BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 57623c05b1 BAB VIIBAB 7

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0- 100.

7.1.1 Kondisi Eksisting, berisikan: i.

  Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100, dilengkapi dengan SK bupati/walikota

  Kab/Kota Luasan Luasan Kumuh Kumuh Data 2016 Data 2015

   32,46

  

1 Kota Bitung 123,76

3,89

  

2 Kota Tomohon 3,89

29,48

   340,20

  3 Kab Minahasa 175,87

  

4 Kab Minahasa Utara 175,87

50,76

  

5 Kab Bolang Mong Utara 50,76

72,87

  

6 Kab Kepulauan Talaud 72,87

87,64 87,64

  7 Kab Kepulauan Sangihe 124,00

   157,33

  8 Kota Manado 36,07

  

9 Kota Kotamobagu 36,07

32,58

  

10 Kab Minahasa Selatan 56,54

  11 Kab Bolang Mongondow

  12 Kab Bolang Mong Selatan Belum ada SK Kumuh

  13 Kab Bolang Mong Timur

  14 Kab Siau Tagulandang Biaro

  15 Kab Minahasa Tenggara SULAWESI UTARA 1.104,93 645,62 ii.

  Kondisi eksisting permukiman perdesaan, permukiman nelayan, rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil

a. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa

  • Lokasi sasaran adalah Kelurahan/Desa dengan jumlah penduduk miskin lebih dari 35%
  • Kawasan-kawasan di perdesaan yang potensial berkembang, dan punya nilai lebih dari kawasan lainnya
  • Mempunyai Desa Pusat dan desa-desa hinterland yang punya kaitan erat terutama di bidang ekonomi, (hinterland sebagai pemasok, desa pusat sebagai pengumpul atau pusat pelayanan )
  • Kecamatan urban/perkotaan yang jumlah kelurahan lebih besar dan Desa sesuai data PODES/BPS.
  • Kecamatan yang diusulkan bukan merupakan sasaran Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
  • Kondisi fisik lingkungan yang memungkinkan; tidak rawan bencana, strategis
  • Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang kondusif.
  • Sesuai dengan RUTR dan Renstra Kabupaten.

  Penanganan:

  • Bantua n Tek nis berupa: - Identifikasi lokasi KTP2D (DPP beserta desa-desa hinterlandnya).
    • Perkuatan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal untuk dapat menyusun perencanaan pengembangan kawasan perdesaan secara mandiri
    • Penyusunan PJM yang berbasis pada pengembangan potensi ekonomi lokal, bertumpu pada kebutuhan nyata dengan melibatkan masyarakat.

  • Bantuan Fisik berupa bantuan prasarana kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam matriks program pada PJM. Diutamakan pada akses dan DPP ke desa-desa hinterland, dan akses pada kawasan lain.
  • Peningkatan prasarana desa pusat pertumbuhan diarahkan pada Penyediaan PSD Perdesaan yang dapat menstimulasi "Kegiatan Ekonomi Perdesaan".

  Kontribusi Pemerintah Daerah:

  • Menyediakan dana pendamping.
  • Mencantumkan rencana penanganan KTP2D pada Renstrada
  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
  • Review minimal setahun sekali

b. Pengembangan Kawasan Agropolitan

  Target:

  • Kawasan pertanian yang terdiri dan kota Pertanian, desa-desa sentra produksi pertanian dan desa penyangga yang ada di sekitarnya, yang memiliki fasilitas untuk berkembangnya pertanian industri.

  Penanganan: - Pembangunan prasarana sarana untuk mendukung kawasan agropolitan. Kontribusi Pemerintah Daerah: - Menyediakan dana pendamping.

  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati - Review minimal setahun sekali

  c. Pengembangan PS Kawasan Eks Transmigrasi Target:

  • Lokasi sasaran pada kawasan eks Transmigrai dalam upaya mengembangkan

  Kota Terpadu Mandiri (KTM) dan meningkatkan prasarana di kawasan transmigrasi yang telah berumur di atas 5 th (UPT Bina).

  Penanganan:

  • Bantuan teknis berupa identifikasi kawasan eks transmigrasi dan identifikasi kebutuhan prasarana dan sarana dasar permukiman di kawasan eks transmigrasi.
  • Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, dilaksanakan dalam rangka mendukung program Departemen Transmigrasi

  Kontribusi Pemerintah Daerah: - Menyediakan dana pendamping.

