Hubungan masalah-masalah yang dialami siswa dengan prestasi belajar pendidikan Agama Katolik di SMU Frater disamakan Makasar tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

  

HUBUNGAN MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SISWA DENGAN

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

DI SMU FRATER DISAMAKAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2006/2007

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh :

Romanus Romas

NIM : 031124013

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

  

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  Motto : Bapa, Dimuliakanlah NamaMu

  ( Luk. 11 : 2 ) Ad Omne Opus Bonum Paratus PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 12 Mei 2007 Penulis Romanus Romas

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul HUBUNGAN MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMU FRATER DISAMAKAN MAKASSAR TAHUN AJARAN 2006/2007. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, prestasi belajar siswa sangat tergantung dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik, namun pada kenyataannya banyak siswa mengalami masalah-masalah. Masalah siswa adalah: kebutuhan yang seharusnya ada tetapi defakto belum terpenuhi. Masalah-masalah siswa itu antara lain: masalah diri pribadi, masalah sosial, masalah agama dan moral, masalah muda-mudi, masalah hubungan dalam keluarga, masalah waktu senggang dan masalah seksualitas. Masalah-masalah tersebut berhubungan dengan prestasi belajar PAK. Prestasi belajar PAK merupakan hasil yang telah dicapai siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka dalam nilai raport. Ada satu hipotesis yang diuji yakni bahwa ada hubungan antara masalah- masalah yang dialami siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik

  Untuk menguji kebenaran hipotesis secara empirik, maka peneliti mengadakan penelitian dengan metode kuantitatif. Cara pengambilan subyek yang dilakukan adalah tekhnik sampling purposive artinya sampel bertujuan dengan kriteria sampel berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda antara lain: keluarga petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan ABRI. Dengan melihat keragaman latar belakang di atas, maka peneliti menentukan kelas II IPA 2 sebagai sampel dalam penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang siswa. Kelas sampel ini dianggap representatif dari segi latar belakang dari jumlah keseluruhan kelas yang ada. Siswa/i ini yang akan mengisi kuesioner.

  Adapun hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi masalah siswa sebesar - 0,624. Ini berarti bahwa terjadi korelasi dengan arah negatif antara masalah siswa dan prestasi belajar, dan secara statistik, korelasi tersebut signifikan atau dianggap penting. Nilai signifikansi korelasi masalah siswa dengan prestasi belajar PAK 0,000 lebih kecil pada taraf signifikansi 0,05. Artinya, bahwa hubungan antara masalah siswa dan prestasi belajar adalah signifikan. Atau dapat dikatakan bahwa korelasi kedua variabel tersebut adalah kuat. Koefisien korelasi variabel masalah siswa dan prestasi belajar adalah negatif (-0,624). Ini berarti bahwa arah hubungan variabel masalah siswa dan prestasi belajar PAK adalah negatif. Sehingga apabila ada peningkatan dalam masalah siswa, maka akan diikuti dengan penurunan dalam prestasi belajar PAK. Demikian pula sebaliknya, apabila ada penurunan dalam masalah siswa, maka akan diikuti pula dengan peningkatan pada prestasi belajar PAK siswa. Merujuk pada hasil penelitian ini maka perlu upaya penanganan masalah-masalah siswa melalui usulan program pastoral pendampingan yaitu rekoleksi.

  ABSTRACT

  The title of this thesis is THE CORELATION BETWEEN THE STUDENTS PROBLEMS FACING THE STUDENTS AND THEIR ACADEMIC ACHIEVEMENT IN THE SUBJECT CATHOLIC RELIGION EDUCATION AT SMU FRATER DISAMAKAN MAKASSAR (FRATER SENIOR HIGH SCHOOL MAKASSAR) IN THE YEAR 2006/2007. In the overall education process at school, the students’achievement depend so much on the learning process which is the most important activity. This means that weather we are able to achieve the goal of education depends mostly on the learning process experienced by the students, in reality there are many students facing lots of problems. Those are: something that should be exist, but the facto is not there. There were many problems that the students has to face, such as social, religious, moral, personal, family interaction, leisure time, sexuality and their social interaction. There is a correlation between the students’ problems and their academic achievement in the Catholic religion education (PAK).

