IMPLEMENTASI SUPERVISI NON DIREKTIF PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017

  

IMPLEMENTASI SUPERVISI NON DIREKTIF

PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK GURU PAI SD DI KABUPATEN KUDUS

TAHUN 2017

Oleh:

NOOR ARIFIN

  

NIM. 12010150059

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

          

     

  1. Demi masa.

  2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

  3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

  .

  kesabaran

  

iii

  

PERSEMBAHAN

  Segala puji bagi-Mu ya Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan kepada hambamu ini.

  Tesis ini kupersembahkan kepada : 1.

  Ibu bapak tersayang, yang telah mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang, cinta, doa, dan segenap pengorbanan jiwa raga yang tiada mengharap imbalan, kecuali ketulusan hati.

  2. Istri dan anak tersayang yang telah mendampingi dan memberikan bantuan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

  3. Guru-guru di manapun berada, terima kasih atas ilmu yang diberikannya.

  4. Teman-teman seperjuangan dan almameter Pascasarjana IAIN Salatiga yang senantiasa memberikan dorongan untuk menyelesaikan tesis ini.

  

iv ABSTRAK

  

IMPLEMENTASI SUPERVISI NON DIREKTIF PENGAWAS DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD DI

KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1).Implementasi Supervisi Non Direktif Pengawas untuk meningkatkan Kompetensi pedagodik Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah dasar di Kabupaten Kudus. 2). Kontribusi Supervisi Non Direktif Pengawas dalam meningkatkan Kompetensi Guru, 3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Supervisi Non Direktif Pengawas. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis menggunakan model interaktif menurut analisa Miles and Hubermen (1984) yaitu reduksi, display, dan penarikan kesimpulan . Kebsahan data dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data.

  Hasil dari penelitian ini adalah: 1) pelaksanaan Supervisi non direktif pengawas dilaksanakan secara individual yaitu dengan visitasi ke sekolah untuk mendengarkan secara langsung permasalahan yang disampaikan oleh Guru dan secara kelompok dengan membagikan kartu masalah pada guru pada forum Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam. 2) Kontribusi supervisi non direktif yang dilakukan pengawas menjadikan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru menjadi lebih baik, ini dapat dibuktikan bahwa sebagian besar guru PAI SD telah dapat membuat administrasi pembelajaran dengan baik dan benar, mampu memanfaatkan media, sarana dan tehnologi , mampu memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat. 3) Faktor pendukungnya adalah kualifikasi akademik guru sudah berpendidikan sarjana, sudah mempunyai sertifikat pendidik, sehingga dapat dikatakan sebagai guru professional. Sedangkan faktor penghambatnya adalah terlalu banyaknya guru yang harus dibina oleh pengawas.

  Kata Kunci: Supervisi Non Direktif, Pengawas, Kompetensi Pedagogik

v

  

ABSTRACT

  

IMPLEMENTATION OF NON DIRECTIVE SUPERVISION FROM

SUPERVISORS TO IMPROVE PEDAGOGIC COMPETENCE OF ISLAMIC

EDUCATION TEACHER AT ELEMENTARY SCHOOL IN KUDUS

REGENCY YEAR 2017

  This study aims to determine: 1) Implementation Supervision Non-Directive Supervisor to improve Pedagodic Competence of Islamic Religious Education Teacher Elementary School in Kudus District. 2) Contribution of Supervision of Non-Directive Supervisor in improving Teacher Competence, 3) Supporting factors and inhibiting the implementation of Supervising Non-Directive Supervisor.

  This type of research is Qualitative , by using phenomenological approach data obtained through interview, observation, and documentation. Analysis using interactive model according to analysis Miles and Hubermen (1984) that is reduction, display, and withdrawal of conclusion. Data validity is done by extending research time, data triangulation.

  The results of this study are: 1) the implementation of non directive supervision of supervisor carried out individually by Visitation to the school to listen directly to the problems conveyed by the Teachers and in groups by distributing problem cards to teachers at the Teachers' Working Group on Islamic Religious Education. 2) The supervisor's non-directive contribution made by the supervisor makes pedagogic competence of the teacher better, it can be proved that most teacher of Islamic study in Elementary school have been able to make the teaching administration properly and correctly, able to utilize the media, facilities and technology, able to choose methods and learning strategies right. 3) The supporting factor is the academic qualification of undergraduate educated teachers, already have educator certificate, so it can be said as a professional teacher. While the inhibiting factor is too many teachers to be supervised by the supervisor.

