BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1505808088BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEMARANG AKHIR rev 5 agust

  Laporan Akhir

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1. SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

7.1.1. Kondisi Eksisting

  No Nama Lokasi Luas (Ha)

  11 Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus 35,07

  7.1.1.1. Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kondisi eksisting kawasan kumuh di Kabupaten Semarang perlu dilakukan penanganan,

sehingga kondisi RSH (Rumah Sederhana Sehat) dapat terwujud. Adapun lokasi lingkungan

perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Semarang berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

  

TABEL VII. 1DAFTAR LOKASI LINGKUNGAN PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

  Adapun penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh diatas,

dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas terhadap lingkungan perumahan dan permukiman

kumuh di Kabupaten Semarang. Selain itu, basis data kawasan kumuh yang ada juga digunakan

sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju target universal acses 100-0-100.

  15 Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas 23,90 Sumber : Keputusan Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014

  14 Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas 61,32

  13 Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus 42,40

  12 Desa Pringsari Kecamatan Pringapus 23,62

  10 Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus 24,61

  1 Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur 31,00

  9 Desa Candirejo Kecamatan Pringapus 38,88

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  7 Kelurahan Tambakboyo Kecamatan Ambarawa 10,85

  6 Kelurahan Kupang Kecamatan Ambarawa 19,85

  5 Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan 11,51

  4 Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur 18,55

  3 Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur 32,12

  2 Desa Kawengan Kecamatan Ungaran Timur 81,17

  8 Desa Penawangan Kecamatan Pringapus 23,07

  Laporan Akhir

  7.1.1.2. Kondisi Eksisting Permukiman Perdesaan Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,

termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi tempat permukiman perdesaan, kegiatan

pertanian, kegiatan terkait pengelolaan tumbuhan alami, kegiatan pengelolaan sumber daya alam,

kegiatan pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Permukiman perdesaan

di Kabupaten Semarang secara rinci tersebar di wilayah yang mempunyai ciri kawasan perdesaan

sebagai berikut :

  

TABEL VII. 2 PERMUKIMAN PERDESAAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

  No Desa

  Kecamatan

  1 Getasan Ngrawan, Nogosaren, Polobogo, Jetak, Tajuk, Batur, Tolokan, dan Samirono

  2 Tengaran Sugihan, Duren, Patemon, dan Nyamat

  3 Susukan Badran, Tawang, Bakalrejo, Muncar, Ngasinan, Koripan, Kenteng, Kemetul, dan Timpik

  4 Kaliwungu Papringan, Kradenan, Udanuwuh, Kener, Siwal, Pager, Mukiran, Payungan, dan Rogomulyo

  5 Suruh Cukilan, Dadapayam, Purworejo, Krandon Lor, Dersansari, Gunungtumpeng, Ketanggi, Sukorejo, Gunungtumpeng, Kedungringin, Sukorejo, Kebowan, Beji Lor, Bonomerto, dan Medayu

  6 Pabelan Terban, Semowo, Kadirejo, Ujung-ujung, Karanggondang, Segiri, Giling, Padaan, Bejaten, , Bendungan, Jembrak, Sukoharjo, Tukang, dan Sumberejo

  7 Tuntang Gedangan, Kalibeji, Rowosari, Sraten, Jombor, Candirejo, Tlogo, Watuagung, Karangtengah, Karanganyar, Delik, Tlompakan, dan Ngajaran

  8 Banyubiru Sepakung, Kebumen, Gedong, Wirogomo, Kemambang, Tegaron, dan Rowoboni

  9 Jambu Genting, Gemawang, Rejosari, Bedono, Kebondalem, Brongkol dan Kuwarasan

  10 Sumowono Bumen, Ngadikerso, Kemawi, Keseneng, Duren, Kemitir, Candigaron, Kebonagong, Pledokan, Trayu, Mendongan, Piyangan, dan Losari

  11 Ambarawa Pasekan, dan Pojoksari

  12 Bandungan Banyukuning, Mlilir, Pakopen dan Sidomukti

  13 Bawen Kandangan, Asinan, Polosiri, dan Poncoruso

  14 Bringin Nyemoh, Tempuran, Kalijambe, Tanjung, Rembes, Popongan, Truko, Lebak, Banding, Gogodalem, Sendang, Wiru, Kalikurmo, dan Sambirejo

