ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK ZAKAT IKAN BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPETAN GRESIK.
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK ZAKAT
IKAN BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPETAN GRESIK
JURNAL
Oleh
Cholifatul Aisah
NIM. C02211016
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan dengan judul Analisis Hukum
Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab
persoalan tentang bagaimana praktik zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh
pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik dan
bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng yang
dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten
Gresik.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui
proses observasi (pengamatan) dan wawancara. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kulitatif. Sedangkan analisisnya berupa deskriptif-analisis,
dengan menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik zakat ikan bandeng yang
dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten
Gresik tidak memenuhi syarat dan rukun zakat karena pemilik tambak dalam
membagikan zakat ikan bandeng dengan menyamaratakan yakni tidak
membedakan antara mustahik yang mampu dan yang tidak mampu, pemilik
tambak juga tidak mengetahui zakat yang mereka anggap tersebut sudah mencapai
nis}a>b atau belum, zakat yang dikeluarkan oleh pemilik tambak juga tidak
menentu ada yang setiap pane ada juga yang setiap tahun. Sedangkan dalam
melakukan zakat pemilik tambak harus memenuhi syarat dan rukun zakat yang
telah ditentukan oleh syari’at Islam agar menjadi sah. Ditinjau dari hukum Islam
terhadap zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak tidak
dibenarkan dalam Islam, karena dalam mengeluarkan zakat pemilik tidak sama
seperti yang dijelaskan didalam syarat dan rukun zakat, praktik yang dilakukan
oleh pemilik tambak di Desa Randuboto bukanlah sebuah zakat melainkan itu
adalah sedekah.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka sarannya adalah agar tidak ada
adanya praktik zakat ikan bandeng dengan cara tersebut dan kalau pemilik tambak
memang sengaja berniat ingin mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki
sebaiknya melalui badan amil zakat atau berdiskusi dengan ulama atau orangorang yang mengerti tentang ketentuan zakat yang ada di desa setempat, agar
pemilik tambak memahami tentang ketentuan-ketentuan yang mereka keluarkan
apakah sudah mencapai nis}a>b atau belum dan kepada siapa zakat tersebut
seharusnya dibagikan.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN............................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .....................................................
B. Identifikasi dan batasan masalah .......................................
C. Rumusan masalah .............................................................
D. Tujuan Penelitian ..............................................................
E. Kegunaan Penelitian .........................................................
F. Definisi Operesional .........................................................
G. Kajian Pustaka ...................................................................
H. Metode penelitian .............................................................
I. Sistematika pembahasan ...................................................
BAB II
1
10
11
11
11
12
13
14
19
KONSEP ZAKAT DAN SEDEKAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Zakat ..............................................................
B. Dasar Hukum Zakat ...........................................................
C. Waktu Pelaksanaan Zakat ..................................................
D. Macam-Macam Harta Yang Wajib Wajib Dikeluarkan
Zakatnya............................................................................
E. Rukun Dan Syarat Zakat ...................................................
F. Orang-orang Yang Berhak Menerima Zakat ......................
G. Tinjauan Umum Tentang Ikan Bandeng Hasil Tambak .....
H. Pengertian Sedekah ..........................................................
I. Dasar Hukum Sedekah .......................................................
21
23
24
25
28
32
34
39
39
J. Hukum Sedekah..................................................................
K. Orang-Orang Yang Mendapatkan Sedekah .......................
L. Sifat-Sifat Harta Yang Disesdekahkan ...............................
M. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Sedekah .....................
BAB III
40
42
44
45
PRAKTIK ZAKAT IKAN BANDENG DI
DESA RANDUBOTO KECAMATAN
SIDAYU
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik .............................. 46
1. Letak Geografis Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik ........................................................................... 46
2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Gresik ............................................. 48
3. Keadaan Sosial Ekonomi Desa Randuboto ................... 49
4. Keadaan Sosial Pendidikan Desa Randuboto ................ 50
5. Keadaan Sosial Keagamaan Desa Randuboto ................ 52
B. Cara Muzakki Menentukan Zakat Ikan Bandeng ................ 54
C. Mustahiq Yang Mendapatkan Zakat Ikan Bandeng ........... 61
BAB IV
ANALISIS
HUKUM
ISLAM
TERHADAP PRAKTIK ZAKAT IKAN
BANDENG HASIL TAMBAK
A. Analisis Tentang Niat Muzakki ......................................... 63
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik
Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak .................................... 65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 71
B. Saran ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ZAKAT IKAN
BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai
landasan membangun suatu sistem yang mewujudkan kesejahteraan dunia dan
akhirat yang diharapkan mampu memberikan manfaat pada pelaku ibadah
dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, wajar apabila Islam
memandang bahwa muslim terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi
sesamanya.
Salah satu ibadah yang menunjukkan manfaat pada kehidupan
sekitarnya adalah zakat. Zakat diartikan sebagai upaya membersihkan harta
yang dimiliki seseorang dari unsur-unsur yang tidak baik. Kewajiban zakat
bertujuan untuk memperluasa partisipasi kesejhateraan masyarakat sehinggat
tidak ada perbedaan mencolok anatar golongan kaya dan miskin dalam
masyarakat.1
Apabila dilihat dari aspek kuantitas, seeorang yang mengeluarkan zakat
pasti hartanya akan berkurang. Walaupun demikian, Islam memiliki pandangan
lain tentang kuantitas harta tersebut. Islam memandang orang yang
mengeluarkan zakat akan bertambah pahala dan berkahnya bagi kehidupan
sosial disekelilingnya. Zakat juga dapat diibaratkan sebagai benteng yang
1
Slamet Abidin, Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), 282.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
melindungi harta dari penyakit dengki dan iri hati, dan zakat ibarat pupuk yang
menyuburkn harta lebih banyak lagi dan tumbuh.2
Manfaat ini dapat diketahui dari penjelasan yang terdapat dalam suarat
At-Taubah (9): 103.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.3
Membayar zakat dengan cara segera sangat diwajibkan apabila telah
memenuhi persyaratan nisa>b dan haul. Nisa>b adalah jumlah kuantitas harta
yang wajib dikeluarkan seseorang sedangkan haul adalah waktu wajib
dikeluarkan zakat itu. Seseorang yang melakukan penundaan dan pengurangan
pembayaran zakat akan memperoleh sanksi akhirat (dosa). Zakat sudah
memiliki ketentuan yang harus diikuti. Ketentuan ini berkaitan dengan waktu
wajib keluarnya zakat dan batasan harta yang wajib dizakati. Kedua istilah ini
biasa dikenal dengan sebutan nisa>b dan haul.
Selain sanksi akhirat. Orang yang melakukan pelanggaran zakat ditolak
kesaksiannya. Kesaksian orang yang sengaja menunda pembayaran zakat tidak
diterima karena telah berkhianat dengan tidak segera membayarkan hak orang
lain tanpa adanya halangan untuk itu. Perintah membayar zakat menunjukkan
adnya kewjiban memberikan hak orang dengan segera. Jika tidak segera
M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000), 1-2.
3
Mahmud yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986),
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dibayarkan berarti maksud perintah untuk mencukupi hajat orang miskin tidak
terlaksana.4
Allah SWT memberikan harta yang dimiliki seseorang terkadang lebih
banyak dibandingkan orang lain. Kelebihan harta ini bukan hanya
menunjukkan sifat kuasa Allah SWT dalam mengatur kehidupan melainkan
juga memberikan kewajiban kepada orang yang memiliki harta lebih banyak
untuk melakukan perbuatan baik, memberikan kepada yang berhak serta
menfaatkannya untuk tujuan-tujuan positif lainnya. Selain beberapa tujuan
diatas, tujuan kewajiban mendistribusikan harta kepada yang berhak
merupakan cara yang diberikan islam untuk mengurangi jarak kalangan kaya
dan miskin. Pendistribusian harta juga bertujuan untuk membangkitkan
semangat gotong royong dikalangan umat manusia.5
Wahbah al Zuhaily berpendapat bahwa zakat memiliki dua kewajiban
yang patut diperhatikan yaitu waktu mengeluarkan zakat dan batasan minimal
harta yang wajib dikeluarkan. Apabila batasan waktu dan jumlah kekayaan
terpenuhi, Wahbah berependapat tidak ada lagi alasan untuk nenunda
keluarnya zakat tersebut. Pendapat pendapat senada juga difatwakan oleh
Mazhab Hanafi. Seseorang yang sudah memiliki kemampuan mengeluarkan
zakat tidak boleh menangguhkannya tanpa ada uzur. Lebih dari itu menurut
madzab yang sama, seseorang yang tidak mengeluarkan zakat tidak diterima. 6
Rahaman Ritonga, Zainuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 202.
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif Fiqih Sosial Dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantar, 2010) 8.
6
Ibid., 86-87.
4
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Ismail
Nawawi
memiliki
pendapat
tentang
kewajiban
zakat,
menurutnya kewajiban harta yang harus dizakati terbatas pada penjelasannya
sebagaimana berikut.
1. Zakat harta berupa emas, perak, barang dagangan dan binatang ternak
yang digembalakan dibayar setelah sempurna haul atau sekali dalam
setahun.
2. Zakat tanaman dan buah-buahan dibayar ketika berulangtahunnya masa
panen, kendatipun masa panen terjadi berulangkali dalam satu tahun.