  Keywords: Non Directive Supervision, Supervisor, Pedagogic Competency vi

  

PRAKATA

  Segala puji bagi Allah atas segenap rahmat dan belas kasih-Nya kepada penyusun hingga dapat menyelesaikan tesis ini. Penelitian yang berjudul Implementasi Supervisi non Direktif Pengawas dalam meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SD di Kabupaten Kudus Tahun 2017 ini merupakan syarat akhir memperoleh gelar Magister Pendidikan.

  Melalui prakata ini penulis menghaturkan ribuan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

  3. Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tesis ini

  4. Seluruh Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan penulis menimba pengalaman belajar hingga penulisan tesis

  5. Para Pengawas dan Guru PAI SD di Kabupaten Kudus yang telah meluangkan waktunya menjadi subjek dalam penelitian ini

  6. Seluruh anggota keluarga di rumah yang telah merelakan penulis pergi meninggalkan rumah guna menyelesaikan studi ini

  7. Setiap insan yang tidak dapat disebutkan semuanya yang turut serta membantu menyelesaikan tesis ini.

  vii

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN TESIS .................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iii MOTTO .................................................................................................................. iv PERSEMBAHAN ................................................................................................... v ABSTRAK .............................................................................................................. vi PRAKATA .............................................................................................................. viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii

  BAB I: PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ..................................................................

  B.

  Rumusan Masalah ........................................................................... 4 C. Signifikansi Penelitian ..................................................................... 5 D.

  7 Kajian Pustaka .................................................................................

  E.

  Metodologi Penelitian ..................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan Tesis ......................................................... 13

  BAB II: KAJIAN TEORI A. Pengertian Supervisi Non Direktif ...................................................

  15 B. Prinsip-Prinsip Supervisi Non Direktik ............................................. 20 C. Kompetensi Pedagogik Guru .............................................................

  23

  viii

  BAB III: DATA HASIL PENELITIAN A. Profil Kabupaten Kudus 1. Keadaan Geografis ................................................................... 31 2. Keadaan Demografis ................................................................ 33 B. Profil Pengawas PAI SD Kabupaten Kudus ................................... 35 C. Profil Guru PAI SD Kabupaten Kudus ........................................... 36 BAB IV: IMPLEMENTASI SUPERVISI NON DIREKTIF PENGAWAS A. Implementasi Supervisi Non Direktif Pengawas ...............................

  38 1. Karakteristik Guru ........................................................................

  40 2. Tahapan Pelaksanaan Supervisi Non Direktif ..............................

  43 3. Analisis Implementasi supervisi Non Direktif .............................

  47 B. Kontribusi Supervisi Non Direktif terhadap Kompetensi Guru .......

  53 C. Faktor pendudkung dan Penghambat ................................................

  55 BAB V: PENUTUP A.

  Simpulan .......................................................................................... 60 B. Saran ................................................................................................ 65 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

  66 LAMPIRAN ............................................................................................................

  70 RIWAYAT HIDUP PENULIS ...............................................................................

  80

  ix

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Wawancara ........................................................................

  75 Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian ……………………………………… ...... 80

  Lampiran 3: Surat ijin penelitian...................................................................... ......... 81 Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

  ………………… ..... 82 Lampiran 4: Riwayat Hidup Penulis

  ………………………………………… ...... 83

  x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan supervisi pendidikan merupakan realisasi dari fungsi

  manajemen pendidikan. Pengawasan dapat diarahkan pada kegiatan akademik dan administrative (manajerial). Pelaksanaan pengawasan kegiatan akademik yaitu pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan proses pembelajaran yang meliputi pengawasan kegiatan guru pandidikan agama Islam dalam

  1 merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran agama Islam.

  Pengawas PAI pada sekolah menentukan kebutuhan supervisi guru berdasarkan perbedaan individual, keahlian, dan komitmennya. Karenanya pengawas PAI pada sekolah dapat menggunakan pendekatan yang bervariasi dalam supervisi terhadap guru yang berbeda.