  15 Bancak Pucung, Rejosari, Lembu, Plumutan, Bantal, Jlumpang dan Wonokerto

  16 Pringapus Candirejo, Jatirunggo, Derekan, Wonoyoso, Wonorejo, dan Penawangan

  17 Bergas Gondoriyo dan Gebugan 18 Ungaran Barat Keji, Kalisidi, Branjang, dan Gogik.

  • 19 Ungaran Timur Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 dan Hasil Olahan Peta, 2016

7.1.1.3. Kondisi Eksisting Permukiman Perbatasan Wilayah Kabupaten Semarang mempunyai daerah perbatasan dengan kabupaten lain,.

  Daerah perbatasan tersebut yaitu : a. Sebelah Utara : Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

  b. Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan.

  c. Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang.

  d. Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal.

Permukiman perbatasan di Kabupaten Semarang merupakan wilayah permukiman yang terdapat di

wilayah perbatasan. Berdasarkan wilayah perbatasan diatas, dapat diketahui bahwa permukiman

perbatasan di Kabupaten Semarang tersebar di beberapa desa dan kecamatan yaitu :

1. Kota Semarang

a. Kecamatan Ungaran Barat : Branjang, Kalisidi, Keji, dan Bandarjo

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir

  b. Kecamatan Ungaran Timur : Susukan, Kalirejo, Mluweh, dan Kalikayen

  2. Kabupaten Demak

  a. Kecamatan Ungaran Timur : Kawengan

  b. Kecamatan Pringapus : Penawangan

  3. Kabupaten Boyolali

  a. Kecamatan Bancak : Bantal, Plumutan, dan Lembu

  b. Kecamatan Suruh : Dadapayam, Cukitan, Kedungringin, Sukorejo dan Bonomerto

  c. Kecamatan Susukan : Geritan, Bakalrejo, Tawang, Bodran, dan Timpik

  d. Kecamatan Kaliwungu : Rogomulyo, Kaliwungu, Kradenan, Papringan, Kener, Udanuwuh, Siwal, Mukiran, Payungan, dan Jetis e. Kecamatan Tengaran : Sugihan, Sruwen, Tegalrejo, Tengaran, Klero, Butuh, dan Patemon.

  f. Kecamatan Getasan : Tajuk, dan Jetak

  4. Kabupaten Grobogan

  a. Kecamatan Pringapus : Candirejo

  b. Kecamatan Bringin : Sambirejo, Kalikurma dan Tempuran

  c. Kecmatan Bancak : Boto, dan Bantal

  5. Kabupaten Magelang

  a. Kecamatan Getasan : Batur, Kopeng, Tolokan, Ngrawan, dan Nogosaren

  b. Kecamatan Banyubiru : Sepakung, dan Wirogomo

  c. Kecamatan Jambu : Gemawang

  6. Kabupaten Temanggung

  a. Kecamatan Jambu : Rejosari, dan Genting

  b. Kecamatan Sumowono : Kebunagong, Candigaron, Kemitir, dan Duren

  7. Kabupaten Kendal

  a. Kecamatan Sumowono : Keseneng, Kemawi, dan Bumen

  b. Kecamatan Bandungan : Candi, Kenteng, Bandungan, dan Sidomukti

  c. Kecamatan Bergas : Munding, dan Gebugan

  d. Kecamatan Ungaran Barat : Gogik, Nyatnyono, Kalisidi, dan Branjang

  7.1.1.4. Kondisi Eksisting Permukiman Di Daerah Rawan Bencana Berdasarkan RPJMD Kabupaten Semarang 2016-2021, kawasan rawan bencana yang ada

di Kabupaten Semarang berupa kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan longsor dan

kawasan rawan banjir. Permukiman di daerah rawan bencana di Kabupaten Semarang merupakan

permukiman yang secara eksisting terdapat di daerah kerawanan bencana di Kabupaten