  Testing the hypothesis empirically, the researcher conducted quantitative research. Certain consideration were taken in choosing the sample of the research. In order to select the subjects of the research, purposive sampling was applied, aiming at choosing the subjects, who come from various family backgrounds, such as : farmers, merchants, civil servants, private employees and military personel. Considering these backgrounds, the researcher chose class II IPA 2 (grade two, physical science 2) as the sample of the research with the total subjects, 40 students. This sample was considered representative seen from the background of the total number of classes (grades). The students were expected to fill out a questionnaire.

  The variable correlation coefficient of the students problems and their academic achievement was negative (-0,624), which means that the correlation between the students’ problems and their academic achievement was significant. The result of the research showed that the value of the significance correlation of the students’ problems and their academic achievement was 0,000. this significance value is smaller than 0.05. This means that there was acorrelation with a negative direction between students’ problems and their academic achievement, and statistically, this correlation was considered significant. Or it can be said that the correlation between the variables was strong. This means that if the students’ problems increase, than the students’ academic achievement in the Catholic religion educatin (PAK) will decrease. On the other hand, if the students’ problems decrease, than the students’ academic achievement in the Catholic religion education (PAK) will increase. Related to the result of this research, the efforts to handle the students’ problems through pastoral counseling need to be undertaken by doing recollection.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Yesus Hamba Yahwe yang selalu memberi kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa rampung dalam waktu yang singkat.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk membantu memberi gambaran kepada pihak Sekolah SMU Frater Disamakan Makassar dalam mengembangkan fungsinya sebagai lembaga yang membantu siswa tidak saja dalam bidang akademik melainkan juga dalam pendampingan siswa yang mengalami masalah dalam belajar mereka.

  Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan segala upaya membantu penulis. Untuk itu patutlah penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa kepada:

  1. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku pembimbing utama, yang dengan hati tulus memberikan seluruh perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  2. Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum, selaku penguji II sekaligus sebagai pembimbing akademik yang selalu memberi support kepada penulis.

  3. Drs. F.X. Heryatno, WW, SJ, M.Ed, sebagai penguji III yang dengan hati tulus memberi dukungan dan mendampingi penulis dari awal sampai akhir.

  4. Para Dosen dan Karyawan IPPAK dengan fungsinya masing-masing membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Fr. Benyamin Tumanan, HHK selaku tenaga pendamping pastoral di SMU Frater Makassar yang sudah mengambil bagian dalam membantu penulis memperlancar mulai dari penelitian sampai akhir penulisan skripsi

  6. Siswa-Siswi kelas II IPA SMU Frater Makassar yang telah bersedia menjadi

  7. Fr. Frans Batik, HHK yang telah banyak memberi bantuan dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

  8. Teman-teman angkatan 2003/2004 yang telah memproklamirkan penulis sebagai “Abah” dalam angkatan kita, mohon maaf kalau saya mendahului anda semua.

  9. Konfraterku di “Pondok Prapanca” yang telah menjadi teman berbagi dalam setiap waktu dan kesempatan baik di meja makan maupun di berbagai “warung Lesehan” Yogyakarta.

  10. Pemimpin Umum Kongregasi dan semua konfrater yang dengan berbagai cara memberi dukungan dan doa kepada penulis.

  11. Seseorang teman dekat yang selalu hadir dalam kesendirian penulis dan dengan kerelaan memberi senyum mendukung.

  12. Pak Sofyan dan Ibu Nino sekeluarga untuk perhatian dan dukungan doanya.

  Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi tenaga pendamping pastoral di SMU Frater Makassar dan anggota Kongregasi dalam mengembangkan misi membantu kaum muda dalam pergulatan hidup mereka.

  Yogyakarta, 12 Mei 2007 Penulis Romanus Romas

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...ii PENGESAHAN……………………………………………………………………...iii

  MOTTO……………………………………………………………………………...iv PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………………......v

  ABSTRACT……………………………………………………………………….....vi KATA PENGANTAR……………………………………………………………...viii

  DAFTAR ISI………………………………………………………………………….x LAMPIRAN ……………………..………………………………………………...xiii

  DAFTAR SINGKATAN...........................................................................................xiv

  BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………1 A. Latar Belakang………………………………………………………………........1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………….......6 C. Pembatasan Masalah …………………………………………………………......7 D. Rumusan Masalah ……………………………………………………………......7 E. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….......7 F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………….........8 G. Metode Penulisan …………………………………………………………….......8 H. Sistimatika Penulisan ……………………………………………………….........8 BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS…………………………………..10 A. Remaja dan Perkembangan………………………………………………….......10