  “Pengawas yang amat efektif mampu memadukan model yang tepat atau strategi yang tepat untuk kebutuhan

  2

  khusus dan tingkat pengembangan dari guru itu sendiri. Dengan strategi ini, ” pengawas PAI harus memilih pendekatan atas dasar kasus per kasus, menggunakan dasar pengetahuan mengelompokkan guru, observasi dan interaksi dengan guru atau kelompok terkini, dan menganalisis situasi sekarang. Strategi supervisi ini dimaksudkan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru PAI. 1 Muhammad Fazis, “Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Pengawas

  Pendidikan Agama Islam 2 ”, Studia Akademika, Vol. VII, No. 1, (Juni 2009), 18.

  Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Bahan

Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah: Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik ,

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009, 19.

  

1 Allah Swt. memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukannya dikemudian hari. Firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al Hasyr (18):

  يَ لَّلا لَّ ذِ يَ لَّلا نُ لَّيُّا يَ دٍ يَ ذِا لْ يَآلَّ يَ لَّآ سٌ لْ يَيُّ لْ نُن يَ لْايَ يَ لَّلا نُ لَّيُّا نُ يَآ يَي ذِ لَّا يَ يُّ يَ يَ نُليَملْعيَيُّا يَذِبِ سٌيرذِبيَخ

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

  hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

  3 Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

  Menurut kutipan ayat di atas, dapat difahami bahwa strategi penting dimiliki pengawas PAI dalam menjalankan tugas supervisinya. Guru sangat membutuhkan pengawas sebagai mitra kerja dalam meningkatkan kinerjanya. Sementara pengawas, menurut Danim dalam Abdurahman R. Mala, masih ada kelemahan pada berbagai hal, terutama berkaitan dengan pemilihan strategi

  4 efektif dalam menerapkan prinsip, teknik, fungsi dan sasaran supervisi.

  Dengan demikian, sepatutnya pengawas memiliki, menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi strategi dalam supervisinya.

  Glickman sebagai mana ditulis dalam bukunya Ali Imron merekomendasikan tentang cara menganalisis perilaku guru terutama dalam pembelajaran. Glickman menegaskan perilaku guru dipengaruhi dua aspek, yaitu level of commitment dan level of abstracktion. Level komitmen merujuk kepada usaha dan penyediaan waktu dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan 3 Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H, 919. 4 Abdurahman R. Mala, “Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu Madrasah

  ”, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 02, Nomor 2 (Agustus 2014), 262.

  5

  level abstraksi merujuk pada kemampuan kognitif. Perpaduan antara level of

  commitment dan level of abstraction dapat dianalisis perilaku guru dalam

  menjalankan tugas-tugas profesinya sehingga akan menjadi landasan yang kuat

  6 dalam mengambil kebijakan.

  Berdasarkan penelitian oleh Uus Ruswendah sebagian guru yang telah lama melaksanakan tugas sebagai pengajar, menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan rutinitas. Metode pembelajaran yang digunakan miskin dengan variasi yang dapat mendorong peserta didiknya belajar lebih bergairah.

  Kondisi seperti dapat menyebabkan situasi belajar di kelasnya gersang dan membosankan, layanan belajar yang diterima peserta didik menjadi tidak bermutu. Proses pembelajaran seperti ini akan menghasilkan lulusan dan sumberdaya manusia yang tidak bermutu, maka dampaknya adalah daya saing bangsa menjadi rendah dan kualitas kesejahteraan bangsa ini menjadi rendah

  7 pula.

  Melalui pemahaman terhadap kategori guru diharapkan pembinaan kemampuan profesional guru-guru melalui pendekatan supervise non dierektif akan semakin efektif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, sehingga tujuan pendidikan yaitu terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi dapat dicapai. 5 Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 85. 6 Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru , Bandung: Alfabeta, 2013, 45. 7 Uus Ruswenda, “Berbagai Faktor Dalam Supervisi Akademik Pengawas Sekolah

  

Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kuningan”, Tesis, Jakarta: Program Pascasarjana UI,

2011,6.

  Jadi guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus mampu memikirkan dan membuat perencanaan dengan seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru harus mampu berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang mampu menciptakan kondisi dan lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan efektif .

  Dalam meningkatkan profesionalisme, guru dapat dibimbing oleh Pengawas. Pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah keberadaannya sangat diharapkan oleh guru dalam rangka membantu dan membimbing guru ke arah tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran agama Islam di lingkungan sekolah-sekolah yang bernaung pada Kementerian Agama. Dalam melaksanakan tugasnya pengawas berkewajiban membantu para guru dengan memberikan bimbingan dan dukungan agar guru dapat melaksanakan tugasnya, baik sebagai pendidik maupun pengajar.