Semarang. Adapun sebaran kawasan permukiman yang terdapat di daerah rawan bencana alam

adalah sebagai berikut :

  a. Kawasan rawan letusan gunung api Kawasan rawan letusan gunung api, merupakan daerah yang diperkirakan akan dilalui luncuran awan panas dan lahar maupun jatuhan material. Kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi kawasan sangat rawan yaitu daerah pada jarak 0 hingga 5 kilometer dari puncak gunung dan kawasan agak rawan yaitu daerah pada jarak lebih dari 5 kilometer dari puncak gunung.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir Berdasarkan peta bencana gunung api yang dibuat oleh Direktorat Vulkanologi Bandung, meskipun Gunung Merbabu dan Gunung Ungaran sudah lama tidak aktif namun bahaya gunung api masih berpotensi terjadi pada wilayah ini sehingga daerah yang berada di sekitar puncak Gunung Ungaran sampai ke Sumowono, Bandungan, Munding dan Gunung Tungku (sebelah atas Nyatnyono) merupakan daerah yang diperkirakan luncuran awan panas dan lahar dan jatuhan material. Sedang untuk Gunung Merbabu adalah mulai puncaknya gunung sampai Desa Batur. Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan letusan gunung api meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Bandungan (Desa Candi, Kenteng, Bandungan, Duren, Pakopen, Jimbaran, dan Sidomukti); Kecamatan Bergas (Desa Pagersari, Gebugan, dan Munding); Kecamatan Getasan (Desa Tajuk, Batur, Kopeng, dan Wates); Kecamatan Sumowono (Desa Bumen, Kemawi, dan Losari); Kecamatan Ungaran Barat (Gogik, Nyatnyono, dan Lerep).

  b. Kawasan Rawan Tanah Longsor atau Gerakan Tanah Merupakan wilayah dengan kondisi permukaan tanah mudah longsor/ bergerak karena pada daerah tersebut terdapat zona tanah bergerak atau wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor/bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Di wilayah Kabupaten Semarang penyebaran kawasan ini tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, Bandungan, Bawen, Jambu, Banyubiru, Tuntang, Ambarawa, Getasan, Bringin, Suruh dan Susukan. Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan tanah longsor meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Ambarawa (Desa Ngampin, Pasekan, dan Panjang); Kecamatan Bancak (Desa Lembu); Kecamatan Banyubiru (Desa Sepakung, Kebumen, Gedong, Wirogomo, Banyubiru, Kemambang, Tegaron, Rowoboni, dan Kebondowo); Kecamatan Bawen (Desa Kandangan, Lemahireng, Bawen, Harjosari, dan Polosiri); Kecamatan Bringin (Desa Bringin dan Kalijambe); Kecamatan Getasan (Desa Ngrawan, Nogosaren, Polobogo, dan Batur); Kecamatan Jambu (Desa Gemawang, Gondoriyo, Bedono, Brongkol, Jambu, dan Kuwarasan); Kecamatan Kaliwungu (Desa Rogomulyo); Kecamatan Pabelan (Desa Semowo dan Karanggondang); Kecamatan Pringapus (Desa Jatirunggo); Kecamatan Sumowono (Desa Lanjan, Keseneng, Duren, Kemitir, Candigaron, dan Pledokan); Kecamatan Suruh (Desa Dadapayam); Kecamatan Susukan (Desa Sidoharjo); Kecamatan Tengaran (Desa Sruwen, Duren, dan Regunung); Kecamatan Tuntang (Desa Watuagung dan Delik); Kecamatan Ungaran Barat ( Desa Lerep dan Nyatnyono); dan Kecamatan Ungaran Timur (Desa Kalirejo dan Kawengen).

  c. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir merupakan kawasan lindung yang bersifat sementara sampai dengan teratasinya masalah banjir secara menyeluruh dan permanen di tempat tersebut. Kawasan yang sering/berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa banjir atau tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan tergenang lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal. Di Kabupaten Semarang kawasan perlindungan bahaya banjir terdapat

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir pada dataran sekitar Rawa Pening dan dataran bagian Timur, tepatnya sekitar Desa Boto pada daerah aliran Sungai Bancak. Disamping itu di beberapa wilayah kota juga berpotensi rawan

banjir sebagai akibat dari berkembangnya permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan.

