah menerapkan kedisiplinan dalam bekerja maka dalam beribadahpun dianjurkan untuk selalu bersikap disiplin dan tepat pada waktunya, seperti anjuran untuk sholat lima waktu maka kita sebagai umat islam harus menjalankan anjuran shalat lima waktu tersebut dengan tertib dan disiplin supaya terpenuhi syarat- syarat dan rukunnya.

1. Macam-macam Disiplin

  Kedisiplinan banyak ragamnya, ada kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan agama, kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan orang lain dan lain-lain.

  25

a. Kedisiplinan Beribadah

  Kedisiplinan beribadah bentuknya bermacam-macam bentuknya Seperti:

  1) . Shalat 2) .

  Puasa 3) . Zakat 4) . Haji dan lain-lain.

  Kedisiplinan beribadah mempunyai perilaku disiplin dalam menjalankan ibadah, menjalankan ibadah harus disiplin, misalnya dalam menjalankan shalat, seorang muslim dalam menjalankan shalat harus dengan khusyu’, tawadlu’ dan penuh dengan rasa ikhlas dan penuh harap. Shalat harus dijalankan tepat pada waktunya ini berarti seorang muslim harus berdisiplin dalam menjalankan ibadah, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 103 yang berbunyi:

  Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring.

  Kemudian apabila kamu sudah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman. (Q.s AN -nisa ' 103}.17

17 Departemen Agama RI, A l-Q ur’an Al-Karim dan Terjemahnya, PT Karya Toha Putra, Semarang.

  26 Seorang mukmin yang disiplin dalam menjalankan ibadahnya tentumya ia tidak akan lalai dalam menjalankan shalat, ia akan selalu bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunya, disiplin waktunya dan disiplin dalam hal kekhusyu’anya. Seorang yang menjalankan shalat dalam keadaan berhadats atau tidak, khusyu’ atau tidak, tidak ada seorangpun yang mengetahui, selain dirinya sendiri, bila seseorang telah dapat menjalankan kewajibanya dalam beribadah dengan disiplin tentunya orang tersebut akan tertib dalam hidupnya.

  Kedisiplinan beragama bukan hanya dalam menjalankan shalat saja, akan tetapi semua hukum dan aturan agama harus ditaati, misalnya seseorang tidak akan minum-minuman yang memabukkan walaupun tidak seorangpun yang melihatnya karena dia tau kalau Allah Maha melihat dan tahu kalau meminum-minuman yang memabukkan dilarang oleh agama Islam. Seorang yang berpuasa, tidak akan makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga terbenamya matahari diufuk barat, meskipun orang lain tidak akan pernah melihat seseorang itu berpuasa atau tidak, namun hanya Allah dan dirinya sendiri yang tahu. Seorang yang disiplin tentunya ia akan tetap berpuasa meskipun orang lain tidak melihatnya.

  Menjauhi perbuatan maksiat, seperti meminum-minuman keras, peijudian dan perbuatan keji lainya juga merupakan disiplin dalam beribadah. Seperti firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 90 sebagai berikut:

  27

  j

  • »

  0 * c r * V

  t ;& Lilj i^c ^iii 4L:

  ^ /i 9 t ^ Ji ) s 9 '*'' * 9 4 v ^ ^ l o j asj i sl u

  >5J *J ^ >- U ^ J J J I

  Artinya: Hai orang-orang beriman, sesungguhnya meminum khamer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan tanah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. AL-maidah 90}18

  Jadi kedisiplinan beribadah itu sangat luas dan kompleks, tidak hanya dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Semua kegiatan dalam hidup ini, dapat diartikan sebagai kegiatan peribadatan dan keagamaan, mulai dari beribadah kepada tuhan, bekerja untuk mencari nafkah, bersilaturrahim untuk menambah tali persudaraan, berfikir untuk kemajuan dan kegiatan yang lain dapat dikatakan kegiatan peribadatan dan keagamaan apabila disadari derigdh niat yang benar dan ikhlas mengharap ridho dari Allah semata. Salah satu tujilari pendidikan pramuka adalah menjadikan anggota menjadi seorang yang mempunyai jiwa disiplin yang tinggi dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam kedisiplinan dalam menjalankan ibadah dan agama. Selain itu maksud dan tujuan pendidikan pramuka tidak pernah terlepas dari kegiatan keagamaan dan peribadatan.

  18Departemen Agama RJ, A l-Q ur’an Al-Kari m dan Terjemahnya, PT Karya Toha Putra, Semarang.

  28 Demikian pula halnya dengan belajar, penulis menganggap bahwa semua manusia mempunyai keyakinan yang telah membudaya yang mungkin diturunkan dari orang tua bahwa belajar harus giat dan disiplin. Disiplin dalam belajar dari kehidupan disekolah maupun dalam masyarakat. Disiplin dalam kehidupan disekolah adalah belajar dengan baik dan menjalankan aktvitas disekolah sebagaimana mestinya, dan disiplin belajar dalam kehidupan masyarakat adalah menerapkan apa yang didapat dari hasil belajar disekolah, selain itu dengan belajar hidup menjadi masyarakat yang baik, misalnya sebagai serang anggota masyarakat yang terpelajar, seseorang harus pandai- pandai beradaptasi dilingkunganya, jika seseorang tinggal dalam masyarakat yang beragama, maka seseorang itu harus pandai-pandai menjaga setiap tingkahlaku dan memikirkan terlebih dahulu setiap apa yang akan ia lakukan, dan berusaha untuk bias mengikuti adat-istiadat yang ada dilingkunganya

  Berdisiplin dalam belajar bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak, lebih-lebih bila berteman dengan seorang anak yang tidak berdisiplin belajar,dia cenderung mengikutinya dengan enak, santai dan menyenangkan, dia tidak menyadari bahwa kondisi semacam ini akan mendorongnya menjadi anak yang kurang disiplin dalam belajar, dan akhirnya akan gagal dalam mencapai cita-citanya. Oleh karena itu berdisiplin dalam belajar mempunyai peranan yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam belajar dan meraih cita-cita.

  b. Disiplin dalam Belajar

  29 Selain disiplin dalam belajar dan ibadah dalam islam juga mengajarkan kepada umatnya agar berdisiplin dalam memenfaatkan waktu dan berdisiplin dalam bergaul. Waktu itu lebih mahal dari pada emas, karena waktu yang hilang tidak akan pernah kembali lagi dan tak bisa diganti. Seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang berbunyi "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia

  melalaikanya ialah kesehatan dan waktu luang. ’ Seorang muslim yang

  terkumpul baginya dua kenikmatan yaitu sehat badan dan waktu luang, harus pandai bersyukur kepada Allah dengan menggunakanya dalam rangka taat kepada Allah, jika ia tidak memanfaatkanya dalam rangka ketaatan maka ia telah tertipu dan berada dalam kerugian yang sangat besar, karena setelah sehat tidak lain adalah sakit dan setelah waktu luang adalah sibuk.19