  Di Kabupaten Kudus sebagian besar gurunya sudah S1 dan dari guru yang sudah sarjana tersebut sebagian besar juga sudah mempunyai sertifikat pendidik baik melalui jalur Portofolio maupun jalur PLPG, sehingga sudah

  8

  mendapat predikat guru professional. Maka menjadi penting pengawas

8 Wawancara dengan Ahmad Zaini, M.Pd.I, Pengawas Pendidikan Agama Islam SD Kabupaten Kudus, Senin 10 April 2017, di ruang Pokjawas Kemenag Kabupaten Kudus.

  dikabupaten Kudus menggunakan pendekatan Supervisi Non direktif untuk meningkatkan Kompetensi pedagogik guru PAI.

  Berangkat dari latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui lebih jauh melalui penelitian berjudul “pelaksanaan supervisi non direktif dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI menjadi penting untuk dilakukan.

  Setidaknya pada SD di Kabupaten Kudus ”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

  1. Identifikasi Masalah Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

  a. Sebagian guru yang telah lama melaksanakan tugas sebagai pengajar, menganggap pekerjaan mengajar sebagai kegiatan rutinitas.

  b. Metode pembelajaran yang digunakan guru miskin dengan variasi yang dapat mendorong peserta didiknya belajar lebih bergairah. Kondisi seperti dapat menyebabkan situasi belajar di kelasnya gersang dan membosankan, c. Layanan belajar yang diterima peserta didik tidak bermutu, Proses pembelajaran seperti ini akan menghasilkan lulusan dan sumberdaya manusia yang tidak bermutu.

  2. Pembatasan Masalah Penelitian difokuskan pada pelaksanaan supervisi non direktif yang telah dilakukan pengawas PAI dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.

  3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, serta identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini disusun sebagai berikut:

  a. Bagaimana pelaksanaan supervisi non direktif yang dijalankan pengawas PAI dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI?

  b. Sejauhmana kontribusi supervisi non direktif yang dijalankan pengawas PAI terhadap peningkatan kompetensi guru PAI?

  c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi non direktif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI?

C. Signifikansi Penelitian

  Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui pelaksanaan supervisi non direktif yang dijalankan pengawas PAI dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.

  2. Mengetahui kontribusi strategi supervisi non direktif yang dijalankan pengawas PAI terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.

  3. Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi non direktif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI.

  Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoritis maupun praktis:

  1. Teoretis

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya informasi dan wawasan tentang Supervisi Non Direktif b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pijakan bagi peneliti yang lain dalam meneliti Supervisi Non Direktif Pengawas untuk

  Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI

  2. Praktis

  a. Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan untuk melakukan penelitian lanjut tentang Supervisi Non direktif Pengawas Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI pada Institusi pendidikan lainnya.

  b. Supervisor Penelitian ini kiranya penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengembangkan pendekatan untuk praktek supervisi.

  c. Dinas Pendidikan Untuk dijadikan sebagai temuan untuk melakuakan penelitian lanjut tentang Supervisi Non Direktif Pengawas Untuk Meningkatakan Kompetensi Pedagogik Guru PAI pendidikan PAI di Indonesia.

D. Kajian Pustaka

  Penelitian tentang supervisi pendidikan sudah banyak dilakukan baik dalam bentuk buku maupun dalam bentuk tesis, telaah pustaka ini dilakukan untuk melihat sejauh mana masalah supervise ini dikaji dalam penelitian sebelumnya, adalapun penelitian yang relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut:

  Simin Ghavifekr & Mohammed Sani Ibrahim, penelitian dengan judul “Head of Departments’ Instructional Supervisory Role and Teachers’ Job Perfor mance: Teachers Perceptions”. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi guru tentang peran supervisi pembelajaran kepala sekolah dan peningkatan kinerja guru dari berbagai aspek termasuk praktek mengajar, kompetensi

  9 profesional dan motivasi.

  Darsono, Penelitian tentang “ Implementasi pendekatan direktif, non direktif dan kolaboratif dalam supervise Pendidikan Islam di MAN 1 Trenggalek”. Hasil dari penelitian ini adalah Dalam orientasi tidak langsung atau non direktif perilaku supervisor ditekankan pada mendengarkan, mendorong, klasifikasi, presentasi, dan pemecahan masalah untuk

  10 mengarahkan guru membuat sendiri rencananya.