  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati.
  • Review minimal setahun sekali.

  d. Penyediaan Prasarana Permukiman Di Pulau Kecil Dan Terpencil Target:

  • Kawasan yang secara fisik terisolasi, kesulitan dalam akses menuju kawasan lainnya.
  • Sebagian besar penduduknya adalah tertinggal baik dalam hal sosial budaya maupun ekonomi.
  • Kondisi pelayanan kepada masyarakat masih sangat terbatas (belum banyak tersentuh oleh program pemerintah/non pemerintah)

  Penanganan:

  • Bantua n tek nis berupa:
    • Pedoman Pengembangan prasarana di Pulau Kecil dan Terpencil
    • Identifikasi lokasi kawasan tertinggal dan pulau-pulau kecil yang ada dalam pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
    • Penyusunan PJM berbasis pada upaya penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan kwalitas hidup dan penghidupan masyarakat yang tinggal didalamnya, bertumpu pada kebutuhan riil dengan melibatkan masyarakat

  • Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dan sarana dalam rangka pengembangan kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam perencanaan program/PJM dan Rencana Tindak

  Kontribusi Pemerintah Daerah: - Menyediakan dana pendamping.

  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati - Review minimal setahun sekali

  e. Pengembangan PS Kawasan Perbatasan Target:

  • Kawasan yang berbatasan dengan Negara lain (kepulauan dan daratan) sesuai Jakstra Pengembangan Kawasan Perbatasan - Rawan isu hankamnas, ekonomi, politik, sosial dan budaya

  Penanganan:

  • Bantua n Tek nis berupa:

  Pedoman Pengembangan prasarana Kawasan Perbatasan

  • Identifikasi lokasi-lokasi pada kawasan perbatasan dengan negara lain
  • serta pulau terluar. Penyusunan PJM yang berbasis pada kebutuhan nyata sesuai
  • dengan kriteria kawasan perbatasan dan pulau terluar.
    • Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dalam rangka pengembangan kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam matriks program pada PJM.

  Kontribusi Pemerintah Daerah: - Menyediakan dana pendamping.

  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati - Review minimal setahun sekali.

  f. Penyediaan Prasarana Dalam Rangka Penanganan Bencana Target:

  Lokasi pada daerah bencana yang mengalami kerusakan prasarana dan

  • sarana dasar permukimannya.
  • Sudah ada laporan dan Pemerintah Daerah atau media massa mengenai kejadian bencana, jenis kerusakan prasarana dan sarana dasar permukiman serta jumlah korban yang ditimbulkan

  Penanganan:

  Mengembalikan kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman untuk bisa

  • memberikan fungsi pelayanannya seperti sebelum terjadi bencana Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana dasar
  • permukiman untuk mengembalikan kondisi yang rusak akibat bencana.

  Kontribusi Pemerintah Daerah:

  • Menyediakan dana pendamping. Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati -

  Review minimal setahun sekali

  • iii.

   Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman iv. Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan di kabupaten/kota terkait dengan pembangunan kawasan permukiman, baik di perkotaan maupun perdesaan

  

MATRIK RPIJM KOTA TOMOHON TAHUN 2017

Kode Kegiatan/ Output/ Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Sumber Pendanaan Tahun Atribut Sub Output/ Paket/ Sub Paket

  APBN APBD APBD PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I II

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 2412 Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman 2412.003 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan 2412.003.001 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Infrastruktur Kawasan tomohon 1.000000 Ha 1.400.000

  2017 Permukiman Kumuh selatan/ Kelurahan Kampung Jawa, kampung Kelurahan Lahendong dan jawa Kelurahan Pangolombian Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon

  2412.004 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan 2412.004.001 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial Pembangunan Jalan tomohon 1.000000 kws 1.000.000

  2017 Agropolitan Kws. timur/ Rurukan, Tomohon rurukan Pembangunan Jalan Usaha tomohon 1 kws 900.000 2017 Tani beserta Bagunan timur/

  Pelengkapnya Kec. rurukan Tomohon Timur Desa satu Rurukan I

  

MATRIK RPIJM KOTA TOMOHON TAHUN 2018

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Sumber Pendanaan Tahun Atribut Output/ Paket/ Sub Paket APBN APBD APBD PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I II

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 2412 Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman 2412.004 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan 2412.004.001 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial Rehabilitasi/pemeliharaan tomohon 1 paket 500.000

  2018 Saluran Drainase Primer (Ruas tengah/ Tersier) matani tiga

7.2 Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.2.1 Kondisi Eksisting, berisikan: i.

  Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)

  

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

  (1) permohonan Setiap orang atau badan wajib memiliki IMB dengan mengajukan

  IMB kepada walikota untuk melakukan kegiatan: a. pembangunan Bangunan Gedung dan/atau prasarana Bangunan Gedung.

  b. Bangunan Gedung dan/atau prasarana rehabilitasi/renovasi Bangunan Gedung meliputi perbaikan/perawatan, perubahan, perluasan/pengurangan; dan c. pemugaran/pelestarian dengan mendasarkan pada surat Keterangan Rencana Kota (advis planning) untuk lokasi yang bersangkutan.

  (2) Izin mendirikan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Pemerintah Daerah, kecuali Bangunan Gedung fungsi khusus oleh Pemerintah. (3) Pemerintah Daerah wajib memberikan secara cuma-cuma surat Keterangan Rencana

  Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk lokasi yang bersangkutan kepada setiap orang yang akan mengajukan permohonan IMB sebagai dasar penyusunan rencana teknis Bangunan Gedung. (4) Surat Keterangan Rencana Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan ketentuan yang berlaku untuk lokasi yang bersangkutan dan berisi: a. fungsi Bangunan Gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan; b. ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang diizinkan; c. jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawah permukaan tanah dan KTB yang diizinkan; d. garis sempadan dan jarak bebas minimum Bangunan Gedung yang diizinkan; e. KDB maksimum yang diizinkan; f. KLB maksimum yang diizinkan; g.

  KDH minimum yang diwajibkan; h.

  KTB maksimum yang diizinkan; dan i. jaringan utilitas kota. (5) Dalam surat Keterangan Rencana Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat juga dicantumkan ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku untuk lokasi yang bersangkutan.

  IMB di Atas dan / atau di Bawah Tanah, Air dan / atau Prasarana / Sarana Umum

  (1) Permohonan IMB untuk Bangunan Gedung yang dibangun di atas dan/atau di bawah tanah, air, atau prasarana dan sarana umum harus mendapatkan persetujuan dari instansi terkait.

  (2)

  IMB untuk pembangunan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat Pertimbangan Teknis TABG dan dengan mempertimbangkan pendapat masyarakat.

  (3) Pembangunan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti Standar Teknis dan pedoman yang terkait.

  

Paragraf 5

Kelembagaan

Pasal 16

(1) Dokumen Permohonan

  IMB disampaikan/diajukan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perizinan.

  (2) Pemeriksaan dokumen rencana teknis dan administratif dilaksanakan oleh instansi teknis pembina yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Bangunan Gedung.

  (3) Walikota dapat melimpahkan sebagian kewenangan penerbitan IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Kepala Instansi yang membidangi perizinan.

  (4) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan faktor: a. efisiensi dan efektivitas; b. mendekatkan pelayanan pemberian IMB kepada masyarakat;

  

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan walikota.

  

Pemutihan IMB

  (1) Bangunan gedung yang sudah terbangun sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah ini yang tidak memiliki IMB namun bangunannya memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam RTRW, RDTR, RTBL dan/atau Peraturan Walikota dilakukan Pemutihan. (2) Pemutihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya 1(satu) kali selama

  12 (dua belas) bulan sejak Peraturan Daerah ini berlaku. (3) Pengaturan lebih lanjut mengenai proses dan tata cara pemutihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam peraturan walikota. (4) Dalam hal pemilik bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melakukan proses pemutihan dikenakan sanksi administative berupa peringatan tertulis untuk mengurus IMB.

  (5) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam selang waktu masing-masing 1 (satu) bulan. (6) Pemilik bangunan yang tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi perintah pembongkaran bangunan gedung. (7) Bangunan gedung yang sudah terbangun sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah ini yang tidak memiliki IMB dan bangunannya tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam RTRW, RDTR, RTBL dan/atau Peraturan Walikota wajib memiliki Surat Keterangan Bangunan Gedung.

  Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (UU/28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung).

  Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau Pegawai Negeri (PP/40 Thn 1994 ttg Rumah Negara).Ditinjau dari tata letak kota, bangunan gedung yang ada di kabupaten/kota pada umumnya terletak di pusat kota (ibu kota kabupaten, dan kawasan ibu kota kecamatan). Yang lainnya tersebar di kawasan permukiman perdesaan dan kawasan rumah siap huni (kawasan perumahan).

