TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan
Program Studi Bimbingan dan KonselingDisusun Oleh: Wahyu Evi Lestari
NIM: 051114044
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP
BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Wahyu Evi Lestari
NIM: 051114044
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“I can do all things through Christ which strengtheneth me” (Philipians 4:13) “Commit thy works unto the LORD, and thy thoughts shall be established.”
(Proverbs 16:3) Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Christ Jesus my God, true friend and saviour
Bapak, ibu dan keluarga besarku tercinta yang selalu mendukung dan mendoakanku
Semua sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 23 Maret 2010 Penulis
Wahyu Evi Lestari
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wahyu Evi LestariNomor Induk Mahasiswa : 051114044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII
SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan hak
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 23 Maret 2010 Yang Menyatakan, Wahyu Evi Lestari
ABSTRAK
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII
SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
Wahyu Evi Lestari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2009/2010, yang berjumlah 50 siswa. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner tingkat kepercayaan diri siswa, yang terdiri dari 76 item, yang disusun oleh
peneliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1). Tingkat kepercayaan diri
digolongkan menjadi 5 kualifikasi, yaitu: “sangat tinggi”, “tinggi”, “cukup”,
“rendah”, dan “sangat rendah”.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 siswa (2,38%) memiliki tingkat
kepercayaan diri “sangat tinggi”, 13 siswa (30,95%) memiliki tingkat kepercayaan
diri “tinggi”, 26 siswa (61,90%) memiliki tingkat kepercayaan diri “cukup”, 2 siswa
(4,76%) memiliki tingkat kepercayaan diri “rendah”, dan tidak ada siswa yang
memiliki tingkat kepercayaan diri “sangat rendah”. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2009/2010 termasuk dalam kategori “cukup” dan perlu ditingkatkan.
ABSTRACT
THE SELF-CONFIDENCE LEVEL OF THE VIII GRADE STUDENTS OF
JUNIOR HIGH SCHOOL BOPKRI 2 YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR OF 2009/2010
Wahyu Evi Lestari
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The research was aimed to know the self-confidence level of the VIII grade students of junior high school BOPKRI 2 Yogyakarta academic year of 2009/2010. The research was a descriptive research with a survey method. The subjects in
this research were all the VIII grade students of junior high school BOPKRI 2
Yogyakarta academic year of 2009/2010, by the amount of 50 students. The
instrument used was questionnaire of self-confidence level students, comprised of 76
items which has been arranged by the researcher. The technique of data analysis in
this researcher was Standard Reference Evaluation type one (PAP 1). The level of
self-confidence was classified into 5 categories, namely: “very high”, “high”,
“enough”, “low”, and “very low”.The result of this research revealed that: 1 student (2,38%) had the “very
high” self-confidence level, 13 student (30,95%) had the “high” self-confidence level,
26 student (61,90%) had the “enough” self-confidence, 2 student (4,76%) had the
“low” self-confidence level, and there is no student who have “very low” self-
confidence level. By such condition, it could be concluded that the self-confidence
level of the VIII grade students of junior high school BOPKRI 2 Yogyakarta
academic year of 2009/2010 included in the “enough” category and it needs to be
increased.KATA PENGANTAR
Akhirnya selesai juga………… Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih
karunia, berkat, dan penyertaan-Nya yang begitu luar biasa dalam kehidupan penulis,
sehingga penulis dimampukan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sungguh
pengalaman yang sangat luar biasa saat penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini bersama Yesus Kristus.Penulisan skripsi ini terselesaikan karena ada berbagai pihak yang berkenan
membantu, membimbing, dan memotivasi penulis. Pantaslah penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Ibu Dr. Maria Margareta Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman yang berguna bagi penulis, dan
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., selaku pembimbing yang penuh kesabaran, pengertian, membimbing dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi.
3. Br. Triyono, S.J., M.A dan ibu A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A sebagai dosen penguji yang telah membantu dan telah memberikan sumbangan pikiran kepada peneliti.
4. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan juga ilmu yang sangat berguna bagi penulis.
5. Segenap Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
pengurusan segala keperluan administrasi penulis.