9 Simin Ghavifekr & Mohammed Sani Ibrahim, “Head of Departments’ Instructional

  

Supervisory Role and Teachers’ Job Performance: Teachers Perceptions” , Asian Journal of Social

Sciences and Management Studies, Volume 1, Nomor 2, (2014), 45-56. 10 Darsono , “Implementasi Pendekatan Direktif, Non Direktif dan Kolaboratif dalam Supervise Pendidikan Islam di MAN 1 Trenggalek,

  Ta’allum, vol 4, No. 02, (November 201), 335-356. Penelitian Sunaryana tentang “Upaya Pengawas dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Negeri 2 Banyudono kabupaten Boyolali”. Hasil penelitian ini adalah Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas PAI belum efektif. Hal ini dibu ktikan dengan frekwensi kunjungan kesekolah selama tahun pelajaran 2015/2016 baru terlaksana sekali. sedangkan supervisi kelas belum terlaksana. Pembinaan Pengawas kepada guru hanya didasarkan pada hasil pemeriksaan

  11 administrasi pembelajaran.

  Tesis Hamadi, yang berjudul “Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten

12 Dalam tesis tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan Belitung Timur”.

  supervisi oleh kepala sekolah kurang sistematis. Hamadi menyimpulkan ada keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik namun perlu ditindaklanjuti.

  Moch. Ab i Qotadah dengan Judul “ Pelaksanaan Supervisi Akademis Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

  ”. Hasil penelitian menunjukkan : (a) proses

  supervise meliputi; penyusunan program pengawasan, pembinaan, pembimbingan, pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam, penerapan standar nasional Pendidikan Agama Islam dan pelaporan tugas pengawasan. (b) Gaya Supervisi akademis yang digunakan yakni gaya 11 Sunaryana, “Upaya Pengawas dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI di

  

SMP Negeri 2 di Kabupaten Boyolali”, Tesis, program Pascasarjana IAIN Surakarta, 2016, 185- 186. 12 Hamadi, “Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur ”, Tesis, Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2011, viii. demokrasi (c) teknik/metode supervisi yang digunakan meliputi; teknik

  13 kunjungan langsung dan kunjungan tak langsung.

  Berdasarkan penelitian yang sudah ada menunjukkan perbedaan yang yang ditinjau dari sudut pandang yang berbeda pula. Dalam hal ini peneliti mencoba mengetengahkan focus penelitian yang berbeda, yaitu: peneliti fokus pada Implementasi supervisi Non Direktif Pengawas Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PAI, tujuannya untuk mengefektifkan kegiatan supervisi akademik pengawas yang muaranya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI.

E. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

  kualitatif, Menurut Masyhuri dan M. Zainuddin kualitatif adalah penelitian

  14 yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris.

  Penelitian kualitatif membutuhkan studi mendalam untuk membentuk suatu model atau teori berdasarkan adanya keterkaitan antara data yang ditemukan.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena beberapa pertimbangan antara lain: (a) data yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah pada data-data yang bersifat verbal dan perilaku subyek peneliti 13 Moch. Abi Qotadah,

  “Pelaksanaan Supervisi Akademis Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ”, Tesis. IAIN Surakarta, 2014, 141-142. 14 Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Bandung: Refika Aditama, 2008, 13.

  yaitu analisis yang berhubungan dengan pelaksanaan supervisi non direktif yang dilakukan pengawas di Kecamatan Undaan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI, (b) berdasarkan jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan situasi dan kondisi supervisi di lapangan, (c) dan analisis data yang digunakan ialah model analisis langsung dan mempunyai hubungan yang saling berkaitan antara tema pembahasan satu dengan pembahasan lain, (d) hasil penelitian yang berupa kesimpulan yang diperoleh setelah diadakan analisis data dinyatakan dalam deskripsi situasi dan bukan perhitungan angka model statistik, (e) penelitian ini dilakukan dalam situasi yang wajar dan mengutamakan data yang bersifat kualitatif.

  Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field

research ) dengan merumuskan terlebih dahulu kerangka teoritis melalui

penelitian pustaka (library reseach) yang berkenaan dengan masalah pada

objek penelitian di lapangan. Penelitian yang dilakukan dengan mempelajari

secara intensif tentang latar belakang keadaan, lingkungan, dan interaksinya.