  1. Ciri-ciri Perkembangan Remaja…..…………………………………............11

  2. Kebutuhan Remaja………..…………………………………………............16

  3. Tugas Perkembangan Remaja…..…………………………………...............19

  B. Masalah-Masalah Siswa Menengah Umum (SMU)……………………….........21

  1. Pengertian Masalah Remaja ……………………………..………….............21

  2. Bidang-bidang Masalah Remaja………………..…………………...............22

  C. Prestasi Belajar PAK...………………………………………………………......25

  1. Belajar dan Prestasi Belajar...…………..…………………………...............25

  2. Pendidikan Agama Katolik ……………………..…………………..............27

  a. Visi PAK...………...…………………………………………...................29 b.Tujuan PAK ….……………...………………………………....................30

  c. Bahan PAK…..…………………...………………………….....................32 d.Proses PAK..………………………...……………………….....................33

  e. Peranan Guru ..………………………………...…………….....................35

  3. Prestasi Belajar PAK.........................................................................................38

  D. Penelitian yang Relevan …………………………………………………….......43

  E. Kerangka Pikir dan Hipotesis ………………………………………………......45

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………….47 A. Jenis Penelitian …………………………………………………………….........47 B. Tempat dan Waktu ………………………………………………………….......47 C. Populasi dan Sampel ………………………………………………………........48 D. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………......48

  1. Identifikasi Variabel ………………………………..……………….............48

  2. Definisi Operasional Variabel …………………………………………........49

  E. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data …………………………….........49

  1. Jenis Data ……………………………………………………………….......49

  2. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………................49

  3. Kisi-kisi ………… ………………..………………………………...............50

  F. Teknik Analisis Data ………………………………………………………........53

  1. Analisis Instrumen ..…………...………..…………………………..............53

  2. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ……………………………….........55

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………..56 A. Data Penelitian .……………………………………………………………........56

  1. Masalah Siswa ..………………..…………………………………...............57

  2. Prestasi Belajar PAK ……………………………..…………………............57

  B. Uji Prasyarat Analisis ………………………………………………………......57

  C. Deskripsi Analisis Data …...……………….………………………………........60

  1. Masalah Siswa …………………………..………………………….............60

  2. Prestasi Belajar PAK ………………………………………..………............70

  D. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………….........72

  E. Pembahasan ………………………………………………………………..........74

  F. Usulan Program Pastoral Pendampingan ………………………………….........81

  1. Latar Belakang ..……………………………………………………….........81

  2. Tujuan.............................................................................................................83

  3. Sasaran Pendampingan ……………………………………..………............83

  4. Metode/Cara Pendekatan............………..…………………………..............83

  a. Pendekatan Personal ..................................................................................84

  b. Pendekatan Kelompok................................................................................84

  c. Bentuk Kegiatan .........................................................................................85

  5. Program...........................................................................................................87

  6. Acara Rekoleksi..............................................................................................89

  7. Satu Bentuk Persiapan....................................................................................94

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………...99 A. Kesimpulan .……………………………………………………………….........99 B. Saran ………………………………………………………………………......100 C. Daftar Pustaka ……………………………………………………………........102

  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Uji Validitas.........................………………………………………(1) Lampiran 2 : Uji Normalitas …………………………………………………….(5)

  Lampiran 3 : Uji Reliabilitas..…………………………………………………...(8) Lampiran 4 : Data Penelitian …………………………………………………....(9)

  Lampiran 5 : Tabel Frekuensi …………………………………………………...(1) Lampiran 6 : Tabel Frekuensi ………………………………………………….(18) Lampiran 7 : Tabel Frekuensi ………………………………………………….(19)

  Lampiran 8 : Tabel Uji Corelasion …………………………………………….(21) Lampiran 9 : Nilai Raport....................................................................................(22)

  Lampiran 10 : Angket.................... ……………………………………………...(23)

DAFTAR SINGKATAN

  GE : Gravissimum Education KBK : Kurikulum Berbasis Kompentensi KOMKAT : Komisi Kateketik KS : Kitab Suci KWI : Konfrensi Waligereja Indonesia MKDK : Mata Kuliah Dasar Keahlian PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKPKM : Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda PAK : Pendidikan Agama Katolik UNESCO :United Nations Education and Culture Organitation

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan membahas latar belakang masalah, identifikasi

  masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan bantuan orang dewasa kepada orang yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Proses pendidikan itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah melalui pendidikan non-formal, pendidikan informal, dan pendidikan formal. Sasaran pendidikan formal adalah peserta didik yang disebut siswa. Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang sedang dalam proses perkembangan ke arah kedewasaan. Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang unik dalam hal kecerdasan, emosi, sosial, sikap, kebiasaan dan kemampuan penyesuaian diri.

  Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 dinyatakan :

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Dari tujuan pendidikan di atas dapat dikatakan pendidikan merupakan bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar mencapai kedewasaan. Bantuan itu dimaksudkan supaya peserta didik belajar hal-hal positif sehingga menunjang perkembangannya. Hal-hal positif itu antara lain seperti yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional yakni beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

  Selain pencapaian tujuan pendidikan nasional itu, ada juga tujuan lain yang harus dicapai oleh siswa di sekolah tersebut yakni tujuan dari masing-masing sekolah yang dirumuskan dalam bentuk visi sekolah dan lebih dikenal dengan istilah tujuan institusional.

  Secara khusus lagi para siswa yang sedang belajar di sekolah juga diharapkan untuk mampu memiliki dan menguasai tujuan dari masing-masing bidang studi yang dipelajari. Tujuan setiap bidang studi ini merupakan harapan atau hal yang harus dikuasai oleh siswa supaya dinyatakan lulus. Tujuan tersebut merupakan tujuan yang dirumuskan oleh guru yang mengampu bidang studi tersebut. Apabila siswa yang merupakan sasaran dari perumusan tujuan tersebut belum mampu menguasainya maka belum bisa dinyatakan lulus. Pencapaian tujuan itu biasanya diukur dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa tersebut diberi tes. Dengan memperhatikan tujuan- tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh siswa tersebut di atas, maka peranan guru di sekolah menjadi utama. Di kelas guru bersama siswa mengolah setiap materi supaya dapat dicerna dan dimiliki oleh siswa itu sendiri.

  Berdasarkan cara siswa belajar, ada empat macam cara yang digunakan siswa belajar yakni belajar bersama guru di kelas, belajar berdasarkan panduan atau tugas tertentu, belajar mandiri dan belajar kreatif. Belajar siswa bersama guru merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelas dalam waktu yang sudah direncanakan. dituntun oleh guru di kelas. Siswa belajar berdasarkan panduan yaitu belajar siswa yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu yang dibebankan kepadanya. Belajar model ini juga dikatakan sebagai belajar terstruktur yakni siswa mempelajari materi-materi tertentu dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Di sini belajar siswa tersebut masih ada campur tangan dari pihak luar yaitu menyelesaikan tugas dari guru. Belajar berdasarkan panduan ini dapat dilakukan secara pribadi maupun secara kelompok dalam waktu yang terbatas. Jenis belajar ini dapat dilakukan di ruang terbuka maupun di dalam ruang tertutup. Belajar mandiri yaitu siswa mempelajari sendiri materi-materi yang termuat dalam program sekolah tanpa kehadiran guru atau tugas dari guru. Belajar model ini merupakn cara belajar atas kesadaran siswa sendiri untuk menguasai materi-materi yang telah diprogramkan oleh sekolah. Belajar kreatif yakni siswa belajar sendiri menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapinya dengan menggunakan pengetahuan dan cara kerja yang telah dimiliki termasuk belajar di sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar mandiri ini merupakan usaha merealisasikan kemampuan siswa dan pengetahuan siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.

  Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1)

  Belajar yang dilakukan oleh para siswa tersebut ternyata tidak semua bisa berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan harapan. Hasil belajar siswa kadang belum semuanya tercapai, karena begitu banyak dan kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa baik itu masalah akademik, masalah sosial, masalah agama dan moral, masalah diri pribadi, masalah hubungan dalam keluarga, masalah seksualitas, dan masalah pergaulan di antara siswa sendiri.

  Masalah akademik merupakan permasalahan yang kompleks baik itu menyangkut perubahan kurikulum yang dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan maupun permasalahan yang terkait dengan kurikulum yaitu Ujian Nasional. Hal ini tidak saja membuat proses belajar mengajar terganggu tetapi juga berdampak pada psikologi siswa karena siswa yang menjadi sasaran dari setiap perubuahan kurikulum. Setiap perubahan kurikulum selalu menghadirkan masalah tersendiri bagi siswa karena mereka selalu menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan yang terjadi.