6. Bapak Yulius, S.Pd selaku kepala sekolah SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Siswa-siswi SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah dengan rela memberikan
waktu untuk membantu penulis sehingga penulis memperoleh data penelitian.
8. Bapak Paryadi, S.Pd selaku kepala sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta,
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan uji coba alat penelitian.
9. Siswa-siswi SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah dengan rela memberikan
waktu dalam rangka uji coba penelitian.
10. Orang tuaku terkasih yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dana, dan
doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
11. Bapak dan Ibu Junaidi yang selalu memberika bantuan, dukungan, motivasi,
dan doa kepada penulis.
12. Teteh Restu dan dek Nina, yang selalu memberikan dukungan, nasehat,
perhatian, bimbingan, doa, dan kebersamaannya selama ini.
13. Mami Silvi, Nancy, Ria, Riny, Nita, Tri, Bona, Sila, Mbak Aseh, Furi, Erika
yang selalu memberikan motivasi, dukungan, bimbingan, doa dan sharing-
sharingnya yang selalu menguatkan, serta kebersamaan dan persaudaraannya yang indah tidak akan terlupakan.
14. Keluarga besarku yang ada di Jepara (Putat) dan di Tempel, yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis selama studi.
15. Ezra, Yonas, Ezter, Tita, Roly, Rinto, Bob, Duon, mas Bayu, mas Pikal,
Cristo, Wawan, Iwan, Ricath, Yeni, Natalia, Restu, dan semua saudara-
saudaraku di PMK EFATA, yang selalu memberikan semangat dan doa selama ini, sehingga aku bisa bertumbuh di dalam Tuhan.
16. Mbak Devi dan Gita, yang sudah membantu dalam membuat kisi-kisi
kuesioner dan dukungan doanya. Mas Dedy, yang sudah membantu mengoreksi tata bahasa, dukungan, dan memberikan masukan-masukan.
17. Teman-teman BK angkatan 2005, Sr. Emil, Sr, Miryam, Ana, Sisil, Vidy,
Cuby, Nisa, Uday, Estu, Bul-bul, Agam, Dedek, Ike, Sr. Medy, Sr. Aquila, Br. Edy, Nopy, Sr. Merychris, Putri, Beni, Siska, Ria, Desy, Saferia dansemua teman-teman kelas A dan B yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
satu. Terimakasih atas kebersamaanya selama kuliah dan selalu memberi warna dalam perjalanan hidup ini.
18. Teman-teman BK, Mas Siget, Mas Ardi, Mbak Anting, Mbak Pimpom, Sr.
Hilaria, Mbak Tryas, Mbak Tyan, Andre, dan semua teman-teman BK yang
19. Mbak Ika, yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama
ini dan keluarga bapak JD. Suharto.
20. Segenap pengurus dan jemaat GITJ-Yo (Kel Bpk. Samuel, keluarga Bpk.
Yoga, keluarga Pdt. Karmito, keluarga bapak Iwan, mbak Oky, mas Candra, Gloria, mas Kukuh, mbak Ucit), yang selalu memberikan dukungan doa, semangat dan menunjukkan kebersamaannya selama ini.
21. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu demi satu.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 23 Maret 2010 Penulis Wahyu Evi Lestari
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. iiHALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………. vHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………………………. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA …………………………………………. vii
ABSTRACT BAHASA INGGRIS …………………………………………. vKATA PENGANTAR …………………………………………………. ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….
1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….
1 B. Rumusan Masalah ………………………………………….
6 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….
6 D. Manfaat Penelitian ………………………………………….
6 E. Definisi Operasional ………………………………………….
7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ………………………………………….
8 A. Pengertian Kepercayaan Diri ………………………………….
8 B. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Kepercayaan Diri yang Tinggi
10 C. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri ………………….
14 D. Cara untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri ………………….
23 E. Pengertian Remaja ………………………………………….
25 F. Ciri-ciri Masa Remaja ………………………………………….
26
Halaman
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………
32 A. Jenis Penelitian ………………………………………………
32 B. Subjek Penelitian ………………………………………………
32 C. Instrumen Penelitian ………………………………………
33
1. Kuesioner Kepercayaan Diri Siswa SMP ………………
33
2. Validitas dan Reliabilitas instrumen Penelitian ………
35 D. Prosedur Penelitian ………………………………………
41 1. Tahap Persiapan …………………………………………..