  2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi non direktif

yang dilakukan oleh pengawas PAI SD di Kabupaten Kudus, Objek dalam

penelitian di maksud adalah guru PAI SD di Kabupaten Kudus pada bulan

mei sampai dengan agustus 2017.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar di Kabupaten Kudus

  3. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari 10 guru-guru PAI SD dan 2 pengawas PAI di Kabupaten Kudus

4. Teknik Pengumpulan Data

  Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian kulitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan observasi pada pokok masalah dimana kejadian-kejadian tersebut berlangsung. Adapun untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian berkaitan dengan beberapa bahan yang diperlukan.

  5. Uji Keabsahan Data Validitas data merupakan bagian yang harus ditempuh sebelum melakukan analisis data, Dengan melalui keabsahan data, maka sumber data yang diperoleh dapat dipercaya akurasinya. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria tingkat kepercayaan. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

  15 dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.

15 Andi Prastowo, Metode penelitian kualitatif dan perspektif rancangan penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003,231.

  Jadi dengan teknik ini Penulis menggunakan beberapa sumber melalui teknik pengumpulan data kemudian dari beberapa sumber itu data diolah dan diorganisir untuk dibandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain untuk memperoleh derajat kepercayaan data.

  Untuk menguji kredibilitas data yang diperoleh, maka peneliti disini melakukannya dengan cara mencocokkan dan membandingkan data berbagai sumber, baik sumber lisan (hasil wawancara), tulisan (pustaka dan dokumentasi), maupun data observasi.

  6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data meliputi tiga langkah yaitu; 16 reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

  Ketiga komponen tersebut berkaitan dalam proses serta menentukan hasil akhir analisis.

  Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai suatu jalinan pada saat sebelum, dan setelah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan

  17 umum yang disebut analisis.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran singkat tentang isi Tesis, dipaparkan secara rinci alur pembahasan sebagai berikut : 16 Matthew Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta:UI Press, 1992, 16-17. 17 Matthew Miles dan A. Michael Huberman, Analisis..., 19.

  1. Bagain Awal

  Bagian ini terdiri dari; Halaman Judul, Abstrak, Halaman Pengesahan, Penjelasan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.

  2. Bagian Isi Pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitin, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

  Kajian Teori berisikan tentang teori supervisi akademik humanistik, teori komitmen pengawas dan teori kompetensi guru PAI.

  Metodologi Penelitian berisi tentang jenis dan pendekatan, subjek, tempat dan waktu, paradigma penelitian, hipotesa, operasionalisasi variabel, populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel, sumber data, prosedur pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, dan teknik analisa data. Hasil Penelitian dan Analisa Data yang membahas tentang Pelaksanaan supervise non direktif oleh pengawas PAI SD di Kabupaten Kudus.

  Penutup berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian dan penutup.

  3. Bagian Akhir berisi tentang Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.

BAB II KERANGKA TEORI A. Pengertian Supervisi Non Direktif Menurut Glickman sebagaimana yang dikutip oleh Sally J. Zepeda,

  mengemukakan mengenai tujuan supervise sebagai berikut: ” The goal of

  instrucsional supervisionis to help teachers learn how to increase their own

  18 capacity to achieve professional learning goals for their students ( artinya

  ” tujuan supervisi adalah upaya membantu guru dalam belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran terhadap murid.

  Sedangkan menurut wayne Hoy and Patrick Forsyth: Supervision of

  Instructionis the set of activities designed to improve the teaching-learning

  19 process . Supervisi pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.

  Sedangkan menurut Sergiovani: Supervision is process designed to

  help teacher and supervisiors learn more about their practice, to be better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools,

  20 18 and to make the school a more effective learning community . Supervisi Sally J. Zepeda, Instrucsional Supervision ( Applying tools and Concepts), New York: Eye On Education, 1956,19 19 Allan A. Glatthon, Supervisory Leadership Introduction To Instructional Supervision, New York: Harper Collins Publishers, 1990, 83. 20 Thomas j. Sergiovanni, Robert J. Starratt, Supervision A Redefinition, New York: Mc Graw_Hill Inc, 1993, 38.

  

15 adalah prose yang dirancang untuk membantu guru dan pengawas mempelajari lebih lanjut tentang praktik mereka, untuk lebih mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk lebih melayani orang tua dan sekolah, dan untuk membuat sekolah menjadi komunitas belajar yang lebih efektif.

  Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.

  Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru- guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non drektif

  21

  ini berdasarkan pemahaman psikologis humanistik. Pola pendekatan yang bertolak dari pengetahuan psikologi khususnya teori konseling non direktif ini kemudian diterapkan kedalam pendekatan supervisi oleh pakar seperti: Arthur Blumberg, Ralph L. Mosher, David E. Purpel, Louse M. Berman,

  22 Edmond Amidon, Wiford A. Weber. Psikologi humanistik sangat

  menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru guru. Guru mengemukakan masalahnya, supervisor mencoba 21 mendengarkan, memahami, apa yang dialami guru-guru. Perilaku supervisor

  Luk Luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Jember: Center for Society Studies, 2008, 36. 22 Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek,Yogyakarta: Teras, 2009, 137.

  dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut: 1). Mendengarkan. 2). Memberi penguatan. 3). Menjelaskan. 4). Menyajikan. 5). Memecahkan

  23 masalah.

  Adapun secara teknis perilaku supervisor dalam pendekatan non direktif ini adalah:

  1. Mendengarkan Mendengarkan disini dalam artian supervisor mendengarkan terlebih dahulu laporan-laporan guru baik berupa keberhasilan maupun permasalahan yang mereka hadapi. Seorang supervisor harus serius mendengarkan keluhan yang dihadapi guru hingga mengalami masalah yang sedang dia hadapi.

  Krajewski seorang pakar supervisi klinis menemukan bahwa supervisor yang sedikit bicara, lebih banyak memberi pujian, dan menggunakan gagasan guru, lebih berhasil daripada guru yang tidak dilatih menggunakan perilaku supervisi yang non direktif. Karena supervisi non direktif ini objeknya adalah guru professional maka biasanya kaya ide, dan dengan sentuhan yang sedikit mereka sudah paham apa yang harus dilakukan.

  2. Memberi penguatan Setelah mengetahui berbagai keluhan yang dialami guru maka perilaku supervisor selanjutnya adalah memberi penguatan. Penguatan ini

23 Piet A Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia , Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 48.

  bisa berupa pujian, atau motivasi. Motivasi yang positif akan mendorong manusia untuk berbuat positif atau kebaikan juga. Sehingga dari penguatan yang berupa motivasi positif ini diharapkan mampu menghilangkan keburukan.

  3. Menjelaskan Penjelasan supervisor kepada guru hendaknya disesuaikan dengan kapasitas kemampuan guru. Meskipun supervisi non direktif ini diberlakukan kepada guru yang professional, supervisor harus tetap memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pemahaman guru.

  4. Menyajikan Menyajikan disini bisa dimaknai dengan supervisor menyajikan solusi baik berupa petunjuk praktis atau teori. Dengan petunjuk praktis ini memudahkan guru untuk memahami ilmu yang diberikan oleh supervisor. Model penjelasan dengan petunjuk praktis ini bila kita merujuk pada metode pengajaran Rasulullah adalah nampak ketika Rasulullah mengajarkan Sholat kepada kaumnya.

  5. Memecahkan masalah Perilaku berikutnya adalah supervisor membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru. Pemecahan masalah ini dalam rangka mengubah kondisi-kondisi yang tidak tepat menjadi tepat. Karena karakteristik supervisi non direktif ini bersifat dialog, maka dalam proses pemecahan masalah ini supervisor hendaknya dialog atau bermusyawarah dengan guru untuk mencari solusi bersama.

  Pendekatan ini berangkat dari premis bahwa belajar pada dasarnya adalah pengalaman pribadi, sehingga pada akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. Peranan supervisor disini adalah mendengarkan, mendorong, atau membangkitkan kesadaran sendiri dan

  24

  pengalaman Oleh karena itu, – pengalaman guru diklasifikasikan. pendekatan ini bercirikan perilaku supervisor dimana supervisor mendengarkan guru, mendorong guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan pikiran bila diminta dan membimbing guru untuk melakukan tindakan.

  25 Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada di pihak guru. Bagi guru,

  pemecahan masalah ini tidak lain daripada upaya memperbaiki dan meningkatkan pengalaman belajar murid di kelas.