Berdasarkan hasil overlay peta rawan bencana dengan kawasan permukiman, kawasan permukiman pada wilayah yang termasuk dalam kawasan rawan banjir meliputi kawasan permukiman yang tersebar di Kecamatan Bancak (Desa Boto); Kecamatan Ambarawa (Desa Panjang, Pojoksari, Bejalen, dan Tambakboyo); Kecamatan Banyubiru (Desa Banyubiru, Rowoboni, Kebondowo, dan Ngrapah); Kecamatan Tuntang (Desa Rowosari, Sraten, Candirejo, Kesongo, Lopait, dan Tuntang); Kecamatan Bawen (Desa Asinan).

  7.1.2. Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman yang terdapat di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

  

TABEL VII. 3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SEMARANG

  No Potensi Tantangan

  1. Aspek Teknis  

  Ketersediaan lahan untuk pengembangan Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permukiman baru dan kemudahan akses untuk meningkatnya kebutuhan rumah. menuju Kabupaten Semarang seperti kondisi jalan Alih fungsi lahan mengurangi fungsi Kabupaten

   yang bagus terutama di jalan-jalan besar kawasan Semarang sebagai cactment area . perkotaan Pembangunan rusunawa. (Tambakboyo, Pringapus,

   Adanya potensi program pembangunan perumahan dan Ambarawa)

   yang ditangani oleh pemerintah pusat atau provinsi. Perlunya pengembangan rumah pada lokasi-lokasi

   Adanya potensi tumbuh dan berkembangnya Kasiba- potensi pengembangan perumahan dan permukiman

   Lisiba di Kabupaten Semarang. baru termasuk Kasiba dan Lisiba.

  Perlunya peningkatan cakupan pelayanan rumah

   layak huni kepada masyarakat. berpenghasilan rendah.

  Perlunya peningkatan koordinasi dengan pemerintah

   pusat (Kemenpera) dan SKPD kabupaten/provinsi dalam mendukung program penyediaan pembangunan perumahan.

  2. Aspek Kelembagaan dan Pembiayaan  Adanya potensi pola pembiayaan pembangunan Perlunya peningkatan pengembangan sumber-

   perumahan oleh pihak pemerintah, swasta dan sumber pembiayaan dalam kegiatan rehabilitasi dan masyarakat. pembangunan rumah baik dari pihak pemerintah, Adanya potensi pembiayaan program pembangunan swasta dan masyarakat.

   perumahan yang ditangani oleh pemerintah pusat Perlunya penyediaan perumahan RSH dengan harga

   atau provinsi. jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat Adanya potensi kelembagaan yang menangani berpenghasilan rendah.

   pengembangan perumahan dan kawasan Perlunya pengembangan kapasitas kelembagaan

   permukiman di Kabupaten Semarang, misalnya (pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan) serta Dinas Pekerjaan Umum. perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Semarang.

  Perlunya koordinasi antar SKPD Kabupaten terkait

   dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU.

  Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan

   melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.

  3. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta  Adanya potensi pembangunan perumahan yang Promosi kepada pihak swasta dan pihak lain terkait

   diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta dan program-program yang akan dilakukan dalam masyarakat. penyediaan dan pengembangan perumahan dan Tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal. permukiman.

   Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir

  No Potensi Tantangan   Adanya peran serta masyarakat dalam proses Perlunya penyediaan perumahan RSH mengingat pembangunan rumah dalam pelaksanaan program tingginya permintaan kebutuhan tempat tinggal, BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya). khususnya rumah dengan harga jual yang bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

  Masih adanya penduduk dengan tingkat pra

   sejahtera, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan peran serta masyarakat untuk memperbaiki rumah dan kualitas bangunan tempat tinggal mereka.

  Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar

   pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.

  Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah

   bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten.

  Perlunya peningkatan peran serta masyarakat dalam

   proses perencanaan, pembangunan, monitoring, evaluasi pemeliharaan program pengembangan permukiman di Kabupaten Semarang.

  4. Aspek Lingkungan Permukiman  Adanya potensi permukiman tradisional yang di huni Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak

   oleh kelompok masyarakat samin dan memiliki huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana karakteristik sosial-budaya yang kuat. dan Utilitas Umum) dengan tetap Adanya embrio penyediaan sarana dan utilitas umum mempertimbangkan aspek pembangunan

   (PSU) permukiman pada lokasi-lokasi potensi berkelanjutan. pengembangan perumahan dan kawasan Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana,

   permukiman baru. sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara Memiliki potensi lahan untuk pengembangan sarana sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU di

   dan prasarana serta RTH di lingkungan permukiman lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.