41
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ………………………
44 E. Teknik Analisi Data ………………………………………
45 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………
47 A. Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010
47 B. Pembahasan ……………………………………………… 48
BAB V. RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ………………
53 A. Ringkasan ………………………………………………………
53 B. Kesimpulan ……………………………………………… 55
C. Saran ……………………………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 57
LAMPIRAN ………………………………………………………………59
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Kisi-Kisi Kuesioner Kepercayaan Diri Sesudah Revisi/Uji Coba ………………………………………34 Tabel 2 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kuesioner ………………………….
37 Tabel 3 : Daftar Indeks Kualifikasi Reliabilitas ....................................
38 Tabel 4 : Data Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta ………
43 Tabel 5 : Data Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta ………
44 Tabel 6 : Penggolongan Tingkat Kepercayaan Diri Berdasarkan PAP Tipe 1 ………………………………………
46 Tabel 7 : Penggolongan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ………………………………………
47
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Tingkat Kepercayaan Diri Siswa (Uji Coba) ………………………………………………59 Lampiran 2 : Tabulasi Skor Data Uji Coba ………………………………
65 Lampiran 3 : Data Hasil Validitas Uji Coba Kuesioner ………………
71 Lampiran 4 : Kuesioner Tingkat Kepercayaan Diri Siswa (Penelitian) ………………………………………………
74 Lampiran 5 : Data Tabulasi Penelitian ………………………………
79 Lampiran 6 : Deskripsi Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010
81 Lampiran 7 : Metode Belah Dua Uji Coba Kuesioner Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta ………………………………
83 Lampiran 8 : Item-Total Statistics ………………………………………
87 Lampiran 9 : Surat Ijin Uji Coba Alat Penelitian ………………………
90 Lampiran 10 : Surat Keterangan Melaksanakan Uji Coba Alat ………
91 Lampiran 11 : Surat Ijin Penelitian ………………………………………
92 Lampiran 12 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ………………
93
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Siswa sebagai generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Bangsa Indonesia yang kaya ini akan jaya apabila manusianya berilmu dan memiliki
kepercayaan diri. Sarumpaet (1977: 11) mengatakan bahwa “Pendidikan
berdisiplin dan bermutu sangat menolong dalam memajukan bangsa dan negara.”
Pendidikan yang bermutu dan berdisiplin diharapkan bisa menciptakan generasi
penerus bangsa yang mandiri dan memiliki kepercayaan diri, sehingga tidak
pasrah pada keadaan dan selalu berjuang untuk mencapai yang lebih baik dan
tidak hanya sekedar mengikuti pendapat orang lain.Kemajuan bangsa Indonesia ada di tangan seluruh warga negara termasuk
generasi muda. Keadaan generasi muda dapat menjadi gambaran keadaan
bangsanya. Guru dan orang tua ditantang untuk memajukan bangsa dengan
menciptakan generasi muda yang demokratis, kreatif, dan tidak pasrah pada
keadaan. Bangsa Indonesia akan semakin berkembang jika generasi muda berani
menghadapi tantangan, bertanggung jawab, berani bersaing untuk kemajuan dan
perkembangan bangsa.Kepercayaan diri tidak didapat secara instan, tetapi merupakan hasil dari
proses yang panjang. Kepercayaan diri seharusnya dipupuk sejak dini dan terus
dikembangkan sepanjang kehidupan. Hurlock (1990: 27) mengatakan bahwa
“…dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak
sepanjang hidupnya…” Untuk mengembangkan kepercayaan diri anak,
dibutuhkan kerjasama antara guru dan orang tua. Tanpa kerjasama proses
pembentukan kepercayaan diri kurang berhasil. Sarumpaet (1977: 45) mengatakan
bahwa “Kerjasama adalah salah satu dasar terkuat dalam dunia pendidikan.”Dengan mudah kita dapat menemukan anak-anak yang kurang percaya
diri, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Kurangnya kepercayaan