Dengan demikian untuk harta yang kedua ini tidak disyaratkan untuk
mencapai satu tahun.
Alasan yang digunakan Ismail Nawawi tentang harta yang wajib
dizakati adalah ketentuan yang terdapat dalam surat Al-An’am (6): 141.
“Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihlebihan”.7
Selain permasalah harta yang wajib dizakati. Kajian tentang zakat juga
menyentuh pembahasan keompok yang berhak menerima. Secara tegas
ketentuan Al-Qur’an memberikan kriteria umum orang yang berhak menerima
zakat adalah orang-orang yang kurang mampu.8 Penjelasan ini ditemukan
dalam surat At-Taubah (10): 60
7
8
Mahmud yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986), 202.
Saifudin Zuhri, Zakat Kontekstual, (Semarang: CV Bima Sejati, Cetakan Pertama, 2000), 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.9
Dalam buku tafsir Qur’an karim ayat tersebut menjelaskan bahwa
menyimpan uang emas dan perak di larang jika tidak dikeluarkan zakatnya, dan
dijelaskan juga tentang orang-orang yang berhak menerima zakat:
1. Fa>qir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta benda sidikitpun dan
juga tidak kuasa berusaha karena ada cacat pada badannya.
2. Miski>n, yaitu orang yang mempunyai harta benda tetapi tidak mencukupi
untuk keperluan hidupnya dan keluarganya.
3. A>mili>n, (pengurus zakat) yaitu orang yang bekerja mengumpulkan
zakat dan membagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
4. Muallaf, yaitu orang yang baru memeluk agama islam.
5. Riqa>b, yaitu memberikan zakat kepada orang yang baru di merdekakan
oleh tuannya.
6. Gha>rim, orang berhutang yang tidak sanggup membayar hutangnya.
7. Sabi>lillah, yaitu orang yang berperang di jalan allah dengan suka rela
dan tidak mendapatkan bayaran.
9
Hamdani Ali, Al-Qur’an Usmani, (Jawa Tengah: FA Menara Kudus, 1974), 188.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
8. Musa>fir, yaitu orang yang pergi menuntut ilmu pengetahuan ,
pengembara untuk menyiarkan agama islam.10
Pada dasarnya zakat bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan
tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita
usahakan dengan baik dan benar.11
Beragam penjelasan di atas menunjukkan bahwa zakat dalam
pandangan Islam merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.
Setiap muslim yang memiliki kemampuan mengeluarkan zakat wajib
mengeluarkannya pada waktu yang telah ditentukan. Apabila ditemukan
seorang muslim menolak mengeluarkan zakat, maka muslim tersebut dapat
dikategorikan sebagai muslim yang Fa>siq.
Sanksi Fa>siq yang dijatuhkan bagi orang yang enggan mengeluarkan
zakat rupanya tidak cukup. Sejarah perekembangan Islam menunjukkan bahwa
orang yang enggan mengeluarkan zakat dan menganjurkan kepada muslim lain
untuk tidak mengeluarkan zakat boleh diperangi dan dibunuh. Kebijakan
khalifah pertama, Abu Bakar Al-Sidiq, kiranya sangat jelas mengumumkan
perang bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat. Abu Bakr mengeluarkan
pernyataanya yang terkenal, yaitu
“Demi Allah, akan kuperangi orang-orang yang memisahkan antara
shalat dan zakat, dan demi Allah jika mereka menghalang-halangiku
untuk memungut (bagian zakat) ternak yang pernah mereka keluarkan
10
11
Mahmudi Yunus, Tafsir Qur’an Karim,(Jakarta: PT Hidakarya Agung ,1986), 272.
Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
di masa rasullah SAW, niscaya akupun akan memerangi mereka atas
pembangkangannya itu”.12
Zakat adalah senjata paling efektif untuk memerangi harta simpanan
dan mengeluarkannya dari tempat persembunyiannya, di bank-bank atau
berupa surat berharga, supaya dapat dipergunakan bersama dalam lapangan
kerja, usaha maupun produksi, dari pada dibiarkan beku tidak produktif. Orang
yang menahan dan menyimpan harta sehingga tidak beredar dalam dunia
permodalan yang produktif, adalah ibarat orang yang menahan seorang militer
dalam pasukan Islam sehingga ia tidak ikut tampil berlaga medan juang. Maka,
uang yang terus menerus beredar, adalah bagaikan seorang militer yang aktif
berjuang. Sementara dinar yang disimpan dan ditahan adalah bagaikan seorang
militeryang mati, tidak produktif.13
Ketentuan mengeluarkan zakat diatas sudah tentu lebih menarik jika
melihat praktik pelaksanaan zakat yang dilakukan oleh kaum muslimin.
Beberapa golongan muslim memiliki perbedaan pendapat tentang bentuk
mengeluarkan zakat. Perbedaan pendapat ini bukan dalam permasalahan
kewajiban
zakat
melainkan
pada
permasalahan
jumlah
dan
waktu
mengeluarkan zakat. Misalnya, walaupun secara tegas zakat pertanian banyak
ditemukan dalam ketentuan hukum Islam baik yang langsung berdasarkan
ketentuan Al-Qur’an dan Hadits, maupun model pengeluaran zakat yang
berdasarkan pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin semata.
12
13
Yusuf Al-Qardlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT BinaIlmu, 2001), 442-443.
Ibid., 443.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Pengaruh pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin terhadap zakat
dapat dilihat dalam model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat hasil
perikanan bandeng di Desa Randuboto kecamatan Sidayu Gresik. Kaum
muslimin yang mengelola pertanian bandeng memiliki seikap beragam
terhadap model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat. Sebagian
kelompok masyarakat ada yang secara langsung mengeluarkan kewajiban
zakatnya begitu panen bandeng selesai, ada juga yang mengumpulkan beragam
hasil panen hingga terkumpul semua baru kewajiban zakat dilaksanakan.
Pada masalah pengelolaan zakat juga terjadi perbedaan. Sebagian
kalangan langsung mengeluarkan zakat kepada golongan yang dianggap
membutuhkan zakat berdasarkan pemahaman mereka pribadi. Ada juga
golongan yang menyalurkan zakat melalui pihak lain. Pengelolaan melaui
golongan ini bisa dilakukan melalui lembaga pengelolaan zakat, tokoh agama
maupun melalui amil zakat musiman kala membayar zakat fitri.
Selain masalah pengeluaran dan pengelolaan hasil zakat, masalah lain
yang menarik untuk dikaji adalah masalah penyaluran zakat. Sebagian
kalangan muslim Randuboto melakukan penyaluran zakat secara langsung
kepada yang berhak tanpa adanya kriteria yang jelas apakah seseorang itu
berhak menerima zakat atau tidak.
Fakta lebih menarik lainnya adalah pemilik tambak membagikan
zakatnya dengan menggunakan ukuran sama rata bagi setiap orang tanpa
melakukan pemilihan golongan (prioritas) apakah seseorang ini memang
berhak menerimanya. Alasan yang sering ditemukan pemilik tambak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
membagikan zakat ikan bandengnya secara langsung adalah agar hasil zakat
dapat dinikmati warga randuboto, ada juga yang mengikuti tradisisi
keluarganya yang terdahulu dan juga ada yang beranggapan kalau zakat ikan
bandeng dibagikan secara langsung proses pendistribusiannya bisa lebih mudah
dan praktis. Proses pembagian dengan model sama rata dan sama rasa ini
rupanya dianggap sebagai pengeluaran zakat.
Setelah melakukan beberapa penelitian pendahauluan di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik ternyata terdapat fakta menarik tentang
praktik zakat yang dilakukan oleh pemilik tambak karena zakat ikan bandeng
tersebut dalam praktik pendistribusian zakat ikan bandeng tidak sesuai dengan
syarat dan rukun zakat pada umumnya melainkan berbasis pada pemahaman
pribadi, kebiasaan setempat serta niat sama rata dan sama rasa yang
berkembang.
Beragam alasan diatas kiranya relefan apabila dilakukan penelitian
lebih mendalam untuk mengetahui, memahami dan menganalisis permasalahan
zakat yang terdapat dalam komunitas petani tambak tersebut dengan jududl
“Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil
Tambak Di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik”.
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah
Dari pemaparan yang ada pada latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Ketentuan zakat dalam Al-Qur’an.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
2. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengnya secara
langsung.
3. Model pengelolaan zakat dan penyaluran harta zakat yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
4. Jenis-jenis zakat dan komoditas yang terkena kewajiban zakat.
5. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengx secara
langsung.
6. Praktik pembagian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
7. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
8. Faktor-faktor yang melatar belakangi untuk membagikan zakat ikan
bandengnya secara langsung di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
9. Sistem pengelolahan tambak ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan di atas, penelitian ini
memeberikan batasan kajian sebagaimana batasan masalah berikut. Adapun
batasan yang dipilih dalam penulisan skripsi ini:
1. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
C. Rumusan Masalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
1. Bagaimana praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Mendiskripsikan praktik zakat ikan bandeng hasil tambak di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik dengan menggunakan hukum Islam.