  Bangunan gedung yang ada pada umumnya adalah untuk hunian atau tempat tinggal (90%) sedangkan yang lainnya untuk aktivitas usaha, sosial budaya, keagamaan dan kegiatan khusus lainnya (10%).Umur bangunan sebagian besar > dari 20 tahun. Bangunan gedung selain untuk peruntukan hunian atau tempat tinggal yang ada pada umumnya merupakan fasilitas sosial-budaya (pendidikan dan kesehatan), fasilitas keagamaan, dan fasilitas dan fasilitas ekonomi (usaha) termasukperkantoran pemerintah. Fungsi bangunan gedung ada yang memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi usaha dan fungsi tempat tinggal.

  Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan lingkungan

  Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung sebagian besar masih menggunakan standar nasional dan belum ditindaklanjuti dengan peraturan daerah. Prasarana dan sarana hidran yang terbangun masih sangat terbatas, baik kauntitas maupun kualitasnya. Pelayanan perijinan terkait dengan bangunan, khususnya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dilaksanakan secara satu pintu.

  Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan kemampuan bangunangedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunangedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran danbahaya petir.

  Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung.Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubunganantarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getarandan tingkat kebisingan. Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.Bangunan gedung dan rumah negara umumnya adalah bangunan gedung dan rumah negara yang merupakan tempat bekerja dan atau tempat tinggal dari Anggota ABRI/TNI POLRI dan bangunan/rumah lainnya yang ditempati oleh PNS Instansi Sektoral, BUMN, Perkantoran Instansi Pemerintah

  Daerah, bangunan dan gedung unit sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya, rumah dinas pejabat eksejutif dan legislatif, rumah dinas tenaga pendidik dan kependidikan, rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, rumah dinas tenaga kesehatan, bangunan dan gedung BUMD serta fasilitas sosial lainnya.

  Bengunan gedung yang ada pada umumnya sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan. Seperti halnya bangunan gedung, rumah negara diperhadapkan pada kondisi persyaratan kesehatan (khususnya sanitasi), kenyamanan (pandangan, getaran dan kebisingan) serta kemudahan (kelengkapan prasarana dan sarana, serta aksesibilitas bagi penyandang cacat/lansia) yang kurang memadai.

  Penataan Lingkungan Permukiman

  Lingkungan/permukiman kumuh adalah lingkungan hunian usaha yang tidak layak huni, dan keadaannya tidak memenuhi persyaratan teknis, sosial, kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ekologis dan administrasi, yang dicirikan oleh:

  Banyaknya rumah kumuh

  • Banyaknya saluran pembuangan air limbah yang macet

  Penduduk/bangunan sangat padat Berada di areal marginal/di tepi sungai/gang-gang sempit

  • Banyak penduduk yang buang air besar tidak di jamban, melainkan di pinggir
  • kali/sungai/danau atau pantai.

  Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

  Kondisi pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan dan bangunannya baik melalui kelembagaan komunitas maupun kelembagaan pemerintahan di Kota Tomohon terus meningkat seiring dengan implementasi PNPM Mandiri Perkotaan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya khususnya mengenai penataan bangunan dan lingkungan dikembangkan melalui proses musyawarah perencanaan pembangunan, baik yang dilaksanakan rutin oleh kelurahan maupun dilaksanakan melalui program seperti PNPM Mandiri Perkotaan.

  Permasalahan dan Tantangan

a. Permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung

  • Peraturan perundang-undangan yang ada belum ditindaklanjuti dengan

  Peraturan Daerah

  • Kondisi prasarana dan sarana hidran kebakaran belum tersedia dalam jangkauan yang luas serta belum berfungsi optimal
  • Pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung dilaksanakan melalui kantor pelayanan perijinan terpadu Kurang ditegakannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
  • bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
  • kurang mendapat perhatian Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta
  • rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

  b. Permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung dan rumah negara

  • Sebagian besar gedung dan rumah negara masih terbatas dalam hal dukungan fasilitas penunjang keselamatan, kenyamanan dan kesehatan.
  • Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional. Namun demikian masih terbatas dalam hal pengadministrasian, pengarsipan/dokumentasinya.
  • Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
  • Penyelenggaraan bangunan gedunng dan rumah negara kurang tertib dan efisien - Masih banyak aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

  c. Permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan

  • Masih terdapat permukiman kumuh di bagian wilayah Kota Tomohon - Permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah belum ditata sedemikian rupa sehingga dapat menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara
  • Sebagian besar ibu kota kecamatan belum mampu mendorong pertumbuhan wilayah secara keseluruhan. Bagian utara dan timur Kota Tomohon sebagai Kota belum berkembang sebagai pusat pertumbuhan baru untuk mendorong perekonomian kota.