diri dapat menghambat pencapaian tujuan. Setiap orang mengharapkan dirinya
berhasil dan mencapai apa yang menjadi harapannya. Keberhasilan selain
ditentukan oleh kepandaian juga ditentukan oleh kepercayaan diri. Kepandaian
dan kepercayaan diri seharusnya berjalan dengan seimbang.Faktor yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kepercayaan
diri adalah keluarga, karena keluarga adalah tempat pertama kali anak bertumbuh;
dalam keluargalah anak mengawali hidupnya. Sikap orang tua terhadap anak
dalam keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan kepercayaan
diri anak. Kalau dalam keluarga anak merasakan cinta dan penghargaan maka
kepercayaan diri anak akan tumbuh.Kepercayaan diri anak tidak terlepas dari pola pengasuhan orang tua. Pola
pengasuhan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain berbeda; pola
pengasuhan dalam setiap keluarga tidak sama. Setiap keluarga mempunyai ciri
khas dalam mengasuh anak, karena keadaan keluarga yang satu dengan yang lain
berbeda. Orang tua dalam setiap keluarga seharusnya mengetahui dan memahami
kemampuan, bakat, serta sifat-sifat anaknya dan menggunakan pola pengasuhan
yang tepat. Pola pengasuhan yang tepat sangat penting untuk perkembangan atau
pertumbuhan anak selanjutnya.Remaja tidak hanya berada dalam lingkungan keluarga, tetapi perlu
bergaul dengan teman sebaya. Teman sebaya merupakan salah satu faktor dalam
pembentukan kepercayaan diri karena apa yang dilihat dan didengar dari teman
sebaya bisa ditiru anak. Sarumpaet (1977: 20) mengatakan bahwa “Anak-anak
mudah meniru orang lain. Tabiat mereka terbentuk dengan apa yang mereka lihat,
dengar, dan rasa.” Lingkungan teman sebaya dapat memberikan pengaruh pada
anak. Pengaruh yang diberikan bisa positif, bisa negatif. Oleh sebab itu orang tua
perlu mendampingi anak dalam menyaring pengaruh lingkungan. Dengan
pendampingan yang baik dari orang tua, anak diharapkan akan tumbuh menjadi
pribadi yang semakin dewasa dan memiliki kepercayaan diri.Masih ada orang tua atau guru yang memandang keberhasilan anak hanya
berdasarkan nilai raport yang diberikan sekolah. Orang tua atau guru sering
beranggapan bahwa anak yang nilai raportnya bagus dan mendapat peringkat atau
rangking pasti akan sukses. Sedangkan anak yang nilai raportnya jelek atau
rendah tidak akan sukses. Nilai raport tidak dapat menjadi patokan utama untuk
meraih kesuksesan. Anak yang nilai raportnya bagus dan mendapat peringkat di
sekolah, akan kurang berhasil/sukses jika kepercayaan dirinya rendah. Walaupun
anak pandai, tetapi kalau anak tidak berani mengungkapkan pendapat, ide,
pengetahuannya kepada orang lain, tidak berani mencoba, atau tidak aktif, maka
kepandaiannya kurang berguna. Walaupun anak dianggap bodoh karena nilai
raportnya jelek atau rendah tetapi apabila anak mempunyai kepercayaan diri yang
baik, dia dapat lebih sukses daripada anak yang pandai tetapi kurang memiliki
kepercayaan diri. Hal ini terjadi karena kepercayaan diri mempengaruhi sikap
anak untuk berani mengungkapkan ide atau pendapatnya, berani mencoba, aktif,
dan berani mengungkapkan pengetahuannya kepada orang lain. Jika ingin sukses,
selain pandai perlu juga memiliki kepercayaan diri.Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada masa puber. Pada
masa puber ini, terjadi perubahan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan.
Menurut Hurlock (1990: 184), pubertas adalah periode dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk
seksual. Masa puber ini ditandai dengan beberapa perubahan dalam diri individu;
pertumbuhannya pesat dan terjadi perubahan yang mencolok dalam proporsi
tubuh. Dengan terjadinya perubahan dalam dirinya, individu dapat merasa kurang
atau tidak percaya diri.Setiap individu pasti pernah merasa kurang percaya diri. Hal itu wajar.