E. Kegunaan Penelitian
setelah perumusan tujuan penelitian berhasil dilakukan, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan dua kegunaan utama. Kegunaan penelitian
yang diharapkan mampu dicapai disebut sebagai kegunaan teoritis maupun
praktis sebagaimana diskripsi berikut:
1. Secara teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan mengenai hukum islam dalam hal zakat
sehingga
mengetahui
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
penyimpangan yang berkaitan dengan proses zakat, dan sekaligus dapat
digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
2. Secara praktis diharapkan bisa menjadi masukan bagi para pembaca untuk
dapat dijadikan landasan berfikir dalam melakukan proses pembagian
zakat yang sesuai dengan syari'at Hukum Islam.
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah dalam penelitian ini,
maka disini dijelaskan maknanya sebagai berikut:
1. Hukum Islam
: Hukum dalam Islam yang memuat ketentuanketentuan berdasarkan al-Qur’an dan Hukum
Syara’
Terutama
yang
berkaitan
dengan
ketentuan zakat.
2. Zakat Ikan Bandeng :
Zakat hasil tambak yang dibagikan berupa ikan
bandengnya secara langsung, pengeluaran zakat
ikan bandeng di Desa Randuboto tidak menetu
ada yang setiap panen ada juga yang setahun
sekali. Zakat ikan bandeng dibagikan secara
merata kepada tetangga sekitar dan kepada
keluarga yang rumahnya dekat dengan daerah
muzakki. Ada juga yang dibagikan keseluruh
Dusun Randuboto. Para petani tambak di Desa
Randuboto mengeluarkannya dengan berniat
sebagai zakat.
G. Kajian Pustaka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kajian pustaka adalah gambaran mengenai kajian atau penelitian
tentang topik yang sudah pernah diteliti, sehingga dapat diketahui bahwa kajian
yang akan diteliti bukanlah merupakan pengulangan topik atau kajian
penelitian yang sudah ada.
Pada dasarnya pembahasan tentang zakat ikan bandeng di fakultas
syari’ah UIN Sunan Ampel Surabaya sepengetahuan penulis belum ada, akan
tetapi pembahsan secara umum sudah ada itupun hanya membahas masalah
pendistribusiannya saja.
Karya tulis yang membahas tentang zakat diantaranya adalah:
Skripsi dengan judul “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pendistribusian
Zakat Secara Pribadi (Studi Kasus Di Pasuruan Jawa Timur)” tahun 2010,
yang disusun oleh Lilik Nur Indah Sari menjelaskan tentang proses
pendistribusian secara pribadi oleh para muzakki di pasuruan jawa timur.
Dalam proses pendistribusian tersebut, muzakki tidak melakukan pendataan
hanya dengan informasi pengumuman untuk datang mengambil hak zakatnya
sehingga muzakki tidak mengetahui apakah mustahik tersebut muslim atau
termasuk 8 golongan yang berhak menerima zakat. Dalam skripsi ini hanya
mengfokuskan pada proses pendistribusiannya saja yang dilakukan oleh para
muzakki Di Pasuruan jawa Timur.14
Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
Zakat Bagi Hasil Tambak Di Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten
Sidoarjo” tahun 2010 yang disusun oleh Feninda Zulfa yang menjelaskan
Lilik Nur Indah Sari, “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pendistribusian Zakat Secara
Pribadi (Studi Kasus Di Pasuruan Jawa timur” Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010) 77.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
tentang bagi hasil tambak dimana bibit dan biaya perawatan dari sipenggarap
sedangkan pemilik tambak hanya menyerahkan tambaknya saja tanpa
mengeluarkan biaya apapun. Dan pembagian hasilnya dipotong dulu biaya
bibit dan perawatan untuk penggarap, kemudian hasil bersihnya dibagi dua
yaitu 2/3 (dua pertiga) untuk pemilik tambak sedangkan penggarap
mendapatkan 1/3 (satu pertiga). Dan yang berekewajiban membayar zakat
adalah pemilik tambak. 15
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang sistematis untuk menjawab masalah
yang sedang di teliti, karakteristik metode ilmiah adalah sebagai berikut:
metode harus bersifat kritis dan anlistis, metode harus bersifat logis, metode
bersifat obyektif, metode harus bersifat konseptual dan teoritis.16
1. Lokasi atau Daerah Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian
terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto
Kecmatan Sidayu Gresik.
2. Lokasi Atau Daerah Penelitia
Studi ini merupakan peneletian lapangan (field Research) yang
dilakukan di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu. Penelitian ini
dilangsungkan dengan memilih Randuboto sebagai lokasi penelitian
Feninda Zulfa “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Zakat Bagi Hasil Tambak Di
Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo” Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2000, 67.
16
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), 15.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
disebabkan karena tiga hal yaitu: pertama, kemudahan akses penelitian.
Lokasi penelitian adalah daerah tetangga dengan tempat tinggal penulis.
Kedua, ditemukan beragam kasus pengelolaan, dan pendistribusian zakat
dengan persepsi pemilik lahan. Ketiga, kemudahan akses birokrasi dan
pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Data yang Dikumpulkan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan maka data yang akan
dihimpun dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Data tentang model penetapan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
b.
Data tentang model pengelolaan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik
c.
Data tentang model mustahiq zakat yang dilakukan oleh pemilik lahan
perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
4. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari lapangan
dan literature, meliputi:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data atau informasi yang
dibutuhkan secara langsung sebagai bagian dari proses menjawab
rumusan masalah. Data primer penelitian ini diperoleh melalui
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
pertanyaan tertulis dengan menggunakan metode wawancara. Data
primer meliputi pemilik tambak, pihak yang terlibat dalam proses
membagikan zakat ikan bandeng, dan warga sekitar yang
mendapatkan zakat ikan bandeng.
b. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data pembantu yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Apabila data primer
berisi informasi utama yang terkait dengan isi penelitian, data
primer dalam menjawab rumusan masalah. Data primer penelitian
ini diperoleh atau dikempulkan dari sumber-sumber yang telah ada
baik dari perpustakaan atau laporan penelitian terdahulu. Data
tersebut diantaranya:
1) Zakat Kajian Berbagai Madhab karangan Wahbah Al-Zuhaili.
2) Zakat dalam Prespektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi karangan
Ismail Nawawi.
3) Akuntansi dan Menejemen Zakat karangan Arief Mufraini.
4) Fiqih Lima Mazhab karangan Muhammad Jawad Mughniyah.
5) Fiqih Ibadah karangan Slamet Abidin, Moh. Suyono.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi (pengamatan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Yaitu Pencatatan fenomena yang di lakukan secara sistematis,
pengamatan dapat dilakukan secara langsung yang melibatkan peneliti
dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti.17 Maka dengan ini
peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
masalah-masalah yang diselidiki yaitu proses pembayaran zakat oleh
pemilik tambak dan argumentasi atau alasan yang melatar belakangi
dilakukannya zakat ikan bandeng yang dibagikan langsung kepada
warga sekitar.
b. Interview (wawancara)
Yaitu sebuah percakapan anatara dua orang atau lebih, yang
pertanyaannya diajukan kepada subjek atau sekelompok subjek
penelitian untuk dijawab.18 Sehingga peneliti memperoleh data dengan
cara tanya jawab kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh data
yang sesuai dengan topik penelitian.
6. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn
kedalam pola, memilih mata yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data dalam penelitian kulitatif dilakukan sejak
17
18
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), 101.
Denim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), 130.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di
lapangan.
a.
Deskriptif Analisis
Metode yang diawali dengan menggambarkan kenyataan
yang ada di lapangan mengenai praktik zakat ikan bandeng hasil
tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik,
kemudian diteliti dan dianalisis sehingga hasilnya dapat digunakan
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai proses
zakat ikan bandeng.
b.
Pola Pikir Deduktif
Selain metode analisis di atas, penelitian mengambil bentuk
pola pikir dedukti yaitu pola pikir permasalahan yang dilakukan
dengan cara mengemukakan teori-teori atau ketentuan-ketentuan
yang bersifat umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum Islam
mengenai zakat dan sedekah kemudia dipaparkan dari kenyataan
yang kemudian digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan mengenai praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman terhadap
permasalahan yang diteliti, penyusun membagi menjadi 5 bab.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian yang berisi, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua zakat yang memuat: Pengertian zakat, dasar hukum zakat,
macam-macam zakat, waktu pelaksanaan zakat, orang yang berhak menerima
zakat, pengertian sedekah, dasar hukum sedekah, syarat dan rukun sedekah,
orang yang berhak menerima sedekah.
Bab ketiga adalah data penelitian yang berusaha menjelaskan model
pendistribusian zakat di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik. Bab ini
terdiri dari berbagai sub bab yaitu gambaran umum lokasi, gambaran
pelaksanaan zakat ikan bandeng hasil tambakdi Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik yang memuat kajian tentang proses pembagian zakat, alasan
membagikan zakat, proses pendistribusian zakat, muzakki yang membagikan
zakat, mustahik yang menerima zakat, dan aplikasi zakat ikan bandeng.
Bab keempat Merupakan analisis hukum islam terhadap model pada
pendistribusian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
Bab kelima Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II
ZAKAT DAN SHADAQAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa adalah berkembang, bertambah. Orang arab
mengatakan zakaa az-zar’u ketika az-zar’u (tanaman) itu berkembang dan
bertambah. Zakat an-nafaqatu ketika nafaqah (biaya hidup) itu diberkahi.