  Perlunya pembangunan RSH dan prasarana sarana

   dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kabupaten Semarang. Sumber : Analisis Penyusun, 2016

  

7.1.3. Pemetaan dan Evaluasi Program-Program Yang Telah Dilaksanakan Di

Kabupaten Semarang Pemetaan dan evaluasi program-program terkait dengan pembangunan kawasan

permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan yang terdapat di Kabupaten Semarang dapat

diketahui berdasarkan program-program yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Semarang.

Adapun program-program tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

  

TABEL VII. 4 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SEMARANG

  No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2015

  1. Program Pengembangan Perumahan Dinas Fasilitasi dan stimulasi pembangunan

   Perumahan Pekerjaan perumahan masyarakat kurang mampu. Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  401.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 332.763.398,00

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya operasional pengelolaan Rusunawa di Kabupaten Semarang

  2. Program Lingkungan Perumahan Dinas Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi

   Sehat Perumahan Pekerjaan Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin Umum - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  3.639.168.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 332.763.398,00 Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan air bersih dan sarana sanitasi bagi masy miskin (PAB)
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman, 76 Paket Jalan Lingkungan

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah pendampingan Bantuan Teknis P2KP (Terlaksananya bantuan teknis HIK Pamsimas)
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terfasilitasinya Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman Berbasis Masyarakat (RAPAT, FASILITASI)
  • Alokasi anggaran sebesar Rp.
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya operasional pengelolaan Rusunawa di Kabupaten Semarang

   Penyediaan Sarana & Prasarana Lingkungan Sehat Pemukiman (APBD Kab.) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  8.257.351.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 8.015.717.100.

   Perencanaan Sarana Air bersih & Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  2. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  300.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 275.755.060

   Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  1. Program Pengembangan Perumahan

  Tahun 2014

  27.187.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 25.830.900,00.

   Fasilitas Pembangunan Prasarana dan sarana dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  4. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

  390.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 387.089.819,00

   Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

  13.075.887.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 12.668.929.000,00

   Penyediaan Sarana & Prasarana Lingkungan Sehat Pemukiman (APBD Kab.) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  100.000.000,00; realisasi anggaran sebesar Rp. 97.550.000,00

   Perencanaan Sarana Air bersih & Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja

  Laporan Akhir

  15.850.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 15.392.975.000

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terbangunnya sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman, 93 Paket Jalan, 30 Paket tallud, 15 saluran, 38 Lokasi swakeloala
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah pendampingan Bantuan Teknis P2KP (Terlaksananya bantuan teknis HIK Pamsimas)

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya kajian rumah tidak layak huni kab. Semarang 
  • Alokasi anggaran sebesar Rp.
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya RUSUNAWA bagi masyarakat kurang mampu di wilayah kabupaten Semarang
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah pembangunan sarana air bersih (PAB)
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat miskin sarana air bersih
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tercapainya dokumen perencanaan (DED) pembangunan sarana air bersih 1 paket (4 desa) dan Sanitasi 1 paket (5 desa)

  2. Program Lingkungan Sehat Perumahan

   Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Dokumen Kajian Wilayah Rawan Air dan Sanitasi di Kabupaten Semarang

  202.000.000

   Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  100.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 285.224.000.

   Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  263.275.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 259.177.000

   Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  1.794.952.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 1.767.004.000

   Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  150.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 85.207.164

  Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.

  202.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 187.130.000

   Penetapan Kebijakan, strategi dan program perumahan - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  1. Program Pengembangan Perumahan

  Tahun 2012

  302.500.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 255.667.010

   Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja

  Laporan Akhir

  474.690.000; realisasi anggaran

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya peningkatan kesehatan lingkungan bagi masyarakat miskin
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terlaksananya pendampingan bantuan teknis sarana air bersih PAMSIMAS, PPIP, P2KP, ND dan Bantuan Pengadaan Paving

  Tahun 2011

  263.275.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 259.177.000

   Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  1.794.952.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 1.767.004.000

   Penyediaan Sarana Air bersih & Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  2. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  150.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 85.207.164

  Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.