Akan menjadi tidak wajar apabila sikap kurang percaya diri itu sampai
menghambat kesuksesan. Kepercayaan diri dapat membuat individu bahagia
dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. Norman Vincent Peale
dalam bukunya The Power of Positive Thinking (Lumpkin, 2004: 82) mengatakan
bahwa “Seseorang pastilah tidak mungkin menjadi sungguh-sungguh berbahagia
atau sukses tanpa memiliki tingkat rasa percaya diri yang mendasar.”
Kepercayaan diri dapat membuat individu menjadi pribadi yang mandiri, tidak
selalu bergantung pada orang lain, dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan maksimal. Kepercayaan diri sangat berharga dalam kehidupan
setiap orang.Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu melaksanakan PPL di SMP
BOPKRI 2 Yogyakarta, peneliti mendapat kesan bahwa tingkat kepercayaan diri
siswa-siswi SMP BOPKRI 2 Yogyakarta rendah. Hal ini dapat dilihat misalnya
saat belajar di kelas: siswa takut untuk mengungkapkan pendapat atau ide, malu
bertanya kepada guru bila ada yang kurang paham, takut salah dan kurang berani
mencoba. Siswa kurang mau mencoba atau menjawab pertanyaan dari bapak atau
ibu guru secara spontan. Bapak atau ibu guru terpaksa menunjuk atau meminta
siswa untuk menjawab pertanyaan.Menurut guru BK SMP BOPKRI 2 Yogyakarta mayoritas siswa berasal
dari keluarga yang status sosial ekonominya menengah ke bawah. Hal ini
menyebabkan orang tua sibuk bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam. Orang
tua kiranya kurang memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan anak sehingga
anak kurang terlatih untuk mengungkapkan ide atau pendapat, perasaan, bahkan
pengalamannya, sehingga kepercayaan diri anak menjadi rendah.Peneliti sebagai calon konselor atau pendidik menyadari pentingnya
memupuk kepercayaan diri anak. Perlulah diadakan penelitian yang lebih
mendalam agar diperoleh kesimpulan yang tepat tentang tingkat kepercayaan diri
siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta . Dengan mengetahui tingkat
kepercayaan diri anak dengan tepat, dapatlah dipikirkan upaya-upaya yang
relevan untuk memelihara atau meningkatkannya.B. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Guru pembimbing Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi guru pembimbing mengenai program bimbingan yang tepat untuk mengembangankan kepercayaan diri siswa.
2. Peneliti Penelitian ini menambah wawasan peneliti mengenai kepercayaan diri.
3. Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Siswa dapat memperoleh manfaat dari program pengembangan kepercayaan diri yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.
4. Peneliti lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau sumber inspirasi bagi peneliti lain yang berminat dalam bidang kepercayaan diri.
5. Pembaca Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai kepercayaan diri.
E. Definisi Operasional
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari istilah pokok yang digunakan dengan tujuan untuk memperjelas maksud penelitian ini.
1. Kepercayaan diri adalah keyakinan individu akan kemampuannya sendiri, yang dikembangkannya secara maksimal dan digunakannya dengan tepat dan sungguh-sungguh untuk meraih apa yang diharapkannya seperti yang dimaksudkan dalam butir- butir kuesioner yang digunakan. Karena yakin akan kemampuan yang dimiliki, individu yang percaya diri mau bekerja keras untuk mencapai kebahagiaan yang diharapkannya, bertanggung jawab baik kepada diri sendiri, pada tugas yang diberikan dan keputusan yang sudah diambil, realistis dalam memilih cita-cita, berpikir positif baik terhadap diri maupun terhadap orang lain, mampu mengelola emosi dengan baik, dan memiliki prinsip yang kuat.
2. Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta adalah peserta didik yang secara administratif masih terdaftar sebagai siswa di SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat uraian mengenai pengertian kepercayaan diri, ciri-ciri
orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi, faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri, cara untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan penelitian yang
relevan.A. Pengertian Kepercayaan Diri
Mastuti (2008: 13) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah sikap
positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi
yang dihadapinya. Individu yang percaya diri berusaha untuk selalu berpikir
positif dalam menjalani setiap kehidupannya.Menurut Angelis (2005: 5,10) kepercayaan diri adalah kemampuan
menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Kepercayaan
diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa individu sebagai manusia bahwa
tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Jika individu
yakin pada diri sendiri, maka apapun tantangan yang dihadapi dalam hidup ini
akan dihadapinya.Menurut Lie (2004: 4) percaya diri berarti yakin akan kemampuannya
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Dengan percaya diri,
seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani
kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri.
Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan
yang sesuai dengan tingkat perkembangannya dengan baik. Orang yang percaya
diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasi dan
juga akan dipercaya oleh orang lain.Menurut The American Heritage Dictionary (Widarso, 2005: xi)
kepercayaan diri (self confidence) adalah “Kesadaran akan kekuatan dan
kemampuan diri sendiri.” Webster’s New World Dictionary mengartikan percaya
diri sebagai bergantung pada kekuatan diri sendiri (Widarso, 2005:xi). Hasan dkk,
dalam buku Kamus Istilah Psychology (Iswidharmanjaya dkk, 2004: 13)
mengatakan bahwa “Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri
yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat
memanfaatkannya secara tepat.” Orang yang penuh dengan rasa percaya diri
memiliki sikap atau perasaan yang yakin pada kemampuannya sendiri. Keyakinan
itu muncul setelah individu tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya. Rasa yakin
juga muncul setelah individu tahu apa yang diharapkan dalam hidupnya, dan
mampu melihat kenyataan yang ada (Iswidharmanjaya dkk, 2004: 14).Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan arti
kepercayaan diri sebagai keyakinan individu akan kemampuannya sendiri, yang
dikembangkannya secara maksimal dan digunakannya dengan tepat dan sungguh-
sungguh untuk meraih apa yang diharapkannya. Dengan memiliki kepercayaan
diri individu akan menjalani kehidupan ini dengan lebih bahagia, karena yakin
akan kemampuan yang dimiliki, bersikap realistis, berusaha untuk selalu berpikir
positif, mampu mengelola emosinya, dan berusaha menyelesaikan tugasnya
dengan sebaik mungkin serta berjuang meraih apa yang diharapkannya.B. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kepercayaan Diri yang Tinggi
Menurut Lie (2003: 4) ciri-ciri orang yang percaya diri adalah: 1) Yakin
kepada diri sendiri, 2) mandiri, 3) tidak ragu-ragu/optimis, 4) merasa diri
berharga, 5) tidak menyombongkan diri, 6) memiliki keberanian untuk bertindak.Menurut Hartono (1997, 25-27) ciri-ciri orang yang percaya diri adalah 1)
Mampu mengungkapkan perasaan diri, dalam arti seseorang melaksanakan
haknya untuk menyatakan apa yang diinginkannya, menolak apa yang tidak
disukai, menyampaikan tanggapan atau reaksi balik yang jujur terhadap orang
lain, dan ia juga menyadari bahwa orang lain juga memiliki hak-hak yang sama,
2) optimis. Individu yang percaya diri selalu berharap mampu
mengerjakan/menyelesaikan tugas yang diberikannya dengan baik, 3) bersikap
tenang dan tidak gugup dalam menghadapi persoalan atau perubahan lingkungan,sebab individu yang percaya diri merasa cukup dapat menguasai persoalan atau
perubahan lingkungan, 4) memiliki kemauan yang lebih untuk menghadapi resikodan mencoba hal-hal baru, yang diperlihatkan baik dalam kehidupan sosial,
lingkungan pendidikan maupun lingkungan pekerjaannya dan menganggap
kegagalan bukan sebagai sesuatu yang meyedihkan, memalukan, dan mematahkansemangat, melainkan menjadi pemicu untuk melangkah/berjalan kearah
keberhasilan, 5) kreatif. Individu yang percaya diri senang untuk bereksperimen
dan memiliki banyak ide sehingga dapat mengembangkan kecakapan atau
kemampuannya; bertambahnya kecakapan atau kemampuan dapat menambah
percaya diri individu, 6) mandiri. Individu yang percaya diri tidak selalu
bergantung pada orang lain sepenuhnya.Iswidharmanjaya dkk (2004: 33-58 ) mengemukakan berbagai cirri orang yang percaya diri seperti yang diuraikan berikut ini:
1. Yakin akan kemampuannya sendiri: Kemampuan adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih sesuatu. Kemampuan mencakup, bakat, kreativitas, kepandaian dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk mengejar atau meraih sesuatu yang diharapkan/dicita- citakan. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Orang yang percaya diri berusaha untuk mengetahui dan mengembangkan kemampuannya, dengan tujuan untuk meraih apa yang menjadi cita- cita/harapannya. Dengan mengetahui dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki, orang yang percaya diri menerima dirinya secara tulus dan tidak membandingkan dirinya dengan orang lain.