Ketentuan zakat secara tegas dicantumkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
sebagaimana ayat berikut:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”.
(Asy-Syams: 9).1
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman)”. 2(Al-A’laa: 14).
Zakat menurut syara’ adalah hak yang wajib pada harta. Malikiyah
memberikan definisi bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagain dari harta
tertentu yang telah sampai nishab kepada orang yang berhak menerima,
jika kepemilikan, haul (genap satu tahun) telah sempurna selain barang
1
2
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 595.
Ibid,. 591.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
tambang tanaman dan harta temuan.
3
Salah satunya zakat juga bisa
menyucikan orang yang mengeluarkannya dari dosa, mengembangkan
pahala dan harta orang tersebut.
Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali
yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi
suci, bersih, baik berkah tumbuh dan berkembang. Dalam penggunannya,
selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk jiwa orang yang
menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan mensucikan orang yang
mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya.
Sebagaimana diketahui, zakat terdiri dari zakat maal atau zakat
harta dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan
seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan
orang-orang tertentu setelah demikian selama jangka waktu tertentu dalam
jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib
dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan
keluarga yang wajar pada malam dan hari raya idul fitri.4
B. Dasar Hukum Zakat
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa’adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie, jilid 3, (Jakarta:
Gema Insani 2011), 164-165.
4
Ridwan Mas’ud, Zakat Dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta:
UII Pers, 2005), 34.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Sebagaimana penjelasan kata zakat yang berasal langsung dari AlQur’an, ketentuan tentang kewajiban seseorang muslim mengeluarkan
zakat juga dapat ditemukan dengan mudah dalam surat An-Nur ayat 56
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat”. 5
Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam beberapa
ayat al-Qur’an yang mengecam dan mengancam orang-orang yang enggan
mengeluarkan zakat. Padahal mereka termasuk orang yang wajib zakat.
Hal ini antara lain terungkap dalam fifman Allah surat At-Taubah ayat 34:
6
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalanghalangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”.7
Selain penjelasan tentang anjuran dan ancaman bagi orang yang
tidak mengeluarkan zakat. Al-Qur’an juga memberikan pedoman secara
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 57.
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
31.
7
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 192.
5
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
tegas kepada siapa zakat itu diberikan. Orang yang berhak menerima zakat
terdapat 8 golongan. Adapun ayat yang menerangkan tentang orang-orang
yeng berhak menerima zakat seperti yang dijelaskan dalam surat AtTaubah ayat 60.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. 8
C. Wktu Pelaksanaan Zakat
Waktu wajib zakat dan waktu pelaksanaan zakat menurut Zuhaily
mengemukakan pendapatnya para fuqaha sepakat bahwa zakat wajib
dikeluarkan segera setelah terpenuhni syarat-syaratnya, baik nisab, haul
maupun yang lainnya. Pendapat ini difatwakan oleh Madzhab Hanafi.
Dengan demikian barang siapa yang berkewajiban mengeluarkan zakat
dan mampu mengeluarkannya, dia tidak boleh menangguhkan zakatnya
tanpa da uzur. Lebih dari itu menurut madzhab Hanafi kesaksiannya tidak
akan diterima kerena zakat merupakan hak yang wajib diserahkan kepada
manusia. Ia mesti dibayarkan dan diperintahkan untuk diberikan kepada
kaum fakir dan lainnya dengan segera, sebab zakat dimaksudkan untuk
8
Ibid., 196.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu jika zakat tidak wajib
dikeluarkan dengan segera, maksud kewajiban itu tidak akan sempurna.9
Jika harta kekayaan itu terdiri dari emas, perak, harta perdagangan,
dan timah dibayarkan setelah cukup setahun, dan pembayarannya
dilakukan sekali setahun. Jika harta kekayaan itu tanam-tanaman dan
buah-buahan dibayarkan zakatnya setiap selesai panen walaupun panennya
berulang kali dalam setahun, tentu menurut Syafi’iyah jika telah sampai
senisab, dan menurut Hanafiyah, cukup atau tidak senisab harus
dibayarkan.10
D. Macam-macam Harta Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Menurut Wahbah Az Zuhaili dalam bukunya fiqih Islam
Wa’adillatuhu zakat wajib pada lima macam harta, yaitu: uang, barang
tambang, barang perdagangan, tanaman, dan buah-buahan, binatang ternak
yaitu: unta, sapid an kambing.
a.
Zakat emas, perak, dan uang
Emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai
nilai tersendiri dalam masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk
berbagai macam perhiasan, terutama emas untuk kaum wanita
disamping perhiasan yang dipakai sehari-hari seperti cincin, kalung,
9
Ismail Nawawi, Manajemen Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: VIV Perss, 2013), 85.
A. Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 202.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
gelang, anting-anting dan lainnya, juga dibuat untuk hiasan dalam
rumah tangga, seperti bejana, ukir-ukiran, souvenir dan lainnya.
Mengenai emas dan perak yang dimiliki seseorang bila telah
sampai nishabnya dikenakan zakatnya. Di samping itu, emas dan
perak juga dijadikan standar dalam menentukan nishab uang yang
wajib dikeluarkan zakatnya.11
Zakat emas dan perak dikeluarkan secara wajib setelah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Yaitu: mencapai nisa>b, telah
berumur satu tahun, nisa>b zakat emas adalah dua puluh misqal atau
dua puluh dinar zakatnya 2,5%. Sedangkan perak nisa>bnya 595 gr
dan zakatnya 2,5%. 12
b.
Zakat barang tambang
Hasil tambang emas dan hasil tambang perak, apabila sampai
satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga dengan
tidak disyaratkan sampai satu tahun, seperti pada biji-bijian dan buahbuahan.13
c.
Zakat perdagangan
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial Di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 38.
12
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif fiqh, sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010) 21.
13
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), 205.
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Harta yang dapat berkembang sehingga wajib dizakati
sebagaimana binatang ternak. Para ulama sependapat bahwa harta
yang dipersiapkan untuk jual beli, wajib dizakati apabila telah
mencapai haul (satu tahun). nisa>b zakat perdagangan disamakan
dengan zakat emas sebanyak 85% dan zakatnya 2,5%. 14
d.
Zakat hasil tanaman
Zakat pertanian terkaitkan dengan zakat tanaman, tumbuhan,
buah-buahan dan hasil pertanian lain yang telah memenuhi
persyaratan wajib zakat. Nisa>b dari zakat pertanian adalah 635 kg,
zakatnya sebanyak 5% jika diairi dengan irigasi dan 10 % jika tidak
diari dengan irigasi. Berikut cara menghitung nisa>b dan nilai
uangnya dari zakat tanaman padi. 15
Nisa>bnya sebanyak 635 kg.
Semisal harga padi : 2500
Nisa>bnya 653 X 2500 : Rp. 1.632.500
1) 10/100 X 1.632.500
: Rp. 163.250
2) 5/100 X 1.632.500
: Rp. 81.625
Adil Sa’id, Fiqhun Nisa, Shiyam Zakat Haji, Abdurrahim, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2008),
196.
15
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif fiqh, Soaial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010), 24.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Jadi hasil nisa>bnya sebesar Rp. 1.632.500 maka zakatnya sebesar Rp.
163.250 jika menggunakan air tadah hujan (10%) atau Rp. 81.625 jika
tidak menggunakan tadah hujan (5%).
e.
Zakat hewan atau binatang ternak
Binatang binatang ternak yang wajib dizakati hanya ada tiga
jenis, yaitu unta, sapi, dan kambing. Zakat hewan wajib dikeluarkan
jika 1) sudah memenuhi nisa>b. yaitu, 5 ekor untuk unta, 30 ekor
sapid an 40 ekor untuk domba. 2) telah mencapai satu tahun. 3)
digembalakan. 4) tidak digunakan untuk keperluan pribadi dan tidak
dipekerjakan. 16
E. Rukun Zakat dan Syarat Zakat
a. Rukun zakat
Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta),
dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai
milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut
diserahkan kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas
untuk memungut zakat.
b. Syarat Zakat
Syarat wajib zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut:
16
Ibid., 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
1. Merdeka
yaitu zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena hamba
sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa
yang ada ditangan hambanya.
2. Islam
yaitu zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat
merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan
orang yang suci.
3. Baligh dan Berakal
Keduanya dipandang sebagai syarat oleh mazhab Hanafi.
Dengan demikian, zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan
orang gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang
wajib mengerjakan ibadah.
4. Harta yang Dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.
Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis yaitu: a)
uang, emas dan perak, b) barang tambang dan barang temuan, c)
barang dagangan, d) hasil tanaman dan buah-buahan, e) binatang
ternak.
5. Harta yang dizakati adalah mencapai nishab.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara sebagai
tanda
kayanya
seseorang
dan
kadar-kadar
berikut
yang
mewajibkannya zakat.