  202.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 187.130.000

   Penetapan Kebijakan, strategi dan program perumahan - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  1. Program Pengembangan Perumahan

  80.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 64.898.300.

   Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  4. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  847.545.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 748.635.000.

   Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

  Saluran Drainase (APBD Prop)

  2.282.560.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 2.253.400.000.

   Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman (Bantuan Propinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya rencana induk sistem air bersih dan sanitasi lingkungan.
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya kajian rumah tidak layak huni kab. Semarang 
  • Alokasi anggaran sebesar Rp.
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya RUSUNAWA bagi masyarakat kurang mampu di wilayah kabupaten Semarang
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah pembangunan sarana air bersih (PAB)
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat miskin sarana air bersih

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja sebesar Rp. 460.898.000

  Laporan Akhir

   Perencanaan sarana air bersih dan

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tercapainya dokumen perencanaan (DED) pembangunan sarana air bersih 1 paket (4 desa) dan Sanitasi 1 paket (5 desa)
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terwujudnya peningkatan kesehatan lingkungan bagi masyarakat miskin

  Saluran Drainase (APBD Prop)

  Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kabupaten Semarang, 2011, 2012, 2014, 2015

  80.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 64.898.300.

   Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  Perencanaan dan Pembangunan Daerah

  4. Program Lingkungan Sehat Perumahan

  847.545.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 748.635.000.

   Fasilitasi Pembangunan Prasarana & Sarana Dasar Pemukiman Berbasis Masyarakat - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Perumahan Dinas Pekerjaan Umum

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

  2.282.560.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 2.253.400.000.

   Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman (Bantuan Propinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  474.690.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 460.898.000

   Penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat permukiman - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Dokumen Kajian Wilayah Rawan Air dan Sanitasi di Kabupaten Semarang

  202.000.000

   Perencanaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin (Bantuan Provinsi) - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  100.000.000; realisasi anggaran sebesar Rp. 285.224.000.

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah
  • Tingkat pencapaian kinerja adalah terlaksananya pendampingan bantuan teknis sarana air bersih PAMSIMAS, PPIP, P2KP, ND dan Bantuan Pengadaan Paving

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang No Program Dan Kegiatan Urusan SKPD Evaluasi Capaian Kinerja sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin - Alokasi anggaran sebesar Rp.

  Laporan Akhir

  • Tingkat pencapaian kinerja adalah tersusunnya rencana induk sistem air bersih dan sanitasi lingkungan.

  7.1.4. Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Semarang

Analisis kebutuhan program dan kegiatan dalam pengembangan kawasan permukiman

Kabupaten Semarang secara rinci dapat dilihat pada uraian berikut :

  Laporan Akhir

  7.2.4.1. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 5 SASARAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Sasaran Program

  Total No Uraian Sasaran Program Keterangan Luas Kawasan

  Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  I Kawasan Kumuh Perkotaan 477,92 Ha 5 lokasi 5 lokasi 5 lokasi Luas Kawasan Kumuh sesuai dengan - - (15 lokasi) SK Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014

  II Kawasan Permukiman Perdesaan

  • 19 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan

  III

  • Kawasan Permukiman Khusus (Rawan Bencana)
  • Permukiman Perbatasan 15 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan

   - Permukiman rawan bencana 19 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 4 kecamatan 3 kecamatan

   Sumber : SK Bupati Semarang Nomor /0522/ 2014, Perda Nomor 6 tahun 2011, dan Analisis, 2016

  7.2.4.2. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII. 6 USULAN KEBUTUHAN PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Luas/Lokasi Rencana Program

  No Kawasan Permukiman Keterangan Kawasan

  Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  I Kawasan Kumuh Perkotaan 477,92 Ha

  1. Desa Penawangan Kecamatan Pringapus 23,07 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  2. Desa Candirejo Kecamatan Pringapus 38,88 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  3. Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus 24,61 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  4. Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus 35,07 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  5. Desa Pringsari Kecamatan Pringapus 23,62 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  6. Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus 42,40 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  7. Kelurahan Bandungan Kecamatan 11,51 Ha Peningkatan kualitas Bandungan permukiman kumuh