Orang yang percaya diri sadar bahwa setiap manusia memiliki tolak ukur sendiri-sendiri dalam hal keberhasilan, sesuai dengan kemampuannya sendiri. Orang yang percaya diri adalah orang yang mandiri; dia tidak sepenuhnya bergantung pada orang lain. Orang yang percaya diri yakin pada kemampuannya dan mengenal kekurangan dan kelebihannya.
2. Memiliki prinsip yang kuat. Orang yang percaya diri tidak konformis terhadap hal-hal yang bertentangan dengan prinsip hidupnya. Sikap konformis adalah sikap atau kecenderungan orang untuk menjadi pengikut saja terhadap apa yang dikatakan orang lain/temannya dan tidak berani menyatakan pendapat dan sikap sendiri karena takut akan ditinggalkan serta dikucilkan oleh teman-temannya.
3. Bisa mengendalikan emosi: Emosi adalah segala macam perasaan yang
ada dialami, misalnya senang, sedih, marah, terharu, dan kesal. Emosi perlu dikendalikan. Jika emosi tidak dikendalikan, emosi menjadi tidak stabil dan menyebabkan orang tidak bisa berpikir logis dan juga tidak bisa konsentrasi. Orang yang percaya diri mampu mengendalikan diri dengan selalu berpikir objektif dan realistic; dia mampu melihat sesuatu sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
4. Selalu berusaha bekerja keras: Orang yang percaya diri menganggap
kegagalan sebagai suatu keberhasilan yang tertunda. Kegagalan dianggapnya sebagai tantangan untuk terus berusaha meraih hasil yang lebih bagus.
5. Berpikir positif: Dengan berpikir positif orang selalu beruaha melihat
segi positif pada setiap hal yang dihadapi. Untuk berpikir positif orang perlu menerima kekurangan dan kelebihannya. Orang yang berpikir positif sanggup menerima diri dan orang lain apa adanya. Bagi orang yang percaya diri, berpikir positif selalu berperanan penting dalam proses pengembangan diri dan interaksi dengan orang lain6. Realistis: orang yang realistis mengetahui batas kemampuannya, sehingga individu memiliki cita-cita yang sesuai dengan kemampuannya.
7. Bertanggung jawab: Individu yang percaya diri bertanggung jawab atas apa saja yang dilakukannya.
8. Berani menerima dan menghadapi penolakan: Setiap orang pernah mengalami penolakan. Penolakan bisa menimbulkan motivasitetapi juga bisa melemahkan motivasi, tergantung pada sikap individu terhadap penolakan yang bersangkutan. Orang yang percaya diri berani menerima dan menghadapi penolakan, dan menganggap penolakan sebagai pembangkit motivasi dan menjadi pelajaran yang berharga untuk menjadi lebih baik. Lauster (Iswidharmanjaya dkk, 2004: 24) mengatakan bahwa ciri-ciri
orang yang percaya diri adalah: 1) Tidak mementingkan diri sendiri, 2) cukup
toleransi, 3) tidak membutuhkan dukungan dari orang lain secara
berlebihan/mandiri, 4) bersikap optimis dan gembira.Maslow, 1971 dalam bukunya yang berjudul The Third Forces: The Psychology of Abraham Maslow (Iswidharmanjaya dkk, 2004: 24-25) mengatakan
bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri adalah: 1) Memiliki “kemerdekaan
psikologis” yaitu kebebasan mengarahkan pilihannya dan mencurahkan tenaga,
berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang
produktif, 2) menyukai pengalaman baru, 3) suka menghadapi tantangan, 4)