  • Taman kota yang ada di ibukota kabupaten masih terbatas luasan dan fasilitas penunjangnya ( ±1 ha), sedangkan di ibukota kecamatan belum dikembangkan. Public space yang digunakan utamanya adalah ruas jalan raya. Prasarana dan sarana olahraga sudah cukup tersedia namun masih terbatas pada cabang olahraga tertentu (Tenis Indoor, bulutangkis, basket/volley ball) dan bersifat multifungsi.
  • Masih adanya permukiman kumuh diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan
  • Kurang bangunan gedung bersejarah padahal mempunyai potensi pariwisata
  • Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olahraga, dan lain-lain kurang diperhatikan b.

  

Permasalahan dan tantangan di bidang pemberdayaan masyarakat di perkotaan

  • Kelembagaan komunitas dalam rangka peningkatan peran masyarakat sampai saat ini sudah terbentuk melalui fasilitasi program PNPM Mandiri- Perkotaan dan program-program lainnya (PNPM Mandiri Perdesaan, PPIP, dan program lainnya).
  • Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan sudah cukup memadai terlihat dari peran aktif mereka dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa/kelurahan atau Musyawarah desa/kelurahan. Namun demikian masyarakat di kalangan bawah tingkat partisipasinya masih terbatas.
  • Terdapat penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan
  • Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat
  • Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan, dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.

  e.

  Tantangan penataan bangunan dan lingkungan

  • Amanat Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua bangunan gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

  terhadap kesepakatan internasional tentang Millenium

  • Komitmen Development Goals (MDGs), bahwa pada tahun 2015, 2000 daerah kabupaten/kota bebas kumuh dan 2025 semua daerah bebas kumuh.

  Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Sasaran penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah sebagai berikut :

  • Tersusunnya Perda Bangunan Gedung - Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang layak fungsi
  • Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung.
  • Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum
  • Terlaksananya pendataan bangunan
  • Terwujudnya pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung
  • Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000
  • Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan
  • Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan
  • Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan
  • Tersosialisasinya Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK)
  • Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh
  • Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional bersejarah
  • Terlaksananya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Pemberdayaan komunitas perkotaan
  • Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis
  • Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk menyelenggarakan revitalisasi kawasan
  • Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur dengan teknologi dan rekayasa arsitektur perkotaan
  • Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur

  Rumusan Masalah

  Rumusan masalah penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah sebagai berikut :

  • Peraturan daerah tentang bangunan gedung belum tersedia
  • Terbatasnya fasilitas penunjang keamanan, kesehatan dan kenyamanan bangunan gedung

  • Terbatasnya perangkat aturan dalam rangka pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif melalui pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung.
  • Belum tersedianya database bangunan gedung
  • Belum tersedianya pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung
  • Sebagian besar rumah negara belum memenuhi standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000
  • Terbatasnya kegiatan sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan
  • Belum dibentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan
  • Pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan belum tertib
  • Belum terealisasi yang tertuang dalam Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK)
  • Masih adanya lingkungan permukiman kumuh yang belum direvitalisasi
  • Belum optimalnya pemanfaatan fungsi dan pelestarian kawasan permukiman tradisional, bersejarah dan strategis untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan dan mewujudkan kualitas arsitektur dengan teknologi dan rekayasa arsitektur perkotaan
  • Belum optimalnya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Terbatasnya pemberdayaan komunitas perkotaan
  • Terbatasnya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur

4.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Analisis kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan :

  • Peraturan daerah tentang bangunan gedung belum tersedia
  • Terbatasnya fasilitas penunjang keamanan, kesehatan dan kenyamanan bangunan gedung
  • Terbatasnya perangkat aturan dalam rangka pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif melalui pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung.
  • Belum tersedianya database bangunan gedung
  • Belum tersedianya pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung
  • Sebagian besar rumah negara belum memenuhi standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000

  • Terbatasnya kegiatan sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan
  • Belum dibentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan
  • Pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan belum tertib
  • Belum disusunnya Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK)
  • Masih adanya lingkungan permukiman kumuh yang belum direvitalisasi
  • Belum optimalnya pemanfaatan fungsi dan pelestarian kawasan permukiman tradisional, bersejarah dan strategis untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan dan mewujudkan kualitas arsitektur dengan teknologi dan rekayasa arsitektur perkotaan
  • Belum optimalnya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
  • Terbatasnya pemberdayaan komunitas perkotaan
  • Terbatasnya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur

4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

  4.2.4.1 Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Dan Lingkungan

  Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung yaitu: a.

  Kegiatan Diseminasi peraturan perundan-undangan penataan bangunan dan lingkungan b.