8. Kelurahan Kupang Kecamatan Ambarawa 19,85 Ha Peningkatan kualitas

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  VII-11

  Laporan Akhir Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  III Kawasan Permukiman Khusus

  7.2.4.3. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Usulan kebutuhan program pembiayaan kawasan permukiman di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :

  Sumber : Analisis, 2016

  Penataan permukiman sesuai dengan daya dukung lahan Penataan permukiman sesuai dengan daya dukung lahan

  Penataan permukiman sesuai dengan daya dukung lahan

  Penataan permukiman sesuai dengan daya dukung lahan

  2. Kawasan Rawan Bencana 19 kecamatan Penataan permukiman sesuai dengan daya dukung lahan

  Penataan kawasan permukiman perdesaan (PPL/ Pusat Pelayanan Lingkungan) Penataan kawasan permukiman perdesaan (PPL/ Pusat Pelayanan Lingkungan) Penataan kawasan permukiman perdesaan (PPL/ Pusat Pelayanan Lingkungan)

  1. Kawasan Perbatasan 15 kecamatan Penataan kawasan permukiman perdesaan (PPL/ Pusat Pelayanan Lingkungan) Penataan kawasan permukiman perdesaan (PPL/ Pusat Pelayanan Lingkungan)

  II Kawasan Permukiman Perdesaan

  VII-12 No Kawasan Permukiman Luas/Lokasi

  15. Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur 18,55 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  14. Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur 32,12 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  13. Desa Kawengan Kecamatan Ungaran Timur 81,17 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  12. Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur 31,00 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  11. Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas 23,90 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  10. Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas 61,32 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  9. Kelurahan Tambakboyo Kecamatan Ambarawa 10,85 Ha Peningkatan kualitas permukiman kumuh

  Kawasan Rencana Program Keterangan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V permukiman kumuh

1. Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial 19 kecamatan

  Laporan Akhir TABEL VII. 7 USULAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

  Sumber : Analisis, 2016

  Laporan Akhir

7.2. SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  A. Peraturan Daerah Terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,

melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/

kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung

dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan

konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan

lingkungan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengaturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta beberapa

Pedoman Menteri Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan gedung,

maka diperlukan pengaturan tentang bangunan gedung diwilayah Kabupaten Semarang.

  Untuk saat ini Kabupaten Semarang telah memiliki Perda Bangunan Gedung, yang diharapkan

dapat menjadi pedoman penyelenggaraan bangunan gedung sesuai dengan tata bangunan dan

lingkungan, serta keandalan gedung yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya penyelenggaraan bangunan gedung yang handal dan menjamin

keselamatan, kenyamanan serta mewujudkan keserasian dan pelestarian lingkungan. Adapun

substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan penataan bangunan dan lingkungan

di Kabupaten Semarang sebagai berikut:

  

TABEL VII. 8 PERATURAN DAERAH TERKAIT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

  Peraturan Perundangan Terkait PBL No

  Amanat Jenis Produk No./

  Tentang Pengaturan Tahun 1.

  Undang-undang No.28 Bangunan Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan

   (UU) /2002 Gedung gedung yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.

  Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas

   kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

  Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:

   1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya; 2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;

  3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

  2. Peraturan No.36/ Peraturan Undang-undang ini menguraikan tentang Pelaksanaan

   Pemerintah (PP) 2005 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan UU Bangunan Gedung. Gedung 3. Peraturan Daerah No Izin Bangunan  Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 (Perda) 16/2006 tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki peraturan izin bangunan

  Pengaturan izin bangunan bertujuan untuk :

   1. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan yang menjamin keandalan teknis bangunan dari segala keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan 2. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan

  4. Peraturan Daerah No Sesuai dengan UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak

   (Perda) 12/2008 Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir

  No Peraturan Perundangan Terkait PBL Amanat Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

  Bertujuan untuk mengatur besaran retribusi pemeriksaan

   alat pemadam kebakaran 5. Peraturan Daerah No Bangunan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

   (Perda) 2/2015 Gedung tentang Bangunan Gedung, maka setiap daerah wajib memiliki Perda Bangunan Gedung.