6. Harta
IKAN BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPETAN GRESIK
JURNAL
Oleh
Cholifatul Aisah
NIM. C02211016
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2015
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan dengan judul Analisis Hukum
Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab
persoalan tentang bagaimana praktik zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh
pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik dan
bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng yang
dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten
Gresik.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui
proses observasi (pengamatan) dan wawancara. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kulitatif. Sedangkan analisisnya berupa deskriptif-analisis,
dengan menggunakan pola pikir deduktif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik zakat ikan bandeng yang
dilakukan oleh pemilik tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten
Gresik tidak memenuhi syarat dan rukun zakat karena pemilik tambak dalam
membagikan zakat ikan bandeng dengan menyamaratakan yakni tidak
membedakan antara mustahik yang mampu dan yang tidak mampu, pemilik
tambak juga tidak mengetahui zakat yang mereka anggap tersebut sudah mencapai
nis}a>b atau belum, zakat yang dikeluarkan oleh pemilik tambak juga tidak
menentu ada yang setiap pane ada juga yang setiap tahun. Sedangkan dalam
melakukan zakat pemilik tambak harus memenuhi syarat dan rukun zakat yang
telah ditentukan oleh syari’at Islam agar menjadi sah. Ditinjau dari hukum Islam
terhadap zakat ikan bandeng yang dilakukan oleh pemilik tambak tidak
dibenarkan dalam Islam, karena dalam mengeluarkan zakat pemilik tidak sama
seperti yang dijelaskan didalam syarat dan rukun zakat, praktik yang dilakukan
oleh pemilik tambak di Desa Randuboto bukanlah sebuah zakat melainkan itu
adalah sedekah.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka sarannya adalah agar tidak ada
adanya praktik zakat ikan bandeng dengan cara tersebut dan kalau pemilik tambak
memang sengaja berniat ingin mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki
sebaiknya melalui badan amil zakat atau berdiskusi dengan ulama atau orangorang yang mengerti tentang ketentuan zakat yang ada di desa setempat, agar
pemilik tambak memahami tentang ketentuan-ketentuan yang mereka keluarkan
apakah sudah mencapai nis}a>b atau belum dan kepada siapa zakat tersebut
seharusnya dibagikan.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN............................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .....................................................
B. Identifikasi dan batasan masalah .......................................
C. Rumusan masalah .............................................................
D. Tujuan Penelitian ..............................................................
E. Kegunaan Penelitian .........................................................
F. Definisi Operesional .........................................................
G. Kajian Pustaka ...................................................................
H. Metode penelitian .............................................................
I. Sistematika pembahasan ...................................................
BAB II
1
10
11
11
11
12
13
14
19
KONSEP ZAKAT DAN SEDEKAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Zakat ..............................................................
B. Dasar Hukum Zakat ...........................................................
C. Waktu Pelaksanaan Zakat ..................................................
D. Macam-Macam Harta Yang Wajib Wajib Dikeluarkan
Zakatnya............................................................................
E. Rukun Dan Syarat Zakat ...................................................
F. Orang-orang Yang Berhak Menerima Zakat ......................
G. Tinjauan Umum Tentang Ikan Bandeng Hasil Tambak .....
H. Pengertian Sedekah ..........................................................
I. Dasar Hukum Sedekah .......................................................
21
23
24
25
28
32
34
39
39
J. Hukum Sedekah..................................................................
K. Orang-Orang Yang Mendapatkan Sedekah .......................
L. Sifat-Sifat Harta Yang Disesdekahkan ...............................
M. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Sedekah .....................
BAB III
40
42
44
45
PRAKTIK ZAKAT IKAN BANDENG DI
DESA RANDUBOTO KECAMATAN
SIDAYU
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik .............................. 46
1. Letak Geografis Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik ........................................................................... 46
2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Randuboto
Kecamatan Sidayu Gresik ............................................. 48
3. Keadaan Sosial Ekonomi Desa Randuboto ................... 49
4. Keadaan Sosial Pendidikan Desa Randuboto ................ 50
5. Keadaan Sosial Keagamaan Desa Randuboto ................ 52
B. Cara Muzakki Menentukan Zakat Ikan Bandeng ................ 54
C. Mustahiq Yang Mendapatkan Zakat Ikan Bandeng ........... 61
BAB IV
ANALISIS
HUKUM
ISLAM
TERHADAP PRAKTIK ZAKAT IKAN
BANDENG HASIL TAMBAK
A. Analisis Tentang Niat Muzakki ......................................... 63
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik
Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak .................................... 65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 71
B. Saran ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK ZAKAT IKAN
BANDENG HASIL TAMBAK DI DESA RANDUBOTO
KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai
landasan membangun suatu sistem yang mewujudkan kesejahteraan dunia dan
akhirat yang diharapkan mampu memberikan manfaat pada pelaku ibadah
dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, wajar apabila Islam
memandang bahwa muslim terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi
sesamanya.
Salah satu ibadah yang menunjukkan manfaat pada kehidupan
sekitarnya adalah zakat. Zakat diartikan sebagai upaya membersihkan harta
yang dimiliki seseorang dari unsur-unsur yang tidak baik. Kewajiban zakat
bertujuan untuk memperluasa partisipasi kesejhateraan masyarakat sehinggat
tidak ada perbedaan mencolok anatar golongan kaya dan miskin dalam
masyarakat.1
Apabila dilihat dari aspek kuantitas, seeorang yang mengeluarkan zakat
pasti hartanya akan berkurang. Walaupun demikian, Islam memiliki pandangan
lain tentang kuantitas harta tersebut. Islam memandang orang yang
mengeluarkan zakat akan bertambah pahala dan berkahnya bagi kehidupan
sosial disekelilingnya. Zakat juga dapat diibaratkan sebagai benteng yang
1
Slamet Abidin, Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), 282.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
melindungi harta dari penyakit dengki dan iri hati, dan zakat ibarat pupuk yang
menyuburkn harta lebih banyak lagi dan tumbuh.2
Manfaat ini dapat diketahui dari penjelasan yang terdapat dalam suarat
At-Taubah (9): 103.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.3
Membayar zakat dengan cara segera sangat diwajibkan apabila telah
memenuhi persyaratan nisa>b dan haul. Nisa>b adalah jumlah kuantitas harta
yang wajib dikeluarkan seseorang sedangkan haul adalah waktu wajib
dikeluarkan zakat itu. Seseorang yang melakukan penundaan dan pengurangan
pembayaran zakat akan memperoleh sanksi akhirat (dosa). Zakat sudah
memiliki ketentuan yang harus diikuti. Ketentuan ini berkaitan dengan waktu
wajib keluarnya zakat dan batasan harta yang wajib dizakati. Kedua istilah ini
biasa dikenal dengan sebutan nisa>b dan haul.
Selain sanksi akhirat. Orang yang melakukan pelanggaran zakat ditolak
kesaksiannya. Kesaksian orang yang sengaja menunda pembayaran zakat tidak
diterima karena telah berkhianat dengan tidak segera membayarkan hak orang
lain tanpa adanya halangan untuk itu. Perintah membayar zakat menunjukkan
adnya kewjiban memberikan hak orang dengan segera. Jika tidak segera
M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000), 1-2.
3
Mahmud yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986),
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dibayarkan berarti maksud perintah untuk mencukupi hajat orang miskin tidak
terlaksana.4
Allah SWT memberikan harta yang dimiliki seseorang terkadang lebih
banyak dibandingkan orang lain. Kelebihan harta ini bukan hanya
menunjukkan sifat kuasa Allah SWT dalam mengatur kehidupan melainkan
juga memberikan kewajiban kepada orang yang memiliki harta lebih banyak
untuk melakukan perbuatan baik, memberikan kepada yang berhak serta
menfaatkannya untuk tujuan-tujuan positif lainnya. Selain beberapa tujuan
diatas, tujuan kewajiban mendistribusikan harta kepada yang berhak
merupakan cara yang diberikan islam untuk mengurangi jarak kalangan kaya
dan miskin. Pendistribusian harta juga bertujuan untuk membangkitkan
semangat gotong royong dikalangan umat manusia.5
Wahbah al Zuhaily berpendapat bahwa zakat memiliki dua kewajiban
yang patut diperhatikan yaitu waktu mengeluarkan zakat dan batasan minimal
harta yang wajib dikeluarkan. Apabila batasan waktu dan jumlah kekayaan
terpenuhi, Wahbah berependapat tidak ada lagi alasan untuk nenunda
keluarnya zakat tersebut. Pendapat pendapat senada juga difatwakan oleh
Mazhab Hanafi. Seseorang yang sudah memiliki kemampuan mengeluarkan
zakat tidak boleh menangguhkannya tanpa ada uzur. Lebih dari itu menurut
madzab yang sama, seseorang yang tidak mengeluarkan zakat tidak diterima. 6
Rahaman Ritonga, Zainuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 202.
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif Fiqih Sosial Dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantar, 2010) 8.
6
Ibid., 86-87.
4
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Ismail
Nawawi
memiliki
pendapat
tentang
kewajiban
zakat,
menurutnya kewajiban harta yang harus dizakati terbatas pada penjelasannya
sebagaimana berikut.
1. Zakat harta berupa emas, perak, barang dagangan dan binatang ternak
yang digembalakan dibayar setelah sempurna haul atau sekali dalam
setahun.
2. Zakat tanaman dan buah-buahan dibayar ketika berulangtahunnya masa
panen, kendatipun masa panen terjadi berulangkali dalam satu tahun.
Dengan demikian untuk harta yang kedua ini tidak disyaratkan untuk
mencapai satu tahun.
Alasan yang digunakan Ismail Nawawi tentang harta yang wajib
dizakati adalah ketentuan yang terdapat dalam surat Al-An’am (6): 141.
“Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihlebihan”.7
Selain permasalah harta yang wajib dizakati. Kajian tentang zakat juga
menyentuh pembahasan keompok yang berhak menerima. Secara tegas
ketentuan Al-Qur’an memberikan kriteria umum orang yang berhak menerima
zakat adalah orang-orang yang kurang mampu.8 Penjelasan ini ditemukan
dalam surat At-Taubah (10): 60
7
8
Mahmud yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986), 202.
Saifudin Zuhri, Zakat Kontekstual, (Semarang: CV Bima Sejati, Cetakan Pertama, 2000), 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.9
Dalam buku tafsir Qur’an karim ayat tersebut menjelaskan bahwa
menyimpan uang emas dan perak di larang jika tidak dikeluarkan zakatnya, dan
dijelaskan juga tentang orang-orang yang berhak menerima zakat:
1. Fa>qir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta benda sidikitpun dan
juga tidak kuasa berusaha karena ada cacat pada badannya.
2. Miski>n, yaitu orang yang mempunyai harta benda tetapi tidak mencukupi
untuk keperluan hidupnya dan keluarganya.
3. A>mili>n, (pengurus zakat) yaitu orang yang bekerja mengumpulkan
zakat dan membagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
4. Muallaf, yaitu orang yang baru memeluk agama islam.
5. Riqa>b, yaitu memberikan zakat kepada orang yang baru di merdekakan
oleh tuannya.
6. Gha>rim, orang berhutang yang tidak sanggup membayar hutangnya.
7. Sabi>lillah, yaitu orang yang berperang di jalan allah dengan suka rela
dan tidak mendapatkan bayaran.
9
Hamdani Ali, Al-Qur’an Usmani, (Jawa Tengah: FA Menara Kudus, 1974), 188.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
8. Musa>fir, yaitu orang yang pergi menuntut ilmu pengetahuan ,
pengembara untuk menyiarkan agama islam.10
Pada dasarnya zakat bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan
tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita
usahakan dengan baik dan benar.11
Beragam penjelasan di atas menunjukkan bahwa zakat dalam
pandangan Islam merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.
Setiap muslim yang memiliki kemampuan mengeluarkan zakat wajib
mengeluarkannya pada waktu yang telah ditentukan. Apabila ditemukan
seorang muslim menolak mengeluarkan zakat, maka muslim tersebut dapat
dikategorikan sebagai muslim yang Fa>siq.
Sanksi Fa>siq yang dijatuhkan bagi orang yang enggan mengeluarkan
zakat rupanya tidak cukup. Sejarah perekembangan Islam menunjukkan bahwa
orang yang enggan mengeluarkan zakat dan menganjurkan kepada muslim lain
untuk tidak mengeluarkan zakat boleh diperangi dan dibunuh. Kebijakan
khalifah pertama, Abu Bakar Al-Sidiq, kiranya sangat jelas mengumumkan
perang bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat. Abu Bakr mengeluarkan
pernyataanya yang terkenal, yaitu
“Demi Allah, akan kuperangi orang-orang yang memisahkan antara
shalat dan zakat, dan demi Allah jika mereka menghalang-halangiku
untuk memungut (bagian zakat) ternak yang pernah mereka keluarkan
10
11
Mahmudi Yunus, Tafsir Qur’an Karim,(Jakarta: PT Hidakarya Agung ,1986), 272.
Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
di masa rasullah SAW, niscaya akupun akan memerangi mereka atas
pembangkangannya itu”.12
Zakat adalah senjata paling efektif untuk memerangi harta simpanan
dan mengeluarkannya dari tempat persembunyiannya, di bank-bank atau
berupa surat berharga, supaya dapat dipergunakan bersama dalam lapangan
kerja, usaha maupun produksi, dari pada dibiarkan beku tidak produktif. Orang
yang menahan dan menyimpan harta sehingga tidak beredar dalam dunia
permodalan yang produktif, adalah ibarat orang yang menahan seorang militer
dalam pasukan Islam sehingga ia tidak ikut tampil berlaga medan juang. Maka,
uang yang terus menerus beredar, adalah bagaikan seorang militer yang aktif
berjuang. Sementara dinar yang disimpan dan ditahan adalah bagaikan seorang
militeryang mati, tidak produktif.13
Ketentuan mengeluarkan zakat diatas sudah tentu lebih menarik jika
melihat praktik pelaksanaan zakat yang dilakukan oleh kaum muslimin.
Beberapa golongan muslim memiliki perbedaan pendapat tentang bentuk
mengeluarkan zakat. Perbedaan pendapat ini bukan dalam permasalahan
kewajiban
zakat
melainkan
pada
permasalahan
jumlah
dan
waktu
mengeluarkan zakat. Misalnya, walaupun secara tegas zakat pertanian banyak
ditemukan dalam ketentuan hukum Islam baik yang langsung berdasarkan
ketentuan Al-Qur’an dan Hadits, maupun model pengeluaran zakat yang
berdasarkan pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin semata.
12
13
Yusuf Al-Qardlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT BinaIlmu, 2001), 442-443.
Ibid., 443.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Pengaruh pemahaman dan kebiasaan kaum muslimin terhadap zakat
dapat dilihat dalam model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat hasil
perikanan bandeng di Desa Randuboto kecamatan Sidayu Gresik. Kaum
muslimin yang mengelola pertanian bandeng memiliki seikap beragam
terhadap model pengeluaran, pengelolaan dan penyaluran zakat. Sebagian
kelompok masyarakat ada yang secara langsung mengeluarkan kewajiban
zakatnya begitu panen bandeng selesai, ada juga yang mengumpulkan beragam
hasil panen hingga terkumpul semua baru kewajiban zakat dilaksanakan.
Pada masalah pengelolaan zakat juga terjadi perbedaan. Sebagian
kalangan langsung mengeluarkan zakat kepada golongan yang dianggap
membutuhkan zakat berdasarkan pemahaman mereka pribadi. Ada juga
golongan yang menyalurkan zakat melalui pihak lain. Pengelolaan melaui
golongan ini bisa dilakukan melalui lembaga pengelolaan zakat, tokoh agama
maupun melalui amil zakat musiman kala membayar zakat fitri.
Selain masalah pengeluaran dan pengelolaan hasil zakat, masalah lain
yang menarik untuk dikaji adalah masalah penyaluran zakat. Sebagian
kalangan muslim Randuboto melakukan penyaluran zakat secara langsung
kepada yang berhak tanpa adanya kriteria yang jelas apakah seseorang itu
berhak menerima zakat atau tidak.
Fakta lebih menarik lainnya adalah pemilik tambak membagikan
zakatnya dengan menggunakan ukuran sama rata bagi setiap orang tanpa
melakukan pemilihan golongan (prioritas) apakah seseorang ini memang
berhak menerimanya. Alasan yang sering ditemukan pemilik tambak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
membagikan zakat ikan bandengnya secara langsung adalah agar hasil zakat
dapat dinikmati warga randuboto, ada juga yang mengikuti tradisisi
keluarganya yang terdahulu dan juga ada yang beranggapan kalau zakat ikan
bandeng dibagikan secara langsung proses pendistribusiannya bisa lebih mudah
dan praktis. Proses pembagian dengan model sama rata dan sama rasa ini
rupanya dianggap sebagai pengeluaran zakat.
Setelah melakukan beberapa penelitian pendahauluan di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik ternyata terdapat fakta menarik tentang
praktik zakat yang dilakukan oleh pemilik tambak karena zakat ikan bandeng
tersebut dalam praktik pendistribusian zakat ikan bandeng tidak sesuai dengan
syarat dan rukun zakat pada umumnya melainkan berbasis pada pemahaman
pribadi, kebiasaan setempat serta niat sama rata dan sama rasa yang
berkembang.
Beragam alasan diatas kiranya relefan apabila dilakukan penelitian
lebih mendalam untuk mengetahui, memahami dan menganalisis permasalahan
zakat yang terdapat dalam komunitas petani tambak tersebut dengan jududl
“Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil
Tambak Di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik”.
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah
Dari pemaparan yang ada pada latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Ketentuan zakat dalam Al-Qur’an.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
2. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengnya secara
langsung.
3. Model pengelolaan zakat dan penyaluran harta zakat yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
4. Jenis-jenis zakat dan komoditas yang terkena kewajiban zakat.
5. Alasan pemilik tambak membagikan zakat dengan ikan bandengx secara
langsung.
6. Praktik pembagian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
7. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
8. Faktor-faktor yang melatar belakangi untuk membagikan zakat ikan
bandengnya secara langsung di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
9. Sistem pengelolahan tambak ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan di atas, penelitian ini
memeberikan batasan kajian sebagaimana batasan masalah berikut. Adapun
batasan yang dipilih dalam penulisan skripsi ini:
1. Praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
C. Rumusan Masalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
1. Bagaimana praktik zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan mendiskripsikan bagaimana praktik zakat ikan bandeng di
Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
2. Mendiskripsikan praktik zakat ikan bandeng hasil tambak di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik dengan menggunakan hukum Islam.