  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung c. Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur d.

  Pelatihan tenaga teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan e.

  Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara f. Pembinaan teknis pembangunan gedung negara g.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran h. Penyusunan Ranperda bangunan gedung i. Percontohan Pendataan Bangunan Gedung j. Percontohan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan k.

  Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara l. Dukungan Prasarana dan Sarana PIPPB

  4.2.4.2 Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

a. Kegiatan Penyusunan RTBL

c. Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh dan Nelayan

4.2.5 Usulan Program dan Kegiatan

  Usulan prioritas program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Tomohon secara lebih rinci dituangkan ke dalam Tabel dibawah ini.

  Tabel 7. 1 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Tomohon SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- DETAIL URAIAN OUTPUT APBN TAHUN

  VOL SAT APBD APBD NO PDAM Swasta Masyarakat DAK LOKASI Rp. / SUB OUTPUT

  PROV. KAB/KOTA PLN HLN MURNI Sarana dan prasarana Kota

  1

  1 Kws 225.000 2016 Revitalisasi Kawasan Tomohon 900.000 Sarana dan prasarana Penataan Lingkungan Kota

  2

  1 Kws 500.000 2016 Permukiman Tomohon 2.000.000 Tradisional/Bersejarah Sarana dan prasarana

  Kota

3 Penanggulangan

  1 Kws 875.000 2017 Tomohon 3.500.000 Bahaya Kebakaran

  

MATRIK RPIJM KOTA TOMOHON TAHUN 2017

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Sumber Pendanaan Tahun Atribut Output/ Paket/ Sub Paket

  APBN APBD APBD PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I II

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 2413 Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan 2413.005 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan 2413.005.001 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau Revitalisasi Kawasan tomohon

  1 Ha 1.000.000 2017 Perkantoran kelurahan barat/

  Woloan 1 dan Kelurahan woloan satu Lansot Revitalisasi kawasan Pusat tomohon

  1 Ha 1.000.000 2017 Kota Tomohon timur/ paslaten satu Revitalisasi Kawasan Pusat tomohon

  1 Ha 1.000.000 2017 Kota Tomohon Kelurahan tengah/

  Kolongan dan Kelurahan kolongan Kamasi Revitalisasi Kawasan Pusat tomohon

  1 Ha 1.000.000 2017 Kota Tomohon Kelurahan tengah/

  Talete 1 talete satu

  

MATRIK RPIJM KOTA TOMOHON TAHUN 2018

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Sumber Pendanaan Tahun Atribut Output/ Paket/ Sub Paket APBN APBD APBD PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I II

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 2413 Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan 2413.005 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan 2413.005.001 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau Peningkatan/Rehabilitasi Resting tomohon 1 paket 500.000

  2018 Area utara/ kinilow

  7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

  32.604 45,60 34.329 56,70 42.686

KEP. SIAU TAGULANDANG BIARO 65.284 6,00 3.920 51,50 33.620 87,68 57.244 48,50 31.664

BOLAANG MONGONDOW TIMUR 67.824 11,32

  67,65 87.343 37,45 48.350 32,35 41.760

  

KEP. TALAUD 87.922 20,09 17.661 59,92 52.685 32,80 28.841 40,08 35.237

MINAHASA SELATAN 203.317 8,11 16.487

  49,45 100.540 47,81 97.212 50,55 102.777

  MINAHASA UTARA 196.419 12,60

  24.747 53,83

  105.739 51,92 101.988 46,17 90.680

MINAHASA TENGGARA 103.818 16,61 17.248 54,27 56.343 58,38 60.610 45,73 47.475

BOLAANG MONGONDOW UTARA 75.290 1,94

  1.459 43,30

  7.681 53,35

  50,07 114.954 37,96 87.157 49,93 114.650

  36.186 33,35 22.616 46,65 31.638 BOLAANG MONGONDOW SELATAN

  61.177 5,42 3.314

  51,19 31.317 40,35 24.682 48,81 29.860

  

MANADO 423.257 24,87 105.272 59,97 253.807 65,93 279.064 40,03 169.450

BITUNG 202.204 30,80 62.276

  83,11 168.047 56,08 113.393 16,89 34.157

  

TOMOHON 98.686 19,62 19.366 64,80 63.944 66,20 65.327 35,20 34.742

KOTAMOBAGU 117.019 37,05 43.352

  83,94 98.224 38,41 44.943 16,06 18.795 KAB/KOTA JML PEND

  

MINAHASA 325.680 22,55 73.426 67,02 218.274 42,11 137.160 32,98 107.406

KEP. SANGIHE 129.103 26,34 34.010

  229.604 4,76 10.939

  7.3.1 Kondisi Eksisting

  Minahasa 210586 52646 325.680 81.420 115.094 28.774

  Kondisi Pelayanan Air Minum Perpipaan dan Non Perpipaan Penyediaan air minum provinsi Sulawesi Utara terdiri dari sistem perpipaan yang

dikelola oleh PDAM, UPTD Air Minum, dan PT. Air Minum, dan system non perpipaan.