  Masalah sosial, misalnya: bencana alam juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa karena banyak sekolah yang libur. Selain proses belajar mengajar yang tidak berjalan dengan baik, masalah sosial yang dialami oleh siswa berpengaruh secara psikologis, misalnya siswa mengalami trauma karena bencana, sehingga proses belajar mereka menjadi terganggu.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan dua jenis saja, yaitu masalah intern dan masalah ekstern (Slameto, 2003:54). Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern terdiri tiga bagian yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah. Agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga bagi seorang siswa. Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar sekurang- kurangnya ada tujuh yaitu; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Faktor kelelahan terbagi atas dua bagian yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani misalnya tidak bersemangat mengikuti proses belajar entah karena capek kerja, olah raga. Sedangkan kelelahan rohani berupa kebosanan dan kelesuan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

  Faktor ekstern yang bepengaruh terhadap belajar dapat dikelompokan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:60). Faktor keluarga yang merupakan sekolah utama dan pertama bagi seorang anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan tersebut tadi dapat menyebabkan anak tidak berprestasi dalam belajarnya. Faktor perhatian dan pendampingan dari keluarga menjadi sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003:64). Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

  Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa sebagai warga masyarakat.

  Dari masalah-masalah yang kompleks inilah yang sangat mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajarnya. Masalah-masalah tersebut pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajar mereka berupa nilai raport yang menurun, ataupun berpengaruh terhadap minat belajar mereka terhadap semua mata pelajaran di

  Berdasarkan latar belakang permasalah tersebut di atas peneliti merasa terpanggil untuk mengadakan penelitian dengan judul: HUBUNGAN MASALAH- MASALAH YANG DIALAMI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMU FRATER DISAMAKAN MAKASSAR TAHUN AJARAN 2006/2007. Melalui penelitian ini penulis akhirnya tergerak untuk mengadakan pendampingan bagi siswa yang mengalami masalah belajar di sekolah melalui pastoral pendampingan agar siswa terbantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan tanpa mengganggu prestasi belajar mereka.

B. Identifikasi Masalah

  1. Masalah-masalah apa saja yang dialami oleh siswa SMU Frater Disamakan Makassar dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah?

  2. Apakah masalah-masalah tersebut mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah?

  3. Seberapa besar hubungan masalah-masalah yang dialami siswa SMU Frater Disamakan Makassar dengan prestasi belajar PAK mereka?

  4. Banyak anak mengalami masalah dan mempengaruhi prestasi belajar?

  5. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh masalah apa saja?

  6. Prestasi belajar siswa akan sangat ditentukan oleh situasi atau keadaannya sehari- hari baik dalam keluarga maupun di tengah masyarakat.

  C. Pembatasan Masalah

  Dari uraian permasalahan yang dialami oleh para siswa serta dalam kehidupannya sebagai pelajar di sekolah ternyata begitu banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mereka. Namun karena luas dan kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa maka peneliti coba memfokuskan perhatian pada masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah yang secara signifikant mempengaruhi prestasi belajar mereka.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  1. Masalah-masalah apa yang sering dialami siswa SMA Frater Makassar tahun

  pelajaran 2006/2007 ?

  2. Bagaimana hubungan masalah-masalah yang dialami siswa dengan prestasi belajar PAK?

  3. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan guna menangani masalah-masalah yang dialami siswa

  E. Tujuan Penelitian

  Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan ingin:

  1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa SMA Frater Disamakan Makassar tahun ajaran 2006/2007.

  2. Meningkatkan dan mengembangkan penanganan masalah-masalah siswa di

  F. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  1. Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengetahui masalah-masalah yang dialami oleh siswa serta upaya untuk mengadakan pendampingan bagi mereka melalui pastoral pendampingan

  2. Sebagai bahan refleksi bagi anggota Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus yang mempunyai misi utama memperhatikan kaum muda lewat pendidikan sekolah.

  3. Membantu sekolah dalam memberdayakan fungsinya sebagai tempat pendidikan, pembinaan dan pemberi keterampilan bagi siswa asuhannya tidak hanya lewat pengajaran tetapi juga melalui pastoral pendampingan.

  G. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskripsi analistis dengan penelitian menyangkut hubungan masalah-masalah siswa dengan prestasi belajar PAK serta dari sumber-sumber lain yang relevan dan mendukung.