  Bangunan Gedung merupakan salah satu wujud fisik

   pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, pengaturan Bangunan Gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis Bangunan Gedung.

  Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No. 2 Tahun 2015

   tentang Bangunan Gedung mengatur :

  1. Ketentuan Umum

  2. Asas, Maksud dan Tujuan

  3. Ruang lingkup

  4. Fungsi Dan Klasifikasi Bangunan Gedung

  5. Persyaratan Bangunan Gedung

  6. TABG

  7. Peran masyarakat

  8. Pembinaan

  9. Sanksi Administratif

  10. Ketentuan Penyidikan

  11. Ketentuan Pidana

  12. Ketentuan Peralihan

  13. Ketentuan Penutup Sumber : Analisis Penyusun, 2016

  B. Penataan Lingkungan Permukiman Beberapa kondisi eksisting terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan yang ada di Kabupaten Semarang, meliputi :

  Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

  Laporan Akhir Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Semarang

   Taman Pojoksari Ambarawa 0,00130

   Taman Jalan Lingkar Ambarawa (Ngampin)

   Taman Jalan Lingkar Ungaran (JLU) 0,01850

   Taman Serasi 0,30000

   Taman JLA (Simpang Pojoksari) 0,5187

   Kawasan Alun-Alun Kalirejo 0,09085

   Taman Sisemut 0,20916

   Taman Pertigaan Bringin 0,05839

   Taman Pertigaan Bawen 0,05

   Taman Kec. Ambarawa 0,4197

   Taman Serasi Gatot Subroto 0,01520

   Taman Alun-alun Sidomulyo 0,10000

   Taman Serasi Ambarawa 0,01400

   Taman Jalan Protokol 0,00040

   Taman Jalan Protokol 0,49008

   Taman Jalan Protokol 0,46800

   Alun-Alun Sidomulyo 0,44000

   Alun-alun Ungaran Barat 0,29266

  2. Taman Kecamatan : 0,69 ha, meliputi :

   Taman Kec. Bandungan 0,007551

   Penataan RTH

  5. RTH Jalur Hijau Jalan, meliputi : Ungaran :

  0,004 0,2060 0,5616 0,3648 0,1527

  0,468 0,4901

  0,02205 405,45

  0,03216 0,046565

  Alun-Alun Ungaran Barat : 0,078537

   Jl MT Haryono  Jl Ki Sarini Mangunpranoto

   JL Gatot Subroto  Jl Mayjen Suprapto

   Jl A Yani (Asmara)

   Taman Jln Protokol Bandungan

   Taman Kec. Bawen 0,032

   Taman Jln Protokol Ungaran  Taman Jln Protokol Ambarawa

  4. Sabuk Hijau : 0,96 ha, meliputi :

  3. Hutan Kota

   Taman Kec. Ungaran Barat  Taman Kec. Ungaran Timur

   Taman Kec. Bringin  Taman Kec. Tengaran

   Taman Kec. Banyubiru 0,02093

   Taman Kec. Bergas 0,00825

   Taman Kec. Pringapus 0,01862

   Pemeliharaan RTH

  1. Taman Kota : 3,22 ha, meliput

  VII-16

TABEL VII. 9 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SEMARANG

   Gereja Jago Kelurahan Panjang di Kecamatan Ambarawa.

   Wisma Bandungan Indah di Kecamatan Bandungan.

   Stasiun Kereta Apu Bringin di Kecamatan Bringin.

   Stasiun Kereta Api Jambu di Kecamatan Jambu.

   Stasiun Kereta Api Tuntang di Kecamatan Tuntang.

   Museum dan Stasiun Kereta Api di Kecamatan Ambarawa.

   Rumah kuno Kelurahan Panjang di Kecamatan Ambarawa.

   Pendopo Kantor Kecamatan di Kecamatan Ambarawa.

   Gedung SMP 1 di Kecamatan Ungaran Timur.

   Rumah Batu Putih Kyai Pandanmurti Desa Candigaron Kecamatan Sumowono.

   Gedung Kuning di Kecamatan Ungaran Barat.

   Gedung kuno Asrama Korsik di Kecamatan Ungaran Timur.

   Benteng Williem II di Kecamatan Ungaran Barat.

   Benteng Williem I di Kecamatan Ambarawa.