  

Data cakupan pelayanan air minum yaitu Kondisi Pelayanan Air Minum di provinsi

Sulawesi Utara dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut ini.

Tabel 7.1 Kondisi Pelayanan Air Minum Perpipaan & Non Perpipaan di Provinsi Sulawesi UtaraTabel 1.7 Proyeksi Capaian Pelayanan Air Minum 2019 dan GAP

  Kab/ kota TOTAL JP + BJP

SR TOTAL JP +

BJP

  SR GAP SR 2014 (JIWA) 2019 (JIWA) EKSISTING EKSISTING TARGET & TARGET

  Bolaang Mongondow 98096 24524 229.604 57.401 131.508 32.877

  Sangihe 82360 20590 129.103 32.276 46.743 11.686

  2014 (%) 2014 (JIWA) 2019 (%) 2019 (JIWA) 2014 (%) 2014 (JIWA) 2019 (%) 2019 (JIWA) EKSISTING EKSISTING TARGET TARGET EKSISTING EKSISTING TARGET TARGET BOLAANG MONGONDOW

  Talaud 46502 11625 87.922 21.981 41.420 10.355

  Min.Selatan 113699 28425 203.317 50.829 89.618 22.405

  Min.Utara 126735 31684 196.419 49.105 69.684 17.421

  Mitra 77858 19464 103.818 25.955 25.960 6.490

  Bolmut 35789 8947 75.290 18.823 39.501 9.875

  Sitaro 61164 15291 65.284 16.321 4.120 1.030

  Boltim 30297 7574 67.824 16.956 37.527 9.382 27996 6999

  2014 BJP JP

  Manado 384336 96084 423.257 105.814 38.921 9.730

  8 BOLMUT Non PDAM

  15 KOTAMOBAGU Non PDAM 7777

  14 TOMOHON Kurang Sehat 14 68,7 3137

  13 BITUNG Kurang Sehat 165 60,6 7820

  19 45 6945

  12 MANADO Kurang Sehat

  11 BOLSEL Non PDAM

  22 N/A

  21

  10 BOLTIM Non PDAM

  9 SITARO Kurang Sehat 37 67,8 5727

  22 N/A

  40

  7 MITRA Kurang Sehat 476 45 2394

  Bitung 175669 43917 202.204 50.551 26.535 6.634

  6 MINUT Kurang Sehat 24 58,6 6965

  5 MINSEL Sakit 100 68 4118

  4 TALAUD Sakit 63 33,9 2172

  15 21 4407

  3 SANGIHE Kurang Sehat

  2 MINAHASA Sakit 331 67,3 5671

  1 BOLMONG Kurang Sehat 98 60,3 3915

  

Tabel 1. 8 Pelayanan PDAM Kabupaten/ Kota

No Kabupaten /Kota Kinerja PDAM Idle Cap (L/d) NRW (%) Tarif (Rp/M3)

  Salah satu instansi yang memberikan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan air

minum adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dibawah ini adalah tabel tentang

Data Pelayanan PDAM Kabupaten/Kota.

  

Sumber: BPS Sulut, Setker SPAM SULUT

Dari data eksisting tahun 2014 dan target 2019 yang ada, dapat dilihat GAP antara kondisi eksisting dengan target yang ingin dicapai pada tahun 2019.

  Kotamobagu 88295 22074 117.019 29.255 28.724 7.181

  Tomohon 84693 21173 98.686 24.672 13.993 3.498

N/A

  Sumber: Satker SPAM Provinsi SULUT

  

MATRIK RPIJM KOTA TOMOHON TAHUN 2017

Kode Kegiatan/ Output/ Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Sumber Pendanaan Tahun Atribut Sub Output/ Paket/ Sub Paket

  APBN APBD APBD PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan

  I II

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 2415 Pembinaan dan Pengembangan Air Minum 2415.007 Pembangunan SPAM Kawasan Khusus 2415.007.003 Pembangunan SPAM di Kawasan Perbatasan Pembangunan SPAM Desa tomohon 5 ltr/dt 2000 Jiwa 2.000.000