  H. Sistimatika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, peneliti akan menyampaikan pokok-pokok gagasan sebagai berikut: BAB. I : Bab ini akan berisikan pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB. II: Bab ini menguraikan tentang kajian teori dan hipotesis yang meliputi : Remaja dan permasalahannya yang mencakup; ciri-ciri perkembangan remaja, kebutuhan remaja, tugas perkembangan remaja. Masalah-masalah remaja yang mencakup; pengertian masalah remaja, bidang-bidang masalah remaja. Prestasi belajar yang mencakup; prestasi, belajar, Pendidikan Agama Katolik. Penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. BAB. III: Bab ini menguraikan: Metodologi Penelitian yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan instrumen pengumpulan data, kisi-kisi, dan teknik analisis data. BAB. IV : Bab ini akan menguraikan: Hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi : data penelitian, uji prasyarat analisis, deskrispsi data penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan dan usulan program pendampingan. BAB. V : Kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Pada bab ini peneliti menguraikan remaja dan perkembangannya yang meliputi

  ciri-ciri perkembangan remaja, kebutuhan remaja, dan tugas perkembangan remaja; masalah siswa SMU meliputi pengertian masalah, bidang-bidang masalah siswa; belajar, prestasi belajar, pendidikan agama katolik, penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.

A. Remaja dan Perkembangannya

  Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) merupakan kelompok siswa-siswi yang pada umumnya berumur 14/15-18/19 tahun. Kelompok umur tersebut digolongkan dalam kelompok remaja. Istilah yang sering muncul di sekitar umur tersebut, yakni: adolescence dan remaja. Istilah adolescence berasal dari bahasa Latin “Adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, dan kata benda “Adolescentia” berarti remaja (Hurlock, 1996:206; Kartini Kartono dan Gulo, 2000). Mappiare (1982:27) menyatakan bahwa usia remaja berada dalam rentang usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria yang diperincinya menjadi masa remaja awal berada dalam usia 12/13-17/18 tahun dan remaja akhir berada dalam rentang usia 17/18-21/22 tahun.

  Santrock (2003) menyatakan bahwa dalam perkembangannya menuju kedewasaan atau kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati masa remaja awal/dini (Early Adolescence); masa remaja pertengahan (Middle ) .

  Adolescence ); masa remaja lanjut (Late Adolescence

  11 G. Stanley Hall (Santrock, 2003) menyatakan remaja adalah masa antara usia 12-23 tahun yang penuh dengan “topan dan tekanan” (Storm-and-stress) yaitu masa goncang yang ditandai dengan konflik dan perubahan suasana hati. Pada umur ini remaja tersebut berada dalam akhir masa remaja tengah dan awal masa remaja akhir atau transisi. Masa transisi adalah masa di mana individu memandang dirinya sudah menjadi bagian dari orang dewasa tetapi di lain pihak mereka belum mendapat tempat yang sesuai di antara orang dewasa. Kebingungan itu disebabkan oleh peranannya dan harapan masyarakat terhadap mereka. Secara fisik para siswa SMU sudah dewasa sehingga menuntut kebebasan dari orang dewasa terutama orangtua tetapi mereka masih sangat tergantung pada keluarga terutama dalam hal ekonomi.

  Menurut Mappiare (1982: 34-35) kesulitan menentukan kekhasan remaja yang berada di tingkat sekolah menengah umum (SMU) itu kemungkinan disebabkan oleh masih sukarnya diadakan garis pemisah yang jelas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir; ciri-ciri, sifat-sifat kelompok individu yang tergolong dalam remaja akhir ini kurang menunjukkan penonjolan yang kuat, atau kurang menunjukkan intensitas kuat dalam persoalannya; masa remaja akhir hanya merupakan kelanjutan remaja awal, dan masa remaja awal banyak melandasi pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir dan masa dewasa.

1. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

  Hurlock (1996:207-209) mengungkapkan ciri-ciri remaja yang membedakan dengan periode sebelumnya, yakni: masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai masa peralihan, masa remaja sebagai masa perubahan, masa remaja sebagai masa bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa

  12 remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa tidak realistik, masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

  Ciri-ciri khusus yang menonjol pada masa remaja ialah pertumbuhan fisik yang sangat cepat, perkembangan seksual yang sangat menyolok, tertarik kepada lawan jenisnya, cara berpikir yang kausalitas, emosi yang meluap-luap atau tidak stabil, menarik perhatian lingkungannya, dan kehidupan sosial terikat dengan kelompoknya (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:126).