  Pada pendekatan non direktif, guru menunjukkan tanggung jawab yang tinggi. Tugas supervisor pada pendekatan ini adalah mendengarkan dan memperhatikan dengan cermat akan keprihatinan guru terhadap masalah peningkatan pengajarannya, dan sekaligus gagasan guru sebagai upaya

  • – mengatasinya. Peranan supervisor adalah meminta penjelasan terhadap hal hal yang telah diungkapkan oleh guru, terutama hal yang kurang dipahaminya. Selanjutnya, ia mendorong guru untuk mewujudkan inisiatif yang dipikirkan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapinya serta meningkatakan pengajarannya.

  24 Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek…, 139.

  25 Sri Benun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru , Bandung: Alfabeta, 2009, 80.

  Perilaku pokok supervisor dalam pandangan non direktif tersebut meliputi: mendengarkan, mengklarifikasi, mendorong, mempresentasikan, dan bernegosiasi. Target akhir yang diinginkan perilaku supervisor yang non direktif adalah perencanaan guru sendiri (teacher self plan).

B. Prinsip – Prinsip Supervisor dalam Pendekatan Non Direktif.

  Tentunya tidak sedikit masalah yang dihadapi seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya. Dalam usahanya memecahkan masalah, hendaknya ia berpegang teguh pada Pancasila yang merupakan prinsip asasi, yang merupakan landasan utama pelaksanaan tugas dan kewajibannya sebagai seorang supervisor. Disamping prinsip asasi tersebut, kita dapat mengembangkan prinsip

  • –prinsip positif serta meminimalisasikan prinsip – prinsip negatifnya. Idealnya pendekatan non direktif memegang kembali prinsip
  • – prinsip supervisi sebagaimana saat supervisor memberikan

  26 supervisinya.

  1. Demokratis dan Kooperatif Dalam melaksanakan tugasnya, supervisor adalah seorang pemimpin yang

  • – demokratis. Ia harus menghargai kepribadian guru. Dalam pembicaraan pembicaraan bersama, ia memberi kesempatan kepada guru untuk melahirkan pikiran, perasaan, dan pendapat mereka. Keputusan diambil melalui jalan musyawarah. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan
  • 26 bersama. Dalam suasana yang demikian akan memupuk kerja sama yang

      

    Burhanuddin dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran, Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesionalitas , Malang: Rosindo, 2007, 63 baik antara pemimpin dan yang dipimpin. Guru saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan disekolah. Semuanya itu akan mendatangkan manfaat yang besar bagi anak didik mereka.

      2. Bersifat kreatif dan kontruktif Melalui kepemimpinan yang baik, supervisor dapat dijadikan contoh oleh guru. Ia dapat memahami kelebihan dan kekurangan seorang guru. Ia berusaha memberi dorongan kepada semua guru untuk mengembangkan kelebihan

    • – kelebihannya. Agar hal tersebut mampu menciptakan sesuatu yang baru demi kepentingan anak didik. Kekurangan guru juga dipercakapkan bersama guru yang bersangkutan atau kelompok dan bersama – sama mencari solusi dari kekurangan tersebut.

      3. Ilmiah dan Efektif Dalam pembicaraan masalah yang dihadapi oleh guru, hendaklah supervisor bersikap ilmiah. Yang artinya ia harus mendengarkan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan untuk mengambil keputusan. Baik supervisor maupun guru yang bersangkutan harus dapat mengakui nilai ilmiah dari pekerjaannya. Supervisi mengkoordinasi antara teori dan praktek. Disamping menolong guru

    • – guru memahami teori, supervisor membantu mereka mereka untuk menerapkan teori tersebut dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah. Ia secara setia berusaha memperbaiki metode dan cara penggunaannya sehingga teori tersebut menjadi efektif.

      4. Memberi perasaaan aman kepada guru

Dokumen yang terkait

SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SDN CUKIL 01 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Tesis

0 0 16

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SEKOLAH DASAR

2 49 16

EVALUASI KURIKULUM PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA

0 1 28

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMK KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015

0 2 302

TESIS IMPLEMENTASI MODEL SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus Atas Pelaksanaan Kepengawasan di Kabupaten Gunungkidul DIY) - Test Repository

0 1 160

PERANAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD - Test Repository

1 1 111

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI - Test Repository

2 6 95

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI KOTA SALA TIGA TAHUN 2017 - Test Repository

0 2 142

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PERILAKU DIREKTIF SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHDAPA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SD KECAMATAN MENTAWA BARU KETAPANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2017 - Test Repository

0 0 102

TESIS IMPLEMENTASI PLATFORM EDMODO DALAM SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SD SE-SALATIGA TAHUN 2017

1 3 165