E. Kegunaan Penelitian
setelah perumusan tujuan penelitian berhasil dilakukan, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan dua kegunaan utama. Kegunaan penelitian
yang diharapkan mampu dicapai disebut sebagai kegunaan teoritis maupun
praktis sebagaimana diskripsi berikut:
1. Secara teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan mengenai hukum islam dalam hal zakat
sehingga
mengetahui
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
penyimpangan yang berkaitan dengan proses zakat, dan sekaligus dapat
digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
2. Secara praktis diharapkan bisa menjadi masukan bagi para pembaca untuk
dapat dijadikan landasan berfikir dalam melakukan proses pembagian
zakat yang sesuai dengan syari'at Hukum Islam.
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah dalam penelitian ini,
maka disini dijelaskan maknanya sebagai berikut:
1. Hukum Islam
: Hukum dalam Islam yang memuat ketentuanketentuan berdasarkan al-Qur’an dan Hukum
Syara’
Terutama
yang
berkaitan
dengan
ketentuan zakat.
2. Zakat Ikan Bandeng :
Zakat hasil tambak yang dibagikan berupa ikan
bandengnya secara langsung, pengeluaran zakat
ikan bandeng di Desa Randuboto tidak menetu
ada yang setiap panen ada juga yang setahun
sekali. Zakat ikan bandeng dibagikan secara
merata kepada tetangga sekitar dan kepada
keluarga yang rumahnya dekat dengan daerah
muzakki. Ada juga yang dibagikan keseluruh
Dusun Randuboto. Para petani tambak di Desa
Randuboto mengeluarkannya dengan berniat
sebagai zakat.
G. Kajian Pustaka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kajian pustaka adalah gambaran mengenai kajian atau penelitian
tentang topik yang sudah pernah diteliti, sehingga dapat diketahui bahwa kajian
yang akan diteliti bukanlah merupakan pengulangan topik atau kajian
penelitian yang sudah ada.
Pada dasarnya pembahasan tentang zakat ikan bandeng di fakultas
syari’ah UIN Sunan Ampel Surabaya sepengetahuan penulis belum ada, akan
tetapi pembahsan secara umum sudah ada itupun hanya membahas masalah
pendistribusiannya saja.
Karya tulis yang membahas tentang zakat diantaranya adalah:
Skripsi dengan judul “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pendistribusian
Zakat Secara Pribadi (Studi Kasus Di Pasuruan Jawa Timur)” tahun 2010,
yang disusun oleh Lilik Nur Indah Sari menjelaskan tentang proses
pendistribusian secara pribadi oleh para muzakki di pasuruan jawa timur.
Dalam proses pendistribusian tersebut, muzakki tidak melakukan pendataan
hanya dengan informasi pengumuman untuk datang mengambil hak zakatnya
sehingga muzakki tidak mengetahui apakah mustahik tersebut muslim atau
termasuk 8 golongan yang berhak menerima zakat. Dalam skripsi ini hanya
mengfokuskan pada proses pendistribusiannya saja yang dilakukan oleh para
muzakki Di Pasuruan jawa Timur.14
Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
Zakat Bagi Hasil Tambak Di Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten
Sidoarjo” tahun 2010 yang disusun oleh Feninda Zulfa yang menjelaskan
Lilik Nur Indah Sari, “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pendistribusian Zakat Secara
Pribadi (Studi Kasus Di Pasuruan Jawa timur” Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010) 77.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
tentang bagi hasil tambak dimana bibit dan biaya perawatan dari sipenggarap
sedangkan pemilik tambak hanya menyerahkan tambaknya saja tanpa
mengeluarkan biaya apapun. Dan pembagian hasilnya dipotong dulu biaya
bibit dan perawatan untuk penggarap, kemudian hasil bersihnya dibagi dua
yaitu 2/3 (dua pertiga) untuk pemilik tambak sedangkan penggarap
mendapatkan 1/3 (satu pertiga). Dan yang berekewajiban membayar zakat
adalah pemilik tambak. 15
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang sistematis untuk menjawab masalah
yang sedang di teliti, karakteristik metode ilmiah adalah sebagai berikut:
metode harus bersifat kritis dan anlistis, metode harus bersifat logis, metode
bersifat obyektif, metode harus bersifat konseptual dan teoritis.16
1. Lokasi atau Daerah Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian
terhadap Praktik Zakat Ikan Bandeng Hasil Tambak Di Desa Randuboto
Kecmatan Sidayu Gresik.
2. Lokasi Atau Daerah Penelitia
Studi ini merupakan peneletian lapangan (field Research) yang
dilakukan di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu. Penelitian ini
dilangsungkan dengan memilih Randuboto sebagai lokasi penelitian
Feninda Zulfa “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Zakat Bagi Hasil Tambak Di
Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo” Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2000, 67.
16
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), 15.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
disebabkan karena tiga hal yaitu: pertama, kemudahan akses penelitian.
Lokasi penelitian adalah daerah tetangga dengan tempat tinggal penulis.
Kedua, ditemukan beragam kasus pengelolaan, dan pendistribusian zakat
dengan persepsi pemilik lahan. Ketiga, kemudahan akses birokrasi dan
pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Data yang Dikumpulkan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan maka data yang akan
dihimpun dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Data tentang model penetapan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik.
b.
Data tentang model pengelolaan bagian zakat yang dilakukan oleh
pemilik lahan perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik
c.
Data tentang model mustahiq zakat yang dilakukan oleh pemilik lahan
perikanan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik.
4. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari lapangan
dan literature, meliputi:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data atau informasi yang
dibutuhkan secara langsung sebagai bagian dari proses menjawab
rumusan masalah. Data primer penelitian ini diperoleh melalui
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
pertanyaan tertulis dengan menggunakan metode wawancara. Data
primer meliputi pemilik tambak, pihak yang terlibat dalam proses
membagikan zakat ikan bandeng, dan warga sekitar yang
mendapatkan zakat ikan bandeng.
b. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data pembantu yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Apabila data primer
berisi informasi utama yang terkait dengan isi penelitian, data
primer dalam menjawab rumusan masalah. Data primer penelitian
ini diperoleh atau dikempulkan dari sumber-sumber yang telah ada
baik dari perpustakaan atau laporan penelitian terdahulu. Data
tersebut diantaranya:
1) Zakat Kajian Berbagai Madhab karangan Wahbah Al-Zuhaili.
2) Zakat dalam Prespektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi karangan
Ismail Nawawi.
3) Akuntansi dan Menejemen Zakat karangan Arief Mufraini.
4) Fiqih Lima Mazhab karangan Muhammad Jawad Mughniyah.
5) Fiqih Ibadah karangan Slamet Abidin, Moh. Suyono.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi (pengamatan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Yaitu Pencatatan fenomena yang di lakukan secara sistematis,
pengamatan dapat dilakukan secara langsung yang melibatkan peneliti
dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti.17 Maka dengan ini
peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
masalah-masalah yang diselidiki yaitu proses pembayaran zakat oleh
pemilik tambak dan argumentasi atau alasan yang melatar belakangi
dilakukannya zakat ikan bandeng yang dibagikan langsung kepada
warga sekitar.
b. Interview (wawancara)
Yaitu sebuah percakapan anatara dua orang atau lebih, yang
pertanyaannya diajukan kepada subjek atau sekelompok subjek
penelitian untuk dijawab.18 Sehingga peneliti memperoleh data dengan
cara tanya jawab kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh data
yang sesuai dengan topik penelitian.
6. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn
kedalam pola, memilih mata yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data dalam penelitian kulitatif dilakukan sejak
17
18
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), 101.
Denim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), 130.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di
lapangan.
a.
Deskriptif Analisis
Metode yang diawali dengan menggambarkan kenyataan
yang ada di lapangan mengenai praktik zakat ikan bandeng hasil
tambak di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik,
kemudian diteliti dan dianalisis sehingga hasilnya dapat digunakan
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai proses
zakat ikan bandeng.
b.
Pola Pikir Deduktif
Selain metode analisis di atas, penelitian mengambil bentuk
pola pikir dedukti yaitu pola pikir permasalahan yang dilakukan
dengan cara mengemukakan teori-teori atau ketentuan-ketentuan
yang bersifat umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum Islam
mengenai zakat dan sedekah kemudia dipaparkan dari kenyataan
yang kemudian digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan mengenai praktik zakat ikan bandeng di Desa
Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman terhadap
permasalahan yang diteliti, penyusun membagi menjadi 5 bab.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian yang berisi, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua zakat yang memuat: Pengertian zakat, dasar hukum zakat,
macam-macam zakat, waktu pelaksanaan zakat, orang yang berhak menerima
zakat, pengertian sedekah, dasar hukum sedekah, syarat dan rukun sedekah,
orang yang berhak menerima sedekah.
Bab ketiga adalah data penelitian yang berusaha menjelaskan model
pendistribusian zakat di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Gresik. Bab ini
terdiri dari berbagai sub bab yaitu gambaran umum lokasi, gambaran
pelaksanaan zakat ikan bandeng hasil tambakdi Desa Randuboto Kecamatan
Sidayu Gresik yang memuat kajian tentang proses pembagian zakat, alasan
membagikan zakat, proses pendistribusian zakat, muzakki yang membagikan
zakat, mustahik yang menerima zakat, dan aplikasi zakat ikan bandeng.
Bab keempat Merupakan analisis hukum islam terhadap model pada
pendistribusian zakat ikan bandeng di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu
Gresik.