  Mappiare (1982:36-41) mengungkapkan ciri remaja awal dan remaja akhir yakni: menonjolnya sikap dan moral, organ seks yang mulai matang, stabilitas mulai tumbuh dan meningkat, citra diri dan sikap yang realistis, menghadapi masalahnya secara lebih matang, perasaan menjadi lebih tenang.

  Hurlock (1996) menunjukkan beberapa perubahan dan perkembangan yang dialami remaja antara lain perubahan fisik, keadaan emosi, perubahan sosial, minat, seks dan perilaku seks, moral, hubungan dengan keluarga, dan perubahan kepribadian. Oleh karena itu ciri-ciri perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Perkembangan Fisik

  Hurlock (1996:211) menyatakan perubahan tubuh eksternal dialami remaja antara lain: perubahan tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks dan ciri- ciri seks sekunder. Sedangkan perubahan tubuh internal yang mengalami perubahan selama remaja adalah sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem endokrin dan jaringan tubuh.

  Pada masa remaja ini individu mencapai perkembangan fisik yang maksimal dan masa ini pula tercapai kematangan kemampuan reproduksi. Kematangan ini

  13 mengakibatkan remaja mempunyai perhatian terhadap lawan jenis kelamin dan ia akan berusaha menarik lawan seksnya tersebut. Untuk menarik lawan jenisnya perhatian terhadap penampilan menjadi sangat penting. Bila terjadi sesuatu yang salah dalam perkembangan tersebut, misalnya tidak dapat mencapai perkembangan yang ideal atau perkembangan yang diharapkan akan mengakibatkan munculnya masalah dan mempengaruhi perilakunya. Masalah-masalah yang berhubungan dengan perkembangan fisik, misalnya terlalu tinggi, terlalu pendek, gemuk, kurus, dan munculnya jerawat.

b. Perkembangan Sosial

  Perkembangan sosial remaja juga meningkat. Remaja sadar akan tekanan sosial dan hubungan sosial. Ia mulai terjun dalam masyarakat dalam arti melakukan aktivitas dengan teman sebayanya. Ikatannya dengan orang tua menjadi longgar. Pada masa remaja ini individu sangat memikirkan pendapat orang lain mengenai dirinya dan berusaha untuk mendapatkan peran dalam masyarakat.

  Menurut Monks, dkk (1991) Usaha remaja untuk memisahkan diri dari orang tua dan membentuk kelompok sebaya merupakan suatu reaksi remaja terhadap status interim mereka. Dalam keadaan sudah dewasa secara jasmani dan seksual, kebanyakan remaja masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya dan masih menjadi bagian dari keluarga. Usaha remaja untuk melepaskan diri dari orang tua dimaksudkan untuk menemukan dirinya atau pembentukan identitasnya yakni perkembangan ke arah individualitas yang mantap.

  Debesse (Monks, 1991) menyatakan bahwa sebetulnya dalam pencarian identitas itu remaja sebenarnya hanya menonjolkan apa yang membedakan dirinya

  14 dari orang dewasa, yaitu originalitas dan bukan identitasnya. Usaha remaja untuk mencapai originalitas menunjukkan pertentangan terhadap orang dewasa dan

  

solidaritas terhadap teman-teman sebaya. Remaja menunjukkan originalitas dalam

  berpakaian, berdandan, gaya rambut, gaya tingkah laku, kesenangan, tingkah laku

  

konsumeris , pertemuan-pertemuan dan pesta-pesta yang semua ini memanifestasikan

diri sebagai kelompok anak muda dengan gaya sendiri.

c. Perkembangan Kognitif

  Pada masa remaja ini, selain perkembangan fisik juga terjadi perkembangan fungsi-fungsi psikologis. Pada remaja masa ini terjadi peningkatan kekuatan mental dalam menentukan pendapat, berpikir, memahami dan mengingat, berkonsentrasi terhadap suatu rangsangan dari luar, memecahkan masalah, mengingat kembali suatu kejadian yang telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial serta diri sendiri termasuk proses kognitif. Peningkatan kemampuan ini membawa remaja pada perhatian terhadap lingkungan yang bersifat intelektual dan sosial.