  2017 Rawan Air Desa Matani 2 tengah/ matani dua Pembangunan SPAM Desa tomohon barat/

  5 ltr/dt 2000 Jiwa 2.000.000 2017 Rawan Air Desa Woloan woloan dua

  Dua Pembangunan SPAM Desa tomohon barat/ 5 ltr/dt 2000 Jiwa 2.000.000

  2017 Rawan Air Desa Woloan woloan satu Satu Pembangunan SPAM Desa tomohon utara/

  5 ltr/dt 2000 Jiwa 2.000.000 2017 Rawan Air Kakaskasen kakaskasen dua

  Dua

7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan

  7 BOLAANG MONGONDOW SELATAN 4.107 - 60 - - - - 742 448 8.728

  2 MINAHASA UTARA 33.854 120 33 - - - - - 750 13.331

  3 MINAHASA SELATAN - -

  

32

3 - - - 17.672 - 9.283

  4 TOMOHON 9.242 -

  

29

30 - - - 4.144 160 14.590

  5 KOTAMOBAGU 9.503 -

  

24

  1 11 - - 4.680 5.824 7.676

  

6 BOLAANG MONGONDOW UTARA 9.492 - 107 - - - - 117 279 6.320

  8 BOLAANG MONGONDOW 13.649 - 13 - 7 - - 10.900 1.500 27.994

  IPAL Kota (Unit)

  

9 SIAU TAGULANDANG BIARO 4.279 - 105 - - - - 5.327 - 5.240

  

10 KEPULAUAN TALAUD 4.878 - 198 - - - - 7.650 576 6.982

  11 KEPULAUAN SANGIHE 13.059 - - - 21 - - 31.361 42.657 91.732

  12 MINAHASA TENGGARA 4.940 - 162

  1 2 - - 519 1.103 12.072

  13 MINAHASA 22.079 - 52 - 3 - - 22.706 1.300 20.945

  14 BITUNG 23.589 - 7 - 3 - - 33.062 - 12.849

  

15 MANADO 77.107 - - - - - - 21.359 - 8.330

TOTAL 237.819 120 955 35 47 - - 161.346 54.597 252.376

  Off Site No KAB/KOTA Tangki Septik Individual belum Aman Akses Aman Akses Dasar Cubluk BABs (KK) On Site

  

1 BOLAANG MONGONDOW TIMUR 8.041 - 133 - - - - 1.107 - 6.304

  Dari data cakupan pelayanan air limbah Provinsi Sulawesi Utara, total akses layak provinsi mencapai 37,65%. Sementari itu, akses belm aman BABs masih cukup tinggi yaitu, 37,48 %.

Tabel 7.15 Cakupan Pelayanan Air Limbah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015

  

6 BOLAANG MONGONDOW UTARA 50,28 - 14,14 - - - - 64,42 0,62 1,48 2,10 33,48

  Sumber: Satker PLP Provinsi Sulut Tabel 7. 16 Rekapitulasi Infrastruktur Air Limbah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 Tangki Septik Individual Tangki Septik Komunal (<10 KK) MCK Tangki Septik Komunal (>10 KK)

  IPAL Komunal

  IPAL Kawasan

  IPAL Kota

  

1 BOLAANG MONGONDOW TIMUR 44,39 - 14,70 - - - - 59,09 6,11 - 6,11 34,80

  

2 MINAHASA UTARA 20,56 0,51 0,20 - - - - 21,27 - 0,55 0,55 78,18

  

3 MINAHASA SELATAN - 10,00 1,74 0,54 5,00 - - 17,28 64,06 - 64,06 18,66

  

4 TOMOHON 31,21 - 2,45 2,53 - - - 36,19 13,99 0,54 14,53 49,28

  

5 KOTAMOBAGU 32,49 - 4,10 0,10 1,13 - - 37,82 16,00 19,92 35,92 26,26

  

7 BOLAANG MONGONDOW SELATAN 27,53 - 6,00 - - - - 33,53 4,97 3,00 7,97 58,50

  IPAL Komunal (Unit) Jumlah

  

8 BOLAANG MONGONDOW 24,81 - 1,18 - 0,58 - - 26,57 19,81 2,73 22,54 50,89

  

9 SIAU TAGULANDANG BIARO 24,50 - 15,00 - - - - 39,50 30,50 - 30,50 30,00

  

10 KEPULAUAN TALAUD 19,49 - 19,80 - - - - 39,29 30,57 2,30 32,87 27,84