Bab kelima Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II
ZAKAT DAN SHADAQAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa adalah berkembang, bertambah. Orang arab
mengatakan zakaa az-zar’u ketika az-zar’u (tanaman) itu berkembang dan
bertambah. Zakat an-nafaqatu ketika nafaqah (biaya hidup) itu diberkahi.
Ketentuan zakat secara tegas dicantumkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
sebagaimana ayat berikut:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”.
(Asy-Syams: 9).1
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman)”. 2(Al-A’laa: 14).
Zakat menurut syara’ adalah hak yang wajib pada harta. Malikiyah
memberikan definisi bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagain dari harta
tertentu yang telah sampai nishab kepada orang yang berhak menerima,
jika kepemilikan, haul (genap satu tahun) telah sempurna selain barang
1
2
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 595.
Ibid,. 591.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
tambang tanaman dan harta temuan.
3
Salah satunya zakat juga bisa
menyucikan orang yang mengeluarkannya dari dosa, mengembangkan
pahala dan harta orang tersebut.
Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali
yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi
suci, bersih, baik berkah tumbuh dan berkembang. Dalam penggunannya,
selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk jiwa orang yang
menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan mensucikan orang yang
mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya.
Sebagaimana diketahui, zakat terdiri dari zakat maal atau zakat
harta dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan
seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan
orang-orang tertentu setelah demikian selama jangka waktu tertentu dalam
jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib
dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan
keluarga yang wajar pada malam dan hari raya idul fitri.4
B. Dasar Hukum Zakat
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa’adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie, jilid 3, (Jakarta:
Gema Insani 2011), 164-165.
4
Ridwan Mas’ud, Zakat Dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta:
UII Pers, 2005), 34.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Sebagaimana penjelasan kata zakat yang berasal langsung dari AlQur’an, ketentuan tentang kewajiban seseorang muslim mengeluarkan
zakat juga dapat ditemukan dengan mudah dalam surat An-Nur ayat 56
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat”. 5
Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam beberapa
ayat al-Qur’an yang mengecam dan mengancam orang-orang yang enggan
mengeluarkan zakat. Padahal mereka termasuk orang yang wajib zakat.
Hal ini antara lain terungkap dalam fifman Allah surat At-Taubah ayat 34:
6
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalanghalangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”.7
Selain penjelasan tentang anjuran dan ancaman bagi orang yang
tidak mengeluarkan zakat. Al-Qur’an juga memberikan pedoman secara
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 57.
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
31.
7
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Surabaya: mahkota, 1989), 192.
5
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
tegas kepada siapa zakat itu diberikan. Orang yang berhak menerima zakat
terdapat 8 golongan. Adapun ayat yang menerangkan tentang orang-orang
yeng berhak menerima zakat seperti yang dijelaskan dalam surat AtTaubah ayat 60.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. 8
C. Wktu Pelaksanaan Zakat
Waktu wajib zakat dan waktu pelaksanaan zakat menurut Zuhaily
mengemukakan pendapatnya para fuqaha sepakat bahwa zakat wajib
dikeluarkan segera setelah terpenuhni syarat-syaratnya, baik nisab, haul
maupun yang lainnya. Pendapat ini difatwakan oleh Madzhab Hanafi.
Dengan demikian barang siapa yang berkewajiban mengeluarkan zakat
dan mampu mengeluarkannya, dia tidak boleh menangguhkan zakatnya
tanpa da uzur. Lebih dari itu menurut madzhab Hanafi kesaksiannya tidak
akan diterima kerena zakat merupakan hak yang wajib diserahkan kepada
manusia. Ia mesti dibayarkan dan diperintahkan untuk diberikan kepada
kaum fakir dan lainnya dengan segera, sebab zakat dimaksudkan untuk
8
Ibid., 196.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu jika zakat tidak wajib
dikeluarkan dengan segera, maksud kewajiban itu tidak akan sempurna.9
Jika harta kekayaan itu terdiri dari emas, perak, harta perdagangan,
dan timah dibayarkan setelah cukup setahun, dan pembayarannya
dilakukan sekali setahun. Jika harta kekayaan itu tanam-tanaman dan
buah-buahan dibayarkan zakatnya setiap selesai panen walaupun panennya
berulang kali dalam setahun, tentu menurut Syafi’iyah jika telah sampai
senisab, dan menurut Hanafiyah, cukup atau tidak senisab harus
dibayarkan.10
D. Macam-macam Harta Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Menurut Wahbah Az Zuhaili dalam bukunya fiqih Islam
Wa’adillatuhu zakat wajib pada lima macam harta, yaitu: uang, barang
tambang, barang perdagangan, tanaman, dan buah-buahan, binatang ternak
yaitu: unta, sapid an kambing.
a.
Zakat emas, perak, dan uang
Emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai
nilai tersendiri dalam masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk
berbagai macam perhiasan, terutama emas untuk kaum wanita
disamping perhiasan yang dipakai sehari-hari seperti cincin, kalung,
9
Ismail Nawawi, Manajemen Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: VIV Perss, 2013), 85.
A. Rahman Ritonga, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 202.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
gelang, anting-anting dan lainnya, juga dibuat untuk hiasan dalam
rumah tangga, seperti bejana, ukir-ukiran, souvenir dan lainnya.
Mengenai emas dan perak yang dimiliki seseorang bila telah
sampai nishabnya dikenakan zakatnya. Di samping itu, emas dan
perak juga dijadikan standar dalam menentukan nishab uang yang
wajib dikeluarkan zakatnya.11
Zakat emas dan perak dikeluarkan secara wajib setelah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Yaitu: mencapai nisa>b, telah
berumur satu tahun, nisa>b zakat emas adalah dua puluh misqal atau
dua puluh dinar zakatnya 2,5%. Sedangkan perak nisa>bnya 595 gr
dan zakatnya 2,5%. 12
b.
Zakat barang tambang
Hasil tambang emas dan hasil tambang perak, apabila sampai
satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga dengan
tidak disyaratkan sampai satu tahun, seperti pada biji-bijian dan buahbuahan.13
c.
Zakat perdagangan
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial Di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 38.
12
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif fiqh, sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010) 21.
13
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), 205.
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Harta yang dapat berkembang sehingga wajib dizakati
sebagaimana binatang ternak. Para ulama sependapat bahwa harta
yang dipersiapkan untuk jual beli, wajib dizakati apabila telah
mencapai haul (satu tahun). nisa>b zakat perdagangan disamakan
dengan zakat emas sebanyak 85% dan zakatnya 2,5%. 14
d.
Zakat hasil tanaman
Zakat pertanian terkaitkan dengan zakat tanaman, tumbuhan,
buah-buahan dan hasil pertanian lain yang telah memenuhi
persyaratan wajib zakat. Nisa>b dari zakat pertanian adalah 635 kg,
zakatnya sebanyak 5% jika diairi dengan irigasi dan 10 % jika tidak
diari dengan irigasi. Berikut cara menghitung nisa>b dan nilai
uangnya dari zakat tanaman padi. 15
Nisa>bnya sebanyak 635 kg.
Semisal harga padi : 2500
Nisa>bnya 653 X 2500 : Rp. 1.632.500
1) 10/100 X 1.632.500
: Rp. 163.250
2) 5/100 X 1.632.500
: Rp. 81.625
Adil Sa’id, Fiqhun Nisa, Shiyam Zakat Haji, Abdurrahim, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2008),
196.
15
Ismail Nawawi, Zakat Dalam Prespektif fiqh, Soaial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010), 24.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Jadi hasil nisa>bnya sebesar Rp. 1.632.500 maka zakatnya sebesar Rp.
163.250 jika menggunakan air tadah hujan (10%) atau Rp. 81.625 jika
tidak menggunakan tadah hujan (5%).
e.
Zakat hewan atau binatang ternak
Binatang binatang ternak yang wajib dizakati hanya ada tiga
jenis, yaitu unta, sapi, dan kambing. Zakat hewan wajib dikeluarkan
jika 1) sudah memenuhi nisa>b. yaitu, 5 ekor untuk unta, 30 ekor
sapid an 40 ekor untuk domba. 2) telah mencapai satu tahun. 3)
digembalakan. 4) tidak digunakan untuk keperluan pribadi dan tidak
dipekerjakan. 16
E. Rukun Zakat dan Syarat Zakat
a. Rukun zakat
Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta),
dengan melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai
milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut
diserahkan kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas
untuk memungut zakat.
b. Syarat Zakat
Syarat wajib zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut:
16
Ibid., 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
1. Merdeka
yaitu zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena hamba
sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa
yang ada ditangan hambanya.
2. Islam
yaitu zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat
merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan
orang yang suci.
3. Baligh dan Berakal
Keduanya dipandang sebagai syarat oleh mazhab Hanafi.
Dengan demikian, zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan
orang gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang
wajib mengerjakan ibadah.
4. Harta yang Dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.
Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis yaitu: a)
uang, emas dan perak, b) barang tambang dan barang temuan, c)
barang dagangan, d) hasil tanaman dan buah-buahan, e) binatang
ternak.
5. Harta yang dizakati adalah mencapai nishab.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara sebagai
tanda
kayanya
seseorang
dan
kadar-kadar
berikut
yang
mewajibkannya zakat.